REPRODUKSI
dari dosen pengampuh Ibu Prof. Dr. Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si )
Disusun oleh:
i
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah "Biologi
Umum” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Prof. Dr.
Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran
dan penilaian untuk mata kuliah Biologi Umum.
Alhamdulillah, segala puji bagi allah SWT atas rahmatnya sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini saya
mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " REPRODUKSI ".
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kurang tepat. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberkahi makalah
ini sehingga dapat memberikan manfaat.
i
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
D. Kesimpulan
E. Saran
DAFTAR PUSAKA
i
BAB 1
PENDAHULUAN
i
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui organ apa saja yang terdapat pada sistem reproduksi
manusia,hewan dan tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi sistem reproduksi pria dan sistem
reproduksi wanita.
Organ reproduksi dalam pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan
kelenjar asesoris.
Testis
i
Testis atau gonad jantan berbentuk oval dan terletak di dalam skrotum atau
kantung pelirTestis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian
tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos Fungsi testis secara umum
merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang
disebut testosteron. Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal
atau jaringan epitelium benih. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat
spermatogenesis atau proses pembentukan sperma. Sperma kemudian dilepaskan
dari lapisan teratas epitelium germinal ke dalam lumen (ruang) pada tubulus
seminiferus (dibahas pada spermatogenesis)Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis atau disebut lobulus testis Satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis..
Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, dan uretra
Epididimis
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimisVas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen (kantung mani) atau vesikula seminalis. Saluran ejakulasi Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
i
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalan
uretrá.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.
strogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testosteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
Hormon pertumbuhan (seperti juga sebagian besar hormon yang lain) diperlukan
untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi
(saluran kelamin)Ovarium atau indung telur berjumlah sepasang, berbentuk oval
dengan panjang 3-4 cm Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah
i
pinggangOvarium berperan secara bergantian untuk menghasilkan ovum (sel
telur)Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovarium juga
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Ovum yang dihasilkan ovarium
akan bergerak ke saluran reproduksi. Saluran reproduksi wanita terdiri dari
oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri
ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong
yang disebut infundibulum (Gambar 10.5a). Pada infundibulum terdapat jumbai-
jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh
ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk.
Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus. Uterus
Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa
lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium atau dinding
rahim tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium
menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan
menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada
saat menstruasi. (Mekanismenya akan dibahas kemudian). Kelanjutan saluran
reproduksi sesudah uterus dan serviks adalah vagina.
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada
wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat
dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot,
dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.
i
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan
otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan
uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin
dikeluarkan.
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling
luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis atau
mons veneris merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak
mengandung jaringan lemak (Gambar 10.5). Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor atau
bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan
labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan
labium minor berfungsi untuk melindungi vagina Gabungan labium mayor dan
labium minor pada bagian atas labium mayor dan labium minor pada bagian atas
labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada
priaMeskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis pada pria,
namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan
saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen
atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.
Berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan
mengalami degenerasiNamun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada
oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder
akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang
disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga
i
membelah menjadi dua badan polar keduaAkhirnya, ada tiga badan polar dan satu
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur atau
disingkat folikel merupakan sel pembungkus penuh cairan yang mengelilingi
ovum. Folikel berfungsi menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga
mengalami perubahan seiring dengan perubahan cosit primer menjadi oosit
sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk
menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel
primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder,
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersierPada masa ovulasi, folikel
tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang)Setelah oosit
sekunder lepas dari folikelfolikel akan berubah menjadi korpus luteumJika tidak
terjadi fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
Hormon Wanita
Siklus menstruasi
Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari.
Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang
berkaitan dengan adanya kerja sama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerja
sama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi
mekanisme siklus menstruasi
i
terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari ama menstruasiSiklus menstruasi
dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase
ovulasi, dan fase pasca-ovulasi.
Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma,
sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya
ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium)Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi
tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah
menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini
biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata
sekitar 50 mL. Fase pra-ovulasi
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi
menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan
FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan
i
hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf .Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma.Umumnya ovulasi terjadi
padahari ke-14.
Beberapa gangguan yang terjadi pada si reproduksi wanita adalah sebagai berikut.
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih
pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina erviks, dan ovarium.
Kanker vagina
Kanker serviks
i
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks.Penanganannyadilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk,
ovarium,sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfe panggul.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan
kemoterapi.
Endometriosis
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada
masa menstruasiJika tidak tangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi
kehamilanPenanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi, atau bedah laser.
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatalInfeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin terutama bila suami terkena infeksi, jamur, atau bakteri.
i
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
testosteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecilOrganisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretris adalah
chalymidia,trachomatis,ureplasma urealitycum atau virus herpes.
Prostatitis
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebabnya epididimitis adalah E.coli dan chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan invertilitas.
i
A.Mekanisme reproduksi
Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Konsep
reproduksi aseksual tidak dapat didefenisikan dengan tepat (karena terlalu banyak
variasi), tetapi jelas bahwa prses ini tdak berkaitan dengan proses pembentukan
gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan,
fragmentasi, atau bertunas.
Reproduksi dengan pembelahan sel antara lain terjadi pada protozoa dan amoeba.
Apabila proses pembelahan menghasilkan sel anakan yang sama besarnya, proses
tersebut dinamakan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses yang
melibatkan pembelahan kromosom secara mitosis sehingga menghasilkan dua sel
anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induk.
Apabila sel anakan tidak sama besar, proses pembelahan dapat dinamakan
pembagian atau fragmentasi. Bertunas merupakan proses pembentukan individu
baru yabg biasanya dimaksudkan untuk menambah koloni. Dalam hal ini, tunas
yang terbentuk berukuran kecil daripada induknya, terletak disamping (lateral),
dan dibentuk dari sekelompok sel embrional.
Pada hewan yang masih primitif, jaringan yang menghasilkan sel gamet tersusun
menyebar (difus). Jaringan ini terdiri atas sejumlah sel lokus yang berfungsi untuk
perbanyakan sel kelamin. Pada hewan yang perkembangannya sudah lebih maju,
bentuk dan lokasi gonad sudah lebih jelas, terletak simetris bilateral, dan biasanya
merupakan organ berpasangan.
Ovarium dan testis merupakan organ penghasil gamet yang terbentuk melalui
gametogenesis. Gamet dihasilkan dari sel khusus, yaitu sel benih primordial, yang
i
terdapat dalam gonad (ovarium atau testis). Gamet ini selanjutnya akan
berkembang menjadi sel benih.
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan
betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada
ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma
dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena
adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat
kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan
i
1. Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran
keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam
telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas
menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan.
Vivipar (Beranak)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan
dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus,
yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut
i
katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air.
Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin).
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung
oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal
oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk
nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter.
Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan- hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
i
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan
kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya.
Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam
testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan
testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh
satu testis yang dapat dibolak- balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja
yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka
akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
i
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila
dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio
menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya
dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal,
mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan
ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus,
terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.
Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma
yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk
mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi
fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari
uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
i
-Hewan jantan : testes(testis/bentuk tunggal) => hasilkan sperma
i
Reproduksi generatif pada tumbuhan terjadi pada Gymnosparmae (tumbuhan
berbiji terbuka,misalnya pinus,cemara,melinjo,damar,dan pakis haji),dan
Angiosparme (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil).
Vegetatif alami
Vegetatif Buatan
- Mencangkok
- Mempel dengan tunas
- Kultur jaringan
- Stek
- Merunduk
- Menyambung batang pokok dengan batang lainnya
i
sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke
tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji. Ada juga tumbuhan yang
bisa dikembangkan tanpa pembuahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau
melakukan reproduksi. Sistem Reproduksi manusia dibedakan menjadi
2 yaitu sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita. Organ
reproduksi atau organ kelamin pria dan wanita dibedakan menjadi dua
bagian,yaitu organ dalan dan organ luar. Selanjutnya reproduksi hewan
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu perkembangbiakan aseksual
dan seksual.Sedangkan reproduksi pada tumbuhan berlangsung
melalui 2 cara juga yaitu vegetatif dan generatif. Namun, tidak semua
tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif. Ada tumbuhan yang
hanya berproduksi secara generatif saja.
B. Saran
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen pembimbing
dan teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSAKA
https://www.google.co.id/books/edition/BIOLOGI_Jilid_2/S29qVUvoU1oC?
hl=id&gbpv=1&dq=sistem+reproduksi&pg=PA285&printsec=frontcover
https://fa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/56/2016/06/Reproduksi.pdf
https://www.academia.edu/5418174/Makalah_Sistem_Reproduksi_Pada_Hewan
i
https://faperta.umsu.ac.id/2023/05/15/apa-itu-reproduksi-tumbuhan/
#:~:text=Reproduksi%20tumbuhan%20adalah%20proses%20di,yaitu%20secara
%20seksual%20atau%20aseksual.
https://www.academia.edu/18002800/
SISTEM_REPRODUKSI_PADA_TUMBUHAN
https://caritahu.kontan.co.id/news/reproduksi-pada-tumbuhan-pengertian-jenis-
jenis-dan-contohnya
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Reproduksi_tumbuhan