Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar II
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 7:
Azzahra Adelia (123005)
Iim Triana (123012)
Sofia Srilawati (123030)
Tita Aulia Zahra (123031)
Yuni Nirmalasari (123034)
D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI
JAWA BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmatnya sehingga makalah Ilmu
Biomedik Dasar II yang berjudul “Anatomi Fisiologi pasa Sistem Reproduksi” dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susy Puspasari,
M.Kep. yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
2.1 Anatomi Organ Reproduksi Wanita dan Pria..............................................................7
2.1.1 Anatomi Reproduksi Wanita................................................................................7
2.1.2 Anatomi Reproduksi Pria...................................................................................10
2.2 Fisiologi Wanita Sebelum Kehamilan dan Hormon Wanita......................................13
2.2.1 Fisiologi Wanita Sebelum Kehamilan................................................................13
2.2.2 Hormon pada Wanita..........................................................................................13
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita.................................................................................14
2.4 Proses Fertilisasi, Kemhamilan dan Laktasi..............................................................16
2.4.1 Proses Fertilisasi.................................................................................................16
2.4.2 Proses Kehamilan...............................................................................................17
2.4.3 Laktasi................................................................................................................18
2.5 Spermatogenesis........................................................................................................21
2.6 Hormon pada Pria......................................................................................................22
BAB III PENUTUP..................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan................................................................................................................24
3.2 Saran..........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi dan Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh beserta
fungsinya. Kata anatomy berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam
(internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan
bagian tubuh lainnya. anatomi secara harfiah juga diterjemahkan pada Bahasa Latin, dari
susunan kata “Ana” adalah bagian atau memisahkan, dan “Tomi” adalah irisan atau
potongan. Sehingga anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari bentuk
dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat
tubuh yang satu dengan lainnya. Anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang
bentuk, letak,ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga
sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis.1
Kata physiology juga berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Fisiologi secara makna kata dari
Bahasa Latin, berasal dari kata “Fisis” (Physis) adalah alam atau cara kerja. “Logos”
(Logi) adalah ilmu pengetahuan. Maka fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau
pekerjaan atau fungsi dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat tubuh dan
fungsinya.2
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya telah mampu
menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Sedangkan seorang
wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu
estrogen.3
Begitu pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada
pendapat ahli yang ekstrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada
hakekatnya dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidaklah mengherankan bahwa ada
1
Mubarak, M., Sauria, N., Kartini, K., Rosanty, A., Romantika, I. W., Nasruddin, N. I., ... & Herman, H.
(2022). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.
2
Ibid
3
Lilis, F. Diktat Sistem Reproduksi I Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi.
pendapat peneliti lain mengatakan bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan
tingkah laku terjadi oleh adanya gangguan pola perkembangan kehidupan
psikoseksualnya.4
Untuk itu, memahami dan menjaga kesehatan reproduksi sangat penting untuk
memastikan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh. Hal ini meliputi
menjaga kebersihan alat reproduksi, menghindari kekerasan seksual, mengetahui
pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual, serta memahami proses reproduksi
dan cara menjaga kesehatannya. Bagi remaja, menjaga kesehatan reproduksi juga penting
karena masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik dalam
menjaga kebersihan, yang dapat menjadi aset dalam jangka panjang. Selain itu, menjaga
kesehatan reproduksi juga dapat mencegah penyakit-penyakit seperti infeksi menular
seksual dan infertilitas.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi organ reproduksi wanita dan pria.
2. Untuk mengetahui fisiologi wanita sebelum kehamilan dan hormon Wanita.
3. Untuk mengetahui siklus menstruasi pada Wanita.
4. Untuk mengetahui proses fertilisasi, kehamilan, dan laktasi.
5. Untuk mengetahui proses spermatogenesis.
6. Untuk mengetahui hormon pria.
1.4 Manfaat
Dengan memahami struktur anatomi dari organ-organ reproduksi, seseorang dapat
memahami proses reproduksi, perkembangan embrio, dan fungsi hormon yang terlibat. Hal
ini penting dalam memahami masalah kesehatan reproduksi, seperti infertilitas, gangguan
menstruasi, dan disfungsi seksual. Selain itu, pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi
4
Ibid
sistem reproduksi juga penting dalam praktek medis, khususnya dalam diagnosis dan
pengobatan penyakit reproduksi, serta dalam perawatan kehamilan dan persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.5 Anatomi Organ Reproduksi Wanita dan Pria
1.5.1 Anatomi Reproduksi Wanita
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris,
glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal terdiri
dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium.
A. Genitalia Eksternal
1) Mons Pubis
Mons pubis adalah penonjolan berlemak
di sebelah ventral simfisis dan daerah supra
pubis. Sebagian besar mons pubis terisi oleh
lemak, jumlah jaringan lemak bertambah
pada pubertas dan berkurang setelah
menopause. Setelah dewasa, mons pubis
tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar.
2) Labia Mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima
pudendi (pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung
rambut. Kedua labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura
anterior. Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung
banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas.
3) Labia minora
Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak
di antara kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium
minus membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia
minora ke arah dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia
mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan satu sama lain berupa lipatan
transversal yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan masing-masing
minus terbagi menjadi bagian lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan
bertemu membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut
preputium klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian
kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung
lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus, basah dan agak kemerahan.
4) Klitoris
Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir
keseluruhannya tertutup oleh labia minora. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu
krura klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris.
5) Glandula Vestibularis Mayor
Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina
untuk melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini
adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi oleh lemak.
Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.
B. Genitalia Internal
1) Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan
membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Namun,
posisi ini berubah sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang
ditembus serviks panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang
lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding
lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal
melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke
bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada
vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.
2) Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen
tidak dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen
diantaranya : himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.
3) Tuba Uterina
Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang
lebih 10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine
tubae (pars intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.
4) Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di
dalam kavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah
kaudal, kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah
pir (pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang
membentuk sudut dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya
terletak di dalam pelvis sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis
kranialis. Organ ini tidak selalu terletak tepat di garis median, sering terletak lebih
kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika
urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso cranial.
Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm, tebalnya kurang
lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu fundus
uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
5) Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan
berwarna merah muda keabu-
abuan. Setelah berkali-kali
mengalami ovulasi, maka
permukaan ovarium tidak rata/licin
karena banyaknya jaringan parut
(cicatrix) dan warnanya berubahm
menjadi abu-abu. Pada dewasa
muda ovarium berbentuk ovoid
pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang
lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada
posisi uterus karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.
A. Genitalia Eksternal
1) Penis
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars
libera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian
penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis. Pars
occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis dan bulbus
penis.Crus penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus inferior
ossis ischii ventral dari tuber iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh
muskulus ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua crus
penis tersebut bergabung disebut sebagai corpora kavernosa penis. Sedangkan,
bulbus penis terletak antara kedua crus penis dalam spatium perinea superfisialis.
Fascies superiror melekat pada fasia diafragma urogenital inferior, sedangkan
fascies lateralis dan inferior tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah
kaudal berubah menjadi korpus spongiosum penis yang juga ikut membentuk
korpus penis.
2) Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang
terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas
dua bagian dari luar oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.
Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus
spermatikus. Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan
skrotum terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis.
Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen
lebih banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat
sedikit rambut, tetapi memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang lebih
banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis disebut juga tunika dartos. Lapisan ini
terdiri atas serabut-serabut otot polos dan tidak didapatkan jaringan lemak.
Lapisan subcutis melekat erat pada jaringan cutis superficial dan merupakan
lanjutan dari fasia superfisialis dan fasia penis superfisialis.
B. Genitalia Internal
1) Testis
Merupakan organ berbentuk
ovoid dengan jumlah dua buah,
biasanya testis sebelah kiri lebih
berat dan lebih besar daripada yang
kanan. Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica
albuginea, beratnya 10-14 gram,
panjangnya 4 cm, diameter
anteroposterior kurang lebih 2,5 cm.
Testis merupakan kelenjar eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa
menghasilkan spermatozoa, dan disebut juga kelenjar endokrin karena
menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia eksterna. Testis terbagi
menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400. Pada bagian dalam lobulus-
lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk tubuli seminiferi
kontorti. Pada waktu mencapai mediastinum testis, tubulus-tubulus ini berubah
menjadi tubuli seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di mana
mereka membentuk anyaman sehingga disebut rete testis (halleri). Dari rete ini
keluar kurang lebih 15-20 duktus efferentes yang masuk ke dakam kaput
epididimis.
2) Epididimis
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C,
terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis.
Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan
kauda epididimis. Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian
proksimal, terletak pada bagian superior testis dan menggantung. Korpus
epididimis melekat pada fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu
rongga yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi oleh
epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis. Kauda epididimis merupakan
bagian paling distal dan terkecil di mana duktus epididimis mulai membesar dan
berubah jadi duktus deferens.
3) Duktus Deferens (Vas Deferens)
Merupakan lanjutan dari duktus epididimis. Fungsi utamanya adalah
membawa sperma dari epididimis ke dalam uretra, yang kemudian akan
dikeluarkan dari tubuh saat ejakulasi. Dalam prosedur vasektomi, duktus deferens
ini yang dipotong atau diikat untuk mencegah sperma keluar. Duktus deferens
sangat vital dalam kesuburan pria, dan kelainan yang memengaruhi fungsinya,
seperti kelainan bawaan lahir atau prosedur vasektomi, dapat berdampak pada
kesuburan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan duktus deferens juga penting,
termasuk dengan menghindari kebiasaan merokok, menjaga berat badan yang
sehat, dan melakukan seks yang aman.
4) Vesikula Seminalis
Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta
posisinya tergantung isi vesika urinaria. Bila vesika urinaria penuh, maka
posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal. Vesika seminalis
terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada dinding dorsal vesika
urinaria.
5) Duktus Ejakulatorius
Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius vesikula
seminalis, menuju basis prostat yang akhirnya bermuara ke dalam kollikus
seminalis pada dinding posterior lumen uretra.
6) Glandula Prostatica
Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Terletak di
dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui urethra pars
prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks, basis fascies
lateralis, fascies anterior, dan fascies posterior. Glandula prostatica mempunyai
lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua lateral.
7) Glandula Bulbuorethralis (Glandula Cowperi)
Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah. Letaknya di
dalam otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital, dorsal dari uretra
pars membranasea.
Selama menstruasi, arteri yang memasok dinding uterus mengerut dan kapilernya
melemah. Darah mengalir dari pembuluh yang rusak, melepaskan lapisan-lapisan
dinding uterus. Pelepasan bagian-bagian ini tidak semuanya sekaligus, tapi secara
acak. Lendir endometrium dan darah turun dari uterus berupa cairan. Selama
menstruasi, arteri yangmemasok dinding uterus mengerut dan kapilernya melemah.
Darah mengalir dari pembuluh yang rusak, melepaskan lapisan-lapisan dinding
uterus. Pelepasan bagian-bagian ini tidak semuanya sekaligus, tapi secara acak.
Lendir endometrium dan darah turun dari uterus berupa cairan.
1.8.3 Laktasi
Laktasi adalah penyempurna dari sebuah siklus reproduksi. Seorang wanita
akan sempurna bila dalam siklus hidupnya mengalami ovulasi, menstruasi, kehamilan,
melahirkan dan disempurnakan dengan menyusui (laktasi). Selama masa kehamilan,
payudara ibu berkembang dan disiapkan untuk mengambil alih peran nutrisi bayi dari
placenta.
Payudara telah disiapkan untuk laktasi penuh sejak usia 16 minggu dari masa
kehamilan tanpa ada intervensi aktif dari sang Ibu. Payudara dijaga agar tetap tidak
aktif oleh suatu keseimbangan dari hormon yang bersifat menghambat produksi Air
Susu Ibu (ASI).
Penghambatan ini akan menurun beberapa jam dan di hari awal setelah
melahirkan. Payudara mulai mempunyai kemampuan memproduksi ASI sebagai
akibat dari perubahan suasana hormonal dan rangsangan dari pengisapan oleh bayi
yang baru saja lahir.
A. Perubahan Payudara pada Masa Laktasi
Setelah progesteron di dalam tubuh akan menurun drastic sehingga akan
menghilangkan efek penekanan terhadap hipofisis. Penekanan yang menghilang
akan memicu sintesis dan pelepasan hormon oleh hipofisis kembali, antara lainnya
adalah prolaktin. Pada saat inilah, produksi ASI diinisiasi lebih kuat dibandingkan
masa sebelumnya.
Laktogenesis pada tahap ini memasuki tahap II yang diawali pada periode
pascapartus dengan turunnya progesteron plasma, tetapi kadar prolactin yang tetap
tinggi. Proses inisiasi ini, tidak bergantung pada pengisapan bayi sampai hari
ketiga atau keempat. Di fase ini akan terjadi peningkatan aliran aran dan oksigen
serta pengambilan glukosa dan peningkatan tajam pada konstentrasi sitrat yang
bisa digunakan sebagai penanda untuk tahap II laktogenesis.
Tahapan ini dimulai sejak dua hingga tiga hari pascapartus, yang secara klinis
ditandai dengan sekresi air susu melimpah; dan secara biokimia dengan
dicapainya kadar puncak protein a-Lactalbumin. Perubahan besar juga terjadi pada
komposisi air susu dan berlanjut selama 10 hari ketika "susu matang". Tersedianya
susu matang ini disebut sebagai galaktopoiesis, yang kini dirujuk sebagai tahap III
dari laktogenesis.
Perubahan mendasar pada komposisi air susu telah dimulai pada periode
transisi. Volume susu mulai melimpah pada waktu awal laktogenesis terjadi
karena adanya penurunan signifikan dari sodium, klorida dan protein dan
peningkatan pada laktosa. Pada 46 hingga 96 jam setelah partus, produksi air susu
melimpah diikuti dengan peningkatan sitrat, glukosa, fosfat bebas dan konsentrasi
kalsium serta penurunan pH.
Laktasi merupakan suatu proses yang meliputi produksi, sekresi, dan
pengeluaran ASI. Proses ini membutuhkan kesiapan ibu secara psikologis dan
fisik, bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah
sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu bervolume 500-800 ml/hari. Ketika bayi
menghisap puting susu ibu, rangsangan mekanis ini akan diteruskan oleh jaras
sensoris ke medula spinalis dan kemudian diteruskan ke otak, ke hipotalamus dan
hipofisis posterior, sehingga dilepaskanlah Oksitosin. Oksitosin yang beredar di
dalam darah dan melimpah di kelenjar mama akan membuat ASI mengalir dari
dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi di
belakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Refleks inilah yang disebut sebagai
Letdown reflex.
B. Hormon yang Memengaruhi Masa Laktasi
Tubuh wanita memang unik. Selama perjalanan hidupnya, di dalam tubuh
terjadi dinamika naik turunnya hormon. Demikian pula yang terjadi pada
pembentukan ASI. Pada bulan ketiga, tubuh sudah mensintesis hormon-hormon
yang mempengaruhi produksi ASI. Hormon-hormon tersebut adalah:
1. Progesteron
Hormon ini berperan dalam pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tetapi
kadarnya yang tinggi pada saat kehamilan memberikan penekanan (umpan
balik negatif) terhadap hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis. Selepas masa
melahirkan dari seorang ibu, hormon ini akan turun drastis dan menghilangkan
efek penekanan pada kelenjar hipofisis untuk mensintesis dan mensekresikan
hormon yang diproduksinya. Pada waktu inilah terjadi perangsangan yang
hebat dan stimulasi besar-besaran produksi ASI.
2. Esterogen
Hormon ini berperan dalam menstimulasi sistem saluran ASI untuk
membesar. Sebagaimana Progesteron, Estrogen juga mempunyai dinamika
yang hampir sama selama kehamilan. Kadar Estrogen akan menurun saat
melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama menyusui. Estrogen
mempunyai efek penekanan yang amat kuat, lebih kuat dibandingkan
Progesteron terhadap kelenjar hipofisis. Karena itulah, sebaiknya ibu
menyusui menghindari penggunaan KB hormonal berbasis hormon estrogen,
karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3. Prolaktin
Berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan. Hormon ini
disintesis dan disekresikan oleh hipofisis anterior. Hormon ini memiliki peran
penting untuk memproduksi ASI, dan kadarnya meningkat selama kehamilan.
Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan akan
membuat kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur menurun.
Penurunan ini akan mengaktifkan sekresi prolaktin. Peningkatan kadar
prolaktin di dalam darah seorang yang sedang melakukan laktasi akan
memberikan umpan balik negatif ke hipotalamus dan menekan sekresi
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) sehingga hipofisis juga tidak
melepaskan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH). Kedua hormon ini sangat dibutuhkan untuk perkembangan folikel di
ovarium. Karena kedua hormon ini ditekan sekresinya, maka folikel tidak
bertambah besar dan tidak mengalami maturasi. Ovulasi dan menstruasipun
akhirnya tidak terjadi.
4. Oksitosin
Hormon ini berperan dalam merangsang kontraksi otot halus dalam rahim
pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Pada
proses laktasi, oksitosin akan disekresikan oleh hipofisis dan akan berefek
dengan kontraksinya mioepitel di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju
saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu yang disebut
sebagai let-down/milk ejection reflex.
5. Human placental lactogen (HPL)
Hormon ini dilepaskan oleh plasenta sejak bulan kedua kehamilan.
Hormon ini berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola
sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap
memproduksi ASI.
1.9 Spermatogenesis
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di
tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk
di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia
(jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma. Pada proses spermatogenesis terjadi prosesproses dalam istilah
sebagai berikut:
a. Spermatositogenesis
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
b. Spermiogenesis
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi
sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan
waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan
kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4)
Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
c. Spermiasi
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli
ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam
cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena
kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis
namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
1.12 Saran
Menjaga kesehatan reproduksi sangat penting karena mempengaruhi
kesiapannya untuk mengelola kesehatan organ dan fungsi reproduksi, serta
mempengaruhi kualitas hidup dan kelangsungan generasi yang akan datang. Dengan
memahami cara menjaga kesehatan reproduksi, kita dapat mencegah penyakit dan
gangguan yang disebabkan oleh perilaku berisiko, kekurangan makanan yang sehat,
dan kebersihan alat reproduksi yang baik. Selain itu, menjaga kesehatan reproduksi
juga berdampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S., Argaheni, N. B., &
Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita. Global Eksekutif Teknologi.
Mubarak, M., Sauria, N., Kartini, K., Rosanty, A., Romantika, I. W., Nasruddin, N. I., ... &
Herman, H. (2022). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.Lahir, B. B. 12 Fertilisasi dan
Implantasi. KUPAS TUNTAS, 83.