DAN
ASUHAN KEBIDANAN
ASFIKSIA NEONATORUM
Mata Kuliah :
Dosen Pembimbing:
BETRISTASIA P, SST
Disusun Oleh :
1. Shella Agata Bd.DH.2009.49
2. Siti Ika Nurhayati Bd.DH.2009.50
3. Sri Wulandari Bd.DH.2009.51
4. Sriwahyuni Bd.DH.2009.52
I. DEFINISI
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkat
CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba,
1998).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir (Sarwono, 2002).
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis
(Sarwono, 2002).
II. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan
hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan
asfiksia bayi. Keadaan ini perlu dikenal, agar dapat dilakukan persiapan yang
sempurna pada saat bayi lahir.
Faktor-faktor yang mendadak ini terdiri atas :
a. Faktor-faktor dari pihak janin
1). Ganguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat
2). Depresi pernafasan karena obat-obat anestesia/analgetika yang
diberikan kepada ibu, perdarahan intrakranial, dan kelainan bawaan
(hernia diafragmatika, atresia saluran pernafasan, hipoplasia paru-paru,
dan lain-lain).
b. Faktor-faktor dari pihak ibu
1). Gangguan his, misalnya hipertonik dan tetani
2). Hipotensi endadak pada ibu karena perdarahan misalnya pada plasenta
previa
3). Hipertensi pada eklampsia
4). Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasenta
III. KLASIFIKASI
Asfiksia dibagi menjadi 3 tingkatan:
1. Asfiksia Berat
Bayi menderita asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3, bayi tidak
menangis saat lahir. Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai
asidosis yang membutuhkan perbaikan segera. Pada keadaan ini
pernafasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung menurun (kurang
dari 100 permenit).
2. Asfiksia Sedang
Nilai APGAR pada asfiksia sedang adalah 4-6,. Pada asfiksia sedang
bayi bernafas megap-megap dan menangis merintih. Disini dapat dicoba
melakukan rangsangan untuk menimbulkan refleks pernafasan.
3. Asfiksia Ringan
Nilai APGAR 7-10. pada keadaan ini bayi dapat menangis spontan.
Asuhan bayi baru lahir dapat diberikan segera, yaitu: penghangatan suhu
tubuh bayi, pembersihan jalan nafas, rangsangan untuk menimbulkan
pernafasan.
Tanda 0 1 2
Denyut Tidak ada < 100 > 100
Jantung
Pernafasan Tidak ada Lemah, tidak Baik/menangis
teratur
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas Aktif
sedikit fleksi
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Reaksi
menyeringai melawan/menangis
Warna Kulit Pucat/Biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru merah
IV. PATOGENESIS
1. Kalau janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah
rangsangan terhadap nervus vagus. Bunyi jantung janin menjadi lambat.
Jika kekurangan o2 terus berlanjut, maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Dan timbullah kini rangsangan dari nervus simpatikus.
DJJ menjadi lebih cepat, akhirnya irreguler dan menghilang.
2. kekurangan O2 juga merangsang usus sehingga dikeluarkan mekonium
sebagai tanda janin dalam asfiksia.
a. Jika DJJ normaol dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
b. Jika DJJ 160 keatas, ada mekonium : janin sedang asfiksia
c. Jika DJJ 100 kebawah, ada mekonium : janin dalam gawat
3. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin, dan bila kemudian terdapat
banyak air ketuban dan mekonium dalam paru-paru, brochus tersumbat
dan terjadi atelektasis. Dan bila janin lahir maka alveoli tidak berkembang.
V. POHON MASALAH
Asfiksia Neonatorum
Kompresi Jantung
Luar
VI. PENANGANAN
a. Tindakan Umum
1). Segera tali pusat dipotong
2). Pengontrolan suhu; mencegah kehilangan panas dari kulit.
3). Membersihkan jalan nafas.
4). Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan.
Bila bayi tidak memperlihatkan usaha untuk bernafas 20 detik
setelah lahir, dianggap sedikit banyak telah menderita depresi
pernafasan.
Perangsangan dapat dilakukan dengan pengisapan lendir melalui
nasofaring.
Pengaliran oksigen dengan cepat kedalam mukosa hidung
merangsang reflek pernafasan.
Rangsangan nyeri dengan memukul kedua telapak kaki bayi,
menekan tendon archiles.
Atau memberikan suntikan vit K pada bayi tertentu.
b. Tindakan Khusus
1). Suplai oksigen
(a). Bersihkan jalan nafas
Pembersihan jalan nafas pada trakea dengan intubasi dan pada
bronkus dengan laringoskop.
(b). Suplai oksigen
Berikan oksigen dengan masker, intubasi dengan oksigen pada
tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O pernafasan buatan dan
respirator.
2). Terapi Asidosis
(a). Kateterisasi pembuluh umbilikalis
(b). Berikan larutan buffer melalui vena umbilikalis yaitu bikarbonas
natrikus 2-4 mEq/kg BB atau dengan larutan bikarbonas natrikus
7% dengan dosis 1 ml/kg BB disertai dengan glukosa 40% 1-2
ml/kg BB secara IV.
3). Terapi Rejatan
(a). Infus glukosa 5-10 ml dalam kateter umbilikalis dan rheumacrodex
15-30 ml.
(b). Obat: Alupent (orsiprenalin) 0,2 ml IM, complamin (xanthinol
niacinate) 5mg/kg BB IV, cepilanid (deslanoside) 0,1-0,2 ml/IV,
mungkin prednisolon 25 mg IV.
(c). Kopresi jantung luar.
Nilai Tindakan
APGAR skor 7-10 Pengontrolan suhu tubuh
Asfiksia Ringan Pembersihan jalan nafas
Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan
APGAR skor 4-6 Semua diatas ditambah
Asfiksia Sedang Stimulasi untuk menimbulkan reflek pernafasan
mungkin dilakukan lebih lama (30-60 detik), bila
tidak berhasil;
Ventilasi mulut-mulut
Terapi asidosis, terapi rejatan.
APGAR skor 0-3 Semu diatas disertai dengan;
Asfiksia Berat Intubasi dan pernafasan buatan
Kompresi jantung luar.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstertri; Obstetri Fisiologi,Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
___________________ . (2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Rachman, M. (2000). Penatalaksanaan dalam Ilmu Kebidanan dan Bayi Baru
Lahir. Jakrta: Salemba
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. IDENTITAS
a. Bayi
Nama bayi : Bayi Ny “I”
Umur bayi : Hari ke-0
Tanggal/ jam lahir : 20 Oktober 2010 / 08.45 wib
Jenis kelamin : Perempuan
b. Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. “I” Nama : Tn. “R”
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Suku Bangsa : Jawa-Indonesia Suku/Bangsa :Jawa-Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : PG TK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai RS Pekerjaan : Pegawai RS
Penghasilan : Rp. 1.000.000/bln Penghasilan :Rp1500.000
Alamat kantor : Penanggungan RT 01/RW 04, Kediri.
2. KELUHAN UTAMA
BBL datang diruang bayi dengan KU lemah, menangis⊕sedang, anus ada,
kelainan tidak ada. Usia kehamilan 39-40 minggu.
4. RIWAYAT PRENATAL
Ibu memeriksakan kehamilan di dokter dan di Rumah Sakit sebanyak 7 kali,
yaitu: 2 kali pada TM 1, 2 kali pada TM 2, dan 3 kali pada TM 3. ibu
mendapat imunisasi TT 1 kali, yaitu pada saat usia kehamilan 5 bulan. Saat
kehamilan muda ibu mempunyai keluhan mual muntah.
5. RIWAYAT NATAL
Bayi lahir spontan belakang kepala di RS Gambiran pada tanggal 20 Oktober
2010 jam 08.45 wib, jenis kelamin perempuan, A-S: 6-7, BBL: 3300 gram,
PBL: 51 cm, tidak ada cacat, anus ada.
Ketuban pecah: 5 jam 45 menit, warna hijau keruh, kental, tidak bau, tali
pusat layu.
9. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
10. RIWAYAT IMUNISASI
Bayi belum mendapat imunisasi sama sekali.
B. Data Obyektif
1. Status Kesehatan Umum
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV : Nadi : 134 x/menit
Respirasi : 52 x/menit
Suhu : 37,4 oC
2. Antropometri
BBL : 3300 gram
PBL : 51 cm
Lida : 33 cm
Lila : 11 cm
Lika : 34 cm
Circum ferensia sub ocipito bregmatika : 24 cm
Circum ferensia fronto bregmatika : 20 cm
Circum ferensia mento ocipito : 17 cm
Tanda 0 1 2 Nilai
Denyut Tidak ada < 100 > 100 2/2
Jantung
Pernafasan Tidak ada Lemah, tidak Baik/menangis 1/1
teratur
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas Aktif 1/1
sedikit fleksi
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Reaksi 1/1
menyeringai melawan/menangis
Warna Pucat/Biru Tubuh merah, Seluruh tubuh merah 1/1
Kulit ekstremitas biru
Jumlah 6/7
4. Reflek
Moro reflek : lemah
Tonik neck reflek : lemah
Staping reflek : lemah
Rooting reflek : lemah
Babinsly reflek : lemah
5. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada kaput sucedaneum, tidak ada chepal
hematom, tidak ada perdarahan intracranial, UUB ada, UUK
ada, rambut keriting, tipis
Mata : simetris, konjungtiva merah muda,sklera putih, bentuk
normal.
Hidung : simetris, polip tidak ada
Telingga : simetris, tidak ada kelainan anatomis
Mulut : simetris, saliva ada, tidak ada kelainan bawaan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada pernafasan dada, tidak ada wheezing,
tidak ada rochi, tidak ada retraksi dada
Abdomen : kembung tidak ada, tidak ada pembesaran hepar, tali pusat
masih basah, perawatan kering, tidak ada perdarahan
Genetalia : labia mayora dan minora ada, tidak ada kelainan
Anus : anus ada, rectum ada
Punggung : simetris, tidak ada kelainan bawaan atau trauma
Ekstremitas : simetris, lengkap, tidak ada kelainan bawaan ataupun
didapatkan trauma
6. Pemeriksaan Penunjang
Gula Darah Acak : 59 mg/dl (normal : 80-125 mg/dl)
Hemoglobin : 15,65 g/dl (normal : 12-16 g/dl)
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal/Jam Data Dasar Kemungkinan Penyebab Dx/Mx
20-10-2010 DS : - Gangguan pernafasan Terjadi
09.30 wib DO : akibat adanya secret pada Asfiksia
- KU : lemah saluran nafas. Sedang
- Tangisan ⊕sedang
- Pada mulut dan hidung
ada cairan ketuban.
- A-S : 6-7
- TTV:
Nadi :134 x/menit
Respirasi:52 x/menit
Suhu : 37,4 oC
- Antropometri:
BBL : 3300 gram
PBL : 51 cm
Lida : 33 cm
Lila : 11 cm
Lika : 34 cm
- Reflek : ⊕
III. INTERVENSI
Tanggal/Jam Dx/Mx Intervensi Rasional
20-10-2010 Dx:Terjadi Tujuan:
09.45 wib Asfiksia Keadaan bayi dapat
Sedang membaik dan kebutuhan O2
bayi tercukupi.
Kriteria:
- Denyut jantung:
>100 x/mnt – 160 x/mnt
- Pernafasan: baik/menangis
30-60 x/mnt
- Tonus otot: aktif
- Reflek: reaksi melawan
atau menangis
- Warna kulit:eluruh tubuh
merah
Intervensi:
1.Bersihkan lendir pada jalan 1.Untuk melonggarkan
lahir jalan nafas.
2.Rangsang taktil pada bayi. 2.Untuk merangsang kerja
jantung.
3.Berikan O2. 3.Untuk memenuhi
kebutuhan O2 pada bayi.
4.Untuk mencegah bayi
4.Hangatkan bayi dengan hipotermi.
selimut. 5.Untuk memantau
5.Lakukan observasi TTV perkembangan bayi.
dan KU bayi. 6.untuk mendapatkan
6.Kolaborasi segera dengan pengobatan dan
dokter dan team medis. perawatan selanjutnya.
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam Dx/Mx Implementasi/pelaksanaan
20-10-2010 Dx:Terjadi 1.Membersihkan lendir pada jalan lahir
09.50 wib Asfiksia 2.Merangsang taktil pada bayi.
Sedang 3.Menghangatkan bayi dengan dibungkus selimut.
Terlebuh dahulu bayi dibersihkan dengan
menggunakan minyak.
4.Melakukan observasi TTV dan KU bayi.
- KU : lemah
- TTV : Nadi : 134 x/menit
Respirasi : 52 x/menit
Suhu : 37,4 oC
5.Kolaborasi segera dengan dokter dan team medis.
Terapi:
- Vit K 1 mg
- Pycin 2 x 150 mg
- O2 1 liter/menit
- Termoregulasi/penghangatan
- Genta 2 x 7,5 mg
V. EVALUASI
Tanggal/Jam Dx/Mx Evaluasi
20-10-2010 Dx:Terjadi S: -
13.45 wib Asfiksia
O: KU : masih lemah
Sedang
TTV : Nadi : 134 x/menit
Respirasi : 52 x/menit
Suhu : 37,4 oC
Bayi menangis kuat
Tonus otot : aktif
Warna kulit : seluruh tubuh kemerah-merahan
Di tangan bayi terpasang plug.