E G2P0A1
Disusun Oleh :
NPM : 4121011
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat, dan taufik-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan untuk
memenuhi tugas Stase maternitas dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman,
Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan, saran, serta kritik
sangat diharapkan guna kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya hanya kepada Tuhan
Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat memberikan manfaat dan
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada :
Maternitas
3. Ibu Lucia Ariyanthi, S.Kep.,Ners, M.Hkes Selaku Dosen Penguji ujian K2 Maternitas
telah berkenan memberi kami ilmu dan kesempatan untuk menambah wawasan selama
Penulis menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini jauh dari kata sempurna, tetapi
penulis berharap Asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi pembaca dan keperawatan.
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
226/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan
membahayakan ibu hamil saat ini sangat rentan terjadi, hal ini seiring
dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Yang paling menonjol saat ini adalah
kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) yakni mulai pecahnya ketuban sampai 1
kemungkinan dapat beresiko infeksi pada ibu dan kematian janin (Hidayat,
2009).
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi KPD adalah
dengan cara operasi caesar. Dalam hal ini komplikasi bisa terjadi pada post
previa, dan ruptur uteri. Oleh karena itu, peran perawat penting dalam
Avisena
a) Penulis
b) Institusi
1. Institusi pendidikan
pembelajaran.
2. Institusi Kesehatan
3. Masyarakat
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penulisan
4. Sistematika Penulisan
A. Pengertian
B. Penyebab
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
E. Diagnosa keperawatan
F. Fokus Intervensi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
2.1.1 KPD
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
dan KB 2010 ). Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air
2.1.2. Penyebab/etiologi
disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
obstetri.
otot leher atau leher rahim yang terlalu lunak dan lemah, sehingga
ini terjadi karena jumlah janin lebih dari satu, isi rahim yang lebih besar
pecah.
persalinan lama.
genetik ).
minggu.
2.1.3. Patofisiologi
yang terlalu tipis, infeksi dan faktor predisposisi, multi para, malposisi,
laten atau large periode. Makin muda umur kehamilan makin memanjang
yaitu pada premi 10 jam dan pada multi 20 jam. Pengaruh ketuban pecah
infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uteri lebih dulu
karena jalan yang telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi apalagi terlalu
sering jalan yang terbuka, maka dapat terjadinya infeksi saat pemeriksaan
dalam. Selain itu juga dapat dijumpai peritonitis dan septikemia ibu merasa
lelah karena berbaring di tempat tidur partus akan menjadi lama keluar dan
terjadi peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5 C nadi cepat dan nampaklah
Pathway
• Servik ikompeten
• Infeksi
Invansi bakteri
Nyeri
Resti Infeksi
a. Manifestasu Klinis
melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
dengan ciri-ciri pucat dan bergaris warna darah, cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.tetapi bila
Demam ,bercak vagina yang banyak ,nyeri perut ,denyut jantung janin
b. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu di periksa warna konsentrasi, bau
mungkin juga urine atau secret vagina, Sekret vagina ibu hamil pH :4,5
ketuban dalam kavum uteri pada kasus KPD terlihat jumlah cairan
1. Pencegahan
saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban pecah.
tali pusat
a) Induksi
c) Sectio caesarea
5.2. Fisiologi Kehamilan
a. Fertilisasi
a. Pembelahan Zigot
b. Proses Implantasi
dengan bagian dimana bagian inner cell mas berlokasi. Hal inilah
c. Sitotrofoblast: terdiri dari sel lapis sel kuboid, batas jelas, inti
a) Pembentukan Plasenta
b) Pembentukan Plasenta
c) Pembentukan tali pusat
2) Vagina
3) Ovarium
4) Payudara
2.4. Persalinan
(janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar melalui jalan lahir atau
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahiratau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Salfariani, 2012).
(Manuaba, 2008).
2001 )
2.5.2. Etiologi
• Janin Besar
• Bayi kembar
2.5.4. Klasifikasi
10 cm.
a. Anastesi Umum
3) Metode tertutup
dengan dua sistem yaitu to dan fro, serta circle, sirkulasi dan
pemberiannya adalah
pada epidural
3) Blok kaundal
4) Blok pudendal
Daerah perlaliannya parineum saja karena itu harus
yang sempurna
a. gangguan pernafasan
c. Muntah muntah
d. perdarahan
f. illeus paristaltik
caesarea adalah :
uterus/polaabnormal.
uterus.
2.5.7. Penatalaksanaan
caesarea,yaitu:
sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin 2018) (SDKI DPP PPNI 2017)
lingkungan)
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018) (SLKI DPP PPNI 2019).
Perencanaan
tindakan Observasi
nyeri
• Kemampuan • Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
menggunakan nyeri
farmokologi hidup
Distraksi
Terapeutik
hangat/dingin)
kebisingan)
tindakan Observasi
rentang gerak
(ROM) • Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat mobilisasi
• Nyeri,
kecemasan, Terapeutik
Edukasi
informasi
Terapeutik
pasien
Edukasi
kondisi
operasi
sesuai kebutuhan
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
PENGUMPULAN DATA
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. E
5. Agama : Islam
7. Tanggal pengkajian :
8. No Medrek : 00046660
2. Umur : 31 Tahun
5. Bangsa/suku : Sunda
6. Agama : Islam
Pasien mengatakan bahwa keluhan yang dirasakan yaitu bagian perut bekas operasi
Riwayat sebelum inpartus didapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina secara
dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, Penyakit kelamin, abortus dll
lembab
2. Eliminasi
kuning
kemerahan
anaknya
keramas 2 hari 1x
H. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Fontanel anterior datar, satura sagitalis datar, Caput Succedabneum
tidak ada, cepal hematoma tidak ada.
2. Mata
Mata simetris, letak sejajar dengan mata kanan dan kiri, bentuk simetris,
sektret tidak ada, konjungtiva tidak anemia, sclera tidak kuning.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret
4. Mulut
Mulut simetris, tidak ada labioskisis, palatum utuh
5. Telinga
Telinga bentuk simetris, sekret tidak ada
6. Leher
Pergerakan leher aktif, pembengkakan tidak ada, kekakuan tidak ada
7. Dada
Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada
8. Paru Paru
Suara nafas kanan kiri sama, suara nafas normal, respirasi 40x/menit
9. Abdomen
Tidak ada kembung, tali pusat normal
10. Punggung
Punggung dengan ada tulang belakang lengkap
11. Tangan dan kaki
Tangan dan kaki gerakan aktif, bentuk simetris, jumlah lengkap, warna
kemerahan
K. Psikososial
1. Identitas Diri
Pasien merasa senang dapat melahirkan bayinya dengan sectio caesar dengan
selamat
2. Peran
Pasien mengatakan selain menjadi istri sekarang perannya menjadi seorang ibu bagi
anaknya
3. Ideal diri
Pasien mengatakan akan merawat bayinya secara mandiri dan tetap memberikan
5. Gambaran diri
Pasien mengatakan sedikit terganggu dengan adanya luka SC, tapi pasien bisa
L. Pemeriksaan penunjang
M. Analisa Data
Data Subjektif :
Nyeri
Sectio Caesarea
Data Objektif :
Pencedera Fisiologis
• Bersikap Protektif Jaringan terputus
(waspada posisi
motorik
Nyeri
• Pasien Mengeluh
ekstremitas
menurun Bawah
• Rentang gerak
(ROM) menurun
KPD
Data Subjektif :
• Pasien sesekali Sectio Caesarea Resiko Infeksi B.d
Invansi Bakteri
Resiko Infeksi
lingkungan)
e. Perencanaan
terdekat nyeri
• Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
• Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
• Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap
kualitas hidup
• Monitor keberhasilan
terapi komplementer
: Teknik
relaksasi/Teknik
Distraksi
• Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
• Berikan teknik
nonfarmokologis
untuk mengurangi
hipnosis, akurpresur,
terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi,
kompres
hangat/dingin)
• Kontrol lingkungan
yang memperberat
ruangan,
pencahayaan, dan
kebisingan)
tidur
• Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
• Pergerakan Observasi
memulai mobilisasi
selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik
• Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningktkan
pergerakan
Edukasi
mobiliasi dini
• Anjurkan mobilisasi
sederhana yang
dilakukan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
penyebab, cara
identifikasi dan
pencegahan infeksi di
rumah maupun
dirumah sakit
tepat untuk
memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kebutuhan
dengan pasien
• Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
• Informasikan hasil
pemeriksaan
laboraturium
• Anjurkan mengikuti
tindakan pencegahan
sesuai kondisi
• Anjurkan membatasi
pengunjung
• Ajarkan cara
• Anjurkan kecukupan
istirahat
• Anjurkan kecukupan
sesuai kebutuhan
• Anjurkan latihan nafas
dalam
• Anjurkan mengelola
tangan
waktu
• : TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 Celcius
N : 73x/menit
R : 20x/menit
Ekspresi wajah
pasien tegang
kemerahan
Subjektif
• Monitor keberhasilan terapi -
perawat
Subjektif
• Obat masuk
Terapeutik Subjektif :
Observasi
Subjektif :
• Identifikasi adanya nyeri atau • Pasien mengatakan
• Observasi KU Objektif :
melakukan mobilisasi
Terapeutik
jika perlu -
mobilisasi
dini
yang dilakukan
Observasi ( I. 12406)
• Periksa kesiapan dan
Terapeutik
sakit
dengan pasien
bertanya
Edukasi
lokal
laboraturium
yang edema
sesuai resep
waktu
• : TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 Celcius
N : 73x/menit
R : 20x/menit
Ekspresi wajah
pasien tegang
• Luka masih basah
kemerahan
diberikan : Teknik -
• Pasien mau
mendemonstrasikan
perawat
Objektif
• Obat masuk
Terapeutik
melakukan mobilisasi
Terapeutik
beraktifitas secara
dini
yang dilakukan
Observasi ( I. 12406)
• Periksa kesiapan dan
Terapeutik
sakit
dengan pasien
bertanya
Edukasi
lokal
laboraturium
yang edema
sesuai resep
Evaluasi Hari-1
S : 36,5° C R : 20x/menit
P : Lanjutkan intervensi
Observasi
• Observasi KU pasien
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
Distraksi
Terapeutik
dan kebisingan)
kiri
P : Lanjutkan Intervensi
Observasi
lainnya
• Observasi KU
pergerakan
mobilisasi
Terapeutik
• Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
Edukasi
dilakukan
S:-
P : - Intervensi di lanjutkan
Observasi ( I. 12406)
informasi
Terapeutik
dengan pasien
sesuai kondisi
operasi
istirahat
sesuai kebutuhan
Evaluasi Hari-2
S : 36,5° C R : 20x/menit
P : Hentikan intervensi
P : Hentikan Intervensi
S:-
PEMBAHASAN
luka jahitan, Q: seperti disayat – sayat, R: luka bekas operasi caesar, S: skala nyeri 2,
T: kadang – kadang, dan data objektif: klien tampak lebih tenang, TD: 120/70 mmHg,
sebagian dan intervensi yang dilakukan: mengkaji karakteristik, lokasi nyeri dan skala
diperoleh evaluasi dengan datasubjektif : klien mengatakan sudah bisa duduk sekarang
dan ingin latihan jalan, dan data objektif: keadaan umum pasien baik, pasien terlihat
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada kasus Ny. E, ibu post sectio caesaria dengan indikasi ketuban pecah dini
ditemukan tiga diagnosa yang ditegakkan yaitu nyeriberhubungan dengan agen cidera
(cemas), Resiko infeksi b.d invansi bakteri tentang perawatan luka post sectio
caesaria.
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam sehingga penulis dapat
Kemudian penulis juga mampu mencapai target tentang tujuan khususnya yakni
ketuban pecah dini. Penulis mampu melakukan intervensi yang mengacu pada data
dengan rencana yang sudah dibuatnya kepada ibu post sectio caesaria dengan indikasi
5.2. Saran
Kepada ibu nifas agar selalu memeriksakan kondisi ibu dan bayi secara rutin
baru lahir dan ibu setelah melahirkan agar tidak terlambat dalam mendapat
pertolongan.
Mampu memiliki atau menambah kualitas dan mutu dalam memberikan tindakan
medis untuk asuhan keperawatan bagi pasien dengan masalah post sectio
caesaria.
Saefuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal