Anda di halaman 1dari 37

PEMBERIAN EDUKASI TENTANG CARA BERADAPTASI

DALAM FASE KEHAMILAN TRIMESTER II

KEPADA KELUARGA

Disusun oleh Kelas C2 :

1. Katrin Li Utari

2. Lina Kurnia

3. Lina Listiani

4. Made Suniyanti

5. Mariyah Ulfah

6. Melania

7. Mursanih

8. N Yeni Fitria

9. Nadya Nur Hanifah

10. Nofriyana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

2021/ 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Ratnawati, 2020).

Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan


dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sperma
di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui
jalan lahir (Yulaikhah, 2019).

Edukasi merupakan segala keadaan, hal, peristiwa, kejadian, atau tentang suatu
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia. Edukasi dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan
( Daniati, 2021).

Edukasi mengenai adaptasi dalam masa kehamilan trimester II pada keluarga


pastinya sudah bisa dimengerti oleh masyarakat tentang perubahan fisik maupun
psikologis pada ibu hamil. Dari perubahan–perubahan yang terjadi pada ibu hamil dapat
menimbulkan perasaan tidak nyaman, misalnya pada ibu hamil muda sering mengalami
mual sampai muntah pada pagi hari disebabkan oleh adanya hormon HCG yang
meningkat pada ibu hamil, dan masih banyak lagi perasaa tidak nyaman yang lain yang
dirasakan oleh ibu hamil pada kehamilan muda. Mual muntah yang terjadi pada
kehamilan muda tidak dapat dianggap ringan karena apabila mual dan muntah terlalu
sering apalagi ibu tidak senang makan dan minum maka akan menyebabkan
terganggunya kesehatan baik ibu maupun janin yang dikandungnya. Keluarga dituntut
untuk mengerti tentang ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil, penyebabnya
dan cara mengatasinya sehingga dapat membantu ibu hamil untuk mengatasi keluhan
yang dialami. Selama hamil,diharapkan ibu selalu dalam keadaan sehat karena keadaan
janin yang ada dalam kandungannya sangat tergantung pada kesehatan ibu yang
mengandungnya maka sangat penting ibu hamil menjaga kesehatannya. Dari gambaran
sepintas ini menunjukkan betapa pentingnya materi ini untuk dapat dikuasai agar
keluarga dapat melaksanakan tugas sebagai orang yang paling dekat dengan ibu hamil
dan melakukan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat
banyak.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran edukasi tentang cara beradaptasi dalam fase
kehamilan trimester II kepada keluarga.
2. Tujuan khusus
a. Untuk membantu keluarga dalam cara beradaptasi dengan ibu hamil
dalam fase kehamilan trimester II.
b. Untuk memahami perubahan psikologis dan fisiologis ibu hamil trimester
II.
c. Untuk membantu keluarga dalam menghadapi perubahan serta
memberikan dukungan kepada ibu hamil trimester II dalam proses
adaptasi pada kehamilannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Kehamilan Trimester II

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase
fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu,
trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2017:1).

Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan


fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2018:1). Kehamilan
merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita disertai dengan
perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup
dan proses kehamilan itu sendiri (Muhtasor, 2013:1).

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan
pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2018: 2) Kehamilan adalah kondisi yang rentan
terhadap semua jenis "stres", yang berakibat pada perubahan fungsi fisiologis dan
metabolik (Wagey et al, 2017: 1). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan
janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi dkk,
2017:59). Kehamilan terjadi jika ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi (Saifuddin, 2010:139).
2. Fisiologi Kehamilan

a. Proses Kehamilan

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan


dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan
persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2018) 1).

1). Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem


hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan wanita melepaskan satu
sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk,
2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan,
sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari (Bandiyah,
2019:1)

2). Spermatozoa

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk


lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali
bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig
(Dewi dkk, 2017: 62).

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,


spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-
77) 3).

3). Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus)


terjadi ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina
wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke
dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa
ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita
akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat
ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2017:67).

Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan


spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin,
2010:141) Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan proses
konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:

a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona


radiate yang mengandung persediaan nutrisi.

b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma


yang vitelus.

c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.


Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona pelusida.

d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.

e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

4). Nidasi atau implantasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam


endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2017:71).
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di
bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi
plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu
hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif)
dalam proses implantasi embrio (Saifuddin, 2010:143)

5). Plasentasi

Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan


dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan
ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al ,
2015). Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi
(Saifuddin, 2010:145).Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan
luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:

a) Bentuk budar /oval.

b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.

c) Berat rata-rata 500-600 gr.

d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di


tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.

e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang


diliputi selaput tipis desidua basialis.

f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)
menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2017:84)

6). Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi pada Trimester II

(1) Sistem Sirkulasi Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut


jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut
jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12.

(2) Sistem Respirasi Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia
sekitar 18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru
sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak
minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan
baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester
III.

(3) Sistem gastrointestinal Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan


menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif
tampak pada 26-28 minggu. Secara normal janin minum air ketuban
450 cc setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran
pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal
dari :

(a) Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi


dan rontok.

(b) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari


saliva sampai enzim enzim pencernaan.

(c) Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang


mengandung lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang
rontok). Dan sel-sel dari kulit janin/membrane amnion yang
rontok.

(d) Penghancuran bilirubin.

(4) Sistem Saraf dan Neuromuskular Sistem ini merupakan sistem yang
paling awal mulai menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12
minggu, berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal.
Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak,
dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.

(5) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra Mata yang terdiri atas lengkung
bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata/mangkuk optic (optic
cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya
ke permukaan ventral wajah.

(6) Sistem Urinarius Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8


minggu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam
vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra
dan bercampur dengan cairan amnion.

(7) Sistem Endokrin Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di


hipofisis janin sejak usia 10 minggu mulai berfungsi untuk
merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid.
Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi
hormon-hormonnya juga mulai berkembang.

7) Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Sitanggang dkk (2018:2), tanda-tanda kehamilan


dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Tanda yang tidak pasti (probable signs)/tanda mungkin kehamilan


yaitu amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing,
konstipasi, perubahan berat badan, perubahan temperatur suhu
basal, perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan pada
uterus, tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks.

b) Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi,
ultrasonografi (USG), fetal Electrografi (FCG) dan tes
Laboratorium/ Tes Kehamilan Menurut Dewi dkk (2017:111)
tanda dan gejala kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Tanda pasti Kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian


bagian janin.

2) Denyut jantung janin.

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

b) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan (Presumptive)

1) Amenorea.

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting).

3) Mengidam (ingin makanan khusus).

4) Pingsan.

5) Tidak ada selera makan (anoreksia).

6) Lelah (Fatigue).

7) Payudara.

8) Miksi.

9) Konstipasi/Obstipasi.

10) Pigmentasi kulit.

11) Epulis.

12) Pemekaran vena-vena (varises)

c) Tanda-tanda kemungkinan hamil.

1) Perut membesar.

2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan


konsistensi dari rahim.

3) Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang


lebih lunak dari bagian lain.
4) Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna pada serviks
dan vagina menjadi kebiru-biruan.

5) Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong pada rongga


uterus karena embrio biasanya terletak di sebelah atas,dengan
bimanual akan terasa benjolan yang simetris.

6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Broxton


Hicks).

7) Teraba Ballotement.

8) Reaksi kehamilan positif.

b. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

1) Perubahan pada sistem reproduksi

a) Vagina dan Vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi


peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva.
Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna biruan pada vagina
yang disebut dengan tanda Chadwick (Kumalasari, 2015:3)

b) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang


disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warna menjadi livid yang disebut dengan
tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam Dewi dkk, 2017:91)

(1) Uterus

(a) Ukuran Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah


30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini
memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan
janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan
hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika
penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam
table berikut ini (Sulistyawati, 2019:59). Penyebab
pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi,
perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4).

(b) Berat Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram
menjadi 1000 gram pada akhir bulan (Sulistyawati,
2010:60). 1. Posisi rahim dalam kehamilan a. Pada
permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
retrofleksi b. Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada
dalam rongga pelvis c. Setelah itu, mulai memasuki rongga
perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati
d. Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi
rongga abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).

(2) Ovarium Selama kehamilan ovulasi berhenti.

Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum


graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta
terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus
luteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron
(Kumalasari, 2015:5)

2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat


sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh
karena diagfragma makin naik selama kehamilan jantung
digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang
sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan
ini mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak lateral dari
posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan membesarnya
ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi
dkk, 2017:93)
3) Perubahan pada sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan


karena uterus yang tertekan kea rah diagfragma akibat
pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara yang
diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat.
Hal ini dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk
rongga toraks sehingga O2 dalam darah meningkat
(Kumalasari, 2015:5).

4) Perubahan Pada Ginjal

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring


darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih,
yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai
sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke ginjal
berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi
miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung
kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir
kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya
kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih
(Kumalasari, 2015:5).

5) Perubahan Sistem Endokrin

Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan


estrogen dan progesterone dan setelah plasenta terbentuk
menjadi sumber utama kedua hormone tersebut. Kelenjar tiroid
menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif
menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-
debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana
hati. Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat karena
kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.
Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih
banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat
(Kumalasari, 2015:5-6).

6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin


dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta
ketidakseimbangan persendian. Pada kehamilan trimester II dan
III Hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat dan
otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir
kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga
untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).

7) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus


bagian bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita
hamil sering mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan
sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
mengalir kembali ke kerongkongan (Kumalasari, 2015:7).

8) Perubahan Sistem Integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone


Melanophore Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior
dan pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34).
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi
peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada
kulit muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis
putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai
umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra
(Dewi dkk, 2017:99). Pada primigravida panjang linea nigra
mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring
dengan meningginya fundus. Pada Muligravida keseluruhan
garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk,
2014:34). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk
akibat serabut-serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah
dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal
(Kumalasari, 2015:6). Kulit perut mengalami perenggangan
sehingga tampak retak-retak, warna agak hyperemia dan
kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang
berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan
menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit
menjadi biru). Tanda regangan timbul pada 50% sampai 90%
wanita selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus
berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat
pada payudara, perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34).

c. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Trimester II Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran


kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat menggunakan energy serta pikirannya secara konstruktif
(Kumalasari, 2015:8).

2.2 Adaptasi Fase Kehamilan Trimester II

2.2.1 Adaptasi Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Ibu hamil trimester II sudah mulai hilang keluhan mual dan muntah,
sudah mulai merasa lebih enak makan sehingga sudah dapat makan lebih
banyak dari pada waktu trimester I . Namun demikian masih ada beberapa
ketidaknyamanan yang kadang – kadang dirasakan oleh ibu hamil trimester II.
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat tubuh beradaptasi,
apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan suatu
masalah. Supaya ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang
dirasakan maka ibu hamil perlu memahami apa penyebab terjadi
ketidaknyamanan yang dirasakan dan bagaimana cara mencegah atau
menanggulanginya. Untuk membantu ibu hamil memahami hal tersebut maka
peran keluarga harus dapat membantu ibu hamil sehingga diharapkan ibu
hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya :

1. Kebutuhan Nutrisi (Nurhidayah, 2019)

Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi dan minum cukup cairan (menu seimbang).

a) Kalori

Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah


2000 Kkal, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing –
masing adalah 2300 dan 2800 Kkal. Kalori dipergunakan untuk
produksi energi. Bila kurang energi akan diambil dari
pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan.
Asupan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami
keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap diberikan
seperti biasa. Pada triwulan kedua nafsu makan biasanya sudah
mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding
kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga zat pembngunan
dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah- buahan
berwarna. Pada trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan
dan perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu
terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan
ibu sangat merasa lapar (Nurhidayah, 2019).

b) Protein

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah


kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus plasenta,
selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan
kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin, dan lain –
lain). Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal
adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan
dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein
yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu,
telur, keju dan ikan karena mereka mengandung komposisi
asam amino yang lengkap. Susu dan produk susu disamping
sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium
(Nurhidayah, 2019).

c) Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan


makanan sehari – hari yaitu nuah – buahan , sayur – sayuran
dan susu. Hanya besi yang tidak terpenuhi dengan makan sehari
– hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan
kira – kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini
dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat
atau feroglukonat perhari pada kehamilan kembar atau pada
wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 gr/hari.
Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu.
Satu liter susu sapi mengandung kira – kira 0,9 gram kalsium,.
Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium
dapat diberikan dengan dosis 1 gram perhari. Pada umumnya
dokter selalu member suplemen mineral dan vitamin prenatal
untuk mencegah kemungkinan terjadinya defisiensi
(Nurhidayah, 2019).

d) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan


buah – buahan , tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi
(Nurhidayah, 2019).
2) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan


eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.
Selain itu, desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum
air putih (Nurhidayah, 2019).

3) Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu
akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi
dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan
untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur.
Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki
kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan
untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada
perut bawah sebelah kiri (Nurhidayah, 2019).

4) Aktifitas

Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal


tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita
pekerja ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus
(Nurhidayah, 2019).

5) Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting


karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk
menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas
“bimbingan persiapan menyusui”(BPM). Suatu pusat pelayanan
kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang
berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan
menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang
keunggulan ASI, manfaat rawat gabung, perawatan putting susu,
perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana
(Nurhidayah, 2019).

6) Personal Hygine

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan


sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut ,
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selama hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan
dapat menimbulkan karies gigi (Nurhidayah, 2019).

7) Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung


terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.
Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan
mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu
fisik dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :

a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut.

b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

c) Memakai bra yang menyokong payudara.

d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.


e) Pakaian dalam yang selalu bersih (Nurhidayah, 20198).

8) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada


riwayat penyakit seperti. :

a) Sering abortus dan kelahiran premature.

b) Perdarahan pervaginam.

c) Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minggu


terakhir kehamilan.

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat


menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Nurhidayah, 2019).

2. Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

Menurut Varney dkk (2007), keluhan ringan yang dijumpai pada


kehamilan seperti edema dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri
ulu hati, kram tungkai serta nyeri punggung bawah.

a) Edema Dependen

Edema dependen atau edema fisiologis yang dialami ibu hamil trimester 2
dan 3, edema terjadi karena penumpukan mineral natrium yang bersifat
menarik air, sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan. Hal ini
ditambah dengan penekanan pembuluh darah besar di perut sebelah kanan
(vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga darah yang kembali ke
jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi
saat ibu berbaring terletang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu
hamil trimester 3 disarankan untuk berbaring ke arah kiri (Varney et al,
2007).

b) Nokturia

Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil yang
mengalami peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari yang dapat
mengganggu kenyamanan pasien sendiri karena akan terbangun
beberapakali untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena adanya aliran
balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada
posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah
panggul dan vena cava inferior (Varney et al, 2007).

c) Konstipasi

Konstipasi / sembelit pada ibu hamil terjadi akibat penurunan gerakan


peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan jumlah progesteron. Selain itu, pergeseran dan tekanan
yang terjadi pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga
dapat menyebabkan konstipasi (Varney et al, 2007).

d) Sesak Napas

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami pembesaran


hingga terjadi penekanan diagfragma. Selain itu diagfragma ini akan
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan (Varney et al,
2007).

e) Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati sangat umum ditemui selama kehamilan terutama pada
trimester 3. Gejalanya berupa rasa terbakar atau nyeri pada area
retrosternum dada, terutama saat sedang berbaring. Jika berkepanjangan,
nyeri ini mungkin merupakan gejala refluks esofagitis akibat regurgitasi isi
lambung yang asam. Pada ibu hamil nyeri ulu hati disebabkan oleh
pengaruh berat uterus selama kehamilan yang mengganggu pengosongan
lambung, juga karena pengaruh progesteron yang yang merelaksasi spingter
esofagus bawah (kardiak). Salah satu penangannya yaitu menganjurkan ibu
untuk menggunakan bantalan saat tidur, caranya menompang uterus dengan
bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring
miring (Varney et al, 2007).

f) Kram Tungkai

Perbesaran uterus menyebabkan penekanan pada pembuluh darah panggul,


sehingga dapat mengganggu sistem sirkulasi atau sistem saraf, sementara
sistem saraf ini melewati foramen obsturator dalam perjalanan menuju
ekstremitas bagian bawah (Varney et al, 2007).

g) Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah adalah nyeri punggung yang terjadi pada daerah
lumbosakral/ lumbar (daerah tulang belakang punggung bawah). Nyeri ini
disebabkan oleh berat uterus yang semakin membesar yang mengakibatkan
pergeseran pusat gravitasi mengarah kearah depan, seiring dengan ukuran
perut yang semakin membuncit. Hal ini menyebabkan postur tubuh ibu
beruban, dan memberikan penekanan pada punggung (Varney et al, 2007).

3. Edukasi tentang permasalahan pada fase kehamilan TM II yang dapat di


pelajari dalam sebuah kasus berikut :

Seorang perempuan hamil Trisemester II datang ke puskesmas, mengeluh beberapa


hari ini mengeluarkan banyak lendir dari alat kelaminnya, berwarna putih, tidak
gatal, tidak berbau. Anda pernah menemui ibu hamil trimester II mengeluh seperti
kasus diatas ? Apakah Anda pernah menemui ibu hamil trimester II mengeluh gusi
berdarah? Apakah kira–kira penyebabnya? Bagaimanakah cara mengurangi
keluhan tersebut? Diskusikan dengan teman Anda, apa saja ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu hamil trimester dua, apa penyebabnya dan bagaimana cara
menanggulanginya ? Untuk mencari jawaban pertanyaan – pertanyaan tadi silahkan
Anda diskusikan dengan teman Anda. Sekarang apakah Anda sudah selesai
berdiskusi ? Bagaimana apakah Anda telah selesai menuliskan hasil diskusi Anda,
sekarang cocokkan hasil diskusi Anda dengan uraian materi di bawah ini.

A. EDEMA.

Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II. Edema ini biasa
terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Faktor Penyebab :

1. Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik
sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada
waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.

2. Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
3. Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah.

4. Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium


bersifat retensi cairan.

5. Pakaian ketat. Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa


cara antara lain:

1. Hindari pakaian ketat.

2. Hindari makanan yang berkadar garam tinggi.

3. Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama.

4. Makan makanan tinggi protein.

5. Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang.

6. Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan.

7. Hindari berbaring terlentang.

8. Hindari kaos kaki yang ketat.

B. GATAL DAN KAKU PADA JARI.

Gatal – gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan artinya bisa terjadi
pada kehamilan trimester I, trimester II maupun trimester III. Hal ini menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil sehingga bisa mengganggu istirahat dan aktifitas ibu
sehari – hari. Beberapa faktor penyebabnya adalah :

1. Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan


penyebabnya adalah hypersensitive terhadap antigen placenta.

2. Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim membuat


berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal
ini untuk menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang
cenderung condong ke depan.

Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku
pada jari. Cara meringankan/mencegah :
1. Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.

2. Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil
sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan
dalam posisi tegak.

3. Sering berbaring apabila merasa lelah.

C. GUSI BERDARAH.

Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang
hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah terutama pada
saat menuikat gigi. Gusi berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II.
Beberapa faktor penyebab gusi berdarah adalah :

1. Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan


pergantian sel – sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.

2. Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah halus sangat
tinggi.

3. Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan jaringan gusi


menjadi rapuh dan mudah berdarah.

Cara mengurangi atau mencegah :

1. Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.

2. Berkumur dengan air hangat, air garam.

3. Jaga kebersihan gigi.

4. Periksa ke doketr gigi secara teratur.

D. HAEMORROID

Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester
III. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah :

1. Konstipasi.

2. Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.


3. Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.

Cara meringankan atau mencegah dengan:

1. Hindari hal yang menyebabkan konstipasi.

2. Hindari mengejan pada saat defikasi.

3. Buat kebiasaab defikasi yang baik.

4. Jangan duduk terlalu lama di toilet.

5. Lakukan senam Kegel secara teratur.

6. Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit sebanyak 3 sampai 4
x sehari.

E. INSOMNIA (SULIT TIDUR).

Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil.
Insomnia ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan.
Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran uterus, dapat juga
disebabkan oleh karena perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau
khawatir 14 karena menghadapi kelahiran. Adakalanya ditambahin oleh sering BAK
dimalam hari / nochturia

Cara meringankan atau mencegah :

1. Mandi air hangat sebelum tidur.

2. Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.

3. Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah tidur.

4. Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.

F. KEPUTIHAN / LEUKORHEA.

Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak
sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah
sehingga harus sering ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu
hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga. Faktor penyebab :
1. Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I dapat
menimbulkan produksi lendir servix meningkat.

2. Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.

Cara meringankan dan mencegah :

1. Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.

2. Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK

3. Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.

4. Ganti celana dalam apabila basah.

5. Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan
mebuat sirkulasi udara yang baik.

6. Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.

G. KERINGAT BERTAMBAH.

Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak.


Keringat yang banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang
mengganggu tidur sehingga ibu hamil merasa lelah karena kurang istirahat.Faktor
penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara lain :

1. Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas


kelenjar keringat.

2. Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.

3. Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil

Cara meringankan atau mencegah :

1. Mandi / berendam secara teratur.

2. Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap
keringat.

3. Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.


H. MATI RASA (BAAL), RASA PERIH PADA JARI TANGAN ATAU KAKI.

Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. Mati rasa
(baal) dapat disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran uterus membuat
sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga
karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna. Di samping itu hyperventilasi dapat
juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang terjadi. Untuk
meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat dianjurkan untuk tidur berbaring miring
kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau berdiri.

I. NAFAS SESAK.

Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir
kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenapembesaran uterus dan
pergeseran organ – organ abdomen. Pembesaran uterus membuat pergeseran
diafragma naik sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone
membuat hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat menjelaskan
penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu hamil untuk membiasakan
dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga harus tetap mengatur sikap tubuh yang
baik, saat berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian
menarik nafas panjang.

J. NYERI LIGAMENTUM ROTUNDUM.

Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Faktor
penyebab :

1. Selama kehamilan terjadi hypertropi dan peregangan pada ligamentum.

2. Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus yang membesar.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Menekuk lutut kearah abdomen.

2. Memiringkan panggul.

3. Mandi dengan air hangat.

4. Menggunakan korset.
5. Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan lutut.

K. NYERI ULU HATI ( HEART BURN).

Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin
bertambah umur kehamilan biasanya semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Hal ini
dapat terjadi karena produksi progesterone yang meningkat, pergeseran lambung
karena pembesaran uterus, dan apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga
menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :

1. Hindari makanan berminyak/digoreng.

2. Hindari makanan yang berbumbu merangsang.

3. Sering makan makanan ringan.

4. Hindari kopi dan rokok.

5. Minum air 6 – 8 gelas sehari.

6. Kunyah permen karet.

L. PERUT KEMBUNG.

Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering terjadi pada
kehamilan trimester kedua dan ketiga. Faktor penyebabnya adalah :

1. Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus turun sehingga


pengosongan usus lambat.

2. Uterus yang membesar menekan usus besar.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Menghindari makan makanan yang mengandung gas.

2. Mengunyah makanan secara sempurna.

3. Lakukan senam secara teratur.

4. Biasakan BAB teratur.


5. Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

M. PTYALISM (AIR LUDAH BERLEBIHAN).

Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal ini kadang–
kadang dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman.
Ptyalism biasanya dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan
berhenti pada akhir kehamilan. Faktor penyebab :

1. Meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati sehingga


menstimulasi (merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan
sekresi.

2. Ibu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual dapat
menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.

2. Kunyah permen karet atau permen keras.

3. Jaga kebersihan mulut.

N. PUSING, SYNCOPE (PINGSAN).

Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III.
Perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak penyebabnya
tidak segera ditangani maka dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai
meninggal. Faktor penyebab :

1. Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan
pembesaran uterus maka menyebabkan menekan pada vena cava inferior
sehingga menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati dan
jantung.

2. Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Bangun tidur secara perlahan – lahan.


2. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan sesak.

3. Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

O. SAKIT KEPALA.

Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik
trimester I, trimester II maupun trimester III.Faktor penyebab :

1. Kelelahan atau keletihan.

2. Spasme / ketegangan otot.

3. Ketegangan pada otot mata.

4. Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).

5. Dinamika cairan syaraf yang berubah.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.

2. Massase leher dan otot bahu.

3. Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.

4. Mandi air hanyat.

5. Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.

6. Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.

7. Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan sumpek,
asap rokok, lingkungan sibuk).

8. Lakukan jalan santai di udara segar.

9. Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks.

10. Lakukan meditasi atau yoga.


P. SAKIT PUNGGUNG ATAS DAN BAWAH.

Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan III. Faktor
penyebab :

1. Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.

2. Keletihan.

3. Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang.

4. Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar


menjadi lembek.

5. Posisi tulang belakang hiperlordosis.

Cara meringankan atau mencegah :

1. Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.

2. Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi.

3. Tidur dengan kasur yang keras.

4. Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,tekuk lutut saat


mengangkat barang.

5. Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.

6. Pertahankan penambahan berat badan secara normal.

7. Lakukan gosok atau pijat punggung.

Q. VARISES PADA KAKI ATAU VULVA.

Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi
pada kehamilan trimester II dan Trimester III. Faktor penyebab :

1. Cenderung karena bawaan keluarga.

2. Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi rapuh.

3. Jumlah darah pada vena bagian bawah yang meningkat.


Cara meringankan atau mencegah :

1. Lakukan olahraga secara teratur.

2. Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.

3. Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.

4. Hindari memakai pakaian ketat

5. Berbaring dengan kaki ditinggikan.

6. Berbaring dengan kaki bersandar di dinding

R. KONSTIPASI ATAU SEMBELIT.

Konstipasia dalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu hamil trimester II
dan III. 19 Faktor penyebab :

1. Peristaltik usus lambat disebabkan meningkatnya hormon progesterone.

2. Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air pada usus
meningkat.

3. Suplemen zat besi.

4. Tekanan uterus yang membesar pada usus.

Cara meringankan atau mencegah ;

1. Olah raga secara teratur.

2. Tingkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari.

3. Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong.

4. Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah.

5. Membiasakan BAB secara teratur.

6. Jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan.

7. Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan konstipasi.


S. KRAM PADA KAKI.

Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. Kram
ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang – kadang masih terjadi pada saat
persalinan sehingga sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Faktor
penyebab : Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan penyebab
diantaranya adalah:

1. Kadar kalsium dalam darah rendah.

2. Uterus membesar sehingga menekan pebuluh darah pelvic.

3. Keletihan.

4. Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.

Cara untuk meringankan atau mencegah :

1. Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).

2. Olahraga secara teratur.

3. Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat.

4. Mandi air hangat sebelum tidur.

5. Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi).

6. Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.

7. Pijat otot – otot yang kram.

8. Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pemanas.

T. PALPITASI.

Palpitasi atau rasa berdebar–debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal
kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung, jantung mempunyai 50
% darah tambahan yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan
curah jantung ini mencapai puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali
seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum melahirkan. Palpitasi dapat terjadi
oleh karena faktor peningkatan curah jantung pada ibu hamil, dan adanya gangguan
pada sistem syaraf simpati. Dapat diringankan atau dicegah dengan memjelaskan pada
ibu hamil bahwa hal ini normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada
akhir kehamilan. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak
perlu dikawatirkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Health Education sangat diperlukan oleh semua ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan ke Tenaga Kesehatan agar ibu merasa nyaman dan tidak
khawatir akan kehamilannya, sehingga perubahan yang terjadi baik secara fisiologi
maupun psikologi tidak menjadi beban.

Keluarga merupakan peran penting dalam mendukung ibu hamil melewati fase
kehamilan dengan nyaman dan tenang, dengan adanya edukasi tenrtang cara adaptasi
pada fase kehamilan trimester II ini yang diajarkan pada keluarga maka diharapkan
keluarga dapat membantu peran bidan dirumah untuk dapat mengontrol keseharian
aktifitas ibu hamil dari pola nutrisi, istirahat, aktifitas dll.

Peran bidan dalam edukasi hanya membantu dalam memberikan informasi


penting yang dapat dipelajari dan dipahami dalam menghadapi fase kehamilan
trimester II oleh keluarga, sehingga keluarga dapat ikut serta dan memberi dukungan
moril dalam menghadapi perubahan psikologis maupun fisiologis yang terjadi pada
ibu hamil.

Edukasi yang diberikan oleh bidan kepada pihak keluarga meliputi perubahan
psikologis dan fisiologis, pemenuhan kebutuhan seperti nutrisi, eliminasi, dll. Edukasi
ini dapat diberikan dalam bentuk media poster, leflet atau bertatap muka secara
langsung untuk lebih efisiennya sehingga pemahaman tentang cara beradaptasi pada
fase kehamilan pada trimester II oleh keluarga bisa diserap dengan optimal.

3.2 Saran

3.2.1. Bagi Bidan

Bidan diharapkan mampu memberikan edukasi seputar adaptasi kehamilan


kepada keluarga secara langsung dan dapat memperdalam pengetahuan
seputar kehamilan, faktor penyebab, perubahan yang terjadi saat kehamilan
dan cara mengatasinya sehingga keluarga dan ibu hamil bisa menjalani
kehamilan dengan nyaman dan merasa aman.

3.2.2. Bagi Keluarga Ibu Hamil

Keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan nya tentang perubahan


yang terjadi pada ibu hamil beserta ketidaknyamanan pada kehamilan dan cara
mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan.
Daftar Pustaka

Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.

Dewi, dkk. 2017. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika.

Ratnawati. 2020. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

Yulaikhah. (2019), Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Edisi 1.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Evayanti. (2017: 1), Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika.

Saifuddin. (2010), Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Nurhidayah. (2019) Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Cetakan Ke Enam. EGC.

Kumalasari. (202015 : 3), Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: ECG.

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/kebutuhan-ibu-hamil-tiap-trimester.html

Anda mungkin juga menyukai