Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN


(HIPOTIROIDISME)

MAKALAH

Oleh :
KELOMPOK 2

Anita Septiani 14201200


Ayu Mahu 14201200
Cintami Molle 1420120035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

MAKALAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK I

Anita Septiani 14201200


Ayu Mahu 14201200
Cintami Molle 1420120035

Mengetahui,
Dosen Mata Kuliah KMB I

Ns. La Rakhmat Wabula, S.Kep., M.Kep


NIDN. 1203029002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Endokrin: HIPOTIROIDISME”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-
teman, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itukami menyampaikan
banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Ambon, 21 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................
1.3.2 Tujuan khusus..................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................
1.4.1 Manfaat teoritis................................................................................
1.4.2 Manfaat praktis................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................
2.1 Konsep Penyakit .........................................................................................
2.1.1 Definisi............................................................................................
2.1.2 Etiologi............................................................................................
2.1.3 WOC................................................................................................
2.1.4 Manifestasi klinis.............................................................................
2.1.5 Pemeriksaan penunjang...................................................................
2.1.6 Penatalaksanaan...............................................................................
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Endokrin : HIPOTIROIDISME.......................................................
2.2.1 Pengkajian.......................................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................
2.2.3 Intervensi Keperawatan...................................................................
BAB III LITERATUR REVIEW.........................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR TABEL

4
DAFTAR GAMBAR

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (Iductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon Bertindak sebagai “Pembawa pesan”
dan di bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuhyang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukan kelenjar eksorin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringan, dan
kelenjar kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin (Asuhan Keperawatan Sistem
Endokrin 2017). Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai
dengan kurangnya produksi hormone tiroid yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksin
(T4) yang diproduksi kelenjar tiroid. Kekurangan hormon tiroid ini menyebabkan
penurunan proses metabolisme Karbohidrat, protein dan lemak, sehingga
cenderung menyebabkan kegemukan (Hidayat, 2018).
Prevalensi hipotiroid di Eropa berkisar antara 0,2%-5.3%, sedangkan
prevalensi hipotiroid di Amerika Serikat berkisar antara 0.3%-3.7%. Sebuah studi
oleh NHANES III (National Health and Nutrition Examination Survey III) di
Amerika Serikat menyatakan bahwa prevalensi umum hipotiroid adalah 4,6%.
Prevalensi tersebut dilaporkan sama pada individu Caucasian dan Hispanic,
namun lebih rendah pada individu Afro-Caribbean (1,7%).[9]
Data epidemiologi hipotiroid pada orang dewasa di Indonesia masih belum
tersedia. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Unit Koordinasi Kerja
Endokrinologi Anak, ditemukan 595 kasus hipotiroid kongenital selama tahun
2010. Sejak tahun 2000-2013 didapatkan 73 kasus bayi dengan hipotiroid
kongenital (1:2736) sehingga jika diproyeksikan dengan angka kelahiran 5 juta
bayi per tahun, maka diperkirakan lebih dari 1600 bayi dengan hipotiroid
kongenital akan lahir setiap tahun.[8’10]
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep penyakit Hipotiroidisme?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system
Endokrin Hipotiroidisme?

6
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
Hipotiroidisme

1.3.2 Tujuan khusus


a. Untuk mengetahui konsep penyakit Hipotiroidisme
b. Untuk mengetahui konsep askep pasien dengan gangguan sistem Endokrin
Hipotiroidisme

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat teoritis
Mengembangkan ilmu keperawatan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
khususnya pada klien Penyakit Hipotiroidisme

1.4.2 Manfaat praktis


1. Bagi Klien
Untuk menangani masalah Bio-Psiko- Sosial dan Spiritual bagi klien dan
keluarga.
2. Bagi Keluarga
Dapat memberikan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan derajat
kesehatannya atau meningkatkan koping pasien.
3. Bagi institusi rumah sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit terkhususnya pelayanan
keperawatan dan juga dapat menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam
menyikapi masalah Hipotiroidisme ini.
4.Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan penilitian,bahan kajian terkhususnya sebagai bahan ajar dan
referensi bagi kalangan mahasiswa kesehatan yang akan melakukan penilitian
lebih lanjut dengan topic yang berhubungan dengan judul makalah diatas.

BAB II
TINJAUAN TEORI

7
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi
hormonetiroid yang dapat terjadi pada setiap umur (NANDA NIC-NOC 2015)
Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai dengan
kurangnya produksi hormone tiroid yaitu triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4)
yang diproduksi kelenjar tiroid. Kekurangan hormon tiroid ini menyebabkan
penurunan proses metabolisme Karbohidrat, protein dan lemak, sehingga
cenderung menyebabkan kegemukan (Hidayat, 2018).

2.1.2 Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu:
1). Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis
hormone yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat
anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit
inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2). Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak
memadai dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid
stimulating hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal
fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh
resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3). Hipotiroid tertier/pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat
distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan
dengan suatu tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua
bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter
endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini mengalah
pada "goiter belt" dengan karakteristik area geografis oleh minyak dan air
yang berkurang dan iodine.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan
oleh:
8
 Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah.
 Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang
menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai, buah persik,
bayam, kacang polong, Strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung
goitogenik glikosida.
 Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas (Propylthiracil)
thocarbomen, (Aminothiazole, tolbutamid).
Sumber (NANDA NIC-NOC 2015)

9
2.1.3 WOC Hipotiroidisme

Defisiensi Penekanan Prod H Tiroid Terapi Penggantian


iodium,disfungsi (Hipotiroidisme) hormon tiroid
hipofisis disfungsi TRH
hipotalamus Defisiensi volume cairan

TSH Merangsang Gangguan Metabolic


kelenjar tiroid untuk lemak
mensekresi
Peningkatan kolestrol dan Peningkatan
Kel.Tiroid a/m’besar trigliserida arteriosklerosis

Menekan Struktur di Ketidak efektifan pola Oklusi Pembulu darah


leher dan dada nafas
Suplai darah ke jaringan
Disfagia gangguan Depresi ventilasi otak menurun
Respirasi
ketidakseimbangan nutrisi Hipoksia
kurng dari kebutuhan tubuh

Laju BMR lambat Gangguan Pertukaran gas

Penurunan Produksi panas Achlorhydria

Penurunan Mortilitas usus


Perubahan Suhu Tubuh Kekurangan vit B12 dan
Hipotermi asam folat Penurunan fungsi Gl

Produksi SDM menurun


Pembentukan eritrosit Konstipasi
tidak optimal
Anemia

Kelemahan Intoleransi aktivitas

10
2.1.4 Manifestasi Klinis
1 Kulit dan rambut
Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal Pembengkakan, tangan, mata
dan wajah Rambut rontok, alopeksia, kering dan pertumbuhannya buruk
 Tidak tahan dingin
 Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
2 Muskuloskeletalopr
 Volume otot bertambah, glossomegali
 Kejang otot, kaku, paramitoni
3 Neurologik
 Letargi dan mental menjadi lambat Aliran darah otak menurun
 Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian
penurunan reflek tendon) - Ataksia (serebelum terkena) kurang
 Gangguan saraf (carfaltunnel)
 Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
4 Kardiorespiratorik
 Bradikardi, disritmia, hipotensi
 Curah jantung menurun, gagal jantung Efusi pericardial (sedikit,
temponade sangat jarang)
 Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T
mendatar/inverse
 Penyakit jantung iskemic
 Hipotensilasi
 Efusi pleural
 Dispnea
5 Gastrointestinal
Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
6 Renalis
Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun Retensi air (volume plasma
berkurang) Hipokalsemia

11
7 Hematologi.
 Anemia normokrom normosítik
 Anemia mikrositik/makrositik Gangguan koagulasi ringan
8 Sistem endokrin
 Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/ masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan
hiperprolaktemi.
 Gangguan fertilitas.
 Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap
insulin akibat hipoglikemi.
 Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun. Insufisiensi kelenjar
adrenal autoimun.
 Psikologis / emosi: apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku
maniak.
 Manifestasi klinis lain berupa edema periorbita, wajah seperti bulan
(moon face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal,
sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah
kosong dan lemah.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
1 T3 dan T4 serum rendah
2 THS meningkat pada hiotiroid primer
3 TSH rendah pada hipotiroid sekunder
 Kegagalan Hipofisis: respon TSH terhadap TRH mendatar
 Penyakit Hipotalamus: TSH dan TRH meningkat
4 Titer autoantibody tiroid tinggi pada >80% kasus
5 Peningkatan kolestrol
6 Pembesaran jantung pada sinar X dada
7 EKG menunjukan Siinus Bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS dan
gelombang T datar atau inverse
(NANDA NOC-NOC 2015)

12
2.1.6 Penatalaksanaan
1 Medikamentosa
Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan pemberian tiroksin biasanya
dalam dosis rendah sejumlah 50µg/haridan setelah beberapa hari atau minggu
sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis
pemeriksaan maksimal sejumlah 200µg/hari. Pengukuran adar tiroksin serum
dan pengambilan resin T3 dan kadar TSH penderita hipotiroidisme primer
dapat digunakan untuk menentukan manfaat terapi pengganti. Pengobatan
pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena
dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal.
Obat ini biasanya terus di minum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai
pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidisme berkaitan dengan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,radiasi,atau
pembedahan. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon
tidoid bisa diberikan secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan
menggantikankekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan
per-oral (lewat mulut).yang banyak disukai adalah hormone tiroid buatan
T$.bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar
tiroid hewan)
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebaban efek samping yang
serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali
normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup
penderita.pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai
pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab ihotiroidsm berkaitan engan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,radiasi atau
pembedahan.
2 Pembedahan
Tirodektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan menekan jaringan
sekitar. Tekanan pada trakea dan esofagus dapat mengakibatkan inspirasi
stidor dan disfagia.tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara serak

13
3 Terapi Sulin Hormon
Obat pilihannya adaah sodium levo-thyroksine. Bila fasilitas untuk mengukur
faal tiroid dada, diberikan dosis seperti tabel berikut
Umur Dosis g/kg BB/hari
0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 Tahun 5-6
2-12 tahun 4-5
> 12 tahun 2-3

a Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan
therupetic trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-
3 minggu . Bila ada perbaikan klinis, dosis dapat ditigkatkan bertahap atau
dengan dosis pemberian ±100µg/m2/hari
b Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari ujian fungsi
tiroid T3,T4, dan THS Yang dapat dibedakan Tergantung dari Etiologi
Hipotiroid
(NANDA NIC-NOC 2015)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin
( HIPOTIROIDISME)
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan.Data yang
komprensif dan viled akan menentukan penetapan diagnosis keperawatan
dengan tepat dan benar, selanjutnya akan berpengaruhterhadap perencanaan
keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah didapatkannya data yang
komprensif yang mencakup data biopsikospiritual. Tahap pengkajian
merupakan proses dinamis yang terorganisasi,meliputi empat elemen dari
pengkajian yaitu pengumpulan data secarasistematis, memvalidasi data,
memilah, dan mengatur data danmendokumentasikan data dalam format
(Tarwoto dan Wartonah, 2015).

14
Pengkajian Keperawatan Melipiti:
1. Identitas Klien
a. Identitas Klien Meliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS),
nomor register, dan diagnosa medik.
b. Identitas Penanggung Jawab Meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien
2. Keluhan Utama
Keluhan Utama Klien,mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh yaitu
sistem pulmonari, sistem pencernaan, sistem kardiovaskuler, sistem
muskuloskeletal, sistem neurologik dan emosi/Psikologis, sistem reproduksi dan
metabolok ( KMB II 2016 )
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah ada keluhan terdapat benjolan di leher depan nyeri saat di tekan
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang perlu di tanyakan meliputi adanya riwayat penyakit. Sejak
kapan klien menderita penyakit tersebut. Apakah dulu pernah menderita
penyakit yang sama atau tidak atau penyakit lainnya.
5. Pemeriksaan Range of system (B1-B6)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Mencakup : Pemeriksaan T3 dan T4 serum,
Pemeriksaan TSH ( pada klien dengan Hipotiroidisme Primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada hipotiroid yang sekunder kadar TSH
dapat menuru atau normal ( KMB II 2016 )
7. Penatalaksaan Medis dan keperawatan

15

Anda mungkin juga menyukai