Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI

Disusun Oleh :

1. Ni Putu Divaya Nanditha (05)


2. Ni Putu Candra Septiani Dewi (17)
3. Ida Ayu Yulistiari (30)
4. Minarthy Indriani Banunaek (42)

PROGRAM STUDY GIZI PROGRAM DIPLOMA III

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadiat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
REPRODUKSI TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI”. penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah anatomo fisiologi. Kami berharap dapat menambahkan
wawasan dan pengetahuan kususnya dalam bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui
tentang bagaimana dan apa sebenarnyasistem repruduksi terkait manajemen laktasi.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.
DAFTAR ISI

Contents
ANATOMI FISIOLOGI..................................................................................................................1
SISTEM REPRODUKSI TERKAIT MANAJEMEN LAKTASI...................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
Latar Belakang.............................................................................................................................4
Rumusan Masalah........................................................................................................................4
Tujuan..........................................................................................................................................5
Tuhuan khusus.............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.2 Menarke dan siklus haid.......................................................................................................6
2.3 Respon sistem tubuh terhadap peningkatan kebutuhan selama kehamilan............................9
2.4 Plasenta menyekresi hormon selama kehamilan..................................................................12
2.5 Anatomi kelenjar mammae..................................................................................................13
2.6 Mekanisme Laktasi..............................................................................................................14
2.7 Fisiologi ASI........................................................................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bagi
menelan dan menghisap ASI. Laktasi merupakan bagian dari intelegal dari siklus reproduksi
manusia mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberan
ASI eklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar
serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.

Proses pemberian ASI harus sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapatkan ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang ibu dikodratkan untuk
dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah dilahirkan, dimana kodrat ini merupakan
tugas yang mulia bagi ibu itu sendiri demi kesehatan bayinya dikemudian hari. Tetapi pada
proses kelahiran terutama yang pertama kali melahirkan kada air susu ibu susah untuk keluar
sehingga bayi tersebut untuk sementara waktu diberikan susu botol yang mengakibatkan bayi
terbiasa menghisap dot dan tidak terbiasa meminum Asi. Refleks pertama seorang bayi yang
norman adalah mencari putting susu ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting
dalam proses produksi ASI.

Sejak abad ke- 19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi atau
bahan pengganti susu lainnya. Sayangnya perilaku menyusui bayi sendiri dianggap sebagian
orang suatu tingkah laku tradisional sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kemajuan di Negara-negara industry yang diperkenalkan susu buatan untuk
bayi yang mempunyai manfaat yang sama dengan ASI .

Rumusan Masalah

a. Pengertian dan fungsi system reproduksi


b. Menarke dan siklus haid
c. Respon system tubuh terhadap peningkatan kebutuhan selama kehamilan
d. Plasenta menyekresi hormone selama kehamilan
e. Anatomi kelenjar mammae
f. Mekanisme laktasi
g. Fisiologi ASI
Tujuan

a. Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah dan
untuk mengetahui tugas apa saja proses laktasi dan menyusui yang benar.

Tujuan khusus

 Agar mahasiswa mengetahui pengertian dan fungsi system reproduksi


 Agar mahasiswa mengetahui manarke dan siklus haid
 Agar mahasiswa mengetahui respon system tubuh terhadap peningkatan
kebutuhan selama kehamilan
 Agar mahasiswa mengetahui plasenta menyekresi hormone selama
kehamilan
 Agar mahasiswa mengetahui anatomi kelenjar mammae
 Agar mahasiswa mengetahui mekanisme laktasi
 Agar mahasiswa mengetahui fisiologi ASI.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan fungsi Sistem reproduksi

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang
bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan,
hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi. Tidak
seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi
sering memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk
kombinasi materi genetik antara dua individu,Sistem reproduksi yang melibatkan organ-
organ reproduksi pada makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau melakukan
reproduksi, dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.
Sistem reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi seksual. Artinya,
reproduksi terjadi melalui proses bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum) membentuk individu baru yang disebut dengan fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi atau pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot kemudian
mengalami perkembangan embrio hingga dilahirkan menjadi anak. Jadi fungsi dari
sistem reproduksi adalah untuk menghasilkan anak atau melanjutkan keturunan.

2.2 Menarke dan siklus haid

Pubertas adalah fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pubertas ditandai dengan
adanya pengaktifan sistem saraf untuk kematangan seksual dan adanya peningkatan
hormon seks secara drastis. Pada perempuan manifestasi awal pubertas adalah terjadinya
percepatan pertumbuhan (growth spurt). Tahap-tahap kematangan seksual dapat dilihat
dari kecepatan tercapainya stadium Tingkat Kematanagan Seksual (TKS) yang
merupakan cara yang baik dan murah untuk penilaian klinis. Tanda umum yang
digunakan untuk menentukan waktu terjadinya pubertas adalah menstruasi yang pertama
kali (menarke) dan tahap perkembangan payudara mencapai Tanner stadium 2
(thelarche). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa perempuan di kota Bogor
mengalami menarke pada usia 12.21 tahun dan thelarke pada usia 10.0 tahun. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui waktu terjadinya pubertas pada perempuan di pedesaan
Kabupaten Pekalongan berdasarkan usia menarke dan perkembangan payudara. Analisis
data menggunakan metode Probit. Hasil menunjukkan bahwa perempuan di pedesaan
Kabupaten Pekalongan mengalami menarke pada usia 13.31 tahun. Rata-rata remaja
perempuan perkembangan payudaranya mencapai Tanner stadium 2 (thelarche) pada usia
10.6 tahun, Tanner stadium 3 pada usia 13.4 tahun, Tanner stadium 4 pada usia 15.0
tahun, dan Tanner stadium 5 pada usia 16.8 tahun. Perkembangan payudara perempuan
sangat cepat ketika memasuki masa pubertas khususnya setelah menarke.
SIKLUS HAID
Menstruasi adalah hal umum yang dialami oleh semua wanita. Menstruasi merupakan
siklus normal bulanan pada wanita yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Selama siklus menstruasi wanita (women cycle), tubuh sedang mempersiapkan
kehamilan saat terjadi pembuahan. Jika selama siklus ini tidak terjadi pembuahan, maka
lapisan dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar bersama dengan darah dari
vagina.
Umumnya, siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata terjadi setiap 28 hari. Namun,
setiap wanita dapat memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Kebanyakan, wanita
akan mengalami menstruasi pertama mereka antara usia 12-14 tahun. Tetapi, beberapa
orang bisa mengalami menstruasi lebih awal atau lebih lambat dari itu. Wanita akan
berhenti mengalami menstruasi saat memasuki masa menopause. Masa menopause
wanita biasanya antara usia 45-55 tahun.

Fase-fase menstruasi dibagi menjadi empat, antara lain:


a. Fase Menstruasi
b. Fase Folikuler
c. Fase Ovulasi
d. Fase Luteal

Hormon yang berperan selama menstruasi diantaranya:


a. Progesteron
b. Estrogen
c. Gonadotropin
d. Luteinizing (Pelutein)
e. Hormon folikel

Haid yang Sehat Seperti Apa?

Haid yang sehat adalah saat menstruasi datang setiap 25 sampai 35 hari, atau kapan saja
namun tetap di antara rentang waktu tersebut. Jika kurang dari itu, maka ada
kemungkinan Anda memiliki permasalahan dalam siklus menstruasi Anda. Selanjutnya,
haid yang normal ditandai dengan waktu ovulasi yang selalu datang di hari ke-14,
tepatnya di pertengahan siklus menstruasi. Selain itu, masih terdapat beberapa hal yang
menjadi tanda bahwa haid Anda sehat, yaitu:
a. Warna Darah Selama Haid
Haid yang sehat ditandai dengan keluarnya darah yang berwarna merah cerah.
Sebaliknya, Jika darah yang keluar berwarna merah gelap, coklat, atau berbentuk
gumpalan. Maka ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada sirkulasi rahim.

b. Mengalami Keputihan
Keputihan normalnya akan dialami oleh wanita beberapa hari menjelang siklus
menstruasi datang. Keputihan yang normal ditandai dengan cairan berwarna putih,
bening, kental dan lengket serta tidak memunculkan bau.

c. Munculnya Gejala
Haid yang normal selalu dimulai dengan munculnya gejala menjelang haid dan akan
berhenti saat hari pertama haid. Namun, saat gejala yang muncul menunjukkan kondisi
tidak normal dari haid sebelumnya. Sebab, bisa saja itu adalah pertanda adanya masalah
pada siklus haid Anda.

Berapa Hari Menstruasi yang Normal?


Menstruasi normalnya akan terjadi selama 3-7 hari. Namun, setiap orang akan berbeda-
beda mengenai hal ini. Ada wanita yang mengalami haid hanya selama 2 hari saja. Selain
itu, berapa hari wanita mengalami menstruasi juga tergantung pada jumlah darah yang
dikeluarkan. Jika menstruasi terjadi hanya 2 hari, itu menandakan bahwa jumlah darah
yang dikeluarkan banyak. Jika menstruasi masih terus terjadi dalam kurun waktu lama
dan tidak usai. Kondisi tersebut bisa saja akibat efek penggunaan pil KB, atau penyakit
tiroid, dan obesitas.

Siklus menstruasi wanita akan berbeda-beda setiap orang. Gejala menstruasi atau haid
yang dirasakan juga berbeda setiap orangnya. Jika mencurigai adanya hal yang tidak
normal pada siklus menstruasi Anda. Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan
penanganan medis.

2.3 Respon sistem tubuh terhadap peningkatan kebutuhan selama kehamilan

 Perubahan pada Homeostasis Cairan Tubuh


Peningkatan volume total cairan tubuh adalah salah satu perubahan yang sangat
terlihat selama masa kehamilan berlangsung dan peningkatan didistribusikan dari tubuh
ibu ke janin. Pada masa kehamilan, total cairan tubuh akan meningkat kira kira sebanyak
6,5 sampai 8,5 liter. Volume total cairan pada fetus, plasenta dan cavitas amnion
terhitung 3,5 liter, darah ibupun juga meningkat sebanyak 1,5-1,6 liter dengan 1,2-1,3
liter adalah peningkatan volume plasma dan 0,3-0,4 liter adalah peningkatan volume sel
darah merah. Sisanya adalah peningkatan pada cairan ekstraseluler ibu.2
 Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular
Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada sistem kardio vaskular.
Perubahan tersebut meliputi perubahan pada cardiac output, denyut jantung, tekanan
darah, tahanan vascular, kapasitas dan ukuran ventrikel. Banyak dari perubahan tersebut
disebabkan oleh faktor hormonal pada saat masa kehamilan dan mulai terjadi pada awal
kehamilan yaitu sejak minggu ke - 4 sampai 5 umur kehamilan cardiac ouput adalah
sebuah kompensasi yang dikarenakan adanya peningkatan laju jantung, penurunan
tahanan vaskular dan peningkatan stroke volume. Penurunan tahanan vaskular akan
sistemik terus berlangsung hingga aterm, hal disebabkan oleh hormon progesteron yang
menyebabkan relaksasi pada otot polos dan berdampak pada vasodilatasi pada pembuluh
darah.
 Perubahan pada Sistem Respiratori
Selama masa keha milan, fungsi paru, pola ventilasi dan pertukaran gas akan terpengaruh
pada perubahan biokimia dan juga mekanikal. Salah satu yang menjadi penyebab utama
dari perubahan ventilasi pada fungsi pernapasan adalah sistem kerja hormon pada masa
kehamilan. Hormon progesteron secara bertahap akan meningkat selama masa
kehamilan, dari 25 ng.mL pada 6 minggu pertama sampai 150 ng.mL pada 37 minggu
kehamilan. Dalam hal ini progesteron adalah sebuah pemicu utama pada pusat
pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap karbondioksida karena alveolar menunjukan
perubahan sensitifitas yang signifikan terhadap karbondioksida. Progesteron mengubah
struktur otot polos pada jalan pernapasan dan menyebabkan efek bronkodilator. Maka
dari itu hal ini akan menjadikan adanya keadaan hyperaemia dan oedem pada permukaan
mukosa yang juga menyebabkan kongesti nasal. Selain itu kadar estrogen juga meningkat
pada saat masa kehamilan, hormon ini menjadi sebuah mediator terhadap reseptor
progesteron. Hal ini menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap reseptor progesteron
pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya sebagai pusat dari saraf pernapasan.
Hormon yang juga mempunyai peran yang sangat penitng adalah prostaglandin, dimana
hormon ini akan menstimulasi otot polos pada uterus disaat masa persalinan. Adapun
efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya perubahan pada sistem respiratori selama
masa kehamilan. Perkembangan uterus yang progresif merupakan penyebab utama dari
adanya perubahan pada volume paru dan dinding dada selama kehamilan. Hal ini
meliputi penekanan pada diafragma dan perubahan bentuk toraks. Perbesaran uterus
meningkatkan tekanan akhir respiratori abdomen dan menyebabkan diafragma tertekan
keatas. Adapun dua konsekuensi terhadap kejadian ini, yang pertama tekanan negatif
pada pleura akan meningkat, lalu dapat menyebabkan penutupan dari jalan nafas kecil
akan lebih cepat dan mengakibatkan penurunan pada Funtional Residual Capacity (FRC)
dan expiratory reserve volume. Perubahan yang kedua terdapat pada ukuran ketinggian
dada akan lebih pendek namun pada sisinya akan meningkat untuk mempertahankan
kapasitas paru secara konstan.
 Perubahan pada sistem gastrointestinal dan hepatobilier
Masa kehamilan dan hormone – hormone yang berhubungan di dalamnya mempengaruhi
motilitas dan fungsi dari sistem gastrointestinal dan hepatobilie, Mual dan muntah
mungkin menjadi gejala yang sangat sering ditemui pada sekitar lebih dari 70% ibu
hamil. Gejala ini mengalami puncaknya pada minggu ke 9 dengan 60% kejadian biasanya
hilang pada awal trimester ke 3 dan 90 % biasanya juga hilang pada minggu ke 20.
Meskipun mekanisme yang sebenarnya terhadap perubahan fisiologi yang menyebabkan
mual dan muntah belum diketahui, diperkirakan peningkatan Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang dapat menyebabkan peningkatan pada produksi estrogen
adalah penyebab dari munculnya gejala tersebut.

 Perubahan pada Sistem Genital dan Urinari


Sama seperti pada bagian sistem kardiovaskular dan respiratori, pada sietem
genitourinary juga akan mengalami beberapa perubahan pada anatomi dan juga fungsinya
selama kehamilan. Ukuran dan berat ginjal akan meningkat selama kehamilan yang
disebabkan karena adanya peningkatan volume intersisial, vaskular renal dan urinary
dead space. Adanya pelebaran pada renal calyx ,pelvis dan ureter yang akan
mengakibatkan urinary dead space. Pelebaran pada pelvis dan ureter mulai terjadi pada
minggu ke 8 dan akan mengalami puncaknya pada trimester ke 2, dimana diameter ureter
akan menjadi lebih dari 2 cm. pelebaran pada ureter kanan biasanya lebih besar dari pada
yang kiri. Pada kehamilan juga ditandai dengan ditemukannya perubahan pada anatomi
bladder, dimana perubahan itu mencakup ketinggian pada trigone dan peningkatan
vaskular yang berliku-liku pada bladder.
Perubahan ini adalah penyebab utama adanya hematuria mikroskopis. Selanjutnya ukuran
kapasitas bladder akan mengecil karena adanya perbesaran uterus, dimana hal inipun juga
akan menyebabkan peningkatan frekuensi urinary, urgensi dan mungkin juga bisa
menyebabkan inkontinensia.

 Konsentrasi serum asam urat akan menurun


pada masa awal kehamilan hal ini merupakan dampak dari adanya peningkatan pada LFG
dan akan mencapai titik rendahnya pada usia kehamilan minggu ke 24. Setelah masa
masa kehamilan konsentrasi asam urat akan segera meningkat.

 Perubahan pada Hematologi dan Koagulasi


Selama kehamilan, beberapa perubahan yang terjadi pada sistem hematologi ibu akan
berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan ibu maupun janinnya.
Volume total darah ibu hamil akan meningkat mencapai 1500 sampai dengan 1600 mL.
Jumlah peningkatan ini terdiri dari 1200 -1300 mL adalah volume plasma dan 300-400
adalah volume sel darah merah. Peningkatan volume darah ibu dimulai pada minggu ke 6
dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke 30 dan 34. Peningkatan volume darah
pada ibu hamil akan lebih banyak terjadi pada kehamilan ganda dan multipara.
Sebaliknya, keadaan volume darah yang lebih rendah adalah suatu petanda yang
berhubungan dengan adanya penurunan pertumbuhan janin selama kehamilan seperti
misalnya pada pre-eklamsi. Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi selama
kehamilan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tromboemboli 4-5 kali
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh sebuah fenomena
yang dikenal dengan Triad Virchow yaitu : trauma pada pembuluh darah, peningkatan
venous statis,hypercoagulability. Adanya tahanan terhdap pembuluh darah vena yang
berada di ekstremitas merupakan akibat dari adanya tekanan yang dibuat oleh perbesaran
uterus terhadap vena kava dan vena pelvis. Kehamilan juga mengubah keseimbangan
aktivitas pada procoagulant, anticoagulant dan fibrinolytic, hal ini akan berujung pada
hypercoagulability yang disebabkan oleh peningkatan faktor I (fibrinogen plasma), VII,
VIII, dan X, faktor II,V dan IX yang di temukan tidak berubah. Disamping itu kehamilan
juga menyebabkan adanya penurunan terhadap reaksi fibrinolytic melalui peningkatan
plasminogen activator inhibitor 1 dan 2.

 Perubahan pada Sistem Endokrin


Beberapa perubahan biokimia dan mekanikal sangat berhubungan pada interaksi protein
dan hormon steroid selama kehamilan. Perubahan ini tidak hanya perlu terjadi pada masa
perkembangan awal embrio dan fetus tetapi juga hal ini menjadi sangat penting terhadap
mobilisasi energy dan nutrisi selama kehamilan. Berikut adalah perubahan pada sistem
endokrin yang ikut serta dalam pertumbuhan dan perkembangan ibu dan janin.
A. Kelenjar adrenal
B. Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada konsentrasi serum kortisol,
kortisol bebas, aldosteron, deoxycorticosterone, corticosteroid binding globulin, dan
adrenocorticotropic hormone. Meskipun berat daripada kelenjar adrenal tidak
meningkat pada masa kehamilan, namun telah ditemukan adanya peningkatan zona
fasikulata. Pada trimester ke dua akan ditemukannya peningkatan padacorticosteroid
binding globulin dan akan meningkat dua kali lipat pada saat usia kehamilan aterm.
Konsentrasi kortisol bebas dan total akan meningkat pad awal trimester kedua. Pola
harian produksi kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan akan ditemukan leih
tinggi pada pagi dibandingkan pada malam hari. Kelenjar adrenal akan menjadi lebih
responsif terhadap adrenocorticotropic hormone selama kehamilan, ini disebabkan
karena adanya peningkatan yang besar terhadap konsentrasi kortisol untuk menunjang
dosis pada adrenocorticotropic hormone. Meskipun demikian , ekskresi
cathecolamines, vanillymandelic acid dan metanephrines pada urin tidak akan
berubah.
B. Pankreas
Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi postprandial dan
hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron akan
menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel beta, sekresi insulin dan
meningkatnya sensifisitas jaringan perifer terhadap insulin. Semua itu akan
menyebabkan keadaan anabolik dan akan berhubungan dengan adanya peningkatan
penggunaan terhadap glukosa, penurunan gluconeogenesis dan meningkatkan
penyimpanan glikogen. Setelah pertengahan masa kehamilan, meskipun adanya
peningkatan pada progesteron, kortisol, glucagon, human placental lactogen, dan
prolactin yang bersamaan dengan penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam
adanya keadaan resisten terhadap insulin. Setelah ibu mendapatkan makanan, resisten
insulin akan mempertahankan keadaan gula darah yang tinggi, dengan demikian hal
ini akan meningkatkan penghantaran glukosa untuk fetus. Keadaan seperti ini pada
bebrapa wanita hamil bisa saja akan menyebabkan diabetes gestasional.
C.Kelenjar Pituitari
Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan dan hal ini
berhubungan dengan proliferasi estrogen pada produksi sel prolaktin. Perbesaran ini
mungkin akan berpengaruh pada kebutuhan darah terhadap kelenjar pituitary, terutama
mengingat tingginya risiko pada perdarahan yang banyak pada saat postpartum. Serum
prolaktin akan mulai meningkat pada awal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat
lebih tinggi pada usia kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar oksitosin akan meningkat
selama masa kehamilan dari 10 ng/L pada trimester pertama menjadi 30ng/L pada
trimester ke tiga dan 75 ng/L pada saat usia kehamilan aterm. Peningkatan inipun terlihat
meningkat secara perlahan dan akan mengalami puncaknya pada saat persalinan.
D. Kelenjar Tiroid
Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun aka nada perubahan
pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan. Dengan adanya intake
iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid tidak akan berubah. Peningkatan vaskular dan
histological kelenjar tiroid akan ditemukan pada keadaan hyperplasia folikular.
Meskipun, perkembangan goiter bisa saja terjadi pada masa kehiman bergantung pada
kondisi yang abnormal dan seharusnya dapat di evaluasi sebelumnya. Selama trimester
pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai meningkat dan puncaknya pada saat
pertengahan masa kehamilan, terutama akan menghasilakan peningkatan pada
peningkatan thyroid binding globulin. Kadar tiroksin bebas selama masa kehamilan tidak
akan berubah, meskipun pada trimester kedua dan ketiga akan adanya penurunan
sebanyak 25%. Thyroid stimulating hormone sementara akan menurun pada trimester
pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan meningkat seperti pada keadaan sebelum
hamil pada akhir trimester ketiga. Adanya penurunan Thyroid stimulating hormone di
mediasi dengan efek terhadap tirotopik pada human chorionic gonadotropin yang terjadi
bersamaan dengan peningkatan free thyroxine pada trimester
pertama.

 Perubahan pada Sistem Imunologi


Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan terjadi sebagian antara ibu dan
janinnya sendiri, hal ini meliputi adanya mekanisme yang kompleks terjadi untuk
pertumbuhan fetus sementara juga mencegah ibu untuk menolak keberadaan janinnya.
Mekanisme ini disebabkan oleh faktor pada fetus sendiri seperti perubahan pada major
histocompatibility complex class I dan faktor pada ibu yaitu seperti uterine natural killer
cell, selanjutnya adanya perubahan pada T–helper tipe 1 yang dihubungkan dengan
imunitas selular menjadi tipe 2, hal inilah yang mungkin akan menjelaskan mengapa
wanita hamil akan rentan terkena infeksi virus.

2.4 Plasenta menyekresi hormon selama kehamilan

Plasenta mempunyai peran yang sangat penting selama kehamilan. Plasenta berfungsi
sebagai tempat pertukaran zat, pengambilan bahan nutrisi untuh tumbuh kembang janin,
sebagai alat respirasi, alat sekresi hasil metabolisme, dan juga sebagai sumber hormonal.
Terdapat empat hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta yaitu human chorionic
gonadotropin (hCG), human plasental lactogen (hPL), progesteron dan estrogen. HCG
merupakan hormon yang dihasilkan oleh sisitiotrofoblas plasenta. Fungsi utama hCG
adalah untuk mendukung korpus luteum pada akhir siklus menstruasi dan menyebabkan
korpus luteum mensekresi progesteron dalam jumlah yang lebih besar yang berperan
dalam pertumbuhan dan pemeliharaan endometrium selama kehamilan. Hormon ini juga
berperan menstimulasi gonad janin untuk menghasilkan hormon steroid yang berperan
penting dalam diferensiasi genitalia janin, baik genitalia interna maupun eksterna
(Padubidri V.2006, Blacburn s. 2013).
Hormon plasenta telah diidentifikasi relevan dengan perkembangan spesifik seks janin
adalah hCG yang dapat mengikat lituenizing hormone atau reseptor hCG (LHCGR) dan
merangsang steroidogenesis di testis janin pada trimester pertama kehamilan. Interaksi ini
sangat penting dalam perkembangan laki-laki normal.
Menurut teori bahwa mekanisme umpan balik negatif tertentu antara janin laki-laki dan
plasenta. Dalam sebuah studi perbandingan hCG di jaringan janin, konsentrasi tertinggi
terdeteksi pada ovarium janin yaitu lima kali lipat lebih tinggi dari yang ada di testis.
Pengamatan hCG menimbulkan pertanyaan epidemiologi penting, apakah berbeda fungsi
plasenta berdasarkan seks janin, terutama fenomena genetik atau epigenetik (yaitu ada
atau tidaknya kromosom Y dan X-inaktivasi), atau kekuatan perempuan dan laki-laki
yang menjadikan perbedaan hCG dan protein lain juga menjadi indikator dari pengaruh
non-genetik pada lingkungan janin seperti gizi, kesehatan ibu, stres ibu atau paparan
kimia. (Adibi et al, 2015)

2.5 Anatomi kelenjar mammae

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot, dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia memiliki
sepasang kelenjar payudara yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar

Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah.Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40
lobulus,selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-
masingdihubungkan dengan saluran air susu atau sistem duktus schingga merupakan
suatupohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan
didapatkansaluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Di daerah areola mammae
duktuslaktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus/gudang susu ( ampula ) di
mana tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-
caban menjadi duktus dan duktulus.

2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengan


Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Pada puting dan arcola terdapat ujung-ujung saraf peraba
yang penting pada proses refleks saat menyusui, dan daerah yang mengalami
hiperpigmentasi lebih atau bagian tengah yang berwarna kehitaman. Warna kegelapan
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit, dengan luas 1/3 atau
12 dari payudara. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi
sewaktu ada rangsangan menyusu. Pada ujung puting susu terdapat 15- 20 muara
lobus ( duktus laktiferus ), sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar seperti
kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Kelenjar lemak merupakan kelenjar
Montgomery yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar
puting tetap lunak dan lentur. Di bawah areola saluran yang besar melebar, disebut
Sinus Laktiferus. Di dalam dinding alveolus mapupun saluran-saluran, terdapat otot
polos yang bisa berkontraksi memompa ASI keluar.

3. Papila Mammae (Puting Susu)


Yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara yang dimasukan ke mulut bayi untuk
aliran air susu. Puting susu memiliki lebih kurang 20 ujung saluran susu yang
berhubungan dengan kelenjar yang berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri
dari jaringan lemak dan jaringan ikat yang berada diantara kelenjar susu dan ketiak di
atas tulang clavikula. Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang
menyaring sel-sel yang meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel getah bening
akan membesar.

2.6 Mekanisme Laktasi

Mekanisme laktasi atau atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang
utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down.
1. Prolaktin
Prolaktin adalah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior.
Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan
sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan
isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan
dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk
mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli
mammae.
2. Ereksi nipple
Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi
menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol.
Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar
melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.
3. Let down
Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran
air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada
hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari
posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air
susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan
memungkinkan bayi untuk menyusui.

2.7 Fisiologi ASI

Proses laktasi mempunyai dua komponen penting yaitu proses produksi ASI
dan proses pengeluaran ASI. Proses produksi ASI dimulai dengan
pembentukkan payudara sejak embrio 18 sampai dengan 19 minggu yang
dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan. Selama masa kehamilan akan terjadi
peningkatan hormon prolaktin yang berfungsi dalam produksi ASI. Walaupun
hormon prolaktin meningkat selama kehamilan, ASI belum bisa keluar karena
kadar hormon estrogen dan progesteron menghambat efek stimulatorik
prolaktin pada sekresi susu.
Proses pengeluaran ASI dimulai ketika bayi menghisap puting susu ibu,
rangsangan mekanis ini akan diteruskan oleh saraf sensoris ke medula spinalis
dan kemudian diteruskan ke hipotalamus dan hipofisis posterior, sehingga
terjadi pelepasan hormon oksitosin. Oksitosin yang beredar dalam darah dan
melimpah di kelenjar mamae akan membuat ASI mengalir dari dalam alveoli
melalui saluran ASI menuju ke reservoir ASI yang berlokasi di belakang
areola lalu menuju ke mulut bayi.
Pengetahuan ibu tentang fisiologi laktasi berperan penting dalam menunjang
keberhasilan menyusui yang nantinya mendukung keberhasilan.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, WHO (World
Health Organisation) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai
bayi berumur 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2
tahun. Bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau minuman
termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan bayi.

BAB III
PENUTUP

Dalam materi ini sangat penting bagi mahasiswa mengetahui proses laktasi
dan menyusui. Laktasi merupakan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.

Dari penugasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Seorang ibu dikodratkan
untuk dapat memberikan air susunya kepada bayi yang telah
dilahirkan, dimana kodrat ini merupakan tugas yang mulia bagi ibu itu sendiri
demi kesehatan bayinya dikemudian hari. Tetapi pada proses kelahiran
terutama yang pertama kali melahirkan kada air susu ibu susah untuk keluar
sehingga bayi tersebut untuk sementara waktu diberikan susu botol yang
mengakibatkan bayi terbiasa menghisap dot dan tidak terbiasa meminum
Asi. Refleks pertama seorang bayi yang norman adalah mencari putting susu
ibu berupa hisapan mulut bayi merupakan hal yang penting dalam proses
produksi ASI. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemajuan di Negara-negara
industry yang diperkenalkan susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat
yang sama dengan ASI .
Daftar Pustaka
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/konsep-dan-mekanisme-laktasi-
menyusui.html
https://www.alodokter.com/memahami-anatomi-kelenjar-payudara
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/17545
https://ciputrahospital.com/siklus-menstruasi-wanita/
http://erepo.unud.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai