Anda di halaman 1dari 21

FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI


Dosen Penanggung Jawab : Niken Purbowati, SST., M. Kes

Disusun oleh
Kelompok 13 :

Dinda Ayu Lestari P3.73.24.1.19.008


Winti Juniasih P3.73.24.1.19.035

Kelas / Semester : I / I

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN TAHAP SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pada
tanggal 15 Agustus 2019. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Fisiologi oleh mahasiswi Profesi Bidan Tahap Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Jakarta
III.

Kami sangat berharap makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi semua pembaca guna
menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadap sistem saraf. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan
kritik dan saran untuk membangun makalah yang kami buat.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca. Sekiranya kami susun makalah
ini dapat berguna bagi orang yang membacanya dan bagi kami. Sebelumnya kami mohon
maaf atas kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta, 4 September 2019

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1. Organ Reproduksi Pria..............................................................................................................2
2.2. Saluran Pengeluaran.......................................................................................................................5
2.3. Kelenjar Asesoris............................................................................................................................6
2.4 Organ Reproduksi Wanita..............................................................................................................8
1. Ovarium.....................................................................................................................................8
2. Tuba falopi.................................................................................................................................8
3. Rahim (uterus)...........................................................................................................................8
4. Vagina........................................................................................................................................8
2.4. Kelenjar-kelenjar endokrin yang berperan dalam sistem reproduksi............................................11
2.5. Siklus menstruasi..........................................................................................................................12
2.6. Proses fertilisasi dan implantasi....................................................................................................13
Tahap Perkembangan Janin di Minggu ke-1 sampai ke-4....................................................................14
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................................17
3.2. Saran.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan.Istilah ini diambil dari
bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios
(hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu
hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu kehidupan”.

Objek kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup.Karenanya
dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani, zoology, dan mikrobiologi.Berbagai aspek kehidupan digali.Cir-ciri fisik
dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi,
interaksi antarsesama makhluk dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
           
 Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai
keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu alat
reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
            
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar
kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam
proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya akan
menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja kelenjar-kelenjar endokrin yang berperan dalam sistem reproduksi?
4. Bagaimana siklus menstruasi dan hormon yang berperan?
5. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi dan implantasi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria.
2. Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita.
3. Mahasiswa mengetahui kelenjar-kelenjar endokrin yang berperan dalam sistem
reproduksi.
4. Mahasiswa mengetahui siklus menstruasi dan hormon yang berperan.
5. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya fertilisasi dan implantasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Organ Reproduksi Pria


Organ Reproduksi pria terdiri atas organ dalam dan organ reproduksi luar
1. Organ Reproduksi Dalam :
Testis (gonad jantan ) Adalah organ lunak berbentuk oval dengan panjang 4-5cm
dan diameter 2,5 cm yang terletak di dalam kantung pelir (skrotum) . testis bejumlah
sepasang (testes= jamak ) .testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan . testis
kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot
polos .
Fungsi Testis secara umum merupakan alat umtuk memproduksi sperma dan hormon
kelamin jantan yang disebut testoteron. Di bagian kelenjar testis ada beberapa
bagian , yaitu :
a). Tunika albuginea , yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang ke
arah dalam yang terdiri dari sekitar 250 lobulus
b). Tubulus seminiferus ,yaitu tempat berlangsusngnya sperma togenesis yang
terlilit dalam lobules . di dalamnya terdapat sertoli yang fungsinya adalah
memberi nutrisi pada sperma tozoa yang sedang berkembang , pembentukan
hormone testosterone dan estrogen serta produksi hormone inhibin ( negative
feedback) sehingga fesh turun .
c). Dukstus , yaitu yang membawa sperma masuk dari testis ke bagian exterior
tubuh. Dalam tetsis sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus , kemudian
menuju tubulus rekti , kemudian menuju sperma bergerak ke lumen tubulus
seminiferus , kemudian menuju tubulus rekti , kemudian menuju jaringan-
jaringan kanal testis yang bersambung dengan 10-15 duktus deferen yang
muncul dari bagian testis.

2
2. Organ reproduksi luar

Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

a) Penis

Penis adalah organ yang berfungsi untuk tempa keluar urine, semen serta
sebagai organ kopulasi. Penis terdiri dari 3 bagian, yaitu akar, badan, dan glans
penis yang banyak mengandung ujung-ujung syaraf sensorik. Badan penis
dibentuk dari 3 massa jaringan erektil silindris, yang terdirindari 2 korpus
kavernosum dan satu korpus spongiusum ventral disekitar uretra.

Penis terdiri dari tiga rongga yag berisi jaringan spons, dua rogga yang terletak
dibagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada
dibagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung ujung syaraf
perasa. Bila ada suatu rangangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

 Mekanisme ereksi penis

Ereksi adalah suatu fungsi vascular korpus kavernosum dibawah


pengendalian sistem syaraf otak. Jika penis lunak maka stimulus simpatis
terhadap arterial penis menyebabkan kontraksi sebagian organ ini, sehingga
aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saat stimulasi mental atau
seksual, stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi arterial yang
memasuki penis sehingga lebih banyak darah yang memasuki vena
dibandingkan yang dapat didrainase vena. Sinusoid korpus kavernosum
berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang dikelilingi tunika
albugiena nonditensi. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebabkan
terjadinya vasokontraksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk
dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami detumensi, atau kembali ke
kondisi lunak.

 Ejakulasi

Adalah saat pengeluaran sperma yang merupakan titik kulminasi aksi


seksual pada laki-laki. Semen diejakulasimelalui serangkaian semprot. Impuls
simpatis dari pusat reflek medulia spinalis peristaltic dalam duktus testis ,
epididirmis , dan duktus deferen. Kontraksi ini mengerakkan sperma
disepanjang saluran. Impuls pada parasimpatis menjalar pada saraf pundela
dan menyebabkan otot bulbokavemosum pada dasar penis berkontraksi secara

3
berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesika seminlais, prostat dan kelenjar
bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur
dengan sperma untuk membentuk semen.

 Kuantitas dan komposisi semen

Volume ejakulasi berkisar antara 1ml-10ml dan rata-rata 3ml. Semen


terdiri dari 90% air mengandung 50-120 juta sperma/ml. Volume sperma
mencapai 5% volume semen. Bagian pertama ejakulasi mengandung
spermatozoa, cairan epididimal dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretra.
Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikal seminalis. Setelah
ejakulasi, spermatozoa hanya bertahan hidup 24-27 jam di dalam saluran
reproduksi perempuan. Sperma dapat di simpan beberapa hari pada suhu
rendah atau dibekukan jika akan disimpan lebihh dari satu tahun. Spermatozoa
bergerak dengan ekornya 1-4mm/mt.

b) Skrotum

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung longgar yang tersusun atas kulit,
vasia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh yang
pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa. Skrotum berjumlah sepasang,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Diantara skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot
dartos berfungsi untuk menggerakkan skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur. Di dalam skrotum juga terdapat serat-serat otot yanng berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkunga testis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu
beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh.

c) Spermatogenesis

4
Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari).
Spermatogonia terletak berdekatan dengan membrannya basalis tubulus
seminiferus yang berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiansi menjadi
spermatosis primer. Setelah itu mengalami membelaan meiosis untuk membentuk
dua spermatosit sekunder. Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatig
menjadi spermatozoa (sperma). Sperma matur memiliki satu kepala , satu badan ,
satu flagelum ( ekor). Kepala berisi nucleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala)
yang mengandung enzim yang diperlukan untuk menembus ovum. Badan
mengandung mitochondria yang memproduksi ATP yang diperlukan untuk
pergerakkan. Goyangan flaglleum mengakibatkan motilitas sperma (untuk
berenang). Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan diferenisasi sel, yang mana bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian di simpan di epididimis.

2.2. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis , vas
deferens , saluran ejakulasi dan uretra .

A. Epididimis

Epididimis merupakan tuba terlilit dengan saluran berkelok-kelokyang


panjangnya 4-6 meter yang terletak di dalam skorotumyang keluar dari testis.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
menuju vas deferens . Epididimis menyimpan sperma dan mapu mempertahankannya
sampai 6 minggu . selama 6 minggu ini sperma akan menjadi motil , matur , sempurna
dan mampu melakukan festilisasi .

5
B. Vas deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengerarah keatas dan merupakan lanjutan dari epididimis menuju kantung semen
atau kantung mani (vesikula seminalis). Duktus deferens terletak dalam korda
spermatic yang mengundang pembuluh darah dan pembuluh limfatik, syaraf SSO,
otot kresmator, dan jaringan ikat. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian
bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator.

C. Saluran Ejakulasi (Duktus Ejaculator)

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung


semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk
ke dalam uretra. Merupakan tempat tempat pertemuan pembesaran (ampula) di bagian
kedua ujung duktus deferen dan duktus dari vesika seminalis. Panjang mencapai
sekitar 2cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang
berasal dari kandung kemih.

D. Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat didalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasaldari kantung semen dan saluran untuk
membuang urine dari kantung kemih dan sperma.

2.3. Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah


kelamin yang dihasilkam oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan
kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.

6
1. Vesikula Seminalis (Vesikel Seminalis)

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar


berlekuk-lekuk (terkonvulsi) yang terletak dibelakang kantung kemih dan bermuara di
dalam duktus ejaculator yang kemudian menghasilkan secret berupa cairan kental dan
basah yang kaya akan ffruktosa, yang berfungsi melindungi dan memberi nutrisi
sperma, meningkatkan PH ejakulat dan mengandung prostaglandin yang
menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

2. Kelenjar Prostat

Kelenjar Prostat mengeluarkan cairan basah yang menyerupai susu yang


menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma
yang optimum pada PH 6.0-6.5 kelenjar ini membesar saat remaja dan mencapai
ukuran optimalnya usia 20 tahun. Pada banyak lelaki ukurannya bertambah besar
seiring bertambahnya usia, sehingga saat berusia 70an tahun 2/3 dari semua laki-laki
mengalami besaran prostat yang mengganggu perkemihan. Kelenjar prostat
melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
menghasilkan getah yang mengandung kolestrol, garam, dan fosfolitid yang berperan
untuk kelangsungan hidup sperma.

3. Kelenjar Cowper

Kelenjar cowper (kelenjar bouretra) adalah sepasang kelenjar kecil yang


ukurannya dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan
basah yang mengandung mucus kedalam uretra venis untuk melumasi dan melindungi
serta ditambahkan pada semen (spermatozoa+secret) kelenjar cowper merupakan
kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar cowper menghasilkan
getah yang bersifat alkali (basa).

7
2.4 Organ Reproduksi Wanita

A. Organ reproduksi bagian dalam

1. Ovarium

Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang
bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon seks wanita seperti estrogen, progesteron dan ovum yang biasa
disebut sel telur.

2. Tuba falopi

Tuba falopi memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing


membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium. Tuba falopi
bertanggung jawab untuk mengangkut ovum yang dilepaskan dan membawanya ke
dalam infundibulum untuk dipindahkan ke rahim.

3. Rahim (uterus)

Rahim (uterus) adalah tempat di mana embrio ditanamkan dan kemudian


tumbuh. Bagian ini menyelimuti dan mendukung janin yang sedang berkembang.
Selain itu, rahim menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot
dinding rahim berkontraksi selama persalinan untuk mendorong janin melewati jalan
lahir.

4. Vagina

Yang selama ini Anda bisa amati dari luar dengan mata telanjang  bukanlah
vagina, melainkan vulva. Di vulva terdapat bukaan vagina. Vagina  itu sendiri
sebenarnya terletak dalam tubuh di belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim.
Salah satu fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar darah saat menstruasi dan jalur
lahir bayi saat persalinan. Tanggung jawab utamanya adalah sebagai “terowongan”
bagi sperma berenang menuju rahim dan tuba falopi untuk pembuahan.

8
B. Organ Reproduksi Bagian Luar

Tampak luar anatomi vagina dan vulva (sumber: Our Bodies Ourselves)

Pada organ reproduksi bagian luar, terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

 Mons Pubis, yaitu bagian terluar dari organ reproduksi pada perempuan. Bagian ini
berbentuk segitiga yang melindungi tulang kemaluan atau simfisis pubis. Pada
bagian ini terdapat jaringan lemak, jaringan kulit, jaringan ikat, kelenjar keringat,
dan akar rambut.

 Labia mayora, yang bisa disebut juga dengan bibir kemaluan. Bagian ini berupa
lipatan yang menyerupai bibir. Berdasarkan letaknya, labia mayor dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu permukaan luar dan permukaan dalam. Pada bagian luar,
labia mayora dilapisi dengan sel epitel bertanduk serta terdapat akar rambut.
Sedangkan pada bagian dalam, labia mayora tampak licin karena terdapat banyak
jaringan lemak, tidak mempunyai folikel rambut dan kelenjar keringat.

 Labia minora, yang bisa disebut juga dengan bibir kecil pada kemaluan. Labia
minora berada di sebelah labia mayora dan sebelum Miss V. Hal yang membedakan
antara labia minora dan mayora hanya tidak terdapat akar rambut dan memiliki
banyak pembuluh darah.

 Klitoris, yaitu sebuah organ seksual yang berada dalam Miss V. Klitoris memiliki
struktur yang sama dengan Mr P pada laki-laki. Keduanya berada dalam posisi yang
sama pula. Bedanya, klitoris tumbuh ke arah dalam, sedangkan Mr P tumbuh ke
arah luar.

9
 Selaput dara, yaitu membran tipis yang menutupi lubang Miss V.

 Vestibulum, yaitu rongga kemaluan yang terletak di labia minora dan merupakan
muara dari saluran uretra dan lubang Miss V.

 Payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang keelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian
utama, yaitu :

1) Korpus

Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh
darah.

2) Areola

Sinus laktiferus, yaitu saluran dibawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat kedalam puting da bermuara ke luar. Didalam dinding alveolus
maupun saluran-salura terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.

3) Papilla

Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang,
dan terbenam (inverted).

10
2.4. Kelenjar-kelenjar endokrin yang berperan dalam sistem reproduksi

Kelenjar Gonad Pada wanita kelenjar gonad disebut ovarium, dan pada pria disebut
testis. Struktur ovarium maupun testis telah dibicarakan pada sistem reproduksi.

A. Ovarium

Ovarium merupakan organ berbentuk buah amadel, bergaris tengah 5 cm, dengan
lebar 1,-3,0 cm dan tebal antara 0,6-1,5 cm. Terdiri atas bagian medula yang merupakan
jaringan ikat vaskuler, serta bagian korteks yang banyak mengandung folikel-folikel
telur. Folikel-folikel ini tertanam dalam stroma korteks. Ada tiga macam folikel telur
yaitu (1) folikel primordial (primer); (2) folikel pertumbuhan (sekunder); dan (3) folikel
Graaf. Folikel Graarf akan berovulasi dan sel-sel folikel yang tersisa akan menjadi
korpus luteum.

Estrogen merupakan hormon yang dihasilkan sel-sel folikel pada masa pertumbuhan,
sedangkan korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Baik estrogen maupun
progesteron keduanya mempunyai peranan yang menyiapkan mukosa uterus bekerja
menghambat sekresi FSH, agar tidak merangsang pertumbuhan folikel promodial
menjadi masak. Pengaruh hormon estrogen lainnya adalah merangsang perkembangan
ciri-ciri kelamin sekunder wanita, seperti penimbunan lemak pada tempat tertentu;
membesarnya kelenjar mammae, serta tumbuhnya rambut pada tempat tertentu.
Kelebihan produksi hormon estrogen pada masa pertumbuhan akan menyebabkan
gejala yang disebut “precirus puberty” yaitu kondisi dimana terjadi proses pendewasaan
dini. Sedangkan bila kadar estrogen kurang kadarnya sampai dewasa akan terjadi apa
yang disebut “eunuchoidism” yaitu bentuk tubuh kehilangan ciri-ciri kelamin sekunder,
dan terjadi atropi pada organ-organ asesori. Progesteron, selain dihasilkan oleh korpus
luteum dihasilkan juga oleh plasenta. Progesteron mempengaruhi perkembangan yang
luas dari endometrium, menyaipkan uterus untuk menerima embrio dan memberi
makannya.

11
Hormon ini juga menghambat produksi Luteinizing Hormone dari hipofisa.
Progesteron juga menghambat kerja estrogen pada berbagai jaringan seperti mukosa,
serviks, epitel vagina dari tuba uterus, selain juga merangsang kelenjar mammae.

B. Testis

Testis merupakan kelenjar tubuler majemuk yang mempunyai dua fungsi, yaitu
reproduksi dan hormonal. Di antara tubulus-tubulus seminiferous yang mempunyai
fungsi reproduksi terdapat sel-sel intersisiel yang disebut sel Leydig. Sel-sel Leydig
inilah yang menghasilkan hormon testosteron. Hormon testosteron bertanggungjawab
terhadap perkembangan sifat kelamin sekunder pria, seperti tumbuhnya rambut pada
tempat-tempat tertentu, membesarnya larink, hingga suara menjadi berat dan rendah.
Kegagalan desensus testis yang disebut kriptokismus, menyebabkan testis bertahan
pada 37oC, hal ini akan menghambat proses spermatogenesis.

2.5. Siklus menstruasi

Proses menstruasi mengalami 4 fase yakni;

A.   Fase Menstruasi : Bila sel telur tidak dibuahi,maka setelah berusia tertentu korpus
lenteum tertentu yang merupakan pemproduksi hormon estrogen dan progresteron
menghentikan aktifitasnya,akibat kadar hormon tersebut di dalam darah mengalami
reduksi mendadak. Peristiwa ini terjadi 5hari awal menstruasi. Turunya kadar estrogen
dan progesteron secara mendadak berakibat lepasnya ovum dan robeknya endoterium
yang menebal. Robek dan hancurnya endoterium menyebabkan tipisnya dinding rahim.

B.   Fase praovulasi : turunnya progesteron memungkinkan hipofisis mensekresi FSH


merangsang volikel dalam ovarium untuk memproduksi hormon estrogen. Esterogen ini
akan menghambat hipofisis memproduksi FSH tetapi memacu hipofisis memproduksi
LH. Di samping ini esterogen juga merangsang penebalan endometerium rahim.

C.   Fase ovulasi : Terhentinya produksi FSH oleh hipofisis akibat pengaruh tingginya kadar
esterogen, memungkinkan hipofisis menghasilkan hormone LH. Hormone LH
merangsang pematangan ovum dan meninggalkan folikel. Peristiwa ini disebut ovulasi.
Folikel yang ditinggalkan telur akan mengerut dan berubah menjadi karpus luteum.
Badan ini berfungsi memproduksi progesteron. Fase ini terjadi pada sekitar hari ke-14
dari waktu menstruasi yang berkisar 24-35hari (28hari).

D.   Fase pasca-ovulasi : fase ini adalah antara fase ovulasi dengam menstruasi berikutnya.
Jadi berlangsung dari hari ke 15 hingga hari ke 28. Hormone yang berperan pada fase
ini adalah hormone progestron dan estrogen yang dihasilkan korpus luteum. Bila, tidak
terjadi pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans yang
kemampuan memproduksi esterogen dan progestron rendah. Akibatnya, kadar kedua

12
hormone ini di dalam dareah menurun. Keadaaan ini menyebabkan hipofisis aktif
memproduksi FSH dan selanjutnya LH. Fase menstruasi ini bersambung dengan fase
berikutnya, sehiingga terjadi siklus menstruasi.

2.6. Proses fertilisasi dan implantasi


A. Fertilisasi

Peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan
zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang
menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi.
Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa
ini disebut dengan kelahiran. Tahapan waktu dalam fertilisasi :

i. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel,
4, 8, 16 sel.
ii. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak
menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
iii. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik
gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi
hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
iv. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
12
v. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang
dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio
inilah yang akan berdiferensisai menjadi organorgan tubuh. Organ tubuh aka
berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan. Gambar
perkembangan ovum setelah fertilisasi

B. Implantasi
13
Implantasi atau Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sperma dan sel telur bersatu melalui pembuahan, menciptakan konsep bahwa
(selama 8-9 hari) akan ditanamkan di dinding rahim, di mana ia akan tinggal selama sembilan
bulan.

Pada manusia, implantasi adalah tahap kehamilan dimana embrio melekat pada dinding
rahim . Pada tahap perkembangan prenatal ini , conceptus disebut blastocyst . Melalui adhesi
inilah embrio menerima oksigen dan nutrisi dari ibu untuk dapat tumbuh.

Pada manusia, implantasi sel telur yang dibuahi kemungkinan besar terjadi sekitar
sembilan hari setelah ovulasi ; namun, ini bisa berkisar antara 6 dan 12 hari.

Kegagalan implantasi dianggap disebabkan oleh penerimaan rahim yang tidak memadai
pada dua pertiga kasus, dan oleh masalah dengan embrio itu sendiri di sepertiga lainnya.

Penerimaan rahim yang tidak memadai dapat disebabkan oleh sitokin abnormal dan
pensinyalan hormon serta perubahan epigenetik. Kegagalan implantasi berulang merupakan
penyebab infertilitas wanita . Oleh karena itu, tingkat kehamilan dapat ditingkatkan dengan
mengoptimalkan penerimaan endometrium untuk implantasi. Evaluasi penanda implantasi
dapat membantu memprediksi hasil kehamilan dan mendeteksi defisiensi implantasi
okultisme.

Dukungan luteal adalah pemberian obat-obatan, umumnya progestin , untuk tujuan


meningkatkan tingkat keberhasilan implantasi dan embriogenesis awal, sehingga melengkapi
fungsi corpus luteum .

Pada wanita dengan lebih dari 3 kegagalan implantasi dalam reproduksi berbantuan ,
tinjauan dari beberapa studi terkontrol acak kecil memperkirakan bahwa penggunaan
tambahan heparin dengan berat molekul rendah (LMWH) meningkatkan angka kelahiran
hidup sekitar 80%.

Tahap Perkembangan Janin di Minggu ke-1 sampai ke-4


1. Minggu ke-1

14
Melansir The Endowment For Human Development, secara biologis, pembuahan atau
konsepsi adalah awal dari perkembangan manusia. Pembuahan ini terjadi ketika sperma
bertemu dengan sel telur dalam rahim. Dari sini terbentuklah zigot.

Pada minggu pertama, zigot ini membelah diri menjadi dua sel blastomer, yang kemudian
membelah empat, delapan, dan seterusnya. Sekitar tiga hari setelah pembuahan, terbentuklah
morula.

Lalu, sekira tiga setengah sampai empat hari setelah pembuahan, tabung rahim Bunda
mengendur di bawah pengaruh progesteron. Embrio pun menyelesaikan perjalanannya
melalui tabung uterus dan memasuki rahim. Pada masa ini, terbentuklah blastokista atau
embrio yang sudah berkembang sekitar lima hari setelah pembuahan.

2. Minggu ke-2

Tahap berikutnya, embrio ditanam ke dinding rahim. Proses ini disebut implantasi, yang
terjadi pada minggu kedua atau dimulai sekitar enam hari setelah pembuahan dan selesai
sekitar 12 hari. Sel-sel telur blastokista memiliki molekul khusus yang mengikat sel epitel
endometrium, lalu menempel di antara kelenjar rahim.

Nah, implantasi merupakan hambatan yang signifikan terhadap embrio yang sedang
berkembang. Diperkirakan pada proses ini, setengah dari embrio gagal untuk ditanamkan dan
mati. Inilah yang menyebabkan Bunda kadang tidak sadar kalau sedang hamil.

Pada awal minggu kedua ini, embrio telah meluas, dari satu menjadi beberapa ratus sel. Ini
artinya telah mengubah bentuk dan kompleksitasnya dalam rahim.

15
Sekitar delapan hari setelah pembuahan, sel-sel dari embrio yang tumbuh mulai memproduksi
hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini ada dalam darah dan urine wanita
hamil, yang merupakan zat yang terdeteksi oleh sebagian besar tes kehamilan.

3. Minggu ke-3

Sekitar 15 hari atau masuk minggu ketiga, sel-sel induk telah dibagi dan dibedakan
menjadi tiga lapisan berbeda yakni ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Lapisan
ektoderm akan membentuk struktur genetik janin seperti kulit, kuku, folikel rambut,
kelenjar keringat, dan saraf dalam paru-paru. Lapisan sel khusus lainnya adalah
neuroectoderm, yang membentuk otak, sumsum tulang belakang, saraf tepi, otot, dan
tulang di wajah.

Pada lapisan endoderm akan terbentuk saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta
sebagian besar organ internal termasuk paru-paru, hati, pankreas, dan usus. Sedangkan
lapisan mesoderm akan membentuk jantung, ginjal, tulang, otot, pembuluh darah, serta
bagian dari sistem reproduksi dan kemih.

Mesoderm juga memunculkan sel-sel khusus, yang membentuk sebagian besar tengkorak
dan tulang rusuk serta tulang belakang janin. Semua lapisan sel dan tipe sel ini bekerja
bersama membentuk embrio yang semakin kompleks.

4. Minggu ke-4

Pada awal minggu keempat, jantung bayi dalam kandungan mulai berdetak, Bun. Kuncup
tungkai atas dan bawah lengan, serta kaki juga terbentuk. Bakal otak pun mulai berfungsi.
Tulang belakang, tengkorak, tulang dada, serta tulang rusuk pada tahap ini ikut terbentuk.
Seiring dengan itu, sistem pencernaan juga berkembang.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem reproduksi pada laki laki terbagi menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu di
bagian dalam dan dibagian luar. Pada bagian dalam terdiri dari Tunika albuginea, Tubulus
seminiferus, Dukstus. Sedangkan pada bagian luar terdiri dari penis dan skrotum.
Sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu: Organ-organ eksternal,
berfungsi kopulasi, terdiri dari: Vulva, mons pubis, labia mayora, labia minora,
clitoris, vestibulum, introitus/orificium vagina, vagina, prineum.

Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi blastocyst,


implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran terdiri dari: Uterus, servik uteri, corpus uteri,
ligamentum penyangga uterus.  Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (sel telur) yang
terjadi didalam ovarium. Hasil dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.

Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium pada perempuan
tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana sel reproduksi ini digerakkan ke
daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia
agung dan indah.

Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.Tujuannya adalah
untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.Pada manusia untuk
mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih
dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari teman-teman
sekalian untuk dapat membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood L. Human physiology from cells to system, 9th. 2015


Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke
III. Jakarta.
Dias. 2010. Konsepsi. triadias.blog.com/2010/02/20/konsepsi/ unduh 17 Maret 2011 09.03
AM
G Nugroho Susanto. 2014. Bahan kuliah fisiologi hewan (lanjutan).
Hernawati. 2008. System endokrin.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Pro health. 2008. Konsep Kehamilan. forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/18/konsep-
kehamilan/ unduh 17 Maret 2011 11.00 AM
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Implantation_(human_embryo)

https://www.haibunda.com/kehamilan/20190620071336-49-45582/tahap-perkembangan-
janin-di-minggu-ke-1-sampai-ke-4/3

http://kumpulan-pr.blogspot.com/2016/11/makalah-sistem-reproduksi-manusia.html

18

Anda mungkin juga menyukai