GANGGUAN AMENORE
Disusun oleh
Kelompok 1
AYU TRINANDA (2114201008)
Dosen Pembimbing :
Ns. Ledia restipa M,kep
A. Definisi
Amenore adalah kondisi dimana seorang wanita tidak mengalami
menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut
mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder
normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder, tidak
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang
lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainankelainan kongenital dan
kelainan-kelainan genetik.
2. Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi
kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada amenore primer
termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma
Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.
B. Etiologi
1. Amenore Primer :
a. Kelainan kromosom
b. Masalah hipotalamus
c. Hipofisis
d. Kurangnya organ reproduksi
e. Struktural abnormal pada vagina
Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila wanita sudah
waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan.
Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput daranya.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi
untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan
keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur karena sel telur tidak
terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.
2. Amenore Sekunder
a. Kehamilan
b. Kontrasepsi
c. Menyusui
d. Stres
e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone
g. Berat badan rendah
h. Olahraga berlebihan
i. Kerusakan tiroid
j. Masalah di jaringan Rahim
k. Ketidakcukupan ovarium primer.
Gambar. Himen Imperforata
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
a. Tidak terjadi haid
b. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
c. Nyeri kepala
d. Badan lemah
Testicular Disgenesis
hipogonadotropin
gonad Siklus
feminization
menstruasi
FSH & LH terganggu
Ovarium
Ovarium Testis gagal
tidak menggantik berkembang
terangsang an ovarium Tidak terjadi
Ovarium tidak siklus
terangsang menstruasi
Tidak dapat
mengalami Tidak terjadi
Esterogen dan
menstruasi menstruasi
progesterone tidak
dihasilkan
Siklus Amenore
menstruasi Aminore primer sekunder
tidak terjadi
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan amenora
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan
untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk
mengecek kadar hormon, antara lain:
1. Follicle stimulating hormone (FSH).
2. Luteinizing hormone (LH).
3. Prolactin hormone (hormon prolaktin).
4. Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
5. Thyroid stimulating hormone (TSH).
Umur : 34 tahun
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
F. Riwayat menstruasi
Menarche : 15 thn
Lama haid : 7 hari
Jumlah : 1 pembalut penuh (ganti 2 x/hari)
Flour albus : tidak ada
Keluhan : tidak ada.
Sifat : merah segar, bau anyir, encer.
Tidak ada perdarahan diluar haid.
G. Riwayat seksual
Ibu mengatakan tidak ada gangguan selama melakukan hubungan seksual, biasanya 2
hari sekalli.
H. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
I. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kanker, tumor, penyakit menular seksual,
radang panggul, gangguan haid.
J. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 1 bulan selama 2,5 tahun,
kemudian di lepas, karena ibu ingin pindah pada KB suntik 3 bulan dan sampai
sekarang, sebelumnya ibu tidak ada keluhan tetapi sejak 2 bulan lalu ibu tidak haid.
K. Data psikososial
Ibu mengatakan sudah membicarakan dengan suami tentang keluhannya saat ini, dan
dengan ijin suami ibu memeriksakan diri ke dokter. Ibu merasa cemas dan khawatir
dengan keadaanya saat ini.
L. PENGKAJIAN
1. Keadaan umum baik
4. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
5. Muka
Inpeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem, tidak ada
hyperpigmentasi
6. Mata
Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak
Berkunang-kunang
7. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.
8. Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada pembesaran
Kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
9. Dada
Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih, konsistensi
kenyal
Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.
10. Perut
Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik, BAB lancar,
tidak ada luka bekas operasi
11. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
Bartholini.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)
E. Evaluasi
No Diagnose Jam/tgl Evaluasi
Dx keperawatan
O:
1. cemas (-)
2. klien lebih rileks
3. observasi vital sign :
TD=130/60mmHg, ND= 88x/mnt,
RR= 20x/mnt
4. observasi vital sign : TD=
130/60mmHg, ND= 88x/mnt,RR=
20x/nt
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Gangguan citra Minggu, 02- S:
01-2022
tubuh berhubungan 1. klien mengatakan malu karena
10.10 WIB
dengan biofisik, tangannya patah
tahap perkembangan, 2. klien mengatakan merasa senang
perseptual, dan saat berada disamping keluarganya
penyakit 3. klien mengatakan tidak malu untuk
bergaul
O:
1. keluarga klien selalu mendukung
klien
2. klien terlihat senang
A: masalah harga diri teratasi
P: intervensi dihentikan
3 Kurang pengetahuan minggu, 02- S:
01-2022
berhubungan dengan Klien mengatakan sekarang
10.30 WIB
kurang informasi mengetahui tentang amenorea
yang didapat tentang O:
penyakitnya Klien tidak bertanya lagi
(amenorrhea) A: masalah teratasi
B : intervensi dihentikan
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau
analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari
proses keperawatan
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang pasien
mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual. Berdasarkan
hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
13. Keadaan umum baik
14. Kesadaran kompos mentis
15. TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt BB : 46kg
16. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
17. Muka
Inspeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem, tidak ada
hyperpigmentasi
18. Mata
Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak
Berkunang-kunang
19. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.
20. Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada pembesaran
Kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
21. Dada
Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih, konsistensi
kenyal
Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.
22. Perut
Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik, BAB lancar,
tidak Ada luka bekas operasi.
23. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
Bartholini.
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan
oleh peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada
pasien dengan amenore, hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak
mencakup seluruh aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas
ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan. Sebab dari data hasil pengkajian yang
dilakukan didapatkan data – data yang termasuk dalam lingkup aspek integritas ego,
neurosensori dan yang menunjang terhadap masaalah keperawatan yaitu kecemasan,
kurang pengetahuan dan gangguan body image
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M
didapatkan diagnosa keperawatan :
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti
melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang didapatkan
oleh peneliti dari hasil pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.
C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada
dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena
semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik
dilapangan.
D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam
teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori
tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada
Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Pada
tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada
diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan. Adapun yang
menjadi faktor
penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.M dengan kasus
amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli adalah tidak terpantaunya
perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah
perawat diruangan dengan pasien yang dirawat.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan
evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil dilakukan
dengan membandingkan respon pasien pada tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi
yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus amenore
dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan
perkembangan. Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui
catatan perkembangan selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada
tanggal 24 maret 2015 untuk diagnose pertama, kedua dan ketiga masalah teratasi
semua.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,
meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami
menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer :
Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun
tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan menstruasi. Dan
amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tidak
mendapatkan menstruasi.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat
memahami benar apa itu amenore,mengenali tanda dan gejala, serta penatalaksanaan
medis supaya angka kejadian yang disebabkan karena amenore dapat
ditekan/dicegah.