Disusun Oleh :
i
1
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
Pembimbing Institusi
ii
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Panjang
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi Pada Ny. S Umur 24
Tahun G1P0A0 Hamil 36 Minggu Di Puskesmas Plupuh 1”.
Laporan Panjang ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan Stase Askeb Kehamilan Program Profesi Universitas Kusuma
Husada.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing, memberikan pengarahan, dukungan
dan bantuan. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
terkait dalam membantu menyelesaikan Laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki sehingga Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala kritik
dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan
Laporan ini.
Akhir kata semoga Laporan Panjang ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, tenaga kesehatan pada umumnya dan tenaga kebidanan khususnya.
Penulis
3
iii
DAFTAR ISI
iv
4
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi seorang calon
ibu dan sesuatu yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang mendambakan
memiliki buah hati sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut
Manuaba (2010) adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Pada ibu
hamil yang belum pernah hamil atau melahirkan sebelumnya (primigravida),
kehamilan atau persalinan merupakan hal yang asing bagi mereka. Hal ini
dikarenakan proses persalinan adalah sesuatu hal yang baru yang akan
dialaminya (Musbikin, 2008). Apalagi jika mereka sering mendengar tentang
trauma atau kegagalan dalam menghadapi perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi selama kehamilan.
Alamiahnya setiap perempuan yang mengalami kehamilan akan
menghadapi perubahan fisiologis dan psikologis, karenanya selama masa ini
seorang perempuan perlu mendapatkan perhatian dan perawatan khusus.
Salah satu contoh perawatan khusus bagi seorang ibu hamil adalah pelayanan
ANC (Antenatal Care) (Walyani, 2015). Jika ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan
dengan baik, mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang
dapat membahayakan kehidupan ibu dan janin sehingga dapat menyebabkan
mordibitas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin, 2010).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tinggi dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya (Depkes, 2012). Menurut Pusdatin-Kemenkes pada
tahun 2019 di provinsi Jawa Tengah terdapat kasus kematian ibu sebanyak
390 kasus dan untuk Kabupaten Sukoharjo sendiri terdapat kasus kematian
ibu sebanyak 5 kasus (Pusdatin, 2019).
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah
1
2
dengan melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang
merupakan mulai dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera
yang harus dilakuka. Maka kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan
tindakan bidan sesuai manajemen asuhan kebidanan antenatal.
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan
rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk
memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan (Backe
et al, 2015). Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu
minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu),
minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu) dan
minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu
usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau
anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia
kehamilan 8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2016). Pada tahun
2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan
pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali
sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI, 2016).
Tujuan pelayanan Antenatal Care adalah: a) Mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi; b) Mendeteksi dan
menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama
kehamilan; c) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi; d) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui
dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara
fisik, psikologi dan social (Kusmiyati, 2008). Berdasarkan salah satu tujuan
di atas maka pelaksanaan ANC puskesmadan BPM diharapkan mampu
melakukan deteksi dini komplikasi sehingga bias mengurangi terjadimya
kegawatan pada ibu yang berujung pada kematian.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada ibu
hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Untuk itu bidan harus
3
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang
diambil adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi pada Ny.
A Umur 24 Tahun G1P0A0 Hamil 36 Minggu di Puskesmas Plupuh 1”?.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan kehamilan fisiologi menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu dengan benar :
a. Menjelaskan mengenai teori dan konsep dasar asuhan kebidanan
kehamilan fisiologi.
b. Mengintegrasikan teori dan manajemen asuhan kebidanan kehamilan
dengan kehamilan fisiologi serta mengimplementasikannya pada kasus
yang dihadapi, yang meliputi:
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil
fisiologi.
2) Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan
diagnosa dan masalah aktual pada ibu hamil fisiologi.
3) Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu
hamil fisiologi.
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada ibu
hamil fisiologi.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologi.
6) Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada ibu
hamil fisiologi.
7) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada ibu hamil fisiologi.
8) Menganalisis asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil fisiologi
yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.
5
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Sebagai penyempurna proses pendidikan belajar dan mengajar di
Universitas Kusuma Husada Surakarta.
b. Melatih kemampuan analisis terhadap masalah yang ditemukan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan tentang Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi untuk seluruh
civitas Universitas Kusuma Husada Surakarta.
3. Bagi Ibu Hamil
Hasil laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan
wawasan ibu hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC,
sehingga dapat mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi
selama masa kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. Lama kehamilan berlangsung sampai
persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Manuaba
2012).
Menurut Depkes RI 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan
7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,
triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Sunarsih, 2011).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena
itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami
agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan
nyaman (Yulistiana, 2015).
2. Proses Kehamilan
Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang
kemudian terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu
kehamilan. Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada sperma, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi) yaitu perlekatan embrio
pada dinding rahim, hingga plasentasi/ pembentukan plasenta. Dalam proses
pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel
sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat
terjadi ovulasi seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu sel
6
7
telur yang sudah matang, yang kemudian ditangkap oleh rumbai – rumbai
(microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba
fallopi), sel ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48 jam setelah
ovulasi. Berbeda dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan,
hormon pria testis dapat terus bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat
melakukan senggama (coitus), berjuta-juta sel sperma (spermatozoon)
masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk mencari sel telur
yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel sperma terbaik yang
bisa membuahi sel telur.
a. Sel Telur (ovum)
Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Sel telur atau
ovum merupakan bagian terpenting di dalam indung telur atau ovarium
wanita. Setiap bulannya, 1-2 ovum dilepaskan oleh indung telur melalui
peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum dapat dibuahi apabila sudah
melewati proses oogenesis yaitu proses pembentukan dan perkembangan
sel telur didalam ovarium dengan waktu hidup 24-48 jam setelah ovulasi,
sedangkan pada pria melalui proses spermatogenesis yaitu keseluruhan
proses dalam memproduksi sperma matang. Sel telur mempunyai lapisan
pelindung berupa sel-sel granulose dan zona pellusida yang harus di
tembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan (Megasari, dkk,
2015). Ovarium terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kiri dan kanan,
didalamnya terdapat follicel primary (folikel ovarium yang belum
matang) sekitar 100.000 (Sunarti, 2013). Ovarium berfungsi
mengeluarkan sel telur/ ovum setiap bulan, dan meghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
Ovarium terletak di dalam daerah rongga perut (cavitas peritonealis)
pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum latum/ ligamen
yang melekat pada kedua sisi uterus, dengan ukuran 3cm x 2cm x 1cm
dan beratnya 5-8 gram (Megasari, dkk, 2015). Didalam ovarium terjadi
siklus perkembangan folikel, mulai dari folikel yang belum matang
/folikel primordial menjadi folikel yang sudah masak/ matang (follicel de
graff). Pada siklus haid, folikel yang sudah matang akan pecah menjadi
8
a. Tanda Pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu ke
12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-
bunyi lain yang meyertai seperti bising tali pusat, bising uterus, dan
nadi ibu (Kumalasari, 2015).
2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan
3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti,
2013).
b. Tanda-Tanda Tidak Pasti
1) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil, mengalami
terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi menyebabkan
tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Pada wanita
yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu ditanyakan hari
pertama haid terakhirnya (HPHT). Supaya dapat ditaksir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
dengan menggunakan rumus Naegele yaitu TTP : (hari pertama
HT + 7), (bulan - 3) dan (tahun + 1) (Kumalasari, 2015).
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah
yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut dengan morning
sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu makan menjadi
berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam
batas tertentu hal ini masih fisiologis. Untuk mengatasinya ibu
dapat diberi makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau
menyengat (Kumalasari, 2015).
13
c) Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang
demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan makan
dan minum ini sangat kuat pada bulan–bulan pertama kehamilan.
Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya seiring
bertambahnya usia kehamilan.
d) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai yang
sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16
minggu (Kumalasari, 2015).
e) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu
(Sartika, 2016). Pengaruh estrogen – progesteron dan somatotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Kumalasari,
2015). Selain itu, perubahan lain seperti pigmentasi, puting susu,
sekresi kolostrum dan pembesaran vena yang semakin bertambah
seiring perkembangan kehamilan.
f) Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang
pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin
(Prawirohardjo, 2014).
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih,
2011).
14
h) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-
tempat berikut ini :
(1)Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah
dahi, hidung, pipi, dan leher).
(2)Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
(3)Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang
dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam
terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang
dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau garis
keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra atau garis
gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat-simpisis)
(Sunarti, 2013).
(4)Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada
tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit
hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh
darah menifes sekitar payudara.
(5)Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat pembesaran
bagian tersebut.
i) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada trimester
pertama.
j) Varises (penampakan pembuluh darah vena)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah peralinan (Hani, 2011).
15
5) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang
mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin).
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum),
garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla
mamae, pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang.
6) Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk
memproduksi makanan pokok untuk bayi baru lahir. Perubahan yang
terlihat diantaranya:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan karena
adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah
yang meningkat akibat oerubahan hormon selama hamil.
b) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang
membesar dan terlihat jelas.
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul
areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada puting
susu yang menonjol dan keras.
d) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting
payudara yang terletak di dalam areola mamame membesar dan
dapat terlihat dari luar. Kelenjar ini mengeluarkan banyak cairan
minyak agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak
menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat.
Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna
jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan
agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32
minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental,
21
c. Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase
penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai
menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia
menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa
dirinya tidak menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat
dibutuhkan. Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester kedua
menjadi menurun karena abdomen yang semakin membesar menjadi
halangan dalam berhubungan (Prawirohardjo, 2014).
6. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil
Agar janin dapat berkembang secara optimal, maka dalam proses
pertumbuhan dan perkembanganya perlu dipenuhi oleh zat gizi yang
lengkap, baik berupa vitamin , mineral, kalsium, karbohidrat, lemak, protein
dan mineral. Oleh karena itu selama proses kehamilan seorang ibu hamil
perlu mengjonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang sehat dan
seimbang, karena pada dasarnya selama kehamilan berbagai zat gizi yang
kita konsumsi akan berdampak langsung pada kesehatan dan perkembangan
janin ibu sendiri. Selain gizi yang cukup, kebutuhan dasar selama ibu hamil
juga harus diperhatikan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi
ibu baik fisik maupun psikologisnya mengingat reaksi terhadap perubahan
selama masa kehamilan antara satu dengan ibu hamil lainya dalam
penerimaanya tidaklah sama.
Menurut Romauli (2011), kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya:
a. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I
1) Diet dalam kehamilan Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang
mudah dicerna dan makan makanan yang bergizi untuk menghindari
adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun.
Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4 -
0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar
23000 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam mineral (kalsium,
25
3) Istirahat Cukup
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan tumbuh
kembang janinya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur yang efektif
yaitu 8 jam/ hari.
4) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal ini
dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. kebersihan lain yang
juga penting di jagayaitu persiapan laktsi, serta penggunaan bra yang
longgar dan menyangga membantu memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi ibu.
5) Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat
Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi
penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk
mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan ibu,
keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika
terjadi komplikasi, termasuk: Mengidentifikasi kemana harus pergi
dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut, mempersiapkan
donor darah, mengadakan persiapan financial, mengidentifikasi
pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada
ditempat.
6) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan. Beberapa
tanda-tanda persalinan yang harus diketahui:
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada servik.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah
ada.
29
c) Penglihatan kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat
berubah selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah
perubahan yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan
perubahan mendadak, misalnya pandangan menjadi kabur dan
berbayang disertai rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah
menandakan gejala preeklamsi.
Penglihatan kabur dikarenakan sakit kepala hebat, sehingga
terjadi oedem pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat yang dapat menimbulkan
kelainan selebral, dan gangguan penglihatan.
d) Nyeri Perut Hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat
disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti
appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di
luar kandungan), aborstus (keguguran), penyakit radang panggul,
persalinan preterm, dispepsia (maag), solutio placenta, penyakit
menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
e) Bengkak Pada Muka dan Ekstremitas
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki
lebih tinggi daripada kepala. Bengkak yang menjadi masalah serius
yaitu ditandai dengan:
(1)Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan ekstremitas
lainya.
(2)Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
(3)Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya.
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. L
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/WNI Suku/bangsa : Jawa/WNI
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Anggrek Rt 07/04
2. Status Kunjungan : Klien mengatakan ini kunjugan ulang
3. Keluhan utama : Klien datang ke Puskesmas mengatakan mual-
mual.
4. Status perkawinan
Kawin/ tak kawin : Kawin
Berapa kali : 1 kali
Usia Kawin pertama : 22 tahun
Lama perkawinan : 2 tahun
5. Data kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun Disminorhea : Tidak ada
Siklus : Teratur Sifat darah` : Encer
Lama : 7 hari Warna darah : Merah kehitaman
Banyaknya : 4x ganti pembalut Bau : Amis
Flour Albus : tidak ada kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah
menstruasi, tidak gatal, tidak berbau.
49
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri
BB : 50 kg
TB : 147 cm
IMT : 23.1 kg/m2( Normal )
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
51
RR : 20 x/menit
S : 36.7⁰ C
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala Bentuk simetris, tidak tampak ada lesi, rambut bersih
dan hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada
benjolan dan massa, kulit kepala normal, tidak nyeri
saat perabaan.
b. Wajah Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetik seperti sindrom down.
c. Mata Simetris, konjungtiva tidak anemis (-/-), sklera putih
tidak ikterik (-/-)
d. Hidung Bersih, tidak ada polip
e. Telinga Simetris, bersih, tidak ada kelainan.
f. Mulut Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
g. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
h. Dada
Inspeksi Simetris, pernafasan teratur, tidak sesak nafas, tidak
ada retraksi dinding dada
Palpasi Nyeri tekan menjalar ke ulu hati
i. Mammae Puting menonjol, tampak hiperpigmentasi aerola,
colostrum (-), tidak ada benjolan dan massa, tidak
nyeri saat perabaan.
52
j. Abdomen
Inspeksi Bentuk perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada
bekas luka operasi, striae gravidarum (-)
Palpasi Leopold I : TFU: 3 jr dibawah PX, bagian fundus
teraba bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong).
Leopold II : Kanan ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas), kiri ibu teraba keras
memanjang (punggung).
Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan
melenting (kepala).
Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP
(konvergen)
TFU Mc Donald : (32-11)×155 : 3255 gr
Aukultasi : DJJ Reguler (+) 140 x/mnt, PM sebelah kiri ibu
k. Genitalia : Tidak ada lecet, tidak ada memar, tidak ada lesi lain,
C. Analisis Data
Diagnosa Kebidanan
Ny. S umur 24 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu, janin tunggal hidup
intrauterin
1. Data Dasar
53
aromatherapi lemon.
Jelaskan pada klien untuk Menjelaskan pada klien untuk Klien mau
mengurangi terkena mengurangi terkena paparan mengikuti anjuran
paparan asap rokok, asap rokok, mengurangi beban bidan.
mengurangi beban fikiran fikiran agar stress. Karena hal
agar stress. Karena hal tersebut dapat memicu
tersebut dapat memicu timbulnya dispepsia atau maag.
timbulnya dispepsia atau
maag.
Berikan antiemetik (4 Memberikan antiemetik (4 Klien mau
mg/oral) untuk menangani mg/oral) untuk menangani mual meminum obat
mual pada klien pada klien tersebut
Anjurkan pada klien dan Menganjurkan pada klien dan Klien mengerti
keluarga jika terjadi mual keluarga jika terjadi mual dan dengan penjelasan
dan muntah berlebihan muntah berlebihan yang bidan dan mau
yang menyebabkan lemas, menyebabkan lemas, pusing dan mengikuti anjuran
pusing dan pingsan segera pingsan segera periksakan ke bidan.
periksakan ke faskes. faskes.
Anjurkan klien untuk Menganjurkan klien untuk Klien mau datang
kunjungan ulang 2 minggu kunjungan ulang 2 minggu lagi kembali 2 minggu
lagi atau bila ada keluhan. atau bila ada keluhan. atau bila ada
keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kata dispepsia berasal dari ibahasa Yunani, yaitu dys (poor) dan pepse
(digestion) yang berarti gangguan percernaan. Awalnya gangguan ini dianggapi
sebagai bagian dari gangguan cemas, hipokondria, dan histeria (Purnamasari,
2017). Istilah dispepsia bukan diagnosis, melainkan kumpulan gejala yang
mengarah pada penyakit atau gangguan saluran pencernaan atas.
Istilah dispepsia sendiri mulai gencar dikemukakan sejak akhir itahun 1980-
an, yang menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri
dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di dada.
Sindrom atau keluhan ini dapat disebabkan atau didasari oleh berbagai penyakit,
tentunya termasuk juga di dalamnya penyakit yang mengenai lambung, atau yang
lebih dikenal sebagai penyakit maag (Djojodiningrat, 2009).
Mual adalah rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Muntah adalah dorongan
dari dalam perut yang tidak disadari dan pengeluarannya melalui esofagus sampai
ke mulut. Muntah biasanya disertai dengan mual tetapi mual tidak selalu
menimbulkan muntah. Salah satu efek samping yang sering terjadi setelah
tindakan anestesi adalah mual dan muntah.
Mual dan muntah dapat berlangsung dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam jangka pendek mual dan muntah biasanya tidak membahayakan
bagi pasien. Tetapi apabila sudah masuk dalam jangka panjang biasanya mual dan
muntah dapat menyebabkan dehidrasi sehingga keseimbangan elektrolit
terganggu. Hal ini dapat membahayakan bagi pasien. Pengeluaran muntah paling
banyak adalah melalui mulut, sehingga asam lambung yang terkandung di dalam
muntah dapat merusak enamel gigi. Efek negatif dari enzim pencernaan juga
dapat merusak gusi.
56
Fase Muntah
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan
aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Manuaba 2012).
Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan
fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius,
sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada umumnya
berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilan ataupun baik-baik saja (Saifuddin, 2010).
Jika ibu hamil mengalami komplikasi pada kehamilannya pemberian terapi
farmakologi dan nonfarmakologipada ibu hamil harus memperhatikan
kemungkinan risiko komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin, evaluasi
ketepatan aplikasi panduan evidence base sangat penting (Mattison, 2013).
B. Saran
1. Bagi FasilitasKesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan asuhan
kebidanan kehamilan fisiologi pada ibu hamil trimester III sesuai standar
pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan
antenatal care selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan
asuhan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
58
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL BIMBINGAN
NIM : 15901191012
RUANGAN :-
TEMPAT PRAKTIK :-