Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM URINARY DALAM KEHAMILAN

Dosen Pengampu: Baiq Disnalia Siswari, S.ST.,M.Kes

Oleh: Kelompok 2

1. Minanda Uthami Putri


2. Rizka Aprilia Damayanti
3. Rosita Silviana
4. Putri Mahmuda
5. Vebria Lentera
6. Nisa Ulfiana
7. Tiara Erika
8. Sushayani
9. Parhiyati

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat,anugerah dan karunia yang berlimpah sehingga kami dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini. Adapun judul makalah yang kami susun

adalah “System Urinary dalam Kehamilan”. Penulisan makalah ini bertujuan

untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fisiologis Kehamilan,Persalinan,Nifas dan

BBL”.

Kami menyadari kekurangan dan ketidak sempurnaan makalah ini, baik dari

segi penulisan maupun dari cara penyajian. Oleh sebab itu, kami dengan senang

hati menerima saran dan masukan yang membangun demi pembaikan makalah ini

di masa yang akan datang. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi para pembaca pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................5

C. Tujuan Penulisan..............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

A. Definisi System Urinary Dalam Kehamilan....................................6

B. System Urinary Dalam Kehamilan..................................................6

C. Fungsi Kandung Kemih...................................................................15

D. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kesehatan Kandung Kemih . .16

E. Ciri-ciri ISK Pada Ibu Hamil...........................................................18

F. Cara Mengatasi ISK Pada Ibu Hamil...............................................19

BAB III PENUTUP.........................................................................................20

KESIMPULAN...............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem urinari pada tubuh terdiri dari dua ginjal yang memproduksi

urine, dua ureter yang membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih

sebagai penampungan sementara dan urethra yang mengalirkan urine keluar

tubuh melalui orifisium urethra eksterna. Patologi saluran kencing dapat

berupa penyakit Infeksi, Peradangan, Vaskular, Gangguan Kongenital dan

Herediter, Ginjal Polikistik, Metabolik. Infeksi Traktus Urinarius dapat

disebabkan Batu, Neoplasma, Fibrosis retroperitoneal, Uretritis, Prostatitis

dan Sistitis (Infeksi Vesika Urinaria).

Penatalaksanaan masalah yang berkaitan dengan gangguan pada

saluran kemih adalah tindakan operatif. Tindakan operatif diperlukan untuk

agar tidak terjadi kondisi yang semakin parah. Pemberian tindakan operatif

berkaitan pada sisten perkemihan mayoritas dikarenakan adanya batu pada

saluran tersebut. Kasus yang disebabkan batu ginjal dan saluran kemih

banyak terdapat di daerah panas, terutama Asia tenggara, di USA sendiri

prevalensi batu ginjal dan saluran kemih 10-15% sedangkan di Indonesia

jumlahnya jauh lebih banyak (Sony, 2017).

Untuk angka kejadian 1 diantara 10 penduduk, seringkali tidak

menimbulkan gejala, 1-2 kasus diantara 1000penduduk timbul keluhan nyeri

hebat. Laki-laki lebih sering mengalami dibandingkan wanita (Sony, 2017).

Penatalaksanaan masalah saluran kencing perlu pendekatan terapi optimal

1
melalui tindakan operatif, berbagai faktor harus dipertimbangkan baik saat

fase pre operatif, intra operatif dan post operatif. Menurut Rondhianto (2008)

saat mengalami proses pre operasi dengan berbagai alasan yang dapat

menyebabkan ketakutan/kecemasan yang disebabkan karena takut nyeri

setelah pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan

tidak berfungsi normal (body image), takut/cemas mengalami kondisi yang

sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama, takut/ngeri

menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas, takut mati

saat dibius/tidak sadar lagi, ataupun takut operasi gagal. Ketakutan dan

kecemasan yang mungkin dialami pasien tersebut dapat dideteksi dengan

adanya perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan

pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan

yang lembab, gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit

tidur, sering berkemih(Rondhianto, 2008).

Berkaitan dengan proses operasi, pada fase pre operasi menurut

Asyiq (2012), sebagian besar pasien mengalami kecemasan sedang dan

sebagian kecil mengalami kecemasan berat mengenai pre operatif. Hal ini

dipengaruhi kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi ketegangan,

harga diri, dan mekanisme koping yang digunakannya. Kecemasan yang

dialami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus

dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala

macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan (Hambly, 2007).

2
Perasaan cemas adalah salah satu tipe gangguan emosi yang

berhubungan dengan situasi tak terduga atau dianggap berbahaya. Tandatanda

fisiologis yang muncul yaitu, berkeringat, tekanan darah meningkat, denyut

nadi bertambah, berdebar, mulut kering, diare, ketegangan otot dan

hiperventilasi (Masitahapsari, Supartinah, Lukito, 2009).

Kecemasan pre operasi memiliki sifat subyektif. Perasaan cemas serta

ketegangan yang disertai perangsangan sistem saraf otonom menyebabkan

peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan tingkat respirasi. Gejala ini

sangat membahayakan karena tingginya denyut jantung dan tekanan darah

bisa memperberat kerja sistem kardio vaskuler. Hal ini menyebabkan

kebutuhan oksigen dan kerja jantung meningkat (Permatasari, 2013).

Kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah karena stimulasi sistem saraf

simpatis berpengaruh pada curah jantung dan vasokonstriksi arteriol,

akibatnya tekanan darah meningkat. Kecemasan pasien pre operasi yang

berlebihan menyebabkan operasi tidak bisa dilaksanakan karena pada pasien

yang mengalami kecemasan sebelum operasi akan menyebabkan kelainan

seperti tekanan darah yang meningkat, sehingga apabila dilakukan operasi

akan mengakibatkan kesulitan, dimana efek dari obat anastesi yangdiberikan

menyebabkan pasien dapat sadar kembali dalam waktu yang lama karena

adanya gangguan pada tekanan darah (Smeltzer & Bare, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

RSI Sultan Agung Semarang pada tanggal 22 Agustus 2016 didapatkan data

jumlah pasien operasi pada saluran perkemihan selama satu minggu

3
berjumlah 56 orang. Hasil wawancara terhadap 5 responden didapatkan hasil

seluruh pasien mengalami kecemasan, didapatkan hasil 1 responden

mengalami kecemasan berat dengan peningkatan tekanan darah; 3 responden

mengalami kecemasan sedang, 2 responden di antaranya mengalami tekanan

darah dan 1 responden mengalami kecemasan ringan dengan tekanan darah

normal. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kecemasan

dengan kenaikan tekanan darah pasien preoperasi saluran perkemihan di

Ruang bedah RSI Sultan Agung Semarang.

4
B. Rumusan masalah

1. Apa Definisi System Urinary Dalam Kehamilan?

2. Apa System Urinary Dalam Kehamilan?

3. Fungsi Kandung Kemih

4. Apa Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kesehatan Kandung Kemih?

5. Apa Ciri-ciri ISK Pada Ibu Hamil?

6. Apa Cara Mengatasi ISK Pada Ibu Hamil?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Definisi System Urinary Dalam Kehamilan

2. Untuk Mengetahui System Urinary Dalam Kehamilan

3. Untuk Mengetahui Fungsi Kandung Kemih.

4. Untuk Mengetahui Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kesehatan

Kandung Kemih.

5. Untuk Mengetahui Ciri-ciri ISK Pada Ibu Hamil.

6. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi ISK Pada Ibu Hamil.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi System Urinary Dalam Kehamilan

Sistem organ yang memproduksi menyimpan dan mengalirkan urine.

Sistem ini terdiri dari dua ginjal,dua ureter,kandung kemih,dua otot sphinctor

dan urethra. Suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan darah

sehingga dapat bebas dari zat-zat yang tidak lagi diperlukan tubuh dan

penyerapan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh,zat-zat yang tidak

diperlukan oleh tubuh ini dikeluarkan dalam bentuk urine yang larut dalam

air.

B. System Urinary Dalam Kehamilan

1. Ginjal

Ginjal manusia ada dua buah,letaknya di dalam anggota abdomen

daerah lumbal,sebelah kanan dan kiri dan kiri tulang belakang serta

dilapisi oleh lemak yang tebal dan jaringan ikat di belakang peritonium.

Posisi ginjal sebelah kanan sedikit lebih rendah dan ukurannya lebih

pendek dibandingkan dengan ginjal kiri. Hal ini dikarenakan adanya

organ hati menduduki posisi sebelah kanan. Batas atas ginjal kiri setinggi

iga nomor ke-11 sedangkan ginjal kanan setinggi iga nomor ke-12. Tiap-

taip ginjal memiliki panjang 11,25 cm,lebar 5-7 cm dan tebal 2,5 cm.

Berat ginjal setiap manusia berbeda tergantung dari jenis kelamin. Ginjal

laki-laki dewasa berkisar beratnya antara 150-170 gram sedangkan

6
wanita dewasa sekitar 115-155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang,sisi

dalam menghadap ke vertebra torakalis,sisi luar cembung dan di atas

setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal.

Fungsi pertama ginjal yaitu untuk menyaring darah dan

mengeluarkan limbah dan racun,selain fungsi tersebut,ginjal juga

memiliki fungsi menjaga keseimbangan darah asam-basa darah,mengatur

jumlah ciran dan erektrolit dalam tubuh,menghasilkan sel darah

merah,mengendalikan tekanan dalam darah,serta memelihara kekuatan

tulang. Ginjal menyaring sekitar 48 galon (182 liter) darah setiap hari dan

menghasilkan 4ons filtrasi permeter. Sekitar 1,5 hingga 2 quart (1,4

hingga 1,9 liter) urine akhirnya dikeluarkan setiap harinya.

a. Konteks ginjal

Lapisan paling luar ginjal yang dikelilingi jaringan lemak dan

fungsinya sebagai pelindung.

b. Medula ginjal

Lapisan paling dalam ginjal yang didalamnya terdapat

nefron,tubulus dan saluran medula dibagian nefron ini akan terjadi

prodes pembentukan urine.

c. Pelvis ginjal

Bagian ginjal terletak di lapisan paling dalam. Bagian ginjal ini

berbentuk seperti corong yang berfungsi sebagai saluran yang

menghubungkan ginjal dan kandung kemih.

d. Ateri ginjal & Vena ginjal

7
Secara umum,struktur ginjal manusia terbagi ke dalam struktur

makroskopis dan juga struktur mikroskopik.

1) Struktur Makroskopis Ginjal

Pada orang dewasa , panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm

4,7 hingga 5,1 inci, lebarnya 6 cm 2,4 inci, tebalnya 2,5 cm 1 inci,

dan beratnya sekitar 150 gram. Secara anatomik ginjal terbagi dalam

dua bagian, yaitu korteks dan medula ginjal. 8 Ginjal terdiri dari

bagian dalam medula, dan bagian luar korteks.

a) Bagian dalam internal medula.

Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya

antara 18-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal,

sedangkan apeksnya mengahadap ke sinus renalis. Mengandung

bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan diktus koligens

terminal.

b) Bagian luar eksternal korteks.

Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan

bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung

sapanjang basis piramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis,

dan bagian dalam diantara piramid dinamakan kolumna renalis.

Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang

berkelok-kelok dan duktus koligens.

8
2) Struktur Mikroskopis Ginjal

a) Nefrron

Tiap tubulus ginjal dan glomerolusnya membentuk satu kesatuan

nefron. Ukuran ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang

membentuknya. Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1.3 juta

nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi

satu nefron dapat menerangkan fungsi ginjal.

b) Glomerulus

Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang disebut

glomerulus, yang terletak didalam korteks, bagian terluar dari ginjal.

Tekanan darah mendorong sekitar 120 ml plasma darah melalui

dinding kapiler glomerular setiap menit. Plasma yang tersaring

masuk ke dalam tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar dalam

plasma terlalu besar untuk dapat melewati dinding dan tertinggal.

c) Tubulus kontortus

Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan yang telah

disaring oleh glomerulus melalui kapsula bowman. Sebagian besar

dari filtrat glomerulus diserap kembali ke dalam aliran darah melalui

kapiler-kapiler sekitar tubulus kotortus proksimal. Panjang 15 mm

dan diameter 55 µm.

9
d) Ansa henle

Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan bagian dari

nefron ginjal dimana, tubulus menurun kedalam medula, bagian

dalam ginjal, dan kemudian naik kembali kebagian korteks dan

membentuk ansa. Total panjang ansa henle 2-14 mm.

e) Tubulus kontortus distalis

Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah pada koil

longgar kedua. Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi

urin dibuat pada tubulus kontortus. Hanya sekitar 15 dari filtrat

glomerulus sekitar 20 mlmenit mencapai tubulus distal, sisanya telah

diserap kembali dalam tubulus proksimal.

f) Duktus koligen medulla

Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan

secara halus dari ekskresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini

memiliki kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.

2. Ureter

Organ dari sistem perkemihan selain ginjal yaitu ureter. Ureter

membentang dari ginjal ke dalam kandung kemih. Ureter terdiri dari dua

buah saluran yang masing-masing bersambung dari gijal ke kandung

kemih. Ukuran ureter yaitu panjang sekitar 25-3 cm,penampang 0,5 cm

serta memiliki 3 jepitan di sepanjang jalan. Piala ginjal berhubungan

dengan ureter sehingga menjadikannya kaku ketika melewati tepi pelvis

dan ureter menembus kandung kemih. Ureter memiliki fungsi yang

10
penting yaitu untuk menghantarkan urine dari ginjal menuju kandung

kemih. Terdiri dari dua pipa yang masing-masing bersambung dari ginjal

ke kandung kemih lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Lapisan luar (jaringat ikat/fibrosa).

b. Lapisan tengah (otot polos) lapisan dinding ureter terjadi gerakan

poristaltik tiap 5 menit sekali yang mendorong urine melalui ureter.

c. Lapisan dalam (mukosa)

Berdasarkan letaknya,ureter ini terbagi menjadi 2 yaitu ureter pars

abdominalis yang letaknya berada dalam rongga abdomen dan ureter pars

pelvis yang letaknya berada dalam rongga pelvis. Pada pria ureter berada

dalam visura seminalis atas yang silangi dengan duktus deferens serta

dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Ureter juga berjalan oblique sepanjang

2 cmyang berada di dalam dinding kadung kemih pasa sudut lateral dari

trigonum vesica. Sedangkan,pada wanita ureter berada dibelakang fossa

ovarika yang berjalan ke medial dan kedepan yakni kebagian lateral

serviks uteri dibagian atas vagina yang gunanya untuk mencapai fundus

vesica urinaria. Berdasakan perjalananya,ureter akan di dampingi oleh

arteri uterina yang panjangnya 2,5 cm yang kemudian arteri ini

menyilang ureter lalu menuju keatas diantara lapisan ligamentum. Sistem

perdarahan ureter ini bersifat segmental ang berasal dari pembuluh darah

arteri renalis,spermatika interna,hipogastrika,dan arteri vesicalis inferior.

Dengan adanya hubungan kolateral yang kaya perdarahan,sehingga

biasanya perdarahan pada tindsk brdah ureter tidak terlalu mengancam.

11
Persyarafan ureter yang bersifat otonom yaitu maksudnya ialah oleh

plexus hypogastricus inferoir T11-L2 melalui neuron simpatis.

3. Vesica urinaria (kandung kemih)

Organ yang penting untuk menyimpan urine sampai siap untuk

dikeluarkan. Vesica urinaria letaknya subperitoneal. Dindingnya terdiri

dari mucosa, dilapisi oleh transitional epithelium yang tipis saat vesica

urinaria penuh namun menebal saat kontraksi. Vesica urinaria memiliki

dinding muscular yang kuat. Urine dikeluarkan dari vesica urinaria

melalui urethra. Pada saat kosong,vesica urinaria berada pada lesser

pelvis dan pada saat penuh dapat setinggi umbilicus.

Pada laki-laki,kandung kemih terletak tepat dibelakang simfisis

pubis dan didepan rectum. Pada perempuan,organ ini terletak agak

dibawah uterus didepa vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari

terletak pelivis saat kosong; organ berbentuk seperti buah pir dan dapat

pencapai umbilicus dalam rongga abmomi no pelvis jika penuh berisi

urine.

Struktur dari kandung kemih di tobang dalam rongga pelvis

dengan lipatan-lipatan peritenium dan kondensasi pasia. Struktur

kandung kemih dibedakan menjadi dinding dan trigonum.

12
a. Dinding

Kandung kemih terdiri dari 4 lapisan.

1) Serosa adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan

perpanjangan lapisan peritonial rongga abdomino pelvis dan

hanya dibagian atas pelvis.

2) Otot detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun atas

berkas-berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk

sudut. Ini untuk memastikan bahwa selama urinasi,kandung

kemih akan berkontraksi dengan serempak dengan segala arah.

3) submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak dibawah

mukosa dan menghubungkannya dengan muskularis.

4) mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan

epitel yang tersusun dari epitelium transisional. Pada kandung

kemih yang relaks,mukosa membentuk ruga (lipatan-

lipatan),yang akan memipih dan mengembang saat urine

brakumulasi dalam kandung kemih.

b. Trigonum

Trigonum merupakan area halus,triangular, dan relative tidak

dapat berkembang yang terletak secara internal dibagian dasar

kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk dari 3 lubang. Disudut

atas trigonum, 2 ureter bermuara ke kandung kemih. Urethra keluar

dari kadung kemih dibagian apeks trigonum.

13
4. Urethra

Fungsi bagian ini yaitu untuk mengalirkan urine dari kadung kemih

menuju kebagian eksterior tubuh. Urethra laki-laki dan wanita memiliki

sturktur yang berbeda.

a. Urethra laki-laki

Urethra pada laki-laki berfungsi membawa cairan semen dan

urine,tetapi tidak pada waktu yang bersamaan.urethra laki-laki

panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis.

Bagian-bagian urethra pada laki-laki :

1) Urethra prostatik di kelilingi oleh kelenjar prostat. Urethra ini

menerima 2 duktus ejakulator yang masing-masing terbentuk

dari penyatuan ductus deferens dan ductus kelenjar sesikel

seminal,serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah ductus dari

kelenjar prostat.

2) Urethra membranosa adalah bagian yang terpendek(1-2

cm),bagian ini berbanding tipis dan dikelilingi otot rangka

sfingter urethra eksternal.

3) Urethra kavernous(penile,berspons) merupakan bagian yang

terpanjang. Bagian ini menerima ductus kelenjar blubourethra

dan merentang sampai orisisium urethra eksternal pada ujung

penis. Tepat sebeum mulut penis,urethra membesar untuk

membentuk suatu dilatasi kecil,fossa navicularis. Urethra

14
kavernus dikelilingi korpus spongiosum,yaitu suatu kerangka

ruang vena yang besar.

b. Urethra perempuan

Ukuran urethra pada perempuan memiliki ukuran yang lebih pendek

dibandingkan dengan urethra pada laki-laki yaitu 3,75 cm saluran ini

membuka keluar tubuh melalui orisisium urethra eksternal yang

terletak dalam festibulum antara klitoris dan mulut vagina. Kelenjar

urethra yang homolog dengan kelenjar prostat pada laki-

laki,bermuara kedalam urethra. Perbedaan ukuran urethra pada laki-

laki dan perempuan berdampak pada invasi bakteri ke kandung

kemih (sititis) lebih sering terjadi pada perempuan.

C. Fungsi Kandung Kemih

Fungsi kandung kemih yang sehat adalah menyimpan urine hingga

waktunya dikeluarkan oleh tubuh. Namun, fungsi ini bisa terganggu jika

terdapat infeksi atau masalah kesehatan lainnya pada kandung kemih.

Kandung kemih adalah bagian dari sistem saluran kencing yang terdapat di

dalam tubuh manusia.

Selain ginjal, organ lain yang termasuk juga ke dalam sistem ini adalah

saluran ureter yang mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih, serta

saluran uretra yang mengeluarkan urine dari kandung kemih keluar dari

tubuh. Sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh, cairan urine yang diproduksi

oleh ginjal akan bermuara terlebih dulu di kandung kemih. Urine adalah hasil

saringan dari limbah dan cairan dari darah. Fungsi kandung kemih ini

15
menampung urine yang diproduksi ginjal dan mengeluarkannya melalui

proses berkemih. Kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 400–600

ml.

D. Faktor Resiko Yang Mengetahui Terganggunya Fungsi Kandung Kemih

Fungsi kandung kemih bisa terganggu ketika ada masalah kesehatan

atau bisa juga disebabkan oleh faktor usia. Seiring bertambahnya usia,

dinding kandung kemih akan menjadi lebih kaku dan lemah sehingga tidak

bisa menahan urine sebanyak sebelumnya. Pada wanita, otot kandung kemih

yang melemah bisa menyebabkan kandung kemih dan vagina turun, sehingga

menekan serta menghambat saluran kemih. Sementara pada pria, saluran

kemih bisa terhalang oleh pembesaran kelenjar prostat.

Selain itu, beberapa kondisi yang juga dapat mengganggu fungsi kandung

kemih di antaranya adalah

1. Batu kandung kemih

Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal dan turun ke kandung kemih atau

terbentuk di dalam kandung kemih. Batu kandung kemih yang

menghambat aliran urine dari kandung kemih dapat menyebabkan rasa

sakit yang parah. Kondisi ini bisa diatasi dengan pemberian obat kencing

batu.

2. Inkontinensia urine

Kondisi ini merupakan kesulitan untuk menahan buang air kecil yang

dapat menyebabkan buang air kecil tanpa sengaja. Kondisi ini bisa

16
disebabkan oleh beberapa faktor. Anda bisa mendiskusikan kemungkinan

penyebab kondisi ini bersama dokter Anda.

3. Retensi urine

Kondisi ini terjadi ketika urine tidak keluar dari kandung kemih dengan

lancar akibat terhambatnya atau tertekannya aktivitas otot kandung

kemih. Retensi urine dapat menyebabkan kandung kemih membengkak

karena menahan terlalu banyak urine.

4. Kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder

Kondisi ini adalah salah satu penyebab umum dari inkontinensia urine.

Kondisi ini disebabkan oleh otot kandung kemih yang bekerja terlalu

aktif dan menyebabkan keluarnya urine akibat hasil kontraksi otot

tersebut.

5. Cystitis

Peradangan atau infeksi pada kandung kemih yang menyebabkan rasa

sakit, perasaan tidak nyaman atau ragu-ragu untuk buang air, maupun

penyebab buang air kecil menjadi lebih sering. Cystitis biasanya

disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan pemasangan kateter urine.

6. Kanker kandung kemih

Kanker kandung kemih biasanya ditandai dengan kencing berdarah yang

tidak sakit, namun menyebabkan warna urine jadi berubah sepenuhnya.

Tergantung pada jumlah darah, urine bisa berubah warna menjadi oranye,

merah, atau merah gelap.

17
Penyebab kanker kandung kemih belum diketahui secara pasti. Namun,

merokok, penyakit cystitis yang terjadi berulang-ulang dan kronis, dan

pekerjaan yang melibatkan senyawa kimia berbahaya bisa meningkatkan

risiko terjadinya penyakit ini. Untuk dapat mendiagnosis kondisi ini, dokter

akan melakukan penelusuran riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan

fisik. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan urine atau pengamatan

langsung dengan memasukkan selang dengan kamera ke dalam saluran

kemih.

Perawatan terhadap gangguan kandung kemih pun bervariasi, mulai

dari pengobatan, latihan kegel, pemasangan kateter untuk mengurangi

tekanan dalam kandung kemih, hingga tindakan operasi. Segera hubungi

dokter jika Anda merasa sulit mengendalikan buang air kecil, atau gejala-

gejala seperti mudah atau lebih sering mengompol tanpa disadari walau urine

yang keluar tidak berjumlah banyak. Waspadai pula keluhan seperti nyeri saat

berkemih, warna urine gelap seperti teh, kencing berdarah, nyeri punggung,

dan demam.

E. Ciri-ciri ISK Pada Ibu Hamil

1. Sering buang air kecil

2. Nyeri saat buang air kecil

3. Sensasi terbakar atau kram di punggung bagian bawah atau perut bagian

bawah

4. Urine terlihat keruh atau berbau

5. Demam, menggigil, dan berkeringat

18
6. Mual dan muntah

7. Sakit punggung

F. Cara Mengatasi ISK Pada Ibu Hamil

1. Minum banyak cairan

2. Harus sering buang air kecil

3. Konsumsi probiotik

4. Minum jus cranberry

5. Gunakan minyak cengkeh

6. Tingkatkan asupan vitamin C

7. Minum antibiotic

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem urinaria merupakan sistem organ yang memproduksi, menyimpan,

dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Pada sistem urinaria terjadi proses

penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh

tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang

dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air

kemih). Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum

abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat

langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal berperan penting dalam

pengeluaran zat-zat toksis atau racun dan mempertahankan suasana keseimbangan

cairan. ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra berperan dalam

proses transportasi atau dalam hal mengekskresi zat-zat yang tidak dibutuhkan

urine dalam bentuk urine.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Modul Mata Pelajaran IPA Sistem Ekskresi. Dinas Pendidikan

Kota Surabaya dan Fakultas Mipa Universitas Negeri Surabaya

Panjaitan, Ruqiah dan Maria . 2014. Peningkatan Kandungan Kalium Urin Setelah

Pemberian Ekstrak Sari Buah Belimbing Manis. Jurnal Veteriner, Volume 15,

Nomor 1, Maret 2014, hlm. 108-113

Puspita, Diana dan Rohima . 2009. Buku Alam Sekitar IPA Terpadu. Jakarta: PT.

Leuser Cita Pusaka

Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama

Nurhasanah, Liana. 2017. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria. Jakarta

Nuari. Nian Afrian. 2017. Gangguan Pada system perkemihan dan

penalataksanaan keperawatan. Yogyakarta : Penerbit CV Budi Utama

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta :

EGC

Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 –

Jakarta : EGC

Indah Sari, Dr.Mutiara.2007. Fungsi Sistem Ginjal dalam Homoestasis.

Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran

21
22

Anda mungkin juga menyukai