Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

“TUMBUH KEMBANG”

Kelompok 3
FATHIYA ZAHRA HANUN (202105119)
SARDILLAH (202105149)
ARFAH YUNANDAR (202105114)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa
yang telah memberikan kami Kesehatan dan kesempatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancer yang berjudul “Tumbuh
Kembang”. Tak lupa pula kami ucapkan kepada dosen kami yakni Ns.
Ayu Rahayu Paneo. S.Kep. M.Kep yang telah membimbing kami sehingga
dapat menyelasaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini disajikan dan dibuat agar dapat dibaca dan dipahami
kepada para pembaca dengan besar harapan penulis makalah ini dapat
digunakan sebagai referensi mahasiswa keperawatan lainnya agar dapat
melatih meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam mengembangkan
pembelajaran secara mandiri.

Makassar,25 Maret 2023

Penulis
Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB II................................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. TUJUAN............................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG...........................................................2
B. POLA DAN PRINSIP TUMBUH KEMBANG................................................3
C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG.....4
D. TUMBUH KEMBANG ANAK BERDASARKAN TINGKAT USIA
(NEONATUS S.D REMAJA) ……………………………………………………………………………………..5
BAB III...............................................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah
dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua
harus selalu memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara
seksama. Untuk bisa merawat dan membesar kan anak secara
maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan
dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang
sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati
kita.
Tumbuh kembang adalah suatu proses berkelanjutan mulai dari
konsepsi sampai dengan maturitas yang dipengaruhi faktor lingkungan
dan faktor bawaan. Tumbuh kembang balita akan optimal jika
lingkungan memberikan dukungan yang positif atau sebaliknya.
Dalam proses perkembangan anak terdapat masa-masa kritis.
Dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang
berfungsi agar potensi anak berkembang.
Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah,
tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau
orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa
balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita
ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikut nya. Perkembangan moral
serta dasar -dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada
masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang
berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan
optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada

1
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam
kandungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Tumbuh kembang?
2. Apa saja Pola dan prinsip tumbuh kembang anak ?
3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang?
4. Bagaimana tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia
(neonatus s.d remaja)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa untuk mengetahui tumbuh kembang
2. Untuk mengetahui pola dan prinsip tumbuh kembang anak
3. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempegaruhi tumbuh
kembang
4. Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang anak berdasarkan
tingkat usia (neonatus s.d remaja)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tumbuh kembang
Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah,
tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau
orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa
balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjut nya. Pada masa balita ini
perkembangan kemampuan ber bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar -
dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis
ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya
berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya,
bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar , jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter),
sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
berinteraksi dengan lingkungannya.
Pertumbuhan juga perubahan yang bersifat kuantitatif karena
bertambah banyak jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, sistem
organ maupun individu. Misalnya, anak bertambah besar bukan saja
secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ tubuh dan otak.
Otak anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih
besar, mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin meningkat.
Anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.

3
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang tersistem dengan
organ memenuhi fungsinya masing-masing. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
sosialisasi atau interaksi dengan lingkungannya (Sulistyo, 2011).
B. Pola dan prinsip tumbuh kembang
Ada pola yang pasti dan dapat diprediksi dalam pertumbuhan dan
perkembangan yang berkelanjutan, teratur dan progresif. Pola – pola ini
kadang disebut sebagai tren atau prinsip, bersifat universal dan mendasar
bagi semua manusia. Prinsip – prinsip tumbuh kembang menurut (singh
et al., 2019) yaitu :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan melibatkan serangkaian perubahan yang
progresif. Sejak perubahan hingga saat kematian, orang tersebut
mengalami banyak perubahan. Ini menyiratkan perubahan kuantatif
dan kualitatif.
2. Tumbuh kembang merupakan proses yang berkelanjutan
Perkembangan berlajut sepanjang hidup individu yang dimulai
pada saat pembuahan dan berkakhir sampai kematian. Satu tahap
perkembangan menjadi dasar bagi tahap perkembangan berikutnya.
Untuk bayi : pada tahap pertama anak memiliki pengetahuan yang
terbatas tapi ketika ia pindah ke tahap berikutnya ia memperoleh
informasi baru melalui eksplorasi dan asimilasi dan mengakomodasi
sehingga membentuk dasar untuk pencapaian lebih lanjut dan proses
berlanjut.
3. Tumbuh kembang berlangsung dari umum ke khusus
Perkembangan terjadi dari gerakan otot besar ke otot yang lebih
halus gerakan. Misalnya pada bayi akan mengenggam manik-manik
dengan menggunakan seluruh tangan tetapi akhirnya dia belajar
menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk melakukan hal yang sama.
4. Perkembangan itu berurutan
Perkembangan selalu terjadi secara teratur dan mengikuti urutan-
urutan tertnetu. Misalnya, semua anak-anak belajar mencoret-coret

4
terlebih dahulu sebelum mereka meulis. Demikian pula, mereka
belajar menggambar garis sebelum mencoba menggambar lingkaran.
5. Perkembangan dapat di prediksi
Setiap tahap memiliki beberapa ciri dan karakteristik umum.
Aspek perkembangan erajdi dalam pola yang dapat diprediksi dan
teratur. Para ahli secara kasar dapat memprediksi kpan tonggak
tertentu harus terjadi. Perbedaan potensi fisiologis dan psikologis
dapat diprediksi dengan observasi dan tes psikologi (Hussain, 2018).
6. Perkembangan berlangsung dengan arah ‘spesifik’ (cephalocaudal &
proximodistal)
Perkembangan terjadi dengan arah tertentu. Perkembangan yang
berlangsung dari kepala sampai kaki dikenal sebagai sefalocaudal.
Menurutnya, perkembangan pertama-tama akan terjadi di daerah
kepala kemudian akan berlanjut ke bawah. Misalnya seorang anak
pertama-tama belajar mengendalikan kepalanya diikuti dengan lengan
dan kaki.
7. Terdapat tingkatan tumbuh kembang
Setiap anak berbeda dan tingkat pertumbuhan masing-masing
anak berbeda. Meskipun pola dan urutan pertumbuhan dan
perkembangan biasanya sama untuk semua anak, tingkat di mana
masing-masing anak mencapai tahap perkembangan akan berbeda.
Memahami fakta perbedaan tingkat perkembangan individu
membuat kita harus berhati-hati dalam menggunakan dan
mengandalkan karakteristik usia dan tahap untuk menggambarkan
atau memberi label pada anak-anak.
Setiap anak memiliki ciri dan prinsip tumbuh kembang yang sama ciri
dan prinsip tumbuh kembang adalah
sebagai berikut:
a. Ciri dan prinsip pertumbuhan
1) Perubahan ukuran
Bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, dada, abdomen dan lain-lain. Organ
tubuhpun akan bertambah besar sesuai kebutuhan tubuh.

5
2) Perubahan proporsi
Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda
dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.
3) Timbulnya ciri-ciri baru
Sebagai akibat pematangan fungsi -fungsi organ antara lain
munculnya gigi tetap, rambut pubis, aksila, perubahan suara,
munculnya jakun dan lain-lain.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi secara positif oleh
berbagai faktor, seperti kesehatan orang tua dan komposisi genetik,
bahkan sebelum pembuahan (Merrick, 2013).
1. Faktor genetik memainkan peran utama dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Faktor genetik yang mempengaruhi tinggi badan
sangat penting pada afse remaja.
2. Kesehatan janin
Kesehatan janin memeiliki peran yang sangat berpengaruh dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan. Setiap stimulus atau
gangguan selama perkembangan janin menyebabkan adaptasi
perkembangan yag menghasilkan prubahan permanen di bagian akhir
kehidupan.
3. Setelah lahir, faktor lingkungan dapat memberikan efek
menguntungkan atau merugikan pada pertumbuhan.
a) Faktor sosial ekonomi
Urbanisasi secara positif mempengaruhi pertumbuhan. Tren
sekuler diamati dalan pertmbuhan dimana anak-anak tumbuh
lebih tinggi dan dewasa lebih cepat daripada generasi sebelumnya
b) Karakteristik keluarga
Tingkat pendidikan keluarga yang lebih tinggi mempunyai
bdampak positif pada pertumbuhan. Dukungan emosional yng
tidak memadai dan stimulus perkembangan yang tidak mmadai,
termasuk pelatihan bahasa, dapat menyebabkan kemunduran
pertumbuhn dan perkembangan.

6
c) Nutrisi
1) Malnutrisi memainkan peran yang merugikan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan
2) Defisiensi trace mineral dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan. Kekurangan zat besi biasanya
mempengaruhi perkembangan psikomotor dan tidak
mempengaruhi pertumbuha. Kekurangan seng dapat
menyebabkan keterbelakangan pertumbuhan dan
keterlambatan perkembangan. Selenium, yodium, mangan
dan tembaga juga memainkan peran penting.
3) Pertumbuhan yang goyah atau kenaikan berat badan yang
cepat pada anak usia dini mempengaruhi kesehatan di bagian
akhir kehidupan.
d) Peran pengalaman selama anak usia dini : paparan pengalaman
buruk pada anak usia dini dapat menghambat perkembangan.
Pegabaian yang mendalam selama masa kanak-kanak dapat
menganggu perkembangan.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi
menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”) Meliputi:
a. Pangan/ gizi
b. Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
c. Pemukiman yang layak
d. Kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
e. Pakaian
f. Rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (”ASIH”)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras
baik fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

7
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
produktivitas dan sebagainya.
D. Tumbuh kembang anak berdasarkan tingkat usia (neonatus s/d remaja)
1. Neonatus (lahir – 4 mgg)
Tumbuh-kembang fisik neonatus ditandai dengan menangis, bernapas
dengan cepat dan tidak teratur, nadi cepat, tonus otot kuat, bereaksi
terhadap stimulasi, dan warna kulit merah muda. Kepala tampak besar
dibandingkan dengan badan, wajah bulat dengan tumpukan lemak
pada pipi dan rahang bawah, dan dada berbentuk silinder dengan kaki
yang tampak pendek jika diperhatikan dalam proporsi tubuh secara
keseluruhan. Selama empat minggu pertama kehidupan, berat badan
neonatus bertambah 0,5-0,7 kg dengan panjang badan bertambah
lebih kurang 2,5 cm dari ukuran ketika baru lahir.
Walaupun pada dasarnya perkembangan psikososial neonatus
bersifat unik, tetapi secara umum ditandai dengan ketergantungan
pemenuhan kebutuhan yang sangat tinggi terhadap kasih sayang,
kehangatan, kebersihan, makan minum, dan perlindungan. Neonatus
bergantung pada orang lain bukan saja untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi juga bergantung pada orang lain untuk
menafsirkan kebutuhannya. Neonatus juga membangkitkan perilaku
kasih sayang orang tua sehingga terjalin hubungan saling
membutuhkan. Rasa keterikatan emosional dipengaruhi oleh kondisi
kesehatan neonatus dan orang tua, kemampuan sensorimotorik dan
respons, harapan sosial budaya, harapan orang tua, keadaan
ekonomi, dan kemampuan serta kesediaan orang tua untuk
menentukan kebutuhan dan isyarat yang diekspresikan oleh neonatus.
Isyarat yang dikirimkan neonatus merangsang respons yang sesuai
dari orang lain. Perkembangan kognitif neonatus pada dasarnya masih
bersifat sensorimotorik, yaitu gerakan seperti mengisap dan
memegang sesuatu.

2. Bayi

8
Tumbuh kembang tercepat terjadi pada masa bayi yang terlihat
melalui peningkatan kendali motorik yang mengikuti prinsip tumbuh-
kembang, yaitu pola sefalokaudal dan proksimodistal. Bayi dapat
mengendalikan kepalanya pada usia 3 bulan, mengendalikan torso
usia 6 bulan, pengendalian terhadap tungkai pada usia 9 bulan.
Koordinasi mata-tangan sehingga bayi dapat mengambil dan
memegang sesuatu pada usia 6 bulan. Begitu juga pada usia yang
sama sudah dapat berguling yang selanjutnya secara bertahap belajar
berjalan pada usia sekitar 12 bulan.
Perkembangan psikososial pada bayi melibatkan semua aspek
utama perkembangan yang penting untuk proses maturasi pada tahap
yang lebih lanjut, yaitu perkembangan emosi, kognitif, dan moral.
Perkembangan emosional merupakan kelanjutan pembinaan rasa
percaya versus rasa tidak percaya yang telah dimulai sejak masa
neonatus. Penyelesaian tahap ini sangat menentukan bagaimana
individu menyelesaikan tahap tumbuh-kembang selanjutnya. Pada
tahun pertama kehidupannya, bayi bergantung pada orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan fisiologis maupun psikologisnya. Pemenuhan
terhadap kebutuhan tersebut diperlukan bayi untuk mengembangkan
perasaan percaya melalui sikap orang tua yang, secara konsisten
berespons terhadap kebutuhan bayi membuat lingkungan yang aman
melalui rutinitas peka terhadap kebutuhan bayi dan pemenuhan
kebutuhan secara terampil dan sesegera mungkin.
Pada usia 7 hingga 9 bulan, bayi mulai menyadari bahwa dirinya
merupakan bagian terpisah dari orang tuanya. Bayi akan menangis
jika dipisahkan dari orang tua atau pengasuhnya. Harga diri terbentuk
melalui kegiatan fisik dan reaksi orang lain terhadap bayi.
3. Todler
Pada masa ini, anak mulai mengembangkan kemandiriannya
dengan lebih memahirkan keterampilan yang telah dipelajarinya ketika
masih bayi, seperti berjalan, berbicara, dan menyuap makanan sendiri.
Keseimbangan tubuh sudah lebih berkembang terutama dalam
berjalan yang sangat diperlukan untuk menguatkan rasa otonomi
untuk mengendalikan kemauannya sendiri. Tumbuh- kembang yang

9
paling nyata pada tahap ini adalah kemampuan untuk mengeksplor
dan memanipulasi lingkungan tanpa bergantung pada orang lain.
Tampak saling keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan
fisik dengan psikososial.
Tubuh anak tampak berbeda dibandingkan waktu bayi. Bayi
mempunyai torso tubuh yang lebih panjang daripada anggota tubuh,
sedangkan todler mempunyai tungkai yang lebih panjang. Berat badan
biasanya naik secara perlahan. Todler juga belajar mengendalikan
defekasi dan berkemih menjelang usia tiga tahun, sangat penting
memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan
keterampilan motorik seperti mencoba untuk minum dari gelas atau
menggunakan sendok untuk makan yang diperlukan untuk mendukung
kemandirian anak.
Perkembangan aspek sosial dan emosional ditekankan pada
pengembangan pola otonomi versus malu dan ragu-ragu. Todler
meniru perilaku orang dewasa yang menjadi contoh perannya.
Sebagai orang tua, kita harus cukup fleksibel dan rasa percaya diri
untuk memberi kebebasan dalam batasan yang aman bagi anak untuk
mengeksplor dan mengujicobakan perilaku yang diperlukan untuk
meningkatkan kemandirian anak. Todler juga belajar menoleransi
frustrasi sampai batas tertentu, dan biasanya masih mengalami
kesulitan untuk menentukan pilihan kegiatan. Mereka uga sudah dapat
mengidentifikasi dirinya sebagai anak laki atau wanita dan meniru
perilaku orang tua sejenis.
Perkembangan kognitif ditunjukkan melalui rasa ingin tahu tentang
diri mereka sendiri. Kebiasaan dan rutinitas menimbulkan rasa aman
bagi anak, kemampuan berbahasa juga menjadi lebih baik dan mulai
mengerti konsep waktu dan berespons jika disuruh menunggu. Anak
mulai mengerti baik dan buruk dan mencoba untuk mematuhi orang
tua untuk mendapatkan persetujuan dan menghindari hukuman.

4. Pra sekolah (3-5 Tahun)

10
Anak prasekolah telah menguasai keterampilan motorik kasar dan
halus, serta sudah mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik
secara verbal maupun nonverbal. Selama tahap ini, anak terus
menghaluskan keterampilannya dan belajar keterampilan lain dalam
persiapannya agar dapat meluaskan dunianya ke lingkungan tetangga
dan sekolah. Anak pra-sekolah memfokuskan pengembangan
kemampuan motorik halus melalui gerakan, seperti menggunakan
pensil dan menggambar. Bermain bersama teman sebaya merupakan
media pengembangan keterampilan fisik dan sosial yang paling baik
bagi anak pra-sekolah.
Menurut teori Erikson, pada tahap pra-sekolah, anak
mengembangkan inisiatif versus rasa bersalah setelah berhasil
menanamkan rasa percaya dan otonomi yang berkembang pada
tahap sebelumnya. Inisiatif dapat berkembang jika anak merasa aman
psikososial melalui interaksi yang sesuai dengan orang tuanya.
Karena rasa ingin tahu yang besar, anak cenderung bertanya
mengapa dan merasa lebih yakin akan kemampuannya menoleransi
perpisahan dengan orang tuanya. Anak lebih mampu bersosialisasi
dan lebih stabil mood-nya. Pada masa ini, anak tidak mampu
membedakan antara kenyataan dengan fantasi dalam semua situasi.
Hal ini sangat penting diketahui karena jika anak berperilaku tidak
baik, orang tua perlu menekankan pada anak bahwa perilaku mereka
yang tidak disukai bukan dirinya. Jika tidak, anak akan
mempersepsikan bahwa karena mereka melakukan sesuatu yang
tidak baik, diri mereka juga berarti tidak baik. Permainan yang
memfasilitasi interaksi sangat penting untuk mengembangkan
kemampuan bermain bersama, rasa toleransi, dan menanamkan sifat-
sifat baik. Kemampuan kognitif terlihat melalui pemikiran magis dan
cara berpikir yang konkret. Anak pra-sekolah masih terbatas
kemampuan menentukan ukuran, bentuk, volume, usia, dan waktu.
Mereka biasanya mengulangi perilaku yang memuaskan dirinya dan
orang yang berarti bagi dirinya, serta sudah tidak terlalu bergantung
pada orang tua untuk membatasi perilakunya.
5. Usia Sekolah (5-12 Tahun)

11
Anak usia sekolah sudah mengembangkan kekuatan internal dan
tingkat kematangan yang memungkinkan mereka untuk bergaul di luar
rumah. Tugas perkembangan utama pada tahap ini adalah
menanamkan interaksi yang sesuai dengan teman sebaya dan orang
lain, meningkatkan keterampilan intelektual khususnya di sekolah,
meningkatkan keterampilan motorik halus, dan ekspansi keterampilan
motorik kasar. Pertumbuhan fisik dengan pesat mulai melambat pada
usia 10 hingga 12 tahun. Bentuk wajah berubah karena tulang wajah
tumbuh lebih cepat daripada tulang sepala. Anak usia sekolah menjadi
lebih kurus, kakinya lebih panjang, koordinasi neuromotorik lebih
berkembang. Gigi tetap mulai tumbuh. Keterampilan bersepeda,
memainkan alat musik, menggambar/melukis, serta keterampilan lain
yang diperlukan untuk kegiatan kelompok serta kegiatan hidup sehari-
hari sudah berkembang.
Untuk perkembangan emosional dan sosial, anak usia sekolah
perlu diberikan kesempatan untuk belajar menerapkan peraturan
dalam berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga. Anak juga
mengamati bahwa tidak semua keluarga berinteraksi dengan cara
atau sikap yang sama bahwa tiap keluarga mempunyai perbedaan
norma tentang perilaku yang diterima atau tidak diterima. Oleh karena
itu, perlu bagi anak untuk mengembangkan kesadaran dan
penghargaan terhadap perbedaan tiap keluarga sehingga dapat
berhubungan dengan orang lain secara efektif. Menurut Erikson, rugas
perkembangan pada tahap ini adalah mengembangkan pola industri
(produktif) versus inferioritas (rendah diri). Orang tua perlu mendukung
dan menjadi contoh peran bagi anak untuk merangsang anak agar
produktif. Perkembangan seksual dan citra diri tidak hanya
berhubungan dengan aspek fisiologis, tetapi juga perasaan kompeten,
penerimaan, dan penghargaan. Perasaan berhasil melakukan sesuatu
menjadi sangat penting dalam proses tumbuh-kembang anak usia
sekolah. Mereka juga telah memahami konsep gender bahwa anak
laki akan menjadi bapak dan anak wanita akan menjadi ibu kalau
sudah dewasa.

12
Perkembangan kognitif terjadi cukup pesat pada masa ini, yaitu
menerapkan keterampilan merasionalisasikan pemahaman tentang ide
atau konsep. Mereka dapat menghubungkan antara konsep waktu dan
ruang, mampu mengingat, serta keterampilan mengumpulkan benda
yang sejenis. Anak usia sekolah juga telah belajar pentingnya
memerhatikan norma di rumah, sekolah, agama, dan menghargai
tokoh otoriter, seperti orang tua atau guru.
6. Remaja (12-18 Tahun)
Pertumbuhan fisik terjadi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu
dalam 18 hingga 36 bulan dan selesai selama masa pubertas. Remaja
putri tingginya bertambah 5 cm sampai 20 cm dan berat bertambah 7
kg hingga 25 kg yang dialami 2 tahun lebih awal daripada remaja
putra. Pengaruh hormonal pada pertumbuhan dan perubahan fisik
remaja sangat nyata terutama pada fungsi seksual atau karakteristik
seks sekunder. Pertumbuhan reproduktif berakhir pada usia 17 tahun.
Kelompok sebaya memberi pengaruh utama dalam kehidupan
remaja. Remaja menjadi lebih mandiri dan sering kali merasa bingung
dengan perilaku orang tuanya. Tugas psikososial pada masa ini
adalah mengembangkan identitas kelompok dan rasa identitas pribadi
dan menjalin hubungan personal yang akrab, baik dengan teman pria
maupun teman wanita yang disebut oleh Erikson sebagai identitas
versus kerancuan identitas. Biasanya remaja dipenuhi oleh pertanyaan
tentang arti kehidupan dan masa depan. Proses pengembangan
identitas diri merupakan fenomena yang kompleks yang
mencerminkan keturunan, nilai keluarga, pengalaman kehidupan masa
lalu, keyakinan, dan harapan untuk masa depan, serta persepsi
mereka tentang tuntutan dan harapan orang yang berarti dalam
kehidupannya.
Memberi kesempatan untuk berperilaku seperti orang dewasa,
antara lain, mengasuh, berpacaran, atau meninggalkan rumah untuk
sekolah di luar kota memungkinkan remaja untuk menelaah tanggung
jawab dan peran orang dewasa. Pengarahan orang tua dalam
menentukan alternatif dan membuat keputusan yang logis dalam
menyelesaikan masalah, sangat penting bagi remaja. Orang tua perlu

13
memahami konflik yang pada umumnya dialami remaja, yaitu konflik
antara keinginan untuk menunjukkan identitas dirinya melalui
kemandirian dengan perasaan masih bergantung pada orang tua.
Dalam hal ini, komunikasi yang terbuka antara remaja dan orang tua
menjadi sangat penting.
Dalam perkembangan kognitifnya, remaja mampu berpikir rentang
cara mengubah masa depan dan mampu mengantisipasi konsekuensi
dari tiap perilaku mereka, serta dapat melihat hubungan abstrak antara
diri mereka dan lingkungannya. Dari segi moral, remaja biasanya
mulai menentang nilai-nilai tradisional dan mencoba mengkajinya
secara logis.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita. Ditemukannya penyimpangan atau
masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai
waktu dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat,
terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Hasil dari tumbuh
kembang anak merupakan proses alaiah dan memerlukan perhatian
dari orang tua dan semua pihak yang terlibat dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ciri utama dari proses ini
bertambahnya kematangan fisik, psikologis, sosial, kecerdasan dan
emosional anak. Faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah
peningkatan berat dan tnggi badan anak, diperlukan kecukupan
konsumsi makanan yang berkualitas, menghindari jajanan yang tidak
sehat, pentingnya pemeliharaan kesehatan anak dari berbagai
penyakit . proses kembang anak dapat dilihat dari kelancaran
berbicara, peningkatan kemampuan social dan emosional anak dan
meningkatnya kecerdasan serta kemandirian anak.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anak, K. M., Teori, B., Rasional, P., Data, A., & Tahun, S. (2019). [volume
6 nomor 2, oktober] 2019 keinginan memiliki anak berdasarkan teori
pilihan rasional (analisis data sdki tahun 2017). 6, 31–40.

Dahuluan, P. E. N. (2006). STI MULASI TUMBUH KEMBAN G ANAK


MENCAPAI TUMBUH KEMBAN G YAN G OPTI MAL. 1–10.

Iii, B. A. B., & Penelitian, A. D. (2019). STIKes Muhammadiyah Pringsewu


Lampung. 29–34.

Ramadhanti, C. A., Adespin, D. A., & Julianti, H. P. (2019).


PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN
DENGAN DAN TANPA MEDIA LEAFLET TERHADAP
PENGETAHUAN DAN. 8(1), 99–120

Singh, H. K, Singh, R. D., Singh, G. P., Kumar, A. (2019). Influence of sex


composition on demand of child in uttar pradesh. Indian Journal of
Preventive & Social Medicine, 41(1 & 2), 57-66.

Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu;.

16

Anda mungkin juga menyukai