FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum wr.wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami
dapat menyesaikan penulisan Makalah “psikologi perkembangan anak” yang penulis susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga
hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
psikologi perkembangan anak.
Wassalamu`alikum wr.wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
1 BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
2 BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan.............................................................................3
2.2 Tugas dan tahapan perkembangan manusia...............................................................................9
2.3 Teori-Teori Perkembangan Manusia..........................................................................................11
3 BAB 3 PENUTUP................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14
4 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................I
ii
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan selalu mempunyai kaitan yang erat dalam dunia
psikologi dan pendidikan. Dimana istilah tersebut sering digunakan secara bergantian
namun sesungguhnya dua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Tumbuh memang
berbeda dengan berkembang seperti yang dijelaskan Tadjab,1994 mengatakan tumbuh
adalah sesuatu yang bersifat matrial dan kuanitatif. Pertumbuhan dan perkembangan
selalu berkaitan pada tubuh seorang anak baik dalam dunia psikologi maupun pendidikan.
Konsep psikologi tentang perkembangan anak tentunya tidak hanya didasarkan oleh
kunggulan lingkungan orang tua yang satu-satunya merupakan peran pembentukan
pribadi anak. Menjadikan anak cerdas terampil dan sopan santun merupakan tugas
terbesar bagi pendidik terutama pada tumbuh kembang anak disekolah. Maka terdapat
dua pertanyaan yaitu apa dan bagaimana jalan yang harus dilakukan. Dalam hal ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian dan teori-teori mengenai tumbuh dan
berkembang anak hingga tugas dan tahapan dalam perkembangan anak.
1
1.3 Tujuan
2
2 BAB 2
PEMBAHASAN
Ada dua bagian kondisional pribadi manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi fungsional
yang kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan, sedangkan bagian pribadi fungsinal
yang kualitatif mengalami perkembangan.
1. Pertumbuhan
Dalam hal ini pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herditer.
Manusia terbentuk dari meterial yang lemah. Materil yang dimaksudkan adalah materil
genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetis pada
hewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan
sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang
bersusunan sangat kompleks. Mengamati permasalahan pertumbuhan tersebut Dalyono
menegaskan bahwa; Pertumbuhan pada masing masing individu dalam segi proses hal umum
yang sama, tetapi dalam hal hal yang khusus belum tentu sama.1
Disadari bahwa gejala pertumbuhan yang mempunyai kaitan erat dengan perkembangan
sangat berarti bagi proses belajar yang akan dialami seorang anak. Dalam kajian teoritis
maka gejala pertumbuhan yang dicerminkan dengan perkembangan jiwa seorang
disestematisasikan pada pengelompokan usia sebagai berikut:
Adapun fungsi fungsi kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek jasmaniah
dan aspek kejiwaan ini semuanya menyatu sebagai proses perkembangan yakni:
1
M. Dalyono,1997:63
2
Agus Sujanto,1986:1
3
a) Fungsi motorik pada bagian tubuh
b) Fungsi sensoris pada alat alat indra
c) Fungsi neurotik pada sistem saraf
d) Fungsi seksual pada bagian bagian tubuh yang erotis
e) Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
f) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi
g) Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan. 3
Gejala pertumbuhan tentunya telah banyak dikaji sebagai landasan teoritis para ahli untuk
menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran bagi seorang anak. Dari beberapa kajian
tersebut disimpulkan bahwa hukum yang mengatur pertumbuhan adalah sebagai berikut:
Gejala pertumbuhan organisme anak manusia jelas menyangkut perubahan materil dan
struktur fisiologis, dimana sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang saling
berhubung. Beberapa aspek yang sangat berperan dalam proses pertumbuhan ini adalah:
Indikator pertumbuhan yang dapat dijadikan satu bagian dari proses kehidupan anak tampak
pada tinggi badan yang terdapat pada anak. Gelaja pertumbuhan yang normal tentu harus
diiringi oleh keseimbangan masukan gizi yang baik. Adapun untuk menafsirkan tinggi badan
anak dapat digunakan rumus (Wasty Soemanto,1987:54), sebagaimana tampak pada gambar
3
M.Dalyono,1997:79
4
Ahmad Mudzakir, 1997:65
5
M. Dalyono,1997:72
6
Witherington,1986:145
4
berikut:
Pertumbuhan yang mengenai tinggi dan berat badan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan internal seperti makanan, gizi, perangai, dan lain-lain. Sedangkan kondisi
lingkungan eksternal misalnya suhu udara, aktivitas social, dan lain-lain. Dalam kondisi
pertumbuhan normal tinggi badan anak dapat ditafsirkan dengan rumus :
Tinggi badan anak laki-laki = (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2
Tinggi badan anak perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah)/ 2
2. Perkembangan
Sementara itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak
dalam sifat kejiwaan sebagaimana pendapat Wasty Soemanto, diantaranya:
a. Perhatian
Perhatian bukan merupakan fungsi, melainkan modus dari fungsi. Sementara modus
itu sendiri adalah cara berposisi dan menggerakkan. Dengan kata lain bahwa
perhatian merupakan cara menggerakkan bentuk umum dan cara bergaulnya jiwa
dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku.
b. Pengamatan
Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap
stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang dapat diamati. Pengamatan sebagai suatu
fungsi primer dari jiwa dan menjadi awal dari aktivitas intelektualnya.
c. Tanggapan
Tanggapan merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Selain itu, tanggapan juga
merupakan bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan
tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan
konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk masa yang akan
datang.
d. Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan cara pengecaman
secara aktif. Ada 3 fungsi ingatan, diantaranya: mencamkan (menangkap atau
menerima kesan-kesan), menyimpan kesan-kesan dan mereproduksi kesan-kesan
tersebut.
5
e. Fantasi
Fantasi dapat didefenisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-
tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada dan
tanggapan baru itu tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada.
Dalam fantasi itu sendiri terbagi 2 yakni fantasi sengaja secara pasif (yang tidak
dikendalikan oleh pikiran dan kemauan) dan fantasi sengaja secara aktif (yang
dikendalikan oleh pikiran dan kemauan)
f. Pikiran
kiran diartikan sebagai kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang ada
dalam diri yang dikontrol oleh akal. Dalam hal ini akal berfungsi sebagai pengendali
pikiran. Sementara itu, pengetahuan sendiri mencakup segala konsep, gagasan, dan
pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia.
g. Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi
dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan
keadaan atau nilai dalam diri. Jika berpikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu
bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh keadaan diri.
h. Kemauan
Kemauan disebut juga dengan kekuatan, kehendak, yang diartikan sebagai kekuatan
untuk memilih dan merealisasikan suatu tujuan. Dimana tujuan ini merupakan pilihan
diantara berbagai tujuan yang bertentangan. Perkembangan pribadi diartikan sebagai
perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan
belajar. Setiap fungsi tersebut dapat mengalami perubahan. Perkembangan tidak
dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Kematangan pada fungsi jasmaniah sangat
mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan. Hukum-hukum dalam
perkembangan diantaranya:
a) Perkembangan adalah kualitatif,
b) Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses hasil dari belajar,
c) Usia ikut mempengaruhi perkembangan,
d) Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda,
e) Dalam keseluruhan periode perkembangan setiap spesies perkembangan individu
mengikuti pola umum yang sama,
f) Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan,
g) Perkembangan yang lambat dapat dipercepat,
h) Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi.7
Menurut Hurlock (1994: 14), ada beberapa tahapan perkembangan individu berdasarkan
rentang kehidupannya, diantaranya:
6
Bayi: kelahiran-akhir minggu kedua.
Masa bayi: akhir minggu kedua-akhir tahun kedua.Awal masa kanak-kanak: 2 sampai
6 tahun.
Akhir masa kanak-kanak: 6 sampai 10/ 12 tahun.
Masa puber/ pramasa remaja: 10/ 12 sampai 13/ 14 thn.
Masa remaja: 13/ 14 sampai 18 thn.
Awal masa dewasa: 18 sampai 40 thn.
Dewasa madya: 40 sampai 60 thn.
Dewasa akhir/ Masa tua/ usia lanjut: 60 sampai meninggal
Dari tahapan perkembangan individu diatas, Havighurst (dalam Hurlock, 1994: 10),
membagi beberapa tugas perkembangan bagi sepanjang rentang kehidupannya. Diantaranya:
1. Masa bayi hingga awal masa kanak-kanak
3. Masa remaja
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.
7
Mencapai peran sosial pria dan wanita.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan ktubuhnya secara efektif.
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Mempersiapkan karir secara ekonomi.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
Memperoleh perangkat nilai dan sisitem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-
mengembangkan idiologi.
4. Masa dewasa
Mulai bekerja.
Memilih pasangan.
Belajar hidup dengan pasangan/ tunangan.
Mulai membina rumah tangga.
Mengasuh anak.
Mengelola rumah tangga.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara.
Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
8
Gejala pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut di atas, menjadi pertimbangan bagi
pendidik untuk memberikan pembinaan dan bimbingan agar perkembangan anak menuju
arah yang baik dan benar. Untuk ini syarat syarat utama dalam melakukan pembinaan
terhadap pertumbuhan dan perkembagan diantaranya adalah:
a) Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab, yakni dilakukan oleh orang tua
kemudian dilakukan guru, baru diserahkan pada formal masyarakat yang ada
disekelilingnya. Pembinaan harus didasarkan pada sifat dasar anak dengan memahami
tata cara pendidikan dan pembinaan.
b) Pembinaan harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai, artinya
pembinaan harus didukung oleh adanya media agar perkembangan dan
pertumbuhananak menjadi lebih maksimal dengan bantuan media yang dapat
merangsang kegiatan kegiatan anak.
c) Pembinaan harus memiliki ketentuan. Hal ini perlu untuk menata adanya sistematika
materi yang akan dipelajari, dikuasai dan dimiliki oleh anak.
Pembinaan harus menjadi perlindungan terhadap jiwa anak, hal ini sekaligus
dijadikan dasar untuk nilai tanggungjawab seorang pembina atau pendidik.
Pembinaan harus mempu menjadi satu organisasi yang integrated antara pembina,
yang dibina, penanggungjawab serta lingkungan pembinaan.
Perkembangan fisiologis
Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan fisiologis pada manusia yaitu
1. Tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut bayi merupakan daerah
utama dari aktivitas dinamis manusia,
2. Tahap anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu dorongan dan gerak individu lebih banyak
terpusat pada fungsi pembuangan kotoran,
3. Tahap falish (umur 3 sd 5 tahun) dimana alat-alat kelamin menjadi perhatian
penting,
4. Tahap latent (umur 5 sd 12/13 tahun) dimana anak belajar bersosialisasi, fungsi
imajinasi, ingatan dan pikiran mulai berkembang, mulai mampu berpikir kritis,
5. Tahap pubertas (umur 12/13 sd 20 tahun) dimana kelenjar-kelenjar indoktrin
9
tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan,
6. Tahap genital (setelah umur 20 tahun) yaitu pertumbuhan genital merupakan
dorongan penring bagi tingkah laku sesorang.
Perkembangan Psikologis
Menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia
berlangsung dalam 5 tahap, yaitu tahap
Pada perkembangan psikologis secara umum ada kegoncangan psikologis dialami oleh
individu yaitu pada masa umur 3 atau 4 tahun dimana anak mulai menemukan “aku”-nya,
dan pada masa pubertas.
Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu dari sudut
tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis khusus
perlakuan pendidikan.
Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan perkembangan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu tahap
1. ahap enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak
mampu mengenal lingkungannya,
2. Enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi
individu sehingga mampu menganalisis lingkungan dengan kemampuan daya
pikirnya,
3. Enam tahun ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu
10
mengevaluasi sifat-sifat serta menemuka hubungan antar variable di dalam
lingkungannya,
4. Enam tahun keempat, tahap perkembangan berdikari, “ self direction” dan “self
controle”,
5. Tahap kematangan pribadi, dimana intelek memimpin perkembangan semua
aspek kepribadian menuju kematangan pribadi.
Mengenai perkembangan pribadi dari sudut pandang tinjauan teknis khusus perlakuan
pendidikan secara otomatis dapat diambil dari tinjauan pertama. Di sini tinggal
memberikan perlakuan-perlakuan yangdiperlukan dalam pendidikan, seperti
pemeliharaan makanan, pembiasaan untuk hidup teratur, latihan mengindra, member
latihan berpikir, memupuk rasa tanggung jawab dan lain-lain.
1. Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-
faktor natives, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh
individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah
membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu
yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan termasuk di dalamnya
pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini
dikemukakan oleh Schopenhauer.
Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-
sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu akan sangat tergantung kepada
sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya. Bila orang tuanya baik akan menjadi baik,
sebaliknya bila orang tuanya jahat akan menjadi jahat, sifat baik atau jahat itu tidak dapat
diubah oleh kekuatan-kekuatan lain.
Teori ini menimbulkan konsekuensi pandangan bahwa manusia bila dilahirkan baik akan
tetap baik, sebaliknya bila manusia dilahirkan jahat akan tetapi menjadi jahat, yang tidak
dapat diubah oleh pendidikan dan lingkungan.
8
Abu Ahmadi. Psikologi Umum.2003. PT Rineka Cipta.Jakarta.Hal.195
11
Karena itu teori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan yang pesimistis, yang
memandang pendidikan sebagai suatu usaha yang tidak berdaya menghadapi perkembangan
manusia. Teori ini lebih jauh dapat menimbulkan suatu pendapat bahwa untuk menciptakan
masyarakat yang baik, langkah yang dapat diambil ialah mengadakan seleksi terhadap
anggota masyarakat. Anggota masyarakat yang tidak baik tidak diberi kesempatan untuk
berkembang, karena ini akan memberikan keturunan yang tidak baik pula. Tetapi ternyata
teori ini tidak dapat diterima oleh ahli-ahli lain, ini terbukti dengan adanya teori-teori lain
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh William Stern.
2. Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan dutentukan oleh
empirisnya atau pengalaman- pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan
individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh
individu yang bersangkutan. Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas
atau meja yang putih bersih yang belum ada tulisan-tulisannya. Akan menjadi apakah
individu itu kemudian, tergantung kepada apa yang akan dituliskan di atasnya. Karena itu
peranan pendidikan dalam hal ini sangat besar, pendidiklah yang akan menentukan keadaan
individu itu dikemudian hari.
Dalam prespektif pendidikan aliran atau teori ini menimbulkan pandangan yang optimis
yang memandang bahwa Pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk
membentuk pribadi idividu. Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Locke, juga sering
dikenal dengan teori “tabularasa”, yang memandang keturunan atau pembawaan tidak
mempunyai peranan. Bila dilihat kedua teori tersebut di atas merupakan teori-teori yang
saling bertentangan satu dengan yang lain. Teori nativisme sangat menitik beratkan pada
scgi keturunan atau pembawaa, sebaliknya teori empirisme sangat menitikberatkan empiris,
pada lingkungan, kedua-duanya merupakan teori yang sangat menyebelah. Berhubungan
dengan hal tersebut ada usaha untuk menggabungkan kedua teori ini yaitu merupakan teori
konvergensi.
3. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori tersebut di atas, yaitu
suatu teori yang dikemukakan oleh William Stren.Menurut W. Stern baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang
dibawa sejak lahir (factor endogen) maupaun fatkor lingkungan (termasuk pengalaman dan
pendidikan) yang merupakain faktor eksogen. Penyelidikan dari W. Stern memberikan bukti
tentang kebenaran dari teorinya. W. Stern mengadakan penyelidikan dengan anak-anak
12
kembar di Hamburg.
Dilihat dari segi faktor endogen atau faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-
sifat keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dan pasangannya
dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda-beda satu dengan yang lain,
sekalipun secara keturunan mereka dapat dikatakan relatif mempunyai kesamaan. Perbedaan
sifat yang ada pada anak itu disebabkan karena pengaruh lingkungan di mana, anak kembar
tersebut berada. Dengan keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan tidak
menentukan secara mutlak, pembawaan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi
atau struktur kejiwaan seseorang. Kemudian penyelidikan semacam itu banyak dilakukan
ditempat lain di antaranya di Chicago dan Texas.
Di Indonesia teori konvergensi inilah yang dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh
Ki Hadjar Dewantara: "Tentang hubungan antara dasar dan keadaan ini menurut ilmu
pendidikan ditetapkan adanya “konvergensi” yang berarti bahwa kedua-duanya saling
mempengaruhi, hingga garis dasar keadaan itu selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi
satu.
Kalau tak ada pemeliharaan, sedangkan tanahnya tidak baik, atau tempat jatuhnya biji
jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka biji jagung itu tidak
walaupun dasarnya baik, tak akan dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya
kalau sebutir jagung tidak baik dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang
sebaik-baiknya oleh bapak tani, maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik daripada biji
lain-lainnya yang tidak ada dasarnya”.
1 BAB 3
PENUTUP
13
1.1 Kesimpulan
Tumbuh dan berkembang merupakan suatu istilah yang berkaitan satu sama lain, begitu pula
dalam dunia psikologi dan pendidikan dimana tumbuh kembang terutama pada anak.
Dengan memberikan konsep-konsep dasar pada pembelajaran yang memiliki keberagaman
bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk menunjukan aktivitas
dan rasa ingin tahu. Setiap manusia memiliki tugas dan tahapan dalam setiap tahap
perkekembangannya. Jika ditarik kesimpulan contoh pertumbuhan adalah perubahan fisik
dari dalam kandungan sampai manusia berusia 20 sampai 22 tahun akan memiliki perubahan
pertumbuhan baik fisik,sikap,dan ketentuan.
14
2 DAFTAR PUSTAKA
M.Dalyono (1998) Psikologi Pendidikan Jakarta Rineka Cipta Hal.61-118)