Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA


DAN RESPON SEKSUAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Keperawatan Maternitas I
Kartini, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Mat

Disusun oleh kelompok 2 :


Halimah : (2014201047)
Mutiara Sakinah : (2014201052)
Tasya Putri Elman : (2014201054)
Ahmad Tajudin : (2014201079)
Erwin Dwi Riyadi : (2014201166)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………..………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………...…………………………..3
2.1 Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita…………………………….3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita……………………………………3
2.3 Gangguan pada Reproduksi Wanita...............................................................................7
2.4 Pengertian Silklus Respon Seksual……………………………………………………9
2.5 Fase – Fase Respon Seksual …………………………………………………………..9
BAB III PENUTUP …………...………………………………………………………………11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
3.2 Saran …………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. System
reproduksi wanita terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada
organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru
dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal
ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan
punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.
Keberhasilan reproduksi merupakan ciri pokok dari kemampuan berevolusi. Karena
fentilisasi pada manusia terjadi di dalam saluran reproduksi, maka hubungan intim yang baik
antara pria dan wanita sangat diperlukan untuk terjadinya konsepsi secara spontan. Oleh karena
itu, dari sudut padang evolusi, perilaku seksual manusia seharusnya ditunjukan pada terjadinya
koitus yang menyebabkan deposit sperma di dalam saluran reproduksi wanita. Tentu saja, perilaku
seksual yang bertujuan hanya untuk menghasilkan keturunan itu terlalu sederhana. Manusia
berbeda dengan sebagian binatang yang memiliki musim kawin dan dipengaruhi oleh siklus
hormonal, dalam melakukan hubungan seksual tanpa mempertimbangkan potensi fentilitas.
Seksual pada manusia tidak dibatasi hanya untuk menghasilkan keturunan, namun juga sebagai
suatu rekreasi dan kesenangan.
Pada makalah ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita dan respon
seksual pada manusia Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya
dan respon seksual. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksi dan respon
seksual maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Apa sajakah gangguan pada reproduksi wanita?
4. Apa yang dimaksud dengan siklus respon seksual?
5. Apa sajakah fase-fase respon seksual?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita
3. Untuk mengetahui gangguan pada reproduksi wanita
4. Untuk pengetahui yang dimaksud siklus respon seksual
5. Untuk mengetahui tentang fase-fase respon seksual
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie) =
Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu
pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja. Sistem reproduksi adalah suatu
rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang
biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi
pada wanita berpusat di ovarium. Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita Organ reproduksi wanita terbagi atas
organ genitalia eksterna dan organ genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah
bagian untuk senggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat
pembuhan sel telur, transportasi blastoksis, implantasi, dan tumbuh kembang janin
Organ Genitalia Eksterna
Organ Genitalia Eksterna terdiri dari :

1. Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis)
apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang
pria membentuk sudut runcing ke atas. Mons veneris berfugsi untuk melindungi alat genitalia dari
masuknya kotoran.
2. Labia Mayora (Bibir Besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di
tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura
posterior. Fungsi Labium Mayora adalah untuk melindungi alat kelamin nagian dalam dan tempat
tumbuhnya rambut kemaluan.
3. Labia Minora (Bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan
dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan
setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang
belum pernah melahirkan). Fungsinya adalah untuk saluran urin, pembukaan kelenjar batholin dan
juga skene atau vestibula.
4. Klitoris (kelentit)
Organ erektil yang ada di pertemuan labia minora di sebelah anterior. Clitoris terdiri dari
root (radix) dan body (corpus), yang terdiri dari dua crura, dua corpora cavernosa, serta glans
clitoris. Glans ditutupi oleh prepusium clitoris. Clitoris sangat sensitif dan membesar pada
stimulasi taktil. Bagian glans ini paling banyak sarafnya. Fungsi klitoris adalah untuk meberikan
kenikmatan seksual.
5. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh
klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene
dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus.
Introitus vagina juga terdapat disini. Fungsi vestibulum adalah mengeluarkan cairan yang berguna
untuk melumasi vagina pada saat berhubungan seksual.
6. Hymen (selaput dara)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis
atau hymen imperforata. Hymen akan robek pada koitus
palagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang- lubang pada hymen
berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.
7. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm. Perinium berfungsi sebagai
pengontrol aktivitas Buang Air Besar (BAB), Buang Air Kecil (BAK) dan aktivitas seksual bagi
ibu pasca melahirkan
8. Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris,
kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum. Fungsi Vulva adalah utntuk
melindungi vagina.
Organ Genitalia Interna

Organ Genetalia Interna Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak
disebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
Organ Genitalia Interna terdiri dari :
1. Vagina
Vagina merupakan suatu bentukan tabung muculomembranous, yang memanjang dari
bagian servikal uterus sampai ke bagian vestibulum, yaitu celah antara labia minora ke arah
terbukanya vagina dan urethra. Pangkal vagina bagian superior mengelilingi bagian servikal dari
uterus. Bagian dinding anterior dan posterior dari vagina biasanya berdekatan sehinga tampak
menempel, kecuali di ujung akhir vagina bagian superior yang dipisahkan oleh bagian servikal
uterus.
Vagina memiliki fungsi sebagai berikut:
a. sebagai saluran cairan menstruasi
b. membentuk bagian inferior dari jalan lahir
c. sebagai tempat penis dan proses ejakulasi saat proses hubungan intim.
d. Berhubungan dengan canalis cervicalis di bagian superior
e. Berbatasan dengan vestibulum di bagian inferior.
2. Uterus
Uterus merupakan organ muskular berongga, berdinding tebal, dan berbentuk seperti buah
pir. Uterus non gravid biasanya terletak di daerah pelvis bagian bawah, di mana bagian badannya
terletak di atas kandung kemih, dan bagian servikalnya terletak antara kandung kemih dan rektum.
Posisi uterus dewasa biasanya anteversion (relatif anterosuperior terhadap aksis vagina) dan
anteflexion (fleksi corpus uteri ke arah anterior secara relatif terhadap cervix) sehingga organ ini
terletak di atas kandung kemih. Posisi uterus berubah sesuai penuh tidaknya vesica urinaria dan
rectum. Uterus berfungsi untuk memelihara sel telur yang telah dibuahi dan berkembang menjadi
janin, kemudian menahannya sampai bayi cukup dewasa untuk dilahirkan.
3. Tuba fallopi
Tuba fallopi adalah bagian organ reproduksi yang berbentuk seperti pipa atau tuba. Bagian
tuba ini berfungsi sebagai lalu lintas sel telur saat dilepaskan dari organ kantung telur pada saat
ovulasi untuk menuju ke arah kandungan. Sel telur biasanya dibuahi oleh sperma di sekitar tuba
falopi. Apabila pembuahan itu terjadi, sel telur yang dibuahi akan menjadi zigot yang terus
bergerak menunju ke arah endometrium yang kaya akan pembulu darah.
4. Kantung telur atau ovarium
Kantung telur pada wanita normalnya terdiri dari 2 buah. Kantung telur ini berlokasi
menggantung di sebalah atas kanan dan kiri kandungan, dekat dengan bagian fundus. Fungsi dari
kantung telur sendiri adalah sebagai tempat penyimpanan bakal sel telur atau folikel dan sebagai
organ kelenjar yang bereaksi untuk memproduksi hormon reproduksi. Kantung telur pada
umumnya berbentuk seperti kacang atau almond dengan ukuran sekitar 3 - 2 cm dan ketebalan
kurang lebih hanya 1 cm. Pada saat baru lahir, seoang wanita bisa memiliki sel telur hingga 1-2
miliar di kantung telur. Sel telur tersebut jumlahnya kian turun dengan bertambahnya usia karena
sel telur menjadi layu dan mati.
2.3 Gangguan pada reproduksi wanita
1.Gonorrhea / Chlamydia Gonorrhea atau Chlamydia
Merupakan salah satu jenis bakteri penyebab keputihan yang banyak dialami oleh
sebagian besar wanita. Penyebabnya ialah: a. Disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari
hubungan seksual dengan orang pasangan atau pria yang sebelumnya sudah teridentifikasi
terkena bakteri tersebut, dapat menyebabkan infeksi yang dirasakan saat awal beberapa
hari sampai beberapa minggu. b. Jika pada pria, penyakit yang disebabkan oleh bakteri
tersebut menyebabkan keluarnya cairan dari alat vital pria, ketika hendak berkemih dapat
terasa sakit. Umumnya gejala ini dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali.
Sedangkan pada wanita gejala dari gonorrhea dirasakan sangat ringan atau tidak terasa
sama sekali, namun jika tidak diobati akan menjadi semakin parah dan menyebabkan
kemandulan. c. Penyakit keputihan yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diatasi dengan
antibiotik bila sudah diketahui sejak dini.
2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan
secara total, gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual
dengan penderita yang memiliki penyakit ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan
gejala awal dengan keluar seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan
berair. Gejala seperti ini berakhir dalam 5-10 hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh
bagian kulit. Terkadang wanita tidak menyadari bahwa herpes dapat menyerang vagina.
Virus herpes ini bisa hilang sendiri namun terkadang muncul kembali.
3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit
penis pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang
menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.
4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah
berhubungan seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit
dengan tepi yang lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang setelah beberapa
minggu, akan tetapi virus akan tetap menempel pada tubuh dan penyakit dapat muncul
kembali seperti lecet- lecet pada seluruh tubuh dan kemudian akan hilang dengan
sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke tubuh lainnya. Syphilis pada wanita biasanya
menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan fase pemulihan dengan
menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes, namun virus herpes tidak
dapat disembuhkan.
5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya
cairan dari vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Karena disebabkan oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri
gonorrhea dan chlamydia atau jamur serta bakteri lainnya yang sudah menetap pada vagina,
bakteri-bakteri pada vagina dapat dilihat dengan mikroskop. Pengobatannya dapat
disembuhkan dengan obat yang tepat dengan penyebabnya.
6. Bisul pada alat kelamin
Bisul pada alat kelamin dapat disebabkan oleh Virus Human Papilloma atau HPV,
ditandai dengan setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya
memiliki penyakit kelamin hingga tertular lewat hubungan seksual. Ketika itu akan muncul
satu bisul bahkan lebih sampai terkadang membentuk benjolan yang dapat diderita selama
sebulan sampai setahun. Bisul pada alat kelamin tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi
pada pria juga bisa mengalaminya. Namun ada perbedaan jika bisul pada pria terlihat kecil
dan pada wanita tidak terlihat karena berada di dalam vagina. Pengobatan dapat dilakukan
dengan cara pap smear dengan tidak berganti pasangan. 19
7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi.
berwarna kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin
dapat disembuhkan dengan cara memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin
atau dengan menggunting rambut kemaluan sebagian guna menghindari kuman dan bakteri
yang menempel bersamaan dengan keringat dan masuk ke bibir dalam vagina. Kutu
kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka- luka
kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak
diperhatikan. Cobalah dengan mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air
kecil atau air besar dan jangan menggunakan handuk secara bergantian.
8. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) / HIV Disease
Penyakit kelamin satu ini diakibatkan dari hubungan seksual yang sering berganti
pasangan, pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik. Hal ini disebabkan oleh
karena sistem kekebalan tubuh yang semakin melemah. Gejala untuk menentukan bakteri
atau virus AIDS ini hanya dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan melaui tes darah.
Virus AIDS ini banyak merenggut nyawa. Namun saat ini telah ditemukan obat untuk
mengatasi virus HIV AIDS
2.4 Siklus Respon Seksual
Siklus respon seksual adalah tahapan yang terjadi saat kita melakukan kegiatan seksual.
Secara ilmiah siklus respon seksual diartikan sebagai perubahan fisik dan emosional yang terjadi
saat seseorang terangsang dan merangsang secara seksual melalui kegiatan seksual. Siklus respon
seksual dapat Anda rasakan saat berhubungan seksual dan masturbasi. Siklus respon seksual
dengan fase-fase excitement, plateu, orgasmus dan resolusi. Fase-fase ini adalah akibat dari
vasokontriksik dan miotonia, yang merupakan respon fisiologis dasar dari rangsangan seksual.

2.5 Fase – Fase Respon Seksual


siklus respon seksual terdiri dari fase excitement, plateu, orgasmus, dan resolusi.
1. Tahap Excitement (peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual)
Yang terjadi pada wanita pada tahap ini adalah:
 Lubrikasi vaginal: yaitu dinding vagina berkeringat
 Ekspansi 2/3 bagian dalam rongga vagina (lorong vagina membuka)
 Peningkatan sensitivitas dlam pembesaran klitoris serta labia
 Terjadi ereksi puting dan peningkatan ukuran payudara.

Yang terjadi pada pria pada tahap ini adalah:


 Ereksi penis (penambahan besar penis dari yang sebelumnya)
 Penebalan dan elevasi skrotum
 Pembesaran skrotum
 Ereksi puting susu dan pembengkakan (tumescence)

2. Tahap Plateu (penguatan respon fase exicetement)


Yang terjadi pada wanita pada tahap ini adalah:
 Pembesaran klitoris (retraksi klitoris di bawah topi klitoris)
 Pembentukan platform orgasmus: pembengkakan 1/3 luar vagina dan labia minora
 Elevasi serviks dan uterus: perubahan warna kulit yang tampak hidup pada labia minora
 Pembesaran areola dan payudara
 Peningkatan tegangan otot dan pernafasan  Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan
darah, dan frekuensi pernafasan.

Yang terjadi pada pria pada tahap ini adalah:


 Peningkatan ukuran glans (ujung) penis
 Peningkatan intensitas warna glans
 Elevasi dan peningkatan 50% ukuran testis
 Peningkatan tegangan otot dan pernafasan
 Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan
3. Tahap Orgasmus (penyaluran kumpulan darah dan tegangan otot)
Yang terjadi pada wanita pada tahap ini adalah:
 Kontraksi volunter platformorgasmik, uterus, rektal, spinter uretral, dan kelompok otot lain
 Hiperventilasi dan peningkatan frekuensi jantung
 Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan

Yang terjadi pada pria pada tahap ini adalah:


 Penutupan sfinter urinarius internal
 Sensasi ejakulasi yang terjadi tertahankan
 Kontraksi duktus deferens vesikel seminalis prostat dan duktus ejakulatorius
 Relaksasi sfinter kandung kemih eksternal
 Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan
 Ejakulasi

4. Tahap Resolusi (fisiologis dan psikologis kembali ke dalam keadaan tidak terangsang)
Yang terjadi pada wanita pada tahap ini adalah:
 Relaksasi bertahap pada dinding vagina
 Perubahan warna yang cepat pada dinding labia minora
 Berkeringat
 Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan kembali normal
 Wanita mampu kembali mengalami orgasmus karena tidak mengalami periode refraktori
seperti yang terjadi pada pria

Yang terjadi pada pria pada tahap ini adalah:


 Kehilangan eresi penis
 Periode refraktori ketika dilanujutkan stimulasi menjadi tidak enak
 Reaksi berkeringan
 Penurunan testis
 Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan kembali normal
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. System
reproduksi wanita terdiri organ genitalia eksterna (Mons Veneris, Labia Mayora, Labia Minora,
Labia Minora, vestibulum, hymen, Perineum, vulva); dan organ genitalia interna (vagina, uterus,
tuba fallopi, ovarium). Ada berbagai macam penyakit atau gangguan organ reproduksi wanita,
seperti: Gonorrhea / Chlamydia, Herpes, infeksi jamur, syphilis, vaginitis, bisul pada alat kelamin,
kutu kelamin, AIDS.
Siklus respon seksual adalah tahapan yang terjadi saat kita melakukan kegiatan seksual.
Secara ilmiah siklus respon seksual diartikan sebagai perubahan fisik dan emosional yang terjadi
saat seseorang terangsang dan merangsang secara seksual melalui kegiatan seksual. siklus respon
seksual terdiri dari fase excitement, plateu, orgasmus, dan resolusi.

3.2 Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik dari bapak/ibu dosen ataupun pembaca sangat kami harapkan. Agar makalah ini
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Purwoastuti, Th. Endang., dan Elizabeth siwi. 2015. Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi & Keluarga Berencana. Jakarta: Gramedia
Heffner, Linda J., dan Danny J. 2010. At a Glance: Sistem Reproduksi Edisi 2.
Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai