Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Selama penyusunan Makalah ini penulis banyak mendapat bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada pada akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu baik moril maupun spiritual, dan akhirnya dengan segala kerendahan hati dan
kekurangan yang ada dimohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kepada-Nya kita berserah diri, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
1.4 Manfaat penulisan.......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian ...................................................................................................... 4
2.2 Tujuan tumbuh kembang ................................................................................ 4
2.3 Ciri-ciri tumbuh kembang…...……................................................................. 5
2.4 Tahapan………….. ……………...…………….…………………………… 6
2.5 Kebutuhan dasar anak ……………………….……………………………… 6
2.6 Perkembangan motoric halus..………..…………….……………………......7
2.7 Faktor yang mempengaruhi motoric anak usia dini………………………......7
2.8 Tingkat pencapaian perkembangan….……………………………………......7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,
maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya
jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang adalah
proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan mental
dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh
kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini
berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan melewati
masa – masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan remaja
(Campbell, 2000).
Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan motorik kasar (pergerakan
dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dan
lain – lain); perkembangan bahasa (kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan
berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya)
(Kania, 2009).
1
Perkembangan motorik dipengaruhi dua faktor yaitu faktor genetik (faktor
bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, dan ras); dan faktor lingkungan (faktor pra-
natal dan post-natal). Tujuan dari perkembangan motorik yaitu penguasaan ketrampilan
tergambar dalam kemampuan menyelesaikan gerakan motorik tertentu, dimana dapat
dilihat seberapa besar anak dapat menyelesaikan gerakan motorik yang diberikan dengan
tingkat keberhasilan tertentu (Rapani, 2008).
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
2
5. Mengetahui kebutuhan dasar anak
6. Mengetahui perkembangan motoric halus dan factor yang mempengaruhinya
7. Mengetahui tingkat pencapaian tumbuh kembang
1.4. Manfaat
1. Bagi
masyarakat
` Penelitian ini dapat memberikan informasi dini kepada orang
tua/masyarakat, untuk dapat mengetahui tumbuh kembang pada anak.
2. Bagi ilmu pengetahuan dan peneliti lain
Sebagai bahan dan sumber referensi tentang jumlah kasus tumbuh
kembang.
3. Bagi peneliti
Untuk meningkatkan kemampuan menulis dan melakukan penelitian.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
4
melakukan skrining rutin serta melakukan assessment untuk menegakkan
diagnosis dan mencari penyebab
5. Melakukan tatalaksana yang komperhensif terhadap masalah-masalah
yang terkait dengan tumbuh kembang anak,serta melakukan upaya
pencegahan.
2.3 Ciri-ciri tumbuh kembang
Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak
mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:
5
terbentuk mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan
berlangsung pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.
2. Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari
pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka
kematia pada masa bayi ini tinggi,
3. Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun
kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung,
terutama sistem saraf.
4. Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir
meningkat.
5. Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi
dari masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan, tinggi
badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat kelamin dan timbul tanda-
tanda seks sekunder.
Tabel 2.1 Tumbuh Kembang utama pada masa anak dan remaja
Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama
Masa bayi dan masa anak - Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain (dependent),
dini (lahir sampai umur 3 tetapi mempunyai kompetensi (competent)
tahun) - Semua pancaindera berfungsi pada waktu lahir
- Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik berlangsung
cepat
- Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat, bahkan pada
minggu-minggu pertama kehidupan
- Kelekatan terhadap orangtua atau benda lainnya sampai akhir
tahun pertama
- Kesadaran diri (self-awareness) berkembang dalam
tahun kedua
- Komperhensi dan bahasa berkembang pesat
6
- Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.
Masa prenatal (dari - Pembentukan struktur tubuh asar dan organ-organ
konsepsi sampai lahir) - Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang kehidupan
anak
- Sangat peka terhadap lingkungan
Masa prasekolah (3- - Keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya, walaupun
6 hahun) anak lain menjadi lebih penting
- Ketermpilan motorik kasar dan halus serta kekuatan
meningkat
- Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan merawat diri
meningkat.
- Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih
berkembang.
- Imaturitas kognitig mengakibatkan pandangan yang tidak
logis terhadap dunia sekitar
- Prilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi pengertian
terhadap pandangan orang lain mulai tumbuh.
Masa praremaja (6- - Teman sebaya sangat penting
12 tahun) - Anak mulai berfikir logis, meskipun masih konkrit
operasional
- Egoisentris berkurang
- Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
- Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal
- Konsep diri tubuh yang mempengaruhi harga dirinya
- Pertumbuhan fisik lambat
- Kekuatan dan kemampun atletik meningkat
Masa remaja - Perubahan fisik cepat dan jelas
(12 sampai - maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai dewasa
sekitar 20 - teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan dan konsep
tahun) dirinya
- kemampuan berfikir absrak dan menggunakan alasan yang
bersifat ilmiah dan sudah berkembang
- sifat egoisentris menetap pada beberapa perilaku
7
- hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.
8
9. bermain tapuk tangan atau ciluk ba
10. bergembira dengan melempar benda
11. makan kue sendiri
D. umur 9-12 bulan
1. mengangkat benda keposisi berdiri
2. belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
3. dapat berajalan dengan dituntun
4. mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan
5. menggenggam erat pensil
6. memasukkan benda ke mulut
7. mengulang menirukan bunyi ynag didengar
8. menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
9. mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
10. bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
11. senang diajak main “ciluk ba”
12. mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenal
E. umur 12-18 bulan
1. berdiri sendiri tanpa berpegangan
2. membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali
3. berjalan mundur 5 langkah
4. memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama”
5. menumpuk 2 kubus
6. memasukkan kubus di kotak
7. menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
8. memperlihatkan rasa cemburu/bersain
F. umur 18-24 bulan
1. berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
2. berjalan tanpa terhuyung-huyung
3. bertepuk tangan, melambai-lambai
4. menumpuk 4 buah kubus
5. memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6. menggelindingkan bola kearah sasaran
7. menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
9
8. membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
9. memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
G. umur 24-36 bulan
1. jalan naik tangga sendiri
2. dapat bermain dan menendang bola kecil
3. coret-coret pensil pada kertas
4. baca dengan baik menggunakan 2 kata
5. dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
6. melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
7. membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika diminta
8. melepaskan pakaian sendiri
H. umur 36-48 bulan
1. berdiri 1 kaki 2 detik
2. melompat kedua kaki diangkat
3. menggayuh sepeda roda tiga
4. menggambar garis lurus
5. menumpuk 8 kubus
6. mengenal 2-4 warna
7. menyebut nama umur dan tempat
8. mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan
9. mendengarkan cerita
10. mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
11. bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
12. mengenakan sepatu sendiri
13. mengenakan celana panjang, kemeja, baju
I. umur 48-60 bulan
1. berdiri satu kaki 6 detik
2. melompat-lompat satu kaki
3. menari
4. menggambar tanda silang
5. menggambar lingkaran
6. menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
7. mengancing baju atau pakaian boneka
8. menyebut nama lengkap tanpa dibantu
10
9. senang bertanya tentang sesuatu
10. menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
11. bicaranya mudah dimengerti
12. bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
13. menyebut angka dan menghitung jari
14. menyebut nama-nam hari
15. berpakaian sendiri tanpa bantuan
16. bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu
J. umur 60-72 bulan
1. berjalan lurus
2. berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
3. menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
4. menangkap bola kecil dengan kedua tangan
5. menggambar segi empat
6. mengerti arti lawan kata
7. mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
8. menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
9. mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
10. mengenal warna-warni
11. mengungkapkan simpati
12. mengikuti aturan permainan
13. berpakaian sendiri tanpa dibantu
2.5 kebutuhan dasar anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi 1993) dalam Soetjiningsih (2016):
a) kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting), perawatan
kesehatan dasar ( antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak
yang teratur, pengobatan kalau sakit), papan/pemukiman yang layak, kebersihan
perorangan, sanitasi lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.
b) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan , hubungan penuh kasih sayang, erat, mesra, dan
selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun spikososial. Peran dan
11
kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman
bagi bayi.hubungan ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis
sedini mungkin, misal dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir
(inisiasi dini), peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga
keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh kembang
anak. Kekurangan kesih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
mempunyai dampak yang negative pada tumbuh kembang anak secara fisik, mental
sosial, emosi, yang disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari
orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar
(basic trust)
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini merangsang mental spikososial;
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
prokduktivitas, dan sebagainya.
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan.Pertumbuhan ditandai dengan intensitas kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi
genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik,
sedangkan potensi yang tidak baik akan menghambatnya.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:
A. Faktor lingkungan prenatal
Berhubungan dengan berbagai cirri pertumbuhan janin selama dalam kandungan dan
msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka masa prenatal dibagi:
1) Masa embrionik/masa mudigah : sampai 8/12 minggu
12
2) Masa fetal/masa janin : 12 sampai dengan 40 minggu
a) Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu
b) Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu Hal-hal yang perlu
diperhatikan meliputi:
1) Gizi ibu pada waktu hamil
Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai sekitar 10-12 kg agar
tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil dianjurkan untuk meningkatkan kalori
yang dimakan dengan menambah 300 kkal/hari atau sekitar satu porsi makan lebih
banyak dari pada sebelum hamil.Suplemen zat besi juga harus diberikan pada ibu hamil
untuk mencegah anemia pada ibu, yang berdampak negatif pada janin, seperti BBLR
dan anemia pada bayi.
13
5) Penyakit pada ibu
a. Infeksi
Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil dapat mengakibatkan
keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa mikroorganisme tertentu dapat
menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.
b. Bukan infeksi
Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin terjadi retardasi
pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu penderita goiterendemik, bayinya bisa
menderita hipotiroid kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil yang tidak diobati akan
mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, cedera otak pada janin yang tidak menderita
fenilketonuria.
6) Radiasi
Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat menyebabkan kematian
janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu hamil muda karena dapat mengakibatkan
malformasi janin, seperti mikrosefali, spina fibida, dan retardasi janin.
7) Imunitas
Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir yaitu
mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah plasenta terbentuk, yaitu pada trimester
II kehamilan. Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi sebelum waktunya untuk
menjaga jangan sampai terjadi hydrops foetalis, atau melakukan tranfusi sel darah
merah dan Rh negatif intraperioneal, agar janin dapat tumuh sempurna dan mempunyai
kemungkinan hidup lebih besar.
8) Anoreksia
Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan tali pusat dapat
mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi,
kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes militus.
Ibu yang menderita toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur,
atau terjadi kematian intrauterin.
9) Stres
Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya.
Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.
14
B. Faktor Lingkungan Perinatal
1) Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat bernafas secara spontan,
teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan biokimiawi dalam
darah bayi, yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen pada SSP,
sehingga bayi bisa cacat seumur hidup. Akibatnya, bayi-bayi ini mempunyai IQ rendah
dan bahkan ada yang menderita retardasi mental.
2) Trauma lahir
Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara lain adalah primigravida,
letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang meragukan, dan oligohidramnion.
Demikian pula dengan jenis prsalinan akan turut menentukan berat ringannya trauma
pasca lahir.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20 mg% pada BBLR 30 mg%
pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat disertai dengan oleh gejala klinik dan, bila
tidak diobati dengan segera, dapat menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada
otak. Kadar glukosa setiap bayi beresiko tinggi yang baru lahir harus dimonitor.
4) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melewati
sawar otak, sehingga bisa terjadi kern ikterus atau esenfalopati bilarialis yang bisa
menyebabkan atetosis yang disertai dengan gangguan pendengaran dan retardasi mental
di kemudian hari.
5) Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan kurang dari 2500 gram)
BBLR tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan dan kematiannya
tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat penting, yaitu pemeriksaan pranatal
yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
6) Infeksi
Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi. Infeksi pada bayi baru
lahir ini pada umumnya menyebabkan mortalitas yang tinggi, sehingga pencegahan
sangat penting. Pencegahan dititiberatkan pada cara kerja aseptik, misalnya alat- alat
minum, alat-alat resusitasi, alat pemberian oksigen yang steril, perawatan tali pusat
yang baik, dan kebiasaan mencuci tangan oleh petugas di ruang perawatan bayi, baik
sebelum maupun sesudah memeriksa bayi. Ibu perlu diberi kesempatan untuk menyusui
15
seawal mungkin (inisiasi dini) dan rawat gabung sehingga morbiditas dan mortalitas
perinatal dapat diturunkan.
C. Faktor Lingkungan Pascanatal
1) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Karena anak
sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan berbeda denganorang dewasa.
Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak.
Makanan berlebih juga tidak baik, karena akan menyebabkan obesitas. Kedua-duanya
ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
2) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua dengan cara segera
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan
sampai penyakit anak sudah menjadi parah, yang bisa membahayakan jiwa anak.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak
yang biasanya sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Pada umumnya
anak, anak yang berpenyakit kronis disertai dengan gangguan kejiwaan akibat stres
yang berkepanjangan karena penyakitnya.
3) Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi morbilitasi dan mortalitas
terhadap penyakit=penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya penyakit
TBC (imunisasi BCG), rotavirus, diphteria, tetanus, pertusis, polio, campak, hepatitis B,
MMR, HIB, Influenza, demam tifoid, hepatitis A, cacar air, IPD (invasive pneumococal
disease), dan HPV (human papilloma virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi yang
lengkap, kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menyebabkan
cacat dan kematian.
4) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan penghininya. Misalnya
rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak sesak dan cukup
leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas polusi akan menjamin tumbuh kembang
anak
5) Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kesersihan lingkungan, memegang
16
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yng kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan (diare, cacing, dan
lainya). Sementara itu kebersihan lingkungan erat hubungan dengan penyakit saluran
pernafasan, saluran pencernaan serta penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya (seperti
malaria dan demam berdarah). Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat
harus ditunjukkan untuk membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang
anak, sehingga menciptakan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam menyediakan
kesempatan bagi anaknya untuk mengeksporasi lingkungan.
6) Stimulasi
Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak dan keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. Peran orang tua dalam kegiatan bermain anak
sangat penting sehingga anak akan mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih
cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.
Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Anak
yang mandapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga
berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat dan bermanfaat bagi perkembangan anak.
Berbagai macam stimulasi sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil, dan ras
(taste) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Perhatian dan kasih sayang juga
merupakan stimulasi yang penting pada awal perkembangan anak, misalnya dengan
mengajak anak bercakap- cakap, membelai, mencium, bermain dan sebagainya.
Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak adalah makanan,
kesehatan dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan
yang terpelihara memang penting, tetapi perkembangan intelektual jug perlu. Bermain
merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga perkembangan intelektualnya
optimal.
17
bola, melompat/main tali, main “dengkleng/engklek” (bermain dengan menggunakan
satu kaki untuk berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga kemungkinan terjadi
cedera pada saat bermain/melakukan aktivitas.
7) Keluarga berencana
Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat merencana kapan mulai punya
anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan
anak lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang mempunyai
kebiasaan kawin muda, pasangan suami-istri dianjurkan untuk menunda kehamilannya
sampai paling sedikit ibu berumur 18 tahun. Karena, kehamilan pada umur kurang dari
18 tahun sering melahirkan BBLR dengan angka kematian tinggi. Disamping itu, resiko
terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula, perlu dianjurkan ibu tidak hamil sesudah
usia 35 tahun, karena resiko terhadap bayi maupun ibunya meningkat
8) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang
anak. Interaksi orangtua-anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi
banyak faktor, yaitu kepribadian orangtua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain,
tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh
luar. Beberapa faktor yang memiliki dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga
adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu
anggota keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga.
2.7 Perkembangan motoric halus
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstermitas atas,
berlangsung ke arah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai
jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan
koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan
intelek nonverbal.
18
1. Bayi baru lahir, grasp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika suatu obyek
menyentuh telapak tangan. Perkembangan motorik halus pertama yang dengan
medah dapat dikenali dan merupakan perkembangan sangat penting adalah
kemampuan mengepalkan tangan.
2. Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa terbuka secara
spontan. Bila pada umur 4 bulan (red flag) tangan masih mengepal, ini merupakan
indikasi bayi mengalami disfungsi neuromotorik.
3. Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang digerakkan, dan dapat
menggapai kearah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari pandangannya. Umur 3-4
bulan, jika sebuah objek ditempatkan di tangan, objek tersebut akan dpegang
dengan tiga jari daerah ulnar dan selanjutnya jari tangan yang lain akan ikut
menggenggam.dengan hialngnya grasp palmar reflex, bayi dapat meluruskan jari
mempertahankan tangan dengan posisi terbuka pasa umur 4 bulan,
sehinggamemudahkan perkembnagan otik senjutnya. Bayi 3-4 bulan sudah dapat
menempatkan tangannya kebagian tengah tubuhnya. Memainkan jari-jemari, serta
memasukkan tangan kemulutnya.
4. Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah objek dan membawanya ke
arah garis tengah tuuhnya.sebuah objek didkatkan ditelapak tangan, jari-jari fleksi
bersama-sama dan menggenggam objek. Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu eraih
benda-benda yang berada dalam jangkauannya dan mampu memegang pensil.
5. Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati garis tengah
tubuhnya dan mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan yang
lainnya, tanpa disertai gerakan stimultan pada tangan yang lain. Bayi juga mampu
memasukkan balok balok kedalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali. Bayi
umur 6-7 bulan, mampu menjepit dengan baik menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari.
6. Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan kepadanya,
selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke tangan yang lainnya. Pada
umur 6-9 bulan, bayi mampu memungut 2 benda, masing-masing tangan
memegang satu benda pada saat yang bersamaan.
7. Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam gelas.Bayi
19
juga mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan lengan/mencondongkan
badan untuk meraih mainan yang diinginkan. Pada umur 10 bulan, bayi mampu
menjepit benda-benda kecil, seperti manik-manik atau makanan kecil.
8. Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas kubus yang
lain. Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai dengan tingkatan kontrol
manipulatif, tatapi bukan suatu peningkatan pada perkembangan keterampilan.
9. Bayi umur 15 bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu menumpuk 2 kubus,
dan selanjutnya menumpuk 3 kubus pada umur 21 bulan.
10. Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus kedalam gelas.Anak
pertama kali melempar bola.
11. Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan sebuah coretan.
Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara horizontal. Anak juga mampu
memungut 4 kubus dan memungut benda-benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk (menjimpit). Anak mencoba melipat kertas dan mampu melipat kertas
menjadi sebuah lipatan pada umur 2,5 tahun.
12. Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan horizontal dan vertikal yang
spesifik
13. Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bisa membuat
jembatan dengan tiga kubus, anak mampu menggambar sebuah lingkaran dan
mulai menggambar gambar manusia.
14. Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat, anak mampu
membuat gerbang dengan 5 kubus.
15. Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan mampu
membuat tangga dengan 6 kubus.
16. Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat ventrikal. Pada umur 9
tahun, anak dapat menggambar silinder, dan pada umur 12 tahun anak dapat
menggambar kubus tiga dimensi.
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia dini
1. Sifat genetik dasar
Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan
20
merupakan sifat bawaan dari orang tua. Faktor ini ditanadai dengan
beberapa kemiripan fisik dan gerakan tubuh anak dengan salahsatu anggota
keluarganya, apakah ayah, ibu, kakek, nenek atau keluarga lainnya.
2. Kondisi pra lahir ibu
Ketika anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat tergantung
pada asupan suplai gizi yang diperoleh dari ibunya. Jika kondisi fisik ibu
sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang
dikandungnya akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna.
3. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor luar dari anak.
Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan
motorik anak, dimana anak kurang dapat keleluasaan dalam bergerak dan
melakukan latihan-latihan.
4. Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi
perkembangan motorik anak, mengingat anak berada dalam masa pertumbuhan
dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan bertambah
vomume dan fungsi tubuh anak.
Dalam kebutuhan fisik/motorik yang pesat ini anak membutuhkan gizi yang
cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuh yang baru.
Kesehatan anak yang terganggu karena sakit akan memperlambat
21
Perkembangan motorik halus anak tergantung pada seberapa banyak stimulasi
dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot- otot haluas
maupun kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang dilakukan anak
masih sangat kasar. Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu anak
untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga mencapai kondisi motorik
yang sempurna yang ditandainya dengan gerakan yang lancar dan luwes.
7. Pola asuh keluarga
Ada tiga pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yaitu pola asuh otoriter,
demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan
kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot yang harus
taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan.
Sedangkan pola asuh permisif sangat berlawanan dengan otoriter, yaitu
orang tua cenderung akan memberikan kebebasan tanpa batas pada anak
dan cenderung membiarkan anak untuk bertumbuh dan berkembang
dengan sendirinya tanpa dukungan orang tua.
Pola asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua akan
membarikan kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan,
bimbingan, dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
anak, jadi orang tua berusaha memberdayakan anak.
Ketiga pola asuh tentunya akan menentukan suasanan kehidupan yanga kan
dialami anak dalam kesehariannya dan tantu saja akan sangat mempengaruhi
proses perkembangan diantaranya perkembangan motorik.
8. Cacat fisik
Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi kemampuan
gerak anak. Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan keleluasaan anak
dalam bergerak.
2.9 tingkat perkembangan anak
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan anak usia
dini sebagai berikut:
22
Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembang 3 bulan 3 – 6 bulan 6 – 9 bulan 9 – 12 bulan
an
I. Nilai Mendengar Melihat dan 1. Mengamati Mengamati kegiatan
Agama dan berbagai do’a, mendengar berbagai ciptaan ibadah di sekitarnya
Moral lagu religi, dan berbagai ciptaan Tuhan
ucapan baik sesuai Tuhan (makhluk
2.Mendengarka n
dengan agamanya hidup)
berbagai do’a, lagu
religi, ucapan baik
serta sebutan nama
Tuhan
II. 1. Berusaha 1. Tengkurap 1. Tengkurap 1. Berjalan dengan
Fisikmotorik mengangkat dengan dada bolakbalik tanpa berpegangan
A. kepala saat diangkat dan bantuan
2. Bertepuk tangan
Motori ditelungkupk an kedua tangan
2. Mengambil benda
k Kasar menopang
2. Menoleh ke yang terjangkau
kanan dan ke 2. Duduk
3.Memukulmu kulkan,
kiri dengan
melempar, atau
bantuan
3. Berguling menjatuhkan benda
(miring) ke 3.Mengangka t yang dipegang
kanan dan ke kedua kaki saat
kiri terlentang
23
jari ketika telunjuk (menjumput)
2.Memainkan 2. Menggaruk
telapak
benda dengan
tangannya
disentuh tangan 2. Meremas kepala
24
6. Bermain air
ketika mandi
7. Merespon
ketika lapar
(misal, menangis, atau orangtua
mencari puting
susu ibu)
8. Menangis
ketika mendengar
suara keras
III. Kognitif 1.Mengenali wajah 1.Memperhat ikan Mengamati berbagai Memahami perintah
orang terdekat benda yang ada di benda yang bergerak sederhana
A.
(ibu/ayah) hadapannya
Mengenal
i
lingkunga
n di
sekitarnya
2.Mengenali suara 2.Mendengar kan
orang terdekat suara- suara di
(ibu/ayah) sekitarnya Ingin
tahu lebih dalam
dengan benda yang
dipegangnya (misal:
cara membongkar,
membanting, dll)
25
B. Memperhatik an Mengulurkan kedua Mengulurkan kedua 1. Memberi reaksi
Menunjuk benda bergerak tangan untuk tangan untuk meminta menoleh saat
kan reaksi atau suara/mainan meminta (misal: (misal: digendong, namanya dipanggil
atas yang digendong, dipangku, dipeluk)
2. Mencoba mencari
rangsangan menggantung di dipangku, dipeluk)
benda yang
atas tempat tidur
disembunyika n
3. Mencoba membuka/
menutup gelas/cangkir
26
tidak nyaman
kan ketidak mendapatkan 2. Meniru cara
nyamanan yang diinginkan menyatakan perasaan
(misal, BAK, (misal, cara memeluk,
3. Merespon
BAB, mencium)
dengan menangis/
lingkungan
menggerakka n
panas)
tubuh pada orang
yang belum
dikenal
VI. Seni Menoleh pada 1. Mendengar kan 1. Melakukan tepuk 1. Menggerakk an
berbagai suara berbagai jenis tangan sederhana tubuh ketika
A.
musik atau musik atau bunyi- dengan irama mendengarkan musik
Mampu
bunyibunyian bunyian dengan tertentu
membeda 2. Memainkan alat
dengan irama irama yang teratur
ka n 2. Tertarik dengan permainan yang
teratur
antara 2. Menjatuhka n mainan yang mengeluarkan bunyi
bunyi dan benda untuk mengeluarkan bunyi
suara didengar suaranya
4. Mengikuti
irama lagu
27
dengan suaranya
secara sederhana
5. Mengamati
obyek yang
berbunyi di
sekitanya
C. Tertarik Melihat ke Menoleh atau Berusaha memegang Mencoret di atas
dengan gambar atau memalingkan wajah benda, alat tulis yang media (misal: kertas,
berbagai benda yang secara spontan diletakkan di hadapannya tembok)
macam ditunjukkan 30 ketika ditunjukkan
karya seni cm dari wajahnya foto/ gambar/cermi
n dan berusaha
menyentuh
28
II. Fisik-motorik 1. Berjalan beberapa langkah tanpa 1. Berjalan sendiri tanpa jatuh
A. Motorik bantuan
2. Melompat di tempat
Kasar
2. Naik turun tangga atau tempat yang
3. Naik turun tangga atau tempat yang
lebih tinggi dengan merangkak
lebih tinggi dengan bantuan
3. Dapat bangkit dari posisi duduk
4. Berjalan mundur beberapa langkah
4. Melakukan gerak menendang
5. Menarik dan mendorong benda yang
bola
ringan (kursi kecil)
5. Berguling ke segala arah
6. Melempar bola ke depan tanpa
6. Berjalan beberapa langkah tanpa kehilangan keseimbangan
bantuan
7. Menendang bola ke arah depan
9. Berjongkok
B. Motorik 1. Membuat coretan bebas 1. Membuat garis vertikal atau
Halus. horisontal
2. Menumpuk tiga kubus ke
2. Membalik halaman buku
atas walaupun belum sempurna
3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi
badan badan
4. Lingkar kepala sesuai standar pada usia 4. Lingkar kepala sesuai standar pada
usia
29
5. Mencuci tangan dengan bantuan 5. Mencuci tangan sendiri
30
Bahasa 2. Memahami tema cerita yang didengar 2. Memahami kata-kata sederhana dari
ucapan yang didengar
B.Mengungkapk 1. Merespons pertanyaan dengan 1. Menjawab pertanyaan dengan
an Bahasa jawaban “Ya atau Tidak” kalimat pendek
31
lagu, atau nada
2. Bergumam lagu dengan 4 bait
bicara tertentu
(misalnya, lagu balonku, bintang kecil,
burung kakak tua)
bunyi
32
II.Fisik-motorik 1. Berjalan sambil berjinjit 1. Berlari sambil membawa sesuatu
yang ringan (bola)
A. Motorik Kasar 2. Melompat ke depan dan ke belakang
dengan dua kaki 2. Naik-turun tangga atau tempat yang
lebih tinggi dengan kaki bergantian 3.
3. Melempar dan menangkap bola
Meniti di atas papan yang cukup lebar
4. Menari mengikuti irama
4. Melompat turun dari ketinggian
5. Naik-turun tangga atau tempat yang kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi
lebih tinggi/rendah dengan berpegangan lutut anak)
4. Koordinasi jari tangan cukup baik untuk 4. Menggunting kertas mengikuti pola
memegang benda pipih seperti sikat gigi, garis lurus
sendok
C. Kesehatan 1. Berat badan sesuai Tingkat usia 1. Berat badan sesuai Tingkat usia
dan Perilaku
2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia 2. Tinggi badan sesuai Tingkat usia
Keselamatan
3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi
badan badan
4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia 4. Lingkar kepala sesuai Tingkat usia
33
6. Memberitahu orang dewasa bila
7. Memahami arti warna lampu lalu
sakit
lintas
7. Mencuci atau mengganti alat makan bila
8. Mengelap tangan dan muka sendiri
jatuh
B. Berpikir Logis 1. Menyebut bagian-bagian suatu gambar 1. Menempatkan benda dalam urutan
seperti gambar wajah orang, mobil, ukuran (paling kecil-paling besar)
binatang, dsb
2. Mulai mengikuti pola tepuk tangan
2. Mengenal bagian-bagian tubuh (lima
3. Mengenal konsep banyak dan sedikit
bagian)
4. Mengenali alasan mengapa ada sesuatu
3. Memahami konsep ukuran (besarkecil,
yang tidak masuk dalam kelompok
panjang-pendek)
tertentu
4. Mengenal tiga macam bentuk ((( , , ).
5. Menjelaskan model/karya yang
5. Mulai mengenal pola dibuatnya
34
k
2. Memberikan nama atas karya yang 2. Menggambar atau membentuk
dibuat sesuatu konstruksi yang
mendeskripsikan sesuatu yang
3. Melakukan aktivitas seperti kondisi nyata
spesifik
(misal: memegang gagang telpon)
3. Melakukan aktivitas bersama
teman dengan
III. Kognitif 1. Melihat dan menyentuh benda yang 1. Paham bila ada bagian yang hilang dari
ditunjukkan oleh orang lain suatu pola gambar seperti pada gambar
A.Belajar
wajah orang matanya tidak ada, mobil
dan 2. Meniru cara pemecahan orang dewasa
bannya copot, dsb
Pemecahan atau teman
2. Menyebutkan berbagai nama
Masalah
3. Konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu makanan dan rasanya (garam, gula atau
tanpa bantuan orangtua cabai)
4. Mengeksplorasi sebab dan akibat 3. Menyebutkan berbagai macam
35
IV. Bahasa 1. Memainkan kata/suara yang didengar dan 1. Pura-pura membaca cerita bergambar
diucapkan berulangulang dalam buku dengan kata-kata sendiri
A.
Memahami 2. Hafal beberapa lagu anak sederhana 2. Mulai memahami dua perintah yang
Bahasa diberikan bersamaan contoh: ambil
3. Memahami cerita/dongeng sederhana
mainan di atas meja lalu berikan kepada
4. Memahami perintah sederhana seperti ibu pengasuh atau pendidik
letakkan mainan di atas meja, ambil
mainan dari dalam kotak
V.Sosia 1. Memberi salam setiap mau pergi 1. Mengikuti aktivitas dalam suatu
l- kegiatan besar (misal: piknik)
2. Memberi rekasi percaya pada orang
emosio
dewasa 2. Meniru apa yang dilakukan orang
nal
dewasa
3. Menyatakan perasaan terhadap anak
A. Kesadaran
lain 3. Bereaksi terhadap hal-hal yang tidak
Diri
benar (marah bila diganggu)
4. Berbagi peran dalam suatu permainan
(misal: menjadi dokter, perawat, pasien) 4. Mengatakan perasaan secara
verbal
B.Tanggungjaw 1. Mulai bisa mengungkapkan ketika ingin 1. Mulai bisa melakukan buang air
ab Diri dan buang air kecil dan buang air besar kecil tanpa bantuan.
Orang lain
2. Mulai memahami hak 2. Bersabar menunggu gilira.
36
orang lain (harus antri, menunggu 3. Mulai menunjukkan sikap toleran
giliran. sehingga dapat bekerja dalam kelompo.
37
dan suara
5. Meniru gerakan berbagai binatang nyanyian)
38
5. Membiasakan diri
berperilaku baik 6. Menghormati (toleransi) agama orang lain
39
5. Mengekspresikan diri dengan 7. Mengekspresikan diri melalui gerakan
media
3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi 3. Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan
badan
4. Lingkar kepala sesuai tingkat usia 4. Lingkar kepala sesuai tingkat usia
5. Menggunakan toilet (penggunaan air, 5. Menutup hidung dan mulut (misal, ketika
membersihkan diri) dengan bantuan batuk dan bersin)
minimal
6. Membersihkan, dan membereskan
6. Memahami berbagai alarm bahaya tempat bermain
(kebakaran, banjir, gempa)
7. Mengetahui situasi yang membahayakan
7. Mengenal rambu lalu lintas yang diri
ada di jalan
8. Memahami tata cara menyebrang
IV. Kognitif 1. Mengenal benda berdasarkan fungsi 1. Menunjukkan aktivitas yang bersifat
(pisau untuk memotong, pensil untuk eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang
A. Belajar
menulis) terjadi ketika air ditumpahkan)
dan
Pemecaha 2. Menggunakan benda- benda sebagai 2. Memecahkan masalah sederhana dalam
n Masalah permainan simbolik (kursi sebagai kehidupan sehari-hari dengan cara yang
mobil) fleksibel dan diterima sosial
40
kehidupan
sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, atau pengalaman dalam konteks yang baru
temaram, dsb)
2. Mengenal gejala sebab- akibat yang 2. Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema
terkait dengan dirinya permainan (seperti: ”ayo kita bermain pura-pura
seperti burung”)
3. Mengklasifikasikan benda ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang 3. Menyusun perencanaan kegiatan yang akan
sejenis atau kelompok yang berpasangan dilakukan
dengan 2 variasi
4. Mengenal sebab-akibat tentang
4. Mengenal pola (misal, AB-AB dan ABC- lingkungannya (angin bertiupmenyebabkan
ABC) dan mengulanginya daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu
41
5. Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi
ukuran atau warna
menjadi basah)
C.Berf 1. Membilang banyak benda satu sampai 1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10
ikir sepuluh
Simbo
lik
II. Bahasa 1. Menyimak perkataan orang lain 1. Mengerti beberapa perintah secara
(bahasa ibu atau bahasa lainnya) bersamaan
A.
Memaham 2. Mengerti dua perintah yang diberikan 2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks
i bahasa bersamaan
3. Memahami aturan dalam suatu permainan
42
3. Memahami cerita yang dibacakan 4. Senang dan menghargai bacaan
43
yang ada di sekitarnya benda yang ada di sekitarnya
B.Rasa 1. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya 1. Tahu akan hak nya
tanggung
2. Menghargai keunggulan orang lain 2. Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)
jawab untuk
diri sendiri 3. Mengatur diri sendiri
dan orang
lain
3. Mau berbagi, menolong, dan membantu
4. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk
teman
kebaikan diri sendiri
44
C.Peril 1. Menunjukan antusiasme dalam 1. Bermain dengan teman sebaya
aku melakukan permainan kompetitif secara
2. Mengetahui perasaan temannya dan
Prosos positif
merespon secara wajar
ial
2. Menaati aturan yang berlaku dalam
3. Berbagi dengan orang lain
suatu permainan
3. Menghargai orang lain
4. Menghargai hak/pendapat/karya orang lain
4. Menunjukkan rasa empati
B.Tertarik dengan 1. Memilih jenis lagu yang disukai 1. Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar
kegiatan seni
2. Bernyanyi sendiri 2. Menggunakan berbagai macam alat musik
tradisional maupun alat musik lain untuk
3. Menggunakan imajinasi untuk
menirukan suatu irama atau lagu tertentu
mencerminkan perasaan dalam sebuah
peran 3. Bermain drama sederhana
5. Menggunakan dialog, perilaku, dan 5. Melukis dengan berbagai cara dan objek
berbagai materi dalam menceritakan
6. Membuat karya seperti bentuk
suatu cerita
sesungguhnya dengan berbagai bahan (kertas,
6. Mengekspresikan gerakan dengan plastisin, balok, dll)
45
irama yang bervariasi
7. Menggambar objek di sekitarnya
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
46
penulis menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang penulis buat di atas
merupakan kelemahan dari pada penulis, karena terbatasnya kemampuan penulis untuk
memperoleh data dan informasi karena terbatasnya pengetahuan penulis.
Jadi yang saya harapkan kritik dan saran yang membangun agar saya dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Liberty
Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia. Dalam Prosiding
Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta,
IDAI
47
Mutohir, Toho Cholik, 2004. Perkembangan Motorik pada Masa Anak-Anak. Jakarta:
Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jenderal
Olahraga, Depdikanas.
48