Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMIALN PATOLOGI

“Deteksi Dini Kehamilan Trimester I”

Dosen: Chichik Nirmasari, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Nur Jira (030218A102)
2. Nurliyana (030218A103)
3. Ria Sri Tanjung (030218A110)
4. Rizky Putri Ardianti (030218A116)
5. Siska Widya Wulandari (030218A121)
6. Sri Handayani (030218A122)
7. Sry Rezki Aulia (030218A124)
8. Ummi Aiman (030218A130)
9. Welsi Tandi Rerung (030218A132)
10. Widetri Plantika (030218A133)
11. Wiwik Indrawati (030218A134)
12. Yesy Isdayanti (030218A138)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah berhasil
menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Deteksi Dini Kehamilan
Trimester 1”
Dalam makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Chichik Nirmasari, S.SiT., M.Kes selaku dosen pengampu
kemudian teman – teman yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari sempurna , untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik
untuk sempurnanya makalah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata dengan kerendahan hati, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi penulis maupun bagi pembaca makalah ini.

Ungaran, 01 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
Bab II Pembahasan
A. Pengertian ....................................................................................................4
B. Penyebab .....................................................................................................4
C. Pembagian ....................................................................................................5
D. Komplikasi....................................................................................................5
E. Diagnosa.......................................................................................................6
F. Penanganan ..................................................................................................6
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Simpulan.................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................8
Daftar Pustaka
TINJAUAN TEORI

Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase
fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13
minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2015).
Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan
fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016). Kehamilan
merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita disertai
dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses adaptasi terhadap
pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri (Muhtasor, 2013:1).
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan
kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012).
Kehamilan adalah kondisi yang rentan terhadap semua jenis "stres", yang
berakibat pada perubahan fungsi fisiologis dan metabolik (Wagey et al, 2011).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998:4 dalam Dewi dkk, 2011).
Kehamilan terjadi jika ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi (implantasi) hasil konsepsi (Saifuddin, 2010).
2. Fisiologi Kehamilan
a. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan
persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012).
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan wanita melepaskan satu
sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010).
Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-
14 pada siklus menstruasi normal 28 hari (Bandiyah, 2009).
2) Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali
bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig
(Dewi dkk, 2011). Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses
yang kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi
spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid,
akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian
dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010)
3) Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011). Fertilisasi adalah penyatuan ovum
(oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula
tuba (Saifuddin, 2010). Menurut Manuaba dkk (2010), keseluruhan proses
konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
4) Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011). Pada
hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista,
suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian
dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang
menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Sejak
trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu hormone yang
memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses
implantasi embrio (Saifuddin, 2010).
5) Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan
dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan
ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al ,
2015). Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi
(Saifuddin, 2010). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan
luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)
yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2011)
6) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan perkembangan
embrio dari trimester 1 adalah sebagai berikut:
a. Trimester 1
 Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal
adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi
pembelahan sel (Dewi dkk, 2011).
 Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium
ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi dkk, 2011).
 Minggu ke-3
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan
endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2011).
 Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk
ruas-ruas bada (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode
ini. Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan
(Dewi dkk, 2011).
 Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat,
sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai
dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti
jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk
dengan baik (Dewi dkk, 2011).
 Minggu ke-12
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya
sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio
menjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12.
Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine (Dewi
dkk, 2011).

3. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan yaitu:
a. Tanda pasti kehamilan ( Hutahaean Serri, 2013).
1) Adanya denyut jantung janin.
2) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu )
3) Visiualisasi fetus dalam USG ( usia 5-6 minggu)
b. Tanda presumtif/dugaan( Walyani, 2014)
1) Nausea (mual dan muntah)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi
terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas
tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemensis
gravidarum.

2) Mengidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan
pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan.
3) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
4) Mammae membesar dan tegang
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar montgomery terlihat membesar.
5) Miksi
Desakan rahim kedepanmenyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada
triwulan pertama akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada triwulan
kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa
timbul karena janin mulai masuk ke ronnga panggul dan menekan
kembali kandung kemih.
6) Konstipasi / obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus/tonus otot
menurun sehingga kesulitan untuk BAB.
7) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.
8) Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar
3) Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplementasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Braxton Hicks merupakan kontraksi yang terjadi akibat
peregangan myometrium yang di sebabkan oleh terjadinya pembesaran
uterus.
7) Reaksi kehamilan positif (Walyani, 2014).

4. Perubahan Fisiologi Kehamilan


Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu:
a. Perubahan pada sistem reproduksi
1) Uterus
 Ukuran rahim membesar.
 Berar dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.
 Bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak (tanda
hegar, dan pisscacek).
 Terjadi vaskularisasi (Prawirohardjo, 2014).
2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan
(Mochtar, 201).
3) Ovarium
Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum
sampai terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran estrogen
dan progesteron (Mochtar, 2012).

5. Perubahan pada organ dan sistem lainya


a. Sirkulasi darah ibu
1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
2) Hubungan langsung antara arteri dan vena pada retnoplasenter.
3) Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
4) Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum lebih dari
pertumbuhan sel terjadi hemodilusi.
5) Mengalami anemia fisiologi akibat dari hemodilusi.
b. Sistem respirasi
Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau pembesaran rahim
ada akibat dari kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih dalam.
c. Perubahan pada kulit
Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, striae alba, striae nigra,
pigmentasi pada mamae atau papila mamae.
d. Perubahan metabolisme
1) Metabolisme basal naik 15-20 %.
2) Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral untuk janin.
3) Kebutuhan nutrisi meningkat.
4) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg selama
hamil atau 0,5 kg per minggu (Manuaba, 2012).

6. Perubahan Psikologis pada Kehamilan


Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan adalah:
a. Trimester I
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia (Manuaba, 2012).
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh
bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia
merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
2) Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan
adanya penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan
mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu
tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk
penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
3) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil
dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
4) Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu
lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. bu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
5) Stress
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor
eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
6) Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
7. Komplikasi Kehamilan Trimester I
Komplikasi kehamilan adalah merupakan kejadian patologis penyertaan yang
terjadi saat kehamilan. Komplikasi Pada Kehamilan Dalam buku Mochtar (2012)
menyebutkan:
a. Hiperemensis Gravidarum
Adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi kira-kira sampai
umur kehamilan 20 minggu. Ketika umur kehamilan 14 minggu / TM 1,
mual dan muntah yang dialami ibu begitu hebat. Semua yang dimakan
dan diminum ibu dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari ibu. Berat badan menurun, terjadi dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti apendistis,
pielitis dan sebagainya.
b. Anemia
Anemia kehamilan; yaitu keadaan penurunan hemoglobin dan jumlah
eritrosit dibawah nilai normal, atau biasa disebut kurang darah. Penyebabnya
bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah atau kurang zat besi.
Factor yang menyebabkan anemia defisiensi besi adalah kurangnya asupan zat
besi dan protein dari makanan, gangguan absorbs di usus, perdarahan akut
atau kronis. Anemi defisiensi pada wanita hamil berkaitan dengan defisiensi
besi dan perdarahan akut.
c. Abortus (Keguguran)
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 g, atau
umur kehamilan kurang dari 22 minggu.
d. Kehamilan dengan degenerasi penyakit trofoblas; yaitu penyimpangan
kehamilan dengan terjadi degenerasi hidrofik dari jonjot koreon, sehingga
berupa buah anggur yang mengandung banyak cairan dan hormone (Manuaba,
Ayucandranita, 2009).
e. Kehamilan Ektopik terganggu; adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur
dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.

8. Deteksi Dini Risiko Kehamilan


Deteksi Dini adalah tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya
komplikasi, kelainan dan penyakit baik saat hamil, bersalin maupun nifas.
Deteksi dini adalah suatu mekanisme yang berupa pemberian informasi
secara tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar
masyarakat/individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan
menghindari atau mengurangi resiko dan mampu bersiap-siap untuk
merespon secra efektif (Imron, Asih dan Indrasari, 2016). Manfaat deteksi dini
dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan risik terjadinya
kmplikasi pada kehamilan, bersalin hingga nifas. Kehamilan resiko tinggi
adalah keadaan yang dapat meempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun
janin pada kehamilan yang dihadapi. Kehamilan resiko tinggi adalah beberapa
situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan,
bersalin, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun
janin yang dikandungnya. Atau dapat juga dikatakan bahwa deteksi
dini merupakan upaya memberitahukan kepada seorang klien yang
berpotensi dilanda suatu masalah untuk menyiagakan mereka dalam
menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah Kunjungan Pemeriksaan
Antenatal Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantau rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,
2014). Kunjungan pemeriksaan antenatal menurut Kemenkes RI (2013)
sebagai berikut:
a) Trimester I
Jumlah minimal satu kali dengan waktu yang dianjurkan adalah pada
saat umur kehamilan sebelum minggu ke 16.

Anda mungkin juga menyukai