Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

MATERNITAS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
MAKALAH
“Lingkup Kesehatan Perempuan"

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
Florentina Thresia Rinni ( P07220219090 )
Intan Putri Asih ( P07220219097 )
Mirhamsyah ( P07220219103 )
Simanullang ,Yuliana Dortauli ( P07220219119 )
Zulfauzan zafarillah (P07220219123 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROFESI NERS

2
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb. Puji Tuhan kami panjatkan kehadirat Tuhan


yang Maha Esa karena berkat seijin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai waktu yang diberikan. Adapun materi yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah "Lingkup Kesehatan Perempuan" Makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman masalah tentang "Lingkup Kesehatan
Perempuan" pada klien untuk mempermudah dalam pengertian pembelajaran
tertulis maupun diskusi. Demikian makalah ini kami buat, mohon maaf bila ada
salah penulisan ataupun hal yang menyinggung dalam penulisan makalah ini.
Semoga segala upaya kami dalam membuat makalah ini bisa bermanfaat. Terima
kasih.

Samarinda, 12 februari 2021

Penyusun,

Kelompok 1

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka

4
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau
mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam
kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta
oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika
memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu
pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa
puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-
14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti
menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi
merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga
perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk
menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium
akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi
berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena

5
menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya
bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ
reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi
reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan?
2.      Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?
3.      Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?
4.      Apa yang dimaksud siklus menstruasi?
5.      Bagaimana siklus menstruasi terjadi?

C.    Tujuan Makalah


1.      Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
2.      Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;
3.      Anatomi sistem reproduksi perempuan;
4.      Fisiologi sistem reproduksi perempuan;
5.    

D.    Kegunaan Makalah


Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan mengenai reproduksi wanita. Secara praktis makalah ini berguna
bagi:
1.      Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang
kebidanan khususnya tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan
siklus menstruasi.
2.      Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PEREMPUAN

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi;  Ana= bagian, memisahkan,


Tomi (tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau
cara kerja, Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi
pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada
perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

B.     ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PEREMPUAN (BAGIAN LUAR)


1.      Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut
kemaluan (pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut
lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.

2.       Labia Mayora (bibir besar)


Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita
menjelang dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia
mayor membentuk komisura posterior.

7
3.      Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan
suatu lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah
klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina
bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan).

4.      Klitoris (kelentit)


Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit
dan ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat
berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

5.      Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara
uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana
kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga
terdapat disini.

6.      Hymen (selaput dara)


Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang
membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek
pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis).
Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah
haid.

7.       Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.

8.      Vulva

8
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi
perineum.

C.   ALAT REPRODUKSI DALAM


a. Sepasang Ovarium ( Indung Telur )
Terdapat dua indung telur, masing – masing di kanan dan di kiri Rahim,
dilapisi mesovarium dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti
buah almon., sebesar ibu jari tangan ( jempol ) ukuran 2,5 – 5 cm  0,6 – 1 cm.
indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, ligamen Ovarika, ligamen
Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa
menghasilkan ovum ( telur ). Ovarium mangandung kelenjar endokrin dan
jaringan penghasil sel telur yang disebut folikel. Didalam folikel terdapat oosit
( calon sel telur). Selanjutnya sel folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari
ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali. Pada setiap
ovulasi hanya satu sel telur yang mampu bertahan hidup selama 24 jam. Saat
folikel tumbuh maka ovarium menghasilkan hormon esterogen,sedangkan setelah
ovulasi maka hormon yang di hasilkan kebanyakan adalah progesteron hormon.
Ovarim juga berperan dalam mengatur siklus haid. Strukturnya terdiri dari :

-       Korteks / kulit :


Ø  Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik
Ø  Jaringan ikat di sela – sela jaringan lain
Ø  Stroma, folikel primordial, dan folikel de graf

9
-       Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :
Ø  Stroma berisi pembuluh darah
Ø  Serabut saraf
Ø  Beberapa otot polos
Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel
telur kira – kira 400 butir.

b.      Vagina ( Liang Senggama )


Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak
diantara saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut
Rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk
dinding dalamnya berlipat – lipat,, disebut rugae sedangkan ditengahnya ada
bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagian terdiri dari
lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks
membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri dan kanan, forniks
anterior, dan forniks posterior. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterine,
arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus
interna. Fungsi penting dari vagina ialah sebagai :
(a) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari  Rahim,
(b) Alat untuk sanggama,
(c) Jalan lahir pada waktu bersalin.

c.       Uterus / Histera / Hister ( Rahim )


Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk,
besar, letak, dan susunan uterus berbeda – beda tergantung pada umur, organ
sekitarnya dalam keadaan hamil. Terletak pada rongga panggul antara vesika
urinaria dengan colon sigmoid dan rectum. Uterus ini sendiri berfungsi sebagai
tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, Sebagai tempat perkembangan dan
memberi makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan vagina termasuk
jalan lahir lunak.
Bagian – bagian uterus antara lain :

10
-       Fundus Uteri
-       Corpus Uteri
-       Isthmus Uteri
-       Serviks Uteri

 D.     FISIOLOGI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA


Dalam masa kanak – kanak, indung telur masih masa istirahat, belum
berfungsi dengan baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan –perubahan
besar pada seluruh tubuh wanita. Pubertas tercapai pada usia sekitar 12 – 16
tahun, namun hal ini di pengaruhi oleh keturunan , bangsa,iklim,dan lingkungan.
Ciri khas kedewasaan manusia di tandai dengan adanya perubahan – perubahan
siklik pada alat kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa
penting tersebut di tandai dengan datangnya haid,yaitu pengeluaran darah tiap
bulan dari dalam rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan luar tumbuh
rambut, buah dada ( payudara ) bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi
luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai bentuk khas wanita. Dengan akil
baliq ini, seorangb remaja putri mulai memasuki kurun waktu reproduktif, artinya
masa mendapatkan keturunan yang berlangsung kira – kira  30.

Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita
masuk dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur – angsur di mana
haid akan menjadi  tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai dengan
lanjutnya usia. Keadaan ini di sebut Menopause ( stop haid ). Perubahan –
perubahan yang kompleks dan harmonis ini di atur oleh Serebrom, Hipotalamus,
Hipofise,Alat – alat kandungan, Korteks Adrenal ,Kelenjar Tiroid dan kelenjar –
kelenjar lainnya.

11
A. PENGERTIAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA

 
1. ORGAN REPRODUKSI LUAR

 1.Penis (zakar)
Penis terdiri dari:akar (menempel pada didnding perut) badan (merupakan bagian
tengah dari penis)glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang
uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.Dasar
gland penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium)membentang mulai dari korona menutupi glans penis.Badan penis
terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:2 rongga yang berukuran
lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.rongga yang ketiga
disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisidarah,
maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).Penis pria berbentuk batang
dan merupakan organ untuk senggama bagi pria yang berfungsiuntuk menyalurkan cairan mani
(semen) yang mengandung sel-sel spermatozoa ke dalam vaginawanita. Penis terdiri atas
jaringan otot. Jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh
darahdan jaringan saraf. Penis digantung dibagian
tengahnya oleh ligamensuspensorium
penis kearah simpis pubis dan pangkalnya disebut bulbopenis melekat otot-otot se
rta ligamen yangmenghubungkannya dengan otot pantat di dekat anus. Penis yang 
berada diluar tubuh, pada bagianluarnya melekat kulit yang elastis, hanya bagian 
ujung penis (gland penis ). Kulit ini tidakmelekat dan ujungnya berlubang. Sehing
ga bisa dilipat ke belakang. Selubung ini disebut Preputium. Rangsang seksual ak
an menimbulkan impuls saraf parasimfatis yangefeknya akan melebarkan ( dilatasi) art
eri penis dan pada saat yangsama akan mengecilkan (kontriksi) vena penis. Akibatny
a akanterjadi pengisian jaringan erektil yang berada di antara ke dua pembuluh
darah tersebut denganaliran darah bertekanan tinggi sampai
penuh dan hal ini menyebabkan penis menjadi ereksi.

12
2.Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan dua buah kantung tempat testis disimpan yang berada di bawah batang
penis. Skrotum
merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotu
m juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma 
terbentuk secaranormal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Ototkremaster pada dinding skrotum akan mengendur
atau mengencang sehinnga testis menggantunglebih jauh dari tubuh (dan suhunya
menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunyamenjadi lebih
hangat).

2. ORGAN REPRODUKSI DALAM

1. Testis
Lokasi testes berada pada skrotum yang memiliki lingkungan suhu lebih
rendah beberapaderajat daripada suhu tubuh. Pada kasus cryptorchidism
(testes yang masih ada di rongga peritoneum,tidak turun ke skrotum),
lingkungan testes menjadi lebih panas yang mengakibatkan tidak
dapatmenghasilkan sperma yang viabilitasnya baik, karena sperma sangat sensitif terhadap
suhu. SelLeydig di testes memproduksi hormon testosteron dengan distimulasi
oleh hormon
LH.Testis berjumlah 2 buah yang berfungsi sebagai penghasil spematozoa da
n hormontestoteron. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sediki
t lebih rendah dari
suhu tubuh.Karena menjelang kelahiran testis turun dari rongga tubuh (abdom
en)menuju scrotum melalui canalis inguinalis. Scorotum dapat menjaga testes. 
Jika suhu dinginscrotum akan mengkerut sehingga testis akan lebih hangat, da
n jika suhu terlalu panas scrotum akan mengembang. Suhu rata-rata
testes di dalam scrotum 2,2 derajat celcius. Didalam testes terdapat saluran ha
lus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulusseminiferus) tempat terjadi
nya proses spermatogenesis. Dinding sebelah dalamsaluran tersebut terdiri
dari jaringan epitelium dari jaringan ikat. Di jaringan epitelium

13
terdapat;Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon spermaSel Sartoli yang berf
ungsi memberi makan pada spermaSel Leydig yang berfungsi menghasilkan hor
mon testoteron

2. Vas eferentia
Saluran ini berjumlah 10-15 buah yang akan membawa spermatozoa dari testes
menujuepididimis

3. Epididimis
Berjumlah 2 buah, di dalam scrotum kiri dan kanan. Saluran ini berfungsi unt
uk proses pematangan spermatozoa, sehingga dapat bergerak dengan flagelny
a(bersifat motil), serta memberikan nutrisi pada spematozoa dalam perjalanny
a menuju vasdiferentia. Saluran epididimis bentuknya berkelok-kelok
rapat sekali yang panjangnya 20 kaki( 6 meter).

4. Vas diferentia
Berjumlah 2 buah di sebelah kiri dan kanan. Panjangnya 45
cm, seperempatnya beradadalam scrotum. Vas diferentia ke luar dari scrotum bersama-
sama pembuluh darah, pembuluhlimfe dan serabur
saraf membentruk satu berkas yang disebut funiculus spermaticus (talimani),
danmelalui canalis inguinalis masuk ke rongga tubuh (abdomen). Spermatozo
a yang telahmatang mampu bergerak 2-4 mm per menit,
dan sepanjang vas eferentia ditempuhnya dalam waktu 7
21 hari barulah sampai di ampula yang telah matang mampu bergerak 2-4 mm per 
menit,dan sepanjang vas eferentia ditempuhnya dalam waktu 21 hari barulah s
ampai di amula didalam ampula yang merupakan pelebaran dari vas eferentia, sperm
atozoa beristirahat sertamemulihkan tenaganya dengan nutrisi fruktosa daan zat g
isi lain yang terkandung dalamsekrit kelenjar vesica seminalis yang ductusnya
bermuara dalam ampula.

5. Ductus Ejukulatus

14
Berjumlah 2 buah. Berfungsi untuk menyalurkan sperma saat ejakulasi ke dalamsaluran
uretra. Ke dua saluran ini ujung bersatu dan bermuara di uretra tepat dibawah
kelenjar prostat.6. Saluran UretraBerjumlah 1 buah. Berfungsi untuk
menyalurkan semen dan saluran urine. Saluran initerletak dalam batang penis
di bagain bawah di kelilingi oleh korpus spogiosum.

KELENJAR KELAMIN PRIA

1. Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang kelenjar yang terletak diantara kantong kemik dengan
rectum. Masing-masing kelenjar ini panjangnya 5 cm. Komposisi sekrit
kelenjar ini terdiri dari fruktosa dan zat gizilain khususnya vitamin C,
Prostagladin, flavinx, fosforilkolin dan ergotionein. Prostagladin
memilikifungsi membantu mengencerkan lendir pekat yang menutupi lubang 
di leher rahim, agarmudah diterobos oleh gerakan spermatozoa, menyebabkan 
kontraksi otot secara ritmisdan serentak dalam vagina, uterus, serta
tuba fallopi ke arah dalam (menimbulkan daya
sedot).Keadaan ini terjadi pada waktu wanita mengalami orgamus, yang mam
pumeningkatkan pergerakan spermatozoa beberapa kali lipat. Fibrinogen berf
ungsi untukmengumpulkan cairan semen sehingga dapat disemprotkan lebih j
auh pada waktu ejakulasi.Sekrit kelenjar ini menyumbangkan 60 % dari kesel
uruhan cairan semen. Sedangkan sisanya 5 %sekrit kelenjar Litteri dan
kelenjar Cowper, dan 5 % lagi disumbangkan oleh sekrit testes
(berupaspermatozoa) serta sekrit epididimis.

2. Kelenjar Prostat
Berjumlah sebuah yang ukurannya 4x2x3 cm terletak dibawah vesica urinaria
(kantungkemih). Sekret kelenjar ini menyumbang 30 % dari seluruh cairan se
men.Komposisi sekret kelenjar prostat terdiri dari NaHCO3, asam fosfat,
asam sitrat, kolesterol, Ca, Zn,Mg, Spermin, Inositol, Fosfolipid dan enzim.
Enzim seminim dan fibrinolisin ejakulasi didalam vagina wanita
sehingga spermatozoa bebas bergerak. Warna sekret kelenjar prostat keputihanseperti
air susu, dan baunya seperti air jeruk (asam sitrat).

15
3. Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra)
Bermuara 2 buah, terletak di kiri dan kanan bulbo penis serta bermuara di
uretra.Kelenjar ini berfungsi menghasilkan secret seromucous (lendir agak kental)
yang alkalis
(NaHCO3)untuk menetralkan asam yang ada dalam saluran uretra pria atau vagina wa
nita.

4. Kelenjar litteri
Terletak pada dinding saluran uretra, berukuran kecil-
kecil danmenghasilkan cairan serous (lendir cair) yang berfungsi untuk melumasi gla
nd penis padasaat ereksi yang disebabkan oleh rangsangan yang kuat.

SPERMATOGENESIS

Sperma dihasilkan oleh tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 cm dalam
testes.Sel-sel yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacam-macam
tahap perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting pada spermatoge
nesis.Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogonia (46
kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa motil (23 kromosom). Pros
esnya memerlukanwaktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan spermiogenesis.
Spermatozoa memiliki 4 bagian,yaitu kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Kepala terdiri
dari nukleus yang terdapat informasigenetik. Akrosom adalah vesikel pada kepala yang terdapat
enzim yang digunakan untuk penetrasisperma. Akrosom dibentuk dengan agregasi vesikel
dihasilkan oleh retikulum endoplasmik/ kompleksgolgi. Mobilitas spermatozoa dapat
terjadi karena adanya ekor yang panjang yang tumbuh darisentriol. Pergerakan ekor terjadi hasil
dari pergerakan mikrotubul yang menggunakan energi (ATP)dari mitokondria yang berada pada bagian
midpiece sperma.Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli.
Fungsi penting selSertoli selama proses spermatogenesis antara
lain:1. sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan darah seh
ingga dapatmencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai
zat asingkarena haploid, sel tubuh bersifat
diploid).2. memberikan makanan.3. sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari s
permatid yang berubah menjadispermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang

16
rusak.4. sel Sertoli membentuk lumen cairan tubulus seminiferus sehingga sperma dapat di
lepaskan daritubulus ke epididimis untuk disimpan dan diproses
lebih lanjut.5. sel Sertoli mensekresi androgen
binding protein (ABP). ABP berfungsi untuk mempertahankantestosteron tetap berada dalam
tubulus seminiferus, karena testosteron berupa lipid yang mudah keluardari membran plasma dan
meninggalkan
lumen.6. menghasilkan hormon inhibin sebagai umpan balik negatif yang mengontrol sekr
esi FSH.Meskipun testosteron merupakan hormon pada pria dan estrogen merupakan hormon
padawanita, namun ditemukan sejumlah kecil estrogen yang dihasilkan oleh korteks
adrenal. Sejumlahkecil testosteron dikonversi menjadi estrogen di testes oleh enzim
aromatase, yang terdistribusi dalamsaluran reproduksi. Estrogen juga berada pada
jaringan adiposa. Reseptor estrogen
diidentifikasi berada di testes, prostat, tulang, dan bagian lain pada pria. Penelitian terbaru 
membuktikan bahwaestrogen berperan penting dalam spermatogenesis, berkontribusi
pada seksualitas normal, danhomeostasis tulang. Mekanisme kerja estrogen belum
banyak terungkap. Demikian juga pada wanita,terdapat hormon DHEA (androgen lemah)
yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Selain itu, sejumlahkecil testosteron dihasilkan
pada ovarium wanita.

Prostaglandin pertama kali diidentifikasi berada di semen. Produksi dan aktifitasnya


tidakhanya terdapat di sistem reproduksi. Protaglandin berbentuk derivat 20 karbon asam
lemak. Merekadihasilkan pada semua jaringan dari asam arakhidonat, suatu asam lemak bagian
phospholipid dalammembran plasma. Derivat asam arakhidonat yang lain yang termasuk
kategori prostaglandin antaralain: prostacyclins, thromboxanes, dan leukotriens.
Prostaglandin didesain membentuk 3 kelompok:PGA, PGE, dan PGF dengan struktur yang
bervariasi pada cincin 5 karbon pada bagian akhir. Padasistem reproduksi, prostaglandin berfungsi
untuk meningkatkan trasnsport sperma dengan aktifitasnya pada otot polos
saluran reproduksi pria dan wanita, berperan pada menstruasi, ovulasi, berkontribusi pada
persiapan bagian plasenta ibu, dan berkontribusi pada saat melahirkan (partus).

B. Hormon pada Sistem Reproduksi Pria

 Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH


(LuteinizingHormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon
pertumbuhan.

17
1. Testoteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Hormonini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahanmeiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.Testosteron adalah zat androgen
utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal.Testosteron (C19 28 2) adalah molekul
H O

yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.Testosteron adalah hormon
steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis
pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel
sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untukmenghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11
mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitarusia 25 tahun, lalu menurun
drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) danandrostendion
merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.Testosteron dihasilkan
oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LHdikendalikan oleh
testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya didalam darah
meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari
yangmenyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah
testosteron
menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerin
tahkan produksitambahan agar menaikkan jumlah testosteron.Testosteron memiliki
sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :

1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan
sekunder sertamemegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam
mempenagruhihasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).

2. efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan


pertumbuhan sel-selotot.

3. efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi


terstosteron meningkat dengan kuat yangmengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam
beberapa waktu.Fungsi hormon testosteron antara lain:sebelum lahir:maskulinisasi saluran
reproduksi dan genitalia eksterna meningkatkan turunnya testes ke skrotum pada
jaringan seks spesifik:meningkatkan pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi
pada saat puber penting untuk spermatogenesismempertahankan saluran
reproduksi remaja seluruhnya bagian reproduksi lain:mengontrol perkembangan
seks pada pubertas mengontrol sekresi hormon gonadotropin.dampak pada

18
karakteristik seksual sekunder:menginduksi pola pertumbuhan rambut pria
(seperti: jenggot)menyebabkan suara menjadi lebih dalam karena mengecilnya tali
vokalmeningkatkan pertumbuhan otot yang bertanggung jawab pada konfigurasi
tubuh pria pada organ non reproduksi:menghasilkan efek anabolik
proteinmeningkatkan pertumbuhan tulang pada pubertas dan kemudian menutup
lempeng epifisismenginduksi perilaku agresif.

2. LH (Luteinizing Hormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel


Leydig untukmensekresi testoteron.

3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-selsertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

4. Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
jugamensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawakeduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

5. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

6. DHEA
Disekresi dari retikularis kelenjar adrenal. Sinyal pensekresi berupa
ACTH.Dehidroepiandrosteron mempunyai bebrapa fungsi yaitu dalam
berbagai efek protektif, merupakanandrogen lemah, dapat dikonversi menjadi
estreogen, menghambat enzim glukosa-6-fosfatdehidrogenase (G6-PDH), dan
juga mengatur koenzim NAD+.7. 17-estradiolDisekresi dari folikel ovarium,

19
korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH.Estradiol berfungsi
pada wanita untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian dan
padalaki-laki untuk umpan balik negatif pada sintesis testesteron oleh sel
Leydig.

Penentuan Jenis Kelamin Anak Hasil Fertilisasi

 Pembentukan jenis kelamin anak hasil fertilisasi tergantung ada atau tidak adanya
determinanmaskulin selama periode kritis perkembangan embrio. Perbedaan
terbentuknya anak dengan jeniskelamin pria atau wanita dapat terjadi setelah
melalui 3 tahap, yaitu tahap genetik, gonad, dan fenotip(anatomi) seks. Tahap
genetik tergantung kombinasi genetik pada tahap konsepsi. Jika sperma
yangmembawa kromosom Y bertemu dengan oosit, terbentuklah anak laki-laki,
sedangkan jika spermayang membawa kromosom X yang bertemu dengan oosit,
maka yang terbentuk anak perempuan.Selanjutnya tahap gonad, yaitu
perkembangan testes atau ovarium. Selama bulan pertama gestasi,semua embrio
berpotensi untuk menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan
reproduksikeduanya identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus gonad terlihat
selama usia 7 minggu didalam uterus, ketika jaringan gonad pria membentuk
testes di bawah pengaruh sex-determining regionkromosom Y (SRY), sebuah gen
yang bertanggung jawab pada seks determination. SRYmenstimulasi produksi
antigen H-Y oleh sel kelenjar primitif. Antigen H-Y adalah protein
membran plasma spesifik yang ditemukan hanya pada pria yang secara langsung
membentuk testes dari gonad.Pada wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada
antigen H-Y, sehingga jaringan gonad baru mulai berkembang setelah 9 minggu
kehamilan membentuk ovarium.Tahap fenotip tergantung pada tahap genetik dan
gonad. Diferensiasi membentuk sistem
reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon maskulin yang disekresi oleh tes
tes. Usia 10-12 minggukehamilan, jenis kelamin secara mudah dapa dibedakan
secara anatomi pada genitalia eksternal.Meskipun perkembangan genitalia
eksterna pria dan wanita tidak berbeda pada jaringanembrio, tetapi tidak pada
saluran reproduksi. Dua sistem duktus primitif, yaitu duktus Wolffian

20
danMullerian menentukan terbentuknya pria atau wanita. Pada pria duktus
Wolffian berkembang danduktus Mullerian berdegenerasi, sedangkan pada wanita
duktus Mullerian yang berkembang danduktus Wolffian berdegenerasi.
Perkembangannya tergantung ada atau tidak adanya dua hormon yangdiproduksi
oleh testes fetus yaitu testosteron dan Mullerian-inhibiting factor. Testosteron
mengiduksiduktus Wolffian menjadi saluran reproduksi pria (epididimis, duktus
deference, duktus ejakulatorius,dan vesika seminalis). Testosteron diubah
menjadi dihydrotestosteron (DHT) yang bertanggung jawabmembentuk penis dan
skrotum. Pada wanita, duktus Mullerian berkembang menjadi saluranreproduksi
wanita (oviduct, uterus, dan vagina), dan genitalia eksterna membentuk klitoris
dan labia. Kadang-kadang terjadi ketidakcocokan antara genetik seks dengan
penampakan seks
setelah pubertas yang menghasilkan dampak psikologis traumatik gender krisis id
entitas. Contoh:Maskulinisasi genetik wanita dengan ovarium, tetapi memiliki
genitalia eksterna pria, yang pada masa pubernya terjadi pembesaran payudara.
Dengan demikian penting sekali diagnosis jenis kelamin pada bayi baru lahir.

C. Kesehatan Reproduksi Pria

 Kesehatan reproduksi secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari


sistem. Dengan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi,
diharapkan remaja dapat memiliki sikap dantingkah laku yang bertanggung
mengenai proses reproduksi
pada dirinyaPengetahuan dasar yang harus dimiliki agar seseorang, khususnya re
maja memilikikesehatan reproduksi adalah ;

1. mengenal sistem, proses dan fungsi organ reproduksi

2. bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

3. penyakit menular seksual/HIV

21
4. perlu mendewasakan usia perkawinan, merencanakan dan mengatur kehamilan
5. memperkuat keyakinan dan kepercayaan pada ajaran agama serta terbuka dalam 
hal berkomunikasi dalam masalah kesehatan reproduksi.

Andrologi Klinik 

Andrologi Klinik adalah proses pemeriksaan dalam


labolatorium untuk mengetahuseorang proa dalam keadaan fertil atau steril yang
dilakukan dengan menyelidiki cairan
semen.Semen yang dikeluarkan pria pada waktu ejakulasi terdiri atas spermatozoa 
dan plasma semen.Plasma semen merupakan gabungan sekrit beberapa kelenjar
epididimis, vas diferentia.Vesica seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper dan
kelenjar listteri. Plasma ini penting artinyadalam menentukan semen pria
yang sufertil (kurang subur).Spermatozoa manusia panjangnya sekitar 50 mikron,
terdiri atas kepala, leher dan ekor(flagelum). Bentuk kepala lonjong dan
mengandung inti, ujungnya mengandung (corona penetralingEnzyme). Semua
enzim tersebut berguna dalam penetrasi spermatozoa ke dalam sel telur.
Bagiantengah/leher terdapat mitokondria tempat berlangsungnya aksodasi sel
untuk membentuk energisehingga sperma dapat bergerak aktif. Sedangkan ekor
sebagai alat gerak sperma agar
mencapaiovum.Analisis semen yang normal biasanya mempunyai
komposisi sebagai berikut:1. volume semen sekali ejakulasi : 2-5 ml2.
konsentrasi sel spermatozoa : 20 Juta/ml3. jumlah sel spermatozoa : 50-
400 juta per ejakulasi4. persentase sel spermatozoa motil : 50 %13

5. persentase bentuk sel spermatozoa yang : 60 %Selain itu perlu juga dilakukan


pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk menentukan
fertilasiseorang pria sebagai berikut:

1. keadaan penis harus dapat berereksi secara penuh

2. keadaan konsentrasi hormon testoren harus normal, sebab libido seksualitas


pria terhadap wanitaditentukan oleh hormon ini

22
3. tidak menderita penyakit kelamin

4. pada ejakulasi ereksi minimal 5 cm dari ujung penis.

Andropause pada pria

Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya.


Pria yangmengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah
yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi
ereksi.Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada
usia 45 tahun.Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa
dibilang langka. Kadar testosteronrendah ini juga terkait dengan simptom lain
seperti depresi, lelah, dan tak bisa berhubungan intim.Selain itu juga terdapat
simptom yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lainterdiri
dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa
sangat
cemas. Namun jangan salah mengistilahkan male menopause, karena artinya bisa 
menyesatkan,menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan
testosteron pada pria tua benar-benaralamiah dan proses normal yang akan
dialami pria ketika menua.

1. Penyebab menopause pada pria / andropause adalah :

a. Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh


bahan
kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, 
suasana lingkungan, kebisingan,ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan
pola makan. 

23
b. Faktor organik. Perubahan hormon, seperti testosteron, DHEA
(dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin,
GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like GrowthFactor-1), prolaktin.

c. Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup


yang tak
realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai per
asaan takut (takut: tua,ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).

d. Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan


kadar testosteron, sebagaihasilnya hubungan seksual Anda akan menderita kinerja
rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.

2. Gejala pria yang akan mengalami menopause adalah:

a. Produksi testosteron melemah

Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang


menemani masaandropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau
kondisi lain mempengaruhi produksitestosteron. Bedanya, saat menopause wanita
kehilangan hormon estrogen secara total, dankesempatan mendapati anak mulai
berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksitestosteron berhenti
total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua
pria masih bisa memiliki anak. 

b. Tubuh panas dingin

Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas
dan berkeringatsecara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing
dan mual. Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2
hingga 4 jam.

c. Perubahan mood

24
Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause.
Hormonmempengaruhi level serotonin dalam otak, yang kemudian mempengaruhi
mood. Mood akan positifdengan jumlah serotonin yang tinggi, dan menjadi
negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood
pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pa
da pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu.
Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadidepresi.

d. Mudah lupa

Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa
andropause,meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon
dengan penurunan memori.Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood,
penurunan libido dan berat badan, merupakangejala andropause yang mengarah
kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa,misalnya, namun
ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci,
misalnya, bukan berarti lantas dikatakan andropause.

e. Gairah seks menurun

Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen
pria mengalamigejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang
disebabkan andropause ini.

Penyakit pada organ reproduksi pria

 a.Hipogonadisme

, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan


interaksihormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi,dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon. 

b.Kriptorkidisme

25
merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomenke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan
dengan pemberian hormon humanchorionic gonadotropin

untuk merangsang testoteron.

c.Uretritis

peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil.Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau
virus herpes.

d.Prostatitis

merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli


ataupun bukan bakteri.

e.Epididimitis

merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya
adalah E. Coli dan Chlamydia

.f.Anorkidisme

 adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.

g.Hyperthropic prostat 

adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebihdari
50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

h.Hernia inguinalis

 merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah


daridinding rongga yang bersangkutan.

i.Kanker testis

26
 adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis
(buah zakar), yang bisamenyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). 

j.Impotensi

yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada


hubungankelamin yang normal.

k.Infertilitas (kemandulan)

Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapatdisebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagaiketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan
oleh:Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi,atau gangguan hormon Tersumbatnya saluran sperma
Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

l.Orkitis

merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan ini dialami
oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukan ereksi
(tegang), sehingga sulit untukmelakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi
disebabkan oleh faktor hormonal, yaituterhambatnya fungsi hormon reproduksi,
bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosionalseseorang.

m.Gonorhoe (kencing nanah)

Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri


Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas.
Gejalanyaadalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air
kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.

n. Sifilis (Raja singa)

27
 Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit
inimenular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada
kemaluan, bintik atau bercakmerah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh
saraf, dan kulit.

o.Kanker Prostat 

Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker
inimenyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak
terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. 

p.Herpes

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak
secaralangsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa
sakit ketika urinasi, clan buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alai kelamin. Lama-
kelamaan, penyakit ini dapat membuatkelelahan pada otot dan menyerang
jaringan saraf pusat.

q.HIV/AIDS 

 Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang
menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan be
rcak-bercak merah, padahal haltersebut belum tentu benar, penyakit AIDS hanya
dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secaralangsung, seperti transfusi
darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem
kekebalantubuhsehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki
sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi
penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

Pencegahan untuk mencegah penyakit pada reproduksi pria

Sistem reproduksi pria juga perlu dijaga untuk mencegah infertilitas


(ketidaksuburan).Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan
pada sistem reproduksi pria adalahsebagai berikut:

28
1. melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat
segera ditangani lebihawal.

2. melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak menggunakan


pakaian teralu ketatsehingga testis tidak kepanasan.

3. mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk


diperlukan untuk perkembangan sperma.

4. menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup


olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan
psikis.

5. menghindari minuman berakohol dan rokok.

A. RESPON SEKSUAL

Siklus respons seksual mengacu pada urutan perubahan fisik dan emosional. Hal
ini terjadi ketika seseorang menjadi terangsang secara seksual dan turut
berpartisipasi atau melakukan kegiatan rangsangan seksual, seperti berhubungan
seksual.

Ada beberapa panduan siklus respons seksual agar Anda mengetahui bagaimana
tubuh Anda merespons setiap fase dari siklus tersebut. Panduan ini juga dapat
meningkatkan hubungan Anda dan membantu Anda menentukan penyebab
masalah seksual apa pun.

Siklus respons seksual memiliki empat fase, yakni kegembiraan, dataran tinggi,
orgasme, dan resolusi. Baik pria maupun wanita mengalami keempatnya,
walaupun waktunya biasanya berbeda. 

Misalnya, tidak mungkin kedua pasangan akan mencapai orgasme pada saat yang

29
sama (sebagian kecil mungkin saja). Selain itu, intensitas respons dan waktu yang
dihabiskan di setiap fase pun bervariasi dari orang ke orang. 

Ketika Anda telah memahami perbedaan-perbedaan ini, Anda bisa membantu


pasangan untuk lebih memahami tubuh dan respons satu sama lain. Upaya ini pun
meningkatkan pengalaman seksual :
1. Kegembiraan
Fase pertama atau kegembiraan memiliki beberapa karakteristik yaitu
dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Di antaranya:

- Ketegangan otot meningkat


- Detak jantung bertambah cepat dan pernapasan dipercepat
- Kulit bisa memerah
- Aliran darah ke alat kelamin meningkat, mengakibatkan pembengkakan
klitoris wanita dan labia minora

2. Dataran tinggi
Pada fase dataran tinggi, karakteristik umumnya meluas ke ambang
orgasme. Ciri-ciri tersebut ialah:

- Perubahan yang dimulai pada fase pertama diintensifkan


- Pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah terus meningkat
- Kejang otot bisa mulai di kaki, wajah, dan tangan
- Ketegangan otot meningkat
- Klitoris menjadi sangat sensitif, begitu juga dengan pria

3. Fase orgasme
Fase orgasme merupakan puncak dari siklus respons seksual. Ini adalah
fase terpendek dan umumnya hanya berlangsung beberapa detik.
Karakteristik umum fase ini meliputi.

- Kontraksi otot tak sadar dimulai

30
- Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berada pada tingkat
tertinggi, dengan asupan oksigen yang cepat
- Otot kejang pada kaki
- Ada pelepasan ketegangan seksual yang tiba-tiba dan kuat
- Ruam, atau "flush seks" dapat muncul di seluruh tubuh

4. Fase resolusi
Selama fase resolusi, tubuh perlahan kembali ke tingkat fungsi normal dan
bengkak serta ereksi bagian tubuh kembali ke ukuran dan warna
sebelumnya. Fase ini ditandai oleh rasa kesejahteraan secara umum,
peningkatan keintiman, dan seringkali kelelahan.

 TEORI REVA RUBIN

Konsep :
Penopang sebuah teori yang yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat di
uji melalui observasi atau penelitian

Kebidanan :
Merupakan ilmu yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang
terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan,
ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa
prakonsepsi, konsepsi, masa hamil, ibu bersalin, post partum, bayi baru lahir.
Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,
melaksanakan konseling dan pendidikan terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.

Model kebidanan :
Suatu bentuk pedomam atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.

31
Model asuhan kebidanan :
Model asuhan kebidanan berdasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan
kelahiran adalah peristiwa kehidupan yang normal. Model asuhan kebidanan
termasuk : memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual dan kesejahteraan sosial
ibu/keluarga melalui siklus reproduksi, memberikan pebdidikan pendidikan dan
penyuluhan antenatal care (asuhan sebelum melahirkan) pada ibu secara individu,
mendampingi terus-menerus selama persalinan, dukungan lanjutan selama masa
nifas, mengurangi tindakan-tindakan yang bersifat teknologi dan identifikasi serta
merujuk ibu yang membutuhkan penanganan spesial obstetrik atau yang lain.
Model asuhan ini ialah berorientasi pada wanita dan disinilah letak tanggung
jawabnya.

Konseptual model :

      1.      Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu

      2.      Pada dasarnya sama dengan penegertian konsep kerangka kerja, sistem dan
skema. Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelopok, situasi dan
kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Konseptual model biasanya berkembang
dari wawasan intuitif, kelimuan dan seringkali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehingga konseptual model
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari suatu disiplin ilmu.

      3.      Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktek


untuk membimbing dan mengembangkan praktek untuk membimbing tindakan
dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam
penelitian. Konsep model ditunjukkan dengan banyak cara yaitu menta model,
fisikal model dan simbolik (Lancaster and Lavcaster 1992
Model kebidanan dapat digunakan untuk :

1.      Menyatukan data secara lengkap


        a.    Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pimpinan

32
        b.    Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
        c.   Untuk komuniksi bidan dengan klien

2.      Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan kebutuhan
untuk :
        a.  Mengembangkan profesi
        b.  Mendidik siswi bidan
        c.   Komunikasi dengn klien dan pimpinan

1. Teori Reva Rubin (Attainment Of Maternal Role)

Rubin merupakan bidan dari USA yang menekankan pada pencapaian pada


peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian,
seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya
kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi
khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah persalinan.

Menurut rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki  harapan-harapan


antara lain :
a.       Kesejahteraan ibu dan bayinya
b.      Penerimaan dari masyarakat
c.       Penentuan identitas diri
d.      Mengerti tentang arti memberi dan menerima

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah :


1.      Ibu cenderung lebih tergantungdan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat
berperan sebagai calon ibu dan dapatmemperhatikan pekembangan janinnya
2.      Ibu memerlukan sosialisasi

33
Tugas atau tujuan dari aktivitas selama hamil, bersalin dan puerperium (Josten
1981) :
1. Memastikan kesjahteraan fisik bagi dirinya dan bayinya
2. Penerimaan sosial untuk diri dan bayinya oleh orang-orang yang berarti
untuk mereka
3. Keterikatan pada si bayi
4. Pemahaman akan kerumitan menjadi seorang ibu

 TEORI ERNESTINE WIEDENBACH

Ernestine Wiedenbach adalah seorang perawat kebidanan (nurse


midwifery) yang sangat tertarik pada masalah sepitar keperawatan mate
rnitas yang terfokus pada keluarga (Family-Centered Maternity
Nursing). Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek
yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick
Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan
pengalaman dan observasi dalam praktik.konsep teori yang dihasilkan
Ernestine Wiedenbach bukan hasil penelitian melainkan hasil pemikirannya
yang dituangkan dalam bukunya

 Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach :

1.Elemen-Elemen Model Konseptual

Model konseptual Wiedenbach membantu mengidentifikasi kebutuhan


terhadap keyakinan kepercayaan pada nurse midwifedan kepercayaan rekan.

34
Berikut ini komponen model konseptual Wiedenbach yang diketahui sebagai
lima elemen dalam the Realistis of Nursing, yaitu:

a.The Agents Wiedenbach

mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. Empat elemen


dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art (seni)
( Raleigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964 )sebagai berikut penjelasannya:

1.Philosophy
Berikut iniadalah 3 point dasar philosophy keperawatan :

a.Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan


b.Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c.Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh,
1989) Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan
bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih
luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.

2. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui
apa yang dilakukan-keseluruhan tujuan untuk praktik professional,
termasuk keseluruhan kegiatan yang berdampak baik pada pasien

3.Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan
perasaan melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini
adalah tujuan secara langsung dan berpusat pada pasien

4.Art

35
Artpada keperawatan klinik terdiri dari :

a)Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien


b)Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan
kemampuan pasien melalui perawatan yang sesuai
c)Aktivitas perawat secara langsung memperbaiki kondisi pasien melalui
penggunaan artful pada perencanaan perawatan medis
d)Intervensi perawat bertujuan mencegah kekambuhan dan membangun
new concern

 TEORI DOROTHEA OREMS (Tentang Self Care )

KONSEP SELF CARE DOROTHEA OREM

Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada


bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan dan
berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat
(vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu
pertanyaan : “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann
keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu
adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep
keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini
pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan
beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu
Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee).

Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem


melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference

36
Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu
kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin
keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self
care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada
edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980),
menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan
masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory
Keperawatan dan pada edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan
yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat. Orem
mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu :
1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system. Ketiga teori tersebut
dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency,
kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing
system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi
dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari
prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk
memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya.

1. Teori Self Care

Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu


memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor
dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau
praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku
mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika
self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu
membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya
dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan
manusia atau kekuatan untuk melakukan self care.

Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh


basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status

37
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan
kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola
kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Kebutuhan self care
therapeutik (Therapeutic self acre demand) adalah merupakan totalitas
dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang
berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Teori Self Care Deficit

Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut


Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau
pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan
self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat
berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.

Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam


membantu self care: a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain. b.
Memberikan petunjuk dan pengarahan. c. Memberikan dukungan fisik dan
psychologis. d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal. e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu
dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam
memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan diantara konsep
yang telah dikemukakannya.

3. Teory Nursing System Nursing system

didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan


kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care
agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan
diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap
diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat

38
yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk
menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan
pengembangan self care agency.

 TEORI CALISTA ROY ( Tentang Adaptasi )

Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak
digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan
keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk
melakukan adaptasi. Penggunaan 18 koping atau mekanisme pertahanan diri,
adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan
sekitarnya (Aligood, 2014).

Dua subsistem tersebut dapat diobservasi melalui 4 model adaptasi, yaitu :

1. Model adaptasi fisiologi


Merupakan bagaimana kemampuan fisik seseorang berespon terhadap
stimulus dari lingkungan. Kebutuhan fisik dalam model ini antara lain
oksigen, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat serta perlindungan. Empat
proses komplek dalam regulasi aktivitas dalam model ini antara lain
indra/fungsi sensori, cairan dan elektrolit, fungsi saraf dan fungsi endokrin.
Integritas fisik merupakan respon adaptif dari model ini.

2. Model adaptasi konsep diri


Model ini berisi psikologis dan spiritual dari individu. Konsep diri dari
seseorang terdiri dari perasaan dan kepercayaan yang terbentuk tentang diri

39
sendiri. Konsep diri terbentuk dari persepsi internal dan persepsi orang lain.
Konsep diri terdiri dari 2 komponen yaitu physical self (body sensation and
body image) dan personal self (self consistency, self ideal, and moral
ethical, spiritual self).

3. Model adaptasi fungsi peran


Model ini mengarah pada peran primer, sekunder, dan tersier dari individu
dalam masyarakat. Peran merupakan bagaimana individu dapat
menjalankan fungsinya dalam masyarakat sesuai dengan apa yang
diharapkan sesuai posisi dalam masyarakat.

4. Model adaptasi interdependen


Model ini mengarah pada mekanisme koping individu dalam sebuah
hubungan atau interaksi dengan orang lain dalam memberi dan menerima
cinta dan kasih sayang, perhatian dan nilai.

(Marriner & Tomey, 2006) Roy berpendapat bahwa terdapat 5


objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu manusia, keperawatan, konsep
sehat, konsep lingkungan dan tindakan keperawatan dengan pembahasan
sebagai berikut (Nursalam, 2013) :

1. Manusia Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan


adalah individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau sosial sebagai sistem
adaptasi yang holistik dan terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak
terhadap perubahan yang konstan 20 terhadap informasi, kejadian, dan
energi antar sistem dan lingkungan. Perubahan tersebut harus
mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu.

a. Input Sistem
adaptasi memiliki input dari internal individu berupa suatu
stimulus. Stimulus merupakan suatu unit informasi, kejadian atau
energi yang berasal dari lingkungan. Respons individu terhadap

40
stimulus menentukan tingkat adaptasi dari individu tersebut.
Tingkat respons antara individu sangat unik dan bervariasi
bergantung pada pengalaman yang didapatkan sebelumnya, status
kesehatan individu, dan stressor yang diberikan.

b. Proses
1) Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan
proses kontrol dari individu sebagai suatu sistem adaptasi.
Mekanisme koping dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan dapat
dipelajari. Roy menekankan ilmu keperawatan yang unik untuk
mengontrol mekanisme koping. Mekanisme tersebut dinamakan
regulator dan kognator.

2) Subsistem regulator memiliki komponen input, proses internal dan


output. Stimulus input berasal dari dalam atau luar individu. Perantara
sistem regulator berupa kimiawi, saraf atau endokrin. Refleks otonomi
sebagai respons neural berasal dari batang otak dan kordaspinalis,
diartikan sebagai suatu perilaku output dari sistem regulasi. Organ target
(endoterin) dan jaringan dibawah kontrol endokrin juga memproduksi
perilaku output regulator.

3) Contoh proses regulator tersebut terjadi ketika stimulus eksternal


divisualisasikan dan ditransfer melalui saraf mata menuju pusat saraf otak
dan bagian bawah pusat saraf otonomi. Saraf simpatetik dari bagian ini
mempunyai dampak yang bervariasi pada viseral, termasuk peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung.

4) Stimulus terhadap subsistem kognator juga berasal dari faktor internal


dan eksternal. Perilaku output subsistem regulator dapat menjadi umpan
balik terhadap stimulus subsistem kognator. Proses kontrol kognator
berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi terhadap persepsi atau proses
informasi, pengambilan keputusan dan emosi. Persepsi proses informasi

41
juga berhubungan dengan proses imitasi dan penguatan. Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan dan khususnya emosi untuk mencari
kesembuhan, dukungan yang efektif dan kebersamaan.

5) Dalam mempertahankan integritas seseorang, kognator dan regulator


bekerja bersama. Sebagai suatu sistem adaptasi, tingkat adaptasi seseorang
dipengaruhi oleh perkembangan individu dan penggunaan mekanisme
koping yang maksimal akan berdampak baik terhadap tingkat adaptasi
individu dan meningkatkan tingkat rangsangan sehingga individu dapat
merespons terhadap positif.

Efektor Roy mendefenisikan sistem efektor merupakan sistem


adaptasi proses internal yang terjadi pada individu yang meliputi:
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan.

1) Fisiologis

a) Oksigenasi menggambarkan pola penggunaan oksigen yang


berhubungan dengan resirasi dan sirkulasi.

b) Nutrisi menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk


memperbaiki kondisi dan perkembangan tubuh klien.

c) Eliminasi menggambarkan pola eliminasi.

d) Aktivitas dan istirahat menggambarkan pola aktivitas, latihan,


istirahat dan tidur.

e) Integritas kulit menggambarkan fungsi fisiologis kulit.

f) Rasa menggambarkan fungsi sensori perseptual yang


berhubungan dengan pancaindera penglihatan, penciuman, perabaan,
pengecapan, dan pendengaran.

42
g) Cairan dan elektrolit menggambarkan pola fisiologis
penggunaan cairan dan elektrolit

h) Fungsi neurologis menggambarkan pola kontrol neurologis,


pengaturan dan intelektuali. Fungsi endokrin menggambarkan pola kontrol
dan pengaturan termasuk respons stres dan sistem reproduksi.

2) Konsep diri
Konsep diri mengidentifikasi nilai, kepercayaan, dan emosi yang
berhubungan dengan ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada kenyataan
keadaan diri sendiri tentang fisik, individual, dan normal etik.

3) Fungsi peran
Fungsi peran mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang yang
berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda yang dijalankan.

4) Ketergantungan Interdependen
mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan, cinta, dan memiliki.
Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal terhadap individu
maupun kelompok.

 TEORI NOLA J PENDER ( Tentang Promkes Dan Pencegahan )

Usaha penyehatan lingkungan merupakan suatu pencegahan


terhadap berbagai kondisi yang mungkin dapat menimbulkan penyakit dan
sanitasi merupakan faktor yang utama yang harus diperhatikan.
Keperawatan sebagai pelayanan professional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia.

43
Banyak bentuk bentuk pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis
harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan
model-model keperawatan dalam praktik keperawatan sesuai dengan
kebutuhan. Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah
teori model keperawatan nola j pender, model promosi kesehatan ini
merupakan sebuah teori yang menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai
Harapan (Expectancy value) dan Teori Kognitif Social (Social Cognitive).

Teori Pender tentang model promosi kesehatan ini konsisten dan


berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan kesehatan untuk
dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat yang lebih
baik dan optimal. Jenis studi kasus ini adalah studi kasus skabies dengan
aplikasi teori Nola J dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan
perhatian pada objek tertentu.

Hasil penelitian didapatkan keefektifan dari teori Nola j pender


pada masalah skabies ini yaitu mengajarkan pada pasien Resiko Penularan
Penyakit dengan penggunaan barang secara bersamaan atau bergantian
sesama teman di asrama yang di tempatinya sehingga terhindar dari
komplikasi dengan tentunya melaksanakan implementasi yang telah
diberikan dengan mengacu pada pelaksanaan hidup bersih dan sehat serta
pengaturan pola makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh an.R, dimana
pelaksanaan tindakan dilakukan selama 5 hari semua implementasi dapat
di pahami dan dilakukan sesuai dengan teori Nola j pender yang berfokus
pada perawatan pasien dalam memelihara kesehatan dan teori ini bisa
diterapkan langsung dengan kasus pasien skabies.

Disarankan pada perawat agar lebih memperhatikan pasiennya


serta diharapkan pada perawat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

44
yang ada untuk memantau perkembangan pasien atau memecahkan
masalah kesehatan yang ada pada pasien.

 RAMONA T. MERCER ( Tentang Penerapan )

Maternal Role Attainment-Becoming A Mother adalah model konseptual


keperawatan yang dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini tercipta
setelah Mercer melakukan berbagai riset yang berkenaan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi parental attachment pada ibu post partum dan salah satu
faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu tersebut adalah emosional bayi
baru lahir. Mercer mengidentifikasi bahwa komponen emosional bayi yang
mempengaruhi peran ibu tersebut adalah temperamen bayi, kemampuan
memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan
kesehatan umum.
Asumsi Mercer berkaitan dengan pengembangan model maternal role
attainment, di antaranya adalah bayi baru lahir diyakini sebagai partner yang aktif
dalam proses pencapaian peran ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peran
ibu serta peran pasangan dan bayinya akan merefleksikan kompetensi ibu dalam
menjalankan perannya sehingga dapat tumbush dan bekembang.
Perkembangan identitas peran ibu sangat terpengaruh oleh kondisi
psikologis dan perilaku ibu dan bayi. Pada bayi, respon perkembangan yang
berpengaruh terhadap interaksi dengan perkembangan identitas peran ibu antara
lain adanya kontak mata sebagai isyarat komunikasi, refleks menggenggam,
refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon terhadap
perawatan ibu, konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu serta respon ibu
terhadap bayinya dapat meningkatkan pergerakan bayi. Dengan demikian kondisi
bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap pencapaian dan pengembangan peran
ibu sehingga perawat bayi baru lahir adalah komponen penting dalam penerapan
model konseptual yang dikemukakan oleh Mercer.

45
Definisi dan Konsep Utama (Mayor)

Mercer menggunakan konsep-konsep utama dalam mengembangkan


model konseptualnya. Konsep-konsep tersebut adalah:
 Pencapaian peran ibu (maternal role attainment) adalah suatu proses
pengembangan dan interaksional dimana setiap saat ketika ibu menyentuh
bayinya akan menciptakan kemampuan mengasuh dan merawat termasuk
membentuk peran dan menunjukkan kepuasan dan kesenangan menikmati
perannya tersebut. Maternal identity menunjukkan internalisasi diri dari
ibu.Persepsi terhadap kelahiran bayi adalah persepsi setiap wanita dalam
menunjukkan persepsi pengalamannya selama melahirkan bayinya.   Self
esteem digambarkan sebagai persepsi individu dalam menggambarkan
dirinya sendiri.

   Konsep diri adalah seluruh persepsi individu terhadap kepuasan diri,


penerimaan diri, harga diri dan kesesuaian antara diri dan ideal
dirinya.  Fleksibilitas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa peran
tidaklah kaku. Fleksibilitas perilaku pengasuhan anak meningkat seiring
dengan meningkatnya perkembangan. Ibu yang lebih tua berpotensi untuk
mengalami kekakuan pada bayinya dan untuk menyesuaikan pada setiap
situasi. Childrearing attitude adalah perilaku ibu atau kepercayaan
mengenai pengasuhan anak.

 Status kesehatan didefinisikan sebagai persepsi orang tua terhadap


prioritas kesehatannya, pandangan terhadap kesehatan, kesehatan saat ini,
resistensi atau kemungkinan untuk sakit, hal yang dikhawatirkan dalam
kesehatan, orientasi sakit dan memutuskan peran sakit.

 Kecemasan digambarkan sebagai persepsi individu tentang situasi yang


penuh stress seperti  adanya bahaya atau ancaman.

46
     Depresi ditunjukkan dengan adanya beberapa gejala tekanan yang
ditunjukkan dari perilaku ibu, Role strain-role conflict (konflik peran)
didefinisikan sebagai konflik dan kesulitan yang dirasakan oleh wanita
dalam penyesuaiannya terhadap tugas peran ibu.
·       
   Gratification-satisfaction digambarkan sebagai kepuasan, kenikmatan,
umpan balik dan kebanggaan yang diekspresikan oleh wanita dalam berinteraksi
dengan bayinya dan dalam memenuhi tugas rutinnya sebagai seorang ibu.
·         Attachment adalah komponen dari peran orang tua dan identitas yang
digambarkan sebagai proses dalam mempertahankan komitmen sikap dan emosi
yang telah terbentuk.Infant temperament dikaitkan dengan apakah bayi sulit
mengirimkan untuk membaca isyarat, arahan pada perasaan ketidakmampuan dan
keputusasaan dari ibu.

·          Status kesehatan bayi (infant health status) adalah kesakitan yang
disebabkan oleh permisahan ibu dan bayi, mempengaruhi proses kasih sayang
(attachment).
o Karaktersitik bayi (infant characterize) meliputi temperamen bayi,
penampilan dan status kesehatan.
o Isyarat-isyarat bayi (infant cues) adalah perilaku bayi yang
menunjukkan respon terhadap ibunya.
o Keluarga (family) didefinisikan sebagai sistem yang dinamis yang
terdiri atas subsistem-individu (ibu, ayah, janin/bayi) dan dyad (ibu-
ayah, ibu-janin/bayi, ayah-janin/bayi) yang bersama dalam satu sistem.
Fungsi keluarga (family functioning) adalah pandangan individu
terhadap aktivitas dan hubungan antara keluarga dan sub sistem serta
unit sosial yang tinggal dalam rumah. Ayah atau pasangan intim
(father or intimate partner) berkontribusi pada proses pencapaian
peran ibu yang pada pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang
lain. Interaksi ayah membantu mengurangi tekanan dan memfasilitasi
pencapaian peran ibu. Stress terbentuk dari persepsi positif atau negatif
tentang hidup dan lingkungan.

47
·         
o Dukungan sosial (social support) adalah sejumlah bantuan yang diterima,
puas dengan bantuan tersebut dan orang-orang disekitarnya selalu siap
untuk membantu. Terdapat empat area dukungan sosial yang mencakup
dukungan emosional, informasi, fisik dan penilaian.

o Hubungan ibu-ayah (mother-father relationship) adalah persepsi tentang


hubungan pasangan yang mencakup nilai, tujuan antara keduanya dan
perjanjian. Kasih sayang ibu terhadap bayinya berkembang seiring dengan
lapangan emosional dari hubungan orangtuanya.

Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer

Keperawatan
Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi yang
dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah kesakitan
dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan untuk
mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk memperkaya dasar
pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada klien dan
lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada
klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien
yang tidak mampu merawat dirinya sendiri.

Manusia
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia
namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian
dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang
tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks
budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan
diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan
ayah dari bayinya atau orang lain yang berarti saling mempengaruhi.

48
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi
kesehatan mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko
terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada
penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat
kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara
menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk
bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan
perhatian penting selama perawatan persalinan dan proses kelahiran.

Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari
definisi Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori
awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian
dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan
perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan
mempengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal serta perkembangan
anak.

 TEORI NANDA NIC NOC

a. Ketidakefektifan Proses Kehamilan-Melahirkan (NDA :00221)

Definisi :

Kehamilan dan proses melahirkan serta asuhan terhadap bayi baru lahir yang tidak
sesuai dengan konteks, norma dan harapan lingkungan. Batasan karakteristik :
Selama kehamilan Tidak mengakses system pendukung Tidak melaporkan
ketidaktepatan persiapan fisik Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat
(mis : nutrisi, eleminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
Tidak melaporkan ketersediaan system pendukung Tidak melaporkan penanganan
gejala tidak nyaman dalam kehamilan Tidak melaporkan rencana kelahiran yang

49
realistic Tidak mencari pengetahuan yang diperlukan (mis persalinan dan
melahirkan, asuhan bayi baru lahir) Kegagalan menyiapkan barang yang
diperlukan untuk bayi baru lahir Kunjungan ke pelayanan kesehatan prenatal tidak
konsisten Kurang pemeriksaan prenatal Kurang menghargai bayi yang belum lahir
Selama persalinan dan Melahirkan Tidak mengakses system pendukung Tidak
menunjukkan perilaku kelekatan dengan bayi baru lahir Tidak melaporkan
ketersediaan system pendukung Setelah Melahirkan Tidak mengakses system
pendukung yang tepat Tidak menunjukkan tehnik menyusui bayi Tidak
menunjukkan perawatan payudara Tidak menunjukkan perilaku kelekatan pada
bayi Tidak menunjukkan teknik asuhan bayi dasar Tidak melaporkan gaya hidup
(diet, eleminasi, tidur, gerakan tubuh, hygiene personal) yang tepat untuk kala
persalinan Tidak berespons untuk kala persalinan Kurang proaktif selama
persalinan dan melahirkan Tidak memberi lingkungan yang aman untuk bayi
Tidak melaporkan gaya hidup pasca partum yang tepat (mis : diet, eleminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal) Tidak melaporkan
ketersediaan pendukung Faktor yang berhubungan Kurang pengetahuan (mis
:persalinan dan Kurang perencanaan kelahiran yang melahirkan, asuhan bayi baru
lahir) realistic Kekerasan dalam rumah tangga Kurang system pendukung yang
cukup Kunjungan ke pelayanan antenatal tidak Ketidakberdayaan ibu konsisten
Distress psikososial ibu Kurang model peran yang tepat untuk Nutrisi ibu kurang
optimal menjadi orang tua Kurang kesiapan kognitif untuk menjadi
Penyalahgunaan zat orang tua Kehamilan yang tidak nyaman Kurang kepercayaan
diri ibu Lingkungan tidak aman Kurang kunjungan prenatal ke pelayanan
kesehatan Kehamilan yang tidak diinginkan.

Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan-Melahirkan (NDA :00208)

Definisi :

Pola mempersiapkan, mempertahankan dan menguatkan proses kehamilan dan


persalinan serta pengasuhan bayi baru lahir yang sehat. Batasan Karakteristik
Selama Kehamilan Melakukan kunjungan prenatal secara Melaporkan

50
ketersediaan system teratur dukungan Menunjukkan respek pada bayi yang
Melaporkan rencana pelahiran yang dikandung realistis Menyiapkan perlengkapan
penting bagi bayi baru lahir Melaporkan penanganan gejala kehamilan yang
mengganggu kenyamanan Melaporkan persiapan fisik yang tepat Mencari
pengetahuan yg penting (mis ttg persalinan dan pelahiran, asuhan bayi baru lahir
Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis : diet, eleminasi, tidur, gerakan
tubuh, latihan fisik, hygiene personal) Saat persalinan dan Kelahiran
Mendemonstrasikan perilaku perlekatan Berespon secara tepat terhadap awitan
dgn bayi baru lahir persalinan Proaktif dlm persalinan dan pelahiran Memakai
teknik relaksasi yang sesuai dengan kala persalinan Melaporkan gaya hidup (mis :
diet, Menggunakan system dukungan secara eleminasi, tidur, gerakan tubuh,
latihan tepat fisik, hygiene personal)yang sesuai dengan kala persalinan Setelah
melahirkan Mendemontrasikan teknik menyusui yang tepat kepada bayi
Mendemonstrasikan perawatan payudara yang tepat Mendemonstrasikan perilaku
perlekatan dengan bayi Mendemonstrasikan teknik dasar perawatan bayi
Menyediakan lingkungan yang aman bagi bayi Melaporkan gaya hidup pasca
partum yang tepat (mis : diet, eleminasi, tidur, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal )Menggunakan system dukungan yang tepat Kriteri hasil :

o Prilaku kesehatan Postpartum (NOC : 1624)

o Prilaku kesehatan prenatal (NOC : 1607)

o Pengetahuan ttg persalinan dan melahirkan (NOC : 1817)

o Pengetahuan kesehatan ibu postpartum (NOC : 1818)

o Pengetahuan : kehamilan (NOC :1810)

o Pengetahuan fungsi seksual kehamilan dan postpartum (NOC : 1839)

Status ibu : antepartum (NOC : 2509) Status ibu : intrapartum (NOC : 2510)
Status ibu : postpartum (NOC : 2511) Prilaku Kesehatan Prenatal : Domain
kesehatan : pengetahuan dan Rating Prilaku kesehatan prenatal 2

51
 TEORI KHATERINE KHOLCOBA

Teori Kenyamanan Kolcaba Kenyamanan adalah pengalaman yang


diterima oleh seseorang dari suatu intervensi. Hal ini merupakan pengalaman
langsung dan menyeluruh ketika kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan
lingkungan terpenuhi (Peterson & Bredow, 2008). Konsep teori kenyamanan
meliputi kebutuhan kenyamanan, intervensi kenyamanan, variabel intervensi,
peningkatan kenyamanan, perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional.

Menurut Kolcaba & DiMarco (2005) hal tersebut dapat digambarkan


dalam kerangka konseptual.Teori kenyamanan terdiri atas tiga tipe, yaitu

(1) relief: kondisi resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan segera,

(2) ease: kondisi tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi karena
hilangnya ketidaknyamanan fisik yang dirasakan pada semua kebutuhan,

(3) transcendence: keadaan dimana 9 Universitas Udayana seseorang individu


mampu mengatasi masalah dari ketidaknyamanan yang terjadi.

Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar


seorang individu yang bersifat holistik, meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual,
sosiokultural, lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan dengan mekanisme
sensasi tubuh dan homeostasis, meliputi penurunan kemampuan tubuh dalam
merespon suatu penyakit atau prosedur invasif. Beberapa alternatif untuk
memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan obat, merubah posisi, backrub,
kompres hangat atau dingin, sentuhan terapeutik.

Kenyamanan psikospiritual dikaitkan dengan keharmonisan hati dan


ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi dengan memfasilitasi kebutuhan interaksi
dan sosialisasi klien dengan orang-orang terdekat selama perawatan dan
melibatkan keluarga secara aktif dalam proses kesembuhan klien. Kebutuhan

52
kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga
dan masyarakat, meliputi kebutuhan terhadap informasi kepulangan (discharge
planning), dan perawatan yang sesuai dengan budaya klien.

Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan sosiokultural adalah


menciptakan hubungan terapeutik dengan klien, menghargai hak-hak klien tanpa
memandang status sosial atau budaya, mendorong klien untuk mengekspresikan
perasaannya, dan memfasilitasi kerja tim yang mengatasi kemungkinan adanya
konflik antara proses penyembuhan dengan budaya klien.

Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan akan kenyamanan lingkungan


yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan,
membatasi pengunjung dan terapi saat klien beristirahat, dan memberikan
lingkungan yang aman bagi klien (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.      anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang


mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak;

2.      menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-
Estrogen atau LH-Progesteron.

Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari penis (zakar) dan skrotum. Organ reproduksi
dalam terdiri dari testis, vaseferentia, epididimis, vas diferentia, ductus
ejaculatorius, dan saluran uretra.
Hormon pada reproduksi pria yakni testeron, LH, FSH, estrogen, hormon pertumb
uhan, DHEA, dan 17-estradiol. Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem
reproduksi pria antara
lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Anorkidis

53
me, Hyperthropic prostat, Hernia inguinalis, Kanker testis,Impotensi,
Infertilitas (kemandulan), Orkitis, Sifilis (RajaSinga), Gonorhoe (kencing
nanah) , Kanker Prostat , Herpes,HIV/AIDS.

Siklus respons seksual mengacu pada urutan perubahan fisik dan emosional. Hal
ini terjadi ketika seseorang menjadi terangsang secara seksual dan turut
berpartisipasi atau melakukan kegiatan rangsangan seksual, seperti berhubungan
seksual.

B. Saran

Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar
makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami
dikemudian hari. Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online]. Tersedia:
http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html.
[6 April 2013].

Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online]. Tersedia:
http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html.
[6 April 2013].

Riani, Intan. (2009). Siklus Menstruasi. [Online]. Tersedia:


http://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/. [7 April 2013].

Marriner Ann, (1986) Nursing Theorist and Their Work, The C.V. Mosby Company St
Louis. Orem, DE (2001).

54
Hidayat A.A.A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi Pertama. Jakarta
:Salemba Medika.

Ingela S. 1999. The experienceof social support in patients suffering from treatment


efractory depression A pilot Study Archieves of psyciatric nurshing Philadelpia:
Lippircot.

Ball, J., Blinder, R., & Cowen, K. (2012). Principles of pediatric nursing: Caring for
children (5 th ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.

Dochterman, J.M & Bulecheck G.M, (2008). Nursing Interventions Classification (NIC)
Fifth Edition. St. Louis: Mosby Elsevier

Goodwin, M., Sener, L., & Steiner, S. (2007). A novel theory for nursing education: Holistic
comfort. Journal of Holistic Nursing, 25(4), 278
285.doi:10.1177/0898010107306199

55

Anda mungkin juga menyukai