Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPERTENSI PADA NY. R UMUR 35 TAHUN G3P2A0DI
KLINIK H.SYAHRUDDIN TAHUN 2021

Oleh:

Nama : LYA ALDINA


NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKes AS SYIFA KISARAN

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

PADA NY. R UMUR 35 TAHUN G3P2A0DI KLINIK

H.SYAHRUDDIN TAHUN 2021

Telah Mendapatkan Persetujuan Dari :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

____________________ ____________________
NIP : NIDN :

Ka.Klinik Ka.Prodi Profesi Bidan

H.Syahruddin Selvi Puspan Sari,SST.,M.Keb


NIP : NIDN : 0112089302
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik kerja
tentang“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
PADA NY.R UMUR 35 TAHUN G3P2A0DI KLINIK H.SYAHRUDDIN”.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada :
1. Ustifina Hasanah Hasibuan,SST.,M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKes As

Syifa Kisaran

2. Selvi Puspan Sari,SST.,M.Keb selaku Kepala Prodi Profesi Bidan STIKes As

Syifa Kisaran

3. Ririn Anggraini Sitorus,SST.,M.Keb selaku ketua Koordinator STIKes As

Syifa Kisaran

4. ----- selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi bimbingan

dan arahan dalam penyelesaian makalah ini.

5. -----selaku Pembimbing Praktek II (Lahan Praktik)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya

laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua.Amin

Lubuk Pakam, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1...................................................................................................Latar
Belakang................................................................................... 1
1.2...................................................................................................Tujuan
Penelitian.................................................................................. 4
1.3...................................................................................................Manfaa
t Penelitian................................................................................ 5

BAB IIKAJIAN KASUS DAN TEORI


2.1. Kajian Masalah Kasus.............................................................. 6
1. Pengkajian............................................................................ 6
2. Interpretasi Data................................................................... 14
3. Identifikasi Dan Antisipasi Diagnosa Potensial................... 15
4. Antisipasi Tindakan Segera................................................. 15
5. Perencanaan......................................................................... 15
6. Pelaksanaan..........................................................................15
7. Evaluasi................................................................................ 16
2.2...................................................................................................Kajian
Teori.......................................................................................... 17
1. Kehamilan............................................................................ 17
2. Tinjauan Khusus Tentang Hipertensi dalam kehamilan...... 33

BAB IIIPEMBAHASAN
3.1...................................................................................................Langka
h I. Identifikasi data dasar.........................................................42
3.2...................................................................................................Langka
h II. Identifikasi diagnosa masalah actual................................47
3.3...................................................................................................Langka
h III. Antisipasi diagnosa/masalah potensial............................50
3.4...................................................................................................Langka
h IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera Atau
Kolaborasi.................................................................................54
3.5...................................................................................................Langka
h V. Rencana Tindakan............................................................55
3.6...................................................................................................Langka
h VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan……. 58

ii
3.7...................................................................................................Langka
h VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan.................................59

BAB IVPENUTUP
4.1...................................................................................................Kesim
pulan......................................................................................... 62
4.2...................................................................................................Saran
..................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga

ovumkemudian dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila

dihitung darifase fertilisasi hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan

berlangsung dalamwaktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terdiri daritiga trimester yakni trimester I berlangsung selama 13

minggu, trimester II 14-27minggu dan trimester III dari 28 hingga ke 40 minggu

(Manuaba, 2013).

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa keadaan

yang dapat menyebabkan kehamilan beresiko, diawali dari hasil bertemunya

spermadan ovum yang tidak menempel dengan sempurna ke rahim, kemungkinan

pertumbuhan janin yang terhambat, berbagai penyakit ibu yang mengancam

kehamilan, hingga proses kelahiran yang juga mempunyai resiko tersendiri. Salah

satu penyakit yang sering mengancam kehamilan adalah hipertensi dalam

kehamilan.

Penyebab langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (28%),

preeclampsia(24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma

1
2

Obstetrik (5%),emboli obstetrik (3%) (Nelawati Radjamuda, Jurnal Ilmiah

Bidan, 2016).

Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan

dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan adalah hipertensi.Kejadian

hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15 % dan merupakan satu diantara tiga

penyebabmortalitas dan morbiditas ibu bersalin disamping infeksi dan perdarahan,

selain itufrekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan juga meningkat

pada ibu hamilyang mengalami hipertensi. Dampak dari hipertensi kehamilan

lebih lanjut antara lainresiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan

bayi lahir rendah danangka kematian perinatal meningkat (Pesta Corry, 2016).

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 15 % dari penyulit kehamilan dan

salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.

Hipertensi ini dapat berupa hipertensi kronis, hipertensi gestational maupun

berkembang lebih jauh menjadi Preeklampsia maupun Eklampsia.Di Indonesia

mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup

tinggi.Halini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan

dalam persalinanmasih ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan yang

belum sempurna.

Sedikitnya 10 % perempuan pada kehamilan pertama akan terkena hipertensi.

Kejadian hipertensi dalam kehamilan karena segi paritas disimpulkan bahwa

primigravida tua resiko paling tinggi pada kejadian hipertensi dalam kehamilan

(LilisLisnawati, 2012).
3

Hipertensi dalam kehamilan merupakan manifestasi gangguan hemodinamik

sistem kardiovaskular yang penyebabnya adalah multi faktor sehingga tidak bisa

diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal.Wanita hamil dengan

hipertensimerupakan resiko yang tinggi untuk komplikasi yang berat seperti

solusio plasenta,penyakit serebrovaskular, gagal organ dan koagulasi intravaskular

(Yudhaputra, 2016).

Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius

di negara berkembang.Menurut laporan World Health Organization (WHO)

tahun2016, Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 216 per 100.000 kelahiran

hidup.Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 830 ibu meninggal akibat komplikasi

kehamilandan persalinan.Hampir semua kematian ini terjadi karena sumber daya

yang rendahdan sebagian besar dapat dicegah.Dari beberapa negara, wilayah

Negara Afrika yangmemiliki angka kejadian kematian ibu tertinggi yaitu 2/3 dari

seluruh dunia. Selainitu, target WHO pada tahun 2030 yaitu 140 kematian dari

100.000 kelahiran hidup(WHO, 2016).

Dari data Kementerian Kesehatan RI, AKI di Indonesia pada tahun 2012

meningkat tajam menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan milenium

dalamtarget MDGS pada tahun 2015 adalah AKI dapat diturunkan menjadi 102

per 100.000kelahiran hidup.Namun, berdasarkan data yang didapat, AKI pada

tahun 2015sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sangat jauh dari

target MDGS(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2015).


4

Distribusi penyebab kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan

tahun 2014 karena perdarahan sebanyak 44 kasus (31,88%), karena hipertensi

dalamkehamilan sebanyak 55 kasus (39,85%), karena infeksi sebanyak 3 kasus

(2,17%),karena gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke, dll) sebanyak 2

kasus(1,44%) dan karena penyebab lain sebanyak 34 kasus (24,63%). Penyebab

laintersebut antara lain adalah karena penyakit jantung, ginjal, Retensio urin,

stroma,gangguan pernapasan dan penyakit bawaan lainnya pada ibu hamil

(Depkes Sumut,2015).

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional mempunyai peranan

dan kewajiban untuk memberikan asuhan kebidanan klien serta menyelamatkan

ibu dan bayi dari masalah kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai

implementasi keilmuan saya mengambil kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun G3P2A0 di Klinik H.Syahruddin.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Kebidanan dan Pengalaman nyata pada asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun

G3P2A0 di Klinik H.syahruddin sesuai dengan managemen Kebidanan

menurut 7 Langkah Varney.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data secara subyektif dan obyektif pada asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun

G3P2A0 di Klinik H.Syahruddin


5

b. Menginterpretasikan data dari pengkajian yang telah dilakukan

meliputi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada asuhan kebidanan

pada ibu hamildengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun G3P2A0 di

Klinik H.Syahruddin.

c. Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi pada ny. R umur

35 tahun G3P2A0 di Klinik H.Syahruddin.

d. Melakukan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil dengan hipertensi

pada ny. R umur 35 tahun G3P2A0 di Klinik H.Syahruddin.

e. Melaksanakan perencanaan secara efisien dari rencana tindakan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun

G3P2A0 di Klinik H.Syahruddin.

f. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi pada ny. R umur 35 tahun

G3P2A0 di Klinik H.Syaharuddin.

g. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus

nyatadi lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat

terhadap ibuhamil dengan hipertensi kehamilan.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi Pasien

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang anemia ringan

pada kehamilan, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

mengambil keputusan dalam memperbaiki status status kesehatannya.


6

1.3.2. Bagi Klinik H.Syahruddin

Sebagai bahan informasi perkembangan keilmuan dalam konteks

asuhan kebidanan dan sebagai masukan dan wacana bagi bidan untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pasien secara

professional.

1.3.3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan referensi kajian pengembangan asuhan

kebidanan pada ibuhamil dengan hipertensi, serta dapat menjadi

referensi dan bahan pembelajaran asuhan kebidanan.

1.3.4. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan, memperdalam kemampuan analisis

dan sebagai bentuk aplikasi keilmuan baik pada kasus Ny.R maupun kasus

pada pasien yang lain dengan kriteria masalah yang sama.


7

BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

2.1. Kajian Masalah Kasus


Tanggal : 22-10-2021
Waktu : 08.00 wib
Tempat : Klinik H.Syahruddin
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
a. Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn“C”
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : DIII
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
b. Alasan dating
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
c. Keluhan utama
Ibu mengatakan kepala terasa pusing dan berat serta pandangan
berkunang jika bangun tidur sudah sejak 1 minggu yang lalu
d. Riwayat Obstetric dan Ginekologi
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Umur Penolong Nifa Keadaan Anak
Kehamila Jenis
k Persalina s
n Persalinan Hidup meninggal
e n

Sp Tind O Umu BB umu j sb


t k p r L r k b

Hamil ini
8

e. Riwayat Kehamilan Sekarang


1) G3P2A0
ANC :
TM I : 3 kali
TM II : 2 kali
TM III : kali
2) Imunisasi: TT 1 : tanggal 15 januari 2021
TT 2 : tanggal 14 februari 2021
3) Keluhan TM I : mual, muntah, pusing
Terapi : B6 1x1 X, PCT 3x1 X
Nasehat : makan sedikit tapi sering, hindari makanan bersantan
4) Keluhan TM II : pusing kepala
Terapi : Kalk 2x1 X, Asam Folat 1x1 X, PCT 3x1 X
Nasehat :
5) Keluhan TM III: -
Terapi:
Nasehat:
f. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun Flour Albus : tidak ada
Siklus/teratur : teratur/30 hari Warna: tidak ada
Lama/jumlah : 6 hari/2x ganti pembalut Bau : tidak ada
Dysmenorhea : tidak ada Lama : tidak ada
HPHT : 13-02-2021 Gatal : tidak ada
HPL : 20-11-2021
UK : 36 minggu
g. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
9

Jenis Kontrasepsi : ibu mengatakan belum pernah menggunakan


kontrasepsi apapun
Lama :-
Keluhan :-
Alasan lepas :-
Rencana yang akan dating : ibu mengatakan ingin menggunakan kb suntik 3
bulan
Alasan : ibu mengatakan karena lebih praktis
h. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah diderita
a) Penyakit Infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
infeksi seperti HIV, TBC,Hepatitis
b) Penyakit Keturunan : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, Asma, Hipertensi
c) Penyakit yg dioperasi: Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit yang dioperasi seperti operasi usus buntu
d) Kecelakaan/trauma: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan/trauma seperti lakalantas
e) Penyakit Organic: Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
organic seperti Paru – paru , jantung, ginjal.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Penyakit Infeksi: Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
infeksi seperti HIV,TBC ,Hepatitis
b) Penyakit keturunan: Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
keturunan seperti DM, asma, Hipertensi
c) Penyakit Organic: Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
organic seperti Paru – paru , jantung, ginjal.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Penyakit Infeksi: Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak pernah atau
sedang menderita penyakit infeksi seperti HIV,TBC ,Hepatitis
10

b) Penyakit Keturunan: Ibu mengatakan di dalam keluarga pernah


menderita penyakit Hipertensi
c) Penyakit yg dioperasi: Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak pernah
mengalami penyakit yg dioperasi seperti usus buntu
d) Penyakit Organic : Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak pernah
atau sedang menderita penyakit organic seperti Paru – paru , jantung,
ginjal.
e) Riwayat Gammely: Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak
memiliki keturunan kembar/gamely
i. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pantang makan: Ibu mengatakan tidak ada pantang makanan
2) Minum obat terlarang: Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan
minum obat-obatan terlarang
3) Merokok/miras: Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan
merokok/miras
4) Memelihara binatang: Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan
memelihara binatang seperti kucing, ayam
j. Kebutuhan sehari-hari
Sebelum Hamil Saat Hamil
1) Pola Nutrisi
Makan : 3x/hari 3x/hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : bervariasi bervariasi
Macam : Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Gangguan: tidak ada tidak ada
Minum : 5gelas/hari 7gelas/hari
Jenis : air putih air putih, susu
Gangguan: tidak ada tidak ada
2) Pola Istirahat
Tidur siang: 2jam/hari 2 jam/ hari
Tidur malam: 8jam/ hari 8jam/hari
11

Gangguan : Tidak ada Tidak ada


3) Pola aktivitas :
1) Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan IRT seperti
memasak, menyapu, dan menjaga anak.
2) Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan olah raga.
4) Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari 2x/hari
5) Pola seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Gangguan : Tidak ada Tidak ada
6) Pola Eliminasi
BAB : 1x/hari 1x/hari
Warna : kuning kecoklatan kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek lembek
Gangguan : tidak ada tidak ada
BAK : 3x/hari 7x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Gangguan : tidak ada tidak ada
k. Data psikologis
1) Status anak yang dikandung : Ibu mengatakan anak yang
dikandung adalah anak kandung
2) Tanggapan ibu atas kehamilannya: Ibu mengatakan sangat senang
dengan kehamilan ini
3) Tanggapan suami dan keluarga: Ibu mengatakan suami dan
keluarga sangat mendukung kehamilan ini.
4) Kesiapan mental ibu: Ibu mengatakan sudah siap untuk melewati
persalinan dan merawat anaknya
l. Data Sosial ekonomi
12

1) Penghasilan per bulan: Ibu mengatakan penghasilan keluarga


sebulan ± Rp.2.500.000,-
2) Tanggung jawab perekonomian: Ibu mengatakan tanggung jawab
perekonomian adalah suami
3) Pengambil keputusan keluarga: Ibu mengatakan pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami
m. Data perkawinan
1) Status perkawinan : Sah
2) Usia saat menikah : 20 tahun
3) Perkawinan : 1 (satu)
4) Lama : 10 bulan
n. Data spiritual
Ibu mengatakan selalu taat dalam melaksanakaan sholat 5 waktu
o. Data social budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik –
baik saja dan Ibu mengatakan tidak mengikuti kegiatan social apapun.
p. Data pengetahuan ibu
1) Ibu mengatakan tidak tahu tentang pola istirahat dan aktivitas ibu
hamil
2) Ibu mengatakan tidak tahu tentang tanda bahaya ibu hamil
3) Ibu mengatakan tidak tahu tentang nutrisi ibu hamil

Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg Suhu : 36,50c
Nadi : 88x/menit Respirasi : 20x/menit
d. Berat badan
Sebelum Hamil: 50kg Selama Hamil :TM I: 54kg
13

TM II:59kg
TM III: -
e. Tinggi badan : 159 cm
f. Lila : 28 cm
g. Status present
1) Kepala – Muka
a) Kepala : mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan,
b) Rambut: bersih, tidak ada ketombe
c) Muka: Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi, tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema.
d) Mata : Simetris, tidak ada secret,
Konjungtiva : merah muda, tidak anemis
Sclera : putih, tidak ikterik
e) Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak
ada gerak cuping hidung saat bernafas, tidak ada kelainan.
f) Mulut/gigi: Simetris, mukosa lembab, tidak ada karies
gigi, tidak ada perdarahan gusi, lidah bersih, tidak ada
tanda-tanda infeksi, tidak ada kelainan seperti labioskisis,
palatoskisis, labiopalatoskisis dan lain-lain.
g) Telinga: Simetris, pendengaran baik, ada gendang telinga,
tidak ada serumen, tidak ada kelainan dan lain-lain.
2) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
paratiroid, parotis, dan limfe tidak ada pembesaran vena
jugularis.
3) Aksila : Tidak ada pembengkakan kelenjar
4) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
wheezing dan ronchi, gerakan dada teratur.
Bentuk : Simetris
14

Mammae : tidak ada benjolan abnormal, tidak


ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan
lain-lain.
5) Abdomen : Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada
bekas luka, tidak ada bekas operasi, ada linea nigra, ada linea
alba, ada striae gravidarum.
6) Anus : tidak ada hemoroid
7) Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap
masing-masing 5, tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku
bersih warna merah muda, tidak ada kelainan, dan lain-lain.
Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari
lengkap masing-masing 5, terdapat odema pada punggung
telapak kaki dan daerah os tibia, tidak ada varices, ada reflek
patella, kuku bersih warna merah muda, tidak ada kelainan,
dan lain-lain.

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Muka :Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,
tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedema.
2) Mammae : Simetris, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada nyeri tekan, hiperpigmentasi aerola
Putting susu : menonjol/inverted
Kolostrum/ASI: belum keluar
Kebersihan : kebersihan terjaga
3) Abdomen : Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak
ada bekas luka, tidak ada bekas operasi, ada linea nigra, ada
linea alba, ada striae gravidarum.
4) Genitalia : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini, tidak ada varices, tidak ada tanda-tanda infeksi
15

b. Palpasi
1) Leopold I : TFU 1 jari dibawah pusat
Bagian fundus ibu teraba bagian janin agak
bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
2) Leopold II :Sebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil
kecil janin dan k8 adang ada gerakan
menendang (ekstremitas).Sebelah kiri perut ibu teraba
bagian janin panjang seperti ada tahanan dank eras
(punggung)
3) Leopold III : Diatas shiympisis ibu teraba bagian janin
bulat, keras, dan melenting (kepala)
4) Leopold IV : Kedua tangan pemeriksa masih bisa
bertemu (konvergen)
Bagian terendah janin belum masuk PAP
5) TFU (Mc. Donald): 24cm
6) TBBJ : 1860 gram
c. Auskultasi
7) DJJ/regular : 136 x/menit
d. Perkusi
8) Reflek patella kanan : (+) positif
9) Reflek patella kiri : (+) positif
e. Pemeriksaan panggul luar
10) Distansia spinarum : tidak dilakukan
11) Distansia cristarum : tidak dilakukan
12) Konjugata eksterna : tidak dilakukan
13) Lingar panggul : tidak dilakukan
f. Pemeriksaan panggul dalam
14) Konjugata vera : tidak dilakukan
15) Promontorium : tidak dilakukan
16) Tanda goodell : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang (Tanggal: 25-10-2020, Pukul: 08.00 WIB)
16

a. Pemeriksaan laboratorium : Protein urin hasil (-) negatif


Urin reduksi (-) negatif
Pemeriksaan HB : 11,3gr%
b. Pemeriksaan rontgen : tidak dilakukan
c. USG : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


1. Diagnosa Nomenklatur
Ny.S umur 31 tahun G3P2A0 umur kehamilan 36 minggu, janin hidup
intra uterin, letak normal, punggung kanan, presentasi kepala, konvergen
dengan hipertensi gravidarum.
Data Dasar:
a. Ibu mengatakan berumur 31 tahun
b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
c. Ibu mengatakan kepala pusing dan pandangan berkunang sejak 1
minggu yang lalu
d. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelum
hamil dan saat hamil
DO:
a. KU : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV: TD: 140/90mmHg, N: 88x/menit, R: 20x/menit, S:
36,5oC
d. BB: 59 kg, TB: 159 cm, lila : 28cm
e. Hasil pemeriksaan fisik pada wajah tidak terdapat oedema. Pada
ekstremitas atas: tidak ada odema. Pada ekstremitas bawah terdapat
odema pada punggung metatarsal dan daerah depan os tibia,
f. Hasil pemeriksaan penunjang Protein urin hasil negative (-)

2. Masalah
Ibu tidak dapat mengatasi rasa nyeri kepala
17

DS :ibu mengatakn kepala pusing dan berat serta pandangan berkunang


saat bangun tidur
DO : ibu tampak kesakitan dan cemas
3. Kebutuhan
a. Berikan ibu support mental
b. Memberitahu ibu tentang cara mengurangi sakit kepala
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Preeklampsia ringan
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
a. Mandiri
Observasi Keadaan ibu
b. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk
melakukan pemeriksaan USG dan kardiotokografi.
c. Merujuk
Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi
V. PERENCANAAN(Tanggal : 22-10-2021, Pkl : 08.10 WIB)
1. Beritahu ibu tentang kondisisnya dan keadaan janinnya serta hasil
pemeriksaan
2. Beri KIE tentang pola nutrisi ibu
3. Beri KIE tentang pola aktivitas dan istirahat ibu
4. Beri KIE tanda bahaya ibu hamil
5. Beritahu ibu cara mengatasi masalahnya
6. Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk
pemberian terapi obat anti hipertensi
7. Jelaskan cara kerja dan efek samping penggunaan obat anti hipertensi
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN(Tanggal: 22-10-2021, Pkl: 08.10 WIB)


1. Memberitahu kondisi ibu bahwa ibu sedang menderita hipertensi dalam
kehamilan, dan akan hilang 3 bulan setelah melahirkan, keadaan janin
18

sehat dan hasil pemeriksaan TD: 140/90mmHg, N: 88x/menit, R:


20x/menit, S: 36,5oC, BB: 59 kg, TB: 159 cm, lila : 28cm, Hasil
pemeriksaan penunjang Proteinurea hasil negative(-)
2. Member KIE tentang pola nutrisi yaitu ibu dianjurkan untuk diet tinggi
protein seperti telur, tempe, tahu, daging, ikan dan lain-lain; rendah
karbohidrat seperti nasi, jagung, singkong, tepung, dan lain-lain; rendah
lemak seperti minyak kelapa, dan semua makanan yang mengandung
minyak kelapa; dan rendah garam, hindari makanan yang asin.
3. Memberi KIE tentang pola aktivitas dan istirahat meliputi jangan
bekerja terlalu berat, hindari kelelahan, pekerjaan rumah dapat dibantu
oleh suami, ibu dapat melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan
pagi hari jika ibu mampu, cukup istirahat, tidur malam ± 8 jam,
istirahat siang ± 2 jam dan menjauhi emosi.
4. Memberi KIE tanda bahaya ibu hamil meliputi perdarahan yang bnyak
melalui jalan lahir disertai nyeri perut, Kepala pusing dan pandangan
kabur serta tidak menghilang dengan istirahat, bnegkak pada wajah dan
tangan serta tidak hilang setelah istirahat, gerakan bayi berkurang atau
bahkan tidak ada. Jika ibu mengalami tanda bahaya tersebut segera
datangi pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas, RS, bidan,
dokter, dan lan-lain utuk mendapat pertolongan segera.
5. Memberitahu ibu cara mengatasi masalahnya yaitu dengan bangun
secara perlahan setelah bangun tidur mulai dari duduk lalu berdiri,
hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak,
hindari berbaring dalam posisi telentang, tidur dalam posisi miring kiri,
kaki kiri diluruskan dan kaki kanan sedikit ditekuk atau disangga
dengan bantal
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk
pemberian terapi obat yaitu Nifedipin 10mg X 3x1, Kalk X 1xI, B12 X
3x1,
7. Menjelaskan cara kerja dan efek samping penggunaan obat
antihipertensi yaitu. Efek samping obat ini adalah sakit kepala, rasa
19

panas, sesak nafas, dan sakit di dada. Reaksi terlihat dalam 5-10 menit
dan mencapai puncaknya setelah 60 menit dan obat dapat bekerja
sampai 6 jam.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu lagi
tanggal 05-04-2012 atau jika pusing kepala tidak menghilang

VII. EVALUASI (Tanggal: 22-10-2021, Pkl: 10.15 WIB)


1. Ibu mengerti tentang keadaannya, janinnya dan hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti tentang pola nutrisi yang harus dipenuhinya
3. Ibu mengerti tentang pola aktivitas dan istirahat dan bersedia
melakukan anjuran bidan
4. Ibu mengerti tentang tanda bahaya ibu hamil dan bersedia melakukan
anjuran bidan
5. Ibu tampak mengerti tentang cara mengatasi masalahnya
6. Terapi telah diberikan sesuai instruksi dokter kandungan.
7. Ibu tampak mengerti tentang cara kerja dan efek samping penggunaan
obat anti hipertensi
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 22-10-2021
atau jika ada keluhan.

2.2. Kajian Teori


2.2.1. Kehamilan
1. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.Kehamilan matur

berlangsung ± 40 minggu dan tidak boleh lebih dari 42 minggu (Winknjosastro,

2010).

Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
20

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13

minggu (minggu ke-28 hingga 40).

Kehamilan trimester pertama adalah usia kehamilan dari minggu pertama

sampai minggu ke 12, yang ditandai oleh beberapa hal seperti, mual muntah yang

terjadi karena perubahan dalam tubuh yang terjadi selama hamil, nyeri pada

payudara biasanya disebabkan oleh membesarnya payudara ibu karena

berkembangnya kelenjar susu dn pasokan darah meningkat, flek yang terlihat

seperti menstruasi karena darah yang dilepas saat telur dibuahi melekatkan diri ke

dinding rahim (Kusmiyati, 2015).

2. Tanda Gejala Kehamilan

Menurut Rochjati(2012) untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil, antara lain :

a. Kemungkinan

Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah :

1) Rahim membesar : sesuai dengan tuanya kehamilan

2) Pada pemeriksaan dijumpai :

a) Tanda Hegar

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri

sedemikian lunaknya, sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam forniks


21

posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas symphyse, maka

isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah

dari cerviks.

b) Tanda Piscaseck

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke

jurusan pembesaran tersebut.

c) Tanda Chadwicks

Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah muda

d) Kontraksi Braxton hicks

Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba

menjadi keras karena berkontraksi.

e) Teraba Ballottement

Mendekati pertengahan kehamilan, volume janin masih kecil

dibandingkan dengan volume cairan amnionnya.Akibatnya, tekanan

mendadak yang dikenakan pada uterus dapat menyebabkan janinnya

tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian kembali keposisi

semula.Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.Sebagian

kemungkinan positif palsu.

b. Tidak Pasti

1) Amenore (tidak adanya menstruasi)

Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang menyebabkan

tidak terjadi pembentukan folikel degraff dan ovulasi. Oleh karena itu

sangat penting juga untuk mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir,
22

agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan

diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008).

a) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)

Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan

progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang

berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama pagi

hari yang sering disebut juga “morning sickness”.Umumya terjadi

pada bulan-bulan pertama kehamilan.Dalam batas-batas tertentu

keadaan ini masih fisiologik.Bila terlampau sering, dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut “hiperemesis

gravidarum”.

b) Mengidam

Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada

bulan- bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya

kehamilan.

c) Sering BAK

Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua

umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul.Pada akhir triwulan gejala bisa timbul

karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali

kandung kencing.

d) Pingsan
23

Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope

atau pingsan.Sinkope atau pingsan sering terjadi pada awal kehamilan

dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Biasanya

akan hilang setelah kehamilan 16 minggu.

e) Mammae menjadi tegang dan membesar

Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan

pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan

alveoli di mamae.Glandula montgomeri tampak lebih jelas.

f) Anoreksia (tidak nafsu makan)

Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia.Tetapi setelah itu

nafsu makan timbul kembali. Hendaknya dijaga jangan sampai salah

pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak sesuai

dengan usia kehamilan.

g) Konstipasi dan Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh

peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar.

h) Pigmentasi

Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.Pada pipi,

hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang

berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae


24

juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang

berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di

garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi

ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit.

i) Epulis

Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester

satu.

j) Varises

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron

mengakibatkan terjadinya penampakan pembuluh darah vena.Varises

sering terjadi pada trimester terakhir dan kadang-kadang merupakan

gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat pada

daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis.Penampakan

pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

c. Pasti

1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6

minggu sesudah pembuahan.

2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar

dengan stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat dopler, atau dilihat

dengan USG.
25

3) Terasa gerak janin dalam rahim. pada primigravida bisa dirasakan ketika

kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di usia 16

minggu. Terlihat atau teraba gerakan janin dan bagian-bagian janin.

4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.

3. Konsepsi

Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi,

yaitu ovum, sperma, konsepsi dan nidasi (Varney, 2010).

a. Fertilisasi

Peristiwa bertemunya sperma dan ovum umumnya terjadi di ampula tuba

(tuba falopii).Pada hari 11-14 dalam siklus menstruasi, perempuan

mengalami ovulasi, yaitu peristiwa matangnya sel telur sehingga siap

dibuahi.Pada saat fertilisasi terjadi, spermatozoa dapat melintasi zona

pelusida dan masuk ke vitelus.Ovum, yang tidak memiliki kekuatan daya

penggerak, digerakkan oleh silia dan peristatik kontraksi otot tuba.Pada saat

ini serviks, dipengaruhi oleh estrogen mensekresi aliran mukus asam yang

menarik spermatozoa.Saat berhubungan, sekitar 300 juta sperma tersimpan

pada forniks vagina.sperma mencapai mukus serviks akan bertahan hidup lalu

mendorong diri sendiri maju ke tuba uterin, sementara sisanya dihancurkan

oleh media asam vagina. lebih banyak yang mati dalam perjalanan di

sepanjang uterus dan hanya seribu yang mampu mencapai tuba dan bertemu

dengan ovum. Hanya pada perjalanan inilah sperma akhirnya matang dan

mampu melepaskan enzim hialuronidase yang memungkinkan terjadinya

penetrasi terhadap zona pelusida serta membran sel disekitar ovum.Banyak


26

sperma dibutuhkan pada masa ini, namun hanya satu yang bisa memasuki

ovum. Setelahnya membran ditutup untuk mencegah masuknya sperma yang

lain dan inti dari dua sel ini bersatu. Sperma dan ovum masing-masing

menyumbangkan setengah dari kromosom untuk membuatnya berjumlah

46.Sperma dan ovum yang dibuahi disebut zigot. Baik sperma maupun ovum

tidak dapat bertahan lebih dari 2 sampai 3 hari dan pembuahan terjadi bila

hubungan seksual dilakukan 48 jam sebelum atau 24 jam setelah masa

ovulasi. Selanjutnya konsepsi akan berlangsung selama 14 hari sebelum

menstruasi berikutnya.

b. Implantasi

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang

dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan

seterusnya.

4. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio

a. Minggu ke – 1

Pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu I, dimulai oleh adanya

konsepsi atau fertilisasi.Perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi

mengalami pembelahan dan akhirnya bernidasi di endometrium yang telah

disiapkan.

b. Minggu ke – 2

Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan

bagian blastokist, terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini

kelak menjadi besar dan meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah
27

embrio akan tumbuh. Sel-sel yang membatasi ruangan ini dinamakan

ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul sebuah rongga lain dibawah

ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. Sel-sel disekitar kuning telur

dinamakan endoderm.selanjutnya timbul lapisan lain diantara ectoderm dan

endoderm yaitu mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal membentuk

procordal plate.

c. Minggu ke – 3

Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai

hari ke 15 sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel-sel

menjadi organ-organ tubuh sederhana, yaitu:

1) Ektoderm

Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku,

kulit dan sistem saraf seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf

motorik.Sel-sel saraf pada saat lahir berjumlah kurang lebih 100

juta.Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak bertambah tetapi

membesar sesuai pertumbuhan tubuh.

2) Mesoderm

Sel-sel mesodermakan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot

jantung, pembuluh darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.

3) Endoderm

Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam seperti

intertinum, paratiroid, tiroid, timus, liver, pankreas, traktus respiratorius,

saluran paringotimpani dan telinga tengah, kandung kencing, uretra,


28

genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat, kelenjar vestibulum

dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius dimulai dari

penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebut urogenital ridge,

dilanjutkan dengan migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding

yolk sac, dekat ventrikulum allantois.

d. Minggu ke – 4

Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan

berat kira-kira 5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke

arah bawah menjadi ekor dan ke arah samping menjadi tubula. Penutupan

saluran pernapasan mulai terjadi di daerah atas bawah oksiput.Pericardial

jantung membesar karena mengangkatnya kepala, pertumbuhan

laringotracheal dan paru-paru menjadi sistem pernapasan.Mandibula dan

maxilla menjadi rahang yang terpisah, rudimeter mata, telinga dan hidung

menjadi terpisah.Sistem peredaran darah sederahana mulai ternbentuk dan

jantung mulai berdetak, lambung, liver dan pankreas, tiroid dan kelenjar

timus mulai berkembang, plasenta tumbuh sempurna.

e. Minggu ke – 5

Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong

(CRL).Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran bokong

tumit (CHL). Panjang CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya dari 5 mg

menjadi 50 mg. Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan badan,

sehingga embrio melengkung dan membentuk huruf C. Permulaan bentuk

kaki dan tangan berupa benjolan.


29

f. Minggu ke – 6

Kepala terlihat lebih besar dari leher dan melengkung melampaui

jantung.Posisi mata, hidung dan mulut jelas.Kaki atas dan bawah mulai dapat

diidentifikasi dan telapak tangan berkembang menjadi jari-jari.Pertumbuhan

berupa alat kelamin testis mulai terjadi, sedangkang ovarium terjadi lebih

lambat dibanding testis.Hemisfer serebral terlihat lebih cepat membesar

seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke arah frontal sesuai dengan

perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke arah dinding

ventral lebih dahulu, karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat

mengecil.Bentuk lengan atas dan bawah, tungkai atas dan bawah menjadi

jelas.Jari-jari terus berkembang pada hari ke 40-50.

g. Minggu ke – 7

Jantung sudah terbentuk lengkap.Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk

pertama kalinya.Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan.Bayi mulai

menendang dan berenang di dalam rahim, walau ibu belum mampu

merasakannya. Pada akhir minggu ini, otak akan terbentuk lengkap. Dalam

minggu ketujuh, rangka mulai tersebar keseluruh tubuh dan tulang-tulang

mencapai bentuk yang kita kenal.Pada akhir minggu ketujuh dan selama

minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan

tulang.

h. Minggu ke – 8

Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri

manusia, hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50%


30

dari massa embrio. Letak wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata

terus berpindah ke arah frontal.Alis mata mulai berkembang. jari-jari

memanjang dan dapat dibedakan pada akhir minggu kedelapan. Perbedaan

jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata yang sudah terlatih, mulai

pemeriksaan anatomic dan histology kelenjar kelamin, namun masih

membingungkan.Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon

yang dikeluarkan oelh kelenjar kelamin, obat-oabatan, radiasi dan gizi ibu

hamil.Alat kelamin perempuan dibentuk dari duktus Mulleri, sedangkan alat

kelamin laki-laki dibentuk dari sistem duktus Wolfii.

i. Minggu ke 9 – 12

Pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis

besar, perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal.

Tungkai bawah berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan

dan laki-laki terlihat sama pada minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas,

sempurna dan dapat dibedakan pada minggu ke-12. Sel-sel darah merah mulai

diproduksi oleh liver selama minggu awal dan fungsinya diambil alih oleh

splenn selama minggu ke-12.Panjang janin sekitar 7-9 cm.

5. Adaptasi Anatomi dan Fisiologi

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya

seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah


31

fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada

usia kehamilan 12 minggu.

2) Serviks Uteri

Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat

terbungkus.Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara

keseluruhan.Dengan sel-sel otot polos dan jaringan elatis, serabut kolagaen

bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi

lunak pada dinding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu

mempertahankan kehamilan.

3) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luterum graviditatum,

korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus

luteum mengecil setelah plasenta terbentuk.Korpus luteum ini

mengeluarkan hormon estrogen dan prostegeron. Proses ovulasi selama

kehamilan akan terhenti dan kematangan volikel baru ditunda, hanya satu

korpus luteum yang dpat ditemukan oleh ovarium. Volikel ini akan befuksi

maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan

berepran sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal

dengan korpus luteum gravidarum akan meneruskan funsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

4) Payudara
32

Payudara akan membesar dang tegang akibat hormon somatomamotropin,

estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen

menimbulkan hipertropik sistem saluran, sedangkan prgesteron menambah

sel-sel asinus pada payudara.Somamotropin mempengaruhi pertumbuhan

sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi

pembuatan kasien.Dengan demikian payudara di persiapakan untuk

laktasi.Disamping itu perubahan progesteron dan somatomatropin

terbentuk lemak di sekitar alveolua-alveolus, sehingga payudara menjadi

besar. Papilia mamae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih

hitam, seperti seluruh areole mamae karena hiperpigmentasi. Lemak yang

muncul di aerola primer disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula

montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan aerola mamae.

b. Sistem Endokrin

1) Hormon Plasenta

Sekresi hormon plasenta dan Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)

dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara langsung.

Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat

dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya

plasma yang mengandung hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya.

Tetapi kadar hormon bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.

2) Kelenjar Hipofisis

Berat kelenjar hipofise anterior meningkat antara 30%-50%, yang

menyebabkan perempuan hamil menderita pusing.Sekresi prolaktin,


33

hormon adrenokortikotropik, hormon tirotropik dan melanocyt stimulating

hormon meningkat.

3) KelenjarTiroid

Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami

pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula

dan peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan

ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang

meningkatkan laju filtrasi glomerolus.

4) Kelenjar Adrenal

Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi

lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk

Andrenocorticotrophic (ACTH), dan ini terjadi sejak usia 12 minggu

hingga masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH,

disimpulkan adanya gangguan mekanisme feed-back. Diperkirakan

kortisol bebas yang meningkat mempunyai efek yang berlawanan terhadap

insulin. Dengan meningkatkan kadar glukosa dalam darah, adanya asam

lemak dan produksi glikogen serta menurunnya tingkat penyebaran

glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat kebutuhan fetus akan glukosa

terpenuhi.

c. Sistem Kekebalan

HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu,

kadar Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10


34

kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap

berada pada kadar ini, hingga aterm.

d. Sistem Perkemihan

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh

estrogen dan progesteron.Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi

meningkat sampai 60%-150%.Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh

perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis

sementara.Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin

menurun namun hal ini dianggap normal.

e. Sistem Pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-

muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering

kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus

(mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.Pada keadaan

patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari

10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

f. Sistem Musculoskeletal

Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan

ligamen pelvic pada akhir kehamilan.Relaksasi ini digunakan oleh pelvis

untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di

akhir kehamilan dan saat kelahiran.


35

g. Sistem Kardiovaskuler

Meningkatnya beban kerja jantung menyebabkan otot jantung mengalami

hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran

jantung.pembesaran uterus menekan jantung ke atas dan kiri. Pembuluh

jantung yang kuat membantu jantung mengalirkan darah keluar jantung ke

bagian atas tubuh, juga menghasilkan elektrokardiografi dan radiografi

yang perubahannya sama dengan iskemik oada kelainan jantung. Perlu

diperhatikan juga jantung pada perempuan hamil normal. Suara sistolik

jantung dan murmur yang berubah adalah normal.

h. Sistem Integumen

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan

perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum),

payudara, linea alba (linea grisea), striae lividae pada perut.

i. Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi

tiroid.Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan

2800 kal/hari (menyusui).Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk

menunjang pertumbuhan janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai

300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat.

Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin

tambahan. (baca juga kuliah diabetes mellitus) Khusus untuk metabolisme

karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu

yang lebih rendah secara bermakna karena :


36

a. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

b. Produksi glukosa dari hati menurun

c. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun

d. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat

e. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen,

hormon2 plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas,

adrenal, growth factors).Selain itu terjadi juga perubahan

metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga peningkatan

aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

3) Sistem Pernafasan

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga

terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat

kompliansi dada (chest compliance) menurun.Volume tidal

meningkat.Volume residu paru (functional residual capacity)

menurun.Kapasitas vital menurun.

4) Sistem Persyarafan

Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada

ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu membungkuk. Pada bayi, sistem

saraf (otak dan struktur-struktur lain seperti tulang belakang) muncul pada

minggu ke-4, sewaktu saraf mulai berkembang.Pada minggu ke-6 kehamilan,

divisi utama dari sistem saraf pusat mulai terbentuk. Divisi ini terdiri atas

otak depan, otak tengah, otak belakang dan saraf tulang belakang. Pada
37

minggu ke-7 otak depan terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi

hemisfer otak, disebut hemisfer.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)

1) Dilaksanakan Seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu

minggu setelah koitus)

2) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari

3) Palpasi abdomen. Menggunakan cara Leopold

b. Pemeriksaan USG

c. Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan

d. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan

e. Pemeriksaan Rontgen

1) Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti

kehamilan

2) Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang

belakang

2.2.2. Tinjauan Khusus Tentang Hipertensi dalam kehamilan

1. Pengertian

Hipertensi (tekanan darah tinggi) biasa dijumpai pada perempuan hamil.

Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan

(morbiditas) dan kematian (mortalitas) baik pada ibu, janin, maupun bayi yang

dilahirkan di seluruh dunia. Karena itu, perlu ada penatalaksanaan secara khusus

bagi ibu hamil, terutama yang menderita penyakit itu.Hipertensi dalam kehamilan
38

yaitu tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau peningkatan diastolik sebesar 15-

20 mmHg di atas nilai normal (misalnya, catatan kunjungan awal antenatal) pada

dua kali pemeriksaan dengan jeda waktu 24 jam (NB-jika diastolik normalnya

adalah 60 mmHg, peningkatan menjadi 80 mmHg bermakna) (A Pocket Guide

for Student Midwives, 2012: 103).Hipertensi dalam kehamilan didefenisikan

sebagai darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah distolik ≥90 mmHg.

Signifikansi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi

dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam

kehamilan. Semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis

(Janson Waugh, 2013).

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang

dapat terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau permulaan

nifas.Hipertensi yang muncul pada saat kehamilan adalah hipertensi akut, karena

hanya muncul pada saat hamil dan sebagian besar tidak memiliki riwayat

hipertensi sebelumnya. Golongan penyakit ini ditandai dengan peningkatan

tekanan darah dan terkadang diserati dengan proteinuria, edema, konvulsi, koma,

atau gejala-gejala yang lain. American Committee and maternal welfare

mengklasifikasikan hipertensi kedalam beberapa tingkat berikut:

a. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan

yaitu preeklamsia dan eklamsia. Diagnosis dibuat atas dasar hipertensi

dengan proteinuria atau edema atau kedua-duanya pada ibu hamil setelah

minggu ke-20.
39

b. Hipertensi yang kronik, hipertensi yang muncul sebelum kehamilan atau

pada kehamilan atau pada kehamilan sebelum usia 20 minggu dapat

timbul sebagai hipertensi sekunder yang biasanya jarang ditemukan pada

ibu hamil dan disebabkan oleh penyakit kronik seperti penyakit ginjal

menahun dan penyakit endokrin namun dapat juga timbul sebagai

hipertensi esensial (primer) yakni hipertensi yang tidak jelas etiologinya,

baik itu faktor genetik maupun faktor lingkungan (Darmawansyih, 2014).

c. Pre-eklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis.

Ibu dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dengan

kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, protein urin, edema, dan

kelainan retina.

d. Transient hipertension.

Diagnosis dibuat jika hipertensi timbul dalam kehamilan atau dalam 24

jam pertama dari nifas pada ibu yang tadinya normotensif dan yang

hilang dalam 10 hari postpartum (Serri Hutahaean, 2013: 209 )

e. Hipertensi gestasional

Didapatkan tekanan darah sistolik 140 atau diastolik 90 mmHg untuk

pertama kalinya pada kehamilan di atas 20 minggu, tidak ada protein urin,

tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu postpartum, diagnosis

hanya dibuat pada postpartum, mungkin memiliki tanda-tanda atau gejala

preeklampsia (Dewi setiawati, 2013). Peningkatan tekanan darah

memengaruhi janin dan ibu. Di minggu terakhir kehamilan, beberapa defenisi

tekanan darah yang meningkat:


40

1) Ringan-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu

dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan

tidak disertai protein urin.

2) Sedang-tekanan darah diastolik >100 mmHg setelah kehamilan 20

minggu dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan

tidak disertai protein urin.

3) Berat-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20

minggu tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya namun

disertai adanya kadar protein urin (abc of antenatal care 2013).

2. Etiologi

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, yang dapat di kelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:

a. Primigravida, primipaternitas.

b. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple,

diabetes

mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.

c. Umur yang ekstrim.

d. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia.

e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

f. Obesitas (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

3. Patofisiologi

Vasospasme adalah dasar patofisologi hipertensi. Konsep ini yang

pertama kali diungkapkan oleh Voldhart (1918), yang didasarkan pada


41

pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus di bawah kuku, fundus

okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahanperubahan

histologis yang tampak diberbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular

menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab

hipertensi arterial.Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri

menimbulkan pada kerusakan pembuluh darah.Selain itu, angiotensin II

menyebabkan sel endotel berkontraksi.Perubahan-perubahan ini mungkin

menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran dicelah antara sel-sel

endotel.Dengan demikian konstituen darah,termasuk tombosit dan fibrinogen,

mengendap di sub endotel. Perubahanperubahan vaskuler ini, bersama dengan

hipoksia jaringan di sekitarnya,diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis,

dan kerusakan organ lain yang terkadang dijumpai dalam hipertensi yang berat

(Serri Hutahaean, 2013).

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui

dengan jelas.Banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya

hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang

dianggap mutlak benar. Teori-teori sekarang banyak dianut adalah:

a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta.

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah

dari cabang-cabang arteri uterin dan arteri ovarika.Kedua pembuluh

darah tersebut menembus meometrium berupa arteri, arteri arkuarta dan

arteri arkuarta memberi cabang arteri radialis.Arteri radialis menembus

endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri
42

spiralis (Sarwono Prawirohardjo, 2014).Pada hamil normal, dengan sebab

yang belum jelas, terjadi infasitrofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis,

yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi

arteri spiralis.Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis,

sehingga

jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis

mengalami distensi dan dilatasi.Distensi dan vasodilatasi lumen arterispiralis

ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular

dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.Akibatnya, aliran

darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga

dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan

“remodeling arteri spiralis” (Sarwono Prawirohardjo, 2014). Pada hipertensi

dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri

spiralis dan jaringan matriks sekitarnya.Lapisan otot jaringan arteri spiralis

menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak

memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.Akibatnya arteri spiralis

relatife mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan “remodeling arteri

spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia

dan iskemia plasenta.Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan

perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan pathogenesis HDK

selanjutnya. Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal adalah 500

mikron, sedangkan pada preeklampsia rata-rata 200 mikron.Pada hamil


43

normal vasodilatasi lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran

darah ke utero plasenta (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

b. Teori iskemia plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel.

Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada

hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri

spiralis”dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang

mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga

radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron

atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.

Salah satu oksidan penting dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal

hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel

pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu

proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan

tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap

sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi

dalam kehamilan disebut “toksaemia”.Radikal hidroksil akan merusak

membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi

peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga

akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal

bebas) dalam tubuh yang bersipat toksis, selalu diimbangi dengan produksi

antioksidan. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam


44

kehamilan. Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa

kadaroksidan, khususnya proksidan lemak meningkat, sedangkan antioksidan,

misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga

terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi.

Peroksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis iniakan

beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak

membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami

kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan

dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh.Asam

lemak tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan

berubah menjadi peroksida lemak (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

4. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis untuk hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Tekanan darah diastolik <100 mmHg.

b. Proteinuria samar sampai +1.

c. Peningkatan enzim hati minimal. Menifestasi klinis untuk hipertensi

berat dalam kehamilan antara lain sebagai berikut:

1) Tekanan darah distolik 110 mmHg atau lebih.

2) Proteinuria 2+ persisten atau lebih.

3) Nyeri kepala.

4) Gangguan penglihatan.

5) Nyeri abdomen atas.


45

6) Oliguria.

7) Kejang.

8) Kreatinin meningkat.

9) Trombositopenia.

10) Peningkatan enzim hati.

11) Pertumbuhan janin terhambat.

12) Edema paru (Serri Hutahaean, 2013: 210).

5. Pemeriksaan diagnostic

6. Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada ibu hamil yang

mengalami hipertensi adalah:

a) CT-Scan hepar yang menunjukkan adanya hematoma subkapsularis

di hepar.

b) MRI yang memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik,

tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan

(Serri Hutahaean, 2013).

7. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanan yang perlu dilakukan pada ibu hamil yang

mengalami hipertensi adalah sebagai berikut:

a) Deteksi dini prenatal

Waktu pemeriksaan prenatal di jadwalkan setiap 4 minggu sampai

usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia

kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.

b) Penatalaksaan di rumah sakit


46

Pentatalaksanaan di rumah sakit yang perlu dilakukan ibu hamil

yang mengalami hipertensi adalah:

1) Pemeriksaan terinci dan diikuti oleh pemantauan keadaan ibu

setiap hari untuk mengetahui manifestasi klinis yang terjadi

pada ibu seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri

epigastrium dan pertambahan berat badan yang pesat.

2) Menimbang berat badan ibu setiap hari mulai dipertama kali ibu

masuk rumah sakit.

3) Analisis protein urin ibu saat masuk rumah sakit dan selanjutnya

minimal setiap 2 hari.

4) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam

kecuali antra tenaga malam dan pagi hari.

5) Pengukuran kreatinin plasma atau serum, hematokrik, trombosit

dan enzim hati dalam serum, serta frekuensi yang ditentukan

oleh keparahan hipertensi.

6) Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion, baik

secara klinis maupun USG.

7) Terminasi kehamilan. Pada hipertensi sedang atau berat yang

tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan untuk

dilakukan terminasi janin (persalinan) demi kesejahteraan ibu

dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin

intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti


47

gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria

untuk kasus-kasus yang lebih parah.

c) Terapi obat antihipertensi.

Pemakain obat antihipertensi sebagai upaya mempertahankan

kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan

dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah

lama menjadi perhatian.

d) Penundaan persalinan pada hipertensi berat.

Ibu dengan hipertensi berat bisanya harus segera menjalani

persalinan.Pada tahun-tahun terakhir, sebagai penelitian di seluruh

dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan

ibu dengan hiperetnsi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan in

imenganjurkan penatalaksanaan konservatif atau “menunggu”


48

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada

Ny “R” dengan hipertensi dalam kehamilan di Klinik H.Syahruddin. Dalam hal

ini pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan pendekatan asuhan

kebidanan dengan 7 langkah Varney yaitu: pengumpulan data dasar, merumuskan

diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis atau masalah potensial,

melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan tindakan asuhan

kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi

asuhan kebidanan.

3.1. Langkah I. Identifikasi data dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien, riwayat

kesehatan klien, pemeriksaan fisik ssecara lengkap sesuai dengan kebutuhan,

meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium.

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien.


49

Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasarawal secara lengkap

(Betty mangkuji, 2014).Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan

dilanjutkan secaraterus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung.

Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi

paling akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil

mungkin.Pasien adalah sumber informasi yang paling akurat dan ekonomis yang

disebut dengan sumber data primer.Sumber data alternatif atau sumber data

sekunder adalah data yang sudah ada,praktikan kesehatan lain dan anggota

keluarga.Tehnik pengumpuilan data ada tiga yaitu, 1) observasi, 2) wawancara,

3)pemeriksaan. Observasi adalah pengumpulan data melalui indra

penglihatan(perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi

batuk, bunyinafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perabaan (suhu badan,

nadi). Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada

pertemuan tatap muka.

Dalam wawancara yang penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan

di arahkan data yang relefan. Dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang

dilakuka ndengan memakai instrument/alat mengukur. Dengan tujuan untuk

memastikan batas dimensi angka, irama kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi

badan dengan meteran,berat badan dengan timbangan, tekanan darah dengan

tensimeter (Dwi Asri, 2012).

Dalam tahapan pengakajian, Penulis tidak mendapat hambatan.Hal ini dapat

dilihat dari profesi ibu yang dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan

data sampai tindakan yang diberikan.Ibu menunjukan sikap terbuka dan


50

menerima anjuran serta saran yang diberikan oleh penulis maupun tenaga medis

lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan.

Ny “R” usia 35 tahun, G3P2A0, datang ke Klinik Pratama Dilona, pada

tanggal 25Oktober 2020 pukul 08.00, dari hasil pemeriksaan TTV ibu didapatkan

TD: 140/110 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,8ᵒC, P: 22x/menit, ibu datang ke

Klinik H.Syahruddin, dengan keluhan sakit kepala yang disertai dengan rasa

pusing pada tanggal 22 Oktober 2021 pada pukul 7.00 WIB, pasien mengatakan

selama hamil pergerakan janinnya kuat dan bergerak pada bagian sebelah kanan

perut ibu, pasien mengatakan telah melakukan kunjungan Antenatal Care

sebanyak 3x, dan telah mendapat kansuntikan Tetanus Toksoit sebanyak 2x,

pasien mengatakan usia kehamilannya 31minggu, pasien mengatakan selama

hamil ia tidak pernah merasakan nyeri perut yanghebat. Pasien mengatakan tidak

pernah mengalami trauma/penyulit selama kehamilan, persalinan dan nifas yang

lalu. Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi, Asma,

Jantung, Diabetes Mellitus dan penyakit menular lainnya. Pasien tidak memiliki

riwayat mengkonsumsi obat-obatan selam hamil tanpa resep bidan atau dokter,

pasien mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik 3 bulan

di mulai dari anak pertama dan pasien berhenti ber KB karena ingin hamil, pasien

tidak pernah mengalami penyakit yang serius dan tidak pernah di rawat di Rumah

Sakit atau Puskesmas, selama hamil pola makan pasien kurang baik, di

manapasien sering mengkonsumsi makanan yang tinggi garam dan lemak,

istirahat pasien kurang baik dikarenakan pasien terlalu sibuk dengan

pekerjaannya.
51

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan

umum ibu tampak lemas, TD: 140/110 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,8ᵒC, P:

22x/menit, ekspresi wajah ibu tampak cemas, tidak tenang dan tanpak lesuh,

kedua konjungtiva mata tidak anemis dan ikterik, tidak ada pembesaran pada

kelnjar tiroid dan vena jugularis, payudara tampak simetris, tampak

hiperpigmentasi areola mammae, pada pemeriksaan abdomen didapatkan kesan

yaitu: TFU pertengahan Prosesus Xipoideus dan pusat, 30 cm, teraba bokong

pada fundus dan sesuai usia kehamilan 32 minggu 1 hari, punggung kiri,

presentasi kepala, situs memanjang, bergerak atas panggul (BAP), pada

Auskultasi terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 142x/menit

janin intrauterin, tunggal dan hidup, pada pemeriksaan penunjang didapatkan

hasil laboratorium Hemoglobin: 11,2, Albumin: (-) Negatif tidak terdapat protein

dalam urine ibu, reduksi(-). Dari hasil pemeriksaan UltraSonografi didapatkan:

tunggal, hidup, presentasi kepala, usia kehamilan 32-34 minggu, jk: perempuan,

TBJ:2,700gram.

Hasil usia kehamilan dilihat dengan menggunakan rumus neagel, mulai dari

hari pertama haid terakhir tanggal sampai tanggal pengkajian, maka umur

kehamilan 31 minggu 1 hari (Prawirohardjo, 2014). Pada pemeriksaan abdomen

tampak linea nigra dan striae alba yang menandakan kehamilan lebih dari satu

dan otot perut sudah kendor, terdapatnya denyut jantung janin dan terabanya

bagian-bagian janinpada saat dipalpasi merupakan salah satu dari tanda-tanda

pasti kehamilan(Prawirohardjo 2014).


52

Pada pemeriksaan Leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri dilakukan

pada uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu setengah duduk, lalu

mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung pita dari tepi atas

simpisis pubis dan puncak fundus uteri, hal tersebut dilakukan untuk menilai

tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau

tidak, dan untuk menentukan presentasi janin dilakukan dengan

mempertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut, jika dalam

perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka dapat dilakukan

sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian fundus, atau

jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting, dapat dikatakan

presentasi kepala (Ai Nursiah, 2014).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung

proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di atas shimpisis dan dapat

diukur dnegan lima jari tangan (per limaan), bagian di atas simfisis adalah

proporsi yang belum masuk pintu atas panggul (PAP) dan sisanya telah

memasuki pintu atas panggul (PAP) (Widia, 2015).

Di dalam kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai

dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung,

sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada

kuadran kiri bawah perut ibu (Baety, 2012).Adanya gerakan janin dan denyut

jantung janin (DJJ) merupakan tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam

keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 kali per

menit, selain itu tanda janin hidup juga dapat dilihat dari pergerakan janin yang
53

dirasakan kuat oleh ibu satu kali per jam atau lebih dari 10 kali per hari dan

pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo,

2014).

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa

disertai adanya proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca

persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklmsia tetapi tanpa protein

urin (Prawirahardjo, 2014).

Faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan yaitu kebanyakan

dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik dikomsusmsi oleh ibu hamil

seperti yang mengandung lemak berlebihan, penggunaan minyak bekas goreng

yang berulang-ulang, konsumsi makanan yang berbahan pengawet dan

penggunaan garam atau natrium yang berlebihan kedalam masakan.Kebiasaan

makan-makanan berlemak dan bergaram sering dihubungkandengan tekanan

darah karena konsumsi lemak berlebih dapat memicuaterosklerosis yang

merupakan faktor penyebab terjadinya hipertensi sedangkankonsumsi garam

berlebih dapat meningkatkan timbunan cairan dalam darah(diuretik) yang

menyebabkan sirkulasi darah terganggu sehingga jantung akan bekerja lebih kuat

dan akhirnya tekanan darah seseorang akan tinggi.

Aterosklerosis menyebabkan penebalan pada dinding arteri sehingga

jantung akan bekerja lebih kuat dalam memompa darah dan pada akhirnya

tekanan darah seseorang akan tinggi sesuai dengan aktifitas jantungnya dalam

memompa darah. Dari hasil penelitian yang mengenai hubungan pola makan dan

istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil, maka dapat disimpulkan
54

bahwa terdapat hubungan antara pola makan dan pola istirahat dengan hipertensi

dalam kehamilan. (Pesta Corry Sihotang, 2016).

Peningkatan tekanan darah cenderung terjadi pada orang-orang yang

kurang tidur. Karena, jika kurang tidur tingkat hormon stress pada tubuh akan

meningkat dan juga terjadi peningkatan peradangan. Faktor lama tidur tidak saja

menjadi penyebab adanya hubungan dengan tekanan darah, tetapi bisa juga ada

faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu faktor yang

tidak dapat dimodifikasi seperti umur, jenis kelamin, dan genetik (Pesta Corry

Sihotang, 2016).

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kunjungan rumah dengan

kasus hipertensi dalam kehamilan pada Ny “R” didapatkandata subjektif ibu

mengeluh masih merasakan sedikit sakit kepala dan pusing, ibu mengatakan ini

kehamilan yang kedua dan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, ibu

mengatakan pergerakan janinnya kuat, ibu mengatakan sudah mengkonsumsi

makanan yang bergizi sesuai anjuran yang telah diberikan, ibu mengatakan tidak

melakukan aktivitas yang berat lagi.

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala

yang timbul pada hipertensi dalam kehamilan.Hal ini membuktikan bahwa tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

3.2. Langkah II. Identifikasi diagnosa masalah actual

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan

semua data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau

maslah.Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik


55

kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan perihal

yang berkaian dengan pengalaman klien ditemukan hasil pengkajian (Betty

mangkuji, 2014).

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh menunjukkan

diagnosis hipertensi dalam kehamilan di mana pasien datang pada tanggal 25

Oktober 2020 pukul 09.20 WIB, dengan keluhan sakit kepala yang disertai

dengan rasa pusing. Kehamilan ibu adalah kehamilan yang kedua dan tidak

pernah keguguran sebelumnya, ibu mengatakan usia kehamilannya sekarang

sudah mencapai ±8 bulan. Riwayat kesehatan yang lalu Ny “R” tidak pernah

mengalami penyakit yang serius dan dirawat di rumah sakit ataupun di

puskesmas. Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri

(TFU) pertengahan antara Prosesus Xipoideusdan 30cm, sesuai usia kehamilan

31 minggu, punggung kiri presentasi kepala, situs memanjang bergerak atas

panggul (BAP), terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 142x/menit,

janin intauterin, tunggal dan hidup. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan

Hb 11,2 gr%, albumin negatif, reduksi negatif.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa hipertensi dalam kehamilan

didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah yang melebihi batas normal yaitu

sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥90 mmHg (Prawirohardjo,

2014). Umumnya pasien hipertensi akan mengeluh sakit kepala yang disertai

dengan rasa pusing, hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan pada

neurologik yang disebabkan oleh hiperperfusi pada otak (Prawirohardjo, 2014).


56

Pada pemeriksaan Leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri dilakukan

pada uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu berbaring dan kaki

sedikit ditekuk, lalu mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung

pita dari tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri, hal tersebut dilakukan

untuk menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan atau tidak dan untuk menentukan presentase janin dilakukan dengan

mempertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut, jika dalam

perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka dapat dilakukan

sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian fundus, atau

jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting, dapat dikatakan

presentasi kepala (Ai Nursiah, 2014).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung

proporsi bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan dapat

diukur dengan lima jari tangan (per limaan), bagian di atas shimfisis adalah

proporsi yang belum masuk pintu atas panggul (PAP) dan sisanya telah

memasuki pintu atas panggul (PAP) (Widia, 2015).

Di dalam kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai

dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung,

sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada

kuadran kiri bawah perut ibu (Baety, 2012).Adanya gerakan janin dan denyut

jantung janin (DJJ) merupakan tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam

keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 kali per

menit, selain itu tanda janin hidup juga dapat dilihat dari pergerakan janin yang
57

dirasakan kuat oleh ibu satu kali per jam atau lebih dari 10 kali per hari dan

pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo,

2014).

Berdasarkan uraian di atas maka diagnosis pada kasus hipertensi dalam

kehamilan tersebut adalah G3P2A0, gestasi 32-34 minggu, presentasi kepala,

situs memanjang, bergerak atas panggul (BAP), intrauterin, tunggal, hidup,

dengan hipertensi dalam kehamilan. Demikian penerapan tinjauan pustaka pada

kasus Ny “R” secara garis besar tampak adanya persamaan antara teori dengan

diagnosis aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan

selanjutnya.

3.3. Langkah III. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan.Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap bila

diagnosa/masalah potensial ini benarbenar terjadi (Frisca Tresnawati, 2012).

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi dan dilakukan asuhan yang

aman. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila


58

diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.Pada langkah ini penting

sekali melakukan asuhan yang aman.Dalam mengidentifikasi diagnosa atau

masalah potensial dilakukan pengantisipasian penaganan yang kemungkinan

muncul pada hipertensi dalam kehamilan yaitu preeklamsia ringan, pertumbuhan

janin terhambat yang mengakibatkan kelahiran prematur.

Preeklampsia ringan dapat terjadi apabila tekanan darah sistolik lebih dari

140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg atau terjadi

peningkatan tenkanan darah sistolik hingga 30 mmHg atau peningkatan tekanan

darah diastolik hingga 15 mmHg dari tekanan darah awal, dan disertai dengan

adanya protein urin +1. Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan berdasarkan

atas timbulnya hipertensi yang disertai proterin urin dan atau edema setelah

kehamilan 20 minggu. (Prawirohardjo, 2014).

Preeklamsia dapat mempengaruhi sistem tubuh yang berbeda dan

mempersulit kehamilan pada wanita yang sudah memiliki suatu kelainan patologi

sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada preeklamsia tampaknya disebabkan

oleh gabungan kompleks antara abnormalitas genetik, faktor imunologi, dan

faktor plasenta. Terjadinya implantasi plasenta yang normal mengharuskan sel

tropoblas menginvasi desidua uterus dan miometrium, memodifikasi dan

memperbesar arteri spiralis uterus. Modifikasi ini melibatkan penghancuran

dinding elastik pembuluh darah, yang menurunkan resistensi dan menjamin

suplai darah yang baik ke plasenta dan janin. Pada preklamsia, terjadi kelainan

invasi oleh sel tropoblas yaitu arteri spiralis mempertahankan tonusnya dan

berdilatasi hanya 40% dari yang biasa terjadi pada kehamilan normal.Hasilnya
59

adalah berkurangnya perfusi plasenta dan terjadi hipoksia janin kronis.Akibat

plasenta yang buruk dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya penurunan

kondisi pada janin dan pertumbuhan janin dapat terhambat (Judi Bothamley,

2013).

Pada preeklamsia proses plasenta tersebut tidak berjalan sebagaimana

mestinya oleh karena itu disebabkan oleh 2 hal yaitu tidak semua arteri spiralis

mengalami infasi oleh sel-sel tropoblas, pada arteri spiralis yang mengalami

infasi, terjadi tahap pertama infasi sel tropoblas secara normal tetapi infasi tahap

kedua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada dalam

miometrium tetapmempunyai dinding mukuloelastik yang reaktif yang berarti

masih terdapat resistensi vaskuler. Di samping itu juga terjadi arterosis akut (lesi

seperti atheroskelosis) pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri

bertambah kecil atau bahkan mengalami obliterasi. Hal ini akan menyababkan

penurunan aliran darah ke plasenta dan berhubungan dengan luasnya daerah

infark pada plasenta.

Pada preeklamsia, adanya daerah pada areteri spiralis yang memiliki

resistensi vaskuler disebabkan oleh karena kegagalan inflasi tropoblas ke arteri

spiralis pada tahap kedua.Akibatnya, terjadi gangguan aliran di daerah interfilli

yang menyebabkan penurunan perfusi darah ke plasenta.Hal ini dapat

menimbulkan iskemik dan hipoksia di plasenta yang berakibat terganggunya

pertumbuhan janin intra uterin, hingga kematian janin (Yulia, 2012).

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang

terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
60

persalinanhipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran

mati dan kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya

insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering

terjadi kelahiran prematur. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara hipertensi dalam kehamilan dengan hasil luaran

janin (Idawati, 2012).

Hipertensi atau kenaikan tekanan darah selama hamil mencerminkan

kegagalan sistem kardiovaskuler ibu dalam beradaptasi terhadap kehamilannya.

Keadaan ini dapat mengurangialiran darah uteroplasenta dan pasokan nutrisi ke

tubuh janin sehingga terjadi BBLR.Hipertensi dalam kehamilan mengakibatkan

tidak terjadi perkembangan sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis

danjaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arterispiralis menjadi tetap kaku dan

keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami vasodilatasi,

sehingga aliran darahke uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia

daniskemia plasenta. Aliran darah yang menurun ke plasenta menyebabkan

gangguan plasenta sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin.Gangguan

pertumbuhan janin yang dapat menyebabkan terjadinya bayi berat lahir

rendah.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa

ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian bayi berat lahir rendah.Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian berat lahir rendah

dengan hipertensi dalam kehamilan (Prasetyowati, 2014).

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel tropoblas pada

lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya.Lapisan otot arteri
61

spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak

memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.Akibatnya, arteri spiralis

relatif mengalami vasokonstriksi, dan menjadi kegagalan remodeling arteri

spiralis, sehingga aliran darah urteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia

dan iskemik plasenta. Dampak iskemik plasenta akan menimbulkan perubahan-

perubahan yang dapat menjelaskan pathogenesis hipertensi dalam kehamilan

selanjutnya.

Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi tropoblas, pada hipertensi dalam

kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis” dengan akibat plasenta

mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan

menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas

adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekol yang mempunyai elektron

yang tidak berpasangan.Salah satu oksidan penting dihasilkan plasenta iskemia

adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel

endotel pembuluh darah.Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu

dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka hipertensi dalam

kehamilan disebut „toksaemia‟ (Prawirohardjo, 2014).

Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta

yang abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil

metabolik menjadi abnormal.Janin menjadi kurang oksigen dan nutrisi pada

trimester akhir sehingga timbul pertumbuhan janin terhambat yang asimetrik

yaitu lingkar perut menjadi jauh lebih kecil dari pada lingkar kepala. Pada

keadaan yang parah mungkin akan terjadi tingkat seluler berupa kelainan nukleus
62

dan mitokondria. Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di plasenta

menjadi sangat banyak dan antioksidan yang relative kurang.Penyebab

pertumbuhan janin terhambat ialah faktor janin atau lingkungan uterus yang

kronik seperti terjadinya diabetes dan hipertensi dalam kehamilan

(Prawirohardjo, 2014).

Pada kasus Ny “R” penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau

kelainan komplikasi pada ibu maupun janin yang mungkin akan terjadi pada

hipertensi dalam kehaamilan, karena penanganan yang dilakukan pada ibu yang

hipertensi dalam kehamilan telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada diagnosa

potensial dan tidak ada kesenjangan antara teori dana kasus.

3.4. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera Atau Kolaborasi

Pada langkah ini, yang dilakukan oleh bidan adalah mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi

klien. Adakemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus

segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu

beberapa waktu lagi (Betty Mangkuji, 2014).

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat dapat terjadi pada

saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir.Kondisi

darurat merupakan kondisi yang membutuhkan tindakan dengan segera untuk

menangani diagnosis maupun masalah darurat yang terjadi apabila tidak segera

dilakukan tindakan segera, selain di atas bisa juga berupa observasi/pemeriksaan.


63

Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan

tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi

kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga

harus merumuskan tindakan darurat/segera yang harus dirumuskan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera yang

mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan (Rita Yulifah, 2013).

Pada studi kasus Ny “R” tidak ada tindakan segera yang dilakukan karena

dalam pemantauan dan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya

protein pada urin. Tindakan segera atau kolaborasi akan segera dilakukan jika

pasien telah mengalami sakit kepala secara terus-menerus dan pada pemeriksaan

laboratorium terdapat protein urin ≥+2 dan tindakan segera juga akan dilakukan

jika sudah ditemui tanda-tanda seperti kejang dan syok.

3.5. Langkah V. Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, yang ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosis atau masalah yang diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah

ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan

yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi-

kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka

pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu


64

merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,

kultural atau masalah psikologis (Endang, 2014).

Adapun sasaran/target dalam rencana asuhan pada kasus ini berfokus untuk

mencegah terjadinya mortalitas dan morbiditas pada ibu bersalin dan juga pada

janinnya yang diakibatkan karena adanya hipertensi dalam kehamilan

(Prawirohardjo,2014).

Bila diagnosis asuhan hipertensi dalam kehamilan ditegakkan, rencana

asuhan yang diberikan adalah memeberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,

melakukan pemantauan tanda-tanda vital ulang setiap 2 sampai 4 jam untuk

mengetahui keadaan tekanan darah pada ibu, melakukan perencanaan pada ibu

untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan USG untuk memastikan tidak

adanya protein urin dan juga untuk memastikan bahwa keadaan janin dalam

kandungan ibu dalam keadaanbaik, memberikan dukungan psikologis pada ibu,

menjaga privasi dan kebersihan ibu, serta menjelaskan pada ibu tanda-tanda

bahaya dalam kehamilan. Penatalaksanaan pada kasus hipertensi dalam kehamilan

yaitu dilakukan secara konsisten dan sistemik menggunakan praktik pencegahan

dengan memberikan asuhan secara rutin selama 5 minggu sampai tekanan darah

ibu berada dalam batas normal, setiap tindakan yang dilakukan dapat berupa

asuhan yang terfokus seperti dengan penerapan asuhan sayang ibu yang dilakukan

secara rutin selama pemantauan, termasuk menjelaskan kepada ibu dan

keluarganya mengenai segala tindakan dan tujuan yang akan dilakukan dalam

pemeriksaan.
65

Rencana asuhan pada kasus Ny ”R” disusun berdasarkan teori dengan

melihat kondisi dari kebutuhan pasien. Hasil pengkajian anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pada pasien yaitu Ny “R” datang dengan keluhan sakit kepala yang

disertai dengan rasa pusing pada tanggal 22 Oktober 2021 pada pukul 08.00 WIB.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan umum ibu

tampak lemas, TD: 140/110 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,8ᵒC, P: 22x/menit,

ekspresi wajah ibu tampak cemas, tidak tenang dan tampak lesuh, kedua

konjungtiva mata tidak anemis dan ikterik, tidak ada pembesaran pada kelenjar

tiroid dan vena jugularis, payudara tampak simetris, tampak hiperpigmentasi

areola mammae, pada pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu: TFU

pertengahan Prosesus Xipoideus dan pusat, 30 cm, teraba bokong pada fundus dan

sesuai usia kehamilan 32 minggu 1 hari, punggung kiri, presentasi kepala, situs

memanjang, bergerak atas panggul (BAP), pada Auskultasi terdengar denyut

jantung janin dengan frekuensi 142x/menit janin intrauterin, tunggal dan hidup,

pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil laboratorium Hemoglobin: 11,2,

Albumin: (-) Negatif tidak terdapat protein dalam urin ibu, reduksi (-). Dari hasil

pemeriksaan UltraSonografi didapatkan: tunggal, hidup, presentasi kepala, usia

kehamilan 32-34 minggu, jk: perempuan, TBJ: 2.700 gram.

Rencana tindakan yang telah disusun yaitu: sapa ibu dan keluarga untuk

meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi lebih koperatif dengan petugas,

beritahu hasil pemeriksaan, menganjurkan keluarga untuk memberikan support

dan semangat kepada ibu, memberikan KIE tentang istirahat yang cukup, diet

seimbang dan menjaga personal hygine dalam kehamilan, minta persetujuan ibu
66

dan keluarga untuk melakukan iform consent, laksanakan tindakan sesuai dengan

penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) hipertensi yang ada di RSUD

Tengku Mansyur, dan memberikan terapi obat-obatan seperti nefedifin 10mg

(2x1).

Rencana asuhan yang diberikan yaitu mencucitangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan, melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu untuk

memastikan pertambahan/penurunan tekanan darah padaibu, menjelaskan pada

ibu penyebab terjadinya hipertensi, menganjurkan ibu untukmemperbaiki pola

makan dengan makan makanan yang bergizi dan sedikit mengkomsumsi natrium

yang berupa garam, makanan yang berlemak, serta menganjurkan ibu untuk

memperbaiki pola tidur di mana ibu harus lebih banyakberistirahat dan tidak

terlalu banyak pikiran atau stres, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat-

obatan yang telah diberikan sesuai dengan intruksi dokter.Rencana asuhan

kebidanan yang telah disusun berdasarkan diagnosa/masalahaktual dan potensial,

hal ini menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan manajemen asuhan

kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek.

3.6. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan

oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan

sendiri, ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaannya

(memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana) (Dwi Asri, dkk. 2012).


67

Pada studi kasus Ny “R” dengan hipertensi dalam kehamilan, semua

tindakan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Seperti dengan

menyampaikan hasil pemeriksaan pada pasien dengan baik, memberikan

kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya apabila ada hal yang

tidak dia mengerti, memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga untuk

mengambil keputusan penting dalam setiap tindakan yang akan dilakukan seperti

dengan pemeriksaan laboratorum maupun pemeriksaan USG. Penjelasan telah

disampaikan, pasien dan keluarga mengerti dengan keadaannya, memberikan

dukungan psikologis kepada ibu, memberikan pengetahuan kepada ibu tentang

pentingnya Health Education selama kehamilan seperti pada pola istirahat yang

cukup, pola makan yang seimbang/diet seimbang dalam kehamilan terutama

dengan menghindari makanan yang tinggi kadar garam, lemak dan makanan yang

banyak mengandung bahan pengawet, serta memberikan terapi obat-obatan pada

ibu yang dapat menurunkan tekanan darah berupa nefidipi 10 mg yang diminum

sesuai dengan intruksi dokter yaitu diminum 2 kali dalam sehari.

Pemantauan selanjutnya yang dilakukan dilakukan di RSUD Tengku

Mansyur pada tanggal 22 Oktober 2021, yaitu ibu merasakan sakit pada kepala

dan merasa pusing, keadaan umum ibu baik, tampak cemas dengan keadaanya,

pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 140/110

mmHg, nadi 86 x/menit, pernapasan 20 x/menit, dan suhu 36,8oC. Pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb= 11,2gr%, albumin negatif, dan reduksi

negatif, dan pada pemeriksaan USG didapatkan hasil tunggal, hidup, presentasi

kepala, usia kehamilan 32-34 minggu, jk: perempuan, TBJ: 2.700gram.


68

Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada pemantauan tanggal

22 Oktober 2021 yaitu dengan menjelaskan penyebab nyeri kepala yang disertai

rasa pusing pada ibu, menganjurkan ibu untuk memperbaiki pola makan dan

istirahat serta tidak telalu banyak pikiran, menganjurkan pada ibu untuk dapat

mengenali tandatanda preklamsia yaitu sakit kepala, rasa nyeri di daerah perut,

penglihatan kabur, terdapat protein urin, menjelaskan pada ibu tentang 9 tanda

bahaya kehamilan, menganjurkan ibu untuk tetap rutin melakukan kunjungan

Antenatal care agar kesehatan ibu dan janinnya dapat dipantau dengan baik,

memberikan kepada ibu obat penurun tekanan darah berupan nefidipin 10 mg.

3.7. Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan di

mana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi

masalah yang dihadapi klien. Proses evaluasi merupakan langkah dari proses

manejemen asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak mendapatkan

permasalahan atau kesenjangan pada evaluasi menunjukan masalah teratasi tanpa

adanya komplikasi. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan USG, diagnosa yang ditegakkan

pada Ny “R” adalah hipertesi dalamkehamilan. Rencana asuhan yang telah

disusun berorientasi sesuai dengan kebutuhan pasien dan dilaksanakan secara

menyeluruh.Adanya kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan sehingga

tidak ditemukan hambatan pada saat pelaksanaan asuhan. Diet yang seimbang

dan istirahat yang cukup merupakan penanganan sederhana yang dilakukan

dalam kasus hipertensi dalam kehamilan, di mana pola makan yang tidak
69

seimbang seperti tingginya mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung

lemak, banyak mengkomsumsi garam dan juga banyak mengkomsumsi

makanan yang mengandung pengawet dapat mempengaruhi tekanan darah di

mana tekanan darah dapat menjadi meningkat melebihi batas normal, sehingga

dapat membahayakan ibu maupun janinnya. Pemberian terapi obat-obatan yang

berupa nefidipin yang diberikan sesuai dengan intruksi dokter juga dapat

membantu menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi dengan teratur.Selain

pemberian obat-obatan ibu dan keluarga diberikan dukungan dengan

menganjurkan ibu dan keluarga untuk tetap bersabar dan meyakinkan ibu bahwa

kejadian yang dialami adalah kehendak Allah swt.

Tindakan akhir untuk mencegah terjadinya preeklamsia dilakukan

pemeriksaan laboratorium untuk memastikan tidak ada atau tidak adanya

proteindalam urinaria.Serta dilakukan kolaborasi dengan dokter ahli kandungan

dalammelakukan pemeriksaan USG untuk memastikan bahwa keadaan janin

dalam keadaanbaik dan sehat serta tidak ada kelainan.Selama pemantauan

berlangsung, ibu telahdiberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu dan

mendapatkan pendampingan oleh keluarga maupun bidan. Keadaan psikososial

ibu baik, meskipun masih merasacemas, akan tetapi ibu dalam keadaan baik,

ditandai dengan tanda-tanda vital yang sudah kembali normal dan meminta ibu

utuk tetap berserah diri kepada Allah swtagar kehamilannya tetap dalam keadaan

sehat sampai masa persalinannya tiba.

Maka dapat disimpulkan bahwa mulai dari pemantauan pertama sampai

pemantauan terakhir, semuanya berlangsung dengan baik, tidak ada komplikasi


70

yang terjadi pada ibu maupun janin.Hal tersebut terjadi karena manajemen

asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan sesuai dengan wewenang bidan.

BAB IV

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan

praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “R”

dengan Asuhan Persalinan Normal di Klinik H.Syahruddin, maka bab ini penulis

menarik kesimpulan dan saran.

4.1. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny “R” dengan Hipertensi dalam Kehamilan

dilakukan dengan teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang

dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan

pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan

tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.


71

Diagnosa Ny “R” dengan Hipertensi dalam Kehamilan ditegakkan

berdasarkan adanya keluhan yaitu nyeri pada kepala yang disertai dengan

adanya rasa pusing dan dari hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil

yaitu tekanan darah 140/110 mmHg.

Pada Ny “R” masalah yang mungkin muncul terjadinya preklamsia ringan

dan gangguan pertumbuhan pada janin.Pada Ny “R” diperlukan tindakan segera,

kolaborasi atau rujukan apabilaterjadi masalah dalam persalinan tersebut.

Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “R” bertujuan agar ibu

mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya

dan mencegah terjadinya komplikasi serta mencegah terjadinya trauma berat

pada ibu dan janinnya.

Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai

dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat

lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.

Tindakan evaluasi pada Ny “R” dengan Hipertensi dalam Kehamilan telah

diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana asuhan

kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.

4.2. Saran

4.2.1. Bagi klien

a. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.

b. Menganjurkan ibu untuk idak mengkomsumsi makanan yang tinggi

garam,lemak dan makanan yang banyak mengandung zat pengawet.


72

c. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaannya dan

kesehatan janinnya.

d. Menganjurkan kepada ibu untuk untuk mengomsumsi makanan dengan

gizi seimbang.

e. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur

sesuai instruksi yang diberikan.

f. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ

genetalianya.

4.2.2. Saran untuk bidan.

a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang profesional sehingga dapat berperan dalam menurunkan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal (AKP). Oleh

karena itu bidan harus meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

keterampilan, melalui program pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar

agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan

IPTEK.

b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu

manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang

mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai

kasus.
73

c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil

mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu

dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara

dini adanya tandatanda bahaya kehamilan dan menganjurkan ibu dan

keluarga segera kepelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.

4.2.3. Saran untuk institusi kebidanan

a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik

perlu menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang

pelaksanaan tugas.

b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan

teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan

untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.

c. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlukiranya

penyediaan fasilitas/alat-alat yang memadai untuk penunjang

pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan

keterampilan bidan.
74

DAFTAR PUSTAKA

Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb
dan
Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012.

Baety, Aprilia Nurul. Kehamilan dan persalinan.Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.

Bothamley, Judy dan Maureen Boyle.Patofisiologi dalam Kebidanan


(MedicalConditins Affering Pregnancy and Childbirth). Jakarta: Buku
Kedokteran
EGC, 2013.

Boyce, Trudy, dkk. Gangguan Hipertensif. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2013.


Chamberlain, Geoffrey. ABC Asuhan Antenatal (ABC of Antenatal Care)l.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2013.

Corry Sihotang, Pesta, dkk. Hubungan pola makan dan kecukupan istirahat tidur
dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
biromaru.Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 2 No. 1, Januari 2016.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/
download/
5747/4513.(Diakses tanggal, 10 Oktober 2020)

Darmawansyih.Penyakit kronik dalam kehamilan. Alauddin University press,


2014.
75

Dewi, Vivian Nanny Lia., Tri sunarsih. Asuhan Kehamilan untuk


Kebidanan, Jakarta:Salemba Medika, 2012.

Depkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.


http//www.depkes.go.id/resource/download/pusdatin/profilkesehatanindon
esia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf.

Fauziah, Yulia. Obstetric PATOLOGI untuk mahasiswa kebidanan dan


keperawatan:
Medical Book. Jakarta, 2012

Hackley, Barbara.Buku Ajar Bidan Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC, 2013.

Hutahaean, Serri. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika, 2013.

Ilmiah, Widia Shofa. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal,Yogyakarta: Nuha


Medika, 2015.

Idawati, Mugiati. Hipertensi Dalam Kehamilan Terhadap Hasil Luaran Janin.


JurnalKeperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012.

Kementrian kesehatan republic Indonesia: buku saku pelayanan kesehatan ibu


difasilitasi kesehtan dasar dan rujukan. Jakarta: 2013.
Kementrian kesehatan Indonesia, profil kesehatan 2015, Jakarta kementrian
kesehatan Indonesia
2015.http://depkes.go.id/resorces/download/pusdatin/profilkesehatanindon
esia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf (Diakses Tgl 10 Oktober 2020).

Lilis Lisnawati, Asuhan Kebidanan Terkini, Jakarta: Trans info media, 2013

Maulana, Mirza. Penyakit Kehamilan & Pengobatannya. Yogyakarta: Katahati,


2008.

Moffat, McKay dan Pam Lee.Panduan Praktik Mahasiswa Keidanan. Jakarta:


BukuKedokteran EGC, 2012.

Manuaba, Ida Ayu handranita., Ida Bagus Gde Fajar Manuaba., Ida Bagus
GdeManuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta:
EGC,
2013

Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG : 2014

Mufdillah, dkk.Konsep Kebidanan Edisi Revisi, Yogyakarta : Nuha Medika :


2012
76

Nursiah, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan,Bandung : PT. Refika
Aditama, 2014.

Prasetyowati.Hubungan hipertensi dan kurang energy kronis dalam kehamilan


dengan kejadian bayi berat lahir rendah di wilayah kerja puskesmas
purbolinggo kabupaten lampung timur tahun 2013.Jurnal Kesehatan Metro

Sai Wawai Volume VII No. 2 Edisi Desember 2014, ISSN; 199779-469X.
http://ejurnalp2m.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/HM/article/viewfile/
23/(Diakses tanggal 10 Oktober 2020)

Pudiastuti, Dewi. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal Patologi. Yogyakarta:


Nuha Medika, 2012.

Prawirohardjo sarwono.Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka, 2014.

Purwoastuti, Th. Endang, dkk. Konsep Kebidana, Yogyakarta: PB, 2014

Radjamuda Nelawati, agnes mantolatu. “faktor-faktor resiko degan


kejadianHipertensi pada ibu hamil di poli klinik Obs-Gin rumah sakit jiwa
prof. Dr.
V. L. Ratumbuysang kota manado”, vol. 2 no. 1 januari-juni.Jurnal ilmiah
bidan 2014.

Setiawati, Dewi. Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Makassar-Gowa:


Alauddin
University Press, 2013.

Anda mungkin juga menyukai