Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intra partum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami puerperium disebut puerperal. Periode pemulihan pascapartum berlangsung sekitar 6 minggu. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus gentalis setelah persalinan yang terjadi antara hari 2-10 postpartum. Berbagai kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan membahayakan jiwa. Satu dari wanita Amerika telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus terjadi setiap tahun. Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran lainnya, serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko seorang wanita untuk menjadi mandul. Ketika bakteri yang menyerang menembus tuba fallopi, mereka dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya (atau tidak memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim. Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang bergerak melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akbatnya adalah perkiraan yang mengkhawatirkan yaitu setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk menjadi mandul adalah 10%. Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung menjadi 55%. Secara keseluruhan penyakit radang panggul kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap tahun. Selain itu infeksi pada masa nifas ini juga dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan sebesar enam kali lipat. Karena tuba falopii sering mendapat arut (bekas luka) yang timbul akibat infeksi, sehingga telur yang turun mengkin akan macet dan hanya tertanam di dinding tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di luar kandungan per tahun dapat di pastikan sebabkan oleh infeksi pada panggul. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan Abses Pelvic diperlukan untuk mendeteksi resiko terjadinya komplikasi pada ibu nifas dan untuk melaksanakan askeb yang benar, karena itu penulis berminat untuk mengambil study kasus dengan judul : Asuhan Kebidanan Ibu Post Partum dengan Abses Pelvic. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu pos partum dengan Abses Pelvic di ruang nifas RSUD GAMBIRAN Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dengan Abses Pelvic adalah : 1. Melaksanakan pengkajian terhadap keadaan 2. Mengidentifikasi masalah dengan melakukan diagnosa 3. Mengantisipasi masalah potensial yang terjadi 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan 5. Merumuskan rencana asuhan komprehensif 6. Melaksanakan asuhan kebidanan 7. Mengevaluasi asuhan kebidanan 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat Teoritis Dapat digunakan sebagai bahan acuan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 1.3.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Lahan Praktek Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya bagi ibu post partum dengan Abses Pelvic. 2. Bagi Institusi Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan di bidang kebidanan khusunya masalah-masalah yang terjadi pada ibu post partum dengan Abses Pelvic. 3. Bagi Penulis Sebagai media belajar untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan. 4. Bagi Pasien Diharapkan mendapatkan masukan pengetahuan tentang perawatan pada ibu post partum dengan Abses Pelvic. 1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada ibu post partum dengan Abses Pelvic yaitu : 1.4.1 Wawancara Yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dan seseorang penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang. (Soekidjo, 2002). 1.4.2 Observasi Yaitu suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Soekidjo, 2002). 1.4.3 Pemeriksaan Fisik Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi atau mendapatkan data yang obyektif. (Nursalam, 2002). 1.4.4 Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil leteratur dan buku serta makalah yang ada. (Notoadmojo, 2002). 1.5 Tempat dan Waktu. 1.5.1 Tempat pelaksanaan pengambilan data untuk asuhan BPS kebidanan dilaksanakan di ruang nifas RSUD GAMBIRAN 1.5.2 Waktu pelaksanaan pengambilan data untuk asuhan kebidanan dilaksanakan tanggal 15 Januari 2014 di ruang nifas RSUD GAMBIRAN 1.6 Sistematika Penulisan. Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini disusun secara sistematis menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN. Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penulisan serta sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA. Meliputi konsep dasar masa nifas, konsep penyakit radang panggul (PRP) dan konsep manajemen asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan abses pelvic BAB 3 : TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini meliputi pengkajian, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB 4 : PEMBAHASAN. BAB 5 : PENUTUP. Berisi tentang kesimpulan dan saran.