Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH/PRAKONSEPSI


PADA Nn” W ” DENGAN USIA 28 TAHUN REPRODUKSI
DI PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG

Oleh :

SHELLY MELANI

NIM. 23152011082

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TA. 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Individu dengan Judul Asuhan Kebidanan Pranikah/Prakonsepsi pada


Ny.”W” dengan usia 28 tahun reproduksi di Puskesmas Pauh Kota Padang telah diperiksa
dan disetujui oleh preseptor akademik dan preseptor Klinik, sebagai salah satu tugas
Preklinik Kebidanan Alih Jenjang Angkatan III Semester I Program Sarjana Kebidanan
STIKES Alifah Padang.

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Amrina Amran, M.Biomed Lydia Riniati, S.SiT


NIDN : 1017067802 NIP. 198401272010012010

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya Penulis Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Studi Kasus
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga segala bimbingan
dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT dapat menyelesaikan
laporan kasus tentang “Pranikah”. Laporan kasus disusun untuk memenuhi tugas Praktek
Alih Jenjang S1 Kebidanan tentang Asuhan Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi. Tujuan
yang lebih khusus dari penulisan ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang
bagaimana persiapan kesehatan calon pengantin.

Dalam pembuatan dan penulisan Laporan Kasus ini, penulis memperoleh


bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat

1. Bapak dr. Muhammad Farhan selaku Kepala Puskesmas Pauh Kota Padang
2. Ibu Amrina Amran, M Biomed selaku pembimbing Praktik Klinik dari Stikes
Alifah Padang
3. Ibu Lydia Riniati, S.SiT selaku Pembimbing Praktik Klinik di Lahan praktik
Puskesmas Pauh Kota Padang
4. Ny. W yang telah bersedia menjadi pasien pada Laporan Kasus ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan Kasus ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Laporan Kasus ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari manapun
datangnya penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga segala
bimbingan dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah SW

Padang, 26 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I (PENDAHULUAN) ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Umum.................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Khusus ................................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II ( TINJAUAN PUSTAKA) ............................................................................. 4

2.1 Pengertian TT .................................................................................................... 4

2.2 Tujuan Imunisasi TT ......................................................................................... 4

2.3 Sasaran dan Jadwal Imunisasi TT ..................................................................... 4

2.4 Manfaat Imunisasi TT ....................................................................................... 5

2.5 Efek Samping Imunisasi TT .............................................................................. 5

2.6 Persiapan Pranikah Bagi Calon Pengantin ........................................................ 6

BAB III ( TINJAUAN KASUS ) .................................................................................. 9

3.1 Pengkajian ......................................................................................................... 9

3.2 Data Subjektif .................................................................................................... 9

3.3 Data Objektif ..................................................................................................... 13

3.4 Asessment .......................................................................................................... 15

3.4.1 Diagnosa Medis ......................................................................................... 15

3.4.2 Masalah ...................................................................................................... 15

3.4.3 Kebutuhan .................................................................................................. 15

iii
3.5 Pentalaksanaan .................................................................................................. 15

3.5.1 Perencanaan ............................................................................................... 15

3.5.2 Implementasi.............................................................................................. 15

3.5.3 Evaluasi...................................................................................................... 16

BAB IV ( PEMBAHASAN ) ........................................................................................ 17

BAB V ( KESIMPULAN DAN SARAN ) ................................................................... 19

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 19

5.2 Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasangan calon pengantin (catin) perlu mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kesehatan, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan pra
nikah (Premarital Check Up). Hal ini merupakan tindakan pencegahan yang wajib
dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri,
pasangan, maupun keturunan ke depannya (Shodikin & Garfes, 2020).
Program khusus bagi calon pengantin perempuan yang digalakan oleh
pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Agama yaitu pemberian imunisasi
TT, kegiatan ini bertujuan untuk menjamin atau melindungi calon ibu terhadap
infeksi tetanus. Pemberian imunisasi TT pada calon pengantin juga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh untuk mempersiapkan kehamilan guna melindungi
janin hingga mampu menurunkan angka resiko terkena tetanus neonatorum
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Penyakit tetanus dapat terjadi di seluruh dunia dan masih merupakan
penyebab kematian yang tinggi dengan perkiraan jumlah kematian 800.000-
1.000.000 orang per tahunnya (Subagiartha, 2018). Pada negara berkembang
sebagian besar kasus kematian karena tetanus terjadi pada neonatus yang
merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia pada penyakit - penyakit
yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Diperkirakan kematian tetanus pada
neonatus sebesar 248.000 kematian per tahun. Di negara sedang berkembang
seperti Indonesia, insiden dan angka kematian dari penyakit tetanus masih cukup
tinggi. Oleh karena itu tetanus masih merupakan masalah kesehatan (Subagiartha,
2018).
Pada tahun 2017 terdapat 30.484 bayi baru lahir meninggal akibat tetanus
neonatorum dan pada tahun 2019 Word Health Organization (WHO) menyatakan
13 negara yang belum berhasil mengeliminasi tetanus maternal dan neonatal salah
satunya yaitu negara Indonesia. Word Health Organization (WHO) memperkirakan
bahwa pada tahun 2017 30.484 bayi baru lahir meninggal akibat tetanus
neonatorum.

1
Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 24 per 1000 kelahiran hidup,
angka kematian neonatus 15 per kelahiran hidup dan angka kematian maternal 305
per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus
dimana pada neonatus lebih dikenal dengan tetanus neonatorum (Kemenkes RI,
2021).
Di Indonesia, Cakupan imunisasi Td1 sampai Td5 pada Wanita usia subur
tahun 2021 masih sangat rendah yaitu kurang dari 20%. Cakupan Td1 sebesar 17,4
%, Td2 sebesar 16,5%, Td3 sebesar 9,5%, Td4 sebesar 7,8% dan Td5 sebesar
12,5%, menurun dibandingkan tahun 2020 sebesar 15,8%.
Salah satu yang menyebabkan AKI maupun AKB di Indonesia ialah infeksi
tetanus. Proses persalinan yang tidak steril maupun luka ibu hamil sebelum
melahirkan dapat menyebabkan infeksi yang bisa berujung pada kematian. Sebagai
usaha untuk mengurangi infeksi tetanus, maka diadakan program imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) untuk Wanita Usia Subur (WUS) serta ibu hamil (Profil Kesehatan
Indonesia, 2019).
Pencapaian cakupan imunisasi tetanus toksoid dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah persepsi jarak kepelayanan kesehatan,
pekerjaan, dukungan suami dalam melakukan imunisasi Tetanus Toksoid,
pendidikan, kesadaran, sikap dan pengalaman ibu yang sudah mendapatkan
imunisasi tetanus toksoid saat hamil dan pengetahuan ibu hamil dalam melakukan
imunisasi Tetanus Toksoid. Pengetahuan ibu hamil yang kurang dalam melakukan
imunisasi Tetanus Toksoid dapat mengakibatkan kurang mengetahuinya ibu hamil
tentang penyakit tetanus yang dapat membahayakan ibu dan janin (Hastuti, 2017).
Program imunisasi TT sampai saat ini masih belum mencapai hasil seperti
yang diharapkan. Rendahnya cakupan TT salah satunya disebabkan oleh
pengetahuan masyarakat tentang imunisasi TT yang masih rendah. Melihat hal
tersebut maka Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai kesehatan
reproduksi kepada Wanita Usia Subur atau calon pengantin penting dilakukan.
Pendidikan kesehatan menjelang pernikahan merupakan proses kemandirian
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat melahirkan generasi
penerus yang berkualitas. Dari uraian tersebut jelas bahwa hal tersebut sesuai
dengan tujuan dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi tetanus toksoid sehingga

2
dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat, masyarakat dapat menerapkan
imunisasi tetanus toksoid.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pranikah terhadap imunisasi TT?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pranikah terhadap imunisasi TT dengan
menggunakan metode SOAP dan catatan Implementasi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pranikah dengan
imunisasi TT.
b. Mahasiswa mampu melakukan Assesment pada pranikah dengan imunisasi
TT.
c. Mahasiswa mampu melakukan Planning atau Perencanaan pada pranikah
dengan imunisasi TT.
d. Mahasiswa mampu melakukan Catatan Implementasi pada pranikah
dengan imunisasi TT.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan asuhan kebidanan pada calon pengantin tentang imunisasi TT.
2. Manfaat Aplikatif
a. Pasien
Dapat memberikan pengetahuan kepada pasien pranikah tentang
imunisasi TT, sehingga pasien dapat meningkatkan pengetahuannya
tentang imunisasi TT.
b. Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada pranikah dengan imunisasi TT, dan
juga dapat melakukan manajemen kebidanan tentang SOAP imunisasi TT.
c. Tempat Praktik
Dapat menjadikan bahan masukan bagi bidan agar melakukan
penyuluhan tentang imunisasi TT sehingga dapat juga meningkatkan
pengetahuan Catin.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi TT
1. Pengertian Imunisasi TT
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terus
menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah pemberian suntikan imun yang berisi bakteri
Clostridium Tetani yang telah dilemahkan untuk memberikan perlindungan
pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus neonatorum dan melindungi ibu
terhadap kemungkinan terserang penyakit tetanus apabila mengalami luka saat
persalinan.
2. Tujuan Imunisasi TT
Tujuan diberikan imunisasi Tetanus Toksoid adalah untuk melindungi
bayi baru lahir dari Tetanus neonotorum, melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan
bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus
pada bayi baru lahir.
3. Sasaran dan Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam kategori
Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu
hamil (bumil) dan calon pengantin (catin). Waktu yang tepat untuk
mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan.
Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi.
Imunisasi TT diberikan tidak hanya satu kali. Guna mendapatkan perlindungan
yang maksimal, imunisasi dilakukan sebanyak 5 kali dengan rentang jarak
waktu tertentu. Berikut dapat dilihat waktu pemberian imunisasi TT.

4
Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada WUS

Status Imunisasi Interval Minimal Masa Perlindungan


Pemberian

TT1 - -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 Tahun

TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun

TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun

TT5 1 Tahun setelah TT4 Lebih dari 25 Tahun

4. Manfaat Imunisasi TT
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang
1 bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalam proses
persalinan.
c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada
vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang
mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya
sedini mungkin.
e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil.
f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali
pusar. Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum.

5. Efek Samping Imunisasi TT


Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT diberikan sebanyak 2x
dengan interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan kepada calon pengantin
wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi yang aan dilahir dari penyakit

5
Tetanus Neonatorum. Vaksin ini disuntikan pada otot lengan dengan dosis 0,5
mL. Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi local pada tempat
penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri. Banyak
anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang menjadi mandul dan
aada juga orang-orang yang beranggapan bahwa imunisasi TT merupakan alat
kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-anggapan itu adalah tidak benar.
Pemerintah bermaksud mendukung gerakan imunisasi TT untuk melindungi
bayi baru lahir dari resiko terkena Tetanus Neonotorum.

6. Persiapan Pra-Nikah Bagi Calon Pengantin


Beberapa persiapan pranikah yang terkait dengan Kesehatan reproduksi adalah:
1. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan idealnya adalah 3 bulan sebelum
tanggal pernikahan. Manfaatnya untuk :
a. Mengetahui status kesehatan calon pengantin (catin)
b. Memberikan waktu pengobatan apabila ditemukan masalah
kesehatan
c. Mencegah penularan penyakit kepada pasangan
d. Mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang sehat
e. Mempersiapkan kehamilan dan menghasilkan keturunan yang sehat
dan berkualitas
Pada saat pemeriksaan calon pengantin akan diberikan pertanyaan
tentang keluhan Kesehatan yang sedang alami, riwayat Kesehatan, dan
deteksi dini adanya masalah kejiwaan.
Kemudian catin akan dilakukan pengukuran tekanan darah, Berat
badan, Tinggi badan, Lingkar lengan atas (LILA), tanda- tanda anemia,
pemeriksaan darah rutin ( Hemoglobin, golongan darah dan rhesus),
pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain atas indikasi medis seperti
gula darah, IMS, HIV, malaria, thalassemia, Hepatitis B, TORCH. Dan
selanjutnya akan diberikan KIE dan konseling Kesehatan reproduksi,
pemberian tablet dambah darah, skrining dan imunisasi TT, serta
pengobatan sesuai permasalahan Kesehatan
2. Persiapan gizi

6
Persiapan gizi perlu dilakukan sebelum menikah, ini berkaitan
dengan persiapan kehamilan, dimana proses kehamilan membutuhkan
cadangan nutrisi dari ibu. Persiapan gizi meliputi penentuan status gizi dan
pemenuhan gizi seimbang. Status gizi ditentukan dengan pengukuran
Indek Massa Tubuh (IMT) serta pengukuran Lingkar Lengan atas bagi
Catin perempuan.lauk pauk, buah-buahan dan minuman. Proporsi setiap
kali makan digambarkan melalui gambar berikut: Selain itu upayakan
untuk minum air putih kurang lebih 8 gelas/ hari, hindari terlalu banyak
minum teh/ kopi
3. Imunisasi tetanus
Imunisasi tetanus diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi dari
penyakit tetanus. Sebelum pemberian imunisasi tetanus akan dilakukan
screening imunisasi tetanus apakah sudah mendapat 5 kali imunisasi/
belum, apabila belum, maka catin perempuan harus melengkapinya di
Puskesmas.
4. Menjaga Kesehatan organ reproduksi
a. Usahakan organ kemaluan dalam kondisi kering, setelah BAB/BAK
lap dengan menggunakan tissue/ handuk yang lembut, kering,
bersih, hal ini untuk menghidari timbulnya jamur diarea kemaluan
b. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap
keringat/ katun
c. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
d. Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat
kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar
kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ
reproduksi.
e. Pada saat haid , seringlah mengganti pembalut paling lama setiap 4
jam sekali
f. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah
terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan
risiko kanker penis.
5. Menjaga Kesehatan jiwa
Sebelum menikah, calon pengantin harus mempersiapkan mental.
Karena pada saat pernikahan akan banyak terjadi penyesuaian terhadap

7
karakter pasangan, penyesuaian peran, ekonomi dan sosial. Oleh karena itu
sangat penting bagi catin untuk menjaga kesehatan jiwanya sebelum
menikah.
Berikut cara menjaga Kesehatan jiwa antaralain:
a. Katakan sesuatu yang positif pada diri sendiri.
b. Kenali karakter calon pasangan dan keluarga
c. Jalin hubungan baik dengan calon pasangan, keluarga maupun
orang lain
d. Bersama- sama menjaga Kesehatan keluarga seperti rajin olahraga,
konsumsi makanan berigizi seimbang, istirahat yang cukup.
e. Tetap menjalani hobi yang positif

8
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 17 Januari 2024

Waktu pengkajian : 09.10 WIB

Tempat : Puskesmas Pauh Kota Padang

3.2 DATA SUBJEKTIF


1. IDENTITAS
IDENTITAS Calon Pengantin Calon Pengantin laki-laki/
perempuan/Istri suami
Nama : Nn. W Tn. D
Umur (Tahun) : 28 tahun 30 tahun
Suku / Bangsa : Minang/ Indonesia Minang/ Indonesia
Golongan Darah : - -
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SLTA SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja Wiraswasta
Alamat lengkap : Komp. Vila Reyhan Kel. Andalas
Andalas

2. Alasan Kunjungan : Nn. W mengatakan ingin mendapatkan surat keterangan

sehat catin dalam mempersiapkan pernikahannya.

3. Keluhan Utama : Nn. W mengatakan kurang mengerti mengenai kesehatan

dirinya dan persiapan menjelang kehamilan (prakonsepsi). Nn. W ingin

menyiapkan kesehatannya sebelum menikah.

4. RIWAYAT MENSTRUASI

Menarche : 13 tahun
Tanggal HaidTerakhir : 05-01-2024

9
Lama Menstruasi : + 7 hari
Siklus Menstruasi : 28 hari
Keluhan : Tidak ada
Sifat Darah : Encer
Banyaknya : + 2-3 kali ganti pembalut

5. RIWAYAT OBSTETRI
No Kehamilan Ke Jenis BB Bayi Kelainan Keterangan
Persalinan lahir/PB
- - - - -

6. IWAYAT IMUNISASI TT
No Riwayat Imunisasi TT Waktu
1 Imunisasi TT1 17/01/2024
2 Imunisasi TT2
3 Imunisasi TT3
4 Imunisasi TT4
5 Imunisasi TT5

7. RIWAYAT KONTRASEPSI
No Jenis Mulai Pakai Berhenti/Ganti Cara
KB TGl Oleh Tempat Keluhan TGl Oleh Tempat Alasan
- - - - - - - - - -

8. LINGKUNGAN DAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-


HARI
No Riwayat Kesehatan Calon Pengantin Calon Pengantin
perempuan/Istri laki-laki/ suami
Riwayat penyakit
1. Riwayat Penyakit Hipertensi Tidak ada Tidak ada
2. Riwayat Penyakit Diabetes Tidak ada Tidak ada

10
Melitus
3. Riwayat Penyakit Asma Tidak ada Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Jantung Tidak ada Tidak ada
5. TBC Tidak ada Tidak ada
6. Hepatitis Tidak ada Tidak ada
7. Malaria Tidak ada Tidak ada
8. Kanker Payudara Tidak ada Tidak ada
9. Kanker cervix Tidak ada Tidak ada
10. Anemia Tidak ada Tidak ada
11. TORCH Tidak ada Tidak ada
12. Riwayat mumps (Gondok) Tidak ada Tidak ada
13. Tiroid Tidak ada Tidak ada
14. Lainnya Tidak ada Tidak ada
Riwayat Genetik
1. Riwayat Thalasemia Tidak ada Tidak ada
2. Riwayat Hemofilia Tidak ada Tidak ada
3. Lainnya Tidak ada Tidak ada
Riwayat IMS
1. Gonorea Tidak ada Tidak ada
2. Siphilis Tidak ada Tidak ada
3. Herpes Genetalia Tidak ada Tidak ada
4. Chlamidia Tidak ada Tidak ada
5. Condiloma Tidak ada Tidak ada
6. HIV/AIDS Tidak ada Tidak ada
7. Infeksi Saluran Perkemihan Tidak ada Tidak ada
8. Kandidiasis Vaginalis Tidak ada Tidak ada
9. Vaginosis Bakterial Tidak ada Tidak ada
10. Trikomoniasis Tidak ada Tidak ada
Riwayat Alergi
1. Alergi Makanan Tidak ada Tidak ada
2. Alergi Obat-Obatan Tidak ada Tidak ada
3. Riwayat Transfusi Darah Tidak ada Tidak ada

11
9. LINGKUNGAN DAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-
HARI
No Kebutuhan Sehari-Hari Calon Pengantin Calon Pengantin
perempuan/Istri laki-laki/ suami
A. Pemenuhan Nutrisi
1 Pola Gizi Seimbang Ya Ya
2 Mengkonsumsi Zat Tambah Tidak Tidak
Darah
3 Mengkonsumsi Asam Folat Tidak Tidak
4 Makan beragam makanan (Variasi Ya Ya
Makanan)
5 Kebiasan Konsumsi Buah dan Ya Ya
Sayur
6 Kebiasaan Konsumsi Protein Ya Ya
Hewani
B. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
1 Tidur Malam paling sedikit 6-7 Ya Ya
jam
2 Tidur Siang atau berbaring 1-2 Ya Ya
jam
C. Personal Higiene
1 Cuci tangan dengan sabun dengan Ya Ya
air mengalir sebelum makan dan
sesudah BAK/BAB
2 Menyikat gigi teratur minimal Ya Ya
setelah sarapan dan sebelum tidur
3 Bersihkan payudara dan daerah Ya Ya
kemaluan
4 Ganti pakaian dalam setiap hari Ya Ya
D. Aktivitas sehari-hari
1 Melakukan aktifitas fisik Ya Ya
2 Berolah raga Tidak Ya
3 Tidak mengkonsumsi alkohol Ya Ya

12
4 Merokok Tidak Ya
5 Membersihkan lingkungan Ya Ya
E. Lingkungan dan Perilaku
1 Ibu sering terpapar asap rokok Tidak
atau polusi
2 Beban pekerjaan ibu terlalu berat Tidak
3 Kebiasaan Minum jamu atau obat Tidak
tanpa resep dokter
4 Memiliki hewan peliharaan/ Tidak Tidak
lingkungan sekitar dekat dengan
peternakan

3.3 DATA OBJEKTIF (Pemeriksaan Fisik)


1. Memperhatikan tingkat energi ibu
a. Emosi : Baik/ stabil
b. Postur tubuh : Tegak
2. Pemeriksaan umum
a. BB sekarang : 50 kg
b. TB : 152 cm
c. IMT : 21,64 kg/m2 (Ideal)
d. Lila : 24,5 cm
3. Tanda vital
a. Tekanan darah : 110/78 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,2 oC
4. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
1) Kepala
- Rambut : Tidak ada ketombe, bersih, tidak rontok
- Muka : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak pucat, simetris

13
- Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, mata
tidak cekung
- Mulut : Bibir tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis
- Leher

 Kelenjar tyroid : Tidak ada benjolan

 Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran


2) Dada
- Papilla mammae : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
3) Abdomen
- Bekas operasi : Tidak ada
4) Genitalia
- Kemerahan : Tidak diperiksa
- Pembengkakan : Tidak diperiksa
- Pengeluaran : Tidak diperiksa
5) Ekstremitas
Atas
- Oedema : Tidak ada
- Sianosis pada ujung jari : Tidak ada
Bawah
- Oedema : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Sianosis ujung jari : Tidak ada
b. Palpasi
a) Payudara : Tidak ada benjolan
b) Abdomen : Tidak ada massa
c. Pemeriksaan Genetalia :
- Cairan : Tidak di periksa
- Luka/Lesi : Tidak di periksa

14
d. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah
- Kadar Hb : 12,3 gram %
- Rhesus :-
- Gula Darah Sesaat (GDS) : -
- Hepatitis : tidak di periksa
- HIV : tidak di periksa

3.4 Assesment
3.4.1. Diagnosa Medis
Ny.W usia 28 tahun dengan persiapan pranikah dan prakonsepsi
3.4.2. Masalah
Konseling persiapan pranikah dan manfaat imunisasi TT
3.4.3. Kebutuhan
KIE persiapan Pranikah dan KIE Imunisasi TT

3.5. Penatalaksanaan
3.5.1 Perencanaan
- Informasikan hasil pemeriksaan
- Menjelaskan persiapan pra nikah
- Menjelaskan manfaat skrining pranikah
- Menjelaskan gizi seimbang sebelum persiapan pranikah
- Menjelaskan mengenai imunasi TT
- Informasikan tentang imunisasi TT
3.5.2 Implementasi
1. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan pada Ny. W dalam keadaan
normal dan tidak dikenali penyulit untuk mempersiapkan kehamilan. Tanda
vital: TD : 110/78 mmhg, N: 80 x/menit, S : 36,3 oC, P : 23 x/menit, BB :
50 kg, TB : 152 cm, Lila : 24,5 cm, IMT : 21,64 kg/m2, HB : 12,3 gr %.
2. Pemeriksaan kesehatan ini idealnya adalah 3 bulan sebelum tanggal
pernikahan, tujuan dan manfaatnya dari pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui status kesehatan calon pengantin, memberikan waktu
pengobatan apabila ditemukan masalah kesehatan, mencegah penularan
penyakit pada pasangannya. Mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang

15
sehat, mempersiapkan kehamilan dan menghasilkan keturunan yang sehat
dan berkualitas.
3. Menjelaskan pengertian, manfaat dan tujuan dari skrining pranikah terhadap
Nn.W yang merupakan serangkaian intervensi yang bertujuan
mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial
yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya.
4. Memberitahu ibu untuk menjaga pola makan seimbang dengan menu gizi
seimbang, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar gula
natrium, kadar gula tinggi, meghindari makanan cepat saji, mencegah stress
berlebihan, melakukan olahraga secara rutin, perbanyak makanan yang
tinggi serat dan mengontrol kesehatan.
5. Memberikan informasi kepada catin mengenai imunisasi TT Tetanus
Toxoid) sebelum menikah jadi imunisasi TT adalah proses untuk
membangun kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi
tetanus. Memberikan injeksi imunisasi TT pada lengan kiri pasien. Setelah
imunisasi TT1, klien akan diberikan vaksin TT2 setelah 4 minggu
pemberian imunisasi TT1
6. Menganjurkan kepada klien untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang mengandung asam folat seperti pada sayuran berwarna hijau tua atau
minum susu yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga meminum
suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum menikah
untuk persiapan kehamilan.
7. Menginformasikan kepada ibu untuk mengurangi konsumsi kafein (batasi
mengkonsumsi kafein sebanyak 200 mg/ hari) seperti the dan kopi yang
dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan.
8. Menganjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan.

3.5.3 Evaluasi
Setelah Ny. W di beri KIE dan Asuhan Kebidanan Pranikah/ Prakonsepsi.
Ny. W sudah mengerti mengenai apa yang sudah dijelaskan dan berusaha untuk
melaksanakan semua yang dianjurkan. Karena menurut Ny. W semua konseling
yang di berikan dan dijelaskan oleh petugas kesehatan sangat berguna sekali
bagi dirinya dan pasangannya.

16
BAB IV

PEMBAHASAN

Calon pengantin merupakan sasaran yang tepat dalam upaya meningkatkan


kesehatan masa sebelum hamil. Calon pengantin perlu mempersiapkan kesehatan
reproduksi baik pada calon pengantin perempuan maupun pada calon pengantin laki- laki,
sehingga setelah menikah bisa memiliki status kesehatan yang baik demi menghasilkan
generasi yang berkualitas. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia
mengadakan program kursus calon pengantin bagi calon pengantin atau biasa disebut
suscatin yang bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan kesehatan reproduksi yang sehat
sehingga bisa menghasilkan generasi yang berkualitas. Dalam suscatin ini terdapat
pemberian KIE mengenai kesehatan reproduksi untuk memastikan bahwa calon pengantin
memiliki pengetahuan cukup untuk mempersiapkan kehamilan dan membentuk keluarga
yang sehat (Kemenkes, 2018).
Berdasarkan pengkajian data subjektif diperoleh bahwa Nn “W” berusia 28 tahun.
Menurut BKKBN (2017) umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah
20-25 tahun bagi wanita. Sehingga usia Nn “W” termasuk yang sudah sangat matang atau
terbilang sudah berumur untuk menikah. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara
fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami
anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35
tahun kondisi fisik mulai melemah yang memicu terjadinya berbagai komplikasi pada
kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Dalam riwayat psikososial didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah siap
secara mental untuk menikah dan tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin
segera memiliki anak. Keputusan ini sudah tepat, karena usia Nn “W” yang belum
memasuki usia 30 tahun dimana menurut American Society for Reproductive Medicine
(2012) kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30 tahun. Sehingga sangat dianjurkan
untuk segera merencakan memiliki anak jika menikah pertama kali pada usia 30 tahun.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratoriun dan diperoleh
hasil Hb Nn “W” 12,3 g/dL. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin
dibawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Penatalaksanaan yang
diberikan pada Nn “W” diantaranya dengan pemberian konseling pranikah yang
didalamnya meliputi tentang

17
Hal tersebut dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu
dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan
untuk mencapai status TT5, hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status TT5
ditujukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi
belum mencapai status TT5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian
imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin
(Kemenkes, 2017).

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan pranikah terhadap Nn. W usia 28 tahun dengan pengetahuan
dan sikap WUS catin terhadap skrining pranikah yang diberikan adalah salah satunya
dengan menggunakan metode Peer education. Tenaga kesehatan profesional memiliki
peran penting dalam kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan. Tenaga
kesehatan profesional dapat mendukung tiga gol perawatan prakonsepsi yaitu :
a. Skrining faktor risiko
b. Merekomendasikan intervensi untuk mengatasi risiko diidentifikasi.
c. Mempromosikan kesehatan dan memberikan pendidikan kesehatan.
Perawatan kesehatan prakonsepsi mengacu pada intervensi biomedis, perilaku,
dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat
(WHO, 2013). Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan
melalui skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek
positif terhadap kesehatanibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi
kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan
anak sehingga membawa manfaat kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-
laki selama masa reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas
dari rencana mereka untuk menjadi orang tua (WHO, 2013).

5.2 Saran

Bagi semua tenaga medis atau para medis metode Peer education sebagai salah
satu strategi yang dapat dijadikan Refrensing ilmu pengetahuan dalam pemberian
asuhan kebidanan pada pra nikah dan prakonsepsi sebagai metode yang efektif
digunakan untuk menyebarluaskan penyampaian informasi tentang pentingnya
skrining kesehatan pranikah atau pra konsepsi akan pengetahuan dan sikap untuk
mencapai perubahan perilaku secara pendekatan pendidikan agar mau melakukan
tindakan-tindakan yang dapat memelihara kesehatannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Richa, F. T. (2023). Peningkatan Pengetahuan Imunisasi Tetanus Toxoid Sebagai


Upaya Promotif untuk Cegah Infeksi Tetanus. Journal of Midwifery in Community,
1(1), 11-16. https://jurnal.uns.ac.id/jmc/article/view/71980
2. Kemeterian Kesehatan RI. (2020). Panduan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Calon pengantin dalam Masa Pandemi Covid dan Adaptasi Kebiasaan Baru
3. Shodikin, F., & Garfes, H. P. (2020). Implementasi premarital check up sebagai
syarat pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tanah Abang.
Dirasat, 15(01), 23-34.
4. Meiriza, W., & Triveni. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah
Dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus toxoid (Catin) Di Puskesmas Padang Luar
Kabupaten Agam. Journal of Chemical Information and Modeling, 1(2), 2622-
2256. https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/367/193
5. Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Kementerian
Kesehatan RI.
6. Jurnal : Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/42053/7567658673
7. Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude Between
Women of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus
Toxoid Immunization Status for Future Bride and Groom. 6(September), 44–47
8. Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020). Effect of tetanus toxoid immunization
training program on knowledge and attitude on female nursing students in
Government Universities in Khartoum State. International Journal of Nursing and
Midwifery, 12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415

20

Anda mungkin juga menyukai