Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PRENATAL

OLEH :

NI NYOMAN MAYANTI ANGGARISTA

NIM. 2014901089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2020/2021
A. Tinjaun Teori Konsep Dasar Prenatal
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015:
81). Manuaba (2012) mengemukakan kehamilan adalah proses mata
rantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm. Manuaba (2010) mengemukakan lama kehamilan berlangsung
sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari
(Kumalasari. 2015: 1). Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007,
kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke-4 sampai 6 bulan, triwulan/
trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena
itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama
suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan
aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).

2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk,
2012)
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-
35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi
normal 28 hari (Bandiyah, 2009:1)
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor
kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah
bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62). Proses
pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba,
2010:76-77)
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi spermadari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita
akanbertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat
ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut
sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011:67). Fertilisasi adalah
penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya
berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2010:141). Menurut Manuaba
dkk (2010:77-79), keseluruhan proses konsepsi berlangsung seperti
uraian dibawah ini:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai
silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula
tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang
rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi
dkk, 2011:71). Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium
blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell.
Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio (Saifuddin, 2010).
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan
kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh
jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumentransfer nutrisi
penting (Afodun et al,2015). Plasentasi adalah proses pembentukan
struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam
endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2010:145). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:
1) Bentuk budar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat
di tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung
tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol
(katiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20
minggu) meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi
dkk, 2011:84).
f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan perkembangan
embrio dari trimester 1 sampai dengan trimester 3 adalah sebagai
berikut:
1) Trimester 1
a) Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal
adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi
pembelahan sel (Dewi dkk, 2011:72).
b) Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir
stadium ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi
dkk, 2011:73)
c) Minggu ke-3
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan
endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2011:73)
d) Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk
ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan
periode ini. Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran
pencernaan (Dewi dkk, 2011:73).
e) Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat,
sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit,
disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik
lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah. Anggota
badan terbentuk dengan baik (Dewi dkk, 2011:74).
f) Minggu ke -12
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya
sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama).
Embrio menjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama
minggu ke 12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal
memproduksi urine (Dewi dkk, 2011:74)
2) Trimester II
a) Sistem Sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan
aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung
dapat ditemukan sejak minggu ke-12.
b) Sistem Respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar
18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru
sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi
sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat
minimal dan baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin
pada akhir trimester III.
c) Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia
gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28
minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc setiap
hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran
pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.Mekonium
berasal dari :
(1) Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami
deskuamasi dan rontok.
(2) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna,
mulai dari saliva sampai enzim enzim pencernaan.
(3) Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang
mengandung lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin
yang rontok). Dan sel-sel dari kulit janin/membrane
amnion yang rontok.
(4) Penghancuran bilirubin.
d) Sistem Saraf dan Neuromuskular
Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai
menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu, berupa
kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak
usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat
gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.
e) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra
Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan
bakal bola mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya
menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke
permukaan ventral wajah.
f) Sistem Urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu.
Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam
vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar
melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.
g) Sistem EndokrinKortikotropin dan Tirotropin mulai
diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu mulai
berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar
suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar
tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-
hormonnya juga mulai berkembang
3) Trimester III
a) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah
sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk,
2010:79). Masuk trimester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan
gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin,
2010: 158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia
26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari
mulai terlihat (Varney, 2007:511).
b) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk
persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh
38-43 cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan
berat sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan
fosfor. (Dewi dkk, 2010:80). Bila bayi dilahirkan ada
kemungkinan hidup 50-70 % (Saifuddin, 2010:159)
c) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai
berkurang, saat 35 minggu paru telah matur, janin akan dapat
hidup tanpa kesulitan (Saifuddin, 2010:159). Seluruh uterus
terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar
banyak. (Dewi dkk, 2010:80). Kulit menjadi halus tanpa
kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak
montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke
skrotum (Varney, 2007:511)
d) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi
masih dalam batas normal (Saifuddin, 2010:159).
3. Tanda dan gejala kehamilan
Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi
menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau
perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda
objektif (probability) atau kemungkinan hamil.
a. Tanda pasti kehamilan
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu
ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi
bunyi-bunyi lain yang meyertai seperti bising tali pusat, bising
uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015: 3).
2) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-
bagian janin melalui dinding abdomen setelah usia kehamilan 16
minggu.
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen pada usia
kehamilan 8 minggu
b. Tanda – tanda tidak pasti
1) Tanda subjektif (presuntif/dugaan hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil,
mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi. Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil,
perlu ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT).
supaya dapat ditaksirumur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus
Naegele yaitu TTP :
(1) Januari – Maret : (hari + 7), (bulan + 9) dan (tahun + 0).
(2) April – Desember : (hari pertama HT + 7), (bulan - 3) dan
(tahun + 1).
Rumus naegele bisa digunakan jika mestruasi teratu. Jika
menstruasi tidak teratur taksiran tanggal persalinan dapat
dilihat melalui USG. (Kumalasari, 2015: 12).
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual
muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut
dengan morning sickness. Morning sickness mulai terjadi pada
trimester I pada usia kehamilan 8 – 12 minggu. Akibat mual
dan muntah ini nafsu makan menjadi berkurang. Dalam batas
yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam batas tertentu hal ini
masih fisiologis Untuk mengatasinya ibu dapat diberi makanan
ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau menyengat
(Kumalasari, 2015: 2).
c) Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang
demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan
makan dan minum ini sangat kuat pada bulan –bulan pertama
kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya
seiring bertambahnya usia kehamilan.
d) Syncope(pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncopeatau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai
yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu (Kumalasari,2015: 2).
e) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu
(Sartika, 2016: 8). Pengaruh estrogen –progesteron dan
somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
(Kumalasari, 2015: 2). Selain itu, perubahan lain seperti
pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran
vena yang semakin bertambah seiring perkembangan
kehamilan. Sering miksiSering buang air kecil disebabkan
karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin (Prawirohardjo,
2008: 100).
f) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih,
2011: 111).
g) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.Pigmentasi ini meliputi
tempat-tempat berikut ini:
(1) Daerah pipi : Cloasma gravidarum(penghitaman pada
daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
(2) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
(3) Dinding perut : Strie livide/ gravidarumyaitu tanda yang
dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit
terdalam terpisah dan putus/ merenggang, bewarna
kebiruan, kadang dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus),
linea alba atau garis keputihan di perut menjadi lebih hitam
(linea nigra atau garis gelap vertikal mengikuti garis perut
(dari pusat-simpisis) (Sunarti, 2013: 45).
(4) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda
pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit
putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri
menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
(5) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
h) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada trimester
pertama.
i) Varises (penampakan pembuluh darah vena)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan
betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat
hilang setelah peralinan (Hani, 2011: 79).
2) Tanda objektif (kemungkinan hami)
a) Pembesaran Rahim/Perut
Rahim membesar dan bertambah besar terutama setelah
kehamilan 5 bulan, karena janin besar secara otomatis rahim
pun membesar dan bertempat di rongga perut. Tetapi perlu di
perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan,
kemungkinan lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista
ovarium.
b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
Perubahan dapat dirasakan pada pemeriksaan dalam, rahim
membesar dan makin bundar, terkadang tidak rata tetapi pada
daerah nidasi lebih cepat tumbuh atau biasa disebut tanda
Piscasek.
c) Perubahan Pada Bibir Rahim
Perubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan dalam,
hasilnya akan teraba keras seperti meraba ujung hidung, dan
bibir rahim teraba lunak seperti meraba bibir atau ujung
bawah daun telinga (Sunarti, 2013: 62).
d) Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama
kehamilan, kontraksi ini tidak terasa sakit, dan menjadi cukup
kuat menjelang akhir kehamilan. Pada waktu pemeriksaan
dalam, terlihat rahim yang lunak seakan menjadi keras karena
berkontraksi.
e) Adanya Ballotement
Ballotement adalah pantulan yang terjadi saat jari telunjuk
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,
hal ini menyebabkan janin berenang jauh dan kembali
keposisinya semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi
sekitar usia 4-5 bulan, tetapi ballottement tidak
dipertimbangkan sebagai tanda pasti kehamilan, karena
lentingan juga dapat terjadi pada tumor dalam kandungan ibu.
f) Tanda Hegar/Goodells
Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang
mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena selama
masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat dan
elastis sehingg saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba
lunak dan terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan dan
tanda goodells yaitu melunaknya serviks akibat pengaruh
hormon esterogen yang menyebabkan massa dan kandungan
air meningkat sehingga membuat serviks menjadi lebih lunak
(Kumalasari, Intan. 2015: 4).
g) Tanda Chadwick
Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat
melakukan pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan
vula hingga minggu ke 8 karena peningkatan vasekularitas dan
pengaruh hormone esterogen pada vagina. Tanda ini tidak
dipertimbangkan sebagai tanda pasti, karena pada kelainan
rahim tanda ini dapat diindikasikan sebagai pertumbuhan
tumor.
h) Hyperpigmentasi Kulit
Bintik –bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut
chloasma gravidarum. Hyperpigmentasi ini juga terdapat pada
areola mamae atau lingkaran hitam yang mengelilingi putting
susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di perut. Pada
wanita yang tidak hamil hal ini dapat terjadi kemungkinan
disebabkan oleh faktor alergi makanan, kosmetik, obat-obatan
seperti pil KB (Sunarti, 2013: 63).

4. Perubahan adaptasi fisiologi


Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan
fisiologis yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya (Aryastuti, 2018):
a. Trimester I
1) Vagina dan Vulva
Akibat pengaruh hormone estrogen, vagina dan vulva
mengalami perubahan pula. Sampai minggu ke 8 terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampat lebih
merah, agak kebiruan (livider).Warna portio pun tampak lividae.
Hormon  kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi
selama persalihan dengan memproduksi mukosa vagina yang
tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos dan pemanjangan
vagina. Deskuamasi sel-sel vagina yang kaya glikogen terjadi
akibat stimulasi ostrogen. Sel-sel  yang tinggal ini membentuk
rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut
leukore. Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih
asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH ini
membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina,
khusunya jamur.Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar
dapat membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi
jamur.
2) Servik uteri
Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormone estrogen.Jika korpus uteri mengandung lebih
banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung
jaringan ikat.Jaringan ikat pada servik ini banyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dengan adanya
hipervaskularisasi serta meningkatnmya suplai darah maka
konsentrasi servik menjadi lunak yang disebut dengan tanda
goodell. Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan
aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan  edema dan kongesti
panggul. Akibanya Uterus, servik dan itmus melunak secara
progresif dan serviks menjadi kebiruan, perlunakan ithmus
menyebabkan antefleksi uterus berlebihan dselama tiga bulan
pertama.
3) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesterone. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh adanya peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, heperplasia(produksi serabut otot dan
jaringan fibroelastis baru), dan hipertrofi (pembesaran serabut
otot) dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) dan perkembangan
desidua. Hipertrofi otot polos uterus, dan serabut-serabut kalogen
yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditateum, korpus luteumgravidatalis berdiameter kira-kira  3
cm, kemudian dia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus
liteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone.
5) Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomamotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen  menimbulkan hipertrofi system
saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada
mamae. Somatomamotropin mempengariuhi pertumbuhan sel-sel
asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga
terjadi pembuatan kasein, laktalbumun, dan laktoglobulin.Maka
dengan demikian mamae di persiapkan untuk laktasi.
6) Sistem Endokrin
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan
pemulihan paspartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG
meningkat cepat menjadi dua kali lipat setiap 48 jam sampai
kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama
kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone
plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin.
7) Sistem Kekebalan
Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat
wanita tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem
pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
immunoglobulin  dalam kehamilan tidak berubah. IgG  merupakan
komponen utama dan immunoglobulin janin di dalam uterus dan
neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya immunoglobulin yang
dapat menembus plasenta sehingga imunitas pasif akan diperoleh
oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi
selanjutnya.
8) Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan sehngga sering timbul kencing.Keadaan ini hilang dengan
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul.Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak
berubah.Laju filtrasi glomerulus da aliran plasma ginjal menigkat
pada masa kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi
tuntutan metabolism dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan
juga mensekresi produk sampah janin.Fungai ginjal berubah
karena adanya hormone kehamilan, peningkatan volume darah,
postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan.Sejak minggu
ke 10 gestasi pelvic ginjal dan ureter berdilatasi.
9) Pencernaan
Perubahan rasa tidak enak  di ulu hati disebabkan karena
perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke
esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun.Sering
terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot
traktus digetivus sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang
dicerna lebih lama berada dalam usus-usus..Saliva dan
pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa.Rasa mual baik
yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah
setiap saat atau pada siang atau malam.Apabila terjadi pada pagi
hari seris di sebutmorning sicknes. Hipersalivasi sering terjadi
sebagai kompensasi dari mual muntah yang terjadi. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makaana yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bias mengatur mengurangi rasa mual dan muntah.
10) Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan di pengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh darah pula, mamae dan alat lain yang memang
berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma maternal 
mulai meningka pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus
menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai
titik maksimum.
Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara
20-100%.RBC meningkat 18% tanpa tanpa sumplemen zat besi
dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu sekitar 30% jika ibu
meminum suplemen zat besi. Karena volume plasenta meningkat
rata-rata-rata 50%, sementara massa RBC meningkat hanya 18-
30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan
normal sehingga disebut anemia fisiologis.
Tekanan darah akan turun selam 24 minggu pertama
kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistence yang disebabkan oleh pengaruh perenggangan otot
halus oleh progesterone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10
mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan
normal cardiac output  meningkat sekitar 30-50% dan mencapai
level maksimalnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap
tinggi selama persalinan.
11) Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
muskolateral. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan cairan synofial. Bersamaan dua
keadaan tersebut meningkatkan fleksibelitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selam kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk susu
terpenuhi. Tulang dan iga biasanya tidak berubah pada kehamilan
yang normal.
12) Integumen/ Kulit
Perubahan keseimbangan hormone dan perenggangan
mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam
sitem integument selama masa kehamilan. Perubahan yang umum
terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal,
hiperpigmentasi, perubahan rambut dan kuku, percepatan aktivitas
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan
aktivitas vasomotor. Jarimgan elastic kulit mudah pecah,
meyebabkan striae gravidarum, atau tanda tegangan.Respon alergi
kulit meningkat.
13) Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolism rate (BMR) meninggi
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada
triwulan terakhir.Kalori yang dibutuhkan untuk itu di peroleh
terutama dan pembakaran hidratarang, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas.
14) Pernafasan
Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil
bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin.Kebutuhan
oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolism dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus
dan payudara.Janin membutuhkan oksigen jaringan uterus dan
payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk
membuang karbon dioksida.
15) Sistem Persarafan
Hanya sedikit yang diketahui tentang perubahan fungsi
system neurologi selama masa hamil, selain perubahan
neurohormonal, hipotalamik hipofisis. Perubahan fisiologis
spesifik akaibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala
neurologis dan neuromuscular berikut: kompresi saraf panggul,
lotosis dorsolumbal, edema yang melibatkan saraf primer,
akroestesia atau rasa baal dan gatal di tangtan, myeri kepala akibat
ketegangan, nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan
hipokalsemia.

b. Trimester II
1) Vulva dan Vagina
Karena hormone estrogen dan progesteron terus meningkat
dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetika tersebut meningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok.
Peningkatan sensitivitas dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua
kehamilan.Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding
pembuluh darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva.Edema dan varises biasanya
membaik selama periode pasca partum.
2) Serviks
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar
diserviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak.
3) Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi
oleh ruang amnion yang terisi janin dan isumus menjadi bagian
korpus uteri. Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur
berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar kepala
bayi atau tinju tiorang dewasa.Pada saat ini uterus mulai
memasuki rongga peritoneum.
a) 16 minggu fundus tundus uteri kira-kira terletak di antara 1/2
jarak pusat ke Shimpisis
b) 20 minggu fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah
pusat.
c)  24 minggu fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat.
Umumnya seiring pembesaran, uterus berotasi ke kanan.Hal
ini kemungkinan disebabkan adanya kolon rektosiqmoid di
sebelah kiri. Hipertropi ekstensif (pembesaran) ligamentum
teres uteri mempertahankan posisi uterus.Akhirnya uterus yang
membesar ini menyentuh dinding abdomen anterior dan
mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen.Sehgera setelah
bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan
melalui dinding abdomen.Kontraksi ini disebut tanda Braxton
hicks.Salah satu tanda kemungkinan hamil.
Kontraksi Braxton bicks adalah kontraksi tidak teratur yang
tidak menimbulkan nyeri, yang timbul secara intermitten sepanjang
setiap siklus menstruasi.Kontraksi memfasilitasi aliran darah ke
uterus sehingga meningkatkan pengangkutan oksigen ke
uterus.Selain bertambah besar, uterus juga mengalami
perkembangan desidua.Selain bertambah besar uterus juga
mnengalami perubahan berat, bentuk dan posisi.Dinding-dinding
otot menjadi kuat dan elastic.Fundus pada serviks mudah fleksi
yang disebut tanda Mc Donald.Setelah minggu kedelapan korpus
uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan.
Fundus menekan kandung kemih, menyebabkan wanita sering
mengalami urinary frekuensi (sering berkemih).
4) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk
dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.
5) Payudara (Mammae)
Pada kehamilan 12 mingggu ke atas dari putting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
Colostrums ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi. Selama
trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjatr mammae
membuat ukuan payudara meningkat secara progresif. Kadar
hormone luteal dalam plasenta dalam masa hamil meningkatkan
proliferasi duktus laktiterus dan jaringan lobulus alveolar sehingga
pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar.Peningkatan
jaringan glandular menggantikna jaringan ikat akibatnya jaringan
menjadi lebih lunak dan lebih jarang.Peregangan ligamentum
cooper suspensorium fibrosa berlebihan yang menopang payudara
dapat dicegah dengan mengenakan bra maternitas berukuran
sesuai.
6) Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone
progesterone yang meningkat.Selain itu perut kembung juga terjai
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.Wasir (hemoroid)
cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena
hemoroid.Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah.
7) Sistem Respirasi .
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita
hamil seringmengeluhkan sesak napas sehingga meningkatkan
usaha bernapas.
8) Sistem Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan
terjadi proses hemodilusi setelah 24 minggu tekanan darah sedikit
demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi
jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga
menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi
selama masa hamil. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas
terdengar.S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke 20 gestasi.
Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat didengar di
daerah pulmonal. Antara minggu ke 14 dan ke 20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10-15 kali/menit, kemudian
menetap sampai aterm.Dapat timbul palpitasi.
9) Sistem Traktus Urinarius
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar
mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari
uterus.Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas dan
keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang
sampai 7,5 cm karena kandung kemih  bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditujn jukkan oleh hipemeria
kandung kemih dan uretra.Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus
kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai 1500 ml. Pada saat yang sama,
pembesarabn uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
10) Sistem Muskuluskletal
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang
terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan
meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif atau jaringan
yang berhubungan di sekitarnya.
11) Sistem Integumen
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone,
kadar MSH pun meningkat.
12) Sistem Endokrin
Adanya peningkatan hormone estrogen dan progesteron serta
terhambatnya pembentukan FSH dan LH.
13) Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan 0,4-0,5 kilogram/minggu selama sisa
kehamilan.

c. Trimester III
1) Uterus
Uterus pada trimester III itrmus lebih nyata menjadi bagian
korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim
(SBR).Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas
uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang
nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang
lebih tipis.Batas itu di kenal sebagai lingkaran retraksi fisipologis
dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada
dinding SBR.
a) 28 minggu fundus uteri terletak kitra-kira tiga jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke proses ocifoideus (25
cm).
b) 32 minggu fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak
pusat dan proses ocifoideus.
c) 30 minggu fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah proses
ocifoideus (30 cm).
d) 40 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari di
bawah proses ocifoideus (30 cm).
Setelah minggu ke-28 kontraksi brakton bickssemakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumya akanmenghilang
bila wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan. Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat
sehingga sulit diberikan dan kontraksi untuk memulai persalinan.
2) Sistem Uraktus Uranius
Pada terakhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi
hemodilusi menyebabkan metabolism air menjadi lancar.
3) Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami
derajat kesulitan bernafas.
4) Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat
badan mulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah
11-12 kg.
5) Sirkulasi Darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai
level terendah pada minggu 30-32, karena setelah 34 minggu masa
RBC terusd meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan
RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil
lanjut mengeluh sesak napas dan pendek napas.Hal ini ditemukan
pada kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
6) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah
secara menyolok. Peningkatan disgtemsi abdomen yang membuat
panggul miring kedepan, penurunan tonus otot perut dan
peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) vulvatura spinalis.
Pusat gravitasi wanita bergerak kedepan .kurva lumbo
sakrun normal harus semakin melengkung dan didaerah serviks
dorsal harus berbentuk kurvatura, fleksi anterior kepala berlebihan
untuk mempertahankan keseimbangan payudara yang besar dan
posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat
kurva punggung dan lumbal menonjol berdiri akan semakin
membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan
menjadi lebih sulit.Struktur ligament dan otot tulang belakang
bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat.

5. Pemeriksaan penunjang
Beberapa test yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya suatu
kehamilan:
1) Tes urine
Tes urin biasanya lebih akurat bila dilakukan sekitar 14 hari
setelah ovulasi, atau saat tidak mendapatkan haid. Dan dilakukan pada
pagi hari, saat pertama kali bangun tidur, karena saat pagi hari
(bangun tidur) urine dalam keadaan murni belum tercampur oleh zat-
zat makanan yang dikonsumsi. Tes urine ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat strip test. Alat ini dijual pada hampir setiap apotik
dan penggunaan mudah, dengan menempatkan sampel urin pada
semacam tongkat atau piringan. (Ikuti instruksi pada kotaknya).
Hasilnya berupa tanda positif atau negatif. Kadar hCG diatas 5 mIU
biasanya sudah dianggap hamil. Sebagian alat untuk tes urin
mengukur kadar hCG antara 25 – 200 mIU. Tidak ada resiko bila
menjalani tes ini. Cara kerja tes kehamilan ini. Alat tes kehamilan
mendeteksi hormon khusus yang ada dalam urin atau darah yang
hanya ada ketika seorang perempuan sedang hamil. Hormon yang
sering disebut dengan hormon kehamilan ini adalah HCG atau human
chorionic gonadotropin. HCG diproduksi oleh plasenta dan hormon
ini ada dalam tubuh ketika sel telur yang telah dibuahi menempel ke
rahim. Hal ini terjadi sekitar enam hari setelah hubungan seksual.
Tetapi pada beberapa perempuan, lamanya bisa lebih dari enam hari.
Kadar HCG akan meningkat secara drastis seiring dengan
bertumbuhnya janin. Kadar HCG dalam urin meningkat seiring
berjalannya waktu. Jadi, semakin awal melakukan tes kehamilan,
semakin sulit bagi alat tes untuk mendeteksi keberadaan HCG.
2) Tes darah
Tes darah dapat dilakukan sekitar 10 hari setelah ovulasi. Tes
darah biasanya lebih sensitif, tapi harganya lebih mahal dan tidak
mudah dilakukan. Dokter menggunakan dua jenis tes darah untuk
memeriksa kehamilan yakni kualitatif dan kuantitatif. Tes darah dapat
mendeteksi HCG lebih awal daripada tes urin. Tes darah dapat
mendeteksi kehamilan sekitar enam sampai delapan hari setelah
berovulasi (melepaskan sel telur dari ovarium). Tes darah kuantitatif
atau disebut juga tes beta HCG dapat menunjukkan berapa tepatnya
kadar HCG dalam darah bahkan saat kadarnya masih sedikit. Tes
darah kualitatif hanya akan menunjukkan apakah ada HCG atau tidak.
Jenis tes darah ini memiliki akurasi yang sama dengan tes urin.
Selama hamil, mungkin Ibu perlu melakukan pemeriksaan darah
beberapa kali. Jangan khawatir, pemeriksaan ini tidak beresiko
terhadap bayi.
3) Ultrasonografi (USG)
Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan
kehamilan melalui USG yang dapat melihat bagian dalam tubuh
manusia. Dari gambaran yang ditampilkan alat tersebut, dokter akn
melihat didalam rahim terdapat embrio atau tidak. Jika kehamilan
sudah berjalan enam minggu, alat ini sangat membantu dokter
dalam menganalisis suatu kehamilan. Selain melihat ada tidaknya
embrio, penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui
taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan, serta perkiraan berat
badan dan panjang janin.

6. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil


Menurut Romauli (2011) kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya:
a. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I
1) Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan
makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual
dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Pasien
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4 -
0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori
sekitar 23000 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam
mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium). Makan
dengan porsi sedikit namun sering dengan frekuensi sedang. Ibu
hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
2) Pergerakan dan gerakan badan
Selain menyehatkan badan, dengan bergerak secara tidak langsung
hal ini meminimakan rasa malas pada ibu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas yang tidak terlalu berat bagi ibu selama hamil,
bergerak juga mendukung sistem kerja tubuh ibu selama hamil
sehingga ibu yang memiliki nafsu makan yang tinggi dan berat
badan yang lebih dapat terkontrol dan meminimalkan terjadi nya
obesitas/ kegemukan selama hamil. Pergerakan badan ibu sebagai
bentuk olahraga tubuh juga bermanfaat melatih otot-otot dalam ibu
menjadi lebih fleksibel/ lentur sehingga memudahkan jalan untuk
calon bayi ibu saat memasuki proses persalinan.
3) Hygiene dalam kehamilan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi
jangan terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat.
Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dn 1 jam
pada siang hari. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
untuk mengurangi kemungkinan infeksi, setidaknya ibu mandi 2-3
kali perhari, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya
untuk menjamin perencanaan yang sempurna.
4) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu
karena pada waktu itu plasenta telah berbentuk. Pola seksual pada
trimester III saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido
kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat
trimester pertama. Perut yang makin membuncit membatasi
gerakandan posisi nyaman saat berhubungan intim. Pegal
dipunggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat,
nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan
lambung). Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang
persalinan. Sebenarnya tidak ada yang perlu dirisaukan jika
kehamilan tidak disertai faktor penyulit. Hubungan seks sebaiknya
lebih diutamakan menjaga kedekatan emosional daripada rekreasi
fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat
pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Hal tersebut
dapat berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa tidak
nyaman. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan,
menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang menandakan bahwa
proses kelahiran akan mulai. Akan tetapi, jika tidak terjadi
penurunan libido pada trimester ketiga ini, hal itu normal saja. Ibu
hamil berhak mengetahui pola seksual karena dapat terjadi
kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena
orgasme.
5) Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2 (Sartika, Nita. 2016: 16).
b. Kebutuhan ibu hamil trimester II
1) Pakaian
Selama kehamilan Ibu dianjurkan untuk mengenakan pakaian
yang nyaman digunakan dan yang berbahan katun untuk
mempermudah penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk
tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena
dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.
2) Pola Makan
Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat makan ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.
saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Ibuhamil
dianjurkan mengkonsumsi 90 tablet Fe selama hamil. Besarnya
angka kejadian anemia ibu hamil disebabkan karena kurangnya
mengkonsumsi tablet Fe. Efek samping tablet Fe adalah kadang
terjadi mual karena bau tablet tersebut, muntah, perut tidak enak,
susah buang air besar, tinja berwarna hitam, namun hal ini tidak
berbahaya. Waktu yang dianjurkan minum tablet Fe adalah pada
pada malam hari menjelang tidur, hal ini untuk mengurangi rasa
mual yang timbul setelah ibu meminumnya.
3) Ibu diberi imunisasi TT3.
c. Kebutuhan ibu hamil trimester III
1) Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat
badan. Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari
sebelumnya. Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester
ini antara 0,3-0,5 kg/minggu. Kebutuhan protein juga 30 gram
lebih banyak dari biasanya.
2) Seksual
Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali ada
beberapa riwayat berikut yaitu:
a) Pernah mengalami arbotus sebelumnya,
b) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya,
c) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir.
Walaupun ada beberapa indikasi tentang bahaya jika
melakukan hubungan seksual pada trimester III bagi ibu hamil,
namun faktor lain yang lebih dominan yaitu turunnya
rangsangan libido pada trimester ini yang membuat
kebanyakan ibu hamil tidak tertarik untuk berhubungan intim
dengan pasanganya, rasa nyama yang sudah jauh berkurang
disertai ketidaknyamanan seperti pegal/ nyeri di daerah
punggung bahkan terkadang ada yang merasakan adanya
kembali rasa mual seperti sebelumnya, hal inilah yang
mempengaruhi psikologis ibu di trimester III.
d) Istirahat Cukup
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan
tumbuh kembang janinya di dalam kandungan. Kebutuhan
tidur yang efektifyaitu 8 jam/ hari.
e) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal
ini dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. kebersihan
lain yang juga penting di jagayaitu persiapan laktsi, serta
penggunaan bra yang longgar dan menyangga membantu
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ibu.
f) Mempersiapkan kelahiran dan kemingkinan darurat
Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi
penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan
untuk mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan
ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan
rencana jika terjadi komplikasi, termasuk: Mengidentifikasi
kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat
tersebut, Mempersiapkan donor danar, Mengadakan persiapan
financial, Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika
pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat.
g) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
Beberapa tanda-tanda persalinan yang harus:
(1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering dan teratur.
(2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada servik.
(3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(4) Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan
pembukaan telah ada.

7. Penatalaksanaan
Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian,
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar/ normal (Kumalasari,
2015:8). Tujuan asuhan kehamilan, diantaranya:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi,
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu serta bayi,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan,
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif,
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Kumalasari, 2015:9).

Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai


standar, ibu hamil hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan
selama periode antenatal, yaitu: Satu kali kunjungan selama trimester 1
(<14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu
14-28), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke-28-
36 dan sesudah minggu ke-36), dan perlu segera memeriksakan kehamilan
bila dirasakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12
jam (Kumalasari, 2015: 9).

8. Tanda – Tanda Bahaya Kemahilan


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang bisa terjadi selama kehamilan, jika tidak dilaporkan
atau tidak segera terdeteksi dapat menyebabkan kematian pada ibu
(Asrinah, 2010: 154). Macam-macam tanda bahaya kehamilan:
a. Tanda Bahaya Kehamilan Muda
1) Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan muntah
terus-menerus yang berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan,
asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan gangguan Susana
kehidupan sehari-hari (Hutahean, 2013). Klasifikasi hyperemesis
gravidarum menurut (Hutahean, 2013), yaitu:
a) Tingkat I
Hyperemesis gravidarum tingkat I ditandai dengan muntah
yang terus menerus disertai dengan penurunan nafsu
makan dan minum, ibu merasa lelah, berat badan menurun,
nyeri epigatrium, nadi meningkat sekitar 100 x/menit, tekanan
darah turun, turgor kulit kembali di atas 2 detik, lidah kering
serta mata cekung.
b) Tingkat II
Pada hyperemesis gravidarum tingkat II, ibu lebih lemah
dan apatis, turgor kulit kembali diatas 3 detik, lidah mengering
dan tampak kotor, denyut nadi rendah dan cepat, tekanan darah
menurun, suhu tubuh terkadang naik, ditemukan aseton dalam
urine, hemokonsetrasi, oliguria, dan kostipasi.
c) Tingkat III
Hyperemesis gravidarum tingkat III ditandai dengan keadaan
umum ibu lebih parah dari hiperemis derajat satu dan dua,
muntah berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai
koma, denyut nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
suhu tubuh meningkat, berat badan menurun, ensefalopati
Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahn
mental ibu.
2) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang
dari 22 minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar
waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding
rahim) yang dikenal dengan tanda Hartman dan ini normal
terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan
ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi).
Perdarahan dalam proses ini dapat dikatakan normal namun
dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda infeksi. Perdarahan
pervaginampatologis dengan tanda-tanda seperti darah yang
keluar berwarna merah dengan jumlah yang banyak, serta
perdarahan dengan nyeri yang hebat. Perdarahan ini dapat
disebabkan karena abortus, kehamilan ektopik atau mola
hidatidosa.Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan < 20 minggudengan berat janin <
500 gram atau sebelum plasenta selesai (Kusmiyati, 2009).
Jenis-jenis abortus menurut Kusumawati (2014), diantaranya:
a) Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah
tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut.
b) Abortus provokatus (induced abortion) adalah bentuk abortus
yang disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun
alat–alat.
c) Abortus medisinalis adalah abortus yang terjadi karena
indikasi medis seperti riwayat penyakit jantung, hipertensi,
dan kanker.
d) Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
e) Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah bentuk
abortus dimana hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Perdarahan berlangsung banyak, dan dapat membahayakan
ibu.
f) Abortus imminens adalah Abortus yang mengancam terjadi di
mana perdarahan kurang dari 20 minggu, dengan atau tanpa
kram perut bagian baway tanpa dilatasi serviks.
g) Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung
dimana ekspulsi hasil konsepsi belum terjadi tetapi telah ada
dilatasi serviks. Kondosi ini ditandai pada wanita hamil
dengan perdarahan banyak, disertai nyeri kram peut bagian
bawah.
h) Abortus tertunda (missed abortion) adalah keguguran telah
terjadi tapi hasil konsepsi masih tertinggal dalam rahim,
dengan usia kehamilan lebih dari 6 minggu.
3) Mola hidatidosa
Menurut Kemenkes RI (2013), mola hidatidosa adalah bagian
dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh
kelainan pada villi khoironok yang disebabkan oleh poliferasi
trofoblastik dan edem. Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan USG. Beberapa tanda gejala molahidatidosa,
yaitu:
a) Terdapat mual dan muntah yang menetap, terkadang sering
kali menjadi parah,
b) Terdapat perdarahan uterus pada minggu ke-12 disertai
bercak darah dan perdarahan hebat, namun biasanya
berupa rabas yang bercampur darah, dan cenderung
berwarna merah,
c) Tampak ukuran uterus yang membesar namun tidak ada
perkembangan/ aktivitas janin,
d) Terdapat nyeri tekan pada ovarium,
e) Tidak ada denyut jantung janin,
f) Saat palpasi, bagian-bagian janin tidak diteraba/ tidak
ditemukan,
g) Komplikasi hipertensi akibat kehamilan, preeklampsi/
eklampsi sebelum usia kehamilan 24 minggu.
4) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan
pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium
kavum uteri. Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi diberbagai
segmen tuba fallopi, dan 5% sisanya terdapat di ovarium,
rongga peritoneum dan didalam serviks. Jika terjadi ruptur
disekitar lokasi implantasi kehamilan, maka akan terjadi keadaan
perdarahan pasif dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan
ektopik terganggu (RI, Kemenkes, 2013: 114). Faktor-faktor
predisposisi kehamilan ektopik meliputi riwayat kehamilan
ektopik sebelumnya, riwayat operasi tubektomi, penggunaan
IUD, infertilitas, riwayat abortus dan riwayat inseminasi
buatan/ teknologi bantuan reproduktif (assisted reproductive
technology/ ART). Gejala awal yang ditimbulkan yaitu
perdarahan pervaginam dan bercak darah, kadang disertai
nyeri panggul. Diagnosa kehamilan ektopik dapat ditegakkan
dengan melakukan pemeriksaan USG.
5) Anemia
Anemia pada ibu hamil berdasarkan berat badannya dikategorikan
sebagai anemia ringan dan berat. Anemia ringan apabila kadar Hb
dalam darah yaitu 8 gr% hingga kurang dari 11 gr%. Anemia berat
apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr%
(Nurhidayati, 2013: 4). Komplikasi anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital,
abortus/ keguguran serta dampak pada janin menyebabkan
berat lahir rendah. Macam-macam anemia dalam kehamilan
meliputi:
a) Anemia defisiensi zat besi.
Anemia yang ditandai dengan keluhan lemas, pucat dan
mudah pingsan, karena kekurangan zat besi dalam darah dan
kadar Hb < 11 gr%. Dapat ditanggulangi dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti sayur-
sayuran dan daging.
b) Anemia megaloblastik.
Anemia yang terjadi karena kelainan proses pembentukan
DNA sel darah merah yang disebabkan kekurangan
(defisiensi) vitamin B12 dan asam folat.
c) Anemia hipoplastik.
Anemia yang terjadi karena kelainan sumsung tulang
yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
d) Anemia hemolitik.
Anemia yang terjadi karena kerusakan sel darah merah
yang berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
6) Hipertensi Gravidarum
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan sistolik
dan distolik sampai atau melebihi 140/ 90 mmHg. Ibu hamil
yang mengalami kenaikan takanan sistolik sebanyak 30 mmHg
atu diastolik sebanyak 15 mmHg perlu dipantau lebih lanjut.
Hipertensi disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang
dipengaruhi oleh faktor perubahan curah jantung, sistem
saraf simpatis, autoregulasi, dan pengaturan hormon. Hipertensi
dalam kehamilan dibagi menjadi 5 yaitu: hipertensi kronis,
preeklamsi, superimposed, hipertensi gestasional dan eklamsia.
Hipertensi gestasional ditegakkan pada wanita yang tekanan
darahnya mencapai 140/ 90 mmHg atau lebih untuk pertama
kali selama kehamilan, tetapi belum mengalami proteinuria.
Hipertensi gestasional disebut hipertensi transien apabila tidak
terjadi preeklampsia dan tekanan darah kembali normal dalam 12
minggu postpartum. Hipertensi gestasional dapat memperlihatkan
tanda-tanda lain yang berkaitan denganpreeklampsia, seperti
nyeri kepala, nyeri epigastrium, trombositipenia.

b. Tanda Bahaya kehamilan Lanjut


1) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu
sampai sebelum persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan
tidak normal bila ada tanda-tanda seperti keluarnyadarah
merah segar atau kehitaman dengan bekuan,perdarahan
kadang banyak kadang tidak terus menerus,perdarahan
disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti
plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atau dicurigai
adanya gangguan pembekuan darah (Kusumawati, 2014).
a) Plasenta Previa
Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang
berimplantasi diatas atau mendekati ostium serviks interna.
Beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
plasenta previa diantaranya kehamilan ibu sudah usia lanjut
(>22 minggu), multiparitas, serta mempunyai riwayat seksio
caesaria sebelumnya. Gejala umum yang terjadi pada kasus
plasenta previa seperti terjadi perdarahan tanpa rasa
nyeri secara tiba-tiba dan kapan saja, uterus tidak
berkontraksi dan bagian terendah janin tidak masuk pintu
atas panggul. Jenis-jenis plasenta previa diantaranya:
(1) Plsenta previa totalis yaitu posisi plasenta menutupi
ostium internal secara keseluruhan,
(2) Plasenta previa parsialis yaitu posisi plasenta yang
menutupi ostium interna sebagian saja,
(3) Plasenta previa marginalis yaitu posisi plasenta yang
berada di tepi ostium interna,
(4) Plasenta previa letak rendah. yaitu posisi plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus.
b) Solusio Plasenta
Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi lahir,
namun karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas
sebelum waktunya atau yang disebut solusio plasenta.
Beberapa faktor komplikasi sebagai penyebab solusio
plasenta yaitu hipertensi, adanya trauma abdominal,
kehamilan gemelli, kehamilan dengan hidramnion, serta
defisiensi zat besi. Tanda gejala yang ditimbulkan seperti
terjadinya perdarahan dengan nyeri yang menetap,
hilangnya denyut jantung janin (gawat janin), uterus terus
menegang dan kanin naik, perdarahan yang keluar tidak sesuai
dengan beratnya syok.

c) Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah robeknya dinsing uterus pada saat
kehamilan/ persalinan, pada saat umur kehamilan
lebihdari 28 minggu.

2) Ketuban Pecah Sebelum Waktunya


Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi
sebelum persalinan yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran/ peningkatan tekanan uteri yang juga dapat
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks yang dapat dinilai dari cairan ketuban di vagina.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan 37
minggu preterm maupun kehamilan aterm.
B. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan Masa Prenatal
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh. Pengkajian mencakup riwayat kesehatan dahulu, saat
ini, keluarga, profile psikososial, pemeriksaan fisik, ddan pemeriksaan
diagnostik. Pengkajian pada prenatal (Doengoes, 2001; Lowdermilk, 2013;
Hutahaean, 2013) meliputi:
a. Trimester I
1) Identitas Pasien
Kaji identitas ibu meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, bangsa pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, status pernikahan
dan orang yang bertanggung jawab kepada ibu.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan ibu datang ke pelayanan kesehatan untuk
mencari informasi atau untuk diyakinkan mengenai permasalahan
tertentu. Biasanya pada kunjungan pertama memiliki keinginan
untuk mendapatkan informasi mengenai kehamilan yang normal.
Kaji adanya menstruasi tidak lancer dan adanya perdarahan
prevaginam berulang.
3) Kehamilan saat ini.
Bantu ibu untuk menafsirkan tanggal partus (TTP) dan kumpulkan
data dasar yang berguna dalam mengembangkan rencana perawatan
pada ibu tersebut.
4) Riwayat kesehatan.
a) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan samapi saat ibu pergi
ke rumah sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan
prevaginam di luar siklus menstruasi, pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan, harapan dan kekhawatirannya tentang
kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir saat ini,
bantu
b) Riwayat kesehatan masa lalu yaitu kaji apakah ibu memiliki
riwayat pembedahan, apa jenis pembedahannya, kapan
pembedahan tersebut dilakukan, oleh siapa, dan dimana
tindakan tersebut berlagsung, riwayat menstruasi, riwayat
kontrasepsi, riwayat infeksi menular seksual (IMS), pengalaman
kehamilan dan persalianan sebelumnya, adanya komplikasi
pranatal, persalianan dan neonatal serta pasca partum, kebiasaan
termasuk penggunaan tembakau, alholoh, obat-obatan dan
kafein
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Mengkaji setiap kepercayaan budaya tentang kehamilan,
informasi mengenai keluarga dekat wanita, mencakup orang tua,
saudara dan ayah dari bayi ini membantu mengindentifikasi
kelainan keturunan atau genetic atau kondisi lainnya yang
mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya (hipertensi, diabetes
militus, asama, dll).
d) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Aktivitas dan Istirahat
Biasanya ibu menjadi cepat lelah dan menunjukan gejala
keletihan seperti iritabilitas.
(2) Integritas Ego
Menunjukan perubahan presepsi diri.
(3) Eliminasi
Perbuhan pada kostipasi atau frekuensi defekasi,
peningkatan frekuensi perkemihan, pada urin terjadi
peningkatan berat jenis.
(4) Makanan dan Cairan
Pada trisemester pertama terjadi mual, muntah dan
umumnya terjadi nyeri pada ulu hati, penambahan berat
badan 2-4 kg; trisemester ke-2 dan ke-3 masing-masing 11-
12 kg.
(5) Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon atau aktivitas
seksual, dan jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluhan
yang menyertai.

b. Trimester II
1) Identitas ibu, seperti nama, usis, pekerjaan, agama, penanggung
jawab dan alamat ibu, status pernikahan dan pernikahan ke berapa.
2) Berat badan/tinggi badan ibu.
3) Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/tidak, tempat
berkunjung tetap/pindah).
4) Riwayat kehamilan daan persalinan (kehamilan keberapa, apakah
pernah mengalami abortus, preeklamsia, maupunperdarahan).
5) Riwayat imunisasi, seperti MMR, TT uji TORCH dan
penangananya.
6) Aktivitas/ istirahat
a) Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12
minggu), kembali pada tingkat prakehamilan selama setengah
kehamilan terakhir.
b) Denyut nadi dapat meningkat 10-15 x/menit.
c) Murumur sistolik pendek dapat terjadi berhubungan dengan
peningkatan volume.
d) Pingsan (sinkope)
e) Varises.
f) Sedikit edema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.
7) Menunjukan perubahan presepsi diri.
8) Eliminasi
a) Perubahan pada konsistensi atau frekuensi defekasi
b) Peningkatan frekuensi perkemihan
c) Urinalisi, kemungkinan adanya peningkatan berat jenis urine
d) Hemoroid
9) Makanan/cairan
a) Sedikit mual dan muntah
b) Nyeri epigastrik (ulu hati)
c) Penambahan berat badan11-12 kg
d) Membrane mukosa kering, hipetropi jaringan gusi dapat terjadi,
dapat mudah berdarah. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui pada
ibu dengan anemia fisiologis. Sedikit edema dependen. Adanya
sedikit glikosuria. Diastasis rekti (separasi otot rectum) dapat
terjadi akhir kehamilan.
10) Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan, bengkak pada payudara, dan nyeri
punggung.
11) Pernapasan
a) Hidung tersumbat, mukosa lebih merah dari normal
b) Frekuensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran
atau tinggi fundus uterus, pernapasan torakal.
12) Seksualitas
a) Penghentian mestruasi
b) Perubahan respon/ aktivitas seksual
c) Leukorea mungkin ada
d) Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada
umbilicus (20-22 minggu)
e) Prubahan payudara, pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila dipalapasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel Montgomery,
kemungkinan stie Favidarum.
f) Perubahan pigmnetasi, seperti kloasma, linea nigra, palmar
eritema, atau spider nevi.
g) Tanda-tanda goodel, hegar dan chadwick positif.
13) Interaksi sosial
Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi, tahap
maturasi atau perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilna, respon anggota keluarga lain dapat bervariasi
dari positif dan mendukung sampai disfungsional.

c. Trimester III
1) Sistem reproduksi
a) Uterus bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
dan adanya kontraksi Braxton hick.
b) Serviks yang sering mengeluarkan mucus
c) Vagina yang menjadi hyperemia dan leukorea meningkat
d) Payudara menjadi membesar dan kolostrum bertambah
2) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung meningkat, curah jantung meningkat 40%, serta
volume darah meningkat 30-50%.
3) Sistem pernafasan
Diafragma tertekan keatas, iga ekspansi, dan konsumsi oksigen
meningkat
4) Sistem urinaria
Frekuensi miksi meningkat, filtrasi glomelurus meningkat, dan
konsentrasi albumin meningkat.
5) Sistem musculoskeletal
Ibu kemungkinan mengalami lordosis
6) Sistem integumen
Pigmentasi meningkat, aktivitas kelenjar keringat meningkat,
rambut menipis, dan kuku cepat patah serta mudah tumbuh.
7) Sistem gastrointestinal
Mulut dan gusi hiperemis, gusi sensitif, kapasitas gaster menurun,
motilitas menurun, dan absorbs nutrisi serta air meningkat.

8) Sistem endokrin
Kelenjar pituitary, prolaktin, oksitosin, dan tiroid meningkat. Basal
metabolic rate (BMR) meningkat dan fungsi plasenta maksimal.
9) Pengkajian janin
a) Pembukaan pada leopad
b) Pergerakan janin kuat
c) Pada USG janin sudah lengkap
d) Non-stress test (NST)

Selain pengkajian data diatas, dilakukan pula pemeriksaan fisik


secara umum (status general) untuk mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat (lokal) (Reeder, 2011), meliputi:
a. Keadaan umum
Kesdaran, postur tubuh dan penampilan fisik
b. Kepala dan Leher
Inspeksi: dengan otooftalmoskop, dan inpeksi visual didaerah mulut
palpasi: nodul, tiroid. Hasil:
1) Normal : hyperemia pada membrane mukosa, nasal dan bukal,
sedikit pembesaran tiroid yang menyebar.
2) Abnormal: pembesaran nodus limpa, nyeri tekan tiroid,
pembesaranan nodulus atau pembesaran tiroid yang tidak teratur,
lesi pada mata atau mulut, caries dan abses gigi, infeksi telinga).
c. Dada dan Jantung
Auskultasi dengan stetoskop, perkusi, dan inspeksi. Hasil:
1) Normal: paru bersih ; irama jantung teratur ( terkadang terdapat
murmur fungsional yang lembut dan pendek akibat perubahan
hemodinamik saat kehamilan ).
2) Abnormal: suara paru lain (krepitasi, mengirongki), irama jantung
tidak teratur,murmur non-fisiologis.

d. Payudara
Palpasi dan inspeksi putting susu, payudara dan aksila. Hasil:
1) Normal: pembesaran payudara dengan peningkatan pola vaskular;
areola menjadi gelap dengan penonjolan tuberkel; terdapat cairan
encer berwarna kuning yang keluar dari puting pada akhir
kehamilan.
2) Abnormal : terdapat massa atau nodulus; rabas berdarah atau
serosangulnosa dari putting; lesi puting; eritema.
e. Kulit
Inspeksi dan palpasi. Hasil:
1) Normal : perubahan pigmentasi (linea nigra, topeng kehamilan),
pembesaran nevus, tampak angioma seperti sarang laba-laba
( spider angioma), eritema berbercak pada tangan.
2) Abnormal: pucat, ikterus, ruam,lesi kulit.
f. Ektremitas
Infeksi visual dan palpasi, perkusi dengan palu refleks ( reflex
hammer). Hasil:
1) Normal: edema ringan pada pretibia dan pergelangan kaki di
trimester III, tangan sedikit edema pada cuaca yang panas.
2) Abnormal: keterbatasan gerak; varises; edema cukup besar pada
pretibial, tangn atau pergelangan kaki ; hiperrefleksi dan klonus.
g. Abdomen
Palpasi, infeksi, auskultasi, perkusi. Hasil:
1) Normal: Pembesaran uterus, sketsa janin teraba pada akhir
kehamilan, terdengar denyut jantung janin, kontraksi pada trimester
terakhir.
2) Abnormal: uterus terlalu besar atau terlalu kecil yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan, tidak terdengar suara denyut jantung janin
selama lebih dari 10 minggu (dengan menggunakan doppler), posisi
janin melintang, kelapa janin di fundus, kontraksi uterus kuat,
pembesaran hati atau limfa.
Pengukuran tinggi fundus uteri adalah merupakan pemeriksaan palpasi
abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopad (yang
sering) I, II, III, dan IV:
Usia kehamilan berdasarkan TFU pada pemeriksaan palpasi leopad 1
TFU USIA KEHAMILAN

3 jari diatas pusat 28 minggu

Pertengahan px dan pusat 32 minggu

Setinggi px atau 2-3 jari di bawah px 36 minggu

Pertengahan px dan pusat 40 minggu

1) Leopad I

Digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin


dalam fundus, dan konsistensi fundus. Pada letak kepala akan terba
bokong pada fundus, yaitu tidak keras, tidak melenting, dan tidak
bulat. Pariasi knebel dengan menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di atas fundus dan tangan lain di atas simfisis.
Langkah-langkah pemeriksaan leopad I: pemeriksa menghadap
muka ibu dan berada disisi kanan ibu, menentukan tinggi fundus,
meraba bagian janin yang terletak di fundus dengan kedua telapak
tangan dan apakah teraba bulat, besar lunak (bokong) atau bulat,
besar keras (kepala) atau teraba tahanan memanjang (punggung)
atau terba bagian kecil-kecil (ekstremitas). Pada kehamilan aterm
dengan presetasi kepala pada pemeriksaan leopard I akan teraba
bulat, besar, luna (bokong).
2) Leopad II

Menentukan batas samping rahim kanan atau kiri dan menentukan


letak punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak,
yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam leopad
II terdapat variasi budin dengan menentukan letak punggung
dengan satu tangan menekan difundus. Variasi Ahfeld dengan
menentukan letak punggung dengan pinggir tanagn kiri diletakkan
ditengah perut.
Langka-langakah pemeriksaan leopad II: pemeriksa menghadap
muka ibu dan berada disisi kanan ibu, meraba bagaian janin yang
terletak di sebalah kanan ataupun kiri uterus dengan menggunakan
kedua telapak tangan. Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong)
atau bulat, besar, keras (kepala), atau teraba tahanan memanjang
(punggung) atau teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas). Pada
pemerikasaan leopad II akan teraba tahanan memanjang (punggung)
di satu sisi dan teraba bagian kecil-kecil (ektremitas) disisi lain.
3) Leopad III

Menentukan bagian terbawah janin di atas simfisis ibu dan bagian


terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih
digoyangkan.
Langkah-langkah pemeriksaaan lelopad III: pemeriksa menghadap
muka ibu dan disisi kanan ibu, meraba bagian janin yang terletak
diatas simfisis pubis sementara tangan yang lain menahan fundus
untuk fiksasi. Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong) atau bulat,
besar, keras (kepala) atau teraba tahanan memanjang (punggung)
atau teraba bagian kecil-kecil (ektremitas). Pada kehamilan aterm
pada presentasi keapala, pada pemeriksaan leopad III akan teraba
bulat, keras, besar (kepala).
4) Leopad IV.
Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin sudah
masuk (pintu atas panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP
telah melampaui lingkaran terbesarnya maka tangan yang
melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan pemeriksa konvergen.
Langkah-langkah pemeriksaan lleopad IV: pemeriksa menghadap
kaki ibu dan menentukan apakah bagian terbawah janin
menggunakan jari-jari tangan yang dirapatkan apabila
presentasinya:
a) Konvergen: bagian terbawah janin belum masuk ke PAP.
b) Sejajar: bagian terbawah janin sebagian telah masuk ke PAP.
c) Divergen: bagian terbawah janin telah masuk ke PAP.

Menurut Mc. Donald pemeriksaan TFU dapat dilakukan dengan


menggunakan metlin (pita pengukur), dengan cara memegang tanda
nol pita pada aspek superior simpisis pubis dan menarik pita secara
longitudinal sepangjang aspek tengah uterus ke ujung atas fundus,
sehingga dapat ditentukan TFU (Manuaba, 2010).
h. Panggul
Pemeriksaan speculum, pemeriksaan bimanual dengan inspeksi dan
palpasi, pengambilan specimen. Hasil:
1) Pemeriksaan speculum
a) Normal: warna kebiruan pada mukosa vagina dan serviks,
serviks mengalami kongesti, ektroplon pada multigravida,
peningkatan leukoria.
b) Abnormal : rabas berwarna kuning purulen, berbusa, seperti
keju putih atau abu-abu homogen, berbau tidak sedap; lesi pada
serviks rapuh, berdarah;lesi vagina, pendarahan dari lubang
serviks, cairan amnion.
2) Pemeriksaan bimanual
a) Normal: serviks lunak, dapat memuat satu atau dua jari
(bergantung pada gravida dan usia kehamilan); uterus melunak
dan membesar; kepada atau bagian janin dapat dirasakan pada
segmen bawah uterus; konfigurasi panggul ginekoid.
b) Abnormal : serviks berdilatasi dan menipis (kecuali persalinan
telah dimulai); terdapat massa di serviks atau vagina; cairan
amnion berlebihan (uterus membesar secara tidak lazim);
terdapat massa atau terasa penuh di adneksa ; terdapat massa di
rectum ; hemoroid; kontraksi di pintu atas panggul (pelvic inlet),
panggul bagian tengah (midpelvis), atau pintu bawah panggul
(pelvik outlet).
3) Pap Smear
a) Normal : metaplasia squamosal, negatif atau normal; estrogen
adekuat atau meninggkat; terdapat sel endo serviks ; hyperplasia
yang dianggap dalam batas normal.
b) Abnormal: inflamasi; adanya Trichomonas atau jamur; estrogen
berkurang atau tidak ada; sel atipikal atau mencurigakan;
hyperplasia atipikal; dysplasia, neoplasia,atau karsinoma.
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan selama masa prenatal
untuk menunjang dalam menegakan diagnose (hutahaean, 2013), meliputi:
1) Pemeriksaan darah menunjukan anemia, hemoglobinopatis (misalnya
erirosit berbentuk sel sabit).
2) Golongan darah, yaitu ABO dan RH untuk mengidentifikasi risiko
terhdap ikompabilitas
3) Usap vagina atau rectal, yaitu tes untuk neisseria, gonorrhea, dan
chlamydia.
4) Tes serologi, yaitu menentukan adanya sifilis (rapid plasma reagen-
RPR), penyakit hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh
kulit vagina, lesi, atau abnormalitas lainnya.
5) Skrining terhadap HIV, hepatitis dan tuberculosis.
6) Papaniculou smear untuk mengidentisifikasi neoplasma, herpes simplex
tipe 2.
7) Urinealisis untuk menskrining kondisi medis (misalnya: pemastian
kehamilan, infeksi, diabetes, dan penyakit ginjal).
8) Tes serum atau urine untuk gonadotropin chorionic hormone (HCG)
9) Sonografi untuk melihat keberadaan janin.
10) Skrining glukos serum biasanya dilakukan antara 24 dan 28 minggu
pada trisemester II dan III.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Trisemester I
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen kejaringan/ sel.
2. Kontipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual/muntah
4. kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan masukan/
kehilangan cairan yang berlebih (muntah)
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(mis; proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
6. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
7. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan
8. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
9. Defisit pengetahuan berhubungan kurang terpapar informasi.
10. Resiko jatuh berhubungan dengan anemia.

b. Trisemester II
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan sirkulasi, perubahan prelod ( penurunan alir balik vena),
dan afterload (peningkatan tahapan vaskuler perifer), hipertrofi
ventrikel.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
4. Nyeri akut berhubungan dengan kenaikan berat badan saat
kehamilan, perubahan postur, peregangan otot rectus abdominis,
perubahan hormonal.
5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
7. Resiko ketidakefektif proses kehamilan melahirkan berhubungan
dengan krisis situasi, kerentanan pribadi, dan presepsi tidak realistis.
8. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(mis; proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
9. Risiko jatuh berhubungan dengan anemia.
c. Trisemester III
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan sirkulasi, perubahan prelod ( penurunan alir balik vena),
dan afterload (peningkatan tahapan vaskuler perifer), hipertrofi
ventrikel.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen kejaringan/ sel.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus
4. Hipertermi berhubungan dengan laju metabolism
5. Nyeri akut berhubungan dengan kenaikan berat badan saat
kehamilan, perubahan postur, peregangan otot rectus abdominis,
perubahan hormonal.
6. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
7. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan pada
mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
9. Kontipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
10. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(mis; proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
11. Risiko jatuh berhubungan dengan anemia.
3. Intervensi
a. Trimester I
N Diagnosa Rencana tujuan Rencana Tindakan Rasional
o
1 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Perhatikan status 1. Kejadian perdarahan
perfusi jaringan asuhan keperawatan fisiologis ibu, potensial merusak
perifer … x 24 jam status sirkulasi dan hasil kehamilan,
berhubungan diharapkan perfusi volume darah. kemungkinan
dengan penurunan ke jaringan/ sel 2. Lakukan menyebabkan
suplai oksigen efektif dengan pemeriksaan fisik hipovolemia atau
kejaringan/ sel kriteria hasil: CRT dengan hipoksia
1. Tidak terdapat menekan kuku uteroplasenta.
kelembaban) pasien. 2. Keadaan capillary
perubahan 3. Auskultasi dan refill test yang tidak
karakteristik laporkan DJJ, catat kembali dalam waktu
kulit (rambut, bradikardi, atau kurang dari 2 dapat
kuku. takikardi. Catat menandakan anemia.
2. Tidak terdapat perubahan pada 3. Mengkaji
kebiruan pada aktivitas janin berlanjutnya hipoksia
kulit (hipoaktif atau janin. Pada awalnya
3. CRT dalam hiperaktif). janin berespon pada
batas normal 4. Catat kehilangan penurunan kadar
(kembali dalam darah ibu mungkin oksigen dengan
kurun waktu dan adanya takikardia dan
kurang dari 2 kontraksi uterus. peningkatan gerakan.
detik) 5. Anjurkan tirah Bila tetap deficit,
baring pada posisi bradikardia dan
miring kiri penurunan aktivitas
6. Berikan suplemen terjadi.
oksigen pada klien 4. Bila kontraksi uterus
7. Lakukan/ ulang disertai dilatasi
NST sesuai serviks, tirah baring
indikasi dan medikasi
8. Ganti kehilangan mungkin tidak efektif
darah/ cairan ibu. ddalam
mempertahankan
kehamilan.
Kehilangan darah ibu
secara berlebihan
menurunkan perfusi
plasenta.
5. Menghilangkan
tekanan vena kava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta atau
janin dan pertukaran
oksigen.
6. Meningkatkan
ketersediaan oksigen
untuk ambilan
janin.sehingga
kapasitas oksigen
yang dibawa janjin
meningkat.
7. Mengevaluasi secara
elektronik respon DJJ
terhadap gerakan
janin, bermanfaat
dalam menentukan
kesejahteraan janin
(tes reaktif) versus
hipoksia (nonreaktif).
8. Mempertahankan
volume sirkulasi yang
adekuat untuk
transport oksigen.
Bila penyimpanan
oksigen menetap,
janin kehabisan
tenaga untuk
melakukan
mekanisme koping,
dan kemungkinan SSP
rusak / janin
meninggal.
2 Konstipasi Setelah diberikan 1. Monitor bising 1. Untuk
berhubungan asuhan keperawatan usus mengetahuipenuruna
dengan penurunan selama …x 24 jam n bising usus.
mortilitas traktus diharapkan 2. Monitor feses : 2. Untuk mengetahui
gastrointestinal konstipasi dapat frekuensi, frekuensi, konstitensi
teratasi dengan konsistensi. fases.
kriteria hasil : 3. Meningkatkan
1. Mempertahanka 3. Anjurkan latihan peristaltic dan
n bentuk feses ringan secara membantu mencegah
lunak setiap 1-3 teratur, seperti konstipasi. Latihan
hari jalan kaki. Beri keras dianggap dapat
2. Bebas dari tahu klien supaya menurunkan sirkulasi
ketidaknyamana menghindari uteroplasenta,
n dan konstipasi latihan yang lama kemungkinan
dan keras. mengakibatkan
Perhatikan radikardia janin,
keyakinan budaya hipertemia, atau
tentang hal ini. retradasi
pertumbuhan.
4. Bulk dan kosistensi
dalam pilihan diet
4. Berikan informasi membantu
diet tentang buah- meningkatkan
buahan segar, keefektifan pola
sayuran, padi- defekasi.
padian, serat,
makanan kasar,
dan masukan
cairan adekuat
3. Ketidakseimbanga Setelah diberikan 1. Tentukan 1. Kesejahteraan
n nutrisi kurang asuhan keperawatan keadekuatan janin/ibu bergantung
dari kebutuhan selama …x 24 jam kebiasaan asupan pada nutrisi ibu
tubuh berhubungan diharapkan nutrisi nutrisi selama kehamilan
dengan ibu terpenuhi dulu/sekarang sebagimana selama 2
mual/muntah dengan kriteria hasil menggunakan tahun sebelum
: batasan 24 jam. kehamilan
1. Porsi makan Perhatian kondisi 2. Memakan bahan
yang disediakan rambut, kuku, dan bukan makanan pada
habis kulit kehamilan mungkin
2. Penambahan 2. Perhatiakan adanya didasarkan pada
berat badan pika/ngidam. Kaji kebutuhan
sesuai usia pilihan bahan psikologis, fenomena
kehamilan makanan dan budaya, respon
tingkat motivasi terhadap lapar dan
untuk memakannya atau respon tubuh
3. Timbang berat ibu, terhadap kebutuhn
pastikan berat nutrisi.
badan pregravid 3. Ketidakadekuatan
biasanya sebelum penambahan berat
kehamilan. Berikan badan pranatal dan
informasi tentang atau dibawah berat
penambahan badan normal masa
pranatal yang kehamilan,
optimum meningkatkan resiko
4. Tinjau ulang terhambatnya
frekuensi dan pertumbuhan
beratnya intrauterin (IUGR)
mual/muntah pada janin dengan
5. Rujuk pada berat badan lahir
program makanan rendah.
ibu, bayi, dan anak- 4. Mual/muntah
anak dengan tepat trimester pertama
dapat berdampak
negatif pada status
nutrisi prenatal,
khususnya pada
periode kritis
perkembangan janin
5. Yayasan
penyelenggara
program makanan
suplemen membantu
meningkatkan secara
optimal nutrisi
ibu/janin
4 kekurangan Setelah diberikan 1. Monitor status 1. Mengetahui seberapa
volume cairan asuhan keperawatan hidrasi besar status hidrasi
berhubungan …x 24 jam ( kelembaban ibu
dengan ciran yang diharapkam volume membran mukosa, 2. Memantau tanda-
berlebih. cairan terpenuhi nadi adekuat, tanda vital ibu
dengan kriteria hasil tekanan darah 3. Memantau cairan
: ortostatik) intak dan output ibu
1. Turgor kulit 2. Monitor vital sign 4. Peran keluarga
elastis 3. Monitor status sangat penting dalam
2. Membran cairan termasuk proses membantu ibu
mukosa lembab intake dan output untuk makan
cairan 5. Membantu
4. Dorong keluarga pemberian cairan
untuk membantu melalui IV
pasien makan
5. Kolaborasi
pemberian cairan
IV
5 Gangguan citra Setelah diberikan 1. Tentukan sikap 1. Perasaan klien
tubuh berhubungan asuhan keperawatan terhadap kehamilan, terhadap kehamilan
dengan perubahan …x 24 jam perubahan citra mempengaruhi
fungsi tubuh (mis; diharapkan ibu tubuh, dan situasi kemampuannya
proses penyakit, menerima citra pekerjaan, dan mengembangkan
kehamilan, tubuhnya dengan bagimana hal ini perasaan positif
kelumpuhan) kriteria hasil : dipandang oleh terhadap perubahan
1. Kepuasan orang terdekat bentuk tubuhnya,
dengan fungsi 2. Identifikasi hal sebagiman
tubuh mendasar dari harga kemapuannya
2. Penyesuaian diri klien beradaptasi positif
terhadap sehubungan dengan terhadap peran
perubahan perubahan karena menjadi orang tua.
fungsi tubuh hamil dan tanggung 2. Perubahan citra tubuh
jawab yang terjadi secara normal
berhubungan karena perubahn
dengan peran baru bentuk tubuh. Hal ini
tersebut. Dapat menimbulkan
3. Kaji sistem krisis situasi yang
pendukung seperti berdapak negatif
bibi, nenek, terhadap kehamilan
kultural, healer, dan maupun kemampuan
sebagainya. menjadi orang tua
4. Tinjau ulang pada klien dengan
perubahan fisiologi harga diri buruk dan
selama kehamilan; identitas ego lemah.
yakinkan klien 3. Dukungan yang
bahwa perasaan adekuat dapat
yang campur aduk membantu klien
adalah normal. mengatasi perubahan
Sediakan suasana bentuk tubuhnya
untuk secara positif dan
mendiskusikan memperthankan harga
perasaanya. diri positif.
4. Membantu
menurunkan setres
berhubungan dengan
kehamilan.
Mengungkapkan
perasaan lain dari
biasanya, sikap, dan
pengalaman masalalu.
6 Gangguan Setelah diberikan 1. Berikan informasi 1. Membantu ibu
eliminasi urin asuhan keperawatan tentang perubahan memahami alasan
berhubungan …x 24 jam perkemihan psikologis dari
dengan diharapkan ibu berhubungan frekuensi berkemih
pembesaran uterus, mengerti tentang dengan trisemester I dan nokturia.
peningkatan perubahan pola 2. Anjurkan ibu untuk Pembesaran uterus
tekanan abdomen, eliminasi urin melakukan posisi trisemester I
sering berkemih. dengan kriteria hasil meiring saat tidur. 2. Meningkatkan perfusi
: Perhatikan keluhan- ginjal
1. Mampu keluhan nokturia. 3. Posisisi ini
mengungkapkan 3. Anjurkan ibu unruk memungkinkan
pemahaman mnghindari posisi terjadinya sindrom
tentang tegak dalam waktu vena cava dan
kondisinya. yang lama. menurunkan aliran
2. Mampu 4. Berikan informasi vena.
mengidentifikasi mengenai perlunya 4. Mempertahankan
cara-cara untuk masukan cairan 6-8 tingkat cairan dan
mencegah stasis gelas/hari,penuruna perfusi ginjal adekuat,
urinariu dan atau n masukan 2-3 jam yang mengurangi
edema jaringan. sebelum nattrium diet untuk
beristirahat, dan mempertahankan
penggunanan status isotonic.
garam, makanan, 5. Kehilangan atau
dan produk pembatasan natrium
mengandun natrium dapat sangat menekan
dalam jumlah regulator renin-
sedang angiotensin-
5. Berikan informasi aldosteron dari kadar
mengenai bahaya cairan, mengakibatkan
menggunakan dehidrasi atau
diuretik dan hipovolemia berat.
penghilangan 6. Dapat
natirum dari diet. mengidentifikasi
6. Tes urine spasme glomelurus
midstream untuk atau penurunan
memeriksa perfusi ginjal
albumin. berkenaan dengan
hipertensi akibat
kehamilan.
7 Gangguan rasa Setelah diberikan 1. Identifikasi tingkat 1. Mengetahui
nyaman asuhan keperawatan kecemasan tingkatan kecemasan
berhubungan …x 24 jam 2. Gunakan yang dialami pasien
dengan gangguan diharapkan pendekatan yang 2. Untuk meningkatkan
adaptasi kehamilan gangguan rasa menenangkan hubungan saling
nyaman teratasi 3. Bantu pasien percaya dan pasien
dengan kriteria hasil mengenai situasi merasa nyaman
: yang menimbulkan 3. Agar mengetahui
1. Mampu kecemasan situasi mana yang
mengontrol 4. Dorong pasien dapat menimbulkan
kecemasan untuk kecemasan bagi
2. Status mengungkapkan pasien
kenyamanan perasaan, 4. Agar pasien dapat
meningkat ketakutan, persepsi mengungkapkan
5. Intruksikan pasien perasaannya,
menggunakan ketakutan yang
teknik relaksasi dialami dan
persepsinya
5. Agar pasien menjadi
lebih relaks
8 Ansietas Setelah diberikan 1. Identifikasi tingkat 1. Untuk mengetahui
berhubungan asuhan keperawatan kecemasan tingkat kecemasan
dengan krisis …x 24 jam 2. Gunakan pasien
situasional diharapkan ansietas pendekatan yang 2. Untuk meningkatkan
teratasi dengan menenangkan rasa percaya pasien
kriteria hasil : 3. Dorong pasien 3. Agar pasien dapat
1. Klien mampu untuk mengungkapkan
mengidentifikasi mengungkapkan tentang presaannya,
dan perasaan, ketakutan yang
mengungkapkan ketakutan, persepsi dialami dan persepsi
gejala cemas 4. Intruksikan pasien 4. Dengan teknik
2. Postur tubuh, menggunakan relaksasi pasien
ekspresi wajah, teknik relaksasi dapat mengontrol
bahasa tubuh kecemasannya.
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
9 Defisit Setelah diberikan 1. Kaji ulang status 1. Perubahan pada
pengetahuan asuhan keperawatan nutrisi ibu. nutrisi ibu dapat
berhubungan …x 24 jam 2. Hindari penggunaan menurunkan cadangan
dengan kurang diharapkan deficit tembakau zat besi pada janin,
terpapar informasi pengetahuan dapat 3. Berikan informasi membatasi cadangan
teratasi dengan tentang risiko terapi lemak, memperlambat
kriteria hasil : obat perkembangan
1. Ibu dapat 4. Pantau profil neurologis pada
mengidentifikasi biofisik janin neonates/ anak dan
faktor-faktor menentukan
risiko cidera. 2. Peran penyuluh atau
2. Mengubah gaya konselor dapat
hidup/ perilaku memberikan
yang bimbingan antisipasi
menurunkan dan peningkatan
risiko. tanggung jawab
individu terhadap
kesehtan.
3. Berikan memberikan
informasi untuk
mebantu
mengidentifikasi
kebutuhan-
kebutauhan dan
membauat rencana
perawatan. Ketakutan
biasanya timbul dari
kesalahan informasi
dan dapat
mengganggu
pembelajaran
selanjutnya.
4. Informasi mendorong
penerimaan tanggung
jawab dan
peningkatan
keinginan untuk
melakukan perawtaan
diri.
10 Resiko jatuh Setelah diberikan 1. Mengidentifikasi 1. Agar mengetahui
berhubungan asuhan keperawatan defisit kognitif atau keadaan fisik pasien
dengan anemia …x 24 jam fisik pasien yang yang dapat
diharapkan resiko dapat meningkatkan potensi
jatuh teratasi meningkatkan jatuh
dengan kriteria potensi jatuh dalam 2. Agar mengetahui
hasil: lingkungan tertentu perilaku berbahaya
1. Perilaku 2. Mengidentifikasi yang dapat
pencegahan perilaku dan faktor mempengaruhi resiko
jatuh : tindakan yang jatuh.
individu atau mempengaruhi 3. Untuk meminimalkan
pemberian risiko jatuh kejadian cedera pada
asuhan untuk 3. Ajarkan pasien saat jatuh.
meminimalkan bagaimana jatuh 4. Agar pasien lebih
faktor resiko untuk aman saat berjalan
yang dapat meminimalkan dan menghindari
memicu jatuh cedera. resiko jatuh
dilingkungan 4. Sarankan alas kaki
individu yang aman.
b. Trimester II
No Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 Penurunan curah Setelah diberikan 1. Tinjau ulang proses 1. Untuk mengetahui
jantung asuhan fisiologis dan keadaan jantung ibu
berhubungan keperawatan …x perubahan normal dalam keadaan
dengan 24 jam diharapkan dan abnormal, normal atau
peningkatan penurunan curah tanda-tanda dan, abnormal.
kebutuhan jantung dapat gejala-gejala. 2. Mur-mur dapat
sirkulasi, teratasi dengan 2. Auskultasi bunyi menandakan
perubahan prelod kriteria hasil : jantung ; catat terjadinya
( penurunan alir 1. Tetap adanya mur-mur. kerusakan.
balik vena), dan normotensive 3. Ukur tekanan darah 3. Peningkatan tekanan
afterload selama dan nadi. Laporkan darah dapat
(peningkatan perjalanan jika peningkatan menunjukakan
tahapan vaskuler pranatal sitolik lebih dari 30 HAK, khususnya
perifer), hipertrofi 2. Bebas dari eema mmHg dan diastolic pada klien dengan
ventrikel. patologisn dan lebih dari 15 mmHg. penyakit jantung
tanda-tanda 4. Kaji adanya atau ginjal atau
HAK kelemahan ajurkan adanya kehamilan
3. Mengidentifikas klien untuk multifel serta
i cara-cara menghindari molahidatidosa.
untuk perubahan posisi 4. Perubahan posisi
mengontrol dan dengan cepat. cepat dapat
menurunkan 5. Anjurkan klien mengakibatkan
masalah untuk menghindari pusing saat darah
kardiovaskuler. menyilang kaki, terkumpul di
duduk dan berdiri ekstremitas bawah,
dalam waktu lama: menurunkan volume
pasang kaos kaki sirkulasi.
penyokong sebelum 5. Meningkatkan aliran
bangun pada pagi darah balik vena dan
hari; menggunakan menurunkan resiko
pakaian yang terjadinya edema
longgar, tidak ketat, varises atau
meninggikan kaki, trombosis vena.
panggul dan vulva
vertical ke dinding 3
x sehari selama 20
menit.
2 Pola nafas tidak Setelah diberikan 1. Kaji status 1. Menentukan luas
efektif asuhan pernafasan atau beratnya
berhubungan keperawatan …x 2. Dapatkan riwayat masalah, yang
dengan pergeseran 24 jam diharapkan dan pantau masalah terjadi pada kira –
diafragma karena pola nafas efektif medis yang terjadi kira 60% klien
pembesaran uterus dengan kriteria atau ada sebelumnya pranatal. Meskipun
hasil : 3. Anjurkan sering kapasitas meningkat,
1. Melaporkan istirahat, tambah fungsi pernafasan
penurunan waktu untuk diubah saat
frekuensi atau melakukan aktivitas kemampuan
beratnya tertentu, dan latihan digfragma untuk
keluhan ringan seperti turun pada inspirasi
2. Mendemontrasi berjalan. berkurang oleh
kan prilaku 4. Tinjau ulang pembesaran uterus.
yang tindakan yang dapat 2. Masalah lain dapat
mengoptimalka dilakukan klien terus mengubah pola
n fungsi untuk mengurangi pernafasan dan
pernafasan. masalah dengan menurunkan
menggunakan posisi oksigenasi jaringan
semi fowler untuk ibu atau janin
duduk atau tidur bila 3. Menurunkan
gejala berat kemungkinan
gejala-gejala
pernafasan.
4. Postur yang baik
membantu
memaksimalkan
penurunan
digpragmatik,
pengubahan posisi
tegak dapat
meningkatkan
ekspansi paru sesuai
penurunan uterus
gravit.
3 Gangguan Setelah diberikan 1. Berikan informasi 1. Membantu ibu
eliminasi urin asuhan tentang perubahan memahami alasan
berhubungan keperawatan …x perkemihan psikologis dari
dengan pembesaran 24 jam diharapkan berhubungan dengan frekuensi berkemih
uterus, peningkatan ibu mengerti trisemester I dan nokturia.
tekanan abdomen, tentang perubahan 2. Anjurkan ibu untuk Pembesaran uterus
sering berkemih. pola eliminasi urin melakukan posisi trisemester I
dengan kriteria meiring saat tidur. 2. Meningkatkan
hasil : Perhatikan keluhan- perfusi ginjal
1. Mampu keluhan nokturia. 3. Posisisi ini
mengungkapkan 3. Anjurkan ibu unruk memungkinkan
pemahaman mnghindari posisi terjadinya sindrom
tentang tegak dalam waktu vena cava dan
kondisinya. yang lama. menurunkan aliran
2. Mampu 4. Berikan informasi vena.
mengidentifikas mengenai perlunya 4. Mempertahankan
i cara-cara masukan cairan 6-8 tingkat cairan dan
untuk mencegah gelas/hari,penurunan perfusi ginjal
stasis urinariu masukan 2-3 jam adekuat, yang
dan atau edema sebelum beristirahat, mengurangi nattrium
jaringan. dan penggunanan diet untuk
garam, makanan, mempertahankan
dan produk status isotonic.
mengandun natrium 5. Kehilangan atau
dalam jumlah pembatasan natrium
sedang dapat sangat
5. Berikan informasi menekan regulator
mengenai bahaya renin-angiotensin-
menggunakan aldosteron dari kadar
diuretik dan cairan,
penghilangan mengakibatkan
natirum dari diet. dehidrasi atau
6. Tes urine midstream hipovolemia berat.
untuk memeriksa 6. Dapat
albumin. mengidentifikasi
spasme glomelurus
atau penurunan
perfusi ginjal
berkenaan dengan
hipertensi akibat
kehamilan.
4 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Mengindikasikan
berhubungan asuhan perhatikan lokasi, kebutuhan untuk
dengan kenaikan keperawatan …x intensitas (skala 0- intervensi dan juga
berat badan saat 24 jam diharapkan 10), frekuensi, dan tanda-tanda
kehamilan, nyeri pada ibu waktu. Menandai perkembangan/
perubahan postur, berkurang dengan gejala nonverbal resolusi komplikasi.
peregangan otot kriteria hasil: misalnya gelisah, Catatan : sakit yang
rectus abdominis, 1. Pasien takikardia, dan kronis tidak
perubahan menunjukkan meringis. menimbulkan
hormonal. ekspresi wajah 2. Dorong perubahan
rileks. pengungkapan autonomik.
2. Pasien dapat perasaan. 2. Dapat mengurangi
tidur atau 3. Berikan aktivitas ansietas dan rasa
beristirahat hiburan, mis : takut, sehingga
secara adekuat. membaca, mengurangi persepsi
3. Pasien berkunjung, dll. akan intensitas rasa
menyatakan 4. Berikan posisi tidur sakit.
nyeri berkurang. yang tepat (miring 3. Memfokuskan
4. Pasien tidak kiri atau kanan). kembali perhatian;
mengeluh 5. Instruksikan pasien/ mungkin dapat
kesakitan. dorong untuk meningkatkan
menggunakan kemampuan untuk
visualisasi/ menanggulangi.
bimbingan 4. Meningkatkan
imajinasi, relaksasi relaksasi/
progresif, teknik menurunkan
nafas dalam. ketegangan otot.
Posisi miring ke kiri
karena janin akan
mendapatkan aliran
darah dan nutrisi
yang lebih
maksimal. Pada
posisi ini juga
dapat membantu
ginjal membuang
sisa produk dan
cairan dari dalam
tubuh sehingga
mengurangi
pembengkakan
kaki, pergelangan
kaki dan tangan.
osisi miring ke
kanan jika posisi
punggung bayi
berada di sebelah
kanan dikarenakan
posisi punggung
dapat memicu
pergerakan bayi
yang dapat
menimbulkan rasa
nyeri.
5. Meningkatkan
relaksasi dan
perasaan sehat.
Dapat menurunkan
kebutuhan narkotik
analgesic dimana
telah terjadi proses
degenerative neuro/
motor. Mungkin
tidak berhasil jika
muncul dimensia,
meskipun minor.
5 Gangguan rasa Setelah diberikan 1. Perhatiakn adanya 1. Meskipun kondisi
nyaman asuhan masalah yang ini adalah hal yang
berhubungan keperawatan …x berhubungan dengan sering
dengan perubahan 24 jam diharapkan curah jantung atau mengakibatkan
pada mekanika ibu merasa nyaman kesulitan ketidaknyamanan,
tubuh, efek-efek dengan kriteria pernafasan, dan klien biasanya
hormon, hasil: rujuk pada diagnosis mengalami rasa
ketidakseimbangan 1. Melakukan perawatan yang nyaman secara fisik,
elektrolit. aktivitas tepat. bebas dari
perawatan diri 2. Kaji ulang adanya ketidaknyamanan
dengan tepat perubahan BAB dan khas,pada
untuk hemoroid. trisemester ke III.
mengurangi 3. Diskusikan masukan 2. Penurunan mortilitas
ketidaknyama diet, latihan, dan gastrointestinal, efek
nan penggunaan pelunak suplemen zat besi,
2. Melaporkan feses seperti dan peningkatan
ketidaknyama diperlihatkan pada tekanan atau
nan dapat masalah keperaatan perubahn posisi dari
diminimalkan/ pertama pembesaran uterus
dikontrol konstipasi,perhatika mempengaruhi
mencari n adanya nyeri fungsi normal.
pertolongan uluhati (pirosis), 3. Membantu dalam
medis dengan tinjau ulang riwayat pencegahan dan
tepat. diet. Jelaskan penatalaksanaan
fisiologis masalah, konstipasi. makanan
anjurkan klien berlemak
menghindari meningkatkan
makanan gorengan keasaman gastrik,
atau berlemak, makan sedikit tapi
makan enam kali sering dengan porsi
sehari dalam porsi kecil menetralkan
kecil, lakukan posisi keasaman. Posisi
semi fowler, hindari semi fowler,
makanan yang menurunkan
sangat dingin. masukan cairan, dan
4. Kaji ulang adanya menghindari
kram pada kaki, makanan dingin
ajarkan klien untuk membantu
meluruskan kaki dan mencegah refluks
dorsafleksi telapak gastrik.
kaki. 4. Tekanan pada saraf
pelvik rserta
rendahnya kalsium
jaringan, potensial
menyebabkan kram
pada kaki.
Meluruskan kaki
dan dorsafleksi
telapak kaki
meninggalkan
ferpusi atau
orsigenasi jaringan
dan membantu
menghilangkan
tekanan pada saraf-
saraf ektremitas
bagian bawah.
6 Inoleransi aktivitas Setelah diberikan 1. Monitor respon 1. Rasional : untuk
berhubungan asuhan fisik, emosi, sosial memantau sejauh
dengan kelemahan keperawatan …x dan spiritual mana pasien dapat
24 jam diharapkan 2. Bantu untuk melakukan
ibu dapat mengidentifikasi aktivitasnya.
melakukan dan mendapatkan 2. Rasional : untuk
aktivitas dengan sumber yang mengetahui aktivitas
kriteria hasil: diperlukan untuk yang dibuuhkan oleh
1. Berpartisipasi aktivitas yang pasien.
dalam aktivitas diinginkan. 3. Rasional : agar
fisik tanpa
3. Bantu pasien atau keluarga dan pasien
disertai keluarga untuk mengetahui aktivitas
peningkatan mengidentifikasi apa yang kurang
tekanan darah, kekurangan dalam untuk dilakukan.
nadi dan beraktivitas. 4. Rasional : untuk
respirasi 4. Sediakan penguatan memotivasi pasien
2. Mampu positif bagi yang dalam beraktivitas.
melakukan aktif beraktivitas 5. Rasional:
aktivitas sehari-
5. Kolaborasi dengan mempercepat dalam
hari (ADL) tenaga rehabilitasi pemulihan pasien
secara mandiri medis dalam untuk beraktivitas
merencanakan
program terapi yang
tepat.
7 Resiko Setelah diberikan 1. Identifikasi rasa 1. Rasa takut dan
ketidakefektifan asuhan takut atau angan – angan –angan yang
proses kehamilan keperawatan …x angan klien atau umun dari wanita
melahirkan 24 jam diharapkan pasangan yang atau pria dapat
berhubungan ketidakefektipan mungkin dimiliki. tumbuh pada saat
dengan krisis koping individu 2. Kuatkan pasangan ini. pasangan
situasi, kerentanan dapat teratasi bahwa rasa takut dan mungkin berpantasi
pribadi, dan dengan kriteria pantasi tersebut tentang hal-hal yang
presepsi tidak hasil: adalah normal. buruk atau yang
realistis. 1. Mengepresikan 3. Evaluasi derajat baik.
perasaan dispungsi klien atau 2. Rasa takut dapat
dengan bebas pasangan yang menyulitkan bagi
2. Mengidentifikas dialami untuk ibu yang baru hamil
i kekuatan mengubah apa yang (primigrafida), takut
individual sedang terjadi dan tentang kelanjutan
3. Menunjukkan yang sudah kehamilan
keterampilan diperkirakan 3. Ibu yang mengalami
koping dan 4. Anjurkan ibu untuk kesulitan
pemecahan mengepresikan menyesuaikan
masalah yang perasaan tentang tugas-tugas yang
efektif kehamilannya berlebihan
5. Rujuk untuk berkenaan dengan
konseling dan kehamilan
penyuluhan sesuai bermanifestasi tidak
kebutuhan sesuai dalam
melewati perawatan
kesehatan prenatal
dari kelabilan
emosinya.
4. Mengakui dan
mengepresikan
perasaan dapat
membantu individu
mulai
mengidentifikasi
masalah dan
memulai proses
pemecahn masalah.
5. Mungkin perlu
tambahn bantuan
untuk mengatasi
masalah pokok
8 Gangguan citra Setelah diberikan 1. Tentukan sikap 1. Perasaan klien
tubuh berhubungan asuhan terhadap kehamilan, terhadap kehamilan
dengan perubahan keperawatan …x perubahan citra mempengaruhi
fungsi tubuh (mis; 24 jam diharapkan tubuh, dan situasi kemampuannya
proses penyakit, ibu menerima citra pekerjaan, dan mengembangkan
kehamilan, tubuhnya dengan bagimana hal ini perasaan positif
kelumpuhan) kriteria hasil : dipandang oleh terhadap perubahan
1. Kepuasan orang terdekat bentuk tubuhnya,
dengan fungsi 2. Identifikasi hal sebagiman
tubuh mendasar dari harga kemapuannya
2. Penyesuaian diri klien beradaptasi positif
terhadap sehubungan dengan terhadap peran
perubahan perubahan karena menjadi orang tua.
fungsi tubuh hamil dan tanggung 2. Perubahan citra
jawab yang tubuh terjadi secara
berhubungan dengan normal karena
peran baru tersebut. perubahn bentuk
3. Kaji sistem tubuh. Hal ini Dapat
pendukung seperti menimbulkan krisis
bibi, nenek, kultural, situasi yang
healer, dan berdapak negatif
sebagainya. terhadap kehamilan
4. Tinjau ulang maupun kemampuan
perubahan fisiologi menjadi orang tua
selama kehamilan; pada klien dengan
yakinkan klien harga diri buruk dan
bahwa perasaan identitas ego lemah.
yang campur aduk 3. Dukungan yang
adalah normal. adekuat dapat
Sediakan suasana membantu klien
untuk mengatasi
mendiskusikan perubahan bentuk
perasaanya. tubuhnya secara
positif dan
memperthankan
harga diri positif.
4. Membantu
menurunkan setres
berhubungan dengan
kehamilan.
Mengungkapkan
perasaan lain dari
biasanya, sikap, dan
pengalaman
masalalu.
9 Resiko jatuh Setelah diberikan 1. Mengidentifikasi 1. Agar mengetahui
berhubungan asuhan defisit kognitif atau keadaan fisik pasien
dengan anemia keperawatan …x fisik pasien yang yang dapat
24 jam diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan
resiko jatuh teratasi potensi jatuh dalam potensi jatuh
dengan kriteria lingkungan tertentu 2. Agar mengetahui
hasil: 2. Mengidentifikasi perilaku berbahaya
1. Perilaku perilaku dan faktor yang dapat
pencegahan yang mempengaruhi mempengaruhi
jatuh : risiko jatuh resiko jatuh.
tindakan 3. Ajarkan pasien 3. Untuk
individu atau bagaimana jatuh meminimalkan
pemberian untuk kejadian cedera pada
asuhan untuk meminimalkan saat jatuh.
meminimalkan cedera. 4. Agar pasien lebih
faktor resiko 4. Sarankan alas kaki aman saat berjalan
yang dapat yang aman. dan menghindari
memicu jatuh resiko jatuh
dilingkungan
individu

c. Trimester III
No Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 Penurunan curah Setelah diberikan 6. Tinjau ulang proses 6. Untuk mengetahui
jantung asuhan keperawatan fisiologis dan keadaan jantung ibu
berhubungan …x 24 jam perubahan normal dalam keadaan
dengan diharapkan dan abnormal, normal atau
peningkatan penurunan curah tanda-tanda dan, abnormal.
kebutuhan jantung dapat gejala-gejala. 7. Mur-mur dapat
sirkulasi, teratasi dengan 7. Auskultasi bunyi menandakan
perubahan prelod kriteria hasil : jantung ; catat terjadinya
( penurunan alir 4. Tetap adanya mur-mur. kerusakan.
balik vena), dan normotensive 8. Ukur tekanan darah 8. Peningkatan tekanan
afterload selama perjalanan dan nadi. Laporkan darah dapat
(peningkatan pranatal jika peningkatan menunjukakan
tahapan vaskuler 5. Bebas dari eema sitolik lebih dari 30 HAK, khususnya
perifer), hipertrofi patologisn dan mmHg dan diastolic pada klien dengan
ventrikel. tanda-tanda HAK lebih dari 15 mmHg. penyakit jantung
6. Mengidentifikasi 9. Kaji adanya atau ginjal atau
cara-cara untuk kelemahan ajurkan adanya kehamilan
mengontrol dan klien untuk multifel serta
menurunkan menghindari molahidatidosa.
masalah perubahan posisi 9. Perubahan posisi
kardiovaskuler. dengan cepat. cepat dapat
10. Anjurkan klien mengakibatkan
untuk menghindari pusing saat darah
menyilang kaki, terkumpul di
duduk dan berdiri ekstremitas bawah,
dalam waktu lama: menurunkan volume
pasang kaos kaki sirkulasi.
penyokong sebelum 10. Meningkatkan aliran
bangun pada pagi darah balik vena dan
hari; menggunakan menurunkan resiko
pakaian yang terjadinya edema
longgar, tidak ketat, varises atau
meninggikan kaki, trombosis vena.
panggul dan vulva
vertical ke dinding 3
x sehari selama 20
menit.
2 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Perhatikan status 1. Kejadian perdarahan
perfusi jaringan asuhan keperawatan fisiologis ibu, status potensial merusak
perifer … x 24 jam sirkulasi dan volume hasil kehamilan,
berhubungan diharapkan perfusi darah. kemungkinan
dengan penurunan ke jaringan/ sel 2. Lakukan menyebabkan
suplai oksigen efektif dengan pemeriksaan fisik hipovolemia atau
kejaringan/ sel kriteria hasil: CRT dengan hipoksia
1. Tidak terdapat menekan kuku uteroplasenta.
kebiruan pada pasien. 2. Keadaan capillary
kulit. 3. Auskultasi dan refill test yang tidak
2. CRT dalam batas laporkan DJJ, catat kembali dalam
normal (kembali bradikardi, atau waktu kurang dari 2
dalam kurun takikardi. Catat dapat menandakan
waktu kurang perubahan pada anemia.
dari 2 detik) aktivitas janin 3. Mengkaji
(hipoaktif atau berlanjutnya
hiperaktif). hipoksia janin. Pada
4. Catat kehilangan awalnya janin
darah ibu mungkin berespon pada
dan adanya penurunan kadar
kontraksi uterus. oksigen dengan
5. Anjurkan tirah takikardia dan
baring pada posisi peningkatan
miring kiri gerakan. Bila tetap
6. Berikan suplemen deficit, bradikardia
oksigen pada klien dan penurunan
7. Lakukan/ ulang aktivitas terjadi.
NST sesuai indikasi 4. Bila kontraksi uterus
8. Ganti kehilangan disertai dilatasi
darah/ cairan ibu. serviks, tirah baring
dan medikasi
mungkin tidak
efektif ddalam
mempertahankan
kehamilan.
Kehilangan darah
ibu secara
berlebihan
menurunkan perfusi
plasenta.
5. Menghilangkan
tekanan vena kava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta
atau janin dan
pertukaran oksigen.
6. Meningkatkan
ketersediaan oksigen
untuk ambilan
janin.sehingga
kapasitas oksigen
yang dibawa janjin
meningkat.
7. Mengevaluasi secara
elektronik respon
DJJ terhadap
gerakan janin,
bermanfaat dalam
menentukan
kesejahteraan janin
(tes reaktif) versus
hipoksia
(nonreaktif).
8. Mempertahankan
volume sirkulasi
yang adekuat untuk
transport oksigen.
Bila penyimpanan
oksigen menetap,
janin kehabisan
tenaga untuk
melakukan
mekanisme koping,
dan kemungkinan
SSP rusak / janin
meninggal.
3 Pola nafas tidak Setelah diberikan 1. Kaji status 1. Menentukan luas
efektif asuhan keperawatan pernafasan atau beratnya
berhubungan …x 24 jam 2. Dapatkan riwayat masalah, yang
dengan diharapkan pola dan pantau masalah terjadi pada kira –
pergeseran nafas efektif dengan medis yang terjadi kira 60% klien
diafragma karena kriteria hasil : atau ada sebelumnya pranatal. Meskipun
pembesaran 1. Melaporkan 3. Anjurkan sering kapasitas meningkat,
uterus penurunan istirahat, tambah fungsi pernafasan
frekuensi atau waktu untuk diubah saat
beratnya keluhan melakukan aktivitas kemampuan
2. Mendemontrasika tertentu, dan latihan digfragma untuk
n prilaku yang ringan seperti turun pada inspirasi
mengoptimalkan berjalan. berkurang oleh
fungsi 4. Tinjau ulang pembesaran uterus.
pernafasan. tindakan yang dapat 2. Masalah lain dapat
dilakukan klien terus mengubah pola
untuk mengurangi pernafasan dan
masalah dengan menurunkan
menggunakan posisi oksigenasi jaringan
semi fowler untuk ibu atau janin
duduk atau tidur bila 3. Menurunkan
gejala berat kemungkinan
gejala-gejala
pernafasan.
4. Postur yang baik
membantu
memaksimalkan
penurunan
digpragmatik,
pengubahan posisi
tegak dapat
meningkatkan
ekspansi paru sesuai
penurunan uterus
gravit.
4 Hipertermi Setelah diberikan 1. Pantau suhu pasien 1. Suhu 38,9o –
berhubungan asuhan keperawatan (derajat dan pola); 41,1oC
dengan laju …x 24 jam perhatikan menunjukkan
metabolisme diharapkan menggigil proses penyakit
menunjukkan suhu /diaphoresis. infeksius akut. Pola
tubuh pasien dalam 2. Pantau suhu demam dapat
batas normal dengan lingkungan, membantu dalam
kriteria hasil: batasi/tambahan diagnosis; mis,
1. Suhu tubuh linen tempat tidur, kurva demam lanjut
dalam batas sesuai indikasi. berakhir lebih dari
normal (36- 3. Berikan kompres 24 jam
37oC). mandi hangat pada menunjukkan
2. Kulit pasien lipatan paha dan demam remitten
tidak teraba aksila, hindari (bervariasi hanya
hangat penggunaan alcohol. beberapa derajat
4. Tingkatkan intake pada arah tertentu.
cairan dan nutrisi. Menggigil sering
5. Kolaborasi dengan mendahului puncak
pemberian suhu.
antipiretik. 2. Suhu ruangan/
jumlah selimut harus
diubah untuk
mempertahankan
suhu mendekati
normal.
3. Dapat membantu
mengurangi
demam. Catatan:
penggunaan air
es/alcohol mungkin
menyebabkan
kedinginan,
Peningkatan suhu
secara actual.
Selain itu alcohol
dapat mengeringkan
kulit.
4. Adanya peningkatan
metabolisme
menyebabkan
kehilangan banyak
energi. Untuk itu
diperlukan
peningkatan intake
cairan dan nutrisi.
5. Digunakan untuk
mengurangi
demam dengan aksi
sentral nya pada
hipotalamus,
meskipun demam
mungkin dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme dan
meningkatkan
autodestruksi dari
sel-sel yang
terinfeksi.
5 Gangguan Setelah diberikan 1. Berikan informasi 1. Membantu ibu
eliminasi urin asuhan keperawatan tentang perubahan memahami alasan
berhubungan …x 24 jam perkemihan psikologis dari
dengan diharapkan ibu berhubungan dengan frekuensi berkemih
pembesaran mengerti tentang trisemester I dan nokturia.
uterus, perubahan pola 2. Anjurkan ibu untuk Pembesaran uterus
peningkatan eliminasi urin melakukan posisi trisemester I
tekanan abdomen, dengan kriteria hasil: meiring saat tidur. 2. Meningkatkan
sering berkemih. 1. Mampu Perhatikan keluhan- perfusi ginjal
mengungkapkan keluhan nokturia. 3. Posisisi ini
pemahaman 3. Anjurkan ibu unruk memungkinkan
tentang mnghindari posisi terjadinya sindrom
kondisinya. tegak dalam waktu vena cava dan
2. Mampu yang lama. menurunkan aliran
mengidentifikasi 4. Berikan informasi vena.
cara-cara untuk mengenai perlunya 4. Mempertahankan
mencegah stasis masukan cairan 6-8 tingkat cairan dan
urinariu dan atau gelas/hari,penurunan perfusi ginjal
edema jaringan. masukan 2-3 jam adekuat, yang
sebelum beristirahat, mengurangi nattrium
dan penggunanan diet untuk
garam, makanan, mempertahankan
dan produk status isotonic.
mengandun natrium 5. Kehilangan atau
dalam jumlah pembatasan natrium
sedang dapat sangat
5. Berikan informasi menekan regulator
mengenai bahaya renin-angiotensin-
menggunakan aldosteron dari kadar
diuretik dan cairan,
penghilangan mengakibatkan
natirum dari diet. dehidrasi atau
6. Tes urine midstream hipovolemia berat.
untuk memeriksa 6. Dapat
albumin. mengidentifikasi
spasme glomelurus
atau penurunan
perfusi ginjal
berkenaan dengan
hipertensi akibat
kehamilan.
6 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Mengindikasikan
berhubungan asuhan keperawatan perhatikan lokasi, kebutuhan untuk
dengan kenaikan …x 24 jam intensitas (skala 0- intervensi dan juga
berat badan saat diharapkan nyeri 10), frekuensi, dan tanda-tanda
kehamilan, pada ibu berkurang waktu. Menandai perkembangan/
perubahan postur, dengan kriteria hasil: gejala nonverbal resolusi komplikasi.
peregangan otot 1. Pasien misalnya gelisah, Catatan : sakit yang
rectus abdominis, menunjukkan takikardia, dan kronis tidak
perubahan ekspresi wajah meringis. menimbulkan
hormonal. rileks. 2. Dorong perubahan
2. Pasien dapat tidur pengungkapan autonomik.
atau beristirahat perasaan. 2. Dapat mengurangi
secara adekuat. 3. Berikan aktivitas ansietas dan rasa
3. Pasien hiburan, mis : takut, sehingga
menyatakan nyeri membaca, mengurangi persepsi
berkurang. berkunjung, dll. akan intensitas rasa
4. Pasien tidak 4. Berikan posisi tidur sakit.
mengeluh yang tepat (miring 3. Memfokuskan
kesakitan. kiri atau kanan). kembali perhatian;
5. Instruksikan pasien/ mungkin dapat
dorong untuk meningkatkan
menggunakan kemampuan untuk
visualisasi/ menanggulangi.
bimbingan 4. Meningkatkan
imajinasi, relaksasi relaksasi/
progresif, teknik menurunkan
nafas dalam. ketegangan otot.
Posisi miring ke kiri
karena janin akan
mendapatkan aliran
darah dan nutrisi
yang lebih
maksimal. Pada
posisi ini juga
dapat membantu
ginjal membuang
sisa produk dan
cairan dari dalam
tubuh sehingga
mengurangi
pembengkakan
kaki, pergelangan
kaki dan tangan.
osisi miring ke
kanan jika posisi
punggung bayi
berada di sebelah
kanan dikarenakan
posisi punggung
dapat memicu
pergerakan bayi
yang dapat
menimbulkan rasa
nyeri.
5. Meningkatkan
relaksasi dan
perasaan sehat.
Dapat menurunkan
kebutuhan narkotik
analgesic dimana
telah terjadi proses
degenerative neuro/
motor. Mungkin
tidak berhasil jika
muncul dimensia,
meskipun minor.
7 Gangguan rasa Setelah diberikan 1. Identifikasi tingkat 1. Mengetahui
nyaman asuhan keperawatan kecemasan tingkatan
berhubungan …x 24 jam 2. Gunakan pendekatan kecemasan yang
dengan gangguan diharapkan yang menenangkan dialami pasien
adaptasi gangguan rasa 3. Bantu pasien 2. Untuk
kehamilan nyaman teratasi mengenai situasi meningkatkan
dengan kriteria hasil: yang menimbulkan hubungan saling
1. Mampu kecemasan percaya dan pasien
mengontrol 4. Dorong pasien untuk merasa nyaman
kecemasan mengungkapkan 3. Agar mengetahui
2. Status perasaan, ketakutan, situasi mana yang
kenyamanan persepsi dapat menimbulkan
meningkat 5. Intruksikan pasien kecemasan bagi
menggunakan teknik pasien
relaksasi 4. Agar pasien dapat
mengungkapkan
perasaannya,
ketakutan yang
dialami dan
persepsinya
5. Agar pasien
menjadi lebih relek.
8 Inoleransi Setelah diberikan 6. Monitor respon 6. Rasional : untuk
aktivitas asuhan keperawatan fisik, emosi, sosial memantau sejauh
berhubungan …x 24 jam dan spiritual mana pasien dapat
dengan diharapkan ibu dapat 7. Bantu untuk melakukan
kelemahan melakukan aktivitas mengidentifikasi aktivitasnya.
dengan kriteria hasil: dan mendapatkan 7. Rasional : untuk
3. Berpartisipasi sumber yang mengetahui aktivitas
dalam aktivitas diperlukan untuk yang dibuuhkan oleh
fisik tanpa aktivitas yang pasien.
disertai diinginkan. 8. Rasional : agar
peningkatan 8. Bantu pasien atau keluarga dan pasien
tekanan darah, keluarga untuk mengetahui aktivitas
nadi dan respirasi mengidentifikasi apa yang kurang
4. Mampu kekurangan dalam untuk dilakukan.
melakukan beraktivitas. 9. Rasional : untuk
aktivitas sehari- 9. Sediakan penguatan memotivasi pasien
hari (ADL) positif bagi yang dalam beraktivitas.
secara mandiri aktif beraktivitas 10. Rasional:
10. Kolaborasi dengan mempercepat dalam
tenaga rehabilitasi pemulihan pasien
medis dalam untuk beraktivitas
merencanakan
program terapi yang
tepat.
9 Konstipasi Setelah diberikan 1. Monitor bising usus 1. Untuk
berhubungan asuhan keperawatan 2. Monitor feses : mengetahuipenuru
dengan penurunan selama …x 24 jam frekuensi, nan bising usus.
mortilitas traktus diharapkan konsistensi. 2. Untuk mengetahui
gastrointestinal konstipasi dapat 3. Anjurkan latihan frekuensi,
teratasi dengan ringan secara konstitensi fases.
kriteria hasil : teratur, seperti jalan
3. Meningkatkan
1. Mempertahankan kaki. Beri tahu klien peristaltic dan
bentuk feses supaya menghindari membantu
lunak setiap 1-3 latihan yang lama mencegah
hari dan keras. konstipasi. Latihan
2. Bebas dari Perhatikan keras dianggap
ketidaknyamanan keyakinan budaya dapat menurunkan
dan konstipasi tentang hal ini. sirkulasi
4. Berikan informasi uteroplasenta,
diet tentang buah- kemungkinan
buahan segar, mengakibatkan
sayuran, padi- radikardia janin,
padian, serat, hipertemia, atau
makanan kasar, dan retradasi
masukan cairan pertumbuhan.
adekuat 4. Bulk dan kosistensi
dalam pilihan diet
membantu
meningkatkan
keefektifan pola
defekasi.
10 Gangguan citra Setelah diberikan 1. Tentukan sikap 1. Perasaan klien
tubuh asuhan keperawatan terhadap kehamilan, terhadap kehamilan
berhubungan …x 24 jam perubahan citra mempengaruhi
dengan perubahan diharapkan ibu tubuh, dan situasi kemampuannya
fungsi tubuh (mis; menerima citra pekerjaan, dan mengembangkan
proses penyakit, tubuhnya dengan bagimana hal ini perasaan positif
kehamilan, kriteria hasil : dipandang oleh terhadap perubahan
kelumpuhan) 1. Kepuasan dengan orang terdekat bentuk tubuhnya,
fungsi tubuh 2. Identifikasi hal sebagiman
2. Penyesuaian mendasar dari harga kemapuannya
terhadap diri klien beradaptasi positif
perubahan fungsi sehubungan dengan terhadap peran
tubuh perubahan karena menjadi orang tua.
hamil dan tanggung 2. Perubahan citra
jawab yang tubuh terjadi secara
berhubungan dengan normal karena
peran baru tersebut. perubahn bentuk
3. Kaji sistem tubuh. Hal ini Dapat
pendukung seperti menimbulkan krisis
bibi, nenek, kultural, situasi yang
healer, dan berdapak negatif
sebagainya. terhadap kehamilan
4. Tinjau ulang maupun kemampuan
perubahan fisiologi menjadi orang tua
selama kehamilan; pada klien dengan
yakinkan klien harga diri buruk dan
bahwa perasaan identitas ego lemah.
yang campur aduk 3. Dukungan yang
adalah normal. adekuat dapat
Sediakan suasana membantu klien
untuk mengatasi
mendiskusikan perubahan bentuk
perasaanya. tubuhnya secara
positif dan
memperthankan
harga diri positif.
4. Membantu
menurunkan setres
berhubungan dengan
kehamilan.
Mengungkapkan
perasaan lain dari
biasanya, sikap, dan
pengalaman
masalalu.
11 Resiko jatuh Setelah diberikan 1. Mengidentifikasi 1. Agar mengetahui
berhubungan asuhan keperawatan defisit kognitif atau keadaan fisik pasien
dengan anemia …x 24 jam fisik pasien yang yang dapat
diharapkan resiko dapat meningkatkan meningkatkan
jatuh teratasi dengan potensi jatuh dalam potensi jatuh
kriteria hasil: lingkungan tertentu 2. Agar mengetahui
1. Perilaku 2. Mengidentifikasi perilaku berbahaya
pencegahan perilaku dan faktor yang dapat
jatuh : tindakan yang mempengaruhi mempengaruhi
individu atau risiko jatuh resiko jatuh.
pemberian 3. Ajarkan pasien 3. Untuk
asuhan untuk bagaimana jatuh meminimalkan
meminimalkan untuk kejadian cedera pada
faktor resiko meminimalkan saat jatuh.
yang dapat cedera. 4. Agar pasien lebih
memicu jatuh 4. Sarankan alas kaki aman saat berjalan
dilingkungan yang aman. dan menghindari
individu resiko jatuh
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi
keperawatan adalah serangkaia kegiatan yang dilakukan oleh perawatat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan
memilih tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Semua
tindakan keperawatan dicatat dalam format yang telah ditetapkan oleh institusi
(Aziz, 2017).

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai ke efektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data
berupa keluhan pasien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisi data dan
perencanaa (Aziz, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Afodun A.M,Ajao M.S, and Enaibe B.U (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R.,
& Suharti, S). 2018. Asuhan kebidanan continuity of care pada ny m masa
hamil sampai dengan keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb
sukorejo ponorogo. Health Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Agustini, Sri. 2012. Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya


Kehamilan di wilayah kerja upt puskesmas cimandala kecamatan
sukaraja kabupaten bogor thn 2012. Skripsi. FKM UI.

Aziz, AH. 2017. Bab II Tinjaun Pustaka Dokumentasi Keperawatan. Diakses


tanggal 11 Maret 2019, dari
http://repository.ump.ac.id/3810/3/Ahmad%20H%20Aziz%20BAB
%20II.pdf

Bandiyah, S (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R., & Suharti, S). 2018. Asuhan
kebidanan continuity of care pada ny m masa hamil sampai dengan
keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb sukorejo ponorogo. Health
Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Dewi, VNL & Sunarsih, T (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R., & Suharti, S).
2018. Asuhan kebidanan continuity of care pada ny m masa hamil sampai
dengan keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb sukorejo ponorogo.
Health Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Doenges, ME (dikutip dari Monica, E & Ellen, P). 2001. Rencana perawatan
maternal/bayi: Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan
klien edisi ke-2. Jakarta: Salemba medika.

Hutahean, S. 2013. Perawatan antenatal. Jakarta: Salemba medika.

Kemenskes RI, 2016. Profil kesehatan indonesia 2015. Jakarta: Kemenkes RI.

Kumalasari, I. 2015. Panduan praktik Laboratorium dan Klinik, Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal,Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi.
Jakarta: Salemba Medik

Kusmiati. 2009. Perawatan ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Kusumawati, Sri. 2014. Satuan acara penyuluhan, tanda bahaya kehamilan.


http://www.fik.unik.ac.id/penelitian/download_file/
22101d83368a1582aa0736eeb024a981.pdf. (Diakses 27 April 2019).

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Nurhidayati, Rohma. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada


Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Skribsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prawiharjo. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawihardjo

Romauli, Suryanti. 2011. Asuhan Kebidanan Konsep Dasar: Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifudin (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R., & Suharti, S). 2018. Asuhan
kebidanan continuity of care pada ny m masa hamil sampai dengan
keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb sukorejo ponorogo. Health
Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Saminem,H (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R., & Suharti, S). 2018. Asuhan
kebidanan continuity of care pada ny m masa hamil sampai dengan
keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb sukorejo ponorogo. Health
Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Sitanggang, B dan Nasution, SSS (dikutip dari Alwan, L. I., Ratnasari, R., &
Suharti, S). 2018. Asuhan kebidanan continuity of care pada ny m masa
hamil sampai dengan keluarga berencana di bpm muryati sst. Keb
sukorejo ponorogo. Health Sciences Journal, 2(2), 104-123.

Yuliana. 2015. Dukungan suami pada ibu hamil dalam


Menghadapi masa persalinan di desa joho kabupaten sukoharjo. Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan Volume 2 / Nomor 2 / November 2015.

Yulistiana, Evayanti, 2015. Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan


suamipada ibu hamil terhadap keteraturan kunjungan antenatal care
(anc) di puskesmas wates lampung tengah tahun 2015. Jurnal Kebidanan
Vol 1, No 2, Juli 2015: 81-90.
TRIMESTER I

Fertilisasi Konsepsi Morulla Nidasi

Blastula, Trofoblas, Desidua ANSIETAS Perubahan Peran

Embriogenesis Kurang Pengetahuan Koping individu tidak efektif

Organogenesis Krisis situasi Krisis motivasi


(Janin, Plasenta, tali pusat)

Perubahan Fisiologi Perubahan pada ibu hamil Perubahan Psikologis

GIT (Gastrointestinal Track) Sistem Integumen Sistem Urinaria Sistem Reproduksi Sistem Kerdiovaskular

Estrogen Meningkat Progesteron Estrogen meningkat Uterus membesar Estrogen dan Progesteron Sirkulasi darah
HCG

Penurunan tonus otot GIT Asam Lambung Hiperpigmentasi Tekanan pada Hipertrofi otot Uterus Peningkatan Volume
Vesica Urinaria darah

Peristaltik menurun Mual, muntah, Areola Striae Frekuensi BAK Pembesaran Uterus Hemodelusi
Anoreksia mamae Gravidarum

Disfungsi Motilitas GANGGUAN CITRA GANGGUAN ELIMINASI Perubahan bentuk Anemia


Gastrointestinal TUBUH URIN tubuh

KONSTIPASI RESIKO KEKURANGAN GANGGUAN RASA NYAMAN Hb dan O₂ turun


VOLUME CAIRAN
KETIDAKSEIMBANGAN Pusing RESIKO
NUTRISI KURANG DARI KETIDAKEFEKTIFAN
KEBUTUHAN TUBUH RESIKO JATUH PERFUSI JARINGAN
PERIFER
TRIMESTER II
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PROSES KEHAMILAN
MELAHIRKAN

Perubahan Pada Ibu Hamil Ketidakmampuan mengakses


Pelayanan Kesehatan

Kurang Pengetahuan ANSIETAS

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis Krisis Situasi

Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Peningkatan Sistem


Muskuloskletal Berat Badan Reproduksi

Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Sistem
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Urinaria
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu Peningkatan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun Vaskularisasi Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh Serviks dan
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan Vagina GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI Sensitifitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH Peningkatan
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI AKUT Rangsangan Seksualitas
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
RESIKO
Resiko Dekompensasi Cordis PENURUNAN CURAH JANTUNG
JATUH
TRIMESTER III
RISIKO JATUH KONSTIPASI

HIPERTERMI Tremor halus makanan lebih lama di usus


/Kram otot RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN
Suhu Meningkat relaksasi otot polos usus PROSES KEHAMILAN
Kecepatan MELAHIRKAN
Depolarisasi Otot Rangka progesteron
Basal Metabolic Rate Perubahan Pada Ibu Hamil Ketidakmampuan
Penggunaan Sistem Pencernaan Mengakses Pelayanan
Tiroksin, Hormon Korteks Energi Kesehatan
Adrenal, Hormon-hormon Seks
Hormon Thyroid Kurang Pengetahaun ANSIETAS

Sistem Endokrin Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologi Krisis Situasi

Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Peningkatan ekstremitas sistem urinaria
Muskuloskletal Berat Badan

Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Janin
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Berkembang
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu penekanan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun pembuluh darah Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh panggul dan vena
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis edema pada ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI ekstrimitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH RESIKO KETIDAKEFEKTIVAN
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI AKUT PERFUSI JARINGAN PERIFER
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
Resiko
RESIKO JATUH Dekompensasi Cordis PENURUNAN CURAH JANTUNG

Anda mungkin juga menyukai