Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK SD
(PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD)

DI SUSUN OLEH :

DEWI YUNI ASMAWATI 857494553


LISYANTI HARTATI 857498582
WIWIN WINARTI 857491873

PROGRAM S 1 PGSD
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Karakteristik Perkembangan Anak SD ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Karakteristik Perkembangan Anak SD ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Karakteristik Perkembangan Anak SD ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pergaulan Bebas ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Bandung, 10 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
1. Pertumbuhan
2. Perkembangan
3. Aspek-aspek Perkembangan
B. Masa Perkembangan Usia Sekolah
1. Ciri-ciri Khas Anak Usia Sekolah dasar
2. Kematangan Sekolah
3. Tugas Perkembangan
4. Implikasi Tugas Perkembangan pada Pendidikan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap
tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami
sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan
dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi
anak-anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak
terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka
akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia
sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi
mereka yang sesuai dengan umur mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu?
2. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah?
3. Bagaimana kriteria anak matang sekolah?
4. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah?
5. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan?

C. Tujuan
1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu.
2. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah.
3. Memahami kriteria anak matang sekolah.
4. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah.
5. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan
waktu tertentu.
Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu
sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-
perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi badan,
ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang.
2. Perkembangan
Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai
fungsi- fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam
organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat
sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif meliputi:
a. Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang
baru dan seterusnya sampai dewasa.
b. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti
perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi pada
kemampuan organ fisiologis.
Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya
perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.

2
3. Aspek-aspek Perkembangan
a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja
yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar
berbagai kemampuan akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-
perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi,
pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-
cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik
dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan
fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan
kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan.
Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak
perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan
berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola
dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak.
b. Perkembangan Intelektual
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak
berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak
untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan
masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke
tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam
berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
perkembangan kognitif anak, diantaranya:
1) Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan
dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia
mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan
kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.

3
2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta
yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu
pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu
skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak
menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran
yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang
dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium,
yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
c. Perkembangan bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan
komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja
yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau
menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga
memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa
adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
· Perkembangan bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak
menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai
bentuk latihan verbal.
· Minat membaca
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera
khayal seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun
perhatian membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan
membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk
berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

4
B. Masa Perkembangan Usia Sekolah
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti
pola umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo perkembangan.
Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya
pada usia sekolah.
1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar
a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap
tidak penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain
f. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
g. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
h. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusu
i. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
j. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama,
mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
2. Kematangan sekolah
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan
bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh
setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari
perubahan- perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya
kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan
biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah.
Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan
sekolah adalah :
a. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti
matematika dan angka-angka.
b. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.

5
c. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri,
mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
d. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan
pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan
kegiatan fisik
3. Tugas perkembangan
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai
dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri
sendiri
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi

Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan


keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan
kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan
agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus.
Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah, yaitu:
a. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran
beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu
menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan
dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek
kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.

6
b. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan
social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa. Guru
bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik kepada guru.
c. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan
kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias
berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode
pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan
kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
d. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier
(sekolah lanjutan atau dunia kerja).
4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun
masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada
kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan
hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan
berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan
suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan
dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social.
Materi pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya
saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok
yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir
dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan
konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya
bagaimana siswa berpikir.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif. Perkembangan adalah


perubahan psikologi yang bersifat kualitatif.
Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan perkembangan
sosial
1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu
 Emosi masih labil
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
 Menganggap sesuatu tidak penting
2. Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah.
Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
 Anak dapat menangkap masalah
 Anak dapat menggambar dengan rapi
 Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari
3. Tugas perkembangan meliputi,
 Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
 Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu
sendiri,
 Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar
4. Implikasi tugas perkembangan pada Pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas
pada hal-hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang,
luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek.
Sehingga guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan
mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.

8
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya


Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Purwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM
Press
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Yusuf , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT Rineka
Cipta Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka
Cipta,
2008), hlm.35
Ibid, hlm.35
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.21
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm.38
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm.38
Ibid, hlm.18
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm.73
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm.98-101
Rita Eka Izzaty dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm.108
Ibid, hlm.109
Rita Eka Izzaty dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008),
hlm.116 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta
Didik, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya), hlm.12
Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak & Remaja, (Jakarta:PT Rineka Cipta,
2004), hlm.41-42
Rita Eka Izzaty dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm.103
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm.19

Anda mungkin juga menyukai