Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI PRIA

DOSEN PEMBIMBING :
MEIRNA EKA F, SST., M.KES.

DISUSUN OLEH :
MARIA JERICO UKO (202306080319)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis
bisa menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas mengenai Anatomi dan Fisiologi sistem
Reproduksi Pria. Pada penulisan makalah ini, penulis berusaha menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti, sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan ilmiah
ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca semua terutama mahasiswa di bidang kesehatan.
penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak kekurangan dan
kelemahan didalam penulisan makalah ini baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun dalam
penyusunan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi
tercapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.

Kadiri, 19 Oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3. Tujuan Pembelajaran......................................................................................2

1.4. Manfaat ..........................................................................................................2


BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Sistem Reproduksi Pria..................................................................................3

2.2. Alat Reproduksi Bagian Luar ........................................................................3

2.3. Alat Reproduksi Bagian Dalam .....................................................................6

2.4. Spermatogenesis.............................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................13


3.2. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan reproduksi.
Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh yaitu sistem reproduksi. Sistem reproduksi
melibatkan organ reproduksi. Organ reproduksi merupakan organ yang sangat penting bagi
manusia, bekerja setelah pertumbuhan yang matang pada tubuh manusia. Dimulai dengan
gejala pubertas (Zulkifli, 2009)
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah mampu
menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron
berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, diantaranya
suara berubah menjadi besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang,
kumis, jenggot dan dada tumbuh menjadi bidang dan jakun membesar (Barbara dkk, 2010).
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis
bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Sistem reproduksi pria eksternal
terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan sistem reproduksi pria internal terdiri dari testis,
saluran reproduksi, dan kelenjar-kelenjar kelamin (Ellya, 2010)
Masalah kesehatan pria yang paling sering dijumpai adalah kelainan pada sistem
reproduksi, disfungsi seksual, infertilitas, penyakit sistemik dan kesehatan mental. Kelainan
pada sistem reproduksi adalah tidak tumbuh normalnya korteks dan kelenjar asesorisnya
dan pembesaran prostat. Disfungsi seksual dapat berupa gangguan libido, ereksi, ejakulasi
dan orgasme. Infertilitas dapat berupa abnormalitas volume semen, kualitas dan kuantitas
sperma (Ganong, 2007).
Infertilitas dapat bersifat primer dimana pasangan yang gagal untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam satu tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa
kontrasepsi dengan angka kejadian sebanyak 62,0% dan infertilitas sekunder yaitu
ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau mempertahankan kehamilannya dengan
angka kejadian sebanyak 38,0% (Alhassan et al., 2014).
1
WHO (2012), memperkirakan sekitar 50-80 juta pasangan mengalami infertilitas di
dunia. Infertilitas di negara berkembang terjadi lebih tinggi yaitu sekitar 30%, dibandingkan
negara maju hanya 5 – 8% (Masoumi et al., 2013).Prevalensi infertilitas di Asia yaitu 30,8%
di Kamboja, 10% di Kazakhtan, 43,7% di Turkmenistan, dan 21,3% di Indonesia
(Konsensus Penanganan Infertilitas, 2013).
Masalah infertilitas dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami isteri
yang mengalaminya, selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat
menyebabkan masalah ekonomi maupun psikologis. Secara garis besar pasangan yang
mengalami infertilitas akan mengalami proses panjang dari evaluasi dan pengobatan.
Berdasarkan penelitian 30% pasangan sulit memiliki keturunan disebebkan oleh faktor
infertilitas dari suami (Hafes, 2010). Dari beberapa penjelasan dan hasil penelitian para ahli,
ternyata faktor genetik berperan dalam infertilitas pria, saat ini diketahui banyak penyebab
genetik yang mempengaruhi apnormalitas spermatogenesis (Triwani, 2009)
Kesehatan reproduksi adalah masalah penting untuk mendapatkan perhatian
terutama dikalangan remaja, remaja yang kelakakan menikah dan menjadi orang tua
sebaiknya mempunyai reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi sehat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu
bagaimana anatomi sistem organ reproduksi pria
1.3. Tujuan Pembelajaran
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memahami dan mampu menjelaskan anatomi organ reproduksi pria
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui anatomi organ reproduksi pria bagian luar
2. Mengetahui anatomi organ reproduksi pria bagian dalam
1.4. Manfaat
Untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu kebidanan dalam anatomi
organ reproduksi pria.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Reproduksi Pria

Sistem Reproduksi adalah kumpulan organ yang berfungsi untuk berkembang biak. Baik
pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian berdasarkan
letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Organ reproduksi pria berfungsi untuk
menghasilkan sperma (gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita.

2.2. Alat Reproduksi Bagian Luar

3
1. Penis
Penis adalah alat kelamin pria yang berfungsi sebagai saluran keluarnya air mani
dan air seni (urin). Penis tersusun atas 3 jenis jaringan erektil, yaitu satu korpus
spongiosum dan dua korpus kavernosa, yang dilapisi oleh jaringan tunika albuginea.
Penis dibagi menjadi tiga bagian: pangkal/akar, tubuh/batang, dan kepala/glans. Pangkal
penis merupakan bagian penis yang terhubung ke panggul. Pangkal dibagi menjadi crus
kiri dan kanan serta bulb, yang mengandung jaringan erektil serta otot bulbospongiosus
dan ischiocavernosus. Batang penis merupakan bagian tengah penis yang menggantung.
Batang penis kebanyakan tersusun atas jaringan penghubung dan otot kecil. Kepala
penis merupakan bagian ujung penis. Bukaan uretra atau meatus uretra eksternal dapat
ditemukan di ujung penis.
Saat menerima rangsangan, arteri penis akan membesar. Pada saat itu juga, otot
penis akan berkontraksi, sehingga darah tidak dapat mengalir kembali melalui pembuluh
vena. Proses ini akan menyebabkan penis mengeras atau ereksi, suatu kondisi yang
dibutuhkan untuk berhubungan seksual dan ejakulasi.
Penis juga bertanggung jawab untuk mengeluarkan urin dari tubuh. Pada pria sehat,
sfingter uretra di pangkal penis akan berelaksasi secara otomatis, sehingga urin mengalir
ke penis dan dikeluarkan dari tubuh.

2. Testis
Testis adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan panjang 4cm-5cm dan
berdiameter 2,5cm. Testikel adalah sebuah organ yang terdiri dari beberapa bagian.
Masing-masing anatomi testis ini memiliki perannya masing-masing, sehingga jika
bekerja sama akan menghasilkan dua fungsi testis, yaitu produksi sperma dan
testosteron.
Berikut ini adalah bagian dari anatomi testis beserta fungsinya:
a. Tubulus seminiferus
Fungsi buah zakar yang paling dikenal adalah sebagai tempat produksi
sperma.
Bagian testis yang berperan dalam produksi sperma dan hormon testosteron
4
adalah tubulus seminiferus.
Tubulus seminiferus adalah jaringan berbentuk seperti pembuluh-pembuluh kecil
yang terkumpul, dan merupakan bagian terbanyak di testis.
Tubulus ini dilapisi dengan lapisan jaringan yang disebut epitel. Pada lapisan
epitel ini terdapat sel-sel Sertoli yang membantu produksi hormon dan berperan
dalam proses pembentukan sperma (spermatogenesis).
b. Rete testis
Setelah sperma selesai diproduksi di tubulus seminiferus, sperma
kemudian akan pindah menuju epididimis. Namun sebelum itu, sperma harus
melewati bagian testis yang disebut rete testis terlebih dulu. Di rete testikel,
sperma akan bercampur dengan cairan yang diproduksi oleh sel sertoli sehingga
dapat bergerak. Sebab, sebelum mencapai epididimis, sperma tidak dapat
berenang dengan sendirinya. Dengan kata lain, fungsi rete testis adalah
membantu sperma bergerak dengan mikrovili yang dimilikinya. Mikrovili adalah
jaringan yang berbentuk seperti rambut-rambut tipis.
c. Duktus eferen
Duktus eferen adalah bagian testis berbentuk pipa yang menghubungkan
rete testikel dengan epididimis. Di epididimis, sperma akan disimpan hingga
matang dan siap dikeluarkan ketika ejakulasi.
Sebelumnya di rete testis sel sperma dicampur dengan cairan yang
diproduksi oleh sel sertoli. Di duktus eferen, cairan tersebut akan kembali diserap
seperlunya, sehingga jumlah sel sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi akan
lebih tinggi dan kental ketimbang cairan semen itu sendiri.
d. Tunica
Buah zakar pria dikelilingi oleh beberapa lapisan yang disebut dengan
tunica. Terdapat tiga lapisan yang mengelilingi testis, yaitu:
-Tunica vasculosa. Ini adalah lapisan pertama yang berisi pembuluh darah dan
berperan melindungi bagian dalam testis.
-Tunica albuginea. Lapisan kedua yang terbuat dari serat padat untuk melindungi
testikel.
-Tunica vaginalis. Ini adalah lapisan paling luar dari tunica untuk melindungi
testis.

5
3. Skrotum
Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong longgar yang tersusun dari
kulit,facia,dan otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada
suhu optimal untuk produksi spermatozoa. Kulit skrotum memiliki banyak kelenjar
sebaceous (penghasil minyak) dan kelenjar keringat. Dinding skrotum terdapat otot
dartos yang dapat berkrontraksi membentuk kerutan pada kulit skrotum ketika suhu
dingin atau eksitasi seksual dan mengendur ketika suhu panas.
Skrotum dibagi menjadi 2 bagian dipisahkan oleh raphe perinieum yaitu garis yang
berada di tengah kantong. Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal,
dipisahkan oleh septum internal.

2.3. Alat Reproduksi Bagian Dalam

1. Uretra
Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma. Uretra pria
panjangnya sekitar 18-20 cm. Selain urine, uretra pria mengangkut air mani. Air mani
adalah cairan yang mengandung spermatozoa dan sekresi kelenjar seks, secara anatomi
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Uretra prostat
Dimulai dari leher kandung kemih dan melewati kelenjar prostat. Uretra
bagian ini menerima saluran ejakulasi (mengandung spermatozoa dari testis
dan cairan mani dari kelenjar vesikula seminalis) dan saluran prostat
(mengandung cairan alkali). Ini adalah bagian terluas dan paling dapat
melebar dari uretra.
b. Uretra membranosa
Bagian ini melewati dasar panggul dan kantong perineum dalam.
Dikelilingi oleh sfingter uretra eksterna yang menyediakan kontrol untuk
berkemih.
c. Uretra penis (bulbus)

6
Melewati bulbus dan corpus spongiosum penis, lalu berakhir di orifisium
uretra eksterna (meatus). Bagian ini menerima kelenjar bulbourethral di
proksimal. Kelenjar bulbourethal atau cowper adalah sepasang kelenjar kecil
berbentuk bulat yang berada di ujung penis.Ketika penis terangsang, kelenjar
ini akan memproduksi cairan pelumas ketika seorang pria terangsang. Di
bagian kepala penis, uretra akan melebar.

2. Epididimis
Berfungsi menyimpan sel sperma yang diproduksi di testis dan mengangkut
sperma yang belum matang menuju tabung vas deferens agar menjadi sperma matang.
Bentuknya seperti tabung panjang dan melingkar, yang terletak di dalam skrotum, dan
menempel pada bagian belakang testis pria.
Saluran epididimis memiliki tiga bagian dengan fungsinya masing-masing, yaitu:
a. Kepala (caput): terletak di dekat bagian atas testis dan berfungsi menyimpan
sperma sampai siap untuk mengalami pematangan.
b. Tubuh (corpus): berbentuk tabung panjang dan bengkok tempat sperma
matang. Pematangan ini memakan waktu sekitar satu minggu.
c. Ekor (cauda) : bagian ini yang menjadi jembatan ke saluran deferen atau
dikenal juga dengan sebutan ductus deferens maupun vas deferens. Dari sini,
sperma diangkut ke saluran ejakulasi.
Dalam sistem reproduksi pria, epididimis berfungsi untuk memindahkan sperma
dari testis dan menjadi tempat pematangan sperma itu sendiri. Saat sperma berjalan
melalui epididimis, terdapat sinyal-sinyal dari sel organ ini yang akan mendorong proses
pematangannya. Terdapat ratusan, bahkan ribuan, gen berbeda yang dikeluarkan oleh sel
epididimis ketika sperma masuk ke bagian testis yang satu ini. Gen inilah yang
kemudian menjadikan sel sperma matang dan siap membuahi sel telur saat pria
berejakulasi.

7
3. Vas deferens
Vas deferens merupakan sepasang tabung berotot yang keras dan berdinding
tebal. Tabung tersebut dimulai di epididimis, yang merupakan tempat penyimpanan
sperma setelah dibuat di testis. Dari epididimis, vas deferens terus memanjang melewati
daerah panggul sampai ke tingkat kandung kemih.
Di sini, dua tabung yang bercabang akhirnya membentuk dua ampula yang menempel
pada dinding kiri dan kanan kandung kemih. Ampula ini adalah ruang penyimpanan
untuk air mani. Ampula akhirnya bergabung dengan saluran ejakulasi yang
menghubungkannya ke uretra.
Struktur sebenarnya dari vas deferens memiliki tiga lapisan. Lapisan terluar
terbuat dari jaringan ikat dan disebut adventitia. Di bawah lapisan ini adalah lapisan otot
yang terdiri dari berbagai lapisan serat otot. Lapisan terdalam disebut lapisan mukosa
yang dilapisi dengan sel epitel kolumnar.
Sperma dibuat di testis, kemudian disalurkan ke epididimis, struktur tabung
melingkar di dekatnya yang berfungsi untuk menyimpan sperma saat matang. Nah,
ketika penis terisi darah dan ereksi, hal itu mendorong sel sperma keluar dari epididimis
dan masuk ke vas deferens. Lalu, vas deferens mendorong sperma maju melalui
kontraksi otot. Ketika sperma mencapai ampula, sperma bergabung dengan sekresi dari
vesikula seminalis. Dari ampula, cairan mani didorong melalui saluran ejakulasi,
melewati kelenjar prostat di mana cairan susu ditambahkan ke dalam campuran, dan
akhirnya melalui uretra di mana ia keluar dari tubuh.

4. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis berbentuk seperti dua kantung tubular yang melingkar rapat di
kedua sisi belakang dasar kandung kemih atau fundus. Panjangnya sekitar 2 sampai 4
sentimeter dan diameternya 1 hingga 2 sentimeter.
Bentuknya biasanya memanjang ke belakang dan keluar dari dasar kelenjar
8
prostat, agak mirip seperti telinga kelinci. Di ujung bawahnya, setiap kelenjar akan
membentuk saluran, yang bergabung dengan duktus deferens (yang membawa sel
sperma dari testis).
Kedua saluran tersebut membentuk saluran ejakulasi, yang melewati kelenjar prostat dan
bergabung dengan uretra prostat (bagian uretra di kelenjar prostat).
Fungsi utama dari vesikula seminalis adalah menghasilkan cairan yang tinggi
fruktosa. Ini adalah gula yang menyediakan nutrisi untuk sel sperma, serta protein,
enzim, dan lendir. Cairan ini merupakan komponen utama air mani, dan menyumbang
sekitar 50 hingga 80 persen dari volume air mani. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
ini disimpan di dalam vesikula itu sendiri. Selama ejakulasi, kontraksi kuat terjadi di
dinding otot vesikel. Ia akan mendorong cairan mani ke saluran ejakulasi dan uretra,
saluran tempat sperma dikeluarkan dari tubuh.
Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini biasanya mengandung:
a. Fruktosa, yang menyediakan energi.
b. Prostaglandin, yang mencegah vagina melihat sperma sebagai penyerbu atau zat
asing berbahaya.
c. Cairan alkali, yang membantu menjaga sperma tetap hidup di vagina, yang
bersifat asam.
d. Faktor pembekuan, yang juga membantu menjaga sperma hidup lebih lama.

5. Kelenjar prostat
Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi
saluran kemih, saluran tempat keluarnya urine dan sperma dari tubuh. Hanya dimiliki
pria, organ ini memiliki ukuran sebesar kacang kenari dengan berat 20 sampai 30 gram
dan bisa tumbuh membesar seiring dengan bertambahnya usia. Prostat juga
menghasilkan enzim bernama prostate specific antigen (PSA) yang membantu
mencairkan semen setelah ejakulasi agar sel sperma bisa berenang lebih cepat menuju
sel telur. Sementara itu, zat kimia alkali akan menetralkan sekresi asam vagina untuk
mempertahankan kelangsungan hidup sperma dalam tubuh wanita.
Prostat terbungkus oleh kapsul bernama jaringan fibromuskuler yang terdiri dari
campuran kolagen, jaringan ikat elastis, serta banyak serat otot polos. Karena itulah
prostat terasa sangat elastis saat disentuh. Jaringan kelenjar prostat dibagi menjadi tiga
zona. Berikut adalah ketiganya, dari yang paling dalam ke lapisan yang paling luar.

9
a. Zona transisi
Zona ini merupakan bagian terdalam dan terkecil dari kelenjar prostat,
beratnya hanya mengisi sekitar 10% dari keseluruhan organ ini. Zona transisi
mengelilingi sepertiga bagian atas uretra.
Zona transisi adalah satu-satunya bagian yang akan terus tumbuh seumur
hidup. Karena itulah, zona transisi juga kerap menjadi tempat awal dari
terjadinya penyakit BPH atau pembesaran prostat jinak.
b. Zona sentral
Zona sentral, juga dikenal dengan nama lobus medianus, mengelilingi
zona transisi dan menyumbang berat sekitar seperempat dari keseluruhan prostat.
Pada zona ini, ditemukan juga beberapa bagian yang terdiri dari saluran prostat,
saluran mani, dan vesikula seminalis. Saluran ini juga disebut sebagai saluran
ejakulasi.
c. Zona perifer
Zona perifer memenuhi sekitar 70% dari keseluruhan jaringan kelenjar
prostat. Zona perifer adalah zona yang terluar yang bisa teraba saat melakukan
digital rectal exam (DRE) atau colok dubur.
Kebanyakan masalah seperti adenokarsinoma atau bakal kanker prostat
ditemukan pada zona perifer. Area ini juga merupakan lokasi yang paling sering
terkena prostatitis kronis.

6. Kelenjar Cowper
Secara anatomi, kelenjar kecil ini berada di bawah kelenjar prostat. Ada beberapa
fungsi kelenjar cowper yang perlu diketahui. Umumnya, fungsi kelenjar ini akan aktif
selama hubungan intim atau menjelang hubungan terjadi. Kedua kelenjar ini akan
menghasilkan cairan berupa lendir yang disebut dengan cairan cowper. Produksi cairan
ini dilakukan karena beberapa alasan, antara lain:
a. Melumasi uretra dan ujung penis,
b. Membersihkan uretra dari residu, misalnya sel-sel mati dan urine,
tujuannya untuk menyediakan jalur ejakulasi,
c. Bersama dengan cairan prostat, cairan yang diproduksi kelenjar cowper
berperan dalam membantu menetralkan keasaman di uretra untuk
mempersiapkan ejakulasi,
d. Membantu membuat air mani menjadi lingkungan yang cocok untuk
sperma,
e. Melindungi sperma setelah proses ejakulasi dengan cara menetralkan
keasaman vagina.
Proses saat keluarnya cairan dari kelenjar cowper disebut dengan pra-ejakulasi.
Cairan ini tidak mengandung sperma, sehingga hanya berfungsi sebagai pelumas.
Namun, cairan ini nantinya akan bertemu dengan cairan prostat dan cairan dari kelenjar
lain untuk membuat air mani. Secara umum, cairan dari kelenjar ini akan menyumbang
10
sekitar 1 persen dari total ejakulasi.

2.4 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonoa menjadi spermatozoa
yang berlangsung sekitar 64 hari (lebih kurang 4 hari)
Prosesnya dimulai dari Sel induk sperma (spermatogonium) bersifat diploid (2n) mengalami
pembelahan secara mitosis membentuk spermatosit primer, selanjutnya spermatosit primer
mengalami pembelahan meiosis tahap I membentuk dua spermatosit sekunder yang bersifat
haploid (n), spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis tahap II membentuk
spermatid bersifat haploid akhirnya spermatit mengalami deferensiasi/perkembangan sehingga
terbentuk 4 sel sperma atau spermatozoa.
Panjang spermatozoa matur mencapai 60μm. Sperma matur memiliki 1 kepala, 1 badan, dan 1
flagellum (ekor).
a. kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom atau tutup kepala yang mengandung enzim
diperlukan untuk menembus ovum
b. badan mengandung mitokondria yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan
c. goyangan flegellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang)

11
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin pria yang merupakan khusus yaitu;
testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin pria). Organ ini menghasilkan hormon yang
mempengaruhi sifat kelamin pria, produksi hormon ini dikendalikan oleh gonadotropik dan
kelenjar hipofise.
Struktur luar dari sistem sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum dan testis.
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Anatomi sistem reproduksi pria

3.2. Saran
1. Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggungjawabkan.
2. Kami mengharap terhadap semua mahasiswa atas kritik dan saran yang bersifat
konstuktif sehingga kami lebih meningkatkan dalam pembuatan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/fungsi-testis diakses pada tanggal 19 Oktober 2023

https://www.sehatq.com/artikel/skrotum diakses pada tanggal 19 Oktober 2023

https://www.orami.co.id/magazine/uretra diakses pada tanggal 19 Oktober 2023

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kementerian-kesehatan-
jakarta-ii/kesehatan-lingkungan/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi/14380926 diakses
pada tanggal 19 Oktober 2023

https://www.alodokter.com/spermatozoa-sel-penentu-kesuburan-pria diakses pada tanggal


19 Oktober 2023

https://www.sehatq.com/artikel/memahami-fungsi-epididimis-dan-penyakit-yang-
menyertainya diakses pada tanggal 19 Oktober 2023

13
https://www.halodoc.com/artikel/fungsi-kelenjar-cowper-pada-sistem-reproduksi-pria
diakses pada tanggal 19 Oktober 2023

14

Anda mungkin juga menyukai