Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI PADA IBU


DENGAN KASUS AMENORE

Dosen Pembimbing :
Yunida Turisna Simanjuntak, SKM., MKM.

Disusun Oleh :
Satriani Indah Pratiwi Gajah
200207036

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2021/2022
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mata ajar Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ibu Dengan Kasus Amenore ”. Makalah ini
telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihakyang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 5 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. …………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1


1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan …………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….... 3
2.1. Definisi ………………………………………………………….. 3
2.2. Etiologi ………………………………………………………….. 3
BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………………..... 11
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………... 20
BAB V PENUTUP ….………………………………………………….... 29
4.1. Kesimpulan …………………………………………………….. 29
4.2. Saran ……………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 30


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat,
belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas ( akil balig ), maka
terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan-
perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas tercapai pada umur 12-
16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian
yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche ).
Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal
terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian tumbuh rambut kemaluan
( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Setelah tu barulah terjadi
menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. Haid ( menstruasi ) adalah
perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan
faalnya. Secara fisiologis menstruasi adalah proses hormonal dalam tubuh wanita
sebagai hasil dari pelepasan ovum. Pelepasan itu terjadi ketika ovum yang ada di
ovarium tidak dibuahi. Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore
normal terjadi pada wanita prepubertal, kehamilan, dan postmenopause. Pada wanita
usia reproduktif, yang harus diperhatikan pertama kali dalam mendiagnosa etiologi
dari amenore adalah kehamilan. Apabila tidak ada kehamilan, barulah kita harus
mencari alternatif lain untuk mencari etiologi dari amenore itu sendiri.

Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder


normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak
mendapatkan menstruasi Diagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk
diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma Turner.
Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini untuk membahas Asuhan
Keperawatan pada Kasus Amenore.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini untuk melakukan
Asuhan Keperawatan Pada Kasus Amenore. Terdiri atas:
a. pengkajian
b. diagnose
c. perencanaan (intervensi)
d. pelaksanaan (implementasi)
e. evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Amenore adalah kondisi dimana seorang wanita tidak mengalami
menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut
mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder
normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder, tidak
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang
lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainankelainan kongenital dan
kelainan-kelainan genetik.
2. Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi
kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada amenore primer
termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma
Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.

B. Etiologi
1. Amenore Primer :
a. Kelainan kromosom
b. Masalah hipotalamus
c. Hipofisis
d. Kurangnya organ reproduksi
e. Struktural abnormal pada vagina

Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila wanita sudah
waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan.
Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput daranya.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi
untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan
keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur karena sel telur tidak
terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.

Gambar. Contoh penyebab amenore sekunder

2. Amenore Sekunder
a. Kehamilan
b. Kontrasepsi
c. Menyusui
d. Stres
e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone
g. Berat badan rendah
h. Olahraga berlebihan
i. Kerusakan tiroid
j. Masalah di jaringan Rahim
k. Ketidakcukupan ovarium primer.
Gambar. Himen Imperforata

C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
a. Tidak terjadi haid
b. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
c. Nyeri kepala
d. Badan lemah

Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :


a. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
b. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
c. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah
denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
d. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan
lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :


a. Sakit kepala Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui )
b. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
c. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti Vagina yang kering
d. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yg berlebihan yang mengikuti pola pria)
e. perubahan suara
f. perubahan ukuran payudara
D. Patofisiologi

Kegagalan fungsi Penyakit


Kelainan genetik
hipotalamus obat-obatan
dan lain-lain

Testicular Disgenesis
hipogonadotropin
gonad Siklus
feminization
menstruasi
FSH & LH terganggu
Ovarium
Ovarium Testis gagal
tidak menggantik berkembang
terangsang an ovarium Tidak terjadi
Ovarium tidak siklus
terangsang menstruasi
Tidak dapat
mengalami Tidak terjadi
Esterogen dan
menstruasi menstruasi
progesterone tidak
dihasilkan

Siklus Amenore
menstruasi Aminore primer sekunder
tidak terjadi

Tanda seks sekunder


tidak terjadi Dx: Ansietas,
nyeri, kerusakan
integritas
jaringan

Dx: Gangguan citra


tubuh, harga diri rendah
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari
sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari
amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Pasien
dengan aminore primer yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap
dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin.
Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat
vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus.
Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanalinguinalis. Keadaan
seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen. Amenore
primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamushipofisis-ovarium.
Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali
kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan
progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan
tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore.
Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau
hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea
merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea
adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi
ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini
menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH
dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah
penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda
dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad
menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki
tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan
hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi
hipotalamushipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-
ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja
disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau
bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen
yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan amenora
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan
untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk
mengecek kadar hormon, antara lain:
1. Follicle stimulating hormone (FSH).
2. Luteinizing hormone (LH).
3. Prolactin hormone (hormon prolaktin).
4. Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
5. Thyroid stimulating hormone (TSH).

Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:


1. Biopsi endometrium.
2. Tes genetik.
3. MRI.
4. CT scan.

F. Penatalaksanaan
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah
kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian
dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat
dipertahankan. Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah
terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih
juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang
mengalami Amenorrhea Primer. Sedangkan pada Amenore tiroid atau disebabkan
oleh gangguan hipofisis dapat diobati dengan obat-obatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama Suami : Ny. M

Umur : 34 tahun

Suku/bangsa : jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat rumah : Jl Sei Selapian No 7, Medan Baru.

Status perkawinan : Kawin

Usia saat kawin : 19 tahun.

Lama perkawinan : ± 5 tahun

B. Alasan datang/ keluhan


Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan, dengan keluhan tidak haid (amenore)

C. Riwayat keluhan sekarang


ibu mengatakan sudah sejak 2 bulan yang lalu tidak haid, padahal sebelumnya haid
ibu normal seperti biasanya.

D. Riwayat penyakit yang lalu


ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, seperti penyakit jantung,
paru-paru, hipertensi, tumor payudara, tumor kandungan, DM, pedarahan yang keluar
dari kemaluan.

E. Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, kuning,
TBC, DM, Hep.B, hipertensi.

F. Riwayat menstruasi
Menarche : 15 thn
Lama haid : 7 hari
Jumlah : 1 pembalut penuh (ganti 2 x/hari)
Flour albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada.
Sifat : merah segar, bau anyir, encer.
Tidak ada perdarahan diluar haid.

G. Riwayat seksual
Ibu mengatakan tidak ada gangguan selama melakukan hubungan seksual, biasanya 2
hari sekalli.
H. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No. Anak Type penolon BB/PB Jenis Uur meny Lama


ke persali g kelamin sekara usui
nan ng
1 1 9 perawat 3100/49 perempu 4 ya 7
bulan an tahun bulan

I. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kanker, tumor, penyakit menular seksual,
radang panggul, gangguan haid.

J. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 1 bulan selama 2,5 tahun,
kemudian di lepas, karena ibu ingin pindah pada KB suntik 3 bulan dan sampai
sekarang, sebelumnya ibu tidak ada keluhan tetapi sejak 2 bulan lalu ibu tidak haid.

K. Data psikososial
Ibu mengatakan sudah membicarakan dengan suami tentang keluhannya saat ini, dan
dengan ijin suami ibu memeriksakan diri ke dokter. Ibu merasa cemas dan khawatir
dengan keadaanya saat ini.
L. PENGKAJIAN
1. Keadaan umum baik

2. Kesadaran kompos mentis

3. TTV: TD : 120/80 mmHg


N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt
BB : 46kg

4. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal

5. Muka
Inpeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem, tidak ada
hyperpigmentasi

6. Mata
Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak
Berkunang-kunang
7. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.

8. Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada pembesaran
Kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
9. Dada
Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih, konsistensi
kenyal
Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.

10. Perut
Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik, BAB lancar,
tidak ada luka bekas operasi

11. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
Bartholini.

12. Ekstremitas atas-bawah


Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada tangan
Dan kaki, reflek patella ka-ki +/+
A. ANALISA DATA
Data fokus Masalah Etiologi

1. Data Subjektif: Kecemasan Perubahan proses


1. klien menanyakantentang kesehatan
Penyakitnya
2. klien mengatakan
Baru pertama kali
Mengalami penyakit
Yang saat ini diderita
Oleh klien
2. Data Objektif:
1. klien cemas
2. klien tegang
3. klien meremas-
Remas tangannya
4. observasi vital sign:
TD= 140/80mmHg
ND= 90x/m
RR= 16x/mnt
Ds: Kurang pengetahuan Kurangnya
1. klien mengatakan informasi yang
tidak tau Apa itu diberikan
amenore
2. klien mengatakan
bingung
Do:
1. klien tampak
bingung
2. klien terlihat banyak
bertanya
Ds: - Gangguan body imege Biofisik, penyakit,
Do: dan perseptual
1. klien terlihat minder,
Tidak percaya diri,
Perasaan terisolasi,
Interaksi berkurang

B. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Ansietas Stelah dilakukan asuhan 1.Kaji tingkat kecemasan:
berhuungan keperawatan selama ..x24 Ringan, sedang, berat,panic
dengan status jam cemas klien dapat 2. berikan kenyamanan dan
kesehatan teratasi dengan kriteria ketenteraman hati
hasil: 3. beri dorongan pada klien
1. cemas berkurang untuk menungkapkan pikiran dan
2. tidak menunjukkan perasaan untuk
perilaku agresif mengeksternalisasikan
kecemasan.
4. anjurkan distraksi seperti
menonton TV, dengarkan radio,
permainan untuk mengurangi
kecemasan
5. singkirkan stimulasi yang
berlebihan
Gangguan citra Setelah diberikan asuhan 1. gunakan pendekatan yang
tubuh keperawatan selama ..x24 menenangkan
berhubungan jam klien diharapkan tidak 2. berikan inforasi factual
dengan biofisik, mengalami gangguan citra mengenai diagnosis, tindakan
tahap tubuh dengan kriteria hasil: prognosis
perkembangan, 1. mengidentifikasi dan 3. dengarkan dengan penuh
perseptual dan mengungkapkan gejala perhatian
penyakit cemas 4. identifikasi tingkat kecemasan
Mengungkapkan teknik
mengontrol cemas
Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. mengkaji tingkat pengetahuan
pengetahuan keperawatan selama, klien klien tentang penyakit yang
berhubungan mampu menjelaskan dideritanya
dengan kurang penyakit dan mampu 2. memberikan pengajaran sesuai
informasi yang mengenal penyakitnya dengan tingkat pemahaman klien
didapat tentang dengan kriteria hasil: 3. memberikan informasi dari
penyakitnya 1. klien mengetahui tentang sumber-sumber yang akurat dan
(amenore) penyakitnya dapat dipertanggungjawabkan
D. Implementasi
No Diagnose Tgl/jam Tindakan
. keperawatan
Dx
1 Ansietas berhubungan 02/01/2022 1. mengkaji tingkat
dengan status 09.00-09-15 WIB kecemasan:
kesehatan Kecemasan
H : ringan
1. memberikan dorongan
dan berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran dan
dengarkan seua keluhannya
R : tampak kooperatif
1. menjelaskan semua
prosedur dan pengobatan
R : klien mengatakan
mengerti dengan apa yang
dijelaskan
1. memberikan dorongan
spiritual
R/H : kooperatif
2 Gangguan citra tubuh 02/01/2022 2. mengkaji pandangan klien
berhubungan dengan 09.00-09.15 WIB terhadap penyakitnya
biofisik, tahap H : klien mau menceritakan
perkembangan, tentang perasaannya
perseptual, dan R : klien mengatakan malu
penyakit karena penyakitnya tersebut
Pukul 9.20 WIB
2. mengkaji derajat
dukungan yang ada untuk
klien
H : keluarga klien selalu
mendukung dan memberi
motivasi
R : klien merasa nyaman
saat disamping keluarganya
Pukul 09.57 WIB
2. memberi motivasi dan
dukungan
H : klien terlihat sangat
senang saat diberi motivasi
R : klien mengatakan tidak
malu lagi
2. mendiskusikan tentang
masalah dan situasi yang
membuat klien malu
3 Kurang pengetahuan 02/01/2022 3. memberi pendidikan
berhubungan dengan 09.00-09.15 WIB kesehatan tentang amenore
kurang informasi yang Rh : klien mengatakan sudah
didapat tentang mulai tahu tentang amenore
penyakit
(amenorrhea)

E. Evaluasi
No Diagnose Jam/tgl Evaluasi
Dx keperawatan

1 Ansietas Minggu, 02- S:


1. klien mengatakan sudah mengerti
berhubungan dengan 01-2022
tentang penyakitnya
status kesehatan 10.00 WIB
2. klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang saat ini
diderita oleh klien

O:
1. cemas (-)
2. klien lebih rileks
3. observasi vital sign :
TD=130/60mmHg, ND= 88x/mnt,
RR= 20x/mnt
4. observasi vital sign : TD=
130/60mmHg, ND= 88x/mnt,RR=
20x/nt
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Gangguan citra Minggu, 02- S:
01-2022
tubuh berhubungan 1. klien mengatakan malu karena
10.10 WIB
dengan biofisik, tangannya patah
tahap perkembangan, 2. klien mengatakan merasa senang
perseptual, dan saat berada disamping keluarganya
penyakit 3. klien mengatakan tidak malu untuk
bergaul
O:
1. keluarga klien selalu mendukung
klien
2. klien terlihat senang
A: masalah harga diri teratasi
P: intervensi dihentikan
3 Kurang pengetahuan minggu, 02- S:
01-2022
berhubungan dengan Klien mengatakan sekarang
10.30 WIB
kurang informasi mengetahui tentang amenorea
yang didapat tentang O:
penyakitnya Klien tidak bertanya lagi
(amenorrhea) A: masalah teratasi
B : intervensi dihentikan

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau
analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari
proses keperawatan
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang pasien
mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual. Berdasarkan
hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
13. Keadaan umum baik
14. Kesadaran kompos mentis
15. TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt BB : 46kg
16. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal

17. Muka
Inspeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem, tidak ada
hyperpigmentasi

18. Mata
Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak
Berkunang-kunang

19. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.

20. Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada pembesaran
Kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis

21. Dada
Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih, konsistensi
kenyal
Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.

22. Perut
Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik, BAB lancar,
tidak Ada luka bekas operasi.

23. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
Bartholini.

24. Ekstremitas atas-bawah


Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada tangan
dan Kaki, reflek patella ka-ki +/+
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan
oleh peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada
pasien dengan amenore, hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak
mencakup seluruh aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas
ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan. Sebab dari data hasil pengkajian yang
dilakukan didapatkan data – data yang termasuk dalam lingkup aspek integritas ego,
neurosensori dan yang menunjang terhadap masaalah keperawatan yaitu kecemasan,
kurang pengetahuan dan gangguan body image

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M
didapatkan diagnosa keperawatan :
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti
melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang didapatkan
oleh peneliti dari hasil pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.

C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada
dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena
semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik
dilapangan.
D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam
teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori
tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada
Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Pada
tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada
diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan. Adapun yang
menjadi faktor
penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.M dengan kasus
amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli adalah tidak terpantaunya
perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah
perawat diruangan dengan pasien yang dirawat.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan
evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil dilakukan
dengan membandingkan respon pasien pada tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi
yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus amenore
dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan
perkembangan. Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui
catatan perkembangan selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada
tanggal 24 maret 2015 untuk diagnose pertama, kedua dan ketiga masalah teratasi
semua.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,
meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami
menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer :
Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun
tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan menstruasi. Dan
amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tidak
mendapatkan menstruasi.

B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat
memahami benar apa itu amenore,mengenali tanda dan gejala, serta penatalaksanaan
medis supaya angka kejadian yang disebabkan karena amenore dapat
ditekan/dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit


Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Maryanti, Dwi. 2009. “Kesehatan Reproduksi”. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai