Disusun Oleh :
MUDRIKAH ZAIN
07170200098
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Tiada kasih yang lebih besar dari kasih Tuhan Yang Maha Esa dengan
kekuatan dan pengharapan yang patut disyukuri karena anugrah dan berkatnya
tentang “Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas” dengan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
2. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrachman, MPH, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
3. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, Selaku Wakil Ketua 1 Sekolah Tinggi Ilmu
4. Hidayani, Am. Keb, SKM, MKM Selaku Ketua Ketua Program Studi DIV
Maju
6. Shinta Mona Lisca, S.ST Pamong Keluarga Binaan Rt. 006 / Rw.04
Menyelesaikan Tugas.
ii
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki laporan ini dan mudah-mudahan dapat bermanfaat
Mudrikah Zain
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Manfaat.................................................................................... 2
2.1.1 Pengertian...................................................................... 4
iv
2.1.7 Komplikasi pada masa nifas ........................................ 24
ISTILAH
5.1.3 Pengkajian...................................................................... 50
BAB VI PENUTUP
v
6.1 Kesimpulan.............................................................................. 61
6.2 Saran........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan
merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah
dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. untuk itu pemberian asuhan
kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan
untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya
atau asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang
ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat
7
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang
pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi
secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis
Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi
seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun beberapa studi terbaru
setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener
et al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama
psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status
standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi
masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Benson, Ralph C dan Martin L Pernold (2013)
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
8
Peran bidan dalam asuhan masa nifas sangatlah berperan penting Maka
Kebidanan Pada Ny ”J” P3A0 Post Partum 29 hari Fisiologis Dengan Oprasi SC
Di RSU Fatmawati”.
1.2 Tujuan
judul “Asuhan Kebidanan Pada Pada Ny ”J” P3A0 Post Partum Fisiologis
Jagakarsa
c. Mengidentifikasi akan tindakan kebutuhan segera pada Ny. ”J” dengan post
9
d. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Ny. ”J” dengan post
f. Mengevaluasi masalah kebidanan pada Ny. ”J” dengan post partum 29 hari
1.3 Manfaat
a. Bagi penulis
10
Dapat menambah wawasan dan pengalaman secara langsung tentang
lebih mengasah teori maupun skil agar lebih terbiasa unruk turun ke lapangan
di masa mendatang.
d. Bagi pasien
Agar pasien mampu dan peka untuk mengetahui tanda bahaya pada
masa nifas.
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
12
Klasifikasi operasi Seksio Sesarea (SC). Ada beberapa jenis Seksio
memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan
tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan saat ini karena sangat beresiko
4. Bentuk lain dari Seksio Sesarea (SC) seperti extraperitoneal CS atau Porro
kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau bayi. adapun
hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan disaran nya bedah caesar antar
lain:
a. Indikasi yang berasal dari ibu yaitu pada plasenta previa terutama pada
primigravida, primi para tua disertai letak ada, disproporsi sefalo pelvic
13
kehamilan yaitu preeklamsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang
Fetal distress /gawat janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
2013).
c. Syok
Peristiwa ini terjadi karena insufisiensi akut dari sistem sirkulasi dengan
Gejala
kulit keabu
2) Abuan. Dalam hal ini sangat penting untuk membuat diagnosis sedini
14
system), karena jika terlambat, perubahanya sudah tidak dapat
dipengaruhi lagi.
seni perlu diukur, jika air seni yang dikeluarkan jauh berkurang, ada
kateterisasi.
g. Distensi Perut
15
h. Infeksi
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti
dijahit dengan sempurna, distensi perut, batuk atau muntah keras, serta
mengalami infeksi.
perawatan Post Seksio Sesaria (SC) yang harus dilakukan oleh bidan yaitu
diantaranya:
a. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine
selama operasi.
lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan
kondisi bayi saat lahir, lembar operasi ditanda tangani oleh operator.
produksi urine, berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terperinci yang
16
mencangkup nama, obat, dosis, cara pemberian, dan waktu atau jam
pemberian.
sampaikan jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan,
panjang badan, berat badan dan keadaan operasi. Risiko fungsi reproduksi
(SC).
keadaannya saat ini. Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat
kontrasepsi yang sesuai serta jelaskan kembali risiko yang dihadapi oleh
pasien telah cukup mengerti dan paham (Siti Nunung, Dkk, 2013).
17
3) Ada kalanya dokter akan memantau kondisi terakhir pasiennya, dan
2015)
1. Puerperium dini
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
Mochtar, 2005)
Tujuan :
berlanjut
18
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
uteri
dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau
Tujuan :
taanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tetap hangat,
19
Tujuan:
alami
(Maryunani, 2009)
1. Sistem Reproduksi
a. Perubahan Uterus
uteri yang sangat besar, hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi
20
Involusio Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi fundus 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
simfisis
2 minggu Tidak teraba diatas 350 gram
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
NO INVOLUSI TFU
1. 2 jam PPdan hari pertama. Setinggi pusat.
21
9. Hari ke-9 PP 1 jari diatas syimfisis
Lochea adalah dara dan cairan yang keluar dari vagina selama masa
persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3) Lochea serosa
Berwaarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea alba
5) Lochea purullenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau
c. Serviks Uteri
22
Serviks akan menjadi lunak segera setelah melahirkan dalam waktu
1) Pada hari ke-4 sampai ke-6 setelah persalinan masih dapat dimasukkan
2 jari.
beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah 1-2
hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak
lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding
e. Payudara
23
b. Colostrums sudah ada pada waktu persalinan
e. Sistem Kardiovaskuler
tersebut masih bisa naik lebih tinggi lagi hingga 25.000-30.000 tanpa
lama. Jumlah Hemoglobin dan hema tokrit serta eritrosit akan sangat
b. Sistem Perkemihan
1) Komponen urine
Blood Urea Nitrogen (BUN) menigkat selama post partum ini terjadi
selama 1-2 hari post partum. Hal ini terjadi pada sekitar 50 % wanita.
24
Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi
cairan yang teretensi selama masa hamil telah diaforesis luas, terutama
pada malam hari, selama 1-2 hari post partum.Diuresis post partum
disebabkam oleh :
berkemih turun. Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan
25
mengubah refleks berkemih. Penurunan berkemih seiring diuresis
kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7 hari setelah
bayi lahir.
a) Bila 8 jam post partum ibu belum dapat kencing atau sekali kencing
akan tetapi kalau ternyata kandung kencing penuh bila tidak perlu
memberikan asupan cairan yang cukup, diet yang tinggi serat, serta
26
c. Sistem Pencernaan
1) Nafsu makan
2) Motilitas
cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
d. Sistem Endokrin
ovarium :
1) Hormon placenta
27
kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna
28
Setelah melahirkan wanita tidak menyusui mengalami
waktu 2 minggu. Dan ovulasi terjadi dini yakni dalam 2 hari setelah
29
perempuan mengalami ovulasi antara 45 – 49 hari setelah
abdomen, bisa terjadi selama kehamilan, terutama pada ibu dengan tonus
otot abdomen yang buruk. Diastasis ini dapat diatasi bila ibu melakukan
f. Tanda-Tanda Vital
Tanda- tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah sebagai
berikut:
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat C,sesudah
30
Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus, dan dapat
terjadi bradikardi. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas
3) Pernafasan
4) Tekanan darah
g. Laktasi
31
banyak mengandung protein dan garam, gulanya sama tetapi lemaknya
kurang.
Pada kira-kira hari ke-3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras
dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola
mammae dipijat keluarlah cairan putih dari putting susu. Banyaknya air
susu sangat tergantung pada banyaknya cairan yang diminum ibu. Air
susu masih tetap merupakan makanan bayi yang terbaik dan harus
h. Berat Badan
(Kg)
1. Janin dan plasenta, cairan 5,5-6,0 Kg
persalinan.
badan
(Maryunani, 2009: 22)
32
a. Periode Taking-In
komunikasi yang baik. Ibu menjadi sangat bergantung pada orang lain,
pemulihan.
b. Periode Taking-Hold
terdekat.saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai oenyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu
33
BAB, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta
c. Periode Letting Go
2) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
b. Eliminasi : BAB/BAK
34
1) Miksi
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi M. Sfingter ani selama persalinan, bila
2) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila masih sulit
Buang Ait Besar dan terjadi obstipasi apabila bera keras dapat diberikan
obat laksans per oral.Jika masi belum bisa dilakukan klisma. (Damayanti,
2013)
c. Kebersihan Diri/Puerperium
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan di keringkan di bawah
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
35
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
d. Istirahat
berlebihan.
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
e. Seksual
1) Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan
36
f. Latihan/Senam Nifas
kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan iini menyebabkan otot
membantu, seperti :
selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada,
tahan satu hingga lima. Rileks dan ulangi 10 kali. “Berdiri dengan tungkai
2013)
37
3) Minum 1 kapsul Vitamin A dosis tinggi di hari pertama postpartum, 1
(Damayanti, 2013)
i. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah bayi bersama ibunya dirawat didalam 1 kamar satu
ruangan dan dapat diartikan bahwa membuat ibu dan anakanya bergabung
dalam 1 ruangan / tempat tidur sama dan dapat mencegah terjadinya infeksi
(Damayanti, 2013)
j. Payudara
Perawatan dimulai sejak hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, tidak
Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan barulah bayi disusui.
(Damayanti, 2013)
Maka pada umumnya ibu-ibu dengan persalinan biasa tidak lama tinggal di
38
rumah sakit, kira-kira antara 3-5 hari. Hal ini disebabkan karena Early
untuk secepat mungkin memulangkan anak dan ibu yang sehat. Di Indonesia
pemulangan secepat ini harus di imbangi dengan pengawasan ibu dan anak
l. Keluarga Berencana
kontrasepsi, oleh karena itu pada saat ini motivasi paling tinggi. Oleh karena
pil dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasanya ditawarkan IUD, injec
b. Sub involusi
39
c. Infeksi puerpularis
Adalah infeksi jalan lahir post partum biasanya terjadi dari endometritis
bekas insersi placenta morbiditas nifas ditandai oleh suhu 38°c atau lebih
yang terjadi selama 2 hari berturut – turut kenaikan suhu ini terjadi
sesudah 24 jam post partum dalam 10 hari pertama masa nifas. (Dewi
Martalia, 2012)
d. Mastitis
infeksi atau statis ASI dalam duktus secara umum dapat dicegah dengan
Martalia, 2012)
e. Trombo phlebitis
terjadi karena aliran darah lambat didaerah lipat paha karena vena
tungkai yang dimulai pada jari kaki dan naik kekaki, betis dan paha,
40
penyakit ini dikenal dengan nama plegmasia alba dolens (radang yang
f. Komplikasi psikis
Keadaan yang terjadi pada ibu post partum berupa halusinasi perubahan
suasana hati yang cepat bingung dan kesedihan tanpa beralasan insiden
depresi pasca partum berkisar 30 sampai 200 per 1000 kelahiran hidup
2012)
2.1.8.1 Pengertian
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2002).
41
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri
kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
Kekurangan:
spontan.
bawah rahim).
Kelebihan:
42
Kekurangan
perdarahan banyak.
2.1.8.3 Indikasi
a. Fetal distress.
b. His lemah/melemah.
e. Plasenta previa.
43
f. Kelainan letak.
panggul).
i. Hydrocephalus.
l. Panggul sempit.
m. Problema plasenta
Pintu vagina lemah, tumor vagina tumor cervic. Kehamilan Serotinus (lebih
2.1.8.4 Komplikasi
b. Perdarahan:
44
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
caesarea meliputi:
pemantauan ketat tensi, nadi, nafas tiap 15 menit dalam 1 jam pertama,
3) Letakkan tangan yang diinfus di samping badan agar cairan infus dapat
b. Mobilisasi/aktifitas
c. Perawatan luka
45
Perawatan luka pada ibu nifas post sectio caesarea adalah merawat
luka dengan cara mengganti balutan atau penutup yang sudah kotor atau
lama dengan penutup luka atau pembalut luka yang baru. Tujuannya
aman dan nyaman pada pasien. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
antara lain: bak instrumen, kassa, gunting, plester, lidi waten, antiseptik
1) Kapas perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan
2) Jahitan yang perlu dibuka dapat dilakukan pada 5 hari pasien bedah.
d. Kateter/eliminasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
46
(Saifuddin, 2002).
2.1.9.1 Pengkajian
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Langkah
a. Biodata
Identitas meliputi:
1) Nama
2) Umur
3) Agama
4) Pendidikan
47
dalam pemberian KIE.
5) Pekerjaan
6) Alamat
c. Alasan masuk
2008).
d. Keluhan utama
pada kasus post sectio caesarea keluhan bisa muncul yaitu rasa
(Manuaba, 2007).
48
asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini (Ambarwati &
Wulandari, 2008).
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
h. Riwayat Menstruasi
Wulandari, 2008).
i. Riwayat Pernikahan
49
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
1) Kehamilan
2) Persalinan
3) Nifas
1) Kehamilan :
2) Persalinan
50
persalinan kala I, II, III, IV, keadaan anak, jumlah air ketuban,
2005).
3) Nifas
l. Riwayat KB
(Saifuddin, 2002).
1) Nutrisi
2) Eliminasi
51
sedangkan BAB menggunakan pispot (Ambarwati, 2008).
3) Istirahat
(Ambarwati, 2008).
4) Personal Hygiene
5) Aktifitas
seksio cesarea :
52
Istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan
menggeser kaki
6-10 jam,
untuk duduk
6) Kebiasaan
a. Pemeriksaan Umum
53
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda Vital
a) Tekanan darah
b) Suhu
2005).
54
c) Nadi
d) Respirasi
(Prawirohardjo, 2005).
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
chloasma
Hidung : ada sekret/tidak, tidak ada
ada/tidak
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar
55
thyroid dan vena jugularis
Dada : tidak terlihat retraksi dada
pembengkakan abnormal/tidak
56
Involusi TFU Berat
pusat
1 minggu Pertengahan 500 gr
pusat dan
symfisis
2 minggu Tidak terabaa 350 gr
diatas symfisis
6 minggu Bartambah kecil 50 gr
3) Auskultasi
1995)
4) Perkusi
c. Data Penunjang
57
rontgen, ultrasonografi (Varney, 2004). Pada post
2002).
tanggal.....jam.....
kehamilan.....bulan
pertama
Do :
58
- Pada lembar observasi tanggal.....jam....TFU.....,
pengeluaran lochea.....
Masalah :
involusi uterus
59
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
Masalah potensial yang mungkin terjadi antara lain :Infeksi nifas dan
2.1.9.7. Intervensi
60
tanpankomplikasi.
Kriteria hasil :
Kesadaran : composmentis
- TD : 90/60-130/90 mmHg
- RR : 18-24x/menit
- Suhu : 36,5-37,5ºC
61
a. Kenaikan suhu badan sampai 38ºC selama 2 hari dalam 10 hari
c. Perdarahan
menentukan pilihan
Intervensi :
eliminasi
62
R/ fundus harus keras dan terletak 2 jari di bawah pusat, atonia
kebutuhan energi
penyembuhan
63
R/ pemeberian terapi yang tepat akan mempercepat penyembuhan.
Masalah :
ibu berkurang.
Kriteria Hasil :
Kesadaran : composmentis
- TD : 90/60-130/90 mmHg
- RR : 18-24x/menit
- Suhu : 36,5-37,5ºC
Intervensi :
64
diperkirakan terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume
dikurangi
ibu berkurang.
Kriteria Hasil :
Kesadaran : composmentis
- TD : 90/60-130/90 mmHg
- RR : 18-24x/menit
- Suhu : 36,5-37,5ºC
65
Ibu dapat beradaptasi dengan nyerinya.
Intervensi :
dikurangi
Kriteria Hasil :
Kesadaran : composmentis
66
TTV dalam batas normal
- TD : 90/60-130/90 mmHg
- RR : 18-24x/menit
- Suhu : 36,5-37,5ºC
Intervensi :
payudara
3) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dan tanpa jadwal,
2.1.9.8. Implementasi
secara efisien dan aman. Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
67
diuraikan pada intervensi, dilaksanakan secra efisien dan aman.
Perncanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh
2.1.9.9. Evaluasi
BAB III
68
3.1 Kerangka Teori
tinjauan pustaka maka dapat dibuat kerangka teori penyeluha sebagai berikut :
Factor presdisposisi:
Pendidikan
factor
Pengetahuan
Factor pendukung:
Pengetahuan ibu tentang
Keluarga
bahaya perdarahan
Media sosial
Factor pendorong:
Sumber:
69
Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan
Input:
Proses:
Informasi
1. Perencanaan
dari tenaga 2. Pelaksanaan
kesehatan 3. Evaluasi
(Bidan)
Output:
Memantau asupan gizi dan
resiko terjadinya infeksi pada
luka jahitan post SC
70
a. Periode pascapartum adalah
Masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir dari
b. Puerperium adalah
Masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
e. Lochea adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas.
12 jam kemudian duduk, bila mampuh pada 24 jam setelah sectio caesarea
71
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
kebidanan yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data yang dimulai dari
asuhan kebidanan pada Ibu “J” nifas 29 hari dengan Cara Pendekatan dan
72
4.2 Lokasi Penelitian
Waktu penelitian di lakukan pada bulan Agustus 2018 selama 4 (empat) kali
3. Kunjungan keluarga binaan ke tiga di lakukan pada hari Senin tanggal 27 agustus
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh tenaga kesehatan,
73
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya
frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
mengetahui perkembangan dari pasien. Teknik analisis data yang dipakai oleh
peneliti adalah dengan cara pengumpulan data dengan wawancara dan observasi
1. Pengumpulan data
2. Mengolah Data
subjektif dan data objektif berdasarkan data yang diperoleh dilapangan. Data
subjektif yaitu data yang diperoleh dari pernyataan klien dan petugas di Panti,
74
sedangkan data objektif didapat dari observasi kepada klien kemudian dibandingkan
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara penggunaan tabel, gambar dan bentuk
naratif. Nama klien berupa inisial untuk menjaga privasi dari klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang telah disampaikan, kemudian di bandingkan data yang satu
dimana pada kasus ini instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah
daftar tilik.
dan menganalisis. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
75
BAB V
pendidikan SLTA, agama Islam, ibu rumah tangga, status pernikahan kawin,
pekerjaan ibu rumah tangga, memiliki 3 orang anak hidup, belum pernah
keguguran. Nama suami Tn. “H” usia 37 tahun bekerja sebagai Wiraswasta,
Pendidikan SLTA agama Islam, Ny. “J” dan Tn. “H” asli suku Jawa tepatnya di
Jawa Timur. Alamat tinggal di Jl. Musyawarah RT. 006 RW. 04 Kel. Jagakarsa,
kediaman Ny. “J” usia 35 tahun mengatakan ini merupakan pengalaman pertama
76
36,70C ASI (+), dalam kesehariannya ibu banyak memantang makanan selama
proses masa nifas denan SC ini, ibu mengatakan takut memakan telor, ikan dan
daging ayam potong di karenakan takut luka SC tidak cepat kering dan gatal. Ibu
juga memberikan Susu formula terhadap bayinya dengan alasan ASI sedikit dan
Menurut rizki aulia (Gizi ibu nifas 2013) ia mengemukakan bahwa zat
perlukan untuk pertumbuhan ibu dan bayi, ibu nifas yang kekurangan Gizi dapat
berakibat produksi ASI berkurang, kualitas ASI menurun, luka dalam persalinan
dan dapat terjadinya Infeksi. Apabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan
tertentu, maka gizi yang di perlukan tubuh tidak terpenuhi sehingga hal ini dapat
makanan tersebut, maka makanan tersebut dapat di ganti dengan jenis makanan
lainnya yang mempunyai kandungan gizi yang sama pada makanan terebut. Jelas
merupakan suatu hal yang merugikan bagi penyembuhan luka dan pemulihan
kesehatan Ibu, memberikan susu formula pada bayi juga berakibat bayi
kekurangan nutrisi penting ASI sehingga kekebalan tubuh bayi rentan terhadap
menyelesaikan masalah ini, yakinkan pada ibu bahwa makanan seperti telor,
77
luka, serta yakinkan kepada ibu bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi
bayinya, berikan hanya ASI selama 6 bulan, dan mulai untuk meninggalkan
susu formula.
mengatakan masih merasakan sedikit nyeri pada bekas luka Oprasi SC + MOW,
ibu sudah mulai mencoba memakan makanan berprotein seperti telur dan ikan.
karenakan anaknya sudah 3, dua perempuan dan satu laki – laki. Alasan faktor
Menurut saifudin 2008, MOW ( medis operatif wanita ) atau di sebut juga
menutup, atau memotong, atau mengikat saluran tuba uterine sehingga sperma
Dari alasan keluarga dan melihat teori yang di cetuskan oleh saifudin 2008
melakukan SC dan MOW merupakan keputusan yang baik. Melihat kondisi anak
78
yang hanya berjarak setahun dan faktor ekonomi juga menjadi kendala keluarga,
mengatakan ibu mengatakan masih sedikit nyeri pada luka bekas oprasi SC. Ibu
masih tidak percaya diri untuk memberikan ASI pada bayinya karena merasa
ASI nya sedikit sehingga Ibu memberikan susu formula kembali pada bayinya.
Ibu juga masih takut untuk memakan telur, ikan, dan daging karena merasa luka
36,8oC.
nifas adalah zat - zat makanan yang sangat di perlukan untuk pertumbuhan
kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas. Sebagai sumber tenaga serta sebagai
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Manfaat gizi pada ibu nifas
Dari kejadian di atas, mengapa ASI ibu tidak lancar? Bisa di simpulkan
karena ibu takut makan makanan yang membuat luka bekas oprasinya tidak
cepat kering dan takut gatal, sehingga asupan nutrisi dan gizi untuk kualitas ASI
79
pun menurun, memantang makanan dan tidak memberikan ASI pada bayi
dengan alasan karena hawatir kekurangan adalah sesuatu hal tindak kehawatiran
berlebihan yang di alami oleh setiap ibu bersalin yang kurang pengetahuan akan
manfaat gizi dan pentingnya ASI bagi si kecil. Penulis berniat untuk lebih
melakukan pendekatan terhadap Ibu agar ibu percaya dan yakin bahwa makanan
apapun tidak membahayakannya keuali ibu alergi, dan ASI merupakan sumber
Pada hari Selasa, tanggal 28 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB, dilakukan
kunjungan yang terakhir pada Ny. “J”, dimana ibu mengatakan tidak ada
keluhan apapun. Ibu sudah tidak menghawatirkan akan kekurangan ASI. Hasil
meningkat menjadi 25%. Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi
seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui
sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang sangat di butuhkan untuk
tumbuh kembang bayi, bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi
akan meningkat, integritas kulit baik,tonus otot , serta kebiasaan makan yang
yang penting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang
80
berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya
Menurut auzi amazia domasti 2018, Selain nutrisi yang baik, teknik power
pumping juga menjadi salah satu cara untuk memperlancar ASI, power pumping
memproduksi ASI lagi. Biasanya power pumping dilakukan agar produksi ASI
bisa menyesuaikan frekuensi konsumsi bayi yang sedang di masa growth spurt.
Pada masa ini, anak membuuituhkan ASI lebih banyak dari biasanya karena
memerah yang dengan strategi tertentu dan di lakukan selama satu jam sehari
kosongkan lagi 10 menit kemudian istirahat lagi 10 menit, setelah itu kosongkan
lagi 10 menit.
Penulis berasumsi pada kunjungan ke empat ini, ibu lebih sadar akan
manfaat gizi bagi tubuh nya dan bayinya. Produksi ASI lebih meningkat dengan
81
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ny.J selama 4 kali pertemuan, maka penulis dapat mengkaji bahwa Ny.J kurang
mengerti tentang asupan gizi yang di butuhkan pada masa nifas. Selain itu penulis
juga dapat mengidentifikasi masalah yang terdapat pada keluarga Ny.J yaitu
karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang pentingnya nilai gizi yang
di butuhkan bagi ibu nifas dan menyusui. Setelah dilakukan pembinaan dan
penyuluhan pada keluarga tersebut mengenai nilai manfaat Gizi bagi ibu nifas dan
bayi, maka Ny.J dan suami akan lebih memperhatikan asupan nutrisi bagi tubuh
sehingga akan mempercepat proses pemulihan dan ibu mampu memproduksi ASI
lebih banyak dangan cara memperbaiki nutrisi dan memakai teknik power
dengan memperbaiki nutrisi serta merubah pola pikir ibu untuk lebih sering
memberikan ASI kepada bayinya dengan tehnik power pumping. Dan tingkat
Pada pemeriksaan ibu nifas data diperoleh diagnosa Ny. J usia 35 tahun
dengan post partum 29 hari dengan kebutuhan yang harus diberikan yaitu
82
pemberian konseling tentang pentingnya nilai gizi yang di butuhkan ibu saat
nifas dan menyusui dan tidak ada diagnosa potensial sehingga tidak memerlukan
tindakan segera.
berikan informasi kepada Ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan dan
83
olahraga rutin / senam nifas, memberikan hanya ASI esklusif saja selama 6
bulan pada bayi, jika terjadi gejala infeksi luka SC seperti ruam kemerahan,
terdekat.
menganjurkan ibu untuk istirathat yang cukup yaitu 7-8 jam pada malam hari
dan 1-2 jam pada siang hari, atau pada saat bayi tertidur di anjurkan ibu untuk
Tahap selanjutya yaitu tahap evaluasi diperoleh hasil bahwa Ny. J dengan
post partum 29 hari mengetahui kondisinya baik- baik saja. Ibu sudah
memahami informasi yang telah diberikan dan akan mengikuti sesuai dengan
anjuran bidan.
diperoleh hasil yang awalnya Ny, J post partum 29 hari banyak memantang
makanan karena takut bekas luka SC nya basah dan tidak kunjung sembuh
kepada bayi, perlahan lahan ibu mau mengerti dan memahami bahwa tidak
ada pantangan makanan apapun terhadap ibu kecuali ibu alergi dan ibu
memahami bahwa makanan terbaik bagi bayinya adalah ASI esklusif, yang
6.2 Saran
Bagi Mahasiswa
telah ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan
yang profesional.
mahasiswa.
dalam menjalankan program yang telah disusun secara bersama dan terus
2013.
Medika, 2013.
Heryani, Reni. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakartta Timur: CV
C. Alat
1. Tensi Meter
2. Termometer
3. Stetoskop
4. Jam Tangan
5. Baki beralas
6. Bak instrument sedang
7. Kom berisi kapas DTT
8. Kom berisi air DTT
9. Nierbeken
10. Perlak
11. Sarung tangan
12. Phantom payudara
13. Phantom vagina
14. Kain, pembalut,dan pakaian dalam ibu yang bersih
15. Baskom berisi air clorin 0.5%
16. Tempat sampah kering
17. Tempat sampah basah
18. Tissue
19. Alat Tulis
20. Buku catatan
D. Metode dan Media
Metode : Ceramah, Demonstrasi, tanya jawab
Media : Ibu nifas, daftar tilik
E. Langkah Pembelajaran
F. Evaluasi
1. Struktural : Pelaksanaan diharapkan sesuai
2. Proses : Melalui prosedur tahapan pada pemeriksaan fisik pada ibu
nifas
3. Hasil : Diharapkan sesuai dengan tujuan
G. Daftar Pustaka/Referensi
1. Anik, 2013. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
2. Astuti,sri,dkk.2015.Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui.Jakarta:Erlangga.
3. Heryani, Reni. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakartta
Timur: CV Trans Info Media, 2012.
4. Ambarwati, retna eni. 2009. Asuhan kebidanan nifas.
Yogyakarta:bukukesehatan
5. Damayanti.2009.Asuhan Kebidanan ibu nifas,Jakarta:Salemba Medika
(Mudrikah Zain)
JOB SHEET
Sumber :
1. Anik, 2013. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
2. Astuti,sri,dkk.2015.Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui.Jakarta:Erlangga.
3. Heryani, Reni. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakartta
Timur: CV Trans Info Media, 2012.
4. Ambarwati, retna eni. 2009. Asuhan kebidanan nifas.
Yogyakarta:bukukesehatan
5. Damayanti.2009.Asuhan Kebidanan ibu nifas,Jakarta:Salemba Medika
Perlengkapan :
1. Tempat tidur
2. Troli
3. Tempat sampah kering
4. Tempat sampah basah
5. Kursi duduk
6. Wastafel
D. REFERENSI
1. Anik, 2013. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta : Trans Info
Media.
2. Astuti,sri,dkk.2015.Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui.Jakarta:Erlangga.
3. Heryani, Reni. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakartta Timur: CV
Trans Info Media, 2012.
4. Ambarwati, retna eni. 2009. Asuhan kebidanan nifas.
Yogyakarta:bukukesehatan
5. Damayanti.2009.Asuhan Kebidanan ibu nifas,Jakarta:Salemba Medika
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Key Point :
Alat, bahan dan perlengkapan disusun secara
ergonomis
Key Point :
Jelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu dan
yakinkan ibu setuju dengan tindakan yang
akan dilakukan
NO LANGKAH KLINIK ILUSTRASI GAMBAR
Key Point :
Amati keadaan ibu dan pastikan ibu tetap
merasa nyaman
NO LANGKAH KLINIK ILUSTRASI GAMBAR
6 Buka baju bagian atas ibu
Key Point :
Pastikan Privacy ibu tetap terjaga
7 Lakukan pemeriksaan payudara
Key Point :
1) Lihat kesimetrisan antara kiri dan kanan,
putting susu menonjol atau tenggelam,
putting susu lecet/tidak, ASI apakah
sudah ada atau belum.
2) Ibu tidur terlentang dengan lengan kiri
diatas kepala, lakukan palpasi payudara
sampai axila bagian kiri. Perhatikan
apakah ada benjolan, pembengkakan atau
abses.
3) Ulangi prosedur yang samapada
payudara kanan
Key Point :
1) Lihat apakah ada luka bekas operasi (jika
baru)
2) Palpasi untuk menilai fundus dan
kontraksi uterus, menilai apakah ada
masa atau konsistensi otot, serta palpasi
tinggi fundus uteri
3) Diastasis rectus Abdominalis
NO LANGKAH KLINIK ILUSTRASI GAMBAR
9 Lakukan pemeriksaan kaki
Key Point :
1) Inspeksi adanya varices, kemerahan, dan
oedema
2) Tekuk kedua kaki untuk menilai nyeri
betis (Tanda Homan )
Key Point :
Posisi ibu dorsal recumbent
11 Beritahu ibu
Key Point :
Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
perineum dan vulva atau vagina dan pasang
alas bokong
Key Point :
Gunakan sarung tangan yang bersih
13 Periksa perineum
Key Point :
Nilai kesembuhan luka laserasi atau jahitan
bila ada. Bersihkan dengan kapas DTT
14 Periksa vulva dan vagina
Key Point :
Perhatikan warna, konsistensi dan bau lokhia.
Pastikan tidak ada perdarahan abnormal
Key Point :
Celupkan kedalam bak berisi larutan klorin
0,5 %
Key Point :
Cuci tangan dengan 7 langkah dengan sabun
dibawah air mengalir dan keringkan dengan
handuk yang bersih
17 Beritahu hasil pemeriksaan
Key Point :
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan atau
hasil temuan, berikan penkes tentang :
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Gizi
4. ASI
5. Perawatan payudara
Perawatan luka perinieum
Key Point :
Dokumentasikan dalam bentuk SOAP
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :
0. Kurang :Bila langkah klinik tidak dilakukan
1. Cukup :Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai prosedur
2. Mampu :Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan
dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih lama
menyelesaikan tugas
3. Baik :Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri. Kadang-kadang
tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4. Sangat Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik prosedur
dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien
PENILAIAN
No Langkah Kerja
0 1 2 3 4
A PERSIAPAN
PERSIAPAN ALAT
1 Troli berisi :
Bak instrumen berisi sepasang sarung tangan
Kom tertutup berisi kapas DTT (6 buah)
Kom tutup berisi air DTT
Jam tangan
Perlak dan pengalas
Bengkok
Perlengkapan ibu seperti kain, pembalut , dan pakain
dalam yang bersih
Handuk cuci tangan
2 Baki beralas berisi :
Tensimeter
Stetoskop
Thermometer axilla
Com terbuka berisi tissue
Botol / gelas berisi air klorin, dan air bersih
3 Baskom berisi air klorin untuk rendam sarung tangan
4 1 Tempat sampah medis (kuning), 1 Tempat sampah non
medis/kering (hitam)
PERSIAPAN TEMPAT
5 Tutup jendela dan sampiran, Ruangan harus cukup terang.
PERSIAPAN PASIEN
6 Pasien datang disambut dengan ramah
tanyakan keluhan
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
B LANGKAH-LANGKAH
7 Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien
Pasien di minta untuk mengganti pakaian dan meminta pasien
8
untuk melepas pakaian dalamnya.
9 Mencuci tangan
10 Observasi tingkat energi dan keadaan emosi ibu
11 Periksa tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan)
12 Bantu ibu membuka baju bagian atas
13 Pemeriksaan Payudara
a) Lihat kesimetrisan antara kiri dan kanan, putting susu
menonjol atau tenggelam, putting susu lecet/tidak, ASI
apakah sudah ada atau belum, warna kemerehan atau
tidak, dan apakah ada pengeluarahan darah atau pus.
b) Ibu tidur terlentang dengan lengan kiri diatas kepala
secara sistematis, lakukan palpasi payudara sampai axila
bagian kiri. Perhatikan apakah ada benjolan,
pembengkakan atau abses ataupun adanya nyeri tekan.
c) Ulangi prosedur yang sama pada payudara kanan·
14 Pemeriksaan Abdomen
a) Lihat apakah ada luka bekas operasi, jika ada maka kaji
apakah ada tanda-tanda perdarahan, atau apakah ada
tanda-tanda infeksi.
b) Palpasi untuk menilai fundus dan kontraksi uterus, menilai
apakah ada masa atau konsistensi otot
c) Diastasis rectus Abdominalis
15 Pemeriksaan Ektremitas
a) Inspeksi adanya varices, kemerahan, dan oedema
b) Tekuk kedua kaki untuk menilai nyeri betis (Tanda
Homan )
16 Membantu ibu mengantur posisi untuk pemeriksaan perineum
dan memasang alas bokong
17 Mengenakan sarung tangan pemeriksaan yang bersih
18 Pemeriksaan Genetalia
a) Lakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
b) Periksa anogenital apakah ada varises,
hematoma, oedema , tanda – tanda infeksi , periksa luka
jahitan apakah ada pus ,apakah ada jahitan yang terbuka
c) Periksa lokhea , warna , dan konsistensinya
19 Pemeriksaan Kandung Kemih
Pada kandung kemih di periksa apakah kandung kemih ibu
penuh atau tidak , jika penuh minta ibu untuk berkemih dan
jika ibu tidak bisa maka lakukan kateterisasi
20 Meletakkan sarung tangan pada tempat yang telah
disediakan/larutan clorin 0.5%
21 Merapikan pasien
C DEKONTAMINASI
22 Merapikan peralatan yang telah digunakan dan melakukan
dekontaminasi
23 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta keringkan
dengan handuk yang bersih
D DOKUMENTASI
24 Melakukan pendokumentasian
E EVALUASI
NILAI TOTAL/ 24 x 100
Jakarta, …. Agustus 2018
Pembimbing
(Mudrikah Zain )
Pendokumentasian SOAP
Kunjungan ke 1 ( 25 agustus 2018)
Subjektif : Ibu mengatakan ini merupakan anak ke tiga dan ini
merupakan pengalaman pertama ibu SC+MOW.
Objektif :
- TD : 120/70 MMh
- Nadi : 82x/menit
- Pernafasan : 21x/menit
- Suhu :36,70C
- TFU : Tidak teraba
Asesment : ny. J dengan post Sc+MOW 28 hari
Planing :
- Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
Ev: ibu mengetahui keadaannya baik - baik saja
- Memberitahu kepada ibu unruk lebih memperhatikan asupan
Gizi pada ibu. Ev: ibu mengetahui asupan gizi yang di butuhkan
- Memberitahu kepada ibu untuk tidak memantang makanan
apapun kecuali ibu alergi. Ev : ibu mengetahui bahwa tidak ada
pantangan makanan
- Menjadwalkan kunjungan ke 2. Ev: ibu mengetahui jadwal
kunjungan selanjutnya
5.1.8.2 Kunjungan ke 2 (26 agustus 2018
Subjektif : Ibu mengatakan masih merasakan sedikit nyeri
pada bekas luka jahitan.
Objektif :
- TD : 120/80 MMh
- Nadi : 80x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu :36,60C
- TFU : Tidak teraba
Asesment : ny. J dengan post Sc+MOW 29 hari
Planing :
- Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
Ev: ibu mengetahui keadaannya baik - baik saja
- Memberitahukan kepada ibu bahwa berikan ASI eksklusif pada
bayi hingga 6 bulan.ev: ibu mengerti dan berusaha untuk tidak
memberikan susu formula kepada bayinya
- Memberitahu kepada ibu untuk tidak memantang makanan
apapun kecuali ibu alergi. Ev: ibu mengerti bahwa tidak ada
pantangan makanan
- Menjadwalkan kunjungan ke 3. Ev: ibu mengetahui jadwal
kunjungan selanjutnya
5.1.8.3 Kunjungan ke 3 (27 agustus 2018)
Subjektif : Ibu mengatakan masih merasakan sedikit nyeri
pada bekas luka jahitan.
Objektif :
- TD : 120/80 MMh
- Nadi : 83x/menit
- Pernafasan : 22x/menit
- Suhu :36,80C
- TFU : Tidak teraba