Disusun oleh :
Devita Mawarni
Fadila Gina
Juwita Hapsari
Muhammad Hadi Winata
Sahrul Ramadhan
Yeti Nurcahyani
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul“ANAMNESIS GANGGUAN CAIRAN AKIBAT PATOLOGIS
SISTEM PERKEMIHAN DAN METABOLIK ENDOKRIN”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah "Keperawatan medikal bedah II" di Poltekkes kemenkes kaltim
dengan Dosen pengampu Ns. Wiyadi, S.Kep.,M.Sc
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi semua
pihak yang membacanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan
hati kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan
makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik.
2
DAFTAR ISI
Judul.............................................................................................................0
Kata Pengantar.............................................................................................1
Daftar Isi.......................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................4
BAB II Pembahasan
A.Anamnesa...........................................................................................6
B. Kasus..................................................................................................7
C. Prosedur pemeriksaan fisik pasien dengan gangguan kebutuhan cairan akibat
patologis sistem perkemihan dan metabolik endokrin...........................11
BAB III Penutup
A. Kesimpulan......................................................................................23
B. Saran................................................................................................23
Daftar Pustaka........................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anamnesis adalah tanya jawab secara langsung dengan klien atau autoanamnesis maupun secara tidak
langsung dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk menggali tentang status kesehatan klien. dalam
anamnesis ini perawat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan perawat. Observatif
tindakan yang mengamati secara umum terhadap perilaku dan keadaan klien. Pemeriksaan Pemeriksan
fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh
dengan empat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
atau auskultasi (Raylene M Rospond, 2009;Lyrawati, 2009).
Pemeriksaan fisik head to toe perlu dilakukan dengan benar karena hasil pemeriksaan fisik dapat
dijadikan dasar bagi perawat untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang selanjutnya sebagai dasar
asuhan keperawatan. Hasil ini dapat diperoleh selama proses pendidikan. Anamnesa adalah : Cara
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada
orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari
anamnese.
4
pengkajian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan Perawat dalam pengkajian dan pemeriksaan fisik
melalui anamnese dalam memberikan asuhan keperawatan , dan menerapkan konsepnya ketika
melakukan pelayanan kesehatan .perawat akan lebih banyak membaca baik itu buku maupun jurnal dan
ini akan lebih mudah meningkatkan kemampuan berpikir kritis tersebut.penelitian kualitatif ini tidak
menggunakan statistik. Hasil Berdasarkan dari pengkajian kualitatif tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anamnesa pada sistem perkemihan dan metabolik endokrin?
2. Bagaimana pemeriksaan tingkat dehidrasi?
3. Apa saja pemeriksaan overload cairan/edema?
4. Bagaimana pemeriksaan kekurangan mineral dan elektrolit?
5. Apa saja persiapan pasien dengan BNO/IVP?
6. Apa saja persiapan USG ginjal?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami anamnesa sistem perkemihan dan metabolic endokrin.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pemeriksaan tingkat dehidrasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami apa saja pemeriksaan overload cairan/edema.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pemeriksaan kekurangan mineral dan
elektrolit.
5. Untuk mengetahui dan memahami apa saja persiapan pasien dengan BNO/IVP.
6. Untuk mengetahui dan memahami apa saja persiapan USG ginjal.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Anamnesa adalah tanya jawab secara langsung dengan klien atau autoanamnesis maupun secara
tidak langsung dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk menggali tentang status kesehatan klien. dalam
anamnesis ini perawat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan perawat
1. Keluhan utama
a. Keluhan sistematik
Sesak nafas
Edema
Malaise
2. Keluhan lokal
Q : Quality of Pain : Pengkajian sifat keluhan dan (karakter). Seperti apa rasa nyeri yang
dirasakan.
Nyeri kolik : akibat spasme otot polosureter karena gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu,
bekuan darah atau benda asing lain.
Nyeri prostat : disebabkan karena inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar postat dan
distensi kapsul prostat.
6
Nyeri testis : dirasakan pada kantong skrotum dapat berupa nyeri primer (yakni berasal dari
kelainan organ di kantong skrotum)
Nyeri penis : dirasakan pada penis yang sedang flaccid (tidak ereksi) biasanya merupakan refered
pain dari inflamasi pada mukosa buli buli atau ueretra, terutama pada meatus uretra eksternum.
Kasus :
Seorang pasien laki-laki, usia 58 tahun, dirawat dirumah sakit dengan keluhan sesak napas, sesak
nafas tidak di pengaruhi oleh aktifitas, batuk tidak ada, nyeri di bagian pinggang belakang (-), buang air
kecil sedikit 200cc/24 jam, edema (+), pasien lebih nyaman dengan posisi tidur miring kekanan dengan
menggunakan bantuan dua bantal pada kedua ekstermitas bawah, kesadaran composmentis, observasi TD:
149/90 mmHg, N: 98x/menit, RR; 29x/menit, s:36,7 oc.
Hasil laboratorium : ureum 237mg/dl, creatinin 9,8 mg/dl. Pasien mengalami peningkatan berat badan + 6
kg selama 2 minggu (BB saat ini 76 kg). Selama dirawat pasien mendapatkan terapi oksigen 3l/mnt, lasik
inj. 2x1 ampul. Dilakukan hemodialisis 1x/minggu . Pasien tersebut didiagnosis menderita gagal ginjal
kronik
1. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Usia : 58 th
BB/ TB : 76/-
2. Keluhan utama
Apakah selama ini bapa mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi masalah bapak? Nama
obatnya apa ? Berapa dosisnya ? Rajin kontrol tidak dengan mengkonsumsi obat-obatan tersebut ?
7
Bagaiman dengan warna urinennya ? (beresiko ke penyakit lainnya)
Apakah bapak sudah pernah berobat ?
Kerumah sakit datang dengan siapa ?
Bagaimana dengan aktivitas bapak ketika terjadi pembengkakan ?
Kapan berat badan terakhir ditimbang ?
Ada tidak kebiasan meminum-minuman tertentu ? Seperti minuman bersoda ?
3. Keluhan lokal
Apakah ada keluhan nyeri ? Nyeri yang dirasakan seperti apa ? Dimana lokasi nyeri yang
dirasakan? Dengan menggunakan metode PQRST
5. Keluhan miksi
Kira-kira setiap bak berapa cc ? Apakah ada 1 gelas ? Kalau bapa tidak mengukur pada saat BAK, bapa
bisa setelah ini mencoba mengukur berapa cc ketika mengularkan urin
Anamnesis
Nama :………….
Umur : …………
8
Jenis Kelamin : …………
Pekerjaan : …………
Alamat : …………
Berkemih menetes
Nokturia
Eneurisis
Hematuria
Pneumaturia
Keluhan nyeri punggung, panggul, sendi kostovertebrae, abdominal, spasme kandung kemih,
uretra, genetalia, skrotalis, testikuler, perineal/kemaluan, rektal.
Mual/muntah
Anoreksia
Diare
Konstipasi
Impotensi
Pemeriksaan fisik
9
Ginjal (massa pada perut, panggul, nyeri tekan sudut kostovertebrae)
Urine (warna, bau, jumlah, poliuri, oliguria, anuria, BJ, pola berkemih sehari-hari, pemakaian
kateter)
Berat Badan
Dehidrasi
Uremia
Anemia
Tanda CHF
Perikarditis
Perlu ditanyakan tentang penyakit-penyakit lainnya yang diderita oleh penderita apakah
terjadi sebelumnya atau bersamaan dengan penyakit yang ada sekarang ini seperti Hypertensi,
DM, Tuberkulosis, Alergi makanan, obat, zat, dsb, Gangguan hormonal, anemia, SLE, Mieloma
Multiple, Penyakit vaskuler, poliartritis, Penyakit sel sabit, amiloidosis, leukemia, pirai, Cidera
Serebrovaskuler, Tumor otak, Cidera otak traumatik, Alzheimer, Cidera Medula Spinalis, SGB,
AIDS, Kemoterapi, trauma, Kateterisasi, STD, Trauma persalinan.
10
5. Riwayat sebelum sakit
Riwayat operasi atau perawatan di RS terdahulu (ginjal, atau saluran kemih lain)
Secara sistematis dilakukan anamnesis terhadap keluhan pada sistem tubuh lainnya termasuk
kelainan dan keluhan sebelumnya.
7. Riwayat keluarga
Penelusuran riwayat keluarga penting karena beberapa penyakit diturunkan secara familial. Yang
perlu ditanyakan :
Hypertensi
Diabetes
Anomali kongenital
Kanker
B. Prosedur pemeriksaan fisik pasien dengan gangguan kebutuhan cairan akibat patologis
sistem perkemihan dan metabolik endokrin.
1. Pemeriksaan tingkat dehidrasi
Dehidrasi Status hidrasi pasien dapat dinilai berdasarkan vital sign, turgor kulit, distensi vena
jugularis, bunyi jantung, bunyi napas, berat badan, nadi dan membrane mukosa. Urine Menurun
Oliguria Oliguria, anuria. Derajat dehidrasi merupakan pemeriksaan terpenting dalam
penanganan diare.
Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral
dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak,
penurunan kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus
hiperperistaltik. cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh
11
yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat. Pemeriksaan derajat dehidrasi adalah
sebagai berikut :
Metode Pierce :
12
Umum : BB meningkat, edema - Kulit dan membrane mukosa : kulit mengkilap -
Cardiovaskular : hematocrit menurun, Peningkatan tekanan nadi, gagal jantung kongestif, edema
paru. - Perkemihan : polyuria, dilusi urine - Gastrointestinal : mual, anoreksia - Susunan saraf
pusat : kebingungan yang memburuk.
a) pemeriksa akan membersihkan area kulit di lengan atau tangan klien dengan cairan
antiseptik.
b) pemeriksa akan menekan bagian lengan atas klien dengan tali elastis khusus yang
digunakan untuk membantu mengumpulkan darah di pembuluh darah dan membuat vena
lebih terlihat.
13
c) pemeriksa akan menyuntikkan jarum steril ke dalam pembuluh darah melalui lengan dan
melakukan pengambilan. Jumlah darah yang diambil tergantung pada jumlah tes yang
diperlukan.
d) pemeriksa akan membalut atau menutup luka tusukan dengan perban. Pada saat
penyuntikan berlangsung, klien kemungkinan akan merasa sakit dan sedikit nyeri.
Pemeriksaan BNO IVP adalah suatu pemeriksaan radiologi menggunakan sinar X pada daerah
perut dimana pasien sebelumnya akan diberikan cairan kontras melalui pembuluh darah dulu.
Selanjutnya dilakukan pengambilan gambar / pencitraan secara serial untuk mengetahui fungsi
saluran kemih. Sebelum melakukan BNO IVP, umumnya pasien akan diminta melakukan
persiapan, salah satunya adalah diet khusus sebelum pemeriksaan, kecuali jika dalam kondisi
gawat darurat persiapan bisa tidak dilakukan.
Kontraindikasinya :
Perforasi atau pendarahan massif di rongga abdomen
Uji kadar ureum darah pasien di laboratrium di atas normal
Uji kadar kreatinin pasien tidak sesuai
Hipertensi
Diabetes melitus
Permintaan pemeriksaan atas keinginan sendiri.
Tidak memiliki spesialis radiologi
14
Persiapan alat dan bahan :
Steril :
Unsteril :
Kaset
Marker
Stuwing
Grid
Pesawat Rontgen
Apron
Nier beken
1. Pasien datang ke ruangan radiologi dengan membawa permintaan foto yang sudah didaftarkan
dan membayar biaya pemeriksaan di kasir.
2. Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya dan diberikan penjelasan mengenai persiapan yang
harus dilakukan sesuai dengan pemeriksaan.
3. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan ke laboratorium : Ureum dan kreatinin ( Bila
melebihi normaal konsulkan ke dokter radiolog )
4. Untuk pasien rawat inap pemeriksaan dibantu oleh perawat
Berikut ini beberapa persiapan BNO IVP secara umum (persiapan bisa sedikitberbeda
bergantung pada standar operasional prosedur di masing-masing laboratorium radiologi dan juga
bergantung pada kondisi pasien :
1. Sehari sebelum pemeriksaan atau mulai Pkl 14.00 pasien hanya makan makanan lunak tidak
berserat ( Bubur kecap ataupun Bubur kaldu ).
2. Pkl. 20.00 pasien minum dulcolax tablet 2 butir
3. Pkl. 22.00 sebelu tidur, pasien kembali minum dulcolax sebanyak 2 butir.
4. Pkl. 05.00 pagi masukkan 1 butir Dulcolax suposutoria melalui dubur atau anus
5. Selama persiapan dilakukan, pasien tidak diperbolehkan makan ( Puasa ), tidak banyak berbicara,
dan tidak merokok sampai dengan pasien datang ke instalasi radiologi sesuai waktu yang dijanjikan dan
pemeriksaan selesai dilakukan.
6. Selama persiapan pasien hanya diperbolehkan minum sebanyak 3x agar terhindar dari dehidrasi.
15
Pemeriksaan IVP
Untuk mengetahui keadaan abdomen ( BNO ), apakah ada banyak udara / artefak yang akan
mengganggu gambaran selama pemeriksaan.
Untuk mengetahui keadaan awal dari Abdomen sebagai bahan penilaian ekspertise radiograf.
mengetahui kondisi faktor eksposi yang tepat ( Tidak boleh ada pengulangan )
Jika radiograf baik maka pemeriksaan bisa dilajutkan.
Pemasukan kontras media :
Dokter memasukkan kontras media didampingi oleh Radiografer. Memberikan zat kontras melalui
vena ( Apabila skint test negatif ) Sebanyak 40-50 cc kepada pasien.
Nilai urium maksimal 50 mg/dl : Nilai creatinin maksimal 1,2 mg/dl
Single dose ( 1ml/Kg BB )
Double dose ( 1,5 cml/Kg BB )
Misal Pasien 73Kg maka kontras 73 ml apabila Double : 73 + 36,5 = 110 ml
Fase Nefrogram :
Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron pada ginjal ( terisi minimal )
5 menit setelah penyuntikan
dilakukan kompresi ureter.
film : 24x30 cm
CP antara xypoideus dan umbilicus
CR Tegak Lurus
FFD = 1 meter
16
Hasil Gambaran :
Densitas baik
Tidak ada bagian neufron yang terpotong
Kontras mengisi ginjal/ Calix sampai ureter proksimal
Poasitas mampu menampilkan organ
Fase Nefrogram 15
Fase dimana kontras media memperlihatkan neufron, pelvis renalis dan ureter proximal
terisi maksimal ( Fungsi eksresi ginjal yang terbendung )
15 menit setelah penyuntikan
Ekspose dilakukan tanpa pembukaan kompresi.
Film 24x30 cm
CP = Sedikit di atas umbilicus
CR = tegak lurus
FFD = 100 cm
17
Fase Ureter :
Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan ureter proksimal
terisi maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung kemih ( Fungsi eksresi ginjal tidak
terbendung ).
30 menit setelah penyuntikan
Film 30x40 cm
CP = Garis Pertengahan SIAS
CR Tegak lurus film
FFD 100 cm
Hasil Gambaran :
Densitas baik
Tidak ada bagian ginjal yang terpotong
Kontras mengisi ginjal sampai ureter distal dan sedikit mengisi kandung kemih
Opasitas mampu menampilkan organ/ tractus urinarius
Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis, ureter hingga kandung
kemih ( Fungsi eksresi ginjal tidak terbendung ).
45 menit setelah penyuntikan
Film 30x40 cm
CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis.
CR Tegak lurus Vertikal
FFD = 100 cm
18
Hasil Gambaran :
Densitas baik
Tidak ada bagian ginjal yang terpotong
Kontras mengisi kandung kemih hingga VU mengembang
Opasitas mampu menampilkan organ vesica urinaria terisi penuh kontras media
Seing disebut foto " Full Blast "
Fase Vesica Urinaria Post Void
Fase dimana kontras media memperlihatkan kandung kemih dalam keadaan kosong
( Fungsi pengosongan kandung kemih ).
50 menit setelah penyuntikan
Film 30x40 cm
CP = Garis pertengahan SIAS atau diantara SIAS dan Symphisis Pubis
CR Tegak Lurus
FFD 100 cm
19
Late Foto :
Adanya keadaan dimana kontras media terlambat menampilkan gambaran organ yang
diakibatkan oleh adanya kelainan pada organ ( Adanya batu di Nefron sehingga ureter tidak
tervisualisasikan )
Apabila terjadi " Late Foto " sebaiknya pasien difoto post voiding satu jam kemudian.
Late foto bisa sampai 2 jam.
Contoh Foto yang terdapat kelainan seperti " Nefrolithiasis"
20
Persiapan usg ginjal
Menahan kencing 1-2 jam sebelum pemeriksaan, jika memakai kateter maka di klem.
Dan puasa 8-12 jam tetapi boleh minum air mineral
1. Cara Kerja
Cara kerja dari instrumen yang diajukan dalam makalah ini dapat diamati dari diagram alir
berikut, Sesuai dengan diagram alir dibawah, proses diawali dengan input berupa ultrasonogram,
lalu dengan metode pengenalan pola akan ditentukan kondisi ginjal seorang pasien, dan sistem
pun akan menampilkan hasilnya.
21
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
23
DAFTAR PUSTAKA
“https://www.academia.edu/36972387/
APLIKASI_PEMBACA_HASIL_RENAL_ULTRASONOGRAPH_USG_GINJAL_BERBASIS
_PATTERN_RECOGNITION”. Diakses pada Senin, 18 Mei 2020.
“file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/kajian%20kdk%20anggi%20(3)-1%20(1).pdf”. Diakses
pada Senin,
18 Mei 2020.
https://www.academia.edu/6509299/ASKEP_GANGGUAN_SISTEM_PERKEMIHAN
diakses pada selasa,19 mei 2020
https://www.academia.edu/15594692/Derajat_dehidrasi
https://www.scribd.com/presentation/358581622/anamnesa
24