Oleh
YUNIAR RIZKA
NIM. PO.71.24.4.20.025
Oleh
Yuniar Rizka
PO.71.24.4.20.025
Menyetujui,
Pembimbing Lahan
Pembimbing Institusi
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
ii
Elita Vasra, SST, M.Keb
NIP. 197305191993012001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Komprehensif terkait Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah. Penulisan Laporan Komprehensif ini dilakukan
dalam rangka memenuhi tugas praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah Program Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Palembang. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Ibu Asri Noviyanti, SST, M.Keb selaku Pembimbing Akademik
5. Ibu Dyah Ayu Puspitasari, S.Tr.Keb selaku pemilik PMB Dyah Ayu dan
Pembimbing Klinik
6. Seluruh staf PMB Dyah Ayu Palembang
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.....................................................................................................3
D. Manfaat.................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
A. Kajian Masalah Kasus.........................................................................................4
B. Kajian Teori..........................................................................................................4
BAB III.............................................................................................................................9
A. Pengkajian............................................................................................................9
B. Analisis................................................................................................................11
C. Penatalaksanaan.................................................................................................11
BAB IV............................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
v
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang
Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel,
kreatif, sportif, membimbing dan monitoring yang dilakukan secara
berkesinambungan. Tujuan utama asuhan kebidanan komprehensif untuk
mengurangi morbidilitas dan mortalitas (angka kesakitan dan kematian)
dalam upaya menyelematkan ibu dan bayi yang berfokus kepada upaya
promotif dan preventif (Yulifah, 2013 h. 56).
Menurut laporan World Health Organization pada tahun 2017, setiap
tahun di seluruh dunia ada 303.000 wanita meninggal pada saat melahirkan,
2,7 juta bayi meninggal pada saat 28 hari pertama kehidupan (periode
neonatal) dan 2,6 juta bayi meninggal pada saat kelahiran. Pada tahun 2016,
46% dari seluruh anak dibawah usia 5 tahun meninggal diantara bayi yang
baru lahir, bayi pada 28 hari pertama kehidupan mereka meningkat dari 20%
di tahun 1990. Secara global 2,6 juta anak meninggal pada bulan pertama
kehidupan sekitar 7000 kematian bayi baru lahir. Bayi yang meninggal dalam
28 hari pertama kelahiran menderita kondisi dan penyakit yang terkait dengan
kurangnya perawatan yang berkualitas saat kelahiran atau perawatan dan
perawatan yang terampil segera (WHO,2017).
Asuhan persalinan normal yang baik harus diberikan kepada semua ibu
karena bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi
dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
(optimal).
Asuhan masa neonatus juga sangat diprioritaskan karena merupakan
masa kritis dari kematian bayi. Dua pertiga dari kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan, 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu
7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan yang teratur pada waktu nifas dan
bayinya, dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan bayinya.
1
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan
mempunyai peran yang sangat penting dengan memberikan asuhan kebidanan
yang berfokus pada perempuan (woman centered care) secara berkelanjutan.
Peran bidan diharapakan menjadi tenaga profesional yang dapat
memberikan dan melaksanakan asuhan-asuhan yang menyeluruh dan optimal
meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
untuk meminimalisir angka kematian ibu dan bayi serta menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam
hal ini penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada By Ny.A di Poskeskel Karya Mulya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya implementasi asuhan kebidanan fisiologis holistik
neonatus menggunakan pola manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pengkajian mendalam pada bayi baru lahir normal.
b. Tersusunnya identifikasi masalah kebidanan berdasarkan data
subyektif dan data obyektif pada bayi baru lahir normal.
c. Tersusunnya masalah potensial yang mungkin terjadi pada bayi baru
lahir normal.
d. Diketahuinya kebutuhan segera pada bayi baru lahir normal.
e. Tersusunnya rencana tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru
lahir normal.
f. Terlaksananya tindakan untuk menangani kasus pada bayi baru lahir
normal.
g. Terlaksananya evaluasi untuk menangani kasus pada bayi baru lahir
normal.
h. Tersusunnya pendokumentasian kasus pada bayi baru lahir normal.
2
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan pada bayi baru
lahir normal.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Pengembangan ilmu ke dalam praktik yang bisa meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sehingga
menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu
mengenai bayi baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
terkait bayi baru lahir normal.
b. Bagi Bidan
Memberikan informasi bagi Bidan di Poskeskel karya mulya
mengenai penanganan pada bayi baru lahir normal.
c. Bagi Ibu
Menambah pengetahuan dan gambaran terkait asuhan kebidanan bayi
baru lahir normal
3
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
B. Kajian Teori
1. Pengertian Bayi Baru Lahir (BBL)
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterun ke kehidupan
ekstrauterin (Vivian Nanny Lia Dewi,2013).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi
yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012).
4
kehamilan genap mencapai 37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap
mencapai 42 minggu (Williamson, 2014 : 3).
5
pada kedua mata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2010).
Berikut asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
a. Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar
atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir. Upaya pencegahan infeksi yang dilakukan
adalah:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bayi saat menangani bayi.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di
desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.
b. Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal
dengan menjawab 4 pertanyaan:
1) Apakah bayi cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
3) Apakah bayi menangis atau bernafas?
4) Apakah tonus otot bayi baik?
Jika ada salah satu pertanyaan dengan jawaban tidak, maka lakukan
langkah resusitasi.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan
upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat
mengalami hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan
diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
6
d. Merawat Tali Pusat
1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke – 2 dengan
jarak 2 cm dari klem.
2) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri ( jari tengah melindungi tubuh bayi ) lalu memotong tali pusat
di antara 2 klem.
3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.
Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem
pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%.
e. Pemberian ASI
Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) :
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam.
2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan
inisiasi menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk
menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada
bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan.
f. Pemberian Salep Mata
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi
tersebut menggunakan antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep mata
Chloramphenicol adalah 10 mg . Untuk dosis, umumnya digunakan
sebagai pendukung pemulihan infeksi mata dengan kadar dosisi 1 %
tiga hingga empat kali sehari selama 10- 15 hari pasca kelahiran.
g. Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskular setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai
7
menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
h. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi.
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1,
pada saat bayi baru berumur 2 jam.
4 Tanda bahaya bayi baru lahir
Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir menurut JNPK (2008) antara lain:
1) Tidak dapat menyusu
2) Kejang
3) Mengantuk atau tidak sadar
4) Napas cepat (> 60 kali per menit)
5) Merintih
6) Retraksi dinding dada bawah
7) Sianosis sentral
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Nama Pengkaji : Yuniar Rizka
Tempat Pengkajian : Poskeskel Karya Mulya
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2021
1. Pengkajian Data Subjektif
a. Biodata
Bayi
Nama : By. Ny. A
Tanggal Lahir : 24 Mei 2021/ Pukul 23.35 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
Orang Tua
Nama : Ny. A Nama : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Perumahan Merah Delima
b. Alasan Datang/Keluhan Utama
By Ny. A lahir spontan 2 jam yang lalu, BB: 3700 gram, PB: 49 cm,
tidak ada kelainan.
c. Riwayat Kelahiran
1) Tanggal Lahir : 24-05-2021 (Pukul 23.35 WIB)
2) Jenis Persalinan : spontan
3) Penolong : Bidan
4) BB : 3700 gram
PB : 49 cm
5) Komplikasi : Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan sekarang : baik
9
2) Riwayat Kesehatan lalu :-
3) Riwayat Kesehatan keluarga : baik
e. Riwayat Imunisasi
10
2) Muka : simetris, tidak pucat
3) Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah
muda
4) Hidung : simetris, tidak ada polip
11
3. Memberikan salep mata chlorampenicol untuk mencegah infeksi pada
mata.
(Salep mata telah diberikan).
4. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya dan menjaga
agar tali pusat tetap dalam kondisi kering.
(Perawatan tali pusat telah dilakukan).
5. Memindahkan bayi ke ruang perawatan.
Bayi sudah dipindahkan ke ruang perawatan nifas (rawat gabung).
6. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
topi dan membedongnya tetapi tidak kencang.
(Ibu mengerti dan akan melaksanakannya).
7. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi, seperti tidak mau nyusu, adanya
tarikan dinding dada bagian ke dalam, kulit kebiruan, keluarnya darah
pada tali pusat, dan demam.
(Ibu mengerti).
8. Memberitahu ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya
(Ibu mengerti).
9. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin memantau eliminasi bayi.
(Ibu mengerti).
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada By Ny.A di Poskeskel karya mulya sudah berjalan sesuai
13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian. 2017. Asuhan Neonatus dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Nurjasmi, Emi, dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: IBI
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. Buku Acuan Midwifery Update.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sondakh, Jenny J.S. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayin Baru Lahir. :
Erlangga.
World Health Organization. 2013. WHO recommendations on Postnatal care of
the mother and newborn. Jenewa : WHO Press.
14