Anda di halaman 1dari 16

Dosen

Dr. Sumiati, S.Ag.,Ma

MAKALAH BIMBINGAN DAN PENYULUHAN


PERKEMBANGAN ANAK

Disusun Oleh :
Kelompok 1

 Nurul chalisah mujahidah (105191115020)


 Muh Nasrun (105191113620)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERKEMBANGAN ANAK” Pada makalah ini Penulis banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak.
oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Makassar 31 Maret 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR........................................................................... II

DAFTAR ISI......................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................... 2
C. TUJUAN PEMBAHASAN....................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN ANAK........................... 3


B. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK...................................... 6
C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK.................... 10

BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN.................................................................................... 13

III
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan bagi anak usia dini adalah suatu pendidikan yang
sengaja dilakukan bagi anak yang berada di usia 0 – 8 tahun.
Pendidikan ini dapat dilakukan dalam jalur pendidikan sekolah
maupun pendidikan luar sekolah, dan bentuk pendidikanpun dapat
dilakukan di Taman Kanak-kanak, Play Group, Tempat Penitipan
Anak, atau di TKA/TPA dan RA. Artinya, bentuk pendidikan seperti
apapun yang diikuti anak usia dini pada intinya adalah sama, untuk
membantu meningkatkan derajat dan kualitas anak didiknya, dan
membantu proses perkembangan anak seoptimal mungkin.
Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam proses
tumbuh kembang. Pada usia ini segala aspek perkembangan anak
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Aspek perkembangan yang
ada pada anak usia dini meliputi aspek intelektual, fisikmotorik,
sosio-emosional, bahasa, moral dan keagamaan. Semua aspek
perkembangan yang ada pada diri anak ini selayaknya menjadi
perhatian para pendidik agar aspek perkembangan ini dapat
berkembang secara optimal. Tidak berkembangnya aspek
perkembangan anak ini akan berakibat di masa yang akan datang,
tidak saja anak mengalami hambatan dalam perkembangan pada
masa perkembangan di usia berikutnya, tetapi anak juga akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan di masa yang
akan datang.
Membantu proses pengembangan berbagai aspek
perkembangan anak perlu diawali dengan pemahaman tentang
Psikologi Perkembangan Anak, karena perkembangan anak berbeda
dengan perkembangan anak remaja atau orang dewasa.

1
pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak.
Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki
pemahaman yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran
ataupun perlakuan pada anak yang dibinanya.

B. RUMUS MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan anak?
2. Apa saja tahap perkembangan anak?
3. Bagaimana karakteristik perkembangan?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan anak
2. Untuk mengetahui tahap perkembangan anak
3. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI PERKEMBANGAN ANAK


Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh. Perkembangan bersifat kualitatif
yang pengukuranya lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi organ tubuh menjadi lebih kompleks dalam pola yang benar,
sebagai hasil dari proses pematangan sehingga organ tersebut dapat
menjalankan fungsinya.
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil
antara hubungan pria dan wanita. Dalam konsideran Undang-
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dikatakan
bahwa anak adalah amanah dan karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang
dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya. Perkembangan mempelajari perilaku dan perubahan
perilaku individu dalam berbagai tahap perkembangan, mulai dari
masa sebelum lahir (prenatal), masa bayi, masa kanakkanak, masa
anak kecil, masa anak sekolah dasar, masa remaja awal, masa remaja
tengah dan adolesen, masa dewasa muda, dewasa dan dewasa tua,
serta masa usia lanjut. Tiap tahap masa perkembangan tersebut
menjadi obyek studi dari psikologi sebab setiap masa memiliki ciri-
ciri atau karakteristik perkembangan yang berbeda.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
berbeda tapi keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Para
ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai arti dari

3
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan fisiologis yang bersifat kuantitatif, yang mengacu pada
jumlah, besar serta luas yang bersifat konkrit yang biasanya
menyangkut ukuran dan struktur biologis sebagai hasil dari proses
kematangan fungsi fisik yang berlagsung secara normal dalam
perjalanan waktu tertentu. Perkembangan berasal dari terjemahan
kata Development yang mengandung pengertian perubahan yang
bersifat psikis/mental yang berlangsung secara bertahap sepanjang
manusia hidup untuk menyempurnakan fungsi psikologis yang
diwujudkan dalam kematangan organ jasmani dari kemampuan yang
sederhana menjadi kemampuan yang lebih kompleks, misalnya
kecerdasan, sikap, dan tingkah laku (Susanto, 2011:21). Menurut
Poerwanti (2005:2) ”perkembangan merupakan proses perubahan
kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah,
dan bukan pada organ jasmaniahnya, sehingga penekanan arti
perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis”. Perkembangan
berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif atau dapat
didefinisikan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur
dan koheren. Kemajuan yang dimaksud disini adalah bahwa
perubahan yang terjadi 9 bersifat terarah untuk maju menjadi lebih
baik, sedangkan teratur dan koheren menunjukkan bahwa setiap
perubahan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi atau telah
terjadi saling berhubungan (Hurlock, 1978:23). Menurut Reni Akbar
Hawadi (dalam Desmita, 2014:9) perkembangan secara luas
diartikan sebagai keseluruhan proses perubahan potensi yang
dimiliki individu yang diwujudkan dalam bentuk kualitas
kemampuan, sifat, ciri-ciri yang baru. Perkembangan juga mencakup
konsep usia, yang dimulai saat terjadinya pembuahan dan akan
berakhir dengan kematian. Berdasarkan pendapat para ahli diatas
mengenai pengertian perkembangan dapat disimpulkan bahwa
perkembangan anak adalah sebuah proses perubahan pada diri

4
seorang anak menuju tahap pendewasaan/kematangan fungsi fisik
dan psikologis yang terjadi dalam periode waktu tertentu,
perkembangan bersifat kualitatif atau tidak dapat dinyatakan dengan
angka.
Perkembangan anak mengacu pada perubahan biologis,
psikologis dan emosional yang terjadi pada manusia antara kelahiran
dan akhir masa remaja, sebagai individu berlangsung dari
ketergantungan untuk meningkatkan otonomi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dengan urutan diprediksi belum memiliki kursus
yang unik untuk setiap anak. Itu tidak berkembang pada tingkat yang
sama dan setiap tahap dipengaruhi oleh jenis sebelumnya
perkembangan. Karena perubahan-perubahan perkembangan dapat
sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan acara selama hidup
prenatal, genetika dan perkembangan janin biasanya dimasukkan
sebagai bagian dari studi perkembangan anak. Istilah terkait
termasuk psikologi perkembangan, mengacu pada perkembangan di
seluruh umur, dan pediatri, cabang kedokteran yang berhubungan
dengan perawatan anak-anak. Perubahan perkembangan dapat terjadi
sebagai akibat dari proses genetik yang dikendalikan dikenal sebagai
pematangan, atau sebagai akibat dari faktor lingkungan dan belajar,
tetapi paling sering melibatkan interaksi antara keduanya. Hal ini
juga dapat terjadi sebagai akibat dari sifat manusia dan kemampuan
kita untuk belajar dari lingkungan kita.
Ada berbagai definisi dari periode perkembangan anak,
karena setiap periode adalah kontinum dengan perbedaan individu
mengenai awal dan akhir. Beberapa periode perkembangan yang
berkaitan dengan usia dan contoh interval didefinisikan adalah: bayi
baru lahir (usia 0-4 minggu) ; bayi (usia 4 minggu - 1 tahun); balita
(usia 1-3 tahun); anak prasekolah (usia 4-6 tahun); usia sekolah
anak(usia 6-13 tahun); remaja (usia 13-19). Namun, organisasi
seperti Zero to Three dan Asosiasi Dunia untuk Bayi Kesehatan

5
Mental menggunakan istilah bayi sebagai kategori yang luas,
termasuk anak-anak dari lahir sampai usia 3 tahun.
Memicu perkembangan anak melalui pelatihan orang tua,
antara lain faktor, mempromosikan tingkat yang sangat baik dari
perkembangan anak. Orang tua memainkan peran besar dalam
kehidupan anak, sosialisasi, dan pengembangan. Memiliki beberapa
orang tua dapat menambahkan stabilitas kehidupan anak dan karena
itu mendorong perkembangan yang sehat. Faktor lain yang
berpengaruh dalam perkembangan anak adalah kualitas pelayanan
mereka. Program penitipan anak menyajikan kesempatan penting
untuk promosi perkembangan anak.
Perkembangan optimal anak dianggap penting untuk
masyarakat dan sehingga sangat penting untuk memahami
perkembangan sosial, kognitif, emosional, dan pendidikan anak-
anak. Peningkatan penelitian dan minat dalam bidang ini telah
menghasilkan teori-teori dan strategi baru, dengan memperhatikan
khusus untuk berlatih yang mempromosikan perkembangan dalam
sistem sekolah. Selain itu ada juga beberapa teori yang berusaha
untuk menggambarkan urutan negara yang membentuk
perkembangan anak.
B. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Salah satu tantangan terbesar dalam mendidik anak adalah
memahami proses tumbuh kembang-nya. Tahap perkembangan
dapat diartikan sebagai fase atau periode perjalanan kehidupan anak
yang diwarnai dengan ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu
Apakah Anda mengetahui bahwa terdapat tiap tahap berbeda pada
setiap tahun saat anak berkembang? Mencatat perubahan
kepribadian dan kebiasaan dari masing-masing tahapan usia dapat
menjadi salah satu kunci untuk memastikan anak Anda tumbuh
dalam lingkungan yang terbaik. Namun Anda tetap perlu mengingat
bahwa setiap anak biasanya memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga penanganan yang Anda berikan dalam tiap tahap

6
tumbuh kembang anak-pun harus disesuaikan dengan kebiasaan
anak Anda.
Memahami tahapan tumbuh kembang anak juga akan
membantu Anda dalam memastikan bahwa anak tumbuh dengan
optimal. Beberapa ilmuwan menjabarkan tahapan yang berbeda-beda
untuk masing-masing tahapannya; seorang ahli psikologi
perkembangan anak bernama Jean Piaget mengatakan ada 4 tahapan
yang akan dilalui oleh anak-anak yang sedang berkembang, yakni
kelahiran pada jangka usia 18-24 bulan; ‘Pra-operasional’ yang
berlangsung pada masa balita hingga usia 7 tahun; tahap
‘Operasional Konkrit’ yang berlaku pada rentang usia 7 hingga 12
dan yang terakhir adalah masa remaja.
Secara umum menurut Papalia, Olds & Feldman yang dikutip
oleh Dariyo (2007:37-42) membagi perkembangan manusia menjadi
sembilan tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Masa Pra-natal
Masa pra-natal atau lebih dikenal dengan masa sebelum lahir,
ditandai dengan proses pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-
organ fisik. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak terjadinya
pertemuan sel sperma dengan sel telur yang bakal menjadi calon
manusia. Proses perubahan tersebut berlangsung secara cepat yakni 9
bulan 10 hari atau 42-43 minggu. Pertumbuhan dan perkembangan janin
pada masa pra-natal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu dan
lingkungannya.
b) Masa Bayi dan Anak Tiga Tahun Pertama (Atitama/Toddler)
Saat janin berusia 9 bulan 10 hari seluruh organ fisiknya telah
matang (mature) dan bayi siap dilahirkan ke dunia, setelah dilahirkan
bayi segera menangis sebagai tanda berfungsinya perasaan dan panca-
indra dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya
yang baru. Bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dibawah pengasuhan dan bimbingan 15 orangtua, pada masa ini anak

7
akan belajar mengembangkan kemampuan motoriknya dengan cara
merangkak, berjalan, bahkan berlari.
c) Masa Anak-anak Awal (Early Childhood)
Secara kronologis usia yang tergolong masa anak-anak awal (early
childhood) saat anak berusia 4 tahun-5 tahun 11 bulan. Anak-anak pada
masa ini masih memfokuskan diri pada hubungan dengan orangtua atau
keluarga, masa anak-anak awal ditandai dengan kemandirian,
kemampuan mengontrol diri (self control) serta keinginan untuk
memperluas pergaulan melalui kegiatan bermain sendiri atau bermain
dengan teman sebayanya. Manfaat permaianan pada masa anak-anak
awal adalah mengembangkan kepribadian, bermain juga berguna untuk
mengembangkan kemampuan motorik halus dan kasar anak.
d) Masa Anak-anak Tengah (Middle Childhoood)
Masa anak-anak tengah dialami oleh anak-anak usia 7-9 tahun, atau
secara akademis anak-anak yang duduk di kelas awal SD (kelas 1, 2, dan
3). Kehidupan sosial anak pada masa ini diwarnai dengan kekompakan
kelompok teman sebaya yang berjenis kelamin sejenis (homogen).
Anak-anak mulai mengembangkan kepribadian seperti pembentukan
konsep diri fisik, sosial, dan akademis untuk mendukung perkembangan
harga diri, percaya diri dan efikasi diri.
e) Masa Anak Akhir (Late Childhood)
Masa anak-anak akhir (late childhood) berlangsung pada anak
dengan usia 10-12 tahun atau pada anak yang sedang duduk di SD kelas
atas (kelas 4, 5, dan 6) masa ini sering juga disebut sebagai masa
bermain. Ciri-ciri anak pada masa ini adalah memiliki dorongan untuk
masuk dalam kelompok sebaya, dengan kata lain pada usia ini anak-
anak mulai membentuk geng karena anak-anak merasa 16 nyaman
berada dalam lingkungan sebayanya. Menurut Piaget pada masa ini cara
berpikir anak masuk tahap konkrit.
f) Masa Remaja (Adolescence)
Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan
anak pada masa ini sangat labil karena masa ini merupakan masa

8
peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Ciri-ciri seorang
anak telah memasuki masa remaja adalah pertumbuhan fisik relatif
cepat, organ-organ fisik telah mencapai taraf kematangan yang
memungkinkan berfungsinya sistem reproduksi dengan sempurna.
g) Masa Dewasa Muda (Young Adulthood)
Umumnya seseorang digolongkan sebagai dewasa muda saat
individu berusia 22-40 tahun. Segala aspek perkembangan pada usia ini
bisa dikatakan telah matang, tapi pada organ-organ tertentu masih tetap
tumbuh dan berkembang walupun berjalan dengan sangat lambat.
h) Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)
Masa dewasa tengah merupakan masa yang penuh tantangan karena
kondisi fisik individu sudah mulai mengalami penurunan, untuk wanita
ditandai dengan mulai terjadinya menopause. Masa dewasa tengah
umumnya terjadi pada usia 40-60 tahun, pada beberapa orang tertentu
pada masa ini muncul puber kedua dimana individu suka berdandan
bahkan mungkin jatuh cinta lagi.
i) Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood)
Masa dewasa akhir lebih sering disebut sebagai masa tua, dimana
masa ini merupakan masa terakhir dalam kehidupan manusia. Umumnya
seseorang dikatakan sudah tua saat berusia lebih dari 60 tahun. Masa ini
ditandai dengan 17 semakin menurunnya berbagai fungsi fisik dan
organ-organ tubuh, melemahnya otot-otot tubuh sehingga akan merasa
cepat lelah dan semakin sering mendapat keluhan penyakit, selain itu
fungsi ingatan juga semakin melemah atau sering disebut pikun.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai tahap perkembangan manusia
diharapkan orangtua mampu memahami bahwa tahap perkembangan
merupakan suatu proses yang berjalan berurutan dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Melalui pembagian tahapan
perkembangan ini orangtua akan lebih mudah memahami perkembangan
anak sesuai dengan usianya.
Walau terdapat tanda-tanda awam dalam tiap tahapan tumbuh
kembang anak, patut Anda pahami juga bahwa setiap anak biasanya
memiliki sifat yang berbeda-beda.
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga memiliki sifat seperti
pemalu, mudah marah, atau bahkan supel dan mudah bergaul. Sebagai
pengawasnya, pastikan bahwa Anda memberikannya perhatian dan
penanganan yang sesuai dengan sifat dan kebutuhan khusus-nya,
sehingga Anda dapat membantu prosesnya menuju dewasa dengan
menerapkan disiplin dan kasih sayang yang tepat.

9
C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK
Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi
memandang periode usia TK merupakan periode yang penting yang
perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Maria Montessori
(Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwa usia 3 - 6
tahun sebagai periode sensitive atau masa peka yaitu suatu periode
dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga
tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk
berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan
mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode
selanjutnya. Demikian pula pembinaan karakter anak. Pada periode
tersebut karakter anak harus dapat dibangun melalui kegiatan dan
pekerjaan. Jika pada periode ini anak tidak didorong aktivitasnya,
perkembangan kepribadiannya akan menjadi terhambat. Masa-masa
sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan,
sensitivitas untuk mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan
tangan, sensitivitas untuk berjalan, sensitivitas terhadap obyek-
obyek kecil dan detail, serta sensitivitas terhadap aspek-aspek sosial
kehidupan.
Erikson (Helms & Turner, 1994 : 64) memandang periode ini
sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong
untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti kesenangan untuk
mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya,
maka anak akan mampu mengembangkan inisiatif, dan daya
kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang
disenanginya. Guru yang selalu menolong, memberi nasehat,
mengerjakan sesuatu di mana anak dapat melakukan sendiri maka
anak tidak mendapat kesempatan untuk berbuat kesalahan atau
belajar dari kesalahan itu. Pada fase ini terjamin tidaknya
kesempatan untuk berprakarsa (dengan 7 adanya kepercayaan dan
kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa), aka

10
menumbuhkan inisiatif. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan
ditegur, anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty).

Kartini Kartono (1986:113) mengemukakan bahwa ciri khas


anak masa kanak-kanak adalah sebagai berikut :
1. bersifat egosentris naif,
2. mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang
sifatnya sederhana dan primitif,
3. kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak
terpisahkan sebagai satu totalitas, dan
4. sikap hidup yang fisiognomis.
Kartini Kartono menjelaskan bahwa seorang anak yang
egosentris memandang dunia luar dari pandangannya sendiri,
sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Sikap
egosentris yang naif ini bersifat temporer, dan senantiasa dialami
oleh setiap anak dalam proses perkembangannya.
Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat
egosentris yang naif tersebut. Ciri ini ditandai oleh kehidupan
individual dan sosialnya masih belum terpisahkan. Anak hanya
memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa yang sesuai
dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak membangun
dunianya dengan khayalan dan keinginannya.
Kesatuan jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan,
maksudnya adalah anak belum dapat membedakan dunia
batiniah dengan lahiriah. Isi lahiriah dan batiniah merupakan
suatu kesatuan yang bulat, sehingga penghayatan anak
diekspresikan secara spontan.
Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara
langsung anak memberikan atribut pada setiap penghayatannya.
Anak tidak bisa membedakan benda hidup dengan benda mati.
Setiap benda dianggapnya berjiwa seperti dirinya, oleh karena itu
anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya, dengan kucing,
dengan kelinci dan sebagainya.
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala
sesuatu merupakan ciri lain yang menonjol pada anak usia 4-5
tahun. Anak memiliki sikap berpetualang (adventurousness)
yang kuat. Anak akan banyak memperhatikan, membicarakan
atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau
didengarnya.

11
Pertumbuhan fisik anak usia 4-5 masih memerlukan aktivitas
yang banyak. Kebutuhan anak untuk melakukan berbagai
aktivitas sangat diperlukan, baik untuk pengembangan otot-otot
kecil maupun otot-otot besar. Gerakan-gerak fisik ini tidak
sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan fisik saja,
tetapi juga dapat berpengaruh positif terhadap penumbuhan rasa
harga diri anak dan bahkan perkembangan kognisi. Keberhasilan
anak dalam menguasai keterampilanketerampilan motorik dapat
membuat anak bangga akan dirinya.
Sejalan dengan perkembangan keterampilan fisiknya, anak
usia sekitar lima tahun ini semakin berminat pada teman-
temannya. Ia akan mulai menunjukkan hubungan dan
kemampuan bekerja sama yang lebih intens dengan teman-
temannya. Anak memilih teman berdasarkan kesamaan aktivitas
dan kesenangan. Kualitas lain dari anak usia ini adalah abilitas
untuk memahami pembicaraan dan pandangan orang lain
semakin meningkat sehingga keterampilan komunikasinya juga
meningkat. Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi ini
membuat anak semakin senang bergaul dan berhubungan dengan
orang lain.
Anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia
dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan
karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias
dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan
didengarnya serta seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam upaya mendidik dan mengembangkan anak untuk mencapai


perkembangannya seoptimal mungkin, maka para pendidik anak usia dini
perlu memahami siapa anak didiknya dan bagaimana perkembangan anak
itu sendiri. Anak berbeda dengan orang dewasa atau orang tua, Anak sangat
aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang
dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar,
anak memiliki karakteristik dan dunianya sendiri, dan anak memiliki potensi
untuk dapat berkembang selama lingkungannya memberikan pengaruh-
pengaruh yang positif bagi upaya pengembangannya

Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan untuk


mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu lembaga pendidikan
untuk anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif,
bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Dengan kegiatan yang bervariatif
dan sesuai dengan prinsi-prinsip perkembangan, maka anak akan
berkembang semua potensinya dengan baik dan seimbang.

Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif.


Artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya.

Dalam perspektif Islam ada faktor yang penting untuk diingat,


bahwa faktor ketentuan Allah merupakan hal yang juga memengaruhi
proses perkembangan dan pertumbuhan. Selain itu, manusia sebagai
khalifah Allah di muka bumi, juga dianugerahkan kebebasan berkehendak
yang terbatas jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah.

Agama merupakan pondasi awal untuk menanamkan rasa keimanan


pada diri anak. Dalam agama terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu
keyakinan dan tata cara yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Sikap
beragama memiliki arti yang sangat luas dan bermuara ke arah yang mulia
sebagai perwujudan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Sikap beragama merupakan kemampuan untuk memberi makna


ibadah terhadap setiap perilaku anak dan kegiatan melalui langkah-langkah
dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya.
Pendidikan agama mempunyai suatu landasan pokok, yaitu penanaman
iman pada diri anak sebagai bekal kehidupannya di masa mendatang.

13

Anda mungkin juga menyukai