Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III


DI PUSKESMAS TELUK LINGGA

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan


Stase Kehamilan Praktik Profesi Bidan

Disusun Oleh:
SITI ROMLAH
NIM. P07224423043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ibu J G2P1001 Usia Kehamilan 29 minggu 6 hari Janin tunggal
hidup Intrauterine, telah diperiksa, dievaluasi, dan disetujui oleh Pembimbing
Ruangan dan Pembimbing Institusi di Puskesmas Teluk Lingga

Samarinda, Desember 2023


Mahasiswa

Siti Romlah
NIM. P07224423043

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Institusi Preceptor lahan

Lidia Lushinta, M.Keb


Triana Nur, S. Tr.Keb., Bd., M. Kes
NIP. 199105172014022002
NIP: 197311271993032001

PAGE \* MERGEFORMAT 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan
Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Teluk Lingga
Samarinda.
Asuhan Kebidanan Perencanaan kehamilan sehat ini tidak akan selesai tepat
pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, 03 Desember 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................3
1. Tujuan Umum.............................................................................................3
2. Tujuan Khusus.............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................4
A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC)..........4
1. Pengertian....................................................................................................4
2. Standar Pelayanan Antenatal Care..............................................................5
3. Kehamilan Trimester III..............................................................................7
4. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III...........................................7
5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III................................................8
6. Tanda Bahaya Kehamilan.........................................................................10
B. Konsep Dasar Manajemen Kehamilan Trimester III..........................13
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................40
BAB V PENUTUP.....................................................................................................45
A. Kesimpulan................................................................................................45
B. Saran..........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................46

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sangat
penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan ibu
menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional maupun global
(Kemenkes RI, 2018). Permenkes nomor 21 tahun 2021 tentang pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah
melahirkan dan pelayanan kontrasepsi. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil
adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada
perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat. Pelayanan kesehatan masa hamil
adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak
terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan (Kemenkes RI, 2021).
Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama sebagai ujung
tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk itu dibutuhkan
tenaga bidan yang terampil melakukan procedural klinis dengan kemampuan
analisis, kritis, dan tepat dalam penatalaksanaan asuhan pada perempuan.
Keterlibatan bidan dalam asuhan normal dan fisiologis sangat menentukan demi
penyelamatan jiwa ibu dan bayi oleh karena wewenang dan tanggung jawab
profesionalnya sangat berbeda dengan tenaga kesehatan lain (Kemenkes RI,
2018). Hal ini merupakan upaya untuk mencapai target Sustainable Development
Goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara global kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup di tahun 2030.
2

Penyebab utama kematian ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi,


infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi antara
kondisi medis yang sudah ada dan kehamilan (WHO, 2018). Kematian ibu
tertinggi pada tahun 2015 adalah karena eklampsia (34%), kedua adalah karena
perdarahan (28%), disebabkan karena penyakit (26%), dan lain-lain (12%) (Sri &
Mubarokah, 2018).
Laporan Survei Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama 5
tahun terakhir menyatakan gangguan atau komplikasi kehamilan yang dialami
oleh wanita 15-49 tahun adalah delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak
mengalami komplikasi selama hamil dan 19% lainnya mengalami komplikasi. Di
antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5% mengalami perdarahan
berlebihan, masing-masing 3% mengalami muntah terus menerus dan bengkak
kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang disertai kejang, serta masing-
masing 2% mengalami mulas sebelum 9 bulan dan ketuban pecah dini serta 9%
wanita mengalami keluhan kehamilan lainnya, di antaranya demam tinggi, kejang
dan pingsan, anemia serta hipertensi (Kemenkes RI, 2017).
Data profil kesehatan Indonesia menyatakan AKI di Indonesia 305 per
100.000 KH pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan SDKI di tahun
2017 menyatakan AKB di Indonesia dalam 5 tahun terakhir adalah 24 per 1000
KH, artinya 1 dari 24 bayi meninggal sebelum berusia satu tahun (Kemenkes RI,
2018). Dinas kesehatan kota Samarinda pada tahun 2017 menyatakan jumlah AKI
sebanyak 15 per 100.000 KH, sedangkan pada tahun yang sama AKB di kota
Samarinda sejumlah 95 per 1000 KH (Dinkes Kota Samarinda, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi seorang
bidan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu sebagai
kontribusi untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
3

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan berdasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada
kasus Kehamilan Trimester III.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Kehamilan Trimester III.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
Kehamilan Trimester III berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada Kehamilan Trimester III dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Kehamilan
Trimester III dalam bentuk catatan SOAP
e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC)


1. Pengertian
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar . Permenkes nomor 21 tahun
2021 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan dan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kontrasepsi.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil adalah setiap kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja
hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi
hamil sehat. Pelayanan kesehatan masa hamil adalah setiap kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga
melahirkan (Kemenkes RI, 2021).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik
fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan saat post partum menjadi sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Kemenkes RI, 2021).
Ante Natal Care merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal, ibu hamil.

4
5

2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal


2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan
ke 5 di Trimester 3. ANC ke-1 di Trimester 1: skrining faktor risiko
dilakukan oleh dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. ANC ke-2 di
Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4 di Trimester 3, dan ANC
ke-5 di Trimester 3 ANC ke-6 di Trimester 3. (KEMENKES, 2020)
Pelayanan kesehatan masa hamil wajib dilakukan melalui pelayanan
antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan
kesehatan komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui:
a) Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan
gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan
cerdas
b) Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
c) Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
d) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi
e) Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan
f) Melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi (Kemenkes RI, 2021).
2. Standar Pelayanan Antenatal Care
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah
sebagai berikut (Kemenkes RI, 2021):
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

5
6

4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)


5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid dan Difteri (Td) bila diperlukan
Tabel rentang pemberian imunisasi Td dan lama pelindungannya:

Imunisasi
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
Td
Langkah awal pembentukan
Td 1 pembentukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit Tetanus
Td 2 1 bulan setelah Td1 3 tahun
Td 3 6 bulan setelah Td2 5 tahun
Td 4 12 bulan setelah Td3 10 tahun
Td 5 12 bulan setelah Td4 >25 tahun

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan


8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan
2) Tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(anemia)
Selama kehamilan,penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb)
adalah kira-kira 5 g/L. Temuan ini didasarkan pada perubahan
konsentrasi hemoglobin ke-5 yang lebih rendah antara trimester
pertama dan ketiga dan pedoman yang ditetapkan yang mencakup
ambang batas Hb untuk diagnosis anemia defisiensi besi pada
kehamilan (Churchill et al., 2019)
3) Tes pemeriksaan urine
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria dan
Tripel Eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis B)
7

9) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
10) Tatalaksana kasus.
3. Kehamilan Trimester III
Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian
perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016).
Trimester ketiga berlangsung selama 12 minggu, mulai dari minggu ke -28
sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah
terbentuk. Hingga pada minggu ke–40 pertumbuhan dan perkembangan utuh
telah dicapai (Tsegaye et al, 2016).
4. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III
Adapun perubahan fisiologis yang dialami ibu selama Trimester III
antara lain:
a. Uterus
Pada akhir kehamilan, otot-otot uterus bagian bawah akan
berkontraksi sehingga segmen bawah rahim akan melebar dan menipis.
Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri telah mencapai
3 jari diatas umbilikus atau pada pemeriksaan Mc Donald sekitar 26 cm.
Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri akan turun kembali dan terletak
tiga jari di bawah procesus xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun
dan masuk ke dalam rongga panggul (Halimatussakdiah & Mediawati,
2016).
b. Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada saat persalinan dengan
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan
hipertrofi sel otot polos. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi
dengan gambaran seperti paku sepatu.
8

Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan


untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor, dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental (Sutanto & Fitriana,
2018).
c. Serviks
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih
lanjut dari konsentrasi kolagen. Penurunan konsentrasi kolagen lebih
lanjut secara klinis terbuti dengan melunaknya serviks. Pada minggu-
minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan
konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan (Sutanto & Fitriana,
2018).
d. Kandung kemih
Pada akhir kehamilan kepala mulai turun kedalam rongga panggul
yang menyebabkan terjadinya tekanan pada kandung kemih, hal tersebut
menyebabkan ibu mengalami rasa ingin kencing yang semakin sering.
5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
Wanita hamil yang melaporkan memiliki masalah yang berkaitan
dengan mobilitas, aktivitas biasa dan rasa sakit/ketidaknyamanan adalah
yang paling umum selama akhir trimester ke-3 (Wu et al., 2021). Perubahan
yang terjadi pada kehamilan trimester III antara lain:
a. Sakit pinggang dan punggung
Disebabkan oleh meningkatnya beban berat janin dalam
kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga
menyebabkan tekanan kearah tulang belakang. Kondisi ini disebabkan
oleh pembesaran uterus yang menyebabkan pusat gravitasi bergeser
9

kearah depan dan perubahan tulang punggung dan dapat diatasi dengan
senam hamil dan jalan-jalan (Ramadhina Putri et al., 2018).
b. Konstipasi
Selain akibat dari perubahan hormon progesteron, tekanan rahim
yang membesar kearah usus juga menjadi penyebab sulit BAB yang
dialami ibu hamil pada trimester ke III. Penurunan peristaltik usus yang
disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesterone menyebabkan konstipasi. Keluhan ini
dapat diatasi dengan cara perbanyak mengkonsumsi sayuran, buah-
buahan berserat, banyak minum, berolahraga dengan teratur, dan tidak
menahan keinginan buang air besar serta minum satu gelas air hangat
saat bangun tidur (Sutanto & Fitriana, 2018).
c. Sering buang air kecil
Selama kehamlan trimester III terjadi pembesaran rahim dan
penurunan kepala ke rongga panggul yang menyebabkan terjadinya
tekanan pada kandung kemih, sehingga meningkatkan keinginan ibu
untuk berkemih dan meningkatnya frekuensi BAK. Pada trimester ini
presentase keluhan yang paling dirasakan ibu adalah sering kencing.
Dari keluhan sering kencing ini, ibu hamil yang tidak melakukan
penanganan dengan benar dapat terkena ISK (Ramadhina Putri et al.,
2018).
Mengatasi keluhan sering BAK dapat dilakukan dengan batasi
minum sebelum tidur, perbanyak minum di siang hari tanpa mengurangi
kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan anjurkan ibu untuk
melakukan senam kegel (Mail, 2020).
d. Verices
Selama hamil terjadi peningkatan volume darah dan alirannya serta
adanya pembesaran rahim yang menekan daerah panggul dan vena di
kaki, yang menyebabkan vena menonjol dan dapat pula terjadi didaerah
10

vulva vagina. Kehamilan merupakan salah satu penyebab tersering


varises tungkai. Saat kehamilan, faktor hormon dalam sirkulasi
meningkatkan distensibilitas dinding vena. Pada saat yang bersamaan,
vena harus mengatur sirkulasi darah yang bertambah dalam volume
yang besar. Saat kehamilan tua, pembesaran uterus yang menekan vena
kava inferior menyebabkan hipertensi vena lebih lanjut dan distensi
sekunder vena pada kaki (Fahlevie & Semadi, 2019).
e. Bengkak Pada Kaki Dan Tangan
Oedem atau bengkak disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan serta tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu kadang membuat tangan ikut membengkak.
Bengkak pada kaki terjadi akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah, hal ini
disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar. Dapat diatasi dengan
minum yang cukup dan kaki ditinggikan jika istirahat (Rahmawati &
Ningsih, 2017)
6. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil Trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan 28 minggu sampai sebelum bayi
dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau
perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum merupa-kan suatu kasus
gawat darurat yang berkisar 3-5% dari seluruh persalinan. Penyebab
utama perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta;
penyebab lainnya biasanya pada lesi local vagina/ serviks. Dalam
penelitian Elizabet (2017) penyebab perdarahan yang paling tinggi
disebabkan oleh plasenta previa sebesar 92,9%, sedangkan solusio
plasenta sebesar 5,9 % , dan 1,2% penyebab yang lain.
b. Keluar cairan pervaginam
11

Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan


kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mukus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan
persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu
diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis
KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan
ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.
c. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 28 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.
Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio
plasenta dan ruptur uteri. Janin harus bergerak paling sedikit 10 gerakan
dalam 12 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum. Jika ibu tidak merasakan
gerakan janin sesudah usia 28 minggu atau saat memasuki persalinan,
maka perlu diwaspadai terjadinya gawat janin atau kematian janin dalam
kandungan (Sandra, 2018).
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri,
solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai
syokk, perdarahan intraabdomen dan atau pervaginam, kontur uterus
yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada. Nyeri pada daerah
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah suatu
kelainan. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah
nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat,
terkadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir (Sandra,
2018).
12

e. Sakit kepala hebat


Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah tertentu adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala hebat, menetap dan
tidak hilang dengan beristriahat. Terkadang karena sakit kepala yang
hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayang (Sandra, 2018).
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre
eklampsi. Perubahan visual (penglihataan) secara tiba-tiba (pandangan
kabur) dapat berubah pada masa kehamilan.
f. Tekanan darah tinggi
Kenaikan tekanan darah tinggi baik sistole maupun diastole setelah
20 minggu usia kehamilan. Apabila diikuti dengan protein urine yang
postif dan bengkak pada wajah dan kaki. Salah satu penyebab kematian
ibu hamil yaitu hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi ini terjadi karena
berbagai macam faktor yang sudah dilakukan penelitian dari beberapa
penelitian ditemukan faktor-faktornya yaitu umur, tingkat pendidikan,
dukungan keluarga, stres, penambahan berat badan dan dukungan
keluarga (Basri et al., 2018).
7. MAP
MAP (Mean Arterial Pressure) atau arteri rerata dapat digunakan sebagai
patokan dalam menilai pengukuran tekanan darah sistole maupun diastole.
Arteri rerata selama satu siklus denyutan jantung yang dihitung sebagai
tekanan diastole ditambah sepertiga tekanan nadi merupakan MAP (Mean
Atrial Pressure) (Kundu et al., 2017). MAP merupakan parameter serta
penentu utama dalam perfusi jaringan yang mempengaruhi fungsi jantung
serta sifat dinding arteri sentral. Kadar MAP yang tinggi dapat
mengidentifikasikan pasien memiliki penyakit kardiovaskuler serta kerusakan
organ. Sedangkan kadar yang rendah dapat merugikan hemodinamik pasien.
13

Arteri rerata dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi perifer total, namun
dalam praktek klinis, menentukan nilai MAP dapat menggunakan rumus :
MAP = Tekanan Diastol + (1/3 x Tekanan Nadi)

Tekanan nadi merupakan tekanan darah sistole dan diastole (Das & Ari,
2018). Adapun rumus tekanan nadi yang dapat kita pergunakan yaitu :

Tekanan Nadi = (Tekanan Sistolik – Tekanan Diastolik)

Berikut adalah klasifikasi MAP:


Kategori Stadium mmHg Kategori Stadium mmHg
70-105 mmHg 70-105 mmHg
105 mmHg 105 mmHg
105 mmHg 105 mmHg
(Haryuni, 2017)

8. Pre Eklampsia
A. Penggertian
Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan oleh kehamilan itu sendiri disertai dengan timbulnya gejala
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Preeklampsia sering muncul setelah kehamilan 20 minggu, hal ini
mungkin disebabkan kerja plasenta yang semakin aktif untuk
pengambilan nutrisi bagi janin sehingga menyebabkan kenaikan tekanan
darah sebagai tanda meningkatnya metabolisme organ tubuh ibu. Untuk
itu, pemeriksaan kehamilan (antenatal care) yang teratur dan secara rutin
mencari tanda-tanda preeklampsi sangat penting dalam usaha pencegahan
preeklampsia dan eklampsia, karena semakin tua umur kehamilan, resiko
untuk mengalami preeklampsia akan semakin tinggi. Gejala dari
14

preeklampsia ini dapat timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu apabila


terjadi penyakit trofoblastik. Sementara itu eklampsia merupakan
kelainan akut yang terjadi pada wanita hamil, dalam persalinan, atau
nifas. Tanda yang timbul apabila seorang 9 wanita mengalami eklampsia
adalah adanya kejang atau koma. Sebelum mengalami eklampsia,
biasanya wanita tersebut menunjukkan gejala-gejala preeklampsia
terlebih dahulu disertai dengan kegelisahan dan hiperrefleksia yang
mendahului serangan kejang (Amellia SWN, 2019).
B. Klasifikasi Hipertensi
Kehamilan yang menyebabkan hipertensi atau hipertensi yang timbul
sebagai akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti:
hipertensi tanpa proteinuria atau edema, preeklampsia dengan atau tanpa
proteinuria dan edema yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia berat,
10 eklampsia, hipertensi sementara (transient hypertension). Menurut
(Rukiyah AY et al, 2019) preeklampsia digolongkan ke dalam
preeklampsia ringan dan preeklampsia berat dengan gejala dan tanda
sebagai berikut:
1. Preeklampsia ringan Preeklampsia ringan merupakan kondisi tekanan
darah sistole ≥140 ( 20 minggu. Tes celup urin menunjukkan
proteinuria +1 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam.
2. Preeklampsia berat Kenaikan tekanan darah sistole >160 mmHg dan
diastole >110 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. a.
Hasil Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam. b. Atau disertai
keterlibatan organ lain: 1) Trombositopenia (1,2 mg/dl
C. Faktor Resiko Penyebab Pre Eklampsia
1. Usia Ibu
15

Harlock dalam Fatmawati (2017), Usia adalah lamanya hidup dalam


tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Usia merupakan bagian dari
status reproduksi yang penting dan berkaitan dengan peningkatan atau
penurunan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi status kesehatan.
Menurut Kemenkes RI rentang umur 20-35 tahun adalah usia terbaik
untuk hamil dan memiliki risiko paling rendah. Data Kemenkes RI
(2015) menunjukkan bahwa sebanyak 54,2 per 1000 perempuan
dengan usia dibawah 20 tahun telah melahirkan, sementara perempuan
yang melahirkan pada usia di atas 40 tahun sebanyak 207 per 1000
kelahiran hidup.
2. Paritas
Lalita Elisabeth MF (2018), paritas adalah jumlah anak yang telah
dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun mati. Semakin
muda kehamilan seseorang pada primigravida atau semakin banyak
seseorang melahirkan (grandemultigravida) akan semakin besar
peluang ibu hamil tersebut mengalami hipertensi. Hal ini diakibatkan
karena wanita hamil pertama dan berusia muda lebih cenderung rentan
terhadap timbulnya preeklampsia yang diakibatkan oleh belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil sedangkan pada wanita yang
telah berulang kali mengalami persalinan lebih diakibatkan karena
kondisi tubuh dan kesehatannya yang menjadi lemah sehingga
kemungkinan untuk terkena preeklampsia lebih besar (Fahrudin EP,
2018).
3. Usia Kehamilan
Preeklampsia sering muncul pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
hal tersebut disebabkan oleh kerja plasenta yang semakin aktif bekerja
mengalirkan nutrisi bagi janin sehingga menyebakan kenaikan tekanan
darah sebagai reaksi peningkatan metabolisme organ tubuh ibu.
Melakukan pemeriksaan antenatal care secara teratur sebagai deteksi
16

dini untuk mencegah adanya tanda-tanda preeklampsia dikarenakan


semakin tua umur kehamilan risiko untuk mengalami preeklampsia
akan semakin tinggi (Lestari, 2018). Penelitian Sagita W (2020),
Muzalfah R, et al (2018) menunjukkan bahwa ada hubungan antara
usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia. Ibu dengan usia
kehamilan aterm (≥37 minggu) berisiko 6,850 kali lebih besar
mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu dengan usia
kehamilan preterm (Lestari, 2018)
4. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan
kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya (KEMENKES
RI dalam Kartika D, 2017). Menurut WHO (World Health
Organization) Untuk kesehatan ibu dan bayi setidaknya diperlukan 24
bulan atau 2 tahun tetapi tidak lebih dari 5 tahun untuk mencoba hamil
kembali. Pada jarak kehamilan 5 tahun secara signifikan lebih berisiko
terhadap preeklampsia dibandingkan wanita dengan jarak kehamilan 2-
5 tahun (Kartikadewi R, 2017).
5. Riwayat Hipertensi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan. Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Hipertensi
kronik terjadi sebelum kehamilan atau dapat diketahui pada usia
kehamilan sebelum 20 minggu (KEMENKES RI, 2019). Ibu yang
mempunyai riwayat hipertensi sebagain besar mengalami preeklampsia
sebesar 60,9%. Peningkatan risiko preeklampsia terjadi pada ibu yang
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa riwayat hipertensi merupakan faktor risiko
terjadinya preeklampsia (Laila EF, 2019). Ibu dengan riwayat
hipertensi mempunyai risiko 2,2 kali lebih besar mengalami
17

preeklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat


hipertensi (Sugiarti ES et al, 2017).
6. Obesitas
Obesitas sangat berkaitan erat dengan berbagai macam komplikasi
penyakit terlebih jika dialami oleh wanita hamil yang mana akan
berdampak buruk baik terhadap ibu maupun janin yang dikandung.
Obesitas berhubungan dengan penimbunan lemak yang berisiko
munculnya penyakit degenerative. Kenaikan berat badan yang berlebih
menunjukkan adanya penimbunan cairan yang berlebihan dalam
jaringan tubuh atau disebut edema yang merupakan salah satu tanda
preeklampsia (Fuzia A, 2018)
D. Deteksi Dini Preeklampsia
1. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)/ ANC adalah pelayanan
kesehatan kehamilan yang diterima ibu pada masa kehamilan anak
terakhir dan diberikan oleh tenaga kesehatan, meliputi dokter (dokter
umum dan/atau dokter kandungan), bidan dan perawat (Balitbangkes,
2019), Oleh karena itu selama masa kehamilannya ibu hamil dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Bidan
melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya serta
memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu hamil,
suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.
Cakupan K1 adalah gambaran besaran ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai standar paling sedikit 4
kali (Rohan HH dan H Sandu S, 2017). Pelayanan antenatal care
sekurang-kurangnya dilakukan pada setiap trimester yaitu minimal satu
18

kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu
kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal
dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
menjelang persalinan) untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan
dini komplikasi kehamilan salah satunya preeklampsia pada ibu hamil
(kemenkes RI, 2020). Setiap kehamilan dalam perkembangannya
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi dalam
kehamilan sehingga perlu adanya pelayanan antenatal care yang
dilakukan secara rutin sesuai dengan standar, terpadu dan berkualitas.
Pelayanan antenatal care dapat mencegah perkembangan preeklampsia
karena salah satu tujuan dari pelayanan antenatal care adalah mengenali
secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang terjadi pada
masa kehamilan.
2. Tingkat Pengetahuan
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi (Kemdikbud, 2018). Pendidikan mempengaruhi proses belajar
dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
orang tersebut menerima informasi. Seseorang yang memiliki
pendidikan tinggi maka akan cenderung mendapatkan informasi, baik
dari media massa maupun dari orang lain. Semakin banyak informasi
yang diterima maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang
didapatkan tentang kesehatan khususnya preeklampsia sehingga
pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang.
Pengetahuan seseorang tentang uatu objek mengandung dua aspek yaitu
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap dan
perilaku seseorang (Astuti SF, 2019)
19

9. Persiapan Persalinan
Kesiapan merupakan sebuah kemampuan fisik dan mental yang cukup baik.
Memiliki kesehatan yang baik dan tenaga yang cukup dalam melakukan
sebuah hal merupakan kesiapan fisik, sedangkan untuk kesiapan mental
adalah seseorang yang memiliki minat dan motivasi yang baik untuk
melakukan suatu kegiatan ( Kusmiyati, 2017) Dalam menghadapi persalinan,
seorang ibu harus memiliki kesiapan. Adapun kesiapan tersebut berupa
kesiapan fisik, finansial, psikologis dan kultural:
A. Fisik
Perubahan fisiologis yang terjadi saat mendekati tanggal kelahiran adalah
persiapan fisik yang harus di siapkan oleh ibu hamil. Ibu hamil trimester
III khususnya ibu primigravida harus sudah tau perubahan apa yang akan
ia rasakan saat sudah memasuki minggu ke 38 dimana ibu akan merasakan
kenceng - kenceng diperutnya khususnya dibagian bawah karena ada
penurunan kepala bayi. Ibu juga semakin mudah bernafas karena posisi
fundus ibu yang sudah turun karena kepala bayi sudah turn memasuki
pintu atas panggul (PAP). Frekuensi buang air kecil ibu juga akan
bertambah seiring dengan penurunan kepala bayi yang menekan kandung
kemih ibu. Pada masa ini ibu juga akan merasakan his palsu.
(Kristiyanasari, 2018) Dalam mempersiapkan persalinan, ada baiknya ibu
mengikuti senam hamil agar dapat membantu melemaskan otot di tubuh
ibu, membuat ibu rileks, dan gerakan dalam senam hamil dapat membantu
posisi janin agar tidak sunsang. Kondisi fisik ibu juga berkaitan dengan
penyakit yang diderita oleh ibu, untuk itu pentingnya dilakukan deteksi
dini agar dapat melakukan persiapan lebih matang jika ibu ternyata tidak
bias melakukan proses persalinan normal dan harus melakukan operasi
sesar. (Padila, 2017)
B. Finansial
20

Status ekonomi keluarga adalah hal yang menetukan kesiapan ibu


dalam hal kesiapan finansial, kemampuan keluarga untuk mempersiapkan
keperluan ibu dan bayi memerlukan dana yang tidak sedikit. Agar ibu dan
suami tidak keberatan saat mendekati persalinan maka sebaiknya dari awal
kehamilan sudah menyimpan biaya khusus untuk persalinan agar ibu tidak
stress dan panik saat mendekati persalinan. (KEMENKES, 2020)
Dengan daya beli yang tinggi maka ibu dapat leluasa dalam memilih
tempat persalinan, penolong persalinan, membeli perlengkapan ibu dan
bayi sehingga ibu lebih rileks dan tidak panik saat mendekati hari
persalinan. (KEMENKES, 2020)
C. Psikologis
Orang-orang yang selalu berada didekat ibu hamil adalah keluarga ibu
hamil, maka dari itu pengaruh dukungan keluarga sangatlah penting untuk
kesiapan ibu dalam bersalin. Pemahaman seorang ibu mengenai proses
bersalin dapat ia dapatkan dari keluarga yang sudah memiliki pengalaman
bersalin. Dukungan suami dapat membuat rasa cemas ibu hilang ketika
persalinan. (KEMENKES, 2020)
D. Kultural
Seorang ibu yang akan bersalin harus mengerti tentang adat istiadat yang
berlaku di lingkungan dan keluarganya. Adat istiadat seperti mitos dan
tradisi Persalinan di keluarga dan lingkungan mempengaruhi cara ibu dan
keluarga dalam mempersiapkan persalinannya. Seperti membawa pulang
plasenta kerumah dan menguburkan plasenta (KEMENKES, 2020)
B. Konsep Dasar Manajemen Kehamilan Trimester III
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
21

Umur : Usia 21 – 35 tahun adalah masa di mana


ibu hamil memiliki risiko kesehatan paling rendah.
Secara umum, masa-masa ini disebut sebagai
waktu ideal untuk hamil dan melahirkan (Saraswati C.
2017).
Agama :
Suku :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual klien. Tingkat
pendidikan mempengaruhi tingkat kesadaran kesehatan
seseorang, hal ini juga dibutuhkan dalam memberikan
KIE yang akan disampaikan kepada klien
Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
Pada trimester ketiga presentase keluhan yang paling dirasakan ibu
adalah sering kencing. Dari keluhan sering kencing ini, ibu hamil yang
tidak melakukan penanganan dengan benar dapat terkena ISK (Putri et al.,
2018).

Salah satu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh ibu


hamil adalah nyeri pinggang. Biasanya gejala sakit pinggang ini semakin
terasa saat usia kehamilan memasuki trimester kedua. Ibu akan mengalami
kesulitan berjalan, mengenakan pakaian, mengangkat barang bahkan
ketika duduk pun pinggang masih nyeri. Nyeri pinggang pada ibu hamil
trimester III terjadi akibat peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai
pembesaran perut membuat perut ibu lebih maju ke depan. Nyeri pinggang
sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai
salah satu gangguan minor dalam kehamilan (Anggasari, 2021).

3. Riwayat Kesehatan Klien


22

Penyakit : Dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan


Jantung perkembangan janin

Hipertensi : Dapat menyebabkan terjadinya PEB (Anggreni,


2018)

Hepatitis : Dapat menular pada bayi saat persalinan maupun


melalui plasenta. Dapat menyebabkan gagal hati
pada bayi dan abortus pada ibu (Gozali, A. P, 2020)

TBC : Pada kehamilan dengan TBC dapat meningkatkan


resiko prematuritas, IUGR, dan BBLR, serta resiko
kematian perinatal meningkat 6 kali lipat (Sri &
Mubarokah, 2018)

Asma Bronchial : Sebanyak 20% dari ibu dengan asma ringan dan
moderat mengalami serangan intrapartum, serta
penignkatan resiko serangan 18 kali lipat setelah
persalinan dengan seksiosesaria jika dibandingkan
dengan persalinan pervaginam (Agustina, 2018)

Ginjal : Gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang


sangat gawat dalam kehamilan dan nifas karena
dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi
ginjal yang tidak bisa sembuh lagi. ( Aprilia, 2019)

Diabetes : Dapat menghambat pertumbuhan janin, bayi besar,


Militus bayi lahir mati, premature, abortus, dan bayi
berpotensi mengidap penyakit gula . (Aprilia, 2019)

Anemia : Anemia pada kehamilan dapat menggangu


23

pertumbuhan janin . ( Aprilia, 2019)

Infeksi Saluran : dapat menyebabkan demam tinggi, abortus, dan


Kemih (ISK) persalinan premature (Sri & Mubarokah, 2018)

IMS/HIV/AIDS : Dampak IMS pada kehamilan dapat meyebabkan


hasil konsepsi yang tidak sehat, misalnya kematian
janin (abortus spontan atau lahir mati), BBLR
(akibat prematuritas, atau retardasi pertumbuhan
janin dalam rahim), dan infeksi kongenital atau
perinatal (kebutaan, pneumonia nenonatus, dan
retardasi mental) (Sri & Mubarokah, 2018).

Epilepsi : Dapat menyebakan kejang, mulut berbuih, dan


selanjutnya koma diluar kehamilan, dan bersifat
menurun (Rachmatsyah, 2021)

Malaria : Dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang


lambat, persalinan premature, BBLR, sill birth, dan
gawat janin (Mirong et al, 2022)

Haemoroid : Ibu hamil sangat rentan sekali untuk menderita


ambeien karena peningkatan kadar hormon saat
kehamilan yang dapat melemahkan dinding vena
pada bagian dubur ( Raharja, 2021)

Psokosis/ : Kehamilan adalah periode penuh stres drcsrs


Gangguan emodionsl, ysng dimsnifedtsdiksn dengsn sdsnys
mental emosi yang labil dan mudah tersinggung. Masalah
psikologis yang tidak segera ditangi dapat
menyebabkan perempuan melukai dirinya sendiri
24

mauoun bayinya. (Sarwono Prawihadjo, 2014)

Penyakit : Ibu hamil dengan penyakit autoimun dapat menjadi


autoimun risiko yang serius bagi ibu dan janin. Risikonya
termasuk stroke, pembentukan bekuan darah,
hipertensi, dan keguguran berulang (Suparman,
2021)

Riwayat alergi : kehamilan dengan riwayat alergi dapat


menyebabkan kelahiran prematur, janin kekurangan
oksigen, rhinitis alergi, dan komplikasi alergi obat

Riwayat : Kehamilan dengan riwayat pembedahan dapat


pembedahan menyebabkan komplikasi baik pada ibu maupun

(Guslatipa, D., & Sari, E. P. 2019)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Hepatitis : Ibu hamil anggota keluarga dekat dan serumah
memiliki resiko tertular hepatitis yang dapat
mempengaruhi wanita dan janinnya (Gozali, A. P,
2020)

TBC : Ibu hamil yang tinggal bersama keluarga yang


mengidap TBC memiliki resiko tertular melalui
percikan dahak/air liur (Sri & Mubarokah, 2018)

HIV/AIDS : Ibu hamil yang tinggal atau berhubungan dengan


pengidap HIV/AIDS dapat meningkatkan resiko
penularan HIV/AIDS baik secara seksual, melaui
pajnan darah, atau cairan tubuh lain, dan secara
25

perinatal (Sri & Mubarokah, 2018).

Malaria : Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak


mempunyai kekebalan terhadap malaria dapat
menderita malaria klinis berat sampai menyebabkan
kematian (Mirong et al, 2022)

Hipertensi : Perempuan yang lahir dari keluarga dengan riwayat


hipertensi dapat menyebabkan ibu hamil h=juga
mengidap penyakit hipertensi (Anggreni, 2018)

Asma : Apabila orang tua dari ibu hamil memilik asma,


maka ibu hamil dapat memiliki faktor risiko asma
atau memiliki resiko alergi (Agustina, 2018).

Diabetes Militus : Perempuan yang lahir dari keluarga yang memiliki


riwayat diabetes dapat menyebabkan perempuan
tersebut memiliki resiko mengalami diabetes militus
(Aprilia, 2019)

Hemofilia : Perempuan dari keluarga penderita hemofilia


umumnya adalah pembaa (carrier). Perempuan
pembawa dapat berisiko perdarahan yang
bermakna.

Gameli : Riwayat kehamilan kembar pada keluarga juga


dapat terjadi pada kehamilan sekarang
(Yulriyanita,2020)

5. Riwayat Menstruasi
26

HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan


perkiraan taksiran partus (Islami,2018).
Menarche : Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali
disebut menarche, pada umur 12-13 tahun. Haid pertama kali yang dialami
seorang perempuan disebut menarche, yang pada umumnya terjadi pada
usia sekitar 14 tahun (Islami,2018).
Siklus haid, Gangguan mentruasi lebih tinggi dialami oleh kelompok
obesitas dimana BMI > 24kg/m dibandingkan dengan kelompok yang
tidak mengalami obesitas. Wanita dengan jaringan adipose yang tinggi
(WHR > 0.8) juga mengalami siklus haid yang panjang dibandingkan
dengan kelompok lainnya (Islami,2016).
Volume darah haid, Volume darah normal adalah tidak melebihi 80 ml
dan ganti pembalut 2-6 kali per hari (Islami,2018).
Lama haid, Lama haid 3-7 hari (Islami,2018).

6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
o Abnorm
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktasi Peny
alitas

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi komplikasi,
beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang
dialami klien sejak haid terakhir (HPHT). Berisi keluhan tiap trimester,
pergerakan anak pertama kali (quickening), riwayat pemeriksaan
27

kehamilan, imunisasi Td dan tablet Fe, serta pendidikan kesehatan yang


telah didapatkan (Sarwono Prawihardjo, 2014).
8. Riwayat Ginekologi
Veginitis : Vaginitis seringkali menyebabkan kelahiran premature
dan BBLR. Selain itu gejala lain dari vaginitis
menyebabkan ibu hamil merasa nyeri seperti gatal dan
terbakar saat buang air (Sarwono Prawihardjo, 2014).
Endometritis : Endometritis dapat terjadi pada saat keguguran atau saat
pemasangan alat rahim yang kurang legeartis (Sarwono
Prawihardjo, 2014).
Mioma uteri : Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi, odema, dan
perdarahan (Sarwono Prawihardjo, 2014).
Kista ovarium: Kista bisa menyebabkan letak janin pada rahim berubah
menjadi abnormal karena terdesak oleh adanya kista
ovarium (Sarwono Prawihardjo, 2014).
Endometriosis : Endometriosis dapat menyebabkan nyeri perut dan daerah
panggul yang progresif, nyeri saat BAK dan BAB, maupun
nyeri saat menstruasi (Sarwono Prawihardjo, 2014).
PID : Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID)
dapat menyebabkan nyeri panggul kronis dan kehamilan
ektopik (Sarwono Prawihardjo, 2016).
9. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan.
28

10. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Sebelum Hamil Saat Hamil

Nutrisi Secara keseluruhan seorang wanita hamil Untuk mengakomodasi


setidaknya harus menambahkan 300 kalori perubahan yang terjadi selama
selain asupan 2200 kalori yang dianjurkan masa hamil, banyak diperlukan zat
bagi wanita yang tidakmengandung dan 60 gizi dalam jumlah yang lebih besar
gram protein, yakni 10 gram per hari dari pada sebelum hamil. Pada ibu
melebihi asupan 50 gram yang dianjurkan hamil akan mengalami BB
bagi wanita yang tidak mengandung bertambah, penambahan BB bisa
(Sarwono Prawihardjo, 2014). diukur dari IMT (Indeks Masa
Tubuh) / BMI (Body Mass Index)
sebelum hamil. IMT dihitung
dengan cara BB sebelum hamil
dalam kg dibagi (TB dalam meter)2
misalnya : seorang perempuan
hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB
150 cm maka IMT 50/(1,5)2 =
22.22 (termasuk normal) (Tyastuti
& Wahyuningsih, 2016).

Eliminasi Masalah buang air kecil tidak


mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar dan malahan justru lebih
sering BAK karena ada penekanan
kandung kemih oleh pembesaran
uterus. Dengan kehamilan terjadi
perubahan hormonal, sehingga
daerah kelamin menjadi lebih
basah. Situasi ini menyebabkan
jamur (trikomonas) tumbuh subur
sehingga ibu hamil mengeluh gatal
dan keputihan (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).
29

Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 Istirahat/tidur dan bersantai sangat
sampai 2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur penting bagi wanita hamil dan
menyusui. Jadwal ini harus
malam (Tsegaye et al, 2016).
diperhatikan dengan baik, karena
istirahat dan tidur secara teratur
dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan
pertumbuhan janin dan juga
membantu wanita tetap kuat dan
mencegah penyakit, juga dapat
mencegah keguguran, tekanan
darah tinggi, bayi sakit dan
masalah-masalah lain.

Aktivitas Wanita hamil boleh melakukan Gerak tubuh yang harus


pekerjaannya sehari-hari asal bersifat ringan. diperhatikan oleh ibu hamil adalah
Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan postur tubuh, mengangkat benda
harus diselingi dengan istirahat (Tsegaye et dan mengambil barang, bangun dari
al, 2016). posisi berbaring, berjalan.
berbaring, dan sangat dianjurkan
bagi ibu hamil untuk melakukan
senam hamil atau olahraga pada
saat hamil (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).

Personal Ibu hamil harus menjaga kebersihan Ibu hamil disarankan selalu
Hygiene badannya untuk mengurangi kemungkinan membersihkan vulva dan vagina
setiap mandi, setelah BAB / BAK,
terjadinya infeksi, pemeliharaan buah dada
cara membersihkan dari depan ke
juga penting, puting susu harus dibersihkan belakang kemudian dikeringkan
setiap terbasahi oleh colostrum. Puting susu dengan handuk kering. Pakaian
dalam dari katun yang menyerap
yang datar diusahakan supaya menonjol
keringat, jaga vulva dan vagina
dengan cara pemijatan keluar setiap selesai selalu dalam keadaan kering,
mandi. Perawatan gigi diperlukan dalam hindari keadaan lembab pada vulva
dan vagina Penyemprotan vagina
kehamilan karena gigi yang baik menjamin
(douching) harus dihindari selama
pencernaan yang sempurna (Tsegaye et al, kehamilan karena akan
2016). mengganggu mekanisme
pertahanan vagina yang normal,
dan penyemprotan vagina yang kuat
(dengan memakai alat semprot) ke
dalam vagina dapat menyebabkan
30

emboli udara atau emboli air


(Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).

Seksualitas Kehamilan dapat mempengaruhi kualitas Hamil bukan merupakan halangan


dari kenyamanan saat melakukan hubungan untuk melakukan hubungan
seksual.Hubungan seksual yang
seksual, wanita dengan kehamilan tua
disarankan pada ibu hamil adalah
(trimester tiga) merasa capek karena badan (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016):
yang lebih berat dibandingkan saat usia Posisi diatur untuk menyesuaikan
dengan pembesaran perut .
kehamilan yang masih muda (trimester
dianjurkan posisi perempuan
pertama dan kedua) (Rustikayanti et al, diatas, Pada trimester III hubungan
2019). seksual supaya dilakukan dengan
hati – hati karena dapat
menimbulkan kontraksi uterus
sehingga kemungkinan dapat terjadi
partus prematur, fetal bradicardia
pada janin sehingga dapat
menyebabkan fetal distress tetapi
tidak berarti dilarang.

Kebiasaan Kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan, Kebiasaan minum alkohol, jamu-


obat-obatan, perokok aktif maupun pasif, jamuan, obat-obatan, perokok aktif
maupun pasif, narkoba dan
narkoba dan kepemilikan binatang
kepemilikan binatang peliharaan
peliharaan merupakan salah satu pencetus merupakan salah satu pencetus
gangguan kehamilan yang memperlukan gangguan kehamilan yang
memperlukan pengawasan antenatal
pengawasan antenatal tambahan (Myles,
tambahan (Myles, 2019).
2019).

11. Riwayat Psikososiokulturalspiritual


Psikologis : Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
31

meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan


terjadinya persalinan
Sosial : ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan
Kultural : Tidak ada adat istiadat yang dapat membahayakan kesehatan
ibu dan janin
Spiritual : Tidak ada Tradisi keagamaan yang dapat membahayakan ibu
dan janin

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
Pernapasan : 12-20x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC (Varney, 2017)
Antropometri
LILA : > 23,5 cm (Myles, 2019)
Tinggi Badan : >145 cm
BB sebelum hamil:
Berat badan sekarang:
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat
badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan
terganggu.
Klasifikasi ambang batas IMT untuk Indonesia
32

Kategori Keterangan IMT (Kg/m2)

Kurus Kekurangan berat badan tingkat Berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat Ringan 17,0 -18,4

Normal 18,5-25,0

Kelebihan berat badan tingkat Ringan 25,1-27,0


Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat Berat ≥ 27,0

Sumber : (Kemenkes, 2019)


2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih, tidak ada lesi di kulit kepala, distribusi
merata, tidak oedema, tidak ada massa

Wajah : Wajah simetris, tidak pucat, tidak ada oedema dan cloasma
gravidarum

Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak kuning, tidak ada nyeri


tekan pada palpebra

Hidung : Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada polip, tidak ada
peradangan

Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada caries dentis, tidak ada
stomatitis, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil

Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran/secret.

Leher : Ada hyperpigmentasi pada leher, tidak ada pembesaran


tonsil, tidak ada peradangan faring, tidak ada pembesaran
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening.
33

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, Bunyi jantung I


dan II : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur mur, Bunyi
nafas tidak ada terdengar suara ronchi dan wheezing .

Payudara : Ada perubahan warna pada aerola dan mengalami


hiperpigmentasi, tidak teraba benjolan atau massa,
terdapatpengeluaran colostrum.

Abdomen : Pembesaran sesuai kehamilan, terdapat linea nigra dan


striae, tidak ada luka bekas operasi. Selama dua trimester
pertama, pembesaran uterus terutama melibatkan fundus,
sedangkan selama trimester terakhir, segmen uterus yang
lebih rendah antara fundus dan serviks membesar (awal
nullipara dan agak kemudian di multipara) (Bouyou et al.,
2015).

TFU :

Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan

3 jari di atas simfisi 12 minggu

½ pusat dan simfisis 16 minggu

3 jari dibawah pusat 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu

3 jari diataas pusat 28 minggu

½ pusat dan prosesus xifodeus 32 minggu

Setinggi prosesus xifodeus 36 minggu

Dua jari (4cm) di bawah


40 minggu
prosesus xifodeus
34

Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat


dalam fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Leopold II : Menentukan bagian janin yang terletak pada kedua sisi
uterus.
Leopold III : Menentukan bagia apa yang terdapat dibagian bawah rahim
dan apakah bagian bawah janin sudah memasuki pintu atas
panggul (PAP).
Leopold IV : Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah
perut ibu dan berapa jauhnya bagian bawah ini masuk
kedalam panggul.
Taksiran berat janin :
Rumus menghitung Taksiran berat janin

PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155

Keterangan :
n = -12 jika kepala belum masuk PAP
n = -11 jika kepala sudah masuk PAP (Rumus Johnson Toshack)

DJJ : 120-160 dmp


Genetalia : Terdapat tanda chadwick (warna kebiruan pada vagina), tidak
ada pengeluaran cairan, tidak ada oedem, tidak ada vertices,
tidak ada hemoroid pada anus
Ekstermitas
Atas : Simetris, tidak oedem, reflex trisep bisep positif, CRT < 2 dtk
Bawah : Simtris, tidak oedem, rekfleks patellah positif, human sign
negative, CRT <2dtk (Rustikayanti et al, 2019).
35

3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan Panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena p
anggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multig
ravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat memberika
n keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul (Rustikayanti et
al, 2019).
b. Pemeriksaan dalam (jika perlu)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Urine : Protein urine
Pemeriksaan Darah : Haemoglobin, Golongan darah, HIV, HBSAG,
Sifilis
b. Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui pertumbuhan janin dan apakah persalinan
cukup bulan atau tidak juga dapat diketahui taksiran berat janin, letak
plasenta, jumlah air ketuban serta adanya lilitan tali pusat.
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya
Jika diperlukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosis : G…Papah usia kehamilan….. minggu
Janin tunggal/ganda,hidup/mati,intrauterin/ekstrauterin
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
36

a : abortus
h : hidup (Rustikayanti et al, 2019).
intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan penunjang berupa USG
atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan
kehamilan intrauterin.
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman yang sedang
dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
menyertai diagnosis.
Kebutuhan segera : hal-hal yang dibutuhkan oleh klien belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan
diagnosis dan masalah yang telah ditentukan. Pada langkah ini dituntut untuk
merumuskan tindakan antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut
tidak terjadi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ada. Pada langkah ini mencakup tindakan segera
yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanj
utan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu bahwa
hasil pemeriksaan ibu dan janin normal.
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya (Megasari, 2019).
37

2. Berikan informasi tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester III.


Rasional :Pemberian informasi perubahan fisiologis ini dapat
menurunkan kecemasan dan membantu meningkatkan
penyesuaian aktifitas perawatan diri. Sering kencing saat mala
m hari merupakan hal yang normal dikarenakan janin yang sem
akin membesar dan menekan kandung kemih (Megasari, 2019).
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti; pe
rdarahan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat, s
akit kepala hebat, tekanan darah tinggi.
Rasional : Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janinnya (Basri et al., 2018).
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil untuk makan yang cukup dengan
gizi seimbang serta banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.
Tetap minum pada siang hari dan mengurangi minum pada 2 jam sebelum
tidur (Meti Patimah, 2020).
Rasional :Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin. Kekurangan
cairan juga akan berdampak buruk kepada janin terutama
menjelang persalinan dimana akan dapat mengakibatkan
persalinan premature karena saat kontraksi rahim tubuh tidak
cukup cairan.
5. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup, apabila ibu kurang tidur saat
malam hari ibu bisa mengganti di siang hari.
Rasional :Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/ janin (Meti Patimah, 2020).
6. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene seperti; mencuci ta
ngan sebelum dan sesudah BAB dan BAK, mengeringkan genetalia meng
38

gunakan handuk/tissue, sering mengganti celana dalam apabila lembab, hi


ndari menggunakan celana dalam yang ketat (Megasari, 2019).
Rasional :Mencegah ibu mengalami risiko infeksi oleh kuman dan
persiapan ibu untuk menyusui
7. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki dan melakuka
n senam hamil.
Rasional : Latihan senam hamil yoga secara teratur yang dilakukan
selama kehamilan dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu
maupun janinnya yaitu memperlancar aliran darah dan nutrisi
ke janin, berpengaruh pada organ reproduksi dan panggul
(memperkuat otot perineum) (Retnawati et al., 2022).
8. Berikan KIE persiapan persalinan seperti persiapan kelengkapan pakaian
bayi, ibu, serta foto copy berkas-berkas, (KTP, BPJS, KK, dll).
Rasional :Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan, serta
meningkatkan kemungkinan ibu akan menerima asuhan yang
sesuai dan tepat waktu (Meti Patimah, 2020).
9. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 3 kali pada tri
mester III.
Rasional : Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera guna
memungkinkan tindakan preventif atau korektif (Megasari,
2019).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
39
40

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN DATA
1. Asuhan Kebidanan Antenatal Fisiologis
Tanggal Pengkajian : 04 Desember 2023
Waktu Pengkajian : 09.00 WITA
Tempat Pengkajian : PKM Teluk Lingga

S:
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. J Nama Suami : Tn. O
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Suku : Jawa Suku : Dayak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : xxxxx

2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama


Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya atas keinginannya sendiri.
Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan apapun.

3. Riwayat Kesehatan Klien


Ibu tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang dapat menurun,
menular, dan menahun. Dalam 3 bulan terakhir ibu tidak ada menderita
sakit dengan gejala batuk, pilek, demam, pusing, dll.

40
41

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang dapat
menular atau berpotensi menurun seperti hipertensi, hepatitis, jantung,
asma, diabetes melitus, TBC, ginjal serta tidak ada yang memiliki riwayat
keturunan kembar.

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 04-05-2023
TP : 11-02-2024
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 13 tahun. Riwayat haid ibu
teratur dengan lama haid 6-7 hari, siklus haid ibu berkisar 28-30 hari. Ibu
mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali/ hari.

6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
suami anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny

1 1 1 aterm KPD SC DR RS - L 2800/48 12 bln - - 6 bln -

Hamil
Ini

7. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Ini merupakan kehamilan kedua ibu, ibu memeriksakan kehamilannya
sebanyak 7 kali. Pada trimester I, ibu mengeluhkan mual, muntah, dan
pusing. Pada trimester II keluhan ibu berkurang. Pada trimester sekarang
ibu mengeluh sering kencing saat malam hari dan sulit tidur. Ibu pertama
kali merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan sekitar 5 bulan. Ibu
rutin minum tablet penambah darah, vitamin, dan kalsium setiap hari. Ibu
sudah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya nutrisi
pada ibu hamil, personal hygiene, dan pola istirahat yang baik dan benar.
Status imunisasi ibu yakni Td3.
42

8. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak memiliki riwayat/ penyakit ginekologi/ penyakit kandungan
seperti kista, mioma, condiloma, radang panggul, infeksi/penyakit menular
seksual dan lainnya yang dapat mempengaruhi/memperberat kehamilan
ibu dan berpotensi menurun.

9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun sebelumnya.

10. Pola Fungsional Kesehatan


Keterangan
Pola
Sebelum hamil Saat ini
Makan 3 kali/hari dengan Makan 3-4 kali/hari
porsi makan nasi sepiring, dengan porsi makan nasi
Nutrisi sayur dan lauk pauk, minum sedang, lauk pauk dan
air putih 7 gelas/hari lebih banyak sayur, minum
air putih 8 gelas/hari
BAK : 3-4 kali/hari BAK : 5-6 kali/hari
Eliminasi
BAB : 1 kali/hari BAB : 1 kali/hari
Tidur siang : 1-2 jam/hari Tidur siang : 1-2 jam/hari
Istirahat Tidur malam: 6-7 jam/hari Tidur malam: 5-6 jam/hari,
sering bangun karena BAK
Ibu melakukan pekerjaan Ibu melakukan pekerjaan
Aktivitas rumah tangga seperti sebagai rumah tangga
memasak, mencuci baju, dll
Personal Mandi 2 kali/hari Mandi 2 kali/hari
Hygiene Keramas 2 hari sekali Keramas 2 hari sekali
Menggosok gigi 2-3 x/hari Menggosok gigi 3-4 x/hari
43

Ganti celana dalam 1-2 Ganti celana dalam 1-2


kali/hari kali/hari atau jika lembab
segera diganti
Ibu tidak memiliki Ibu tidak memiliki
Kebiasaan kebiasaan yang dapat kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan mempengaruhi kesehatan
Seksualita 3-4 kali/minggu Ibu jarang melakukan
s selama hamil

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologi : Kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami
sehingga ibu, suami, dan keluarga menerima kehamilan ini dengan
senang hati.
b. Sosial: Ini merupakan pernikahan pertama ibu, lama menikah ±4
tahun, status pernikahan sah.
c. Kultural : Ibu tidak memiliki riwayat / kebiasaan adat istiadat yang
dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
d. Spiritual
Ibu tidak memiliki ritual keagamaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin.

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Keesadaran : Composmentis
Tanda – Tanda Vital:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
44

Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,3oC

Antropometri
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan sebelum hamil : 47 kg
Berat badan sekarang : 54 kg
LILA : 27 cm
IMT : 24 kg/m2

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, bersih, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata, tidak ada massa/benjolan.
Wajah : simetris, terdapat cloasma gravidarum, tidak oedema.
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih, palpebra
tidak oedema, tidak ada kelainan mata.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada polip, tidak ada peradangan.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran sekret berlebih
berlebihan, tidak ada peradangan.
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis,
tidak terdapat caries dentis, lidah tremor, tidak ada
pembengkakan pada tonsil dan uvula.
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid,
tidak ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : simetris, bentuk elips, tidak ada retraksi dinding dada,
suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan, bunyi jantung normal, BJ I dan II terdengar
jelas.
45

Payudara : simetris, puting susu menonjol , areola kehitaman, tidak


ada massa/benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe pada payudara dan daerah ketiak, belum ada
pengeluaran colostrum.
Abdomen : simetris, bentuk membulat, terdapat linea nigra, tidak
ada striae, pembesaran sesuai dengan usia kehamilan,
terdapat bekas luka SC
TFU : 28 cm
Leopold I : pada fundus, teraba kurang bulat, kurang melenting, dan
lunak yaitu bokong.
Leopold II : pada sisi kanan perut ibu teraba bagian keras,
memanjang, seperti papan yaitu punggung janin (puka)
dan teraba bagian kecil-kecil pada abdomen sebelah kiri
ibu yaitu ekstremitas janin.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada segmen
bawah rahim (SBR) yaitu kepala janin. Bagian terendah
masih dapat digoyangkan.
Leopold IV: tidak dilakukan
DJJ : 150 kali/menit
TBJ : (28 - 12) x 155 =2.480 gram
Genitalia : tidak ada pengeluaran cairan cairan keputihan, tidak
oedem, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan
skene.
Anus : tidak terdapat hemoroid.
Ekstremitas :
Atas : tidak oedem, CRT <2 detik, reflek bisep (+), reflek
trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, human sign (-), reflek
babynski (-), CRT < 2 detik, reflek patella (+) .
46

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (29-8-2023)
Hb : 13 gr%
Goldar : B+
HIV : NR
HbsAg : NR
Sifilis : NR
Proteine Urine :N
Glukosa Urine :N

II. INTERPRETASI DATA DASAR


A:
Diagnosa : G2P1001 Usia Kehamilan 30 minggu 1 hari dengan BSC
Janin tunggal hidup Intrauterine

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA & MASALAH POTENSIAL


Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan Segera : Tidak ada

V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
P:
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu Mahasiswa
47
09.10 WITA bahwa keadaan baik, kenaikan berat badan
normal, dan keadaan janin baik.
; ibu mengerti saat dijelaskan tentang kondisi
dirinya dan bayi yang dikandungnya.
09.15 WITA Memberikan KIE pada ibu mengenai Mahasiswa
ketidaknyamanan dalam trimester III salah
satunya adalah nyeri pinggang bagian
belakang. Cara mengatasi sakit pinggang
bagian belakang yaitu dengan olahraga secara
rutin dan teratur, melakukan senam yoga ibu
hamil, mandi dengan air hangat sebelum tidur,
dan mengganjal pinggang belakang dengan
bantal.
; Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan
akan mempraktikkannya saat dirumah nanti
09.20 WITA Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada k Mahasiswa
ehamilan trimester III seperti; perdarahan perv
aginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut
yang hebat, sakit kepala hebat, tekanan darah ti
nggi.
; Ibu mengerti mengenai penjelasan yang telah
diberikan
09.25 WITA Memberikan KIE kepada ibu mengenai Mahasiswa
hygiene pada ibu trimester III yaitu jangan
menggunakan cairan pembersih kewanitaan
dalam jenis atau merk apapun, jangan
menggunakan pakaian dalam yang ketat,
jangan menggunakan panty liner setiap hari
apabila ada keputihan, jangan menggunakan
pewangi kewanitaan, basuhlah dari depan
kebelakang setiap buang air kecil atau buang
air besar DI HAPUS KARENA TIDAK ADA
KELUHAN TTG KEPUTIHAN
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
09.30 WITA Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Mahasiswa
agar tidak mudah lelah, yakni dengan pola
48

PENATALAKSANAAN DI TAMBAH KARNA KASUS PSIEN KEHAMILAN


RESTI POST SC + JARAK KEHAMILAN YANG TERLALU DEKAT

VII. EVALUASI
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori dan
praktek dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan pada Ibu J
usia 31 tahun G2P1001. Pembahasan mengenai asuhan kebidanan komprehensif
kepada Ibu J usia 30 tahun adalah sebagai berikut :
A. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap
Ibu J merupakan ibu hamil yang termasuk kedalam kelompok faktor
risiko tinggi dengan jumlah skor 14 yaitu 2 skor awal untuk ibu hamil, 8 skor
post SC, 4 skor jarak kehamilan < 2 tahun. Kehamilan risiko tinggi adalah
kehamilan tanpa masalah atau faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat (Rochjati, 2021).
Ibu J mengatakan tidak memiliki keluhan apapun. Kebutuhan tidur ibu
hamil sering tidak terpenuhi dikarenakan adanya gangguan tidur. Gangguan tidur
baik itu durasi tidur yang tidak mencukupi maupun kualitas tidur yang buruk
sangat sering terjadi pada ibu hamil. Sebanyak 70% ibu hamil pernah mengalami
gangguan tidur karena frekuensi miksi dan nokturia selama periode kehamilan.
Ibu hamil mengalami kesulitan untuk kembali tidur ketika mereka bangun pada
malam hari (Shell, 2016).
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ibu J adalah pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) dan pemeriksaan
diagnostik. Pada langkah ini didapat kondisi Ibu J dengan keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, kenaikan berat badan yang dialami Ibu J selama
kehamilan adalah 7 kg yaitu dari 47 kg menjadi 54 kg. Dengan BB sebelum
hamil 47 kg dan TB 150 cm ibu masuk dalam kategori IMT normal (24 kg/m 2).
Lingkar lengan atas adalah 27 cm yang artinya status gizi ibu normal, untuk

49
50

melihat status gizi ibu hamil dapat dilihat dari pengukuran LILA. Ibu hamil
dengan LILA < 23,5 cm berisiko kurang energi kronis (KEK), kurang energi
kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2021).
Dari hasil pemeriksaan Leopold, kepala bayi belum masuk PAP.
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi
pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan. Maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
praktik.Kepala janin yang telah memasuki pintu atas panggul merupakan tanda
permulaan persalinan. Umumnya kepala janin memasuki pintu atas panggul
(PAP) terjadi pada akhir usia kehamilan. Menurut Konar (2019) masuknya
kepala janin pada pintu atas panggul terjadi pada usia kehamilan 38 minggu.
Dari hasil pemeriksan laboratorium didapatkan hasil jumlah kadar
Hemoglobin ibu adalah 13 gr%. Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam
kehamilan yang utama adalah disebabkan karena peningkatan volume plasma
melebihi peningkatan sel darah merah. Hasil penelitian dari (Wu et al., 2021),
umumnya jumlah kadar Hb pada ibu hamil trimester III mengalami penurunan 5
gr% dibandingkan dengan ibu hamil trimester I.
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

B. Interpretasi Data Dasar


Interpretasi data dasar meliputi diagnosis keperawatan, masalah dan
kebutuhan. Dari pengkajian data dapat ditegakkan diagnosa pada Ibu J yaitu
G2P1001 usia kehamilan 30 minggu 1 hari, Janin tunggal hidup Intrauterine.
51

C. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial/Diagnosis Potensial


dan mengantisipasi Penanganannya
Pada kasus ini penulis tidak menemukan diagnosa atau masalah potensial
dalam asuhan kebidanan pada Ibu J.
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

D. Menerapkan Tindakan terhadap Kebutuhan Segera


Pada langkah ini bidan memberikan KIE mengenai ketidaknyamanan dalam
kehamilan trimester III.
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

E. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh


Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana Asuhan Kebidanan pada
Ibu J (G2P1001 usia kehamilan 30 minggu 1 hari, Janin tunggal hidup Intrauterine
dengan nyeri punggung bagian belakang.
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu bahwa
hasil pemeriksaan ibu dan janin normal (Megasari, 2019).
2. Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III
seperti nyeri punggung bagian bawah sesuai dengan keluhan ibu (Usman et al.,
2022).
3. Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III seperti; p
erdarahan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat, saki
t kepala hebat, tekanan darah tinggi (Basri et al., 2018).
4. Memberikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene seperti; mencuci t
angan sebelum dan sesudah BAB dan BAK, mengeringkan genetalia menggu
nakan handuk/tissue, sering mengganti celana dalam apabila lembab, hindari
menggunakan celana dalam yang ketat (Megasari, 2019).
5. Memberikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki dan melakuk
an senam hamil (Retnawati et al., 2022).
52

6. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 2 kali pada tri
mester III (Megasari, 2019).
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

F. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman


Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang
telah direncanakan. Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktik.

G. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah.
Secara keseluruhan dari langkah pengumpulan data sampai evaluasi asuhan
berjalan cukup baik. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.
53

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III dengan nyeri pinggang
bagian belakang, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam pemberian
asuhan kebidanan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek saat melakukan asuhan kebidanan
pada Ibu I.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, sesuai dengan standar profesi
bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul antara teori dan praktek
sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian teori yang didapat dengan
perkembangan ilmu kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat memberikan
asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan
mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi terus meningkatkan perbaikan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif agar lebih aplikatif dalam
pelaksanaannya. Selain itu, institusi juga dapat menilai kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dengan
mempraktekkan dan menerapkannya langsung kepada klien.
4. Bagi Klien
Bagi klien khususnya Ibu I dapat menambah informasi seputar kehami
lan trimester 3, mengetahui ketidaknyamanan pada kehamilan trimester 3 dan
dapat dideteksi serta mencegah terjadinya komplikasi.
54

DAFTAR PUSTAKA

Amellia, S. W. N. (2019) Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal & Neonatal.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Astuti SF. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia


Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014-2015. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Basri, H., Akbar, R., & Dwinata, I. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(2), 21. https://doi.org/10.24853/jkk.14.2.21-30

Bedi, R., Acharya, R., Gupta, R., Pawar, S., & Sharma, R. (2015). Maternal Factors
of Anemia in 3rd Trimester of Pregnancy and Its Association with Fetal
Outcome. International Multispecialty Journal of Health, 1(7), 9–16.

Bouyou, J., Gaujoux, S., Marcellin, L., Leconte, M., Goffinet, F., Chapron, C., &
Dousset, B. (2015). Abdominal emergencies during pregnancy. Journal of
Visceral Surgery, 152(6), S105–S115.
https://doi.org/10.1016/j.jviscsurg.2015.09.017

Churchill, D., Nair, M., Stanworth, S. J., & Knight, M. (2019). The change in
haemoglobin concentration between the first and third trimesters of pregnancy:
A population study. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(1), 1–6.
https://doi.org/10.1186/s12884-019-2495-0

Das, M. K., & Ari, S. (2018). ECG Beats Classification Using Mixture of Features.
International Scholarly Research Notices, 2014, 1–12.
https://doi.org/10.1155/2014/178436

Dieny, F. F., Rahadiyanti, A., & Kurniawati, D. M. (2019). Gizi Prakonsepsi (N.
Syamsiyah (ed.); 1st ed.). Bumi Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2019. Buku Saku Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: KEMENKES RI

Fahlevie, E., & Semadi, I. N. (2019). Prevalensi varises tungkai pada ibu hamil di
puskesmas wilayah denpasar selatan 1. 8(8), 5–9.

Fatmawati, D., Jombang, U., 2017. Pengaruh akupresur pada titik sanyinjiau terhadap
penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif 1).

Fauzia Andriyani. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Bekasi Tahun
55

2017. Cikarang-Bekasi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata Medika.

Fahrudin EP. 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. Makassar:
Universitas Makassar.

Halimatussakdiah, H., & Mediawati, M. (2016). Pengaruh Perubahan Fisiologis Ibu


Hamil Terhadap Antropometri Bayi Baru Lahir Di Aceh Besar. Idea Nursing
Journal, 3(1), 32–41.

Haryuni, S. (2017). Mean Arterial Pressure (MAP) Berhubungan dengan Kejadian


Mortalitas Pada Pasien Stroke Perdarahan Intraserebral. Jurnal Care, 5(1), 123–
129.

Kundu, R., Biswas, S., & Das, M. (2017). Mean Arterial Pressure Classification: A
Better Tool for Statistical Interpretation of Blood Pressure Related Risk
Covariates. Cardiology and Angiology: An International Journal, 6(1), 1–7.
https://doi.org/10.9734/ca/2017/30255

Kemenkes RI. 2020. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan Pedoman bagi Tenaga Kesehatan Edisi Pertama. Jakarta :
Kemenkes RI.

Kemdikbud. 2018. Indonesia education statistic in brief. Jakarta: Kementrian


pendidikan dan kebudayaan

Laila EF. 2019. Hubungan Usia, Paritas, Riwayat Hipertensi dan Frekuensi
Pemeriksaan ANC terhadap Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil. Jurnal
kebidanan: 5 (2):128-136.

Lalita Elisabeth MF. 2018. Analisis Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di Manado.
Jurnal Ilmiah Bidan: 6 (1):8-16.

Mail, E. (2020). Attitude Of Pregnant Women During Trimester 2 Nd And 3 Rd


Toward Physiological Changes. Jurnal Kebidanan, 9(2), 83–89.

Megasari, K. (2019). Asuhan Kebidanan pada Trimester III dengan Ketidaknyamanan


Sering Buang Air Kecil. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 10(1), 29–37. http://e-
jornal.akbid-purworejo.ac.id

Meti Patimah. (2020). Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil Tentang Ketidaknyamanan


Pada Kehamilan Trimester I dan Penatalaksanaannya. Dinamisia : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 570–578.
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i3.3790

Rahmawati, L., & Ningsih, M. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
56

Perubahan Psikologis Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman. Jurnal


Ilmiah Kebidanan, 8(February), 1–9.

Ramadhina Putri, V., Rahmiati, L., & Andrianie, K. (2018). Gambaran Kebiasaan Ibu
Hamil Dalam Mengatasi Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Di RSUD R.
Syamsudin, SH. Jurnal Sehat Masada, 12(1), 28–35.
https://doi.org/10.38037/jsm.v12i1.53

Rukiyah AY dan Lia Y. 2019. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan


Neonatal. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Rohan HH dan H Sandu S. 2017. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika.

Retnawati, S. A., Kebidanan, A., & Bintan, A. (2022). 71 Latihan Fisik Dalam
Persiapan Persalinan Untuk Ibu Hamil Tm III. 3(02), 71–74.

Sagita W. 2020. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia


pada Ibu Hamil di RSUD C Tahun 2014. Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima: 4
(1):75-82.

Sandra, D. (2018). Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut. In Вестник Росздравнадзора


(Vol. 4).

Shell, A. (2016). Hubungan Pendidikan Kesehatan Tentang Kecemasan Pada Ibu


Hamil Dengan Tingkat Kecemasan Dan Kesulitan Tidur Ibu Hamil Trimester
III. 19, 1–23.

Sri, H., & Mubarokah, K. (2018). Kondisi Demografi Ibu dan Suami pada Kasus
Kematian Ibu. Higeia Journal of Public Health Research and Development,
3(5), 99–108. https://doi.org/10.15294/higeia/v3i1/23060

Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2018). Perubahan Fisiologis Kehamilan. 7–32.

Sugiarti SE., Ariawan S., Ratnasari DC dan Eddy H. 2017. Faktor Risiko Individu
dan Masyarakat Serta Gambaran Pelayanan Kesehatan Terhadap Kasus
Preeklampsia Berat di Rsud Manokwari Kabupaten Manokwari Provinsi Papua
Barat (Periode September 2015-Pebruari 2016): Jurnal Kesehatan Reproduksi:
4(2): 109-116

Usman, H., Batjo, S. H., Dalle, F., & Suryani, L. (2022). Pengaruh Senam Hamil
terhadap Penurunan Ketidaknyamanan Nyeri Punggung dan Nyeri Pinggang
pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Bidan Cerdas, 3(3), 129–136.
https://doi.org/10.33860/jbc.v3i3.407

Wu, H., Sun, W., Chen, H., Wu, Y., Ding, W., Liang, S., Huang, X., Chen, H., Zeng,
Q., Li, Z., Xiong, P., Huang, J., Akinwunmi, B., Zhang, C. J. P., & Ming, W. K.
57

(2021). Health-related quality of life in different trimesters during pregnancy.


Health and Quality of Life Outcomes, 19(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12955-021-01811-y

Anda mungkin juga menyukai