Disusun Oleh :
Klaudius Deo F1251221014
Dwi Iqbal Muhammad Irsyad F1251221033
Dimas Bayu Aditya F12512208
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 4
1.3 TUJUAN ................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN........................................................................................................................ 5
BAB III...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
1.1 KESIMPULAN........................................................................................................ 8
1.2 SARAN ....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 Tujuan
BAB III
PEMBAHASAN
B. Proses pembentukan sel telur dan sperma dalam sistem reproduksi manusia
Proses pembentukan sel telur (ovum) dan sperma pada reproduksi manusia melibatkan
dua proses yang berbeda, yaitu oogenesis pada wanita dan spermatogenesis pada pria.
1. Oogenesis (Pembentukan Sel Telur):
a. Oogenesis dimulai sejak masa perkembangan janin dalam rahim ibu.
b. Pada saat bayi perempuan lahir, ovarium sudah berisi sejumlah besar folikel
ovarium, yang masing-masing berisi sel telur yang belum matang. Selama masa
pubertas, setiap bulan, beberapa folikel mulai berkembang di bawah pengaruh
hormon folikulostimulasi (FSH).
c. Hanya satu folikel yang akan terus berkembang dan menjadi dominan,
sedangkan folikel-folikel lainnya akan mengalami penyerapan kembali.
d. Folikel dominan akan melepaskan sel telur yang matang dalam proses yang
disebut ovulasi.
e. Jika sel telur tidak dibuahi, maka akan terurai dan dikeluarkan bersama dengan
lapisan rahim saat menstruasi.
1. Gaya Hidup:
a. Nutrisi: Pola makan yang seimbang dan nutrisi yang mencukupi sangat penting
untuk kesehatan sistem reproduksi. Asupan makanan yang kaya akan vitamin,
mineral, protein, dan lemak sehat dapat mendukung fungsi reproduksi yang
optimal.
b. Aktivitas Fisik: Olahraga secara teratur dapat meningkatkan kesehatan reproduksi
dengan meningkatkan aliran darah ke organ-organ reproduksi dan meningkatkan
keseimbangan hormon.
c. Kebiasaan Merokok: Merokok dapat merusak kualitas sperma pada pria dan dapat
mempengaruhi kesuburan pada wanita. Merokok juga dapat meningkatkan risiko
komplikasi kehamilan.
d. Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan Terlarang: Konsumsi alkohol yang berlebihan
dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat mengganggu fungsi reproduksi dan
meningkatkan risiko infertilitas.
2. Kesehatan Seksual:
a. Penggunaan Kontrasepsi: Menggunakan kontrasepsi yang aman dan efektif dapat
membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan melindungi dari infeksi
menular seksual (IMS).
b. Praktik Seks Aman: Menggunakan pengaman seperti kondom dapat membantu
melindungi diri dari IMS.
c. Pemeriksaan Kesehatan Seksual: Melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara
rutin dan mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan dapat membantu
mencegah dan mendeteksi dini penyakit menular seksual.
3. Faktor Lingkungan:
a. Paparan Zat Kimia Berbahaya: Paparan terhadap zat kimia berbahaya seperti
pestisida, logam berat, bahan kimia industri, dan polutan lingkungan dapat
berdampak negatif pada kesehatan reproduksi.
b. Radiasi: Paparan radiasi, seperti radiasi sinar-X atau radiasi dari perangkat
elektronik, dapat mempengaruhi kualitas sperma dan sel telur.
c. Suhu Ekstrem: Paparan suhu yang ekstrem, baik suhu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, dapat memengaruhi kualitas sperma.
4. Kesehatan Umum:
a. Penyakit dan Infeksi: Beberapa penyakit dan infeksi, seperti infeksi menular
seksual atau penyakit menular lainnya, dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.
b. Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan
dapat mempengaruhi fungsi reproduksi.
c. Penyakit Kronis: Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan tiroid
dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Penting untuk menjaga gaya hidup sehat, menghindari faktor risiko yang dapat merusak
kesehatan reproduksi, dan mendapatkan perawatan medis yang tepat jika diperlukan untuk
menjaga kesehatan sistem reproduksi. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan
reproduksi, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten.
Sistem reproduksi manusia pria dan wanita memiliki perbedaan dalam struktur dan
fungsi. Berikut adalah perbedaan utama antara sistem reproduksi pria dan wanita:
1. Organ Reproduksi:
a. Pria: Organ reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, vesikula
seminalis, prostat, dan penis. Testis berfungsi untuk menghasilkan sperma,
sedangkan penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam vagina selama
hubungan seksual.
b. Wanita: Organ reproduksi wanita terdiri dari ovarium, tuba falopi, uterus (rahim),
serviks, dan vagina. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur (ovum),
sedangkan rahim berfungsi untuk menampung dan mendukung pertumbuhan
embrio jika pembuahan terjadi.
3. Hormon Reproduksi:
a. Pria: Hormon utama yang terlibat dalam sistem reproduksi pria adalah hormon
testosteron, yang diproduksi oleh testis. Testosteron bertanggung jawab untuk
perkembangan karakteristik seksual sekunder pria dan mengatur produksi sperma.
b. Wanita: Hormon utama yang terlibat dalam sistem reproduksi wanita adalah
estrogen dan progesteron, yang diproduksi oleh ovarium. Estrogen dan
progesteron bertanggung jawab untuk perkembangan karakteristik seksual
sekunder wanita, mengatur siklus menstruasi, dan mendukung kehamilan jika
terjadi.
4. Siklus Reproduksi:
a. Pria: Pria tidak memiliki siklus reproduksi bulanan seperti wanita. Mereka terus
menghasilkan sperma sepanjang hidup mereka.
b. Wanita: Wanita mengalami siklus menstruasi bulanan yang melibatkan pergantian
antara ovulasi dan menstruasi. Siklus ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon dalam
tubuh wanita.
5. Kemampuan Reproduksi:
a. Pria: Pria memiliki kemampuan reproduksi sepanjang hidup mereka, meskipun
kualitas sperma mereka dapat menurun seiring bertambahnya usia.
b. Wanita: Wanita memiliki batas waktu reproduksi yang lebih terbatas. Kemampuan
reproduksi wanita biasanya berlangsung dari masa pubertas hingga mencapai
menopause, yaitu ketika ovarium berhenti menghasilkan sel telur.
Perbedaan dalam sistem reproduksi pria dan wanita mencerminkan peran dan fungsi
masing-masing dalam reproduksi manusia. Keduanya saling melengkapi satu sama lain
untuk memungkinkan pembuahan dan perkembangan janin.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Sistem reproduksi manusia adalah suatu sistem biologis yang memungkinkan
manusia untuk berkembang biak. Sistem ini terdiri dari organ dan struktur khusus
yang bekerja bersama untuk menghasilkan, membawa, dan menyuburkan sel
reproduksi (sperma pada pria dan sel telur pada wanita) serta memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan embrio. sistem reproduksi manusia adalah
bagian integral dari kehidupan manusia dan memungkinkan kelangsungan hidup
dan perkembangan populasi manusia. Memahami bagaimana sistem ini berfungsi
adalah penting untuk kesehatan dan kesejahteraan umum manusia.
1.2 SARAN
Saran untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan sistem reproduksi manusia
meliputi berbagai aspek, termasuk pencegahan, perawatan, dan pendidikan
seksual. Memberikan pendidikan seksualitas yang komprehensif di sekolah dan
dalam keluarga. Ini harus mencakup informasi tentang anatomi, fisiologi,
kontrasepsi, perlindungan dari infeksi menular seksual (IMS), dan pentingnya
hubungan yang sehat. Menganjurkan perawatan kesehatan rutin, termasuk
pemeriksaan kesehatan reproduksi, untuk pria dan wanita. Ini termasuk
pemeriksaan pap smear, tes kelainan pada payudara, dan pemeriksaan kesehatan
reproduksi lainnya. Mendorong pola makan seimbang yang mengandung nutrisi
penting untuk kesehatan sistem reproduksi. Konsumsi makanan yang kaya akan
vitamin dan mineral, seperti asam folat, sangat penting untuk kesehatan
reproduksi. Berolahraga secara teratur membantu mempertahankan berat badan
yang sehat, mengurangi stres, dan mempromosikan sirkulasi darah yang baik,
yang penting untuk kesehatan sistem reproduksi. Hindari penggunaan zat-zat
berbahaya seperti rokok, alkohol, dan narkoba ilegal. Zat-zat ini dapat merusak
organ reproduksi dan mempengaruhi kesuburan. Memberikan informasi dan akses
kepada individu untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi yang aman
dan efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Mendorong praktek seks yang aman
dan penggunaan pelindung seperti kondom untuk mencegah penularan IMS. Jika
ada masalah atau kekhawatiran tentang kesehatan reproduksi, penting untuk
segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Untuk wanita, memantau
siklus menstruasi dapat membantu mendeteksi gangguan atau masalah kesehatan
reproduksi lebih awal. Jika sedang hamil atau berencana untuk hamil, periksakan
diri secara teratur, konsumsi makanan yang sehat, dan hindari zat berbahaya.
Dukungan emosional dan konseling penting untuk mengatasi masalah reproduksi,
terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam kehamilan atau infertilitas.
Memahami faktor risiko kesehatan reproduksi, baik yang berasal dari genetika
maupun faktor lingkungan, dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan situasi yang
unik, sehingga saran di atas dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk saran yang lebih
spesifik dan terpersonalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/303188087/makalah-sistem-reproduksi
https://www.academia.edu/35634367/SISTEM_REPRODUKSI_PADA_MANUSI
A
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=93566
https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-sistem-reproduksi-pada-
manusia-42374353