Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
: 10.00 - Selesai
Tempat
1.
a
Tujuan
2.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
Metode
Ceramah
Diskusi (Tanya Jawab)
4.
Kegiatan Penyuluhan
No
.
1.
Kegiatan
Waktu
3 menit
Pembicara
Respon Peserta
Pembukaan
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
-Menjawab salam
-Menjawab pertanyaan
-Mendengarkan dan
Memperhatikan
kegiatan
2.
10 menit
Menjawab
Mendengarkan
dan
memperhatikan
5 menit
Evaluasi
1
Bertanya
Menjawab
Mendengarkan
Menjawab salam
4.
5 menit
disampaikan
Penutup
1) Menyimpulkan materi
2) Memberi salam
5.
Evaluasi
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan masa nifas dan tanda bahanyanya
b. Menyebutkan tujuan masa nifas atau post partum
c. Menyebutkan fase yang terjadi pada masa nifas atau post partum
d. Menyebutkan tanda-tanda bahaya masa nifas
e. Menyebutkan perawatan yang perlu dilakukan ibu selama nifas
f. Menyebutkan hal yang perlu dihindari ibu selama nifas
g. Mempraktekkan cara merawat payudara setelah melahirkan
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA MASA NIFAS
1. Pengertian
Menurut Wulandari (2011) dalam Astuti (2013) masa nifas adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas kira-kira berlangsung 6 minggu.
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu
pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama
kira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran anak (Prawirohardjo, 2002 dalam
Sumiati, 2015).
tanda-tanda
vital,
sistem
endokrin,
dan
sistem
dan
keluarga
untuk
menjadi
pendengar
aktif
serta
menyediakan waktu yang cukup bagi ibu sangat diperlukan oleh ibu
pada fase ini. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu
pada fase ini adalah sebagai berikut:
a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan
tentang bayinya, seperti : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan
sebagainya.
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang
dialami ibu misalnya rasa mulas akibat dari kontraksi rahim,
payudara bengkak, nyeri pada luka jahitan, dan sebagainya.
c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayinya dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan
merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya
tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung jawab bersama.
2) Fase taking hold, merupakan fase yang berlangsung 3-10 hari setelah
melahirkan.
Pada
fase
ini,
ibu
merasa
khawatir
akan
dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih. Biasanya
lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin terjadi lokiostasis
(lokia tidak lancar keluar) dan infeksi (Almanhaj, 2010).
Demam (suhu tubuh > 38 oC)
Suhu tubuh ibu mungkin akan mengalami peningkatan pada hari
c.
pertama setelah melahirkan. Ini merupakan hal yang wajar dan mungkin
disebabkan oleh dehidrasi selama proses persalinan (Ipoel, 2015). Namun,
apabila terjadi peningkatan suhu melebihi 38oC beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup
semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002
dalam Lusiati dkk, 2013).
Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat
d.
4)
5)
6)
7)
bila dengan cara-cara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu
e.
f.
wanita
f. Bila perlu ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa dimulai
sejak 24 jam setelah persalinan normal). Senam nifas mempunyai banyak
manfaat antara lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu
mengembalikan kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut,
otot-otot dasar panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang,
membentuk sikap tubuh, serta membantu memperlancar produksi ASI.
Senam nifas sangat bervariasi, berikut ini salah satu contoh gerakangerakan pada senam nifas yang bisa dipraktekkan oleh ibu setelah
melahirkan:
-
Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas
dan menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
7.
g. Gantilah bra dengan ukuran yang lebih besar, namun pas dan bisa
menyokong payudara dengan baik.
Selain itu, masalah pada payudara juga sering terjadi saat
membengkak karena sumbatan ASI. Masalah ini paling sering ditemui pada
ibu pasca bersalin. Tersumbatnya saluran ASI dapat menyebabkan rasa sakit,
demam, payudara berwarna merah, teraba ada benjolan yang terasa sakit,
bengkak, dan mengerasnya payudara. Pada kondisi ini, saluran air susu tidak
mengalami pengosongan dengan baik dan air susu menjadi menumpuk. Hal
ini terjadi jika bayi tidak dapat menghisap dengan baik saat awal menyusui.
Juga bisa disebabkan oleh tekanan pada bagian payudara, seperti bra terlalu
kencang, posisi menyusui yang salah, atau penyebab lainnya. Jika tidak segera
ditangani, bisa mengakibatkan demam pada ibu.
Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang
dapat dilakukan diantaranya yaitu:
a. Ibu segera menyusui bayi sesaat setelah melahirkan
b. Susukan bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi)
c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan bayi
d. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur
e. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
sehingga puting lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi
f. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara
g. Berikan kompres hangat sebelum menyusui untuk memudahkan bayi
mengisap (menangkap) puting susu
DAFTAR PUSTAKA
Almanhaj. 2010. Sekilas Mengenal Nifas. (https://almanhaj.or.id/2741-sekilasmengenal-nifas.html, diakses pada tanggal 16 Januari 2017).
Astuti, Evi. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Nifas Di
BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Kesehatan
Kusuma
Husada.
Muhammadiah
Fakultas
Ilmu
Kesehatan.
Ira.
2015.
10
Mitos
Keliru
tentang
Pemberian
ASI.
http://nakita.id/Bayi/Mama-Kenali-5-Tanda-Bahaya-Di-Masa-Nifas-Ini,
diakses pada tanggal 16 Januari 2017).
Judarwanto, Widodo. 2015. Cara Mempersiapkan Payudara Sebelum Menyusui.
(https://asilaktasi.com/2015/04/09/cara-mempersiapkan-payudarasebelum-menyusui/, diakses pada tanggal 16 Januari 2017).
Lusiati, Ika Choiriyah dkk. 2013. Satuan Acara Penyuluhan Tanda-Tanda Bahaya
pada Ibu Nifas Di Ruang 10 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang:
Universitas Brawijaya Fakultas Kedokteran Jurusan Keperawatan.
(http://dokumen.tips/documents/satuan-acara-penyuluhan-tanda-bahayanifas-55cb7da87009a.html, diakses pada tanggal 16 Januari 2017).
Shofiyyah, Avie Andriyani Ummu. 2010. Permasalahan Pasca Persalinan
Bagian
(Permasalahan
Terkait
Aktivitas
Menyusui).
Kabupaten
Lamongan).
Volume
7/
No.
(http://journal.unisla.ac.id/pdf/19722015/4%20Jurnal%20SUMIYATI
%2027-31.pdf, diakses pada tanggal 16 Januari 2017).
2.