Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

Dosen Pengampu :

1. Indah Trianingsih, S.ST., M.KES


2. warjidin Aliyanto, SKM., M.KES
3. R.Pranajaya, S.KP., M.KES
4. Nurlalila, SPD., M.KES

Kelompok 11 :

1. Hana Nabilathifa (2315301067)


2. Maysika Zahra (2315301077)
3. Melia Atika Putri Hendri (2315301078)
4. Nisrina Pratiwi (2315301092)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN TANJUNG KARANG 2023


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dalam praktik
kebidanan ini, dengan judul “Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengajar dan kepada teman-teman kelompok yang telah mendukung terselesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Bandar Lampung,11 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
Latar Belakang..............................................................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
Tujuan Masalah............................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..................................................................................................................................1
2.1 Anatomi Fisilogi Sistem Reproduksi Wanita...........................................................................1
2.1.1 Gentalia Eksternal Dan Internal...........................................................................................1
2.1.2 Anatomi Payudara...............................................................................................................1
2.1,3 Kelainan Organ Reproduksi Wanita.....................................................................................1
2.2 Hubungan Ovarium Dan Gonadotropin Hormon.....................................................................1
2.3.1 Kehamilan............................................................................................................................1
2.3.2 Laktasi..................................................................................................................................1
2.4 Faktor Hormon Dalam Sistem Reproduksi Wanita..................................................................1
BAB III...............................................................................................................................................1
PENUTUP..........................................................................................................................................1
A. Kesimpulan...........................................................................................................................1
B. Saran.....................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu
manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai
menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini
diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi
tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi. Seorang
wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan
mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita
tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat genetalia internal dan eksternal?
2. Apa yang dimaksud dengan antaomi payudara?
3. Apakah hubungan ovarium dengan hormon gonadotropin?
4. Apa saja tanda tanda kehamilan dan lataksi?
5. Apa saja faktor horomon dalam reproduksi wanita?

iv
Tujuan Masalah
1. Dapat Menjelaskan struktur dan fungsi organ sistem reproduksi wanita
2. Dapat mengetahui apa itu anatomi payudara
3. Dapat mengetahui hubungan antaran ovarium dan hormon gonadotropin
4. Dapat menjelaskan tanda tanda kehamilan dan lataksi
5. Dapat mengetahui hormon dalam reproduksi wanita

v
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisilogi Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita berfungsi menghasilkan gamet dan hormon reproduksi, sama
seperti sistem reproduksi pria; Namun, ia juga memiliki tugas tambahan untuk mendukung
perkembangan janin dan melahirkannya ke dunia luar. Berbeda dengan sistem reproduksi pria,
sistem reproduksi wanita terutama terletak di dalam rongga panggul (Gambar 27.9). Ingatlah bahwa
ovarium adalah gonad wanita. Gamet yang mereka hasilkan disebut oosit. Pertama, mari kita lihat
beberapa struktur sistem reproduksi wanita.

2
3
2.1.1 Gentalia Eksternal Dan Internal
pada dasarnya sistem reproduksi wanita terbagi menjadi dua, yaitu
bagian luar dan dalam. Organ reproduksi bagian dalam tidak bisa terlihat
langsung, sedangkan organ reproduksi bagian luar dapat terlihat secara
langsung.

 Adapun yang termasuk organ reproduksi bagian luar (Eksternal) yaitu:

Organ reproduksi wanita bagian luar atau sebutannya alat kelamin


memiliki fungsi utama sebagai jalur masuknya sperma. Selain itu, area
luar dari organ reproduksi juga menjadi pelindung organ bagian dalam
dari bahaya infeksi. Adapun yang termasuk organ reproduksi bagian luar
yaitu:

a. Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.

b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir


ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora
bagian luar tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan
selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora
pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm.
Pada anak-anak dan nullipara kedua labia mayora sangat berdekatan.

4
c. Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
tipis yang lembab dan berwarna kemerahan, pada bagian atas labia
minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis,
sementara bagian bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina bawahnya
akan bersatu membentuk fourchette.

d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.


Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf
sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki.
Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.

e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,
introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara
kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan
cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-
bakteri pathogen

f. Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari
masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus
pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior

g. Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.


Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.
Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani

5
 Organ Reproduksi Bagian Dalam (Internal)

a. Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan


rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan
dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan
rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm.

Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio


uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior
-Forniks dekstra
-Forniks posterior
-Forniks sisistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan


asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara


kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian
atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina
yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna

6
(arterihipogastrika interna).

Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.


1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua
pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa


ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8
cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

a) Peritonium

Meliputi dinding rahim bagian luar dan bagian luar uterus.


Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah
limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.

b) Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan
tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh
darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah
Rahim.

c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari


kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami
7
perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi
implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan
bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:

1) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.

2) Ligamentum rotundum (teres uteri)

• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.


• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.

3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.

4) Ligamentum kardinale Machenrod


• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.

5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod
menuju ossacrum.

6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

d. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan


diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu
untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

e. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan


uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
8
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-
14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan
ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:

a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai


pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada
wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis,
pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-
tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari
disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

2.1.2 Anatomi Payudara

Payudara pada wanita merupakan stuktur berpasangan yang terletak


pada dinding toraks anterior. Payudara mengandung kelenjar susu, fungsi

9
utamanya untuk menyusui. Kebanyakan payudara wanita tidak simetris, dari
segi ukuran maupun letak.
Struktur anatomi payudara dapat dibagi menjadi dua, yang pertama struktur
yang dapat Anda lihat dengan mata telanjang yakni anatomi luar payudara.
Sementara bagian yang menyusun payudara terletak di bagian dalam dan
disebut anatomi payudara bagian dalam.

 Struktur anatomi payudara bagian luar

1. Korpus (badan payudara)

Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran


pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan
payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.

2. Areola

Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea
berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian
areola inilah yang akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan
menyusui.
Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus
laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam
payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi.
Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel
myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.

3. Puting susu (papilla)

10
Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting
terletak dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot
polos, berfungsi untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting
susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan
membuat puting susu semakin menonjol.

 Struktur anatomi payudara bagian dalam

1. Jaringan adiposa

Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa
disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di
payudara, tapi di beberapa bagian tubuh lainnya.
Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran
payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan
konsistensi yang lembut pada payudara.

2. Lobulus, lobus, dan saluran susu

Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus
atau badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus
sebagai unit terkecil produksi susu.Lobulus yang terkumpul kemudian
membentuk lobus, dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20
lobus. Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu
bermuara ke puting susu.

3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening

Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang
menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga
terdapat kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai
darah.Terutama pada ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan
nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas
memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI. Sementara getah
bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang disebut sistelimfatik
dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk melawan infeksi.Saluran
getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran kecil yang
merupakan bagian dari sistem limfatik.Kelenjar getah bening terletak di
beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga perut, dan di atas tulang
selangka.

11
Pada kasus kanker payudara, sel yang menyebabkan kanker bisa masuk
melalui pembuluh darah atau saluran getah bening. Jika kanker telah mencapi
titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang
lain.

2.1,3 Kelainan Organ Reproduksi Wanita

organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua, bagian luar dan dalam. Organ
reproduksi bagian luar terdiri dari labia majora, labia minora, kelenjar bartholin, dan
klitoris. Sementara itu, organ reproduksi bagian dalam yaitu vagina, ovarium, tuba
falopi, rahim, dan leher rahim atau serviks.Penyakit sistem reproduksi wanita
menyerang pada bagian-bagian organ luar dan dalam tersebut.

berikut berbagai penyakit pada sistem reproduksi wanita :

1. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat jaringan yang seharusnya melapisi dinding


rahim, tumbuh di luar rahim. Sebagai contoh, jaringan ini tumbuh pada
indung telur, belakang rahim, atau kandung kemih. Kondisi ini
menyebabkan rasa nyeri di perut, punggung, perdarahan berat saat
menstruasi, dan ketidaksuburan.Penyebab endometriosis adalah perubahan
sel embrio, gangguan sistem imun, sampai bekas luka bedah.

Tidak hanya itu, endometriosis juga dapat mengganggu keberadaan telur


yang telah sperma buahi di dalam rahim.Akan tetapi, masalah kesehatan
sperma ini biasanya tidak menyerang kesuburan secara langsung.Artinya,
masalah kesehatan reproduksi ini menyebabkan terjadinya penurunan
kesuburan melalui kerusakan sperma atau sel telur.

2. PCOS (sindrom polikistik ovarium)

Masalah kesehatan reproduksi pada wanita yang satu ini dapat


menyebabkan Anda sulit hamil. Sindrom ovarium polisistik, adalah
gangguan hormon ketika produksi androgen (hormon pria) meningkat oleh
ovarium.
PCOS dapat memicu ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi
ovulasi.Kondisi ini menyebabkan indung telur membesar dan
menumbuhkan banyak kista di dalamnya. Sindrom polisistik ovarium
umumnya timbul pertama kali pada saat remaja. PCOS sering
berhubungan dengan resistensi insulin dan obesitas. Selain itu, PCOS
termasuk salah satu kondisi gangguan kesuburan yang paling banyak
dialami oleh wanita.

12
3. Penyakit menular seksual (PMS)

Penyakit menular seksual merupakan salah satu gangguan pada sistem


reproduksi yang bisa wanita alami. Masalah kesehatan ini bisa terjadi
karena berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi. Penyebab
utama penyakit menular seksual adalah bakteri, parasit, dan virus. Orang
yang memiliki infeksi jamur vagina, gonore, sifilis, herpes simpleks,
klamidia, HIV, bisa menularkan penyakit ini.Penyakit menular seksual
bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi masalah bisa lebih parah bila
wanita yang mengalaminya.Seorang ibu hamil yang menderita penyakit
menular seksual bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada
bayi.Bila Anda mengidap PMS karena bakteri atau parasit, dokter dan
petugas kesehatan akan mengobatinya dengan pemakaian
antibiotik.Namun, masih belum tersedia obat bila penyakit menular
seksual yang menyerang sistem reproduksi wanita karena virus.Akan
tetapi, penggunaan obat antivirus bisa mengendalikan gejala-gejala yang
mengganggu.

3. Kanker ginekologi

Sel kanker bisa tumbuh di mana saja pada tubuh, termasuk sekitar rahim,
leher rahim, indung telur, atau vagina.Kanker ginekologi adalah penyakit
yang berada pada sistem reproduksi wanita. Ada lima jenis kanker
ginekologi, yaitu serviks, ovarium, rahim, vagina, dan vulva.Jika kondisi
ini terjadi, dokter spesialis kandungan akan bekerja sama dengan dokter
spesialis penyakit dalam atau bedah konsultan kanker untuk memberikan
perawatan.

4. Fibroid Rahim

Fibroid rahim atau miom adalah tumbuhnya tumor jinak di bagian atas
atau bagian dalam otot rahim.Tumor ini tidak memiliki sifat kanker dan
salah satu penyakit sistem kesehatan reproduksi yang bisa wanita alami.
Tumor ini bisa membesar menyebabkan perdarahan berat selama
menstruasi, nyeri saat buang air dan seks, serta sakit punggung.Bila Anda
mengalami gejala dan tanda yang merujuk pada masalah reproduksi,
sebaiknya segera konsultasikan pada dokter spesialis kandungan, agar
mendapat penanganan yang tepat.

5. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

HIV adalah penyakit sistem reproduksi yang memengaruhi sel tertentu dari
system kekebalan tubuh.Seiring berjalannya waktu, HIV bisa
13
menghancurkan banyak sel, sampai tubuh tidak bisa melawan infeksi. HIV
adalah virus yang bisa menyebabkan sindrom defisiensi imun atau AIDS.
HIV dan AIDS adalah penyakit berbeda.AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV ketika sistem kekebalan penderitanya sudah sangat parah.

2.2 Hubungan Ovarium Dan Gonadotropin Hormon

Hormon Ovarium mempunyai fungsi utama memproduksi sel telur melalui proses
oogenesis dan memproduksi hormon seks seperti hormon estrogen, progesterone dan
inhibin yang mengotrol produksi FSH dari pituitari.

1. Oogenesis

Merupakan proses pembentukan ovum melalui pematangan folikel-folikel ovarium.


Proses oogenesis dimulai pada masa janin, sebelum wanita lahir dan sangat dipercepat
pada saat pubertas dan berakhir pada saat menopause. Pada usia fetus 3 sampai 7
bulan, sel stem atau oogonia berkembang menjadi oogonium kemudian berubah
menjadi oosit primer yang ber- jumlah sekitar 6-7 juta. Setiap oosit primer
diselubungi oleh satu lapisan tunggal sel-sel folikuler yang disebut folikel primordial.
Pada saat lahir folikel primordial berkurang menjadi 2 juta dan sampai usia pubertas
hanya tersisa 50.000-100.000 folikel karena adanya proses degenerasi yang disebut
dengan atre- sia. Pada masa produktif setiap bulannya sekitar 350-400 oosit primer
akan matur dan akan terovulasi. Proses oogenisis tidak terlepas dari adanya siklus
ovarium yaitu perkembangan mulai dari folikel-folikel ovarium (fase folikular),
proses ovulasi, pembentukan korpus luteum dan korpus albikan (fase luteal)

a. Fase folikuler
Folikel ovarium merupakan struktur khusus pada korteks Ovarium dimana terjadi
proses pertumbuhan oosit dan meisosis 1. Folikel primordial yang sudah berubah
menjadi folikel primer dan terdapat oosit primer akan membesar dan sel-sel folikuler
akan membelah membentuk lapisan granulosa. Diantara oosit dengan granulose
terdapat lapisan zona pellucida. Sementara itu pada stroma membentuk dua lapisan
yaitu lapisan teka interna yang memproduksi estrogen dan teka eksterna.Dari folikel
primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder yang ditandai adanya ruang
antrum di dalamnya. Antrum adalah ruangan atau rongga yang terbentuk sel-sel
granulose yang berisi cairan folikular dan selanjutnya folikel menjadi matang atau
matur yang disebut folikel Graafian. Pada folikel graafian ini oosit primer akan
melakukan meiosit sebelum akhirnya keluar melalui ovulasi.

b. Ovulasi

14
Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang dari ovarium ke tuba
fallopii untuk dibuahi. Rata- rata dalam setiap siklus menstruasi, satu atau beberapa
sel telur akan tumbuh dan matang. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari
pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya. Oosit yang sudah
matang akan terdorong keluar dari permukaan ovarium yang kemudian ditangkap oleh
rumbai dan selanjutnya masuk ke tuba falopii untuk dibuahi. Jika oosit tidak dibuahi,
oosit akan mati dan luruh pada beberapa hari bersama dengan dinding rahim pada
awal siklus menstruasi.

c. Fase luteal
Setelah beberapa jam pertama sesudah ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel
granulosa dan teka interna yang tersisa indom berubah dengan cepat menjadi sel
lutein. Sel ini kemudian at membesar dan terisi oleh inklusi lipid yang berwarna mdist
kekuningan yang disebut korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum memproduksi
estrogen dan progesteron yang akan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari setelah
ovulasi. Korpus luteum akan beregrasi dan berdeteriorasi pada hari ke 15 setelah
ovulasi dan akan kehilangan warna kuningnya menjadi putih setelah jaringan ikat
menginvasi korpus leuteum yang disebut dengan korpus albikans.

2. Hormon ovarium

Perkembangan folikel dan siklus oogenesis di kontrol oleh hormone yaitu


gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hypothalamus yang kemudian akan
menstumulasi kelenjar hipo fisi anterior untuk mensekresi folikel stimulating
hormone (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). FSH menstimulasi perkembangan
folikel de Graaf dan produksi estrogennya. LH mempunyai efek khusus terhadap sel
granulose dan sel teka yang mensekresi kan progesterone dan sedikit estrogen. Selain
dua hormone tersebut ovarium khususnya sel luteim juga memproduks hormone
inhibin yang berperan dalam menghambat produksi FSH sehingga kadar FSH dan LH
menurun sesuai kadar yang dibutuhkan. Disamping itu ovarium khususnya sel lutein
juga menghasilkan hormone inhibin yang berfungsi mengham- bat produksi FSH
sehingga kadarnya dapat diturunkan sesuai dengan kebutuhan.

3. Siklus mentruasi

Siklus menstrusi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan proges. teron yang berperan
dalam perubahan endometrium uterus. Sebelum terjadinya fase mentrusi,
endometrium mengalami fase proliferasi dan fase sekretori. Fase proriferasi terjadi 10
hari atau lebih dimana endometrium akan tumbuh menjadi tebal. karena jumlah sel
stroma bertambah banyak dan pertumbu- han kelenjar, pembuluh darah di
endometrium juga bertambah. Fase sekresi terjadi 12 sampai 14 hari setelah fase
proliferasi. Setelah ovulasi terjadi korpus rubrum menjadi korpus luteum yang
memproduksi progesterone dan keadaan endometrium menjadi lebih tebal. Pada fase
ini juga kelenjar endometrium menghasilkan getah yang mengandung glikogen dan
15
lemak yang berfungsi menyediakan makanan bagi ovum diawal inplamasi. Keadaan
endometrium pada fase ini sangat optimal untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio.
Setelah fase sekresi, endometrium mengalami fase men- truasi yaitu pelepasan lapisan
endometrium. Pelepasan lapisan endometrium disebabkan karena berkurangnya
estrogen dan progesterone secara drastis. Progesteron dan estrogen yang menurun ini
mengakibatkan dilatasi dan statis yang diikuti spasme dan iskemia lapisan
endometrium. Selanjutnya lapisan ini mengalami degenerasi dan perdarahan serta
pelepasan lapisan endometrium yang nekrotik. Keluaran menstruasi terdiri dari sel-sel
pecahan endometrium dan stroma, sel-sel darah tua dan sekresi kelenjar. Mentruasi
terjadi rata-rata 4-6 hari dan darah yang dikeluarkan selama menstruasi normal sekitar
50- 100 ml.

Mentruasi yang pertama kami dialami oleh seoarang wanita disebut menarke,
biasanya terjadi pada usia sekitar 13 tahun, dan berakhirnya masa menstruasi disebut
menopause. Menopause terjadi pada usia rata-rata 51 tahun yang disebabkan karena
sudah usangnya folikel ovarium akibat turunnya produksi estrogen.

2.3.1 Kehamilan

Adaptasi anatomi, fisiologi dan biokimia pada kehamilan sangat besar.


Perubahan fisiologi pada wanita hamil telah dimulai sejak trimester pertama sampai
akhir yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus fisiologis oleh fetus. Perubahan
yang utama adalah peningkatan volume darah sampai 4/3 kali volume darah normal.
Hipervolumia ini menyebabkan pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin,
albumin dan zat-zat lain menurun.

Selama ibu dalam masa kehamilan dan menyusui akan mengalami


peningkatan kebutuhan zat gizi, hal ini disebabkan mengalami perubahan baik
anatomi, fisiologi maupun perubahan lainnya. Perubahan-perubahan yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrien dalam tubuh antara lain:
1. Pertumbuhan janin
2. Pertumbuhan rahim
3. Pertumbuhan plasenta
4. Penambahan volume darah
5. Pembesaran payudara dan penambahan kelenjar ASI
6. Peningkatan metabolisme tubuh

 Pertambahan berat badan


Selama kehamilan perlu dipantau kenaikan berat badan ibu. Kenaikan berat badan
berlebihan maupun yang kurang merupakan tanda yang kurang baik. Penambahan
berat badan sebaiknya dievaluasi per trimester. Trimester pertama terjadi kenaikan

16
berat badan sebanyak 0,7-1,4 kg. Selama trimester kedua dan ketiga kenaikan berat
badan menjadi lebih banyak yaitu 0,35- 0,4 kg seminggu. Menurut Hytten (1991),
peningkatan berat badan normal pada primigravida sehat adalah 12,5 kg, terdiri dari 9
kg berupa; janin, plasenta, cairan amnion, hipertrophi uterus dan payudara, volume
darah. Sisanya 3,5 kg berupa lemak.

 Perubahan pada kulit


Pigmentasi kulit yang sering dijumpai pada wajah wanita hamil disebut kloasma
gravidarum. Biasanya muncul setelah umur kehamilan 16 minggu, lebih sering
dijumpai pada wanita yang sering terpapar sinar matahari. Stiae atau strech mark
biasanya timbul pada trimester akhir akibat terpisahnya jaringan kolagen dibawah
kulit. Timbulnya dan tingkat keparahan sriae tersebut tergantung pada faktor genetik
dan faktor mekanik pada kulit. Biasanya berubah menjadi putih keperakan setelah
melahirkan. Pigmentasi pada dinding perut disebut linea nigra, yang terjadi akibat
meningkatnya melanosit dan tingginya melanocyte stimulating hormone yang
diproduksi oleh plasenta, dan akan berubah menjadi linea alba setelah melahirkan.
Dapat terjadi pula spider teleangiektasis yang akan hilang setelah berakhirnya
kehamilan.

 Perubahan pada payudara Payudara


dalam minggu – minggu pertama wanita hamil mengalami tenderness dan sensasi geli
Bulan ke 2 payudara mengalami pembesaran ukuran dan vena – vena kecil menjadi
terlihat nyata dibawah kulit, putting susu menjadi lebih besar dengan warna semakin
gelap dan erektil. Bintik – bintik kecil pada areola yang dinamakan kelenjar
montgomery merupakan hipertropi dari kelenjar sebacea Ukuran dan volume produksi
susu dari payudara tidak korelasi.

 Perubahan pada sistem kardiovaskuler


Perubahan penting yang terjadi adalah peningkatan volume darah, dimulai sejak usia
kehamilan 4 – 8 minggu. Meningkat secara progresif dan mencapai maksimum pada
usia kehamilan 28 – 34 minggu untuk selanjutnya konstan sampai persalinan Volume
plasma meningkat 50 – 55% diatas normal selama akhir kehamilan. Hipervolemia
yang terjadi tidak menyebabkan overload pada ibu hamil yang sehat. Perubahan ini
berfungsi untuk pertukaran gas nutrien, metabolik ibu dan janin dan membuat ibu
mampu menerima kehilangan darah yang terjadi saat persalinan. Perubahan yang lain
adalah penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan jumlah lekosit,
peningkatan protein total pada sirkulasi dan peningkatan proses koagulasi. Denyut
jantung meningkat 10 bpm pada saat istirahat karena diafragma menjadi semakin
tinggi sehingga jantung bergeser ke kiri dan ke atas. Besarnya perubahan ini
dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekerasan otot – otot abdomen, konfigurasi
abdomen dan thorak. Cardiac output meningkat 30 -40% yang dimulai pada usia
kehamilan 12 minggu, maksimal 28 – 32 minggu Selama persalinan COP meningkat
50% lebih tinggi dibanding sebelum proses persalinan. menyebabkan penurunan

17
venous return dan hipotensi maternal, supine hypotensive syndrome Bila tidak
dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterune blood flow dan asfiksia pada janin.

1. Hipervolemia yang terjadi pada wanita hamil mempunyai beberapa fungsi :


2. Untuk menentukan kebutuhan uterus yang membesar dengan hipertropi sistem
vaskuler.
3. Untuk melindungi ibu dan membantu fetus melawan efek penghilangan akibat gagalnya
venous return pada posisi supine dan posisi tegak.
4. Untuk melindungi ibu melawan efek balik kehilangan darah yang berhubungan dengan
partus.

Rata – rata kehilangan darah pada persalinan pervaginam adalah 500 – 600cc,
Kehilangan ini melalui tempat implantasi plasenta, plasenta itu sendiri, episiotomi
atau laserasi dan dalm lochia, Sedangkan pada sectio cesarean 1000cc. Kehamilan
sering dianggap berhubungan dengan supresi bermacam – macam faktor humoral dan
selular yang berfungsi sebagai mediator imunologi Titer antibodi humoral menurun
selama dalam kehamilan. Jumlah lekosit selama kehamilan bervariasi antara 5000 –
12000/µl Selama masa puerperium mungkin terjadi peningkatan sampai 25000,
dengan rata –rata 14000 – 16000/µl Penyebab peningkatan belum diketahui tetapi
respon yang sama terjadi selama dan setelah exercise berat.

 Perubahan sistem respiratorik

Tekanan ke depan oleh uterus yang sedang berkembang terhadp diafragma menyebabkan
naiknya diafragma 4 cm Hal ini diimbangi dengan adanya peningkatan diameter
anteroposterior dan tranversal dari rongga dada sebanyak 2 -3 cm yang terjadi karena
relaksasi ligamen – ligamen yang melekat pada tulang iga karena perubahan hormonal Pada
kehamilan pernafasan yang terjadi adalah pernafasan diafragmatik karena terbatasnya
gerakan torak. Pada wanita yang hamil terjadi pembesaran kapiler – kapiler pada traktus
respiratorik sehingga menjadi bengkak dan merah Volume paru yang meningkat
menyebabkan : Peningkatan ventilasi semenit 50%, Peningkatan tidal volume 40 ,
Peningkatan respiratorik rate 15%. Selama persalinan terjadi hiperventilasi, baik volunter
maupun involunter, yang disebabkan karena rasa nyeri dan cemas Konsumsi oksigen
meningkat selam kehamilan karena komplek plasenta janin, hipertropi jaringan maternal,
meningkatnya kerja jantung dan fungsi respirasi. Selama persalinan terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen 60 – 75% akibat rasa nyeri. Glukosuri terjadi karena adanya peningkatan
filtrasi glomerulus bersamaan dengan terganggunya kapasitas reabsorbsi tubular terhadap filtrasi
glukosa

 Perubahan sistem urinarius

GFR dan RPF meningkat pada awal kehamilan, peningkatan 50% terjadi pada trimester
kedua dan RPF menurun selama akhir kehamilan Selama kehamilan konsentrasi kreatinin
plasma dan urea normalnya menurun sebagai akibat terjadinya peningkatan filtrasi
glomerulus Selama siang hari wanita hamil cendrung menumpuk air dalam bentukdependent
18
edema, pada malam hari, pada saat berbaring mereka memindahkan cairan ini dan
mengeluarkannya melalui ginjal.

 Perubahan sistem gastrointestinal

Epulis gravidarum kadang dialami oleh wanita hamil tetapi ini akan hilang secara spontan
setelah bayi lahir. Hemoroid sering terjadi pada kehamilan, karena konstipasi dan tekanan
yang meningkat pada vena dibawah tekanan uterus yang membesar. Pada wanita yang tidak
hamil, uterus merupakan struktur pada dengan berat kurang lebih 70 gr dengan volume
kavum uteri 10 ml Sampai pada akhir kehamilan volume total dapat mencapai 500 – 1000 X
lebih besar dari kapasitas wanita tidak hamil, berat uterus dapat mencapai 1100 gr. Otot –
otot uterus selama masa kehamilan tersusun dalam 3 stratum :- Lapisan hoodlike external,
yang dicabangkan dari fundus dan membentang sampai ke berbagai ligament. - Lapisan
internal, terdiri dari serabut – serabut “ sphincter like yang mengelilingi orifisium tuba dan
internal os. - Lapisan yang terletak antara keduanya, jaringan padat dengan serabut otot yang
terdapat pembuluh – pembuluh darah didalamnya. Bagian utama dari dinding uterus dibentuk
oleh lapisan tengah, yang berisi jaringan – jaringan serabut otot yang terdapat pembuluh –
pembuluh darah didalamnya Setiap sel dalam lapisan ini mempunyai kurva ganda, dari
beberapa serabut membentuk anyaman Akibat susunan ini, ketika otot – otot berkontraksi
setelah melahirkan, otot – otot tersebut menjepit pembuluh darah dan bertindak sebagai
pengikat. Selama kehamilan, servik tampak menjadi lembut dan terjadi sianosis, biasanya
terjadi pada awal bulan pasca konsepsi Faktor yang bertanggung jawab terhadap hal ini
adalah karena peningkatan vaskularitas dan edema pada cervik, yang terjadi bersamaan
dengan hipertropi dan hiperplasi kelenjar cervical. Kelenjar servik mengalami proliferasi
pada akhir kehamilan, kelenjar ini menempati setengah massa servik Segera setelah konsepsi,
gumpalan mukus yang kental menyumbat canalis servikalis Pada awal prose kehamilan
mukus plug ini dikeluarkan menghasilkan bloody show.

2.3.2 Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari diproduksinya ASI sampai dengan
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah
kulit dan di atas otot dada di hemithoraks kanan dan kiri.

PRODUKSI DAN SEKRESI ASI


Terdapat 2 hormon utama yang memengaruhi proses laktasi, yaitu:
- Prolaktin: hormon yang memproduksi ASI. Disekresi setelah menyusui, untuk
menghasilkan ASI berikutnya
- Oksitosin: hormon yang mensekresi ASI. Bekerja sebelum atau selama proses
menyusui supaya ASI mengalir dengan lancar

PROSES PRODUKSI ASI


Pada saat seorang ibu hamil, tingginya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
saluran susu dan kelenjar susu bertumbuh dan bertambah besar sehingga payudara seorang
ibu hamil akan membesar. Menginjak kehamilan trimester II payudara mulai memproduk

19
ASI, tetapi dalam jumlah sedikit, karena jumlah hormon prolaktin masih sedikit akibat
ditekan oleh hormon estrogen dan progesterone
Begitu bayi lahir, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun secara drastis jumlah
hormon prolaktin meningkat ASI mulai diproduksi dalam jumlah besar. Intensitas menyusui
yang tinggi dan pengosongan payudara menyebabkan kerja hormon prolaksin meningkat,
sehingga jumlah ASI yang diproduksi meningkat pula sesuai dengan kebutuhan bayi. .

PROSES SEKRESI ASI


Pada saat bayi menyusu, hisapan bayi pada payudara akan menimbulkan impuls yang akan
diteruskan ke otak (hipofisis posterios) sehingga akan disekresi hormon oksitosin. Hormon
oksitosin akan menyebabkan sel alveoli kelenjar ASI berkontraksi, sehingga ASI akan keluar.
Kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh psikis ibu seperti rasa senang, bahagia, dan
rasa/pikiran positif yang akan mengoptimalkan kerja hormon oksitosin ASI akan lancar
keluar. Sebaliknya, jika ibu merasakan rasa/pikiran negatif seperti sedih, kecewa,
stres, atau nyeri, maka akan menghambat kerja hormon oksitosin, sehingga meskipun
payudara memproduksi ASI dalam jumlah cukup, ASI tidak dapat keluar.

MANFAAT MENYUSUI
 Bagi bayi:
- Pemenuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal karena ASI mengandung zat gizi
lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi, mudah diserap dan dicerna
- Mencegah infeksi karena ASI mengandung imunoglobulin A
 Bagi ibu:
- Mencegah terjadinya perdarahan post partum. Saat menyusui kerja hormon oksitosin
optimal dapat menyebabkan kontraksi rahim, sehingga pembuluh-pembuluh darah yang
terbuka di dinding rahim setelah proses persalinan akan kembali menutup akibat kontraksi
rahim
- Rahim akan cepat kembali ke ukurannya semula akibat kontraksi rahim yang disebabkan
oleh hormon oksitosin.

KANDUNGAN ZAT GIZI DALAM ASI


- Faktor-faktor antiinfeksi: IgA sekretori
Protein dalam jumlah yang tepat dan mudah dicerna. Mengandung lebih banyak protein
WHEY yang lebih mudah dicerna, dibandingkan dgn protein KASEIN yang banyak dijumpai
dlm susu formula (susu sapi)
- Lemak: mengandung asam lemak esensial dalam jumlah yang cukup termasuk AA dan
DHA, dan enzim lipase untuk mencerna lemak
- Zat besi: jumlahnya lebih sedikit daripada susu formula, tetapi lebih mudah dicerna
- Vitamin: mengandung vitamin A, B, C dalam jumlah yang cukup
- Mengandung cukup air
- Komposisi zat gizi dalam asi berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan bayi
- Kandungan zat gizi asi untuk bayi berusia 1 bulan berbeda dengan asi untuk anak usia 3
bulan
- Cita rasa asi berubah-ubah sesuai makanan yang dikonsumsi ibunya, mencegah kesulitan
makan pada anak karena sejak dini anak sudah diperkenalkan berbagai jenis makanan dari
rasa ASI yang berubah tersebut, berbeda dengan susu formula yang rasanya monoton anak
mudah mengalami kesulitan makan.

VARIASI DALAM KOMPOSISI ASI

20
1. Kolostrum: ASI keluar pada beberapa hari pertama setelah bayi lahir (1-3 hari), agak
kental dan berwarna kekuningan. Kandungan kolostrum:
- Kaya akan antibodi dan sel darah putih sehingga melindungi bayi dari infeksi
- Mengandung pencahar untuk membersihkan mekonium, bayi sering BAB sehingga
membantu mencegah ikterik oleh karena bilirubin diekskresi lewat feses
2. Faktor-faktor pertumbuhan: membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi
dan intoleransi
3. Vitamin A
4. ASI matur/matang: ASI yang diproduksi setelah beberapa hari bayi lahir
5 Susu awal (foremilk): ASI yang keluar awal bayi menyusu, berwarna lebih bening,
dihasilkan dalam jumlah banyak, mengandung banyak air, protein, laktosa, dan zat gizi
lainnya. Segera mengatasi rasa haus bayi karena mengandung banyak air
6. Susu akhir (hindmilk): ASI yang dihasilkan payudara beberapa menit setelah bayi
menyusu. Berwarna putih kental karena mengandung banyak lemak, menyebabkan berat
badan bayi yang minum ASI bertambah lebih cepat.

Karena itu, saat menyusu satu payudara, biarkan bayi menyusu sampai jumlah ASI di
payudara sedikit (payudara akan terasa kosong), baru pindah menyusu ke payudara
sebelahnya. Kemudian 1,5 – 2 jam bayi akan menyusu, mulailah dengan payudara yang
terakhir disusui, dan seterusnya

REKOMENDASI
- Mulailah menyusu dalam ½-1 jam setelah persalinan. Inisiasi menyusui dini (IMD)
- Susui bayi secara eksklusif sampai berusia 6 bulan
- Berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan
- Teruskan menyusui sampai anak berusia 2 tahun

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)


Inisiasi Menyusui Dini merupakan tindakan segera “menyusui “ bayi segera setelah lahir
yaitu 1 jam pertama setelah bayi lahir. Umumnya sebagian besar bayi akan menemukan
putting ibunya dalam waktu 30-60 menit.
Prosesnya: segera setelah bayi lahir, nilai kondisi bayi. Jika bayi bugar (Apgar Score menit
pertama >7), letakkan bayi di atas perut ibu (lahir spontan) atau di atas dada ibu (lahir SC),
sambil dikeringkan, diberikan rangsang taktil dan dihangatkan. Biarkan bayi menemui
putting ibunya dan mulai menyusu. Skin to skin contact yang terjadi antara bayi dengan
ibunya akan menciptakan kedekatan antara keduanya dan memberikan rasa nyaman pada
bayi dan bahagia pada ibunya.
Inti dari IMD bukan untuk memberikan ASI dengan segera, tetapi untuk menjalin bonding
antara keduanya.

2.4 Faktor Hormon Dalam Sistem Reproduksi Wanita

Hormon memegang peran penting dalam setiap fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi
wanita. Peran hormon dalam proses reproduksi wanita meliputi menstruasi, hubungan seks,
ovulasi, kehamilan, melahirkan, hingga menyusui. Nah, untuk mengontrol fungsi-fungsi
tersebut, setiap wanita memiliki beberapa jenis hormon. Setiap jenis hormon ini mempunyai
fungsinya masing-masing. wanita memiliki beberapa hormon yang berperan dalam sistem

21
reproduksinya. Berikut adalah berbagai jenis hormon terkait reproduksi pada wanita dengan
fungsi yang berbeda-beda:
1. Estrogen
Estrogen adalah satu dari dua hormon utama pada wanita yang diproduksi di ovarium.
Namun, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak pun memproduksi hormon ini meski dalam jumlah
kecil. Pada masa kehamilan, plasenta juga memproduksi hormon ini untuk membantu
menjaga kesehatan ibu hamil. Hormon estrogen berperan penting dalam membentuk fisik
seorang gadis pada masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, serta memulai dan
mengontrol siklus menstruasi. Selain itu, hormon ini punya fungsi penting dalam proses
persalinan, membantu menjaga kadar kolesterol, serta kesehatan tulang, otak, jantung, kulit,
dan jaringan lainnya. Kadar estrogen berubah-ubah sepanjang bulan. Tingkat estrogen yang
rendah biasanya terjadi pada wanita menopause, tetapi kondisi medis lainnya juga bisa
menimbulkan kondisi ini. Sementara kelebihan kadar estrogen biasanya terjadi karena ada
masalah pada menstruasi, kelebihan berat badan, atau kondisi medis lainnya.
2. Progesteron
Progesteron adalah jenis hormon utama wanita lainnya. Sama seperti estrogen, progesteron
diproduksi oleh kelenjar adrenal dan ovarium, tepatnya di korpus luteum. Saat hamil,
plasenta juga memproduksi hormon ini. Hormon progesteron berperan dalam siklus
menstruasi dan proses pembuahan. Pada pembuahan, hormon ini membantu mempersiapkan
endometrium (dinding rahim) untuk menerima dan mengembangkan sel telur yang telah
dibuahi oleh sperma. Ketika kehamilan terjadi, progesteron juga bekerja untuk menjaga
kehamilan serta mendorong kelenjar penghasil susu untuk memproduksi ASI. Hormone
Health Network menyebutkan bahwa wanita yang memiliki kadar progesteron rendah akan
mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau sulit untuk hamil. Adapun wanita dengan
kadar progesteron rendah dan berhasil hamil, berisiko tinggi mengalami keguguran atau
kelahiran prematur.
3. Testosteron
Testosteron mungkin identik dengan hormon pada pria. Namun nyatanya, ovarium dan
kelenjar adrenal wanita pun memproduksi hormon testosteron meski dalam jumlah kecil.
Seperti yang dimiliki pria, hormon testosteron pada wanita pun memiliki fungsi penting
dalam reproduksi wanita. Fungsi ini terkait mengontrol naik dan turunnya hasrat seksual serta
menjaga ovarium agar berfungsi sebagaimana mestinya. Tak hanya itu, testosteron juga
memainkan peran penting pada kesehatan tulang wanita.
4. Oksitosin
Jenis hormon pada wanita lainnya adalah oksitosin. Hormon ini diproduksi oleh bagian otak
hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Pada wanita, hormon oksitosin berperan penting dalam
proses persalinan. Hormon ini merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi sebagai tanda
mulainya persalinan. Setelah bayi lahir, oksitosin berperan dalam proses laktasi. Pada proses
laktasi, hormon oksitosin berperan dalam memproduksi ASI dan mengalirkan ASI ke
payudara. Saat bayi mengisap payudara ibu, hormon oksitosin menyebabkan ASI keluar
sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Begitu bayi berhenti menyusu, produksi
hormon oksitosin berhenti dan kemudian dilepas kembali pada waktu menyusu berikutnya.
5. Luteinizing hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar
hipofisis. Hormon ini berperan dalam mengontrol fungsi gonad yang meliputi ovarium pada
wanita atau testis pada pria. Pada wanita, hormon LH membantu mengontrol siklus
menstruasi. Hormon ini juga berperan dalam ovulasi, yaitu memicu pelepasan sel telur dari
ovarium. Jika terjadi pembuahan, hormon LH akan merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan progesteron guna mempertahankan kehamilan. Seseorang yang memiliki kadar
hormon LH berlebih umumnya terkait dengan kondisi infertilitas. Pada wanita, kadar LH

22
yang terlalu tinggi sering terkait dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Namun, kondisi
genetik tertentu, seperti sindrom Turner atau sindrom Klinefelter, juga bisa menyebabkan
kadar LH yang tinggi.
6. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita lainnya adalah follicle-stimulating
hormone (FSH). Hormon LH dan FSH sama-sama diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Mirip dengan LH, fungsi hormon FSH pada wanita adalah membantu mengontrol siklus
menstruasi dan berperan dalam proses ovulasi. Hormon ini merangsang perkembangan
folikel ovarium yang matang dan mengontrol produksi sel telur pada wanita. Kadar hormon
FSH berubah sepanjang siklus menstruasi. Tingkat tertinggi dari hormon ini terjadi tepat
sebelum ovulasi atau ketika sel telur dilepaskan.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut:
anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak, dan ada beberapa hal pemicu yang dapat
menimbulkan kelainan yang bisa menyerang reproduksi Wanita, serta banyak hormon
hoemon di dalam sistem reproduksi Wanita contohnya seperti perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-
Estrogen atau LH-Progesteron dan Laktasi yang didorong oleh hormon yang terjadi secara
alami pada perempuan sejak sedang hamil. Laktasi sendiri merupakan proses pengeluaran air
susu dari kelenjar susu ibu,

B.Saran
Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik dari bapak/ibu dosen pengampu sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih
baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online]. Tersedia:
http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. [6 April 2013].

Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online]. Tersedia:
http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html. [6 April 2013].

23
Anatomy and Physiologi female Tersedia;
https://openstax.org/books/anatomy-and-physiology/pages/27-2-anatomy-and-physiology-of-
the-female-reproductive-system

Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
https://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/makalah-anatomi-fisiologi-reproduksi.html

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai