Disusun Oleh :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Teori Persalinan Yang
Mendasari Keperawatan Maternitas" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian sistem reproduksi manusia ............................................................................. 5
2.2 Anatomi fisiologi sistem reproduksi manusia .................................................................. 5
2.3 Asuhan keperawatan Gangguan sistem reproduksi manusia ........................................... 5
BAB III .................................................................................................................................... 22
PENUTUP................................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem reproduksi manusia
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem reproduksi manusia
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sistem reproduksi manusia
1.4 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
• Definisi Endometriosis
Endometriosis merupakan penyakit yang terjadi pada masa belasan tahun sampai
mencapai usia menopause, yang berarti dapat diderita sepanjang kehidupan wanita
(Oepomo, 2007). Definisi yang sekarang dianut ialah endometriosis merupakan
sebukan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) tidak normal mirip–endometrium
(endometrium–like tissue) yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu reaksi
peradangan menahun (Jacoeb dan Hadisaputra, 2009). Bila jaringan endometrium
terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut
endometriosis (Prabowo, 2007). Secara histologis ditemukan kelenjar, stroma mirip–
endometrium atau keduanya, dengan atau tanpa makrofag termuat hemosiderin, dan
dapat berubah mengikuti siklus menstruasi. Sebukan endometriosis bereaksi terhadap
hormon steroid yang sama dengan jaringan endometrium normal. Hormon esterogen
merangsang pertumbuhan jaringan endometriosis dan endometrium ektopik. Jaringan
mirip – endometrium ini memberikan fenomena khas karenadapat memunculka aneka
tampilan visual, meski dapat pula ditemukan pada peritoneum yan kelihatannya
normal (Jacoeb, 2009).Endometriosis pada dasarnya bersifat jinak, tetapi dapat
menginvasi organ-organ dalam tubuh. Ada tiga bentuk utama yang saling berbeda,
yaitu: a) endometriosis peritoneal, b) kista endometriosis ovarium (endometrioma),
5
dan c) endometriosis rektovaginal atau adenomiosis (endometriosis interna). Secara
anatomis, lokasi paling umum terkena endometriosis adalah ovarium dan tuba
fallopii. Lokasi lain yang umum didapatkan endometriosis adalah cul-de-sac anterior
dan posterior, ligamentum sakrouterina, rotundum, latum, dan septum rektovaginal.
Lokasi yang kurang umum didapatkan endometriosis adalah kandung kemih, ginjal,
serosa kolon sigmoid, rektum, serviks, vagina, vulva, umbilikus, dan kantong
hernia inguinal. Sedangkan lokasi yang jarang didapatkan endometriosis adalah lokasi
ekstrapelvis, yaitu: a) pleura, b) paru, c) payudara, d) extremitas, e) parut abdominal,
dan e) daerah perianal (Oepomo, 2012).Etiopatogenesis dari endometriosis sendiri
belum diketahui secara pasti. Beberapa teori mengenai mekanisme endometriosis
dikemukakan, tetapi tidak satupun dari mekanisme tersebut dapat menjelaskan secara
terpadu dan menyeluruh dari kasus-kasus endometriosis (Oepomo, 2012). Dewasa ini
terdapat beberapa teori mekanisme dari terbentuknya endometriosis.
6
• Etiologi
Sampai saat ini etiologi endometriosis yang pasti belum jelas. Beberapa ahli
mencoba menerangkan kejadian endometriosis dengan berbagai teori, yakni teori
implantasi dan regurgitasi, metaplasia, hormonal, serta imunologik.Teori implantasi
dan regurgitasi mengemukakan adanya darah haid yang dapat mengalir dari kavum
uteri melalui tuba Falopi, tetapi tidak dapat menerangkan terjadinya endometriosis
diluar pelvis. Teori metaplasia menjelaskan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom
yang berubah menjadi endometrium. Menurut teori ini, perubahan tersebut terjadi
akibat iritasi dan infeksi atau pengaruh hormonal pada epitel coelom. Dari aspek
endokrin, hal ini bisa diterima karena epitel germinativum ovarium, endometrium,
dan peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama. Etiologi endometriosis yang
paling umum adalah menstruasi retrograde, yaitu aliran darah menstruasi yang
berbalik. Riwayat keluarga dan dugaan lain sebagai etiologi endometriosis
memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
• Manifestasi klinis
Rasa sakit yang luar biasa pada sekitar pinggul dan perut bagian bawah. Gejala
akan terasa paling parah sebelum dan selama siklus menstruasi. Namun, ada juga
yang merasakan sakit sepanjang waktu. Rasa sakit juga bisa muncul saat berhubungan
seks atau setelahnya, serta rasa sakit waktu buang air kecil dan besar.
7
menyebabkan perdarahan pada lokasi tersebut sehingga menimbulkan nyeri.
Perdarahan pada ovarium akibat endometriosis dapat memicu terbentuknya
kista berisi darah berukuran 3–5 cm. Kista ini umumnya disebut dengan
“chocolate cysts” karena berisi cairan berwarna coklat yang berasal dari
perdarahan lalu. Walaupun endometriosis kerap menimbulkan infertilitas pada
wanita, hubungan antara kedua kondisi ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Mekanisme yang diperkirakan mendasari hubungan tersebut adalah gangguan
pelepasan sel telur atau pergerakan ovum pada oviduk karena radang dan
aktivitas sitokin
8
• Pathway
9
• Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis endometriosis diawali dengan anamnesis yang lengkap untuk
mengetahui riwayat menstruasi dan gejala yang timbul. Keluhan seperti nyeri
saat menstruasi, nyeri panggul kronis, nyeri saat berhubungan seksual, dan
infertilitas dapat mengarahkan kecurigaan pada endometriosis. Diagnosis
definitif dapat ditegakkan dengan laparoskopi.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, biasanya pasien endometriosis tidak menunjukkan
temuan klinis yang khas. Temuan klinis yang paling umum ditemukan adalah
nyeri tekan pada daerah dengan lesi endometriosis.
3. Diagnosis Banding
10
- Dismenorea Primer
- Kehamilan Ektopik
- Kehamilan Ektopik
- Gangguan Anatomis Organ Reproduksi Wanita
- Penyakit Radang Panggul
- Appendicitis
- Tumor Ovarium
- Kista Ovarium
- Infeksi Saluran Kemih dan Sistitis
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
- Pencitraan
- Laparoskopi Diagnostik
- Ultrasonography (USG)
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Biopsi
● Penatalaksanaan
1. Pengobatan medis
Endometriosis jarang terjadi setelah menopause sehingga hanya terjadi
pada wanita yang menjalani terapi sulih hormone. Kehamilan memiliki
efek yang terbatas, bahkan sering kali berefek kuratif pada penyakit ini,
tetapi infertilitas merupakan salah satu gejala penyakit ini, andaipun
wanita menginginkan seorang bayi. Dengan demikian, pengobatan medis
dilakukan dengan menekan fungsi ovarium.
a. Danol (Danazol). Danol dapat digunakan hingga 9 bulan dan jika efek
samping dapat ditoleransi, obat ini meringankan endometriosis.
11
Endometriosis dapat kambuh jika siklus menstruasi normal kembali
terjadi meski beberapa wanita mengalami perbaikan gejala
b. Pil kontrasepsi kombinasi. Pil kontrasepsi ini dapat bekerja efektif untuk
pengobatan kasus ringan, terutama jika kontrasepsi juga diperlukan.
Perdarahan lepas obat dan perdarahan bercak dapat terjadi, tetapi tidak terlalu
bermasalah jika dibandingkan dengan endometriosis yang terjadi
c. Progesterone, noretisteron, didrogesteron, atau medroksiprogesteron asetat
yang diberikan dalam dosis tinggi memiliki efek hormonal yang 24 sama
seperti kehamilan. Efek samping progesterone hampir sama dengan
gejala sindrom pramenstruasi, serta dapat terjadi perdarahan lepas obat
yang mengganggu.
d. Analog GnRH. Obat ini efektif dalam menekan endometriosis, tetapi
hanya dapat diberikan dalam jangka pendek karena beresiko
menimbulkan osteoporosis
e. Terapi pelengkap dan terapi alternatif. Banyak wanita melaporkan
perbaikan gejala dengan mengonsumsi vitamin, unsur renik mineral, atau
ramuan herbal. Terapi pelengkap dan terapi alternatif merupakan area yang
belum “dilirik” untuk diteliti, tetapi manfaat terapi ini dalam pengobatan
sindrom pramenstruasi mendorong penderita endometriosis untuk
mencobanya. Perubahan alam perasaan, vagina kering yang nyeri, dan
nyeri menyerupai kram, dilaporkan berkurang dengan penggunaan minyak
evening primrose. Vitamin B (terutama B6) serta unsur renik, seperti zink
dan magnesium juga terbukti efektif. Tanpa dukungan penelitian ilmiah
ternama, peran efek placebo dalam pengobatan ini tidak diketahui.
3. Laparoscopy
Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis dari
endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor (kecil) yang dilakukan
dibawah pembiusan total, atau pada beberapa kasus-kasus dibawah pembiusan lokal.
Ia biasanya dilakukan sebagai suatu prosedur pasien rawat jalan. Laparoscopy
dilakukan dengan pertama memompa perut dengan karbondioksida melalui sayatan
kecil pada pusar. Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tips
kemudian dimasukan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk
12
memeriksa perut dan pelvis. Endometrial implants kemudian dapat dilihat secara
langsung. Selama laparoscopy, biopsi-biopsi (pengeluaran dari contoh-contoh
jaringan kecil untuk pemeriksaan dibawah mikroskop) dapat juga dilakukan untuk
diagnosis. Adakalanya biopsi-biopsi yang diperoleh selama laparoscopy
menunjukan endometriosis meskipun tidak adaendometrial implants yang terlihat
selama laparoscopy.
● Komplikasi
Komplikasi EndometriosisJika tidak ditangani, endometriosis dapat berkembang
dan menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:
1. Gangguan Kesuburan atau Infertilitas
Komplikasi utama yang dapat timbul akibat endometriosis adalah
gangguan kesuburan. Hal ini terjadi karena endometriosis dapat menutup
tuba falopi sehingga menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, penyakit ini bahkan dapat
merusak sel telur dan sperma. Sepertiga sampai setengah penderita
endometriosis diketahui menderita gangguan kesuburan. Meski demikian,
wanita dengan endometriosis ringan sampai sedang masih berpeluang
untuk hamil. Oleh sebab itu, dokter akan menyarankan untuk tidak
menunda memiliki anak sebelum endometriosis makin serius.
2. Kanker Ovarium
Meski sangat jarang terjadi, wanita dengan riwayat endometriosis berisiko
terserang kanker ovarium. Selain kanker ovarium, wanita yang menderita
endometriosis juga berisiko terserang kanker endometrium.
4. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh di ovarium.
Kondisi ini terjadi bila jaringan endometriosis terletak di dalam atau di
dekat ovarium. Pada sejumlah kasus, kista dapat membesar dan
menimbulkan nyeri parah.
• Pendidikan kesehatan
13
Edukasi dan promosi kesehatan untuk endometriosis berfokus pada pentingnya
melanjutkan terapi selama 6 bulan penuh. Studi yang dilakukan oleh Bonocher et al
melaporkan bahwa olahraga dapat mengurangi nyeri yang diderita oleh pasien
endometriosis setelah dilakukan secara teratur. Namun, terdapat juga studi lain
menghubungkan olahraga dengan peningkatan rasa sakit.Efek samping kadang dapat
timbul walaupun nyeri telah menghilang. Oleh karena itu pasien perlu dimotivasi
untuk tetap menyelesaikan pengobatannya. Pasien juga perlu dijelaskan pentingnya
untuk berobat kembali apabila gejala endometriosis kambuh lagi.Wanita dengan
endometriosis secara keseluruhan memiliki tingkat kekambuhan sekitar 36% dalam
waktu lima tahun setelah operasi pertama. Dalam studi retrospektif, Yang et al
menyatakan bahwa rerata waktu untuk kekambuhan pasien adalah 33 bulan. Jadi,
remaja wanita dengan endometriosis disarankan untuk kontrol ulang setidaknya 3
tahun pertama. American Congress of Obstetricians and Gynaecologists menyarankan
terapi medis bagi wanita dengan endometriosis yang masih menginginkan
kehamilan.asien juga perlu diedukasi tentang gejala berat yang dapat ditimbulkan
oleh endometriosis yang mengobstruksi usus dan ureter.Serta komplikasi dari
endometriosis seperti memiliki 10% lebih tinggi risiko untuk mengidap kanker
ovarium.Dengan adanya edukasi dan promosi kesehatan ini bertujuan untuk
memberikan pendidikan kesehatan agar memiliki pengetahuan tentang penyembuhan
penyakit endometriosis.
• Pengkajian
1) Data
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga negara, bahasa
yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan hubungan
dengan klien.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah pengolahan katu
dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah
perkotaan
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
14
k) Konstipasi, diare, kolik
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
5) Riwayat Obstetri dan Menstruasi
Jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan adanya gejala fokal siklik pada daerah
organ non ginekologi. Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab nyeri yang letaknya
kurang tegas dan dalam. Endometrioma pada parut pembedahan dapat berupa
pembengkakan yang nyeri dan lunak fokal dapat menyerupai lesi lain seperti granuloma,
abses dan hematom.
Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya tidak ada kelainan. Lesi
endometriosis terlihat hanya 14,4% pada pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada
pemeriksaan manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada keterkaitan antara stenosis
pelvik dan endometriosis pada penderita nyeri pelvik kronik. Paling umum, tanda
positif dijumpai pada pemeriksaan bimanual dan rektovaginal.16 Hasil pemeriksaaan fisik
yang normal tidak menyingkirkan diagnosis endometriosis, pemeriksaan pelvic sebagai
pendekatan non bedah untuk diagnosis endometriosis dapat dipakai pada endometrioma
ovarium. Status Ginekologis
a. Abdomen:
15
7) Review of system
a) Breath : Tachikardi
b) Blood : Anemia
c) Brain : -
d) Bladder : Oliguri
e) Bowel : Konstipasi
f) Bone : Nyeri
g) Reproduction system : Nyeri saat menstruasi dan koitus.
• Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman status infertile.
2. Nyeri akut berhubungan dengan dengan agen cedera biologi, ditandai dengan peluruhan
endometrium dan endometriosis saat menstruasi.
3. Resiko Pendarahan berhubungan dengan iritasi peritoneum
16
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang dialami
b) Informasikan secara factual
mengenal diagnosis,
pengobatan dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif,sesuai
kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Pemberian obat anti ansietas, Jika
perlu
2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan dengan agen keperawatan selama 3x24 jam
cedera biologi, ditandai Nyeri akut pasien teratasi a) Identifikasi lokasi,
dengan peluruhan dengan kriteria hasil;
endometrium dan 1. Keluhan nyeri karakteristik, durasi,
endometriosis saat menurun
frekuensi,kualitas, intesitas
menstruasi. 2. Gelisah menurun
3. Proses berpikir nyeri
membaik
4. Pola napas membaik b) Identifikasi skala nyeri
5. Pola tidur membaik c) Identifikasi nyeri non
verbal
d) Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
e) Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
f) Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
g) Monitor keberhasilan terapi
komplementer
h) Monitor efek samping
17
penggunaan analgetik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Resiko Pendarahan Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam a) Identifikasi penyebab
iritasi peritoneum Resiko pendarahan pasien pendarahan
teratasi dengan kriteria hasil: b) Periksa adanya darah pada
1. Tekanan darah membaik muntah, sputum, feses, urine
2. Denyut nadi apical pengeluaran NGT, dan
membaik drainase luka, jika perlu
3. Suhu tubuh membaik c) Periksa ukuran dan
18
4. Pendarahan vagina karakteristik hematoma, jika
menurun ada
5. Hemoglobin membaik d) Monitor terjadinya pendrahan
(sifat dan jumlah)
e) Monitor nilai hemoglobin dan
hematokrit sebelum dan
sesudah kehilangan darah
f) Monitor tekanan darah dan
parameter hemodinamik
(tekanan vena sentral dan
tekanan baji kapiler atau arteri
pulmonal), jika ada
g) Monitor intake dan output
cairan
h) Monitor koagulasi darah
(prothrombin time(PT),
partial thromboplastin time
(PTT), fibrinogen, degdradasi
fibrin, dan jumlah trombosit),
jika ada
i) Monitor deliveri oksigen
jaringan (mis. PaO2 , SaO2,
hemoglobin dan curah
jantung)
j) Monitor tanda dan gejala
pendarahan massif
Terapeutik
a) Istirahatkan area yang
mengalami pendarahan
b) Berikan kompres dingin, jika
perlu
c) Lakukan penekanan atau balut
tekan, jika perlu
d) Tinggikan ekstermitas yang
mengalami pendarahan
e) Pertahnkan akses IV
Edukasi
a) Jelaskan tanda-tanda
pendarahan
b) Anjurkan melapor jika
menemukan tanda-tanda
pendarahan
c) Anjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian cairan,
jika perlu
b) Kolaborasi pemberian tranfusi
darah, jika perlu
• Implementasi
19
katagori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan dan hasil yang dipekirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan
keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan (Potter,
Patricia A & Perry, 2011).
• Evaluasi
Evaluasi keperawatan dinyatakan berhasil jika hasil kriteria keperawatan sesuai
dengan kriteria hasil yang telah di buat dalam rencana keperawatan
● Terapi Komplementer
Pengobatan komplementer dan alternatif seperti akupunktur, chiropractic, dan obat
herbal,. Berikut adalah beberapa pengobatan endometriosis yang bisa dilakukan, di
antaranya :
a. Terapi Hormon
Mengambil hormon tambahan kadang-kadang dapat menghilangkan rasa sakit dan
menghentikan perkembangan endometriosis. Terapi hormon membantu tubuh
mengatur perubahan hormonal bulanan dengan mendorong pertumbuhan jaringan
yang terjadi ketika menderita endometriosis.
b. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal mengurangi kesuburan dengan mencegah menstruasi dan
penumpukan jaringan endometrium. Pil KB, patches, dan cincin vagina dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa sakit pada endometriosis yang tidak
terlalu parah. Suntikan medroxyprogesterone (Depo-Provera) juga efektif dalam
menghentikan menstruasi. Cara ini menghentikan pertumbuhan implan endometrium
dan mengurangi rasa sakit serta gejala lainnya. Namun, cara ini mungkin bukan
pilihan pertama karena risiko penurunan produksi tulang, penambahan berat badan,
dan peningkatan insiden depresi pada beberapa kasus.
20
c. Gonadotropin-releasing Hormone (GnRH)
Agonists and Antagonists Terapi GnRH digunakan untuk memblokir produksi
estrogen yang merangsang ovarium. Estrogen adalah hormon yang bertanggung
jawab untuk pengembangan karakteristik seksual wanita. Menghalangi produksi
estrogen mencegah menstruasi dan menciptakan menopause buatan. Terapi ini
memiliki efek samping seperti kekeringan pada vagina dan rasa panas. Mengambil
dosis kecil estrogen dan progesteron pada saat yang sama dapat membantu membatasi
atau mencegah gejala-gejala ini.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya
beberapa point,sebagai berikut Endometriosis adalah kondisi abnormal dimana jaringan
endometrium ditemukan pada lokasi internal selain uterus. Endometriosis adalah kasus jaringan
endometrium (lapisan dinding Rahim) yang tumbuh di luar rahim (implant endometrium).
Endometriosis merupakan jaringan mirip selaput lendir yang menutupi permukaan rongga rahim
(endometrium) yang berada di luar rongga rahim. Penatalaksanaan endometriosis dilakukan
dengan pembedahan, laparoskopi, ovarektomi, dan pengobatan medis.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran dari para pembaca akan sangat bermanfaat bagi kami, agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi, walau demikian semoga makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
Giudice, Linda C., Johannes L. H. Evers, & David L. Healy. 2012. Endometriosis
Science and Practice. USA: Wiley Blackwell. Page: 108 & 117
Alomedika, A. (2012, April 7). Edukasi dan Promosi Kesehatan endometriosis. Retrieved
from Alomedika: https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-
ginekologi/endometriosis/edukasi-dan-promosi-kesehatan
Dokter sehat, A. (2016, Juli 23). Penyakit Endometriosis. Retrieved from Dokter Sehat:
https://doktersehat.com/penyakit-a-z/endometriosis/
Doktersehat, A. (n.d.). Retrieved from https://doktersehat.com/penyakit-a-z/endometriosis/
23