Pembimbing:
Dr. Indah Lestari, S. Kep, Ns., M. Kes
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. LAILATUL HASANAH ( 201807016 )
2. MEGA NUR MELINA ( 201807019 )
3. RATNA DEWI OKVITASARI( 201807036 )
i
KATA PENGANTAR
Mojokerto , 2019
Penyusun
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan....................................................................................................2
1.4. Manfaat..................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam
serta proses- prosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang
dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
seringkah. Termasuk terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk
berencana yang aman, efektif dan terjangkau, pengaturan fertilitas yang tidak
kesehatan reproduksi.
iv
Dampaknya mulai dari kemandulan, kehamilan ektopik (di luar kandungan,
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian ISR ?
2. Bagaimanakah Gejala ISR?
3. Apa saja Jenis-jenis IMS – ISR?
4. Apa sajaFaktor risiko terjadinya IMS pada seseorang?
5. Bagaimana Pencegahan ISR?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ISR ?
C. Tujuan
Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan infeksi saluran reproduksi
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui Pengertian ISR
2. Untuk mengetahui Gejala ISR
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis IMS – ISR
4. Untuk mengetahui Faktor risiko terjadinya IMS pada seseorang
5. Untuk mengetahui Pencegahan ISR
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ISR
D. Manfaat
v
4. Sebagai referensi tambahan dalam proses pembelajaran mata kuliah
sistem reproduksi.
vi
BAB 2
PEMBAHASAN
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
1. Penis
vii
b. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih
besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
2. Skrotum
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak
di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
viii
4. Vas deferens
5.Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
6.Kelenjar Prostat
•Lobus posterior
•Lobus lateral
•Lobus anterior
•Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
7.Vesikula seminalis.
ix
8. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup
kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral,
lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
9. Duktus Deferens
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area
ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi
lemak, terletak di atas simfisis pubis.
x
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia
mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8
cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.
3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini
mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan
2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing
wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior
xi
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi
untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
2. Genetalia Interna
1. Vagina
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
2. Uterus
c.Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
c)Endometrium
xii
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada
saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk
silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.
Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
c) Ligamentum infundibulopelvikum
e) Ligamentum sacro-uterinum
f) Ligamentum vesiko-uterinum
3. Tuba Fallopii
4. Ovarium
xiii
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus
di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada
saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita
memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause.
a. Memproduksi ovum
c. Memproduksi progesterone
B. Pengertian
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan
parasit.
saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR
pada perempuan juga sering tidak diketahui , karena gejalanya kurang jelas
dibandingkan laki-laki.
C. Gejala
1. Gejala umum
3) Keluar cairan yang tidak biasa dan bau dari alat kelamin
xiv
2. GEJALA PADA PEREMPUAN
asimptomatik
2) Keluar cairan yang tidak biasa dan berbau tidak enak dari alat
kelamin
3) Terjadi pembengkakan pada buah pelir dan terasa sakit atau panas
xv
persalinan atau apabila infeksi sudah ada dalam slauran reproduksi
reproduksi bagian atas. Gejala yang mungkin timbul, antara lain rasa
haid tidak teratur, cairan vagina yang tidak normal dan timbul rasa
3. >1pasangan seksual
5. Belum menikah
E. Akibat ISR
kelainan pada janin (BBLR, infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan
xvi
bayi lahir belum cukup umur).
lain :
1. Komplikasi kehamilan
yang berkepan-jangan.
organ reproduksi.
pada perempuan, yaitu 370.000 kasus baru tiap tahunnya, dan 80% di
F. Pencegahan ISR
xvii
3. ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan medis yang
2. Bartolinitis
3. Condiloma Accuminata
4. Gonorrhea
Seperti dijelaskan www.nlm.nih.gov, gonorrhea adalah salah satu jenis
baketri penyebab penyakit kelamin wanita yang dinamai sama dengan
nama bakteri ini, yaitu "Gonorrhea". Bakteri gonnorhea menginfeksi
xviii
organ vital wanita yang jika dibiarkan akan mengakibatkan
kemandulan ladies.
5. Chlamydia
Chlamydia adalah jenis bakteria jahat yang menyebabkan penyakit
kelamin wanita "vaginitis". Vaginitis ini merupakan infeksi pada organ
vital wanita dan mengakibatkan keluarnya cairan keputihan yang
berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
6. Herpes
Herpes Simplex Virus (HSV) adalah jenis virus yang menyebabkan
penyakit kelamin wanita herpes. Seperti dijelaskan www.nlm.nih.gov,
terdapat banyak jenis virus dalam keluarga herpes, namun yang paling
umum kita kenal adalah HSV 1 dan HSV 2. HSV 1 adalah jenis virus
yang mengakibatkan penyakit luka dingin, sementara HSV 2 adalah
jenis virus yang mengakibatkan penyakit herpes genital, yakni herpes
yang menyerang alat vital wanita.
1. Prostatitis
2. Epididimitis
Selain prostatitis, ada lagi penyakit reproduksi pria yang disebabkan karena
adanya infeksi pada organ reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah epididimitis.
Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami peradangan.
Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyer pada testis, ada darah di
dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria. Apabila Anda
mengalami beberapa gejala tersebut maka periksakan diri Anda segera.
3. Sifilis
Penyakit reproduksi pria lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga biasa disebut
‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga
xix
karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri
Reponema Pallium.
4. Gonorhea
Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria yang
sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae.
Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.
Uretritis
Uretritis ialah peradangan pada uretra dengan gejala rasa gatal dibagian penis dan
seringnya buang air kecil. Organisme yang banyak menyebabkan uretritis ialah
Ureplasma urealyticum (virus herpes) dan Chlamydia trachomatis.
Orkitis
Orkitis ialah peradangan di bagian testis penyebab dari virus parotitis. Jika hal ini
terjadi pada pria dewasa maka dapat menyebabkan infertilitas.
xx