Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMBUH KEMBANG

Oleh :

Luh Nisha Wiryani ( 20089014029 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep dasar Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak


1. Definisi
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari
perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi
sampai maturitas/dewasa.
1) Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel,
organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara
fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan
otak.
2) Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) struktur dan hasil dari proses
pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik,
emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu/kohelen..Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang
terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan,
tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi
saat ini, sebelumnya dan berikutnya.
2. Tujuan Umum ilmu tumbuh kembang
1) Memahami pola normal tumbuh kembang anak
2) Memahami faktor-faktor yang terkait dengan tumbuh kembang anak
3) Melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh
kembang fisik,mental/kognitif, kemampuan sosial-emosional.
4) Melakukan deteksi dini terhadap kelainan tumnuh kembang dengan cara
melakukan skrining rutin serta melakukan assessment untuk
menegakkan diagnosis dan mencari penyebab
5) Melakukan tatalaksana yang komperhensif terhadap masalah-masalah
yang terkait dengan tumbuh kembang anak,serta melakukan upaya
pencegahan.
3. Ciri-Ciri Tumbuh kembang anak.
Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak
mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu:
• Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)
• Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya
(Early development more critical than critical than later development)
• Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar
(Development is the product of maturation and the leaning)
• Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is
predicable)
• Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the
developmental pattern has predicable characteristic).
• Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual
defferences the development)
• Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in
the development pattern)
• Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are
social expectation for every developmental period).
• Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of
developmens has potensial hazards).
4. Tahap tumbuh kembang anak
- Masa perinatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi
tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi
mengalami deferenisasi yang berlangsung cepat hinggga terbentuk organ-
organ tubuh yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9
bulan didalam kandungan. Masa kombrio berlangsung sejak konsepsi
sampai umur 8 minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada
saat ini terbentuk organ-organ yang sangat peka terhadap lingkungan. Pada
msa fetus ini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia
yang sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk mulai
berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung
pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.
- Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri
ke kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ
tubuh berfungsi sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa
7 hari pertama (neonatal dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus,
karena angka kematia pada masa bayi ini tinggi,
- Pada masa bayi dan masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun
kecepatan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi yang
berlangsung, terutama sistem saraf.
- Pada masa anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan
berlangsung stabil (plateau) pada masa ini terdapat kecepatan
perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Aktifitas fisik bertambah serta
keterampilan dan proses fikir meningkat.
- Pada masa praremaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa
remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan
transisi dari masa anak ke dewasa, pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat
badan, tinggi badan dan juga pertumbuhan yang pesat pada alat-alat
kelamin dan timbul tanda-tanda seks sekunder.
Table. Tumbuh Kembang Anak

Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama


Masa prenatal - Pembentukan struktur tubuh asar dan organ-organ
(dari konsepsi - Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang
sampai lahir) kehidupan anak
- Sangat peka terhadap lingkungan
Masa bayi dan - Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain
masa anak (dependent), tetapi mempunyai kompetensi
dini (lahir (competent)
- Semua pancaindera berfungsi pada waktu lahir
sampai umur3
- Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
tahun) berlangsung cepat
- Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat,
bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan
- Kelekatan terhadap orangtua atau benda lainnya
sampai akhir tahun pertama
- Kesadaran diri (self-awareness) berkembang
dalam tahun kedua
- Komperhensi dan bahasa berkembang pesat
- Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.
Masa - Keluarga masih merupakan fokus dalamhidupnya,
prasekolah (3- walaupun anak lain menjadi lebihpenting
6 hahun) - Ketermpilan motorik kasar dan halus serta
kekuatan meningkat
- Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan
merawat diri meningkat.
- Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih
berkembang.
- Imaturitas kognitig mengakibatkan pandangan
yang tidak logis terhadap dunia sekitar
- Prilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi
pengertian terhadap pandangan orang lain mulai
tumbuh.

Masa - Teman sebaya sangat penting


praremaja (6- - Anak mulai berfikir logis, meskipun masih
12 tahun) konkrit operasional
- Egoisentris berkurang
- Memori dan kemampuan berbahasa meningkat
- Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah
formal
- Konsep diri tubuh yang mempengaruhi harga
dirinya
- Pertumbuhan fisik lambat
- Kekuatan dan kemampun atletik meningkat
Masa remaja - Perubahan fisik cepat dan jelas
(12 sampai - maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai
sekitar 20 dewasa
tahun) - teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan
dan konsep dirinya
- kemampuan berfikir absrak dan menggunakan
alasan yang bersifat ilmiah dan sudah berkembang
- sifat egoisentris menetap pada beberapa perilaku
hubungan dengan orang tua pada umumnya baik.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak


menurut umur sebagai berikut:

1) Umur 0-3 bulan


a. Mengangkat kepala setinggi 45⁰
b. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
c. Melihat dan menatap wajah anda
d. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
e. Suka tertawa keras
f. Bereaksi terkejut terhadap suara keras
g. Bereaksi tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum
h. Mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman,pendengaran, kontak.
2) Umur 3-6 bulan
a. Berbalik dari telungkup ke terlentang
b. Mengangkat kepala setinggi 90⁰
c. Mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil menggenggam
pensil
d. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
e. Memegang tangannya sendiri
f. Berusaha memperluas pandangan
g. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
h. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
i. Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain
sendiri
3) Umur 6-9 bulan
a. Duduk (sikap tripoid-sendiri)
b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
c. Merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang
d. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya
e. Memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada
saat bersamaan
f. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
g. Bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata
h. Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan
i. Bermain tapuk tangan atau ciluk ba
j. Bergembira dengan melempar benda
k. Makan kue sendiri
4) Umur 9-12 bulan
a. Mengangkat benda keposisi berdiri
b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
c. Dapat berajalan dengan dituntun
d. Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan
e. Menggenggam erat pensil
f. Memasukkan benda ke mulut
g. Mengulang menirukan bunyi ynag didengar
h. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
i. Mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
j. Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
k. Senang diajak main “ciluk ba”
l. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenal
5) Umur 12-18 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
b. Membungkuk memungut permainan kemudian berdiri Kembali
c. Berjalan mundur 5 langkah
d. Memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata
“mama”
e. Menumpuk 2 kubus
f. Memasukkan kubus di kotak
g. Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu
h. Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
6) Umur 18-24 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
b. Berjalan tanpa terhuyung-huyung
c. Bertepuk tangan, melambai-lambai
d. Menumpuk 4 buah kubus
e. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f. Menggelindingkan bola kearah sasaran
g. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
h. Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
i. Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
7) Umur 24-36 bulan
a. Jalan naik tangga sendiri
b. Dapat bermain dan menendang bola kecil
c. Coret-coret pensil pada kertas
d. Baca dengan baik menggunakan 2 kata
e. Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
f. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau
lebih
g. Membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika
diminta
h. Melepaskan pakaian sendiri
8) Umur 36-48 bulan
a. Berdiri 1 kaki 2 detik
b. Melompat kedua kaki diangkat
c. Menggayuh sepeda roda tiga
d. Menggambar garis lurus
e. Menumpuk 8 kubus
f. Mengenal 2-4 warna
g. Menyebut nama umur dan tempat
h. Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan
i. Mendengarkan cerita
j. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
k. Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
l. Mengenakan sepatu sendiri
m. Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
9) Umur 48-60 bulan
a. Berdiri satu kaki 6 detik
b. Melompat-lompat satu kaki
c. Menari
d. Menggambar tanda silang
e. Menggambar lingkaran
f. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
g. Mengancing baju atau pakaian boneka
h. Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
i. Senang bertanya tentang sesuatu
j. Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
k. Bicaranya mudah dimengerti
l. Bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya
m. Menyebut angka dan menghitung jari
n. Menyebut nama-nam hari
o. Berpakaian sendiri tanpa bantuan
p. Bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu
10) Umur 60-72 bulan
a. Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
b. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
c. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
d. Menggambar segi empat
e. Mengerti arti lawan kata
f. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
g. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya
h. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
i. mengenal warna-warni
j. mengungkapkan simpati
k. mengikuti aturan permainan
l. berpakaian sendiri tanpa dibantu
5. Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi 1993) dalam Soetjiningsih (2016):
1) kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan
terpenting), perawatan kesehatan dasar ( antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit),
papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan,
sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.
2) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan , hubungan penuh kasih sayang, erat,
mesra, dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun
spikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng
mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi.hubungan ini diwujudkan
dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini mungkin, misal
dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir (inisiasi dini),
peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan
keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh kembang anak.
Kekurangan kesih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
mempunyai dampak yang negative pada tumbuh kembang anak secara fisik,
mental sosial, emosi, yang disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih
sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar (basic trust)
3) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
merangsang mental spikososial; kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, prokduktivitas, dan
sebagainya.
6. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.Pertumbuhan ditandai
dengan intensitas kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
tidaknya potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan
tercapainya potensi genetik, sedangkan potensi yang tidak baik akan
menghambatnya. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:
➢ Faktor lingkungan prenatal
Berhubungan dengan berbagai cirri pertumbuhan janin selama
dalam kandungan dan msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka
masa prenatal dibagi:
1) Masa embrionik/masa mudigah : sampai 8/12 minggu
2) Masa fetal/masa janin : 12 sampai dengan 40 minggu
a. Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu
b. Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1) Gizi ibu pada waktu hamil


Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai
sekitar 10-12 kg agar tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil
dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan menambah
300 kkal/hari atau sekitar satu porsi makan lebih banyak dari pada
sebelum hamil.Suplemen zat besi juga harus diberikan pada ibu hamil
untuk mencegah anemia pada ibu, yang berdampak negatif pada janin,
seperti BBLR dan anemia pada bayi.
2) Obat-obatan, toksin, atau zat kimia
Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin
sangat tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, serta waktu dan
lamanya pemberian. Bila pada kehamilan trimester I (masa
organogenesis) ibu minum obat teratogenik, akan terjadi keguguran atau
cacat bawaan. Beberapa obat mempunyai efek sinergistik dengan obat
lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik. Obat tertentu
diberikan pada beberapa minggu terakhir kehamilan atau pada waktu
persalinan dapat mengetahui fungsi organ/sistem enzim tertentu pada bayi
baru lahir.
3) Endokrin
Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat menderita
organomegali, berat lahir di atas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel
beta parenkes janin, dan gangguan metabolik pada neonatus. Diabetes
yang tidak dipantau dengan seksama sering menyebabkan janin mati
dalam kandungan bahkan cacat bawaan.
Demikian pula, angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu
yang mendapat terapi hormon, pada ibu yang waktu hamil usianya lebih
dari 35 tahun, dan pada kelainan hormon tiroid.
4) Mekanis
Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat
mengakibatkan cacat bawaan, misal kelainan talipes, mikrognatia, dan
lainnya. Kesalahan implementasi ovum dapat mengakibatkan gangguan
nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan janin.
5) Penyakit pada ibu
- Infeksi
Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil
dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin,
gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.
- Bukan infeksi
Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin
terjadi retardasi pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu
penderita goiterendemik, bayinya bisa menderita hipotiroid
kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil yang tidak diobati akan
mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, cedera otak pada janin
yang tidak menderita fenilketonuria.
6) Radiasi
Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat
menyebabkan kematian janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu hamil
muda karena dapat mengakibatkan malformasi janin, seperti mikrosefali,
spina fibida, dan retardasi janin.
7) Imunitas
Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops
foetalis, bayi lahir yaitu mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah
plasenta terbentuk, yaitu pada trimester II kehamilan. Penatalaksanaannya
adalah melahirkan bayi sebelum waktunya untuk menjaga jangan sampai
terjadi hydrops foetalis, atau melakukan tranfusi sel darah merah dan Rh
negatif intraperioneal, agar janin dapat tumuh sempurna dan mempunyai
kemungkinan hidup lebih besar.
8) Anoreksia
Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan
tali pusat dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu
hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit
jantung, ginjal, asma, diabetes militus. Ibu yang menderita toksemia pada
waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur, atau terjadi kematian
intrauterin.

9) Stress

Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta

dan tali pusat dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi

pada ibu hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan

dengan penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes militus. Ibu yang

menderita toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi

KMK, prematur,atau terjadi kematian intrauterin.

➢ Faktor Lingkungan Perinatal


1) Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat
bernafas secara spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan
menyebabkan perubahan biokimiawi dalam darah bayi, yang dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan permanen pada SSP, sehingga
bayi bisa cacat seumur hidup. Akibatnya, bayi-bayi ini mempunyai IQ
rendah dan bahkan ada yang menderita retardasi mental.
2) Trauma lahir
Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara lain
adalah primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang
meragukan, dan oligohidramnion. Demikian pula dengan jenis prsalinan
akan turut menentukan berat ringannya trauma pasca lahir.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20 mg%
pada BBLR 30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat disertai
dengan oleh gejala klinik dan, bila tidak diobati dengan segera, dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada otak. Kadar glukosa
setiap bayi beresiko tinggi yang baru lahir harus dimonitor.
4) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin
indirek telah melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern ikterus atau
esenfalopati bilarialis yang bisa menyebabkan atetosis yang disertai
dengan gangguan pendengaran dan retardasi mental di kemudian hari.
5) Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan kurang dari 2500
gram)
BBLR tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan
dan kematiannya tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat
penting, yaitu pemeriksaan pranatal yang baik dan memperhatikan gizi
ibu.
6) Infeksi
Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi.
Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya menyebabkan mortalitas
yang tinggi, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan
dititiberatkan pada cara kerja aseptik, misalnya alat- alat minum, alat-alat
resusitasi, alat pemberian oksigen yang steril, perawatan tali pusat yang
baik, dan kebiasaan mencuci tangan oleh petugas di ruang perawatan bayi,
baik sebelum maupun sesudah memeriksa bayi. Ibu perlu diberi
kesempatan untuk menyusui seawal mungkin (inisiasi dini) dan rawat
gabung sehingga morbiditas dan mortalitas perinatal dapat diturunkan.
➢ Faktor Lingkungan Pascanatal
1) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Karena anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan berbeda
denganorang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan
menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makanan berlebih juga tidak
baik, karena akan menyebabkan obesitas. Kedua-duanya ini dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
2) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua dengan
cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan
yang terdekat. Jangan sampai penyakit anak sudah menjadi parah, yang bisa
membahayakan jiwa anak.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda
dengan anak yang biasanya sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan
terganggu. Pada umumnya anak, anak yang berpenyakit kronis disertai
dengan gangguan kejiwaan akibat stres yang berkepanjangan karena
penyakitnya.
3) Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi
morbilitasi dan mortalitas terhadap penyakit=penyakit yang bisa dicegah
dengan imunisasi, misalnya penyakit TBC (imunisasi BCG), rotavirus,
diphteria, tetanus, pertusis, polio, campak, hepatitis B, MMR, HIB,
Influenza, demam tifoid, hepatitis A, cacar air, IPD (invasive
pneumococal disease), dan HPV (human papilloma virus). Dengan
dilaksanakannya imunisasi yang lengkap, kita harapkan dapat dicegah
timbulnya penyakit-penyakit yang menyebabkan cacat dan kematian.
4) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan
yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan
penghininya. Misalnya rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang
cukup, yang tidak sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta
bebas polusi akan menjamin tumbuh kembang anak
5) Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kesersihan
lingkungan, memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak.
Kebersihan perorangan yng kurang akan memudahkan terjadinya
penyakit kulit dan saluran pencernaan (diare, cacing, dan lainya).
Sementara itu kebersihan lingkungan erat hubungan dengan penyakit
saluran pernafasan, saluran pencernaan serta penyakit akibat nyamuk
sebagai vektornya (seperti malaria dan demam berdarah). Oleh karena itu
pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan untuk
membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak,
sehingga menciptakan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam
menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksporasi
lingkungan.
6) Stimulasi
Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak dan
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak.
Peran orang tua dalam kegiatan bermain anak sangat penting sehingga
anak akan mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat penting
untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mandapat stimulasi yang terarah
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai
penguat yang bermanfaat dan bermanfaat bagi perkembangan anak.
Berbagai macam stimulasi sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif,
taktil, dan ras (taste) dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada
awal perkembangan anak, misalnya dengan mengajak anak bercakap-
cakap, membelai, mencium, bermain dan sebagainya.
Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak adalah
makanan, kesehatan dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat, dan kesehatan yang terpelihara memang penting, tetapi
perkembangan intelektual jug perlu. Bermain merupakan “sekolah” yang
berharga bagi anak, sehingga perkembangan intelektualnya optimal.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh,
diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan- latihan, atau
olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan olahraga sedini mungkin,
karena olahraga tidak hanya membentuk fisik anak, tetapi juga
membentuk mentalnya. Olahraga yang baik bagi anak harus juga
memiliki nilai bermain. Olaraga untuk balita antara lain adalah
melempar/menangkap bola, melompat/main tali, main
“dengkleng/engklek” (bermain dengan menggunakan satu kaki untuk
berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga kemungkinan terjadi cedera
pada saat bermain/melakukan aktivitas.
7) Keluarga berencana
Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat merencana
kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa
tahun jarak antara anak satu dengan anak lainnya, dan kapan berhenti
tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin
muda, pasangan suami-istri dianjurkan untuk menunda kehamilannya
sampai paling sedikit ibu berumur 18 tahun. Karena, kehamilan pada
umur kurang dari 18 tahun sering melahirkan BBLR dengan angka
kematian tinggi. Disamping itu, resiko terhadap ibunya juga tinggi.
Demikian pula, perlu dianjurkan ibu tidak hamil sesudah usia 35 tahun,
karena resiko terhadap bayi maupun ibunya meningkat.
8) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting
dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua-anak merupakan suatu
proses majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian
orangtua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap
anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar.
Beberapa faktor yang memiliki dampak negatif terhadap pola interaksi
keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang
diderita salah satu anggota keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu
anggota keluarga.
7. Perkembangan Motorik Halus
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstermitas atas,
berlangsung ke arah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal
sampai jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi
motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang
akurat, dan kemampuan intelek nonverbal.
Keterampilan motorik halus merupakan koodinasi halus pada otot-otot
kecil yang memainkan suatu peran utama, suatu keterampilan menulis huruf
“a” merupakan serangkaian beratus-ratus koordinasi saraf otot. Pergerakan
termpil adalah proses yang sangat kompleks.
Variasi perkembangan lotorik halus mencerminkan kemauan dan
kesempatan individu untuk belajar. Anak yang jarang menggunakan krayon,
akan mengalami keterlambatan pada perkembangan memegang pensil.
▪ Bayi baru lahir, grasp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika
suatu obyek menyentuh telapak tangan. Perkembangan motorik halus
pertama yang dengan medah dapat dikenali dan merupakan
perkembangan sangat penting adalah kemampuan mengepalkan
tangan.
▪ Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa terbuka
secara spontan. Bila pada umur 4 bulan (red flag) tangan masih
mengepal, ini merupakan indikasi bayi mengalami disfungsi
neuromotorik.
▪ Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang digerakkan,
dan dapat menggapai kearah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari
pandangannya. Umur 3-4 bulan, jika sebuah objek ditempatkan di
tangan, objek tersebut akan dpegang dengan tiga jari daerah ulnar dan
selanjutnya jari tangan yang lain akan ikut menggenggam.dengan
hialngnya grasp palmar reflex, bayi dapat meluruskan jari
mempertahankan tangan dengan posisi terbuka pasa umur 4 bulan,
sehinggamemudahkan perkembnagan otik senjutnya. Bayi 3-4 bulan
sudah dapat menempatkan tangannya kebagian tengah tubuhnya.
Memainkan jari-jemari, serta memasukkan tangan kemulutnya.
▪ Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah objek dan
membawanya ke arah garis tengah tuuhnya.sebuah objek didkatkan
ditelapak tangan, jari-jari fleksi bersama-sama dan menggenggam
objek. Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu eraih benda-benda yang
berada dalam jangkauannya dan mampu memegang pensil.
▪ Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati garis
tengah tubuhnya dan mampu memindahkan objek dari tangan satu ke
tangan yang lainnya, tanpa disertai gerakan stimultan pada tangan yang
lain. Bayi juga mampu memasukkan balok balok kedalam gelas tapi
tidak bisa mengambil kembali. Bayi umur 6-7 bulan, mampu menjepit
dengan baik menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
▪ Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan
kepadanya, selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke
tangan yang lainnya. Pada umur 6-9 bulan, bayi mampu memungut 2
benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang
bersamaan.
▪ Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam
gelas.
▪ Bayi juga mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan
lengan/mencondongkan badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
Pada umur 10 bulan, bayi mampu menjepit benda-benda kecil, seperti
manik-manik atau makanan kecil.
▪ Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas
kubus yang lain. Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai dengan
tingkatan kontrol manipulatif, tatapi bukan suatu peningkatan pada
perkembangan keterampilan.
▪ Bayi umur 15 bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu
menumpuk 2 kubus, dan selanjutnya menumpuk 3 kubus pada umur
21 bulan. Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus
kedalam gelas.
▪ Anak pertama kali melempar bola.
▪ Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan
sebuah coretan. Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara
horizontal. Anak juga mampu memungut 4 kubus dan memungut
benda-benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjimpit). Anak
mencoba melipat kertas dan mampu melipat kertas menjadi sebuah
lipatan pada umur 2,5 tahun.
▪ Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan horizontal dan
vertikal yang spesifik
▪ Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bisa
membuat jembatan dengan tiga kubus, anak mampu menggambar
sebuah lingkaran dan mulai menggambar gambar manusia.
▪ Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat,
anak mampu membuat gerbang dengan 5 kubus.
▪ Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan
mampu membuat tangga dengan 6 kubus.
▪ Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat ventrikal. Pada
umur 9 tahun, anak dapat menggambar silinder, dan pada umur 12
tahun anak dapat menggambar kubus tiga dimensi.
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Anak Usia Dini
1) Sifat genetik dasar
Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri
anak dan merupakan sifat bawaan dari orang tua. Faktor ini ditanadai
dengan beberapa kemiripan fisik dan gerakan tubuh anak dengan salahsatu
anggota keluarganya, apakah ayah, ibu, kakek, nenek atau keluarga lainnya.
2) Kondisi pra lahir ibu
Ketika anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat
tergantung pada asupan suplai gizi yang diperoleh dari ibunya. Jika kondisi
fisik ibu sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang
dikandungnya akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna.
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor luar dari
anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat
perkembangan motorik anak, dimana anak kurang dapat keleluasaan dalam
bergerak dan melakukan latihan-latihan.
4) Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi
perkembangan motorik anak, mengingat anak berada dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai
dengan bertambah vomume dan fungsi tubuh anak.
Dalam kebutuhan fisik/motorik yang pesat ini anak membutuhkan
gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuh yang
baru. Kesehatan anak yang terganggu karena sakit akan memperlambat
pertumbuhan/perkembangan fisiknya dan akan merusak sel-sel jaringan
tubuh anak.
5) IQ
Kecerdasan intektual turut mempengaruhi perkembangan motorik
anak. Kecerdasan intelektual yang ditandai dengan tingginya skor Iqsecara
tidak langsung membuktikan tingkat perkembangan otak anak dan
perkembagan otak anak sangat mempengaruhi kemampuan gerakan yang
dapat dilakukan oleh anak, mengingat bahwa salah satu fungsi dari otak
adalah mengatur dan mengendalikan gerakan yang dilakukan anak. Sekecil
apapun gerakan yang dilakukan anak, merupakan hasil kerjasama antara 3
unsur yaitu, otak, urat saraf dan otot, yang berinteraksi secara positif.
6) Adanya stimulasi, dorongan dan kesempatan
Perkembangan motorik halus anak tergantung pada seberapa banyak
stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot- otot
haluas maupun kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang
dilakukan anak masih sangat kasar. Dengan latihan-latihan yang cukup akan
membantu anak untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga mencapai
kondisi motorik yang sempurna yang ditandainya dengan gerakan yang
lancar dan luwes.
7) Pola asuh keluarga
Ada tiga pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yaitu pola asuh
otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak
memberikan kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot
yang harus taat pada semua aturan dan perintah yang diberikan.
Sedangkan pola asuh permisif sangat berlawanan dengan otoriter,
yaitu orang tua cenderung akan memberikan kebebasan tanpa batas pada
anak dan cenderung membiarkan anak untuk bertumbuh dan berkembang
dengan sendirinya tanpa dukungan orang tua.
Pola asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orang tua akan
membarikan kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan,
bimbingan, dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
anak, jadi orang tua berusaha memberdayakan anak.
Ketiga pola asuh tentunya akan menentukan suasanan kehidupan
yanga kan dialami anak dalam kesehariannya dan tantu saja akan sangat
mempengaruhi proses perkembangan diantaranya perkembangan motorik.
8) Cacat fisik
Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi
kemampuan gerak anak. Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan
keleluasaan anak dalam bergerak.

B. Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah


➢ Anak
Anak Individu yang berusia 0-18 tahun, yang sedang dalam proses
tumbuh-kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik ( fisik, psikologis,
sosial dan spiritual ) yang berbeda dengan orang dewasa. Anak adalah
individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan
merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapatdinilai secara ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara
individual.
Anak usia sekolah (Middle Childhood) berada pada rentang usia 6-12
tahun, mulai masuk pada lingkungan sekolah . Pada anak usia sekolah aspek
perkembangan motorik dan emosi merupakan faktor yang sangat penting
untuk membentuk kepribadian dan kepercayaan diri dan merupakan proses
penyempurnaan fungsi tubuh dan jiwa .
Menurut Sacco tahap perkembangan usia sekolah (Middle Childhood)
disebut potensi berkarya versus harga diri rendah (industry versus
inferiority). Tugas perkembangan utama anak usia sekolah adalah tumbuh
rasa kemandirian melalui keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan “self concept” atau kepribadian anak. Hambatan atau
kegagalan dalam mencapai kemampuan tugas perkembangan dapat
menyebabkan anak rendah diri dan hambatan dalam bersosialisasi .
Anak usia usia sekolah memiliki karakteristik kecenderungan pola
emosi: takut, marah, malu,
cemas, khawatir, rasa ingin tahu dan gembira. Kegagalan pada satu tahap
tumbuh kembang dapat mempengaruhi tahap tumbuh kembang berikutnya.
Anak yang kurang mendapat kehangatan secara emosional akan
mengembangkan rasa takut, tidak percaya diri, marah dan cemas dalam
beraktifitas khususnya di sekolah. Kondisi yang demikian dalam
perkembangannya dapat membentuk kepribadian Social Anxiety Disorders
pada saat dewasa yang ditandai dengan adanya gangguan mental, gangguan
kepribadiaan dan gangguan tidur.
Menurut Tjhin Wiguna perubahan yang terjadi pada anak usia sekolah
membuat anak menjadi pribadi yang penuh dengan gejolak emosi yang
merupakan perubahan yang mencolok pada anak usia sekolah. Di Singapura
12,5 % anak usia 6-12 tahun memilki masalah emosi dan perilaku sehingga
menyebabkan anak kesulitan belajar dan beresiko gangguan depresi dan
ansietas. Di Netherlands prevalensi anak yang mengalami gangguan
emosional sebesar 8-9 % dan beresiko besar mengalami gangguan mental
di tahap perkembangan berikutnya .
➢ Karakteristik anak usia sekolah
Menurut Syamsu masa usia sekolah dasar terbagi dua, yaitu: Masa
kelas dasar/ awal (usia 6 – 9 tahun) dengan ciri-ciri anak usia sekolah masa
kelas dasar yaitu:
1. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama,
dalam permainan tradisional, sikap tunduk kepada peraturan-
peraturan permainan tradisional.
2. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
3. Suka membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
4. Ingin terlibat dalam tugas yang dapat dilakukan sampai selesai,
bila tidak dapat menyelesaikan suatu keterampilan, soal, maka
keterampilan, soal itu dianggap tidak penting.
5. Anak menghendaki nilai angka yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
6. Suka meremehkan orang lain.
➢ Tugas Perkembangan pada masa sekolah.
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam kehidupan individu. Syamsu mengungkapkan tugas
perkembangan masa usia sekolah difokuskan pada belajar mengembangkan
kemampuan diri untuk memalui permainan, belajar membentuk sikap yang
sehat terhadap diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya (pergaulan
anak disekolah atau teman sebaya diwarnai dengan rasa senang/gembira,
marah, malu, takut.
Hurlock ; Mengungkapkan bahwa tercapai atau tidaknya tugas-tugas
perkembangan ditentukan oleh faktor kematangan fisik, motivasi dari
individu, dukungan dari lingkungan. Kesuksesan dalam menyelesaikan
tugas perkembangan akan mengarahkan individu pada kebahagiaan dan
keberhasilan pada tugas perkembangan berikutnya.
➢ Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah
Masa anak usia sekolah merupakan usia bermasalah. Pada masa ini
anak mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah . Hal ini disebabkan
anak usia sekolah merupakan individu yang tidak berpengalaman dalam
menghadapi masalah karena pada masa sebelum masuk ke lingkungan
sekolah, masalah yang dihadapi anak diselesaikan oleh orang tua.
Menurut Devi, A & Fenn, masalah-masalah yang sering terjadi pada anak
usia sekolah adalah gejolak emosi kearah yang destruktif/perilaku agresif,
gangguan mental emosional, stres, merasa rendah diri bila tidak mampu
mengembangkan kemampuan motorik, berkelahi, berbohong, mencuri,
takut ke sekolah. Penolakan sekolah (school refusal) yang merupakan
masalah emosional yang di manifestasikan dengan ketidakinginan anak
untuk sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, d. C. (2022, oktober 8). tumbuh dan kembang. Retrieved from


nutriclub.co.id:https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-
kembang-anak/mengoptimalkan-tumbuh-kembang

ichal. (2021, Desember 13). Pengertian anak sekolah. Retrieved from wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_Sekolah

Supriadi, A. ,. (2022). Edukasi Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah dan


Pelaksanaan. Jurnal Kolaboratif Sains , 54-55.

Titik Kusumawinakhyu, S. D. (2022). TUMBUH KEMBANG ANAK. Jurnal


Keperawatan, 235-236.

Anda mungkin juga menyukai