Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI

Disusun oleh :

1. Ahmad Zubiyo : 20230006


2. Miska Khairunnisa : 20230034
3. Sukma Puja Kusuma Wardani : 20230039

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
BENGKULU
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gangguan Nutrisi dengan baik dan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok.
Makalah Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gangguan Nutrisi ini
disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu
pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini diharapkan pembaca
dapat memahami Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gangguan Nutrisi dengan
benar. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep, pemikiran dalam penyusunyan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari
pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu
mendatang.

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

2
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
2.1 Pengertian................................................................................... 6
2.2 Etiologi........................................................................................ 6
2.3 Patofisiologi................................................................................. 7
2.4 Pathway................................................................................................... 8
2.5 Klasifikasi..................................................................................... 8
2.6 Manifestasi Klinis.......................................................................... 9
2.7 Komplikasi.............................................................................................. 10
2.8 Pencegahan................................................................................... 10
2.9 Penatalaksanaan............................................................................. 11
2.10 Pemeriksaan Penunjang................................................................ 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................... 12
3.1 Pengkajian.................................................................................. 12
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................ 13
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................. 14
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 18
4.2 Saran........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
3
 
1.1 Latar Belakang
 
Gangguan Nutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta
memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka
konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab
tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Di Indonesia, penderita gangguan nutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang
kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa”
dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat
bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.
Kematian akibat gangguan nutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan  yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang
diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit,
terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh
tubuh.
 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari gangguan nutrisi?
2. Etiologi dari gangguan nutrisi?
3. Patofisiologi dari gangguan nutrisi?
4. Bagaimana pathway hingga terjadi gangguan nutrisi ?
5. Apa klasifikasi dari gangguan nutrisi ?
6. Apa manifestasi klinis dari gangguan nutrisi?
7. Bagaimana komplikasi dari gangguan nutrisi?
8. Baagaimana pencegahan dari gangguan nutrisi ?
9. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita gangguan nutrisi?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari gangguan nutrisi ?

1.3.  Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum

4
 Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak yang berupa makalah tentang gangguan nutrisi.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui pengertian dari gangguan nutrisi.
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan nutrisi.
3. Untuk mengetahui Patofisiologi dari gangguan nutrisi.
4. Untuk mengetahui pathway dari gangguan nutrisi
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari gangguan nutrisi
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gangguan nutrisi.
7. Untuk mengetahui komplikasi akibat gangguan nutrisi.
8. Untuk mengetahui pencegahan dari gangguan nutrisi.
9.  Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada gangguan nutrisi.
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari gangguan nutrisi

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Pengertian
Gangguan nutrisi energy-protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Gangguan nutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam keadaan sehari-hari sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan
gizi. (Depkes RI, 1999).

2.2 Etiologi

2.2.1 Penyebab langsung:


a.       Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan
cara pemberian makanan yang salah.
b.      Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
Infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi, malnutrisi walaupun masih ringan mempunyai
pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.

2.2.2.      Penyebab tidak langsung:


a.       Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan. Penyakit kemiskinan malnutrisi merupakan problem bagi golongan
bawah masyarakat tersebut.
b.      Kualitas perawatan ibu dan anak.
c.       Buruknya pelayanan kesehatan.
d.      Sanitasi lingkungan yang kurang.
e.       Faktor Keadaan Penduduk
Dalam World Food Conference di Roma dikemukakan bahwa kepadatan jumlah penduduk
yang cepat tanpa diimbangi dengan tambahnya persediaan bahan makanan setempat yang
memadai merupakan sebab utama krisis pangan. Ms. Lorent memperkirakan bahwa marasmus
terdapat dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat daerahnya dengan hygiene
yang buruk.(Iskandar, 2002)

6
2.3.       Patofisiologi
Sebenarnya gangguan nutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent
(kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang
peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh
sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh
akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.

2.4 Pathway

7
2.5 Klasifikasi
 Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan
kekurangan asam amino essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme
terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino dalam serum
menyebabkan berkurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering
karena depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A.
Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng
 Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga kalori dan protein.
Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan subkutan dan badan tampak
kurus seperti orang tua.

8
2.6 Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:
 Kelelahan dan kekurangan energy
 Pusing
 Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)
 Kulit yang kering dan bersisik
 Gusi bengkak dan berdarah
 Gigi yang membusuk
 Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
 Berat badan kurang
 Pertumbuhan yang lambat
 Kelemahan pada otot
 Perut kembung
 Tulang yang mudah patah
 Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

2.7 Komplikasi
 Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi.
 Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh
kembang.

2.8 Pencegahan

9
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:

1)    Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak
mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.

2)    Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori
yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.

3)    Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati
apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan
hal itu ke dokter.

4)    Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola
dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

5)    Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula
suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil
yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi
kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

2.9 Penatalaksanaan
 Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
 Pemberian terapi cairan dan elektrolit
 Penanganan diare bila ada; cairan, antidiare, dan antibiotic

2.10 Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
 Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat
badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
 Riwayat Keperawatan Sekarang

11
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan
yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji
dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan
kalori dalam waktu relatif lama).
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.
 Pengkajian Fisik
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen,
ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan
gejala yang mungkin didapatkan adalah:

 Penurunan ukuran antropometri


 Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
 Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
 Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
 Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
 Edema tungkai

12
 Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis
terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari
kaki, paha dan lipat paha)
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht, transferin

3.2 Diagnosa Keperawatan


 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan yang tidak adekuat,
anoreksia dan diare.
 Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan
akibat diare.
 Gangguan integritas kulit b/d tidak adanya kandungan makanan yang cukup
 Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak
adekuat dan proses penyakit kwashiokor dan marasmus.
 Kurangnya pengetahuan b/d tidak tahu memberikan intake nutrisi yang adekuat pada
anak

3.3 Intervensi Keperawatan


No NDX NOC NIC
1 Ketidakseimbangan nutrisi  Nutritional Status : Nutrition Management
kurang dari kebutuhan b/d  Nutritional status : food  Kaji adanya alergi makanan
asupan yang tidak adekuat, and fluid intake
 Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia dan diare.  Nutritional status :
untuk menentukan jumlah
nutrient intake
kalori dan nutrisi yang
Definisi : asupan nutrisi tidak  Weight control
dibutuhkan pasien
cukup untuk memenuhi Kriteria Hasil :
 Berikan substansi gula

13
kebutuhan metabolik  Adanya peningkatan BB  Ajarkan pasien bagaimana
sesuai dengan tujuan membuat catatan makanan
 BB ideal sesuai dengan harian
tinggi badan  Onitor jumlah nutrisi dan
 Mampu kandungan kalori
mengidentifikasi  Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda – tanda Nutrition Monitoring
malnutrisi  BB pasien dalam batas
normal
 Menunjukkan
 Monitor adanya penurunan
peningkatan fungsi BB
pengecapan dari  Monitor tie dan jumlah
menelan aktivitas
 Monitor turgor kulit
 Tidak terjadi penurunan
 Monitor kekeringan, rambut
BB yang berarti kusam, dan mudah patah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
2 Kekurangan volume cairan b/d  Fluid balance Fluid Management
penurunan asupan peroral dan  Hydration  Timbang popok / pembalut
peningkatan kehilangan akibat  Nutritional status : food jika diperlukan
diare. and fluid intake  Pertahankan catatatn intake
Kriteria Hasil dan output yang akurat
Definisi : penurunan cairan  Mempertahankan urine  Monitor status hidrasi
intravaskuler, intersitial, dan/ output sesuai dengan  Monitor vital sign
atau intraseluler. Ini mengacu usia dan BB, BJ urine  Monitor masukan makanan /
pada dehidrasi, kehilangan normal, HTT normal cairan dan itung intake kalori
cairan saa tanpa perubahan  TD, nadi, SB dalam
harian
natrium batas normal  Kolaborasikan pembarian
 Tidak ada tanda – tanda cairan IV
dehidrasi, elastisitas
 Monitor status nutrisi
turgorkulit baik,
 Berikan cairan IV pada suhu
membrane mukosa
ruangan
lembab, tidak ada rasa
 Dorong masukan oral
haus yang berlebihan
 Dorong keluarga untuk
membatu pasien makan
 Kolaborasi dengan dokter
 Atur kemungkinan transfuse

14
 Monitor tingkat Hb dan
hematoktrit
 Monitor BB
3 Gangguan integritas kulit  Tissue Integrity : skin Pressure Management
berhubungan dengan tidak dan Mucous Membranes  Anjurkan pasien
adanya kandungan makanan  Hemodyalis akses menggunakan pakaian yang
yang cukup Kriteria Hasil : longgar
 Integritas kulit yang baik  Hindari kerutan pada tempat
Definisi : Perubahan / gangguan bisa dipertahankan tidur
epidermis dan/ atau dermis ( sensasi, elastisitas,  Jaga kebersihan kulit agar
temperature, hidrasi, tetap bersih dan tetap kering
pigmentasi)  Mobilisasi pasien
 Tidak ada luka / lesi  Monitor kulit akan adanya
pada kulit kemerahan
 Perfusi jaringan baik  Oleskan lotion atau minyak /
 Menunjukkan baby oil pada daerah yang
pemahaman dalam tertekan
proses perbaikan kulit
 Mandikan pasien dengan
dan mencegah terjadinya
sabun dan air hangat
sedera berulang
 Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
4 Keterlambatan pertumbuhan  Growth and Peningkatan perkembangan
dan perkembangan b/d asupan development, delayed anak dan remaja
kalori dan protein yang tidak  Nutrition imbalance less  Kaji faktor penyebab
adekuat dan proses penyakit than body requirements : gangguan perkembangan
kwashiokor dan marasmus. Kriteria Hasil : anak
 Anak berfungsi optimal  Identifikasi dan gunakan
Definisi : penyimpangan / sesuai tingkatannya sumber pendidikan untuk
kelainan dari aturan kelompok  Keluarga dan anak memfasilitasi perkembangan
usia mampu menggunakan anak yang optimal
koping terhadap  Tingkatkan komunikasi
tantangan karena adanya verbal dan stimulasi taktil
ketidakmampuan.  Berikan instruksi berulang
 Keluarga mampu dan sederhana
mendapatkan sumber –  Dorong anak melakukan
sumber sarana sosialisasi dengan kelompok
komunitas  Berikan reinforcement positif

15
 Kematangan fisik : atas hasil yang dicapai anak
wanita : perubahan fisik Nutritional Management :
normal pada wanita  Kaji keadekuatan asupan
yang terjadi dengan nutrisi
transisi dari masa kanak  Tentukan makanan yang
– kanak ke dewasa disukai anak
 Kematangan fisik : pria :  Pantau kecenderungan
perubahan fisik normal kenaikan dan penurunan BB
pria yang terjadi dengan anak
transisi dari masa kanak
– kanak ke dewasa
 Status nutrisi seimbang
5 Kurangnya pengetahuan b/d  Knowledge : disease Teaching : disease process
tidak tahu memberikan intake process  Berikan penilaian tentang
nutrisi yang adekuat pada anak  Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
behavior tentang proses penyakit yang
Definisi : keadaan atau spesifik
defisiensi informasi kognitif  Jelaskan patofisiologi dari
yang berkaitan dengan topic penyakit dan bagaimana hal
tertentu ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat
 Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada
penyakit dengan cara yang
tepat
 Gambarkan proses penyakit
dengan cara yang tepat
 Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
 Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
 Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan
datang

16
 Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Dapat disimpulkan bahwa gangguan nutrisi merupakan suatu keadaan di mana tubuh
mengalami gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.
 Penyebab gangguan nutrisi secara langsung ialah karena kurangnya asupan makanan:
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan
yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah. Serta karena adanya penyakit infeksi.
 Sedangkan penyebab yang tidak langsung ialah kurangnya ketahanan pangan keluarga,
kualitas perawatan ibu dan anak, sanitasi lingkungan yang kurang, buruknya pelayanan
kesehatan
 Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan
mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami
komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di
rumah sakit.
 Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan
shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan
mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat,
gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat
menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan.

4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat

17
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi,S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 1). Jakarta :
CV. Sagung Seto

Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (jilid 2). Yogyakarta : Media Action Publishing

http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html

elisa.ugm.ac.id/asuhan-keperawatan-malnutrisi-pada-anak.html

18

Anda mungkin juga menyukai