Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

R DENGAN
GANGGUAN REPRODUKSI: ABORTUS DI RUANG KEMUNING DI
RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN
TAHUN 2021

DISUSUN

NAMA: RISKA AUDIA

PROGRAM STUDI NERS

DOSEN PEMBIMBING : Paskah Rina Situmorang,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS IMELDA

MEDAN T.A 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Ny. R Dengan Missed Abortion Di Ruang
Kemuning Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Laporan
kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada
Bapak/Ibu:
1. dr. H. Raja Imron Ritonga., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. dr. Imelda L. Ritonga S.Kp., M.pd., MN., selaku Rektor Universitas
Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp. OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Imelda Pekerja Indonesia Medan.
4. Edisyah Putra Ritonga, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Ners
Universitas Imelda Medan sekaligus dosen pembimbing akademik.
5. Hamonangan Damanik, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Prodi Ners
Universitas Imelda Medan.
6. Paskah Rina Situmorang, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku coordinator Dan
Pembimbing akademik Praktik keperawatan Maternitas.
7. Noradina, S.Kep., Ns., M. Biomed selaku pembimbing akademik Praktik
Keperawatan Maternitas.
8. Arta Panggabean, S.Kep., Ns., selaku pembimbing klinik Praktik Keperawatan
Maternitas.
9. Linda AmKeb., selaku pembimbing klinik Praktik Keperawatan Maternitas.
10. Teman-teman yang ikut dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan semoga bermanfaat.
Medan, 16 Desember 2021

Riska Audia

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.2.1 Tujuan Umum......................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Konsep Dasar .............................................................................. 3
2.1.1 Pengertian............................................................................. 3
2.1.2 Etiologi................................................................................ 4
2.1.3 Fatofisiologi...........................................................................5
2.1.4 Manifestasi klinis ..................................................................6
2.1.5 Komplikasi abortus ............................................................ 7
2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................. 7
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.............................................9
2.2.1 Pengkajian keperawatan........................................................9
2.2.2 Diagnosa keperawatan ......................................................10
2.2.3 Rencana keperawatan..........................................................11
2.2.4 Disharge planning................................................................15
BAB III LAPORAN KASUS ........................................................................ 18
3.1 Resume........................................................................................ 18
3.2 Analisa Data.................................................................................18
3.3 Diagnosa Keperawatan............................................................... 19
3.4 Asuhan Keperawatan ................................................................ 20
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan............................................................................... 32
4.2. Saran......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan pengeluaran
hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu dan berat badan
janin ≤ 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang disebabkan oleh
komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi perdarahan, perforasi, infeksi dan syok
(Sujiyatini, 2009).
Sulit untuk mengidentifikasi dengan tepat seberapa sering keguguran
terjadi hal ini sebagian disebabkan karena sebagian besar keguguran terjadi
sebelum usia kehamilan 12 minggu, dengan jumlah keguguran yang signifikan
terjadi sebelum usia kehamilan 8 minggu, ketika wanita tersebut mungkin belum
menyadari bahwa ia sedang hamil. Diperkirakan bahwa persentase insiden
tersebut ialah antara 15 % dan 40 % dari seluruh konsepsi, jika dibandingkan
dengan kematian neonatus dan janin sebanyak 2 % dan kehamilan ektopik
sebanyak 1 % (pernoll an Gramel, 1994). Kurang lebih 700.000 wanita per tahun
diinggris dan wales mengalami perdarahan pada awal kehamilan (Allan, 1995).
Insiden keguguran dipengaruhi oleh usia pasangan dan apakah mereka
sebelumnya telah mengalami kehamilan dengan sukses. Apabila terdapat riwayat
keguguran maka kemungkinan keguguran pada kehamilan berikutnya akan
meningkat, (Henderson, 2006).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Penulis mampu memahami dan melakukan asuhan keperawatan pada pasien
missed abortion.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.A dengan diagnosa Missed
abortion
2. Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada Ny. A dengan diagnosa
Missed abortion

iii
3. Mampu menyusun Rencana Keperawatan pada Ny. A dengan diagnosa
Missed abortion
4. Mampu melaksanakan rencana keperawatan pada Ny. A dengan diagnosa
Missed abortion
5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. A dengan diagnosa Missed abortion

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. KONSEP DASAR MEDIS


2.1.1. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
tumbuh. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20
minggu, maka istilahnya adalah kelahiran premature (Nugroho, 2010).
Aborsi adalah suatu tindakan membuat abortus. Sedangkan abortus sendiri
adalah suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat anak kurang dari 500 gram (Maulana, 2008).
Sedangkan menurut Amru Sofian, abortus (keguguran) merupakan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang
menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB
400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu dianggap
keajaiban karena semakin tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinan
untuk hidup terus (Amru sofian, 2012).
Klasifikasi (Amru Sofian, 2012):
Berdasarkan kejadiannya dapat dibagi atas dua golongan:
1. Abortus spontan terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau pun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
2. Abortus provokatus (induced abortion) terjadi karena sengaja dilakukan
dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus medisinalis (Abortus therapeutica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.

v
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
2.1.2. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus yaitu faktor ovum itu
sendiri, faktor ibu, dan faktor bapak, (Amru Sofian, 2012).
1. Kelainan ovum
- Ovum fatologis
- Kelainan letak embrio
- Plasenta yang abnormal
2. Kelainan genetalia ibu
- Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)
- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang
sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron atau esterogen, endometritis,
mioma submukosa.
- Uterus terlalu cepat terenggang (kehamilan ganda, mola)
- Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
3. Gangguan sirkulasi plasenta
4. Penyakit-penyakit ibu
- Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, plelitis, rubeola, demam malta.
- Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol.
- Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru hebat,
anemia gravis.
- Malnitrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C atau E, diabetes miletus.
5. Antagonis rhesus
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga menjadi anemia
pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis

vi
7. Perangsangan terhadap ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi. Seperti
sangat terkejut, obat-obat uterotonika, katakulan laparatomi.
8. Penyakit bapak: usia lanjut, penyakit kronis
2.1.3. Patosiologi
- patofisiologi teoritis (Amru Sofian, 2012).

Fisiologi organ Abortus (mati janin


terganggu, penyakit < 16-28 minggu/BB
ibu < 400-1000 gram)

Abortus spontan Abortus provokatus

Intoleransi aktivitas
 Ab. imminens  Ab. Medisinalis
 Ab. Insipiens  Ab. kriminalis
 Ab. Inkompletus Gangguan rasa nyaman
 Ab. Kompletus
 Missed abortion

Nyeri abdomen

Curetase Kurang Pengetahuan Ansietas

Jaringan
terputus/terbuka Resiko infeksi

Nyeri Invasi bakteri

Perdarahan

Kekurangan volume
cairan resiko infeksi
resiko syok
(hipovolemik)
vii
2.1.4. Manifestasi klinis

Klinis Abortus spontan, (Amru sofian, 2012).


1. Abortus iminens (threatened abortion)
Keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi sehingga
kehamilan dapat dipertahankan dengan cara: tirah baring, gunakan
preparat progesteron, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala
dengan USG untuk melihat perkembangan janin.
2. Abortus Insipiens
Adalah proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan
berusia 20 minggu dan konsepsi masih didalam uterus. Ditandai dengan
adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk
mengelurkan hasil konsepsi. Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan
kehamilan tidak dapat dipertahankan.
3. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal
adalah desidua atau plasenta. Gejala: amenora, sakit perut, mulas-
mulas, perdarahan sedikit/banyak, dan biasa berupa stolsel (darah
beku), sudah ada fetus atau jaringan yang keluar, tetapi jika perdarahan
belum berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan menyebabkan
syok. Ini terjai sebelum kehamilan berusia 20 minggu.
4. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus),
sehingga rahim kosong.
5. Missed Abortion
Adalah Keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam
rahim sebelum berusia 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih tertahan
dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. dapat diketahui dengan
USG.

viii
2.1.5. Komplikasi Abortus (Amru Sofian, 2012)
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi: sering terjadi diwaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi berat atau sepsis
2.1.6. Pemeriksaan penunjang (Amru Sofian, 2012)
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
2.1.7. Penatalaksanaan (Amru Sofian, 2012)
1. Abortus iminiens
a. Tirah baring total
b. Jangan melakukan fisik berlebihan atau berhubungan seksual
c. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan
penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung,
nilai kondisi janin (uji kehamilan USG). Jika perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukkan kehamilan ganda/mola.
2. Abortus Insipens
a. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera berikan
ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam
bila perlu). Kemudian segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil
konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan infus
20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (gram fisiologik atau

ix
larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Abortus Inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
misoprostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi vakum
manual. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika
aspirasi vakum manual tidak tersedia. Jika evakuasi belum dapat
dilakukan segera, beri ergometrin 0.2 mg intramuskuler (diulang setelah
15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang
setelah 4 jam bila perlu).
c. Jika kehamilan lebih 16 minggu, berikan infus oksitoksin 20 unit dalam
500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan
kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi eksplusi hasil konsepsi. Jika
perlu diberikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi eksplusi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg). Evaluasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus komplit
a. Tidak perlu evaluasi lagi.
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan.
c. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg
per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Abortus terapeutik
Menurut sastrawinata (2005), abortus terapeutik dapat dilakukan dengan
cara:
a. Kimiawi; pemberian secara ekstrauterin atau intrauterin obat abortus,
seperti: prostagladin, antiprogesteron, atau oksitosin.

x
b. Mekanis:
- Pemasangan batang laminaria atau dilapan akan membuka serviks
secara perlahan dan tidak traumatis sebelum kemudian dilakukan
evaluasi dengan kuret tajam atau vakum.
- Dilatasi serviks dilanjutkan dengan evakuasi, dipakai dilator Hegar
dilanjutkan dengan kuretase.
- Histerotomi/histerektomi.

2.2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


2.2.1. Pengkajian Keperawatan (Johnson & Taylor, 2005)
1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun rentang
terjadi aborsi pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan yang semakin
berat akan meningkatkan resiko aborsi.
2. Keluhan utama                      
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada umumnya
adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang dirasakan dapat
menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu (faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya mioma uteri)
dan keluarga (faktor genetik), riwayat pembedahan (seksio sesaria atau tidak),
riwayat penyakit yang pernah dialami (misal: hipertensi, DM, typhoid, dll),
riwayat kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat pemakaian obat
(misalnya: obat jantung), pola aktivitas sehari-hari.

xi
4. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidung.
 Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
 Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
 Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin, (Johnson & Taylor, 2005: 39).
2.2.2. Diagnosa Keperawatan (Amru Sofian, 2012)
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan intra uteri
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
5. Resiko syok (hipofolemik) berhubungan dengan perdarahan pervaginam
6. Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab

xii
2.2.3. Rencana Keperawatan (Amru Sofian, 2012)
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Kekurangan  Fluid balance Fluid management:
volume cairan  Hydration - Pertahankan catatan intake
berhubungan  Nutrisional status: dan output yang akurat
dengan food and fluid intake - Monitor status hidrasi
perdarahan. Kriteria hasil: (kelembaban membrane
 Memperhatikan urin mukosa nadi adekuat,
output sesuai dengan mukosa, tekanan darah,
usia dan BB, Bj urin ortostatik) jika di perlukan
normal, HT normal - monitor vital sign
 Tekanan darah, nadi, - monitor masukan makanan
suhu tubuh dalam dan cairan hitung intake
batas normal. kalori harian.
 Tidak ada tanda-tanda - kolaborasi pemberian
dehidrasi, elastisitas cairan harian IV
turgor kulit baik, - monitor status nutrisi
membran mukosa - Dorong keluarga untuk
lembab, tidak ada rasa membantu pasien makan
haus yang berlebihan.

2. Nyeri Akut NOC NIC


berhubungan  Pain Level Pain Management
dengan kerusakan  Pain Control - Lakukan pengkajian
jaringan intra  Comfort Level nyeri secara
uteri. Kriteria Hasil: komprehensif termasuk
 Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi, kualitas
nyeri, mampu an faktor presipitasi
menggunakan tehnik - Observasi reaksi non

xiii
nonfarmakologi untuk verbal dari
mengurangi nyeri) ketidaknyamanan
 Melaporkan bahwa - Bantu pasien dan
nyeri berkurang keluarga untuk mencari
dengan menggunakan dan menemukan
manajemen nyeri dukungan
 Mampu mengenali - Lakukan penanganan
nyeri (skala, intensitas, nyeri non farmakologi
frekuensi dan tanda - Evaluasi keefektifan
nyeri) kontrol nyeri
 Menyatakan rasa - Monitor penerimaan
nyaman setelah nyeri pasien tentang
berkurang manajemen nyeri

3. Ansietas NOC NIC


berhubungan  Anxiety self-control Anxiety Reduction
dengan  Anxiety level (penurunan kecemasan)
kurangnya  Coping - Gunakan pendekatan
pengetahuan Kriteria hasil: yang menenangkan
 Klien mampu - Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadap prilaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas. - Jelaskan semua prosedur
 Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
mengungkapkan dan selama prosedur
menunjukkan tehnik - Dengarkan dengan penuh
untuk mengontrol perhatian bantu pasien
cemas. mengenal situasi yang
 Vital sign dalam batas menimbulkan kecemasan
normal. - Dorong pasien untuk
 Postur tubuh, ekspresi mengungkapkan
wajah, bahasa tubuh perasaan, ketakutan,
dan tingkat aktivitas persepsi

xiv
menunjukkan - Instruksikan pasien
berkurangnya menggunakan teknik
kecemasan. relaksasi
4. Intoleransi NOC NIC
aktivitas  Energy conservation Activity Theraphy
berhubungan  Aktivity toleransi - Bantu klien untuk
dengan  Self care : ADls mengidentifikasi aktifitas
kelemahan, Kriteria hasil: yang mampu dilakukan
penurunan  Mampu melakukan - Bantu untuk
sirkulasi aktifitas sehari-hari mengidentifikasi dan
(ADls) secara mandiri mendapatkan sumber
 Tanda-tanda vital yang diperlukan untuk
normal aktivitas yang diinginkan
 Sirkulasi status baik - Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motifasi
diri dan penguatan
monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual

5. Resiko syok NOC NIC


(hipofolemik)  Syok prevention - Monitor status sirkulasi
berhubungan  Syok management BP, warna kulit, suhu
dengan Kriteria hasil kulit, denyut jantung,
perdarahan  Tanda-tanda vital HR.
pervaginam dalam batas normal - Monitor suhu dan
 Irama jantung dalam pernafasan
batas normal - Monitor input dan output
Hidrasi - Monitor tanda awal syok
 Demam tidak Management Syok
ditemukan - Monitor tekanan nadi

xv
 TD dbn - Monitor status cairan,
 Hematokrit DBN input output

6. Resiko infeksi NOC NIC


berhubungan  Imunne status Infection Control (Kontrol
dengan kondisi  Knowledge: infection infeksi):
vulva lembab control - Bersihkan lingkungan
 Risk control setelah dipakai pasien
Kriteria hasil: lain
 Klien bebas dari tanda - Pertahankan teknik
dan gejala infeksi isolasi
 Mendeskripsikan - Batasi pengunjung bila
proses penularan perlu.
penyakit, faktor yang - Instruksikan pada
mempengaruhi pengunjung untuk
penularan serta mencuci tangan saat
penatalaksanaannya. berkunjung
 Menunjukkan meninggalkan pasien.
kemampuan untuk - Gunakan sabun
mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
infeksi. tangan.
 Jumlah leukosit dalam - Cuci tangan setiap
batas normal. sebelum dan sesudah
 Menunjukkan prilaku tindakan keperawatan.
hidup sehat. - Tingkatkan intake nutrisi.
- Monitor tanda gejala
infeksi sistemik dan
lokal.
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat

2.2.4. Discharge Planing

xvi
1. Dianjurkan melakukan pemeriksaan TORCH (cytomegalovirus,
Toxoplasma, Rubella, dan Herpes virus
2. Dianjurkan memakai kontrasepsi
3. Banyak istirahat- berbaring
4. Banyak konsumsi makanan yang bergizi dan olahraga secara teratur
5. Sampaikan informasi pada pasangan yang bersangkutan bahwa janin mati
tak membahayakan kehidupan wanita tersebut sampai 3 minggu setelah
kematian janin.
Pemilihan cara persalinan apakah akan persalinan ditunggu secara spontan
atau segera dilahirkan dengan induksi persalinan harus dibahas dengan
baik
6. Induksi persalinan dapat dilakukan dengan misoprostol 100-200 µg 2 dd 1
selama 2 hari
7. Bila pasien menghendaki agar persallinan berlangsung secara spontan,
maka harus sering dilakukan pemeriksaan faalhemostatis dan kadar
fibrinogen (Amru Sofian, 2012).

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. Resume

Klien Ny. R berumur 25 tahun, suku jawa, bangsa Indonesia, agama


islam, pendidikan SMA, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, alamat Perum
Garden Pesona Asri Lk 19. Penanggung jawab dari klien adalah Tn. S yang

xvii
berumur 28 tahun, pekerjaaan Wirausaha Swasta, hubungan keluarga suami dari
klien, yang beralamat di Perum Garden Pesona Asri Lk 19. Alasan klien masuk ke
RS IPI Medan adalah klien mengatakan Keluhan utama keluar darah dari vagina
seperti Haid , keluarga klien mengatakan keluar darah dari vagina sejak 2 hari ini.
Pada tanggaL 8 Desember 2021 Klien datang ke RSU IPI Medan dengan keluhan
keluar darah dari vagina sejak 2 hari.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 8 Desember 2021. Tanda-tanda
vital klien; TD : 108/80 mmHg Pols: 88X/i. RR: 20X/i, T: 36,50C. Tinggi badan
klien 160 cm, berat badan setelah sakit 72 kg, sebelumnya 74 kg.
Riwayat penyakit berdasarkan wawancara terhadap Klien : Klien
mengatakan keluar darah dari kemaluannya sejak 2 hari, merasa seolah-olah rahim
kosong dan tidak berisi janin. Klien mengatakan ia sudah keguguran sebanyak 3
kali, klien mengatakan bahwa ia kurang mengetahui tentang rentang waktu untuk
hamil setelah keguguran. Klien hanya konsultasi biasa pada klinik dan dokter saat
kehamilan tapi tidak mengetahui tentang rentang keguguran sebelum hamil. Klien
juga melakukan kuretase pada keguguran 5,6 dan 7, jarak antara kehamilan 6 dan
7 adalah 2 bulan. Klien mengatakan sebelumnya ia tidak pernah mengikuti
program KB dan setelah keguguran ke 8 klien mengatakan akan mengikuti
program KB.
Klien adalah seorang kasir dan pengelola kantin, ia sudah menikah dua
kali. Anak pertama berumur 19 tahun, anak ke dua berumur 16 tahun, anak ketiga
berumur 14 tahun dan anak yang ke empat berumur 3 tahun. Dari hasil wawancara
dengan klien, anak pertama sampai anak ke tiga adalah anak dari pernikahan
pertamanya, sedangkan anak yang ke empat adalah anak dari pernikahannya yang
kedua, jarak dari anak ke tiga dan ke empat adalah 11 tahun.
Sikap klien secara umum baik dimana klien dapat bersosialisasi dengan
lingkungan rumah sakit dan orang-orang disekitarnya. Pola makan klien teratur 3x
sehari. Pola tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam, mandi 2X sehari, eliminasi
klien BAB 1X sehari dan BAK tergantung dari banyaknya air yang diminumnya.
Keadaan kesehatan saat ini, dimana diagnosa klien adalah G8P4A3 +
KDR 10 minggu 4 hari + Missed Abortion, klien kurang nafsu makan dimana Diet
yang disajikan hanya 1/4 porsi dari 1 porsi yang disediakan. Keadaan umum

xviii
lemah, aktivitas kurang bergairah, tindakan keperawatan adalah Cyto Curetase
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi, cairan, diet dan pemberian obat
sesuai dengan indikasi.
Riwayat kesehatan klien saat ini setelah kuretase, meringis kesakitan,
badan lemas, sulit bergerak, nafus makan menurun dan sakit dibagian bawah
perut. Penyebab terjadinya adalah tindakan post kuretase, hal yang dapat
memperbaiki keadaan adalah posisi telentang tanpa bantal dan kurangi banyak
bergerak, hal yang memperberat keadaan klien setelah kuretase yaitu jika klien
ingin merubah posisinya kesamping kiri atau kanan, karena peraradarahan paska
kuretase.

A. Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Normal
1 Hemoglobin 11.6 g/dl P : 13-18
W : 12-16
2 Leucocyt 8.800 /mm3 4.000-11.000
3 Trombocyt 275.000 /mm3 150.000-
450.000
4 Hematokrit 34.8 % P : 42-56
W : 36-47
5 Eritrosit 4.29 juta/mm3 P : 4.50-4.60
W : 4.10-5.10

3.2.Analisa Data

N Data Penyebab Masalah


o
1 Ds : -klien mengatakan keluar darah dari Perdarahan Resiko syok
kemaluan. post kuretase
Do : -keluar darah dari kemaluan pasien ±
1 liter

xix
-perdarahan pervaginam
  -RR : 20 x/i
-HR : 88 x/i syok
-TD : 108/80 mmHg
-Temp : 36,50C
     
2 Ds : -Pasien merasa lemah Perdarahan Intoleransi
-Pasien menyatakan merasa letih post kuretase aktivitas
Do : -klien tampak lemah kelemahan
-Klien tampak letih gangguan
-Sulit bergerak aktivitas

3 Ds : pasien mengatakan nyeri perut yang Keguguran Nyeri akut


hilang timbul janin
Do: pasien merintih kesakitan dan nyeri Post kuretase
diperut Kerusakan
Jaringan
intrauteri
4 Ds: pasien mengatakan merasa gelisah Ansietas Kurangnya
Do: pasien terlihat gelisah dan tidak pengetahuan
nyaman

3.3. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko syok berhubungan dengan pendarahan pervaginam ditandai dengan


keadaan pasien yang lemas.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
klien tampak lemah, aktivitas dibantu suami.

xx
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri ditandai
dengan nyeri pasien yang hilang timbul.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan
pasien merasa gelisa

3.4. Asuhan Keperawatan


N Masalah Tujuan dan Kriteria
Intervensi Implementasi
O Keperawatan Hasil 2
1 Resiko syok B/D NOC: NIC:  Memonitor status Su
perdarahan o Syok prevention Syok prevention sirkulasi Tekanan Pa
pervaginam o Syok management o Monitor status darah, warna m
ditandai dengan Kriteria hasil sirkulasi kulit, suhu kulit, ba
keadaan pasien yang o Nadi dalam batas Tekanan Darah, denyut jantung, da
lemas yang di harapkan warna kulit, nadi dan ritme, ya
o Irama jantung suhu kulit, nadi perifer, dan ke
Definisi : dalam batas yang denyut jantung, kapiler refill O
Beresiko terhadap diharapkan Nadi dan ritme,  Memonitor suhu 
ketidakcukupan o Frekuensi afas nadi perifer, dan dan pernafasan 
aliran darah kapiler refill  Memonitor tanda An
dalam batas yang
kejaringan tubuh, o Monitor suhu awal syok M
di harapkan
yang dapat o Irama pernafasan dan pernafasan  Menempatkan te
mengakibatkan
dalam batas yang o Monitor tanda pasien pada Pl
disfungsi seluler awal syok posisi supine, In
diharapkan
yang mengancam elevasi di
o Natrium serum o Tempatkan kaki
jiwa. pasien pada untuk penigkatan 
dbn
o Kalium serum posisi supine, perload dengan
DS: kaki elevasi tepat
dbn
 Perdarahan untuk  Memberikan
o Klorida serum
pervagina penigkatan cairan iv dan atau
dbn
DO: perload dengan oral yang tepat
o Kalsium serum
 Darah banyak tepat  Mengajarkan
dbn
 Tampak o Berikan cairan keluarga dan
o Magnesium
lemah iv dan atau oral pasien tentang

xxi
serum dbn yang tepat gejala dan tanda
o Ph darah serum o Ajarkan syok 
dbn keluarga dan  Mengajarkan
Hidrasi pasien tentang keluarga dan 
o Indicator gejala dan tanda pasien tentang
o Mata cekung syok mengatasi gejala
tidak ditemukan o ajarkan syok
o Demam tidak keluarga dan
ditemukan pasien tentang
o Tekanan darah mengatasi

dbn gejala syok

o Hematokrit DBN syok management


o monitor fungsi
neurologis
o monitor tekanan
nadi
o memonitor
gejala gagal
pernafasan
o masukkan dan
memelihara
besarnya
kebosanan
akses IV

xxii
2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :  Membantu klien Su
B/D kelemahan fisik o Energy Activity therapy untuk Pa
ditandai dengan conservation o Bantu klien mengidetifikasi m
klien tampak lemah, o Activy tolerance untuk aktifitas yang ba
aktivitas dibantu o Safe care : ADLs mengidetifikasi mampu dilakukan O
suami Kriteria Hasil aktifitas yang  Membantu untuk Pa
o Berpartisipasi mampu memilih aktivitas le
Definisi : dalam aktivitas dilakukan konsisten yang An
Ketidakcukupan fisik tanpa o Bantu untuk sesuai dengan M
energy psikologis disertai memilih kemmpuan fisik, te
atau fisiologis tubuh peningkatan aktivitas psikologi & Pl
untuk melanjutkan tekanan darah, konsisten yang social In
atau menyelesaikan nadi dan sesuai dengan  Membantu untuk di
tugas sehari-hari pernafasan kemmpuan mengidentifikasi 
yang harus atau o Mampu fisik, psikologi dan mendapatkan
yang ingn & social alat bantuan
melakukan
dilakukan. aktivitas sehari- o Bantu untuk aktivitas seperti

hari (ADLs) mengidentifikas kursi roda, krek


DS : i dan  Membantu untuk
secara mandiri
Pasien merasa o Tanda-tanda vital mendapatkan mengidetifikasi 
lemah alat bantuan aktivitas yang
normal
o Energy aktivitas seperti disukai
DO : kursi roda, krek  Memonitor
psikomotor
Pasien Tampak o Bantu untuk respon fisik
o Level kelemahan
lemah mengidetifikasi
o Mampu
aktivitas yang
berpindah :
disukai
dengan alat
o Monitor respon
maupun tanpa
alat fisik

o Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi

xxiii
adekuat
3 Nyeri akut NOC : NIC:  Melakukan Su
berhubungan o Pain level Pain Management pengkajian nyeri Pa
dengan kerusakan o Pain control o Lakukan secara m
jaringan intra uteri o Comfort level pengkajian komprehensif hi
ditandai dengan Kriteria Hasil nyeri secara termasuk lokasi, O
nyeri yang hilang o Mampu komprehensif karakteristik, Pa
timbul. mengontrol nyeri termasuk durasi, frekuensi, ke

(tahu penyebab lokasi, kualitas dan ny


Definisi : nyeri, mampu karakteristik, faktor presipitasi An
Pengalaman sensori durasi,  Menggunakan M
menggunakan
dan emosional yang teknik frekuensi, teknik te
tidak menyenangkan nonfarmakologi kualitas dan komunikasi pl
yang muncul akibat untuk faktor terapeutik untuk in
kerusakan jaringan mengurangi presipitasi mengetahui di
yang actual atau mencari o Gunakan teknik
nyeri, pengalaman nyeri 
potensial atau bantuan) komunikasi pasien
digambarkan dalam o Melaporkan terapeutik untuk  Mengkaji kultur
hal kerusakan mengetahui yang
bahwa nyeri
sedemikian rupa pengalaman mempengaruhi
berkurang dengan
(international nyeri pasien respon nyeri
menggunakan
association for the
manajement nyeri o Kaji kultur  Mengevaluasi
study of pain): yang pengalaman nyeri
o Mampu
awitan yang tiba- mempengaruhi masa lampau
mengenali nyeri
tiba atau lambat dari respon nyeri  Mengkaji tipe
(skala, intensitas,
intensitas ringan dan sumber nyeri
dan o Evaluasi
frekuensi
atau berat dengan pengalaman untuk
tanda nyeri)
akhir yang dapat nyeri masa menentukan 
o Meyatakan rasa
diantisipasi atau lampau intervensi
nyaman setelah
diprediksi dan o Kaji tipe dan  Mengajarkan
nyeri berkurang
berlangsung <6 sumber nyeri tentang teknik
bulan. untuk nonfarmakologi
 Memberikan

xxiv
DS : menentukan analgetik untuk
Pasien mengatakan intervensi mengurangi nyeri
nyeri pert yang o Ajarkan tentang  Mengevaluasi 
hilang timbul teknik keefektifan
nonfarmakologi control nyeri
DO : o Berikan  Meningkatkan
Pasien merintih analgetik untuk istirahat
kesakitan dan nyeri mengurangi Memonitor
di perut nyeri penerimaan
o Evaluasi pasien tentang
keefektifan manajement nyeri
control nyeri
o Tingkatkan
istirahat
o Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajement
nyeri
Analgetic
administration
o tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
o cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
o cek riwayat

xxv
alergi
o tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan berat nyeri.
o Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal.
o Piliih rute
pemberian, IV,
IM untuk
pegobatan nyeri
secara teratur
o Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
o Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat

xxvi
4 Ansietas NOC : NIC :  Menggunakan Su
berhubungan o Anxiety self- Anxiety Reduction pendekatan yang Pa
dengan kurangnya control (penurunan menenangkan m
pengetahuan o Anxiety level kecemasan)  Menjelaskan m
ditandai dengan o Coping o Gunakan semua prosedur O
pasien merasa Kriteria Hasil pendekatan dan apa yang Pa
gelisah akan o Klien mampu yang dirasakan selama ge
sesuatu. mengidentifikasi menenangkan prosedur ny

dan o Jelaskan semua  Memahami An


Definisi : mengungkapkan prosedur dan prespektif pasien M
Perasaan tidak gejala cemas apa yang terhadap situasi te
nyaman yang saar o Mengidentifikasi dirasakan stress Pl
disertai respon selama prosedur  Menemani pasien In
dan
autonom (sumber o Pahami untuk di
mengungkapkan
sering kali tidak prespektif memberikan 
menunjukkan
spesifik atau tidak pasien terhadap keamanan dan
teknik untuk
diketahui oleh situasi stress mengurangi takut
mengontrol
individu); perasaan o Temani pasien  Melakukan
cemas
takut yang o Vitla sign dalam untuk back/neck rub 
disebabkan oleh memberikan  Mendengarkan
batas normal
antisipasi terhadap keamanan dan dengan penuh
o Postur tubuh,
bahaya. Hal ini mengurangi perhatian
ekspresi wajah,
merupakan isyarat takut
bahasa tubuh dab  Mengidentifikasi
kewaspadaan yang 
tingkat aktvitas o Lakukan tingkat
memperingatkan back/neck rub
menunjukkan kecemasan
individu akan o Dengarkan
berkurangnya  Menginstruksikan
adanya bahaya dan
kecemasan dengan penuh pasien
kemampuan perhatian menggunakan
individu untuk o Identifikasi teknik relaksasi
bertindak
tingkat  Memberikan obat
menghadapi
kecemasan untuk
ancaman.
o Instruksikan mengurangi

xxvii
pasien kecemasan
DS : pasien menggunakan
mengatakan merasa teknik relaksasi
gelisah o Berikan obat
untuk
DO : pasien terlihat mengurangi
gelisah dan tidak kecemasan
nyaman

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jadi abortus merupakan suatu ancaman atau sering disebut dengan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram. Abortus dibagi menjadi dua yaitu abortus spontan (imminens,
insipiens, inkompletus, kompletus, dan missed abortion) dan abortus provakatus
(medisialis dan kriminalis). Adapun faktor penyebab abortus yaitu kelainan ovum,
kelainan genetalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit-penyakit ibu, dan
juga penyakit bapak (usia lanjut, penyakit kronis).
4.2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi keperawatan yang akan menjadi
perawat untuk melakukan asuhan keperawatan maternitas pada pasien secara
komprehensif dengan menerapkan ilmu-ilmu keperawatan.

xxviii
DAFTAR PUSTAKA
Henderson., Christine. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC

Maulana, M. (2008). Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jl. Anggrek,


Seleman, Yogyakarta:Katahati.

Maulana, M. (2008). Panduan Kehamilan. Jl. Anggrek, Seleman, Yogyakarta:


Katahati.

Nugroho, T. (2010). Kasus Emergency Kebidanan untuk Kebidanan dan


Keperawatan. Jl.Sorowajan Baru, Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, A.H., Kusuma, H.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jl.Ring Road Barat, Godegan Rt.5
Tamantirto, Kasihan Bandul, Yogyakarta: Mediaction.

xxix

Anda mungkin juga menyukai