Reproductive
Behavior
Dosen pengampu : dr. Zain Budi Syultoni, Sp.Kj,
Anggota Kelompok 5
20231770033 20231770034
Proses Terbentuknya Jenis Kelamin
1 Penentuan kromosom seks
2 Pengeluaran Sperma
Hormon seks seperti estrogen dan testosteron memainkan peran penting dalam
pengembangan karakteristik seksual sekunder.
Cara Kerja Hormon Pria
1 Kelenjar hipotalamus dan pituitari wanita berinteraksi dengan ovarium untuk menghasilkan siklus
menstruasi
Akhir periode menstruasi, pituitary anterior melepaskan felliclestimulating hormone (FSH) yang memicu
pertumbuhan folikel yang merawat ovum dan menghasilkan jenis estrogen, termasuk estradiol
2 Akhir siklus menstruasi terjadi penurunan kadar LH, FSH, estradiol dan progesteron.
Jika ovum tidak difertilisasi, maka dinding uterus akan di gugurkan (menstruasi).
3 Jika ovum difertilisasi maka terjadi peningkatan hormon estradiol dan progesteron
selama masa kehamilan.
akibatnya terjadi aktivitas fluktuatif pada reseptor serotonim 3 (5HT3) yaitu mual.
Perilaku terkait reproduksi dan testosteron laki-
laki
1. 2. 3.
Laki-laki masih tetap
Okidektomi Dorongan seks dan
aktif secara seksual
menyebabkan kadar testosteron tidak
selama berbulan-bulan
berkurangnya berkorelasi pada laki-
setelah oridektomi
minat dan perilaku laki sehat, dan suntikan
darena andogren
seksual serta testosteron tidak
adrenal memainkan
perubahan fisik. meningkatkan
peran tertentu dan
dorongan seks.
mempertahankan
aktivitas seksual.
Perilaku terkait reproduksi dan hormon - hormon
gonadal perempuan
1. 2. 3.
Motivasi seksual Selain itu, Secara paradoksikal, ada bukti
maupun perilaku ovariektomi ternyata doorngan seks perempuan di
seksual hanya memiliki efek bawah control andogren,
perempuan terkait langsung yang kecil bukan estrogen.
dengan siklus baik pada motivasi
kebanyakan perempuan
menstruasi. seksual maupun
dengan dorongan 16 seks
perilaku seksual
yang rendah tidak memiliki
mereka selain
kadar testosterone darah yang
sterilitas,
rendah.
konseskuensi utama
cvariektomi pada motivasi seksual maupun
perempuan adalah aktifasi seksual perempuan
berkurangnya tidak terkait dengan siklus
lubrikasi vagina. menstruasinya, tetapi hal itu
berkait dengan tipe laki-laki
yang mereka sukai.
Gangguan Hormon Seksual
terdorong untuk
Melakukan berulang-ulang Gejala seksual yang memiliki menggunakan kekerasan
tindakan seksual tanpa dapat nafsu seksual yang luar biasa atau tekanan untuk
dikendalikan, bahkan ketika dan ingin melampiaskan memaksakan fantasi
hal itu merugikan diri sendir nafsu seksnya berulangkali paraphilia pada orang
ataupun orang lain. tanpa terkendali. lain.
Gangguan Perilaku Seksual
Homoseksual
Sebagaimana teori Abraham Maslow bahwa Saat hormone testosterone pada individu
teori kebutuhan ada lima. Pada tingkatan mengalami kekurangan akan mengakibatkan
pertama kebutuhan dasar atau fisiologi yang berkurangnya hasrat seksual, berkurangnya
meliputi oksigen, air, makanan, suhu tubuh frekuensi ereksi, cenderung merasa depresi
yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan atau sedih berujung pada menurunnya
seksual. Kebutuhan seksual harus terpenuhi kuliatas hidup, penurunan rasa percaya diri,
agar bisa naik pada tingkat selanjutnya. berkurangnya motivasi, serta memiliki
masalah pada memori dan konentrasi.
Kesimpulan
•Setiap manusia terdiri atas kromosom, pada pria yaitu kromosom XY dan wanita kromosom XX
•Sejumlah individu tidak dapat dikategorikan sebagai pria atau wanita karena mereka memiliki alat
kelamin atau reproduksi ganda (interseks).
•Hormon seksual pria adalah testosteron dan hormon seksual wanita adalah estrogen.
•Gangguan hormon seksual pada manusia yaitu testosteron rendah, PCOS, menopause,
hipogonadisme, dan disfungsi seksual.
•Gangguan perilaku seksual meliputi pelecehan seksual, paraphilia, pedofilia, perilaku seksual
komplusif, parafilik coercive disorder, dan homoseksual
•Hubungan seksual dengan psikologi ada kaitannya , karena tiap individu memiliki hasrat seksual dan
harus disalurkan dan terpenuhi.