Anda di halaman 1dari 25

Makalah

REPRODUKSI

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum

dari dosen pengampuh Ibu Prof. Dr. Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si )

Disusun oleh:

Widya Ningsih Sumaila


411423063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

i
2023

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah "Biologi
Umum” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Prof. Dr.
Dewi Wahyuni K Baderan, M.Si yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran
dan penilaian untuk mata kuliah Biologi Umum.

Alhamdulillah, segala puji bagi allah SWT atas rahmatnya sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini saya
mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " REPRODUKSI ".

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kurang tepat. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberkahi makalah
ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Gorontalo, 18 September 2023

i
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2

A. Sistem Reproduksi Manusia

1. Sistem Reproduksi Pria

2. Sistem Reproduksi Wanita

B. Sistem Reproduksi Hewan

1. Sistem Reproduksi Seksual

2. Sistem Reproduksi Aseksual

C. Sistem Reproduksi Tumbuhan

1. Sistem Reproduksi Seksual Dan Aseksual

2. Sistem Reproduksi Vegetatif Dan Generatif

BAB III PENUTUP

D. Kesimpulan

E. Saran

DAFTAR PUSAKA

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan
reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ-organ reproduksi. Tujuan utama
makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar
tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia, hewan dan tumbuhan jika
tidak dapat melakukan reproduksi? Tentu lama-kelamaan mereka akan punah.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi reproduksi juga


merupakan objek utama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh,
manusia mengembangkan teknologi reproduksi berupa bayi tabung untuk
mengatasi masalah pasangan suami istri yang tidak memiliki anak. Manusia juga
mengembangkan teknologi inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh
keturunan hewan yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga
sering mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang
berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini
tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat memperoleh keturunan. Satu
hal yang penting bagi generasi muda adalah menjaga kesehatan reproduksi agar
tidak terkena penyakit-penyakit pada sistem reproduksi. Semua ini dapat kita
lakukan dengan mempelajari sistem reproduksi. Pada bab ini kita akan membahas
sistem reproduksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa itu sistem reproduksi pada manusia,hewan dan tumbuhan!

2. Apa saja bagian-bagian organ reproduksi yang terdapat pada manusia,hewan


dan tumbuhan.

i
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang sistem reproduksi pada manusia

2. Untuk mengetahui organ apa saja yang terdapat pada sistem reproduksi
manusia,hewan dan tumbuhan.

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi sistem reproduksi pria dan sistem
reproduksi wanita.

Sistem Reproduksi Pria

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis, dan


hormon-hormon pada pria. Organ reproduksi atau organ kelamin pria dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Kedua organ tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya, melainkan saling
berhubungan. Berikut ini akan diuraikan organ-organ tersebutproses
spermatogenesis, dan hormon pada pria.

Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan
kelenjar asesoris.

Testis

i
Testis atau gonad jantan berbentuk oval dan terletak di dalam skrotum atau
kantung pelirTestis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian
tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos Fungsi testis secara umum
merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang
disebut testosteron. Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal
atau jaringan epitelium benih. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat
spermatogenesis atau proses pembentukan sperma. Sperma kemudian dilepaskan
dari lapisan teratas epitelium germinal ke dalam lumen (ruang) pada tubulus
seminiferus (dibahas pada spermatogenesis)Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis atau disebut lobulus testis Satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis..

Saluran pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, dan uretra

Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum keluar dari testis.


Oleh karenanya, epididimis yang berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpan sementara sperma sampai
sperymenjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

Vas deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimisVas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen (kantung mani) atau vesikula seminalis. Saluran ejakulasi Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan

i
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalan
uretrá.

Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.

strogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testosteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan

sperma. Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan (seperti juga sebagian besar hormon yang lain) diperlukan
untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi dan proses oogenesis,


fertilisasi, kehamilan, dan persalinan. Organ reproduksi atau organ kelamin wanita
terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Kedua organ
reproduksi tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya, namun saling
berhubungan. Berikut ini akan diuraikan organ reproduksi wanita dan proses yang
terkait dengan reproduksi wanita.

Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi
(saluran kelamin)Ovarium atau indung telur berjumlah sepasang, berbentuk oval
dengan panjang 3-4 cm Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah

i
pinggangOvarium berperan secara bergantian untuk menghasilkan ovum (sel
telur)Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovarium juga
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Ovum yang dihasilkan ovarium
akan bergerak ke saluran reproduksi. Saluran reproduksi wanita terdiri dari
oviduk, uterus dan vagina.

Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri
ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong
yang disebut infundibulum (Gambar 10.5a). Pada infundibulum terdapat jumbai-
jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh
ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk.
Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus. Uterus

Uterus atau rahim (kantung peranakan) merupakan rongga pertemuan oviduk


kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil
yang disebut serviks atau leher rahim. Uterus manusia berfungsi sebagai tempat
perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.

Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa
lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium atau dinding
rahim tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium
menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan
menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada
saat menstruasi. (Mekanismenya akan dibahas kemudian). Kelanjutan saluran
reproduksi sesudah uterus dan serviks adalah vagina.

Vagina

Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada
wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat
dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot,
dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.

i
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan
otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan
uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin
dikeluarkan.

Organ Reproduksi Luar

Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling
luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis atau
mons veneris merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak
mengandung jaringan lemak (Gambar 10.5). Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor atau
bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan
labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan
labium minor berfungsi untuk melindungi vagina Gabungan labium mayor dan
labium minor pada bagian atas labium mayor dan labium minor pada bagian atas
labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.

Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada
priaMeskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis pada pria,
namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan
saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen
atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.

Berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan
mengalami degenerasiNamun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada
oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder
akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang
disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga

i
membelah menjadi dua badan polar keduaAkhirnya, ada tiga badan polar dan satu
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.

Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur atau
disingkat folikel merupakan sel pembungkus penuh cairan yang mengelilingi
ovum. Folikel berfungsi menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga
mengalami perubahan seiring dengan perubahan cosit primer menjadi oosit
sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk
menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel
primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder,
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersierPada masa ovulasi, folikel
tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang)Setelah oosit
sekunder lepas dari folikelfolikel akan berubah menjadi korpus luteumJika tidak
terjadi fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

Hormon Wanita

Pada wanita peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan


reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Hormon pada reproduksi
wanita di antaranya berperan dalam siklus menstruasi.

Siklus menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi
oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari.

Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang
berkaitan dengan adanya kerja sama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerja
sama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi
mekanisme siklus menstruasi

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah


adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada
pertengahan siklus (1/2 n) menstruasiUntuk periode/siklus (n) = 28 hari, ovulasi

i
terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari ama menstruasiSiklus menstruasi
dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase
ovulasi, dan fase pasca-ovulasi.

Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma,
sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya
ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium)Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi
tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah
menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini
biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata
sekitar 50 mL. Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan


hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan
FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium
yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh
sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf
dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan
hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium Peningkatan
konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks
untuk mengeluarkan lendin yang bersafat base. Lendir yang bersifat basa berguna
untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan
hidup sperma

Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi
menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan
FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan

i
hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf .Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma.Umumnya ovulasi terjadi
padahari ke-14.

Gagguan pada Sistem Reproduksi Manusia

Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh


kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada
wanita maupun pria

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Beberapa gangguan yang terjadi pada si reproduksi wanita adalah sebagai berikut.

Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih
pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.

Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina erviks, dan ovarium.

Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena


iritasi. Iritasi tersebut di antaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara
lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

Kanker serviks

i
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks.Penanganannyadilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk,
ovarium,sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfe panggul.

Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan
kemoterapi.

Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar


uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovariumoviduk, atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru.

Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada
masa menstruasiJika tidak tangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi
kehamilanPenanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi, atau bedah laser.

Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatalInfeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin terutama bila suami terkena infeksi, jamur, atau bakteri.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria

Beberapa gangguan pada sistem reproduksi pria adalah sebagai berikut.


Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan


interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testosteron. Gangguan ini

i
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
testosteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan

Uretritis

Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecilOrganisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.

Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretris adalah
chalymidia,trachomatis,ureplasma urealitycum atau virus herpes.

Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan prostat penyebabnya dapat berupa bakteri seperti


Eschericia coli maupun bukan bakteri.

Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebabnya epididimitis adalah E.coli dan chlamydia.

Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan invertilitas.

B. Sistem Reproduksi Pada Hewan

i
A.Mekanisme reproduksi

Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Konsep
reproduksi aseksual tidak dapat didefenisikan dengan tepat (karena terlalu banyak
variasi), tetapi jelas bahwa prses ini tdak berkaitan dengan proses pembentukan
gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan,
fragmentasi, atau bertunas.

Reproduksi dengan pembelahan sel antara lain terjadi pada protozoa dan amoeba.
Apabila proses pembelahan menghasilkan sel anakan yang sama besarnya, proses
tersebut dinamakan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses yang
melibatkan pembelahan kromosom secara mitosis sehingga menghasilkan dua sel
anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induk.
Apabila sel anakan tidak sama besar, proses pembelahan dapat dinamakan
pembagian atau fragmentasi. Bertunas merupakan proses pembentukan individu
baru yabg biasanya dimaksudkan untuk menambah koloni. Dalam hal ini, tunas
yang terbentuk berukuran kecil daripada induknya, terletak disamping (lateral),
dan dibentuk dari sekelompok sel embrional.

B. Susunan Fungsional Organ Reproduksi pada Hewan

Pada hewan yang masih primitif, jaringan yang menghasilkan sel gamet tersusun
menyebar (difus). Jaringan ini terdiri atas sejumlah sel lokus yang berfungsi untuk
perbanyakan sel kelamin. Pada hewan yang perkembangannya sudah lebih maju,
bentuk dan lokasi gonad sudah lebih jelas, terletak simetris bilateral, dan biasanya
merupakan organ berpasangan.

Kadang-kadang salah satu gonad mengalami degenerasi, seperti yang ditemui


pada burung betina. Pada hewan ini, ovarium yang berkembang hanya bagian kiri,
sedangkan burung jantan tetap memiliki sepasang testis.

Ovarium dan testis merupakan organ penghasil gamet yang terbentuk melalui
gametogenesis. Gamet dihasilkan dari sel khusus, yaitu sel benih primordial, yang

i
terdapat dalam gonad (ovarium atau testis). Gamet ini selanjutnya akan
berkembang menjadi sel benih.

C. Spermatogenesis dan Oogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma (gamet jantan) yang terjadi


dalam testis. Selama proses spermatogenesis, spermatogonia akan berkembang
baik dengan cara membelah, menghasilkan spermatosit primer, spermatosit
sekunder, dan akhirnya spermatid. Spermatogenesis yang terjadi pada vertebrata
yang lebih rendah pada dasarnya sama dengan proses yang terjadi pada manusia.
Namun diantara kelas vertebrata terdapat perbedaan struktur testis. Testis
mamalia, burung, reptile, dan ampibi memperlihatkan komponen tubulus
seminiferus berbentuk tubular (saluran/pipa), yang berselang seling dengan
sekumpulan sel interstitial. Sementara, testis ampibi dan ikan tersusun atas lobus
yang masing-masing mengandung sejumlah besar kista selular. Kista adalah organ
berongga yang berisi cairan. Oogenesis adalah proses pembentukan gamet betina
(ovum) yang terjadi dalam ovarium. Proses ini ditandai dengan adanya perubahan
oogonium menjadi oosit (calon ovum), yang akan mengalami pemasakan
sehingga menjadi ovum yang siap dibuahi.

D.Sistem Reproduksi Hewan

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti


dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot
yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi
secara eksternal atau secara internal.

Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan
betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada
ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma
dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena
adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat
kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan

i
1. Mamalia.

Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran
keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.

Ovipar (Bertelur)

Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam
telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas
menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.

Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan.

Vivipar (Beranak)

Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari


dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan
dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok
mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.

Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)

Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur


tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan
dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur
akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk
betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.

2. Reproduksi Amfibi (Amphibia)

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan
dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus,
yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut

i
katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air.
Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin).
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung
oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal
oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk
nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter.
Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.Berudu


awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada
tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga
berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari
herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan
dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang
mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota


gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan
dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.

3. Reproduksi Reptil (Reptilia)

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan- hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat

i
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan
kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya.
Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam
testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan
testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh
satu testis yang dapat dibolak- balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja
yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka
akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

4. Reproduksi Burung (Aves)

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak


memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

i
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila
dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio
menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya
dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

5. Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal,
mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan
ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus,
terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.

Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.
Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma
yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk
mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi
fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari
uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

Bagaimana sistem reproduksi hewan berfungsi?

-Mamalia,termasuk hewan menghasilkan gamet dalam sepasang organ => gonad

i
-Hewan jantan : testes(testis/bentuk tunggal) => hasilkan sperma

-Hewan betina : ovarium=> hasilkan sel telur / ovum

C. Sistem Reproduksi Pada Tumbuhan

Reproduksi hewan adalah sebuah proses dimana tumbuhan menghasilkan


keturunan anak atau tumbuhan baru. Reproduksi tumbuhan dapat terjadi secara
seksuak maupun aseksual,dan berbeda-beda antara spesies tumbuhan yang
berbeda.

Reproduksi seksual menghasilkan keturunan baru melalui perpaduan gamet dari


kedua tetuanya. Hal ini menyebabkan keturunan yang dihasilkan akan memiliki
sifat genetik yang berbeda dengan tetuanya. Sedangkan reproduksi secara
aseksual menghasilkan individu baru tanpa perpaduan sel-sel kelamin,sehingga
individu baru yang dihasilkan akan mewarisi sifat genetika yang identik dengan
tetuanya(kecuali jika terjadi mutasi). Pada tumbuhan berbiji,calon individu baru
dikemas dalam lapisan proteksi yang juga berguna sebagai cara penyebaran.

Tumbuhan memiliki jaringan maristeatik untuk pembelahan,yaitu sel-sel yang


tidak berdiferensiasi yang dapat mempertahankan atau meperbaharui pertumbuhan
tambah batas.Selain itu,sel-sel parenkima diseluruh tumbuhan dapat membelah
dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel-sel terspesialisasi,yang
memungkinkan tumbuhan menumbuhkan kembali bagian-bagian yang hilang.
Fragmen yang lepas dari beberapa tumbuhan dapat berkembang menjadi
keturunan yang utuh.suatu batang yang patah,misalnya nisa menghasilkan akar
tumbuhan dan menjadi sebuah tumbuhan utuh.Fragmentasi,yaitu pemisahan suatu
tumbuhan induk menjadi bagian-bagian yang kemudian akan membentuk kembali
sebuah tumbuhan utuh,merupakan salah satu cara reproduksi vegetatif yang paling
umum.

Reproduksi vegetatif terbagi menjadi dua yaitu pada Gymnospermae dan


Angiosparme. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan ini diatas terjadi secara alami.

i
Reproduksi generatif pada tumbuhan terjadi pada Gymnosparmae (tumbuhan
berbiji terbuka,misalnya pinus,cemara,melinjo,damar,dan pakis haji),dan
Angiosparme (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil).

Vegetatif alami

- Umbi batang dimanatunas menggembung dalam tanah seperti kentang dan


ubi jalar
- Umbi lapis yang memperlihatkan lapisa yang terdiri daun yang menebal
seperti bawang merah
- Rhizoma yang merupakan batang yang ada di dalam tanah seperti jahe
atau kunyit.
- Tunas biasa seperti pisang dan bambu
- Tunas adventif seperti daun cocor bebek
- Geragi contohnya stroberi

Vegetatif Buatan

- Mencangkok
- Mempel dengan tunas
- Kultur jaringan
- Stek
- Merunduk
- Menyambung batang pokok dengan batang lainnya

Sama seperti halnya makhluk hidup lain,tumbuhan juga berproduksi untuk


mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga
melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan
jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk
sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah. Baik benangsari maupun
putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun mahkota.Keduanya
membentuk mahkota bunga. Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir

i
sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke
tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji. Ada juga tumbuhan yang
bisa dikembangkan tanpa pembuahan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau
melakukan reproduksi. Sistem Reproduksi manusia dibedakan menjadi
2 yaitu sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita. Organ
reproduksi atau organ kelamin pria dan wanita dibedakan menjadi dua
bagian,yaitu organ dalan dan organ luar. Selanjutnya reproduksi hewan
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu perkembangbiakan aseksual
dan seksual.Sedangkan reproduksi pada tumbuhan berlangsung
melalui 2 cara juga yaitu vegetatif dan generatif. Namun, tidak semua
tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif. Ada tumbuhan yang
hanya berproduksi secara generatif saja.
B. Saran
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari dosen pembimbing
dan teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSAKA

https://www.google.co.id/books/edition/BIOLOGI_Jilid_2/S29qVUvoU1oC?
hl=id&gbpv=1&dq=sistem+reproduksi&pg=PA285&printsec=frontcover

https://fa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/56/2016/06/Reproduksi.pdf

https://www.academia.edu/5418174/Makalah_Sistem_Reproduksi_Pada_Hewan

i
https://faperta.umsu.ac.id/2023/05/15/apa-itu-reproduksi-tumbuhan/
#:~:text=Reproduksi%20tumbuhan%20adalah%20proses%20di,yaitu%20secara
%20seksual%20atau%20aseksual.

https://www.academia.edu/18002800/
SISTEM_REPRODUKSI_PADA_TUMBUHAN

https://caritahu.kontan.co.id/news/reproduksi-pada-tumbuhan-pengertian-jenis-
jenis-dan-contohnya

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Reproduksi_tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai