Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dalam pembuatan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal ini dapat terselesaikan sebagai mana
mestinya. Salam dan Shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat-
sahabat beliau, dan umatnya hingga akhir zaman.
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu mendo’akan dan memberi semangat
2. Ibu Herawati Mansur, M.Pd M.Psi selaku ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Suprapti, SST. M. Kes selaku Ketua Program studi DIII Kebidanan Malang
4. Ibu Magdalena Amd. Keb selaku pembimbing klinik di Puskesmas Mojolangu
5. Ibu Afnani Toyibah, A. Per. Pen. M. Pd selaku pembimbing Institusi
Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan Kebidanan ini.Laporan
ini kami buat untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan dan jika ada kesalahan dalam penulisan asuhan
Kebidanan ini, penulis mohon maaf dan mengharapkan saran serta kritikan dari pembaca demi
kesempurnaan asuhan Kebidanan ini kedepannya. Semoga asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Malang, 11 September 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kunjungan Antenatal Carp (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan antenatal.
Pada setiap kunjungan Atenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui analisis, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara tenaga kesehatan dan
wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang
kehamilan. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental,
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ibu hamil dianjurkan untuk
melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu
kali pada trimester ke II dan dua kali pada trimester III.
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan pelayanan
antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna
pelayanan antenatal. Dengan tidak dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan
oleh banyak faktor seperti : ketidak mampuan dalam hal braya, lokasi pelayanan yang jaraknya
terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara berkala. Pelayanan antenatal
terintegrasi merupakan intergrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang
sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlakukan guna
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.
Untuk meningkatkan cakupan hasil ibu hamil ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan
perhatian. Di samping faktor ibu hamil sendiri (karakteristik) untuk memeriksakan kehamilannya,
faktor braya, petugas pelayanan kesehatan, sarana dan fasilitas kesehatan yang tersedia serta
pengetahuan ibu hamil merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kebershasilan cakupan
ibu hamil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan kehamilan
normal Mahasiswa dapat mengerti dan mampu tentang bagaimana Asuhan yang harus di
berikan pada Ibu hamil sesuai dengan kebutuhannya.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Ny “D” UK 18 – 20 Minggu dengan kehamilan normal di
Puskesmas Sumberpucung yang meliputi data subyektif dan obyektif
b. Mengidentifikasi masalah pada Ny “D” UK 18 – 20 Minggu dengan kehamilan normal di
Puskesmas Sumberpucung
c. Mengantisipasi masalah potensial pada Ny “D” UK 18 – 20 Minggu dengan kehamilan
normal di Puskesmas Sumberpucung
d. Menentukan kebutuhan segera pada Ny “D” UK 18 – 20 Minggu dengan kehamilan normal
di Puskesmas Sumberpucung
e. Merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny “D” UK 18 – 20 Minggu dengan
kehamilan normal di Puskesmas Sumberpucung
f. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun
g. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan serta melakukan Asuhan
selanjutnya.
C. Metode pengumpulan data
1. Wawancara : Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada
keluarga klien yang bersangkutan maupun dari rekan medis
2. Observasi : Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan observasi langsung pada pasien
3. Studi Kasus : Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan melihat dan mempelajari kasus
dari rekan medis di Puskesmas Sumberpucung.
4. Studi Pustaka : Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan mempelajari teori dari buku
buku sumber untuk memperlengkap kasus yang dialami.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 Bab yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tinjauan tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
Berisi tentang konsep kehamilan normal dan manajemen Kebidanan varney
BAB III : Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian, idetifikasi masalah dan diagnosa, identifikasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, identifikasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan tepri dan praktik di lapangan
BAB V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori
1 Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. (Sarwono Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan trimester II adalah usia kehamilan mulai dan 13-27 minggu, pada trimester II
ini untuk pertama kalinya ibu merasakan gerakan janin sehingga ibu memilik dorongan
psikologi yang kuat untuk menjadi orang tua. Sarwono Prawirohardjo, 2011).
2 Klasifikasi
Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester menurut Sarwono Prawirohardjo, 2011.
1. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampal 3 bulan (0-12 minggu).
2. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
3. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
3 Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC)
Asuhan kehamilan atau ANC merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya (Saifuddin,200 1 . Dengan tujuan:
a) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
c) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
d) Mengidentifikasi dan menata Iaksana kehamilan resiko tinggi.
e) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan
merawat bayi.
f) Menghindarkan gangguan kesehatan selama keharnilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu hamil dan hayi yang dikandungnya.
g) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
h) Mengenali secara dini, adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
i) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal rnungkin.
j) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
k) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
4. Tanda-Tanda Kehamilan
1) Tanda Tidak Pasti/ Tanda Presumtif
a. Amenore (Tidak datang bulan)
Setelah ovum dikeluarkan dari folikel deGrafmatang di ovarium, maka folikel ini
akan berubah menjadi korpus luteum yang berperan dalam siklus menstruasi dan
mengalami degenerasi setelah terjadinya menstruasi. Bila ovum dibuahi oleh
spermatozoa maka korpus luteum akan dipertahankan oleh kononik gonadotropin yang
dihasilkan oleh sinsiotrofoblas di sekitar blastokis menjadi korpus luteus kehamilan.
Kehamilan menyebabkan dinding dalarn uterus (endometrium) tidak dilepaskan
sehingga amenore dianggap sebagai tanda kehamilan, namun tidak datang haid dapat
juga terjadi pada wanita dengan penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-
faktor lingkungan, malnutrisi dan (yang paling sering) gangguan emosional terutarna
pada mereka yang tidak ingin hamil atau malahan mereka yang sangat ingin hamil
(dikenal dengan pseudocyesis atau hamil semu.
b. Mual dan Muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone rnenyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari yang dissebutmorning
sickness. Akibat mual dan muntah dapat mengurangi nafsu makan. Mual dan muntah
tidak dapat dikatakan sebagai tanda pasti kehamilan karena penyakit metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Emesis pada kehamilan digolongkan
normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.
c. Payudara tegang.
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar) serta somatomatrofin
memmbulkan defosit lemak, air, garam pada payudara. Namun payudara yang tegang
dan membesar juga dapat terjadi pada wanita pengguna kontrasepsi hormonal, penderita
tumor otak atau ovarium, pengguna rutin obat penenang, dan hamil semu (pseudocyesis)
d. Pigmentasi Kulit
Efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan pigmentasi kulit pada area wajah (dahi, hidung, pipi, dan
leher) yang disebut dengan chloasma gravidaruin. Pada dinding perut dinamakan (striae
lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola mamae). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali
menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian teradi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwama
putih keperakan.
e. Rasa lelah (fatigue)
Kondisi ini disebabkan oleh rnenurunnya Basal Metabolic Rate (BMR) dalam
trimester pertama kehamilan.
f. Sering Miksi
Desakan uterus yang semakin besar rnengarah kedepan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
g. Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peritaltik usus menyebabkan kesulitan
dalam buang air besar. Konstipasi juga dapat disebabkan pola makan.
h. Ngidam
2) Tanda Kemungkinan Hamil
a. Rahim membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam
dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
b. Reaksi Kehamilan Positif
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk rnengetahui kadar hormone
hCG(chorzonic gonadotropin) dalam urine.
c. Tanda Piscasecks
Yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah sehingga menonjol jelas kearah
pembesaran tersebut.
d. Goodell sign
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut dengan cara menggoyang-goyangkan
disalah satu sisi, maka akan terasa pantulan disisi lain (tanda hegar). Konsistensi rahim
dalam kehamilan baruhah menjadi lunak, terutarna daerah ismus.
e. Braton Hicks
Bila uterus dirangsang akan mudah berkonsentrasi.
f. Tanda Chadwiks
Yaitu dinding vagina yang mengalarni kongesti, atau warna kebiru-biruan.
3) Tanda Pasti Hamil
Digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan.
a. Terasa gerakan janin
Pada primigravida mulai terasa pada usia kehamilan 18 rninggu dan multigravida
terasa pada usia kehamilan 16 minggu.
b. Teraba bagian-bagian janin
Yaitu perneriksaan dengan cara palpasi menurut Leopold pada akhir trimester ke
II
c. DJJ (Denyut jantung Janin), dapat didengar dengan:
1) Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
2) System Doppler pada kehamilan 12 rninggu
3) Stetoskop linec pada kehamilan 1 8-20 nimggu.
d. Pada pemeriksan dengan USG dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin,
panjang janin, dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan
5. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Berat badan ibu hamil akan bertambah sesuai dengan usia kehamilan karena
pertumbuhan janin menurut Salmah, 2006.
Usia Rata-Rata Rata-Rata Pertambahan Berat
Kehamilan Berat Badan Panjang Badan Badan Normal Ibu
Janin Jamn
0-12 Minggu 15 Gram 6,5 Cm 1 Kg Dan Berat Badan
(Trimester 1) Sebelum Hamil
13-27 Minggu 750 Gram 30Cm 6 Kg Dan Berat Badan
(Trimester 11) Trimester I
28-40 Minggu 3200 Gram 50Cm 4 Kg Dan Berat Badan
(Trimester III) Tnmester II

Jika pertambahan berat badan ibu lebih dari pentambahan berat badan normal, ibu dapat
melakukan diet. Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dengan mengkonsumsi:
a) Roti, sereal, kentang dan nasi. Makanan ini bagian utama dari diet karena mengandung
karbohidrat, protein nabati dan vitamin B, makanan rendah lemak sangat baik untuk ibu
hamil.
b) Gandum mengandung lebih banyak vitamin dan mineral, zat besi dan asam folat adalah
pilihan yang baik selama kehamilan.
c) Daging, ikan, ayam, telur, kacang-kacangan merupakan sumber utama protein hewani,
vitamin dan mineral yang baik.
d) Konsumsi juga ikan sarden atau salmon setiap minggu untuk mendapatkan omega 3 yang
baik untuk perkembangan otak janin.
e) Susu adalah minuman yang mengandung kalsium tinggi yang baik untuk pertumbuhan
tulang janin dan merupakan sumber protein yang baik.
6. Kebutuhan Thu Hamil Trimester II
Kebutuhan ibu hamil trimester II menurut Manuaba, 2010 dan Syaifuddin Abdul Ban,
2007
a. Nutrisi
Anjurkan untuk makan makanan yang mengandung unsur-unsur yang dipenlukan untuk
pertumbuhan janin. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau terlalu kurang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan
berat badan tidak boleh lebih dari 1/2 kg tiap minggu.
b. Olahraga ringan
Berguna untuk mempersiapkan tubuh bagi persiapan persalinan yakni meliputi teknik
penapasan dan relaksasi selama proses persalinan berlangsung. Anjurkan untuk jalan-jalan
pada pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar.
c. Istirahat
Diperlukan untuk menjaga keseimbangan fisik ibu hamil, jangan bekerja terlalu berat
yang menguras tenaga, tidur siang sangat menguntungkan dan baik untuk kesehatan.
d. Kebersihan
Mandi diperlukan untuk kesehatan, terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene terutama kebersihan
vulva dan tubuh.
e. Hubungan seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan
seksual disarankan untuk dihentikan bila:
1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri/ panas
2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
3) Terjadinya pengeluaran air yang mendadak
4) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalarni keguguran, persalinan
sebelum waktunya, mengalami kematian kandungan sekitar 2 minggu menjelang
persalinan.
f. Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun, sehingga
menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar dan mempunyai
kemampuan untuk rnenyangga payudara, pakaian dalam sering diganti untuk menjaga
kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak
tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.
g. Memberikan zat besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang,
dan asam folat 500mg minimal masing-masing 90 tablet.
h. Memberikan imunisasi TT
7. Jadwal Pemeriksaan ANC
a. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid (K,murni).
b. b. Pemeriksaan ulang
Dilakukan minimal sekali kunjungan antenatal pada trimester I (usia kehamilan 0-12
minggu), sekali kunjungan antenatal pada trimester 11 (usia kehamilan 13-27 minggu), dan
sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada trimester III (usia kebamilan diatas 28-40
rninggu).
c. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil.
8. Pelayanan Asuhan ANC
Pelayanan asuhan ANC adalah pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar:
a. Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal di lakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang
dari 9 Kg selama kehamilan atau kurang dan 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menepis ada nya
faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 Cm meninggkatkan
resiko untuk terjadinya CPD (Cepha1o Pelvic Disproportion),
b. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kurjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (Tekanan darah ± 140/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklampsia (Hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria).
c. Tentukan nilai status gizi (mengukur ]ingkar lengan atas/ LILA). Normal: 23,5 cm.
Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertarna oleh tenaga kesehatan di trimester I
untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK).
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan ANC dilakukan untuk
menentukan usia kehamiIan (UK), mendeteksi pertumbuhan janin, serta menghitung
taksiran berat janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24
Minggu Dengan Rumus:
1), Menentukan umur kehamilan (rumus Mc Donald)
o TFU(cm) = UK (dalam bulan) x 4 1/3 = UK (dalam minggu) 3,5
o TFU(cm) x 8/7 UK (dalam minggu)
2). Menentukan taksiran beratjanin (rumus Johnson)
o Bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul (PAP) (TFU - 12) x 155 gram
o Bagian terendahjanin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) (TFU-11) x 155 gram
e. Tentukan presentasi janin dan menghitung Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester 11 dan setiap kali
kunjungan ANC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke PAP
berarti ada kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal usia kehamilan ≥ 13 minggu. DJJ normal 120-160 kali/ menit.
f. Memberikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertarna, ibu harnil diskrining status imunisasi TT
dengan cara menanyakan kepada ibu status imunisasi TT ibu sebelum harnil. Pemberian
imunisasi TT pada ibu harnil, disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (Kusrniyati dkk, 2008)
Antigen Interval (selang waktu Lama perlindungan Perlindungan
minimal)
TT-1 Pada kunjungan ANC - -
pertama
TT-2 4 minggu setelah TT-I 3 tahun 80%
TT-3 6 bulan setelah TT-2 5 tahun 95%
TT-4 I tahun setelah TT-3 10 tahun 95%
TT-5 1 tahun setelah TT-4 25 tahun/ seumur hidup 99%

Keterangan apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur tersebut melahirkan, maka
bayi yang dilahirkan akan terlindungi dan tetanus neonatorum.
Jika pada kontak pertama ibu mengatakan sudah imunisasi TT-1 kali sebelum menikah,
maka saat kontak pertarna ANC ibu diimunisasi TT-2 dan imunisasi selanjutnya sesuai
jadwal. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi TT-2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi TT 5 (TT Long Live) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi.
g. Memberikan Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tarnbah darah
(tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak
kontak pertama.
h. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
Pemenksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu haniil adalah pemeriksaan
laboratorium khusus, Pemeniksaan laboratonium rutin adalah pemeriksaan laboratorium
yang harus dilakukan pada seriap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis malaria HIV, dli. Sementara pemeriksaan
laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboatorium lain yang dilakukan atas indikasi lain
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan laboratoriurn dilakukan pada antenatal tersebut meliputi:
1) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
2) Pemerikasaan hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu harnil dilakukan minimal sekali pada
trimester I dan sekali pada trismester Ill. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui
ibu hamil tersebut mendenita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah pada ibu hamil pada trimester ke II dilakukan atas
indikasi.
3) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester ke II
dan ke III atas indikasi. Pemeriksaan yarg ditujukan untuk mengetahui adanya
proteinnuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-
eklampsia pada ibu hamil.
4) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu harnil yang di curigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester I, sekali
pada trimester ke II dan sekali pada trimester ke III.
5) Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu harnil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. ibu hamil di daerah non endemis
malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
6) Pemeriksaan tes sifihis
Pemeriksaan tes sifilis di lakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin
pada kehamilan.
7) Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)
Dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai tuberkulosis sebagai pencegahan agar
infeksi tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
Selain pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
i. Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil, tenaga kesehatan wajib memberikan pelayanan
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
dilayani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Temu wicara (konseling)
Temu wicara atau koseling dilakukan pada setiap kunjungan ANC yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
2) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3) Peran suami/atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
5) Asupan gizi seimbang
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
7) Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di daerah terkonsentrasi
HIV/bumil risiko tinggi terinfeksi HIV
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
9) KB paska persalinan
10) Imunisasi
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)
B. Konsep Manajemen Kebidanan
1. Pengumpulan Data
Untuk rnengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya dilakukan,
dimana dan mulai masuk sarana kesehatannya kapan.
DATA SUBYEKT1F
1) Identifikasi
a) Nama : Untuk membedakan pasien yang satu dengan pasien yang lain
dan mengenal pasien.
b) Umur : Merupakan faktor resiko, salah satunya adalah umur terlalu
muda (< 16 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun)
c) Agama : Untuk membimbing ibu dalain proses persalinan, sesui
agama yang dianut.
d) Pendidikan : Untuk rnengetahui pengetahuan ibu tentang hasil pemeriksaan
dan sejauh mana ibu dapat mengerti apa yang telah dijelaskan.
e) Pekerkaan : Untuk menentukan status ekonominya dan juga untuk
mengetahui beban tugasnya.
f) Alamat : Untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi
klien dan memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat
tinggal.
2) Alasan kunjungan : Untuk rnengetahui kesehatan ibu dan janin didalam
kandungan keluhan dan asuhan yang akan diberikan.
3) Keluhan Utama
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai faktor resiko tinggi yang dapat
mempengaruhi kehamilan, pada anemia ditemukan gejala seperti pucat, cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang. Pada kehamilan muda keluhan mual-mual lebih hebat.
4) Riwayat menstruasi
a) HPI-IT untuk rnemperhitungkan tanggal tafsiran persalinan.
b) Taksiran persalinan : Menurut hukum Naegle
1) sikius 28 hari = HPHT + (+7)(-3)(±1) = Tanggal persalinan
2) sikius 35 hari = HPHT + (+14)(-3)(+1) = Tanggal persalinan.
c) Lamanya : tergantung pada tipe wanitanya.
d) Menarche : Adalah terjadinya haid pertama kali. Terjadi pada usia
pubertas sekitar 10-16 tahun. (Prawirohardjo, 1999)
e) Banyaknya : Jumlah perdarahan sekitar 50 cc (2 — 3 x ganti pembalut)
tanpa terjadinya bekuan darah karena mengandung banyak
gumpalan darah menunjukan perdarahan menstruasi cukup
banyak (Manuaba, 1998: 93).
f) Sikius : Panjangnya siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi
variasinya cukup luas. Panjang sikius yang biasa pada
manusia ialah 25 - 32 hari
g) Konsistensi : Normal encer
5) Riwayat Pernikahan
Digunakan untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menikah atau tidak, berapa kali
menikah, berapa lama telah rnenikah dan juga apakah selarna hamil diberikan imunisasi TT,
gunanya rnencegah terjadinva tetanus neonatorum lama perlindungan 3 tahun
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui apakah ibu
rnempunyai komplikasi saat kehamilan atau riwayat penyakit saat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu.
7) Riwayat Kehamilan Sekarang : Untuk rnengetahui apa saja yang telah
dilakukan ibu pada kehamilan ini.kornplikasi
yang telah terjadi dan apa saja yang telah
diberikan pada ibu.
8) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita untuk mengetahui ada tidaknya tentang
riwayat penyakit yang pernah atau sedang didenita seperti hepar, jantung, anemia
berat,malaria, DM,TBC dan lain-lain
9) Riwayat Medis yang lalu
10) Riwayat Riwayat penyakit keluarga
Digunakan untuk mengetahui adakah penyakit keturunan dalam keluarga. apakah ada
keturunan kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.
11) Kontrasepsi : untuk mengetahui riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan
oleh pasien
12) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a) Diet/ makan : Makan 3x sehari dengan lauk (nasi, sayuran, lauk pauk)
b) Pola eliminasi : Untuk mengetahui apakah ada gangguan saluran pencernaan
atau saluran kecing.
c). Aktifitas : Ibu hanya melakukan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu
berat
d). Personal Hygiene
e). Istirahat : Ibu harnil memerlukan istirahat yang cukup. Tidur siang 1
2jam dan tidur malam ± 8 jam, selain itu ibu hamil mengalami
insomnia / sulit tidur mulai pertengahan masa kehamilan
f) Seksualitas : Coitus jarang dilakukan, karena ibu merasa tidak nyaman
dengan keadaan perut yang sernakin membesar
13). Riwayat psikologi, sosial budaya, spiritual
Untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu saat mengerti dirinya harnil, apakah
kehamilan ini direncanakan atau diinginkan dan serta apa sajakah kebiasaan adat istiadat
yang di lakukan
DATA OBYEKTIF
1). Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Biasanya keadaan ibu hamil dengari anemia ringan.
Keluhannya agak lernah.
b) Keadaan emosional : Pada klien dengan anemia ringan keadaan
emosionalnya stabil
c) Tekanan darah : Normalnya systole tidak boleh lebih 140 rnrnHg dan
diastole> 90 rnmHg. Norrnainya 110 / 70 mmHg
d) Suhu : Digunakan untuk mengetahui keadaan suhu tubuh,
Normal 36,5°C – 37.50C
e). Denyut / Nadi : Digunakan untuk mengetahui adakah sesak nafas atau
tidak. Normalnya 80 - 100 kali/menit
f). Respirasi : Normal 16-24 kali/menit
g). Tinggi badan :Pada ibu hamil tinggi badan noimal tidak boleh < 145
cm.
h). Berat badan : Kenaikan herat badan selama kehamilan 10 - 12 kg
i) Lila : Untuk mengetahui nutrisi ibu, Lila normal minimal
23,5cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : Rambut bersib, tidak rontok.
b) Muka : Cloasma gravidarurn : tidak ada. Edema: tidak ada
c) Mata : Pada kasus anemia ringan keadaan kunjungtiva pucat
dan sklera putih.
d) Hidung : Bersih, tidak ada sekret dan polip.
e) Mulut dan gigi : Tidak ada caries gigi, gusi tidak mengalami
pendarahan.
f) Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dan
kelenjar getah bening.
g) Dada : Bentuk simetris.
h) Payudara : Bentuk simetris, Puting susu menonjol,
Areola hiperpigmentasi, Benjolan tidak ada,
Dumplink/retraksi tidak ada, Rasa nyeri tidak ada
i) Abdomen : Bekas luka operasi tidak ada. pembesaran sesuai
Umur kehamilan, tidak ada striae, adanya linea nigra
atau tidak.
Palpasi : Leopold I untuk menentukan TFU dan
bagianapa yang teraba di fundus. Leopold II untuk
menentukan letak punggungjanin. Leopold Ill untuk
menentukan bagian bawah janin dan memastikan sudah
masuk PAP atau masih bisa digoyangkan. Leopold IV
untuk menentukan bagian
terbawah janin seberapajauh sudah masuk PAP.
Auskultasi: Memastikan RJ.I janin ada, normal 120 -
160 x/ menit.
j) Genetalia : Genetalia eksterna dan interna pada anemia ringan
tidak ditemukan kelainan.
k) Ektremitas : Ekstremitas atas dan bawah : Edema (Ada/ tidak),
Kekakuan sendi (Ada / tidak), Varices (Ada/tidak),
Reflek patella kalki (Ada/tidak)
3). Pemeriksaan Penunjang
Uji Diagnostik Darah : Hb pada anemia ringan 9 - 10 gr %. Urine : Albumin
urin dan Reduksi urin
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhdap diagnosa atau masalah dan
juga kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan
Diagnosa Ibu hamil G1POAOHO. Usia kehamilan15-16 minggu Ballotemen
(+).
Masalah : Ibu merasa pusing dan cepat lelah
Kebutuhan : Konseling dan pengkajian Iehih lanjut.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi rnasalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian rnasalah
dan diagnosa yang sudah diidentiflkasi.
Potensial ibu : Anemia sedang bahkan sarnpai anemia berat yang dapat menyebabkan
dekompensasi cordis dan kematian, perdarahan, partus lama karena inertia uteri, syok, infeksi
intra parturn dan post partum.
Potensial bayi : BBLR, IUFD, ahortus, partus prematurus, cacat bawaan.
4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Pada kasus anemia ringan tidak diperlukan tindakan segera atau kolaborasi.

5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


Pada Iangkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh rencana asuhan.
1. Beritahu ibu tentang semua basil pemeriksaan.
2. Berikan konseling tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
3. Periksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada rninggu ke
28 Trimester ke III
4. Berikan konseling tentang gizi dan nutrisi ibu hamil.
5. Berikan konseling tentang pentingnya tablet Fe hagi keharnilan.
6. Berikan konseling tentang menjaga kesehatan.
7. Berikan konseling tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan.
8. Berikan konseling tentang kunjungan pemeriksaan ulang kehamilan.
6. Pelaksanaan
Memberikan penjelasan tentang keadaan umum ibu dan janin dalam kandungannya.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-
tanda persalinan.
Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu:
a) Adanya perdarahan
b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala.
c) Demam tinggi, dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu, dan menyebabkan keguguran
atau kelahiran kurang bulan.
d) Keluar air ketuban sebelum waktunya.
e) Bayi dalam kandungan geraknya kurang atau tidak bergerak.
f) Muntah terus menerus atau tidak rnau makan. Tanda-tanda persalinan:
a) Mules-mules yang sering timbul.
b) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c) Keluar cairan ketuban dan jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.
1. Melakukan pemeriksaan kadar Hb semua ibu harnil pada kunjungan pertarna dan
trimester III
2. Memberikan penjelasan tentang gizi dan pentingnya nutrisi yang baik dan sesuai untuk ibu
hamil.
3. Mengkonsumsi makanan bergizi yang baik untuk ibu hamil seperti nasi, lauk pauk, sayur-
sayuran, susu ibu hamil.
4. Memberikan penjelasan tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil.
5. Beri tablet Fe pada ibu hamil, tablet Fe diminum I x sehari pada malam hari sebelum tidur
dengan air putih. Karena tablet tamhah darah rnempunyai efek mual dan pusing bahkan
muntah.
6. Memberikan penjelasan tentang menjaga kesehatan selama kehamilan, yaitu melakukan
olah raga ringan seperti jalan-jalan pada pagi dan sore hari agar peredaran darah lancar dan
badan ibu segar.
7. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang pentingnya perawatan diri selama kehamilan,
yaitu dengan pola kebiasaan ibu sehari-hari.
8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan, guna
mengetahui perkembangan ibu dan kesehatan janin serta mendeteksi secara tepat adanya
komplikasi atau bahaya yang menyertai ibu dan janin sehingga cepat ditangani.
7. Evaluasi
Setelah dibenikan konseling dan penjelasan:
1. Klien mengerti / rnengetahui hasil perneriksaan.
2. Klien rnengetahui tentang keadaan umurn ibu dan janin.
3. Klien mengatakan akan makan makanan bergizi.
4. Klien mengatakan akan minum tablet zat besi.
5. Klien sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamiIan dan tanda-tanda persalinan yang
disampaikan.
6. Klien mengerti akan perlunya istirahat yang cukup dan menjaga kesehatan.
7. Klien mengatakan akan melakukan kunjungan ulang.

Anda mungkin juga menyukai