DI SUSUN OLEH :
13613418
UNIVERSITAS KADIRI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada ibu hamil Trimester
III di RSUD GAMBIRAN.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini . Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membaca, khususnya tenaga medis.
Kediri, 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
kesehatan salah satunya adalah meningkatnya angka kematian ibu dan bayi yang
(WHO), Memperkirakan 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari
(Saifuddin,2002).
perdarahan (30%), preeklamsia dan eklamsi sekitar (25%) dan infeksi (12%).
Diharapkan Pembangunan Jangka Panjang ke II (PJP II) tahun 2019 menjadi 60 -
80 per 100.000 kelahiran hidup (Rosaningtyas. FW, 2009). Sebab langsung dari
kematian bisa diatasi dengan intervensi kesehatan yang terpadu seperti dengan
menjadi lebih terjangkau. Disamping itu mutunya juga harus ditingkatkan. Angka
tertinggi. Perdarahan ini berupa komplikasi dari kehamilan, persalinan dan masa
(Prawirohardjo.S,2002).
lebih besar untuk terjadinya plasenta previa dibandingkan wanita dengan jarak
kelahiran ≥15 bulan. Variabel lain yang berpengaruh terhadap kejadian plasenta
Jika dokter mendiagnosis adanya suatu plasenta previa atau plasenta letak rendah
berubah. Pada akhir kehamilan, plasenta tidak lagi menutupi jalan lahir.
semua kelahiran. Ada peningkatan risiko sebesar 1,5 sampai 5 kali lipat jika
Kasus ini masih menarik dipelajari karena faktor predisposisi yang masih
sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya peran besar dalam angka
Selain itu, kejadian plasenta previa bervariasi diberbagai tempat berkisar antara
plasenta previa tidak terlalu tinggi, namun akibat atau dampak yang ditimbulkan
begitu berat terutama jika syok hipovolemik yang berlanjut pada kematian ibu dan
janin.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut
permasalahan yang mungkin timbul pada klien yang mengalami plasenta previa
previa totalis.
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
metode :
a. Wawancara
b. Observasi
pada klien.
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
Memperoleh data dengan membaca hasil laboratorium dan USG yang ada
status klien.
3. Studi Dokumentasi
kasus klien.
BAB 1 Pendahuluan
sistematika penulisan.
dan evaluasi.
BAB 4 Pembahasan
Berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus.
BAB 5 Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
1. Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
e. Payudara tegang
Akibat pengaruh estrogen-progesteron dan hormon
somatomammotropin yang menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara. Selain itu payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
muda.
f. Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kencing cepat
terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua sudah
menghilang.
h. Pigmentasi kulit
Terjadi oleh karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
sehingga terjadi pigmentasi kulit sekitar pipi (chloasma
gravidarum) pada dinding perut dan sekitar payudara.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.
5) Payudara (mammae)
Selama kehamilan mammae bertambah besar, bertambah tegang
dan bertambah berat. Di bawah kulit buah dada sering nampak
gambaran-gambaran vena yang meluas. Puting susu biasanya
membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan
cairan kuning yang melengket yang disebut colostrum. Areola
mammae melebar dan lebih tua warnanya.
2) Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
Hal ini disebabkan usus ditekan ke atas ke arah diafragma oleh
pembesaran rahim. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih
dalam, yang lebih menonjol adalah pernapasan dada. Kebutuhan
oksigen wanita hamil meningkat kira-kira 20%.
3) Saluran pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
yang dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran air liur. Pada
trimester pertama, ibu hamil mengeluh mual dan muntah. Tonus
otot-otot saluran pencernaan yang melemah mengakibatkan
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
pencernaan. Progesteron menimbulkan gerak usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
5) Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi, seperti pada
daerah muka, yang disebut masker kehamilan (chloasma
gravidarum), pada payudara di daerah puting susu dan areola
mammae, pada perut terdapat linea nigra dan striae.
6) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing tertekan kembali.
7) Metabolisme
Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meningkat hingga 15-
20%, terutama pada trimester akhir. Kebutuhan protein meningkat
sekitar ½ gram/kg BB. Protein berguna untuk perkembangan fetus,
alat kandungan, mammae dan badan ibu. Juga untuk persiapan
laktasi. Metabolisme lemak menyebabkan kadar kholesterol
meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Dalam
metabolisme mineral, kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 gram
sehari sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang terutama
dalam trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram kalsium. Fosfor
dibutuhkan rata-rata 2 gram perhari. Zat besi dibutuhkan ± 800
mg, atau 30-50 mg sehari. Berat badan wanita hamil akan naik
sekitar 6,5 kg – 16,5 kg.
1. Kebutuhan nutrisi
Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4 bulan
pertama kehamilan sehingga kebutuhan akan makanan juga berkurang
pada beberapa bulan pertama kehamilan. Dengan demikian ibu sering
sukar makan ada permulaan kehamilan itu, sehingga bayi yang
dikandungnya akan kekurangan makanan. Perasaan malas dan kurang
enak badan biasanya juga menyebabkan ibu lebih banyak istirahat
sehingga eperluan tubuh akan makanan juga berkurang.
2. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
3. Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan benar-benar
berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat
dihindari.
Selain udara, perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan
seperti menjaga kesehatan diri, makanan yang dimakan, buang air
besar di jamban dan mandi menggunakan air yang bersih.
5. Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu
makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik dan tidur lebih
nyenyak. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu hamil melakukan
masing-masing gerakan sebanyak dua kali pada awal latihan dan
dilanjtkan dengan kecepatan dan frekuensi menurut kemapuan dan
kehendak mereka sendiri minimal lima kali tiap gerakan.
6. Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester
pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus terjaga,
sedangkan pada trimester ketiga terkait adanya kebutuhan kalsium
untuk pertumbuhan janin.
8. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka diktus dan sinus laktiferus,
sebaiknya dilakukan hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah
dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi
seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika.
(Prawirohardjo, 2009)
9. Persiapan persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika
ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari dari hari
sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau maju dari hasil perkiraan, semua perlengkapan yang
dibutuhkan sudah siap. Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk
persalinan adalah :
1. Perdarahan pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah
menyebabkan ibu syok, lemas/ nadi kecil dan tekanan darah menurun.
plasenta.
janin lahir.
ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat, kecapean, atau menderitan
tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang
serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
3. Pengelihatan kabur
berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen yang mungkin adalah gejala
janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki. Oleh karena itu bila saat hamil
ditemukan ada pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup bulan harus
beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur
dalam periode 3 jam, gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
Yang termasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang
bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian
kehamilan. Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan
jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti papan serta
placenta.
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan akibat
dari kontraksi dari rahim ibu yang akan mengeluarkan isi dalam
kandungan atau bayi. Jadi harus dapat dibedakan apakah nyeri perut
tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau terjadi abrupsio
plasenta.
segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
(Manuaba, 2008).
perdarahan.
2.2.2 Etiologi
a. Umur penderita
Umur kurang dari 19 tahun dapat mengalami plasenta previa karena
b. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
b. Tipe II (Marginalis)
anterior.
3) Perdarahan selalu banyak walaupun kondisi ibu dan bayi akan
bervariasi.
tengah-tengah.
rahim (SBR) dan serviks mulai tertarik dan dilatasi pada akhir
kehamilan.
rahim
d. Tipe IV (Totalis)
R, 2001)
sepakat para ahli, terutama mengenai berapa pembukaan jalan lahir. Oleh karena
fisiologi yang dapat berubah-ubah maka klasifikasi akan berubah setiap waktu.
2.2.5 Tanda Gejala Plasenta Previa
a. Perdarahan tanpa rasa sakit pada saat tidur atau sedang melakukan
aktifitas.
sungsang.
2.2.6 Patofisiologi
di fundus uteri belum siap menerima implantasi hal ini dapat dipengaruhi
kurang subur. Selain itu, apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau
atau menutupi sama sekali permukaan jalan lahir (Saifuddin. AB, 2002).
2.2.7 Diagnosis
2) Sifat perdarahan :
c) Dapat berulang
dalam rahim.
syok.
sampai koma.
meningkat.
c) Tampak anemis.
umur kehamilan.
tinggi.
d. Pemeriksaan dalam
internum.
e. Pemeriksaan penunjang
ternyata sangat tepat, tidak meninbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan
b. Prolaps plasenta.
2.2.9 Penanganan
a. Terapi ekspektatif
kemudian berhenti.
janin.
rumah sakit).
, 2002).
(PDMO) jika :
atau inpartu.
palpasi luar).
Persalinan dengan seksio sesarea diindikasikan untuk plasenta previa
totalis baik janin mati atau hidup. Plasenta previa lateralis dimana pembukaan < 4
cm atau serviks belum matang, plasenta previa dengan perdarahan yang banyak
1) Lakukan amniotomi.
dikontrol.
Pada kasus plasenta previa dengan perdarahan yang banyak baik totalis maupun
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gr (Saifuddin. AB, 2002).
Dahulu sectio sesarea dilakukan atas tindakan yang terbatas pada panggul sempit
1) Indikasi ibu
a) Plasenta previa.
b) Panggul sempit.
c) Disproporsi sefalopelvik.
2) Indikasi Janin
a) Malpresentasi janin atau kelainan letak seperti letak lintang, letak bokong,
b) Gawat janin.
setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat dicapai.
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana setiap langkah
Midwifery.
1) Pengumpulan Data
a) Wawancara/Anamnese
berulang.
penunjang
tampak anemis.
2) Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar, maka
psikososial.
perdarahan dari jalan lahir berwarna merah segar, perut ibu tidak
sakit, bagian teren dah janin masih tinggi, serta ditunjang dengan
terjadi atau yang akan dialami oleh ibu bila tidak mendapat
mungkin terjadi.
pasca persalinan.
kewenangannya.
trendelenberg.
No.16.
6) Kolaborasi dengan dokter ahli kandungan, dokter ahli anestesi
previa.
yang aktif dan banyak segera lakukan terapi aktif tanpa memandang
maturitas janin.
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
No.Register : 00126xx
1. Biodata
Nama : Ny.”K”
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan : 900.000/bulan
Alamat : Kediri
Nama Suami : Tn.”L”
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 (Tamat)
Penghasilan : 1.200.000/bulan
Alamat : kediri
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar ± 1
sarung. Keluhan dirasakan sejak pukul 03.00 Wib dini hari. Ibu
mengatakan tidak merasakan nyeri perut
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
HPHT : 27-08-2013
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
Teratur / tidak : teratur
Dismenorhea : ya, selama menstruasi
Fluor albus : tidak
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
HPL : 03-06-2014
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami
kegugura. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah ± 9 bulan. Ibu
mengatakan merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sisi
kiri perut selama bulan Februari 2014 sampai sekarang. Ibu
mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami nyeri perut hebat.
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya. Ibu selalu bertanya
tentang penyakitnya
Berat badan sebelum hamil 48 kg kenaikan berat badan selama hamil:
Trimester I : 49 kg
Trimester II : 52 kg
Trimester III : 56 kg
Ibu mengatakan selama hamil 8 kali memeriksakan kehamilannya di
RSUD Gambiran
Trimester I: Pemeriksa : 2 x poly obgyn
perkembangan janin
dan vitamin.
Penyuluhan : Banyak istirahat dan
perkembangan janin
Imunisasi :2x
5. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : belum berKB setelah
melahirkan
Rencana kontrasepsi yang akan datang : belum tahu
T3 : BAB 1x sehari
T2 : Ibu melakukan
pekerjaan rumah
tangga dibantu
pembantu.
T2 : Ibu melakukan
hubungan seksual
T3 : Ibu melakukan
hubungan seksual
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 48 kg
BB sekarang : 56 kg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit
LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal, kulit kepala bersih.
Punggung : Simetris.
b. Palpasi
Leopold I :TFU= 3 jari di bawah px, teraba lunak,kurang
keras,tidak melenting (bokong).
MD : 32 cm
TBJ : (32 – 12) x 155 = 3100 gram
c. Auskultasi
Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi
132x/menit (N : 120-160x/menit)
d. Perkusi
Reflek patella (+)/(+).
3. Pemerksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan USG tanggal 11-05-2014 kehamilan tunggal,
hidup, intra uterin, kepala, Djj 132x/menit, plasenta di segmen bawah
rahim (SBR) menutup ostium uteri internum (OUI), diameter
biparietal (DBP) umur kehamilan 36 minggu 3 hari
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 Mei 2014
Hb : 11 gr % (N : 11-14 gr%)
Leukosit : 8,2.103/mm
(N : 5000-10.000/mm3)
Trombosit : 166.103/mm3 (N : 150.000-350.000/mm3)
DO :
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 48 kg
BB sekarang : 56 kg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit
LILA : 26 cm
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Abdomen : Membesar sesuai umur kehamilan, ada linea
nigra, tidak ada bekas luka operasi terdapat striae
gravidarum. Abdomen terlihat tegang
b. Palpasi
Leopold I :TFU= 3 jari di bawah px, teraba lunak,kurang
keras,tidak melenting (bokong).
MD : 32 cm
TBJ : (32 – 12) x 155 = 3100 gram
c. Auskultasi
Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi
132x/menit (N : 120-160x/menit)
d. Hasil pemeriksaan inspekulo oleh dr “A” :
Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina
Terlihat adanya sedikit gumpalan jaringan atau bantalan.
2. Ahli anastesi
3. Petugas perinatologi
3.5 Intervensi
Tanggal : 11 mei 2014
Kriteria :
N : 72-84 x/menit
S : 36,5-37,2oC
RR : 16-24 x/menit
Rencana tindakan :
1. Observasi Djj
dokter
3.6 Implementasi
Tanggal : 11 mei 2014
1. Mengobservasi Djj
cc
3.7 Evaluasi
Tanggal : 10 Mei 2014
PEMBAHASAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan kesenjangan dan kesesuaian antara
teori dan hasil studi kasus pada pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan
pada Ny “C” dengan kasus antenatal gestasi 36 minggu dengan plasenta previa
Pada tahap ini, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena
pada saat pengumulan data, baik klien, suami, maupun keluarga klien selalu
bidan dan dokter yang bertugas di RSUD Gambiran pada saat itu, sehingga
klien tersebut.
Pada tinjauan pustaka/teori yang disebutkan bahwa tanda gejala plasenta previa
totalis adalah :
a. Perdarahan tanpa rasa sakit pada saat tidur atau sedang melakukan aktivitas.
b. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih
e. Biasanya terjadi kelainan letak seperti letak lintang atau letak sungsang.
Berdasarkan asuhan yang telah dilaksanakan dalam pengumpulan data pada kasus
terjadi pada trimester III, bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul,
hasil USG implantasi plasenta pada segmen bawah rahim (SBR) menutupi seluruh
didukung atau ditinjau oleh beberapa data, baik subjektif objektif yang diperoleh
dari hasil pengkajian yang dilakukan kemudian analisa dan interpretasi data maka
diperoleh diagnosa atau masalah aktual sesuai teori diagnosa kehamilan adalah
amenorhoe teraba bagian janin dan terdengar Djj sedangkan tanda pasti dari
plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri, berwarna merah segar, terjadi
minggu.
abdomen janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur
kelainan janin dalam rahim dan bagian terendah masih tinngi dan pemeriksaan
dalam dilkukan di atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan
untuk menegakkan diagnosa pasti serta ditunjang dengan hasil USG : plasenta
berada di segmen bawah yang menutupi seluruh ostium uteri internum adalah
intrauterine
Menginterpretasikan data secara khusus (spesifik) kedalam suatu rumusan
diagnosa atau masalah. Diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang
difokuskan pada apa yang dialami oleh seorang individual, sedang masalah yang
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek yang telah dilaksanakan dalam
diantaranya kematian dan kesakitan sangat tinggi sebagai akibat dari perdarahan
mengakibatkan kelahiran janin cacat mental, cacat fisik dan dapat mengakibatkan
efek terhadap ibu seperti syok, penyakit gangguan pembekuan darah, gagal ginjal
dan ibu dapat meninggal atau hidup dengan penyakit yang menetap, serta dapat
antara tinjauan kepustakaan dengan data yang ditemukan pada kasus, di mana
komplikasi yang sering muncul pada kasus plasenta previa tergantung dari
tepat maka kasus ini akan berlanjut menjadi perdarahan yang hebat dan dapat
mengakibatkan, syok pada ibu yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Pada tahap ini mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi atau
yang akan dialami oleh ibu bila tidak mendapat penanganan yang adekuat, didapat
melalui pengamatan yang cepat, observasi secara akurat dan persiapan untuk
KONSULTASI
previa segera perbaiki keadaan umum, pemasangan infuse RL dan apabila terjadi
syok hipovolemik yang disertai dengan perdarahan aktif yang konsisten harus
segera kolaborasi dengan dokter obgyn dan bagian perinatologi untuk tindakan
seksio sesarea demi keselamatan ibu dan janin serta persiapan darah untuk
infus RL dengan tetesan 28 tetes/menit serta kolaborasi dengan dokter ahli obgyn
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain yang lebih ahli sesuai
dengan keadaan ibu. Pada tahap ini bidan dapat melakukan tindakan emergency
sesuai kewenagannya dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan.
sesarea.
Terapi aktif (tindakan segera), wanita hamil di atas 22 minggu dengan
perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera dilaksanakan secara
aktif tanpa memandang maturitas janin, untuk didiagnosa plasenta previa dan
lakukan PDMO jika : infus/transfuse telah terpasang, kamar dan tim operasi telah
siap, kehamilan ≥ 37 minggu (berat badan ≥ 2500 gr) atau inpartu, janin telah
meninggal, perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu
atas panggul.
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “K” dengan plasenta previa
totalis yaitu kondisi ibu dan janin baik, tidak terjadi perdarahan dan TTV dalam
batas normal untuk mencapai tujuan tersebut, tindakan yang dilakukan adalah
diupayakan dalam waktu singkat dan efektif mungkin, hemat dan berkualitas serta
sesuai rencana yaitu dilakukan terminasi kehamilan dengan cara section caesarea.
Dalam hal ini penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini
ditunjang oleh pasien dan keluarganya dapat menerima semua anjuran dan
tahap ini teori maupun asuhan tidak ada kesenjangan yang terjadi. Dalam hal ini,
tidak terjadi hipoksia pada janin dan tidak terjadi syok pada ibu, keadaan umum
ibu baik dan TTV dalam batas normal, plasenta previa teratasi dengan jalan
operasi section sesarea, operasi dilakukan pada tanggal 11-05-2014 jam 12.30
wib.
Pada tahap ini penulis dapat melaporkan bahwa tindakan operasi yang
PENUTUP
pengalaman di lahan praktek melalui studi kasus pada Ny. “K” dengan kasus SC
dengan plasenta previa totalis maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian Ny. “K” didapatkan tanda dan gejala sesuai dengan
teori yaitu adanya perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri dan tanpa
tunggal, hidup, intra uterin, kepala, Djj 132 kali/menit, plasenta di segmen
2. Diagnosa plasenta previa totalis pada Ny. “K” didasarkan pada hasil USG
USG tanggal 11-05-2014 dan perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri dan
4. Konsultasi dengan dokter ahli obgin untuk tindakan SC, ahli anastesi, dan
petugas perinatologi.
dengan baik.
7. Pada Ny. “K” dilakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
pada tanggal 11-05-2014 jam 12.30 wib berjalan lancar tanpa komplikasi
82.
Mochtar. R, 2004, Obstetri Operatif dan Obstetri Sosial, Edisi 2, Jilid 2, EGC,
Muhammadiyah, Surakarta.
Saifuddin. AB, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 6, Yayasan bina Pustaka,
Halaman 160-166.
Varney. H, 1999, Buku Saku Bidan, Widya Medika, Jakarta, Halaman 126-224.