Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Biopsikologi ialah ilmu pengetahuan yang melihat perilaku manusia dari
Fisologis dan pendekatan dari perkembangannya. Dalam biopsikologi mempunyai
cabang dalam melihat perilaku manusia sendiri. Seperti dari aspek fisiologis yang
melihat manusia dari perilaku reproduksinya.
Perilaku Reproduksi sendiri ialah perilaku yang melihat dari garis besar tentang
hormon individu tersebut. Reproduksi dilakukan untuk cara pertahanan hidiup sebuah
individu untuk melangsungkan keturunannya dan dalam dorongan biologis yang kuat
akhirnya hormon ini mengatur aktivasi otak dan kelamin.
Dalam biopsikologi sendiri dijelaskan perbedaan antara perilaku reproduksi dan
perilaku seksual yang sering kali di remehkan dan juga akan membahas bagaimana
perbedaan anatara laki – laki dan perempuan dalam perilakunya sesuai dengan hormon
yang ada dalam diri mereka.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan pembahasan yang
akan di sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang Termasuk Perilaku Reproduksi ?
2. Mengapa Seks dan Hormon Menjadi Awal pembentukan Perilaku Reproduksi ?
3. Bagaimana Variasi Perilaku Seksual Menjadi Perilaku Reproduksi ?

1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini ialah :
1. Mengetahui apa saja yang termasuk perilaku reproduksi.
2. Mengetahui tentang seks dan hormon sebagai awal pembentukan perilaku reproduksi.
3. Memahami variasi perilaku seksual menjadi perilaku reproduksi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEKS DAN HORMON


Hormon Steroid memiliki empat cincin karbon. Steroid adalah turunan kolestrol.
Hormon steroid juga menjalankan fungsinya dengan tiga cara yang pertama ialah mereka
melekat pada membran reseptor seperti halnya neurontransmiter. Kedua, mereka masuk
kedalam sel dan mengaktivasi protein – protein tertentu di sitoplasma. Ketiga, mereka
melekat masuk kedalam sel untuk mengaktivasi atau menginaktivasi gen – gen tertentu.
Hormon Seks – hormon estrogen, progesteron, dan androgen adalah hormon
steroid kategori khusus. Hormon tersebut sebagian besar di lepaskan oleh gonad ( testis
dan ovarium ) dan sebagian kecil oleh kelenjar adrenal.
Androgen kelompok Hormon yang terdiri dari testosteron dan beberapa hormon
lainnya sebagai hormon laki –laki karena laki – laki memiliki kadar yang lebih tinggi.
Dan hormon perempuan ialah hormon Estrogen yang terdiri dari Estradiol dan
Progesteron adalah hormon yang di miliki wanita untuk mempersiapkan Uterus untuk
implantasi ivum yang telah dufertalisasi dan memicu proses pemeliharaan kehamilan.
Di dalam otak , Hormon Seks meningkatkan atau menurunkan laju apoptosis
( kematian sel ) di berbagai otak yang menyebabkan pria memiliki beberapa area yang
lebih besar daripada wanita dan begitu sebaliknya.

1. Pengaruh Hormon Seks yang Mengatur


Membedakan pengaruh hormon seks antara pengaruh hormon yang mengatur
dan pengaruh yang mengaktivasi daoat terjadi kapan saja sepanjang hidup, ketika
hormon secara sementara mengaktivasi respon tersebut. Pengaruh yqng
mengaktivasi yang terjadi pada pada organ mhngkin berlangsungblebih lama dari
pada hormon yang berada didalam organ, tetapi pengaruh tersebut ada batasnya.
Pada masa awal kehidupan. Hormon mengeluarkan pengaruh yang bersifat
sementara sikala hormon sedang mengatur perkembangan tubuh . Selama puber
hormon dapat menimbulkqn perubahan struktur yang bertahan lama dan juga
menimbulkan pengaruh yang bersifat mengatur.
a. Perbedaan Seks Pada Gonad
Deferensi seksual dimulai dari tahap kromosom, kromosom betina
memiliki 2 kromosom X , jantan memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y.
Dalam masa perkembangan pranatal (sebelum kelahiran), mamalia jantan dan
betina sama-sama memiliki satu rangkaian duktus Mullerian dan satu
rangkaian duktus Wolffian serta sepasang gonad primitif (2 testis atau 2
ovarium). Didalam kromosom Y mamalia jantan, terdapat gen penentu seks
pada kromosom Y yang menyebabkan gonad primitif berkembang menjadi
testis, yaitu organ penghasil sperma. Testis berkembang memproduksi hormon
testerogen yang meningkatkan pertumbuhan testis, testerogen juga
memnyebabkan duktus wolffian prekursor perkembangan struktur reproduksi
jantanberkembang menjadi vesikula seminalis dan vas deferens. Hormon
peptida yang bernama hormon penghambat Mullerian menyebabkan
degenerasi pada duktus Mullerian, yaitu prekursor perkembangan struktur
ovinduk, uterus, dan vagina.
Ovarium yaitu organ penghasil telur, duktus Wolffian mengalami
degenerasi dan duktus mullerian yang primitif mengalami perkembangan dan
pendewasaan. Diferensiasi seksual bergantung terutama pada kadar testeron
selama periode sensitif, yaitu sebuah periode awal saat hormon memiliki
pengaruh yang bertahan lama. Periode sensitif manusia untuk pembentukan
kelamin berada disekitar bulan ketiga dan keempat masa kehamilan.

b. Perbedaan Seks Pada Hipotalamus


Mengendalikan perbedaan kelamin eksternal, hormon seks pada masa
awal perkembangan juga melekat pada reseptor dibagian tertentu pada
hipotalamus, amigdala, dan area-area otak lain. Bagian hipotalamusanterior
yang dikenal dengan nama nukleus dimorfik seksual, berukuran lebih besar
pada jantan daripada betina dan berperan dalam pengendalian perilaku seksual
jantan. Bagian-bagian hipotalamus betina dapat menghasilkan pola pelepasan
hormon bersiklus, seperti pada siklus menstruasi betina. Siklus menstruasi
seorang wanita bergantung pada siklus umpan balik yang meningkatkan atau
mengurangi pelepasan beberapa hormon. Wanita hanya memberikan respon
seksual dalam masa subur.walaupun mungkin mereka memili sedikit
peningkatandalam hal ketertarikan seksual pada periode ovulasi, dimana
terdapat kadar esterogen tertinggi.
c. Perbedaan Seks Pada Korteks Serebrum dan Kognisi
Hormon pada masa awal perkembangan juga memengaruhi korteks
serebrum, mengendalikan laju apoptosis relatif di berbagai area otak. Sebagai
contoh, beberapa area otak secara proporsional berukuran lebih besar pada
pria dan terdapat area otak lain yang secara proposional berukuran lebih besar
pada wanita. Pria cenderung memiliki jumlah substansi putih yang lebih
banyak daripada wanita. Secara rata rata, wanita memiliki kepadatan neuron
yang lebih tinggi pada lobus temporal yang berperan penting dalam bahasa.
Area yang terkait bahasa lebih besar di belahan otak kiri daripada otak kanan
untuk kedua jenis kelamin, tetapi nilai perbedaan tersebut lebih besar pada
wanita daripada pria.
Apakah hormon seks memengaruhi performa intelektual? Secara rata-
rata, pria dan wanita memiliki sesikit perbedaan dalam hal yang konsisten.
Dalam sebagian besar mata pelajaran sekolah, terutama yang berkaitan dengan
membaca, remaja wanita memiliki nilai yang lebih baik daripada remaja pria .
Secara rata-rata, untuk tugas rotasi dan orientasi garis diluar kepala.
Pencapaian remaja pria lebih baik daripada remaja wanita. Akan tetapi,
performa pada tugas-tugas tersebut tidak berkorelasi konsisten dengan kadar
hormon seksual wanita san pria.

2. Pengaruh Hormon Seks Yang Mengaktivasi


Kadar testoseron atau estradiol ini akan mengeluarkan sebuah pengaruh yang
mengaktivasi hingga mengubah perilaku secara sementara. Perilaku ini juga dapat
dipengaruhi sekresi hormon. Hormon sendiri akan mengubah akivitas beragam di
area otak untuk mengubah cara otak merespons berbagai macam stimulus dan juga
akan mengubah sensitivitas pada penis, vagina bahkan serviks.

a. Hewan Pengerat

Setelah testis hewan pengerat jantan dihilangkan atau ovarium hewan


pengerat betina dihilangkan, maka perilaku seksual akan menurun seiring
dengannya penurun hormon seks. Hormon seks ini tidak akan hilang
sepenuhnya, karena kalenjar adrenal juga memproduksi sebuah hormon
steroid. Kombinasi penggabungan antara estradiol dengan progesteron
merupakan sebuah kombinasi yang paling efektif untuk betina.
Hormon seks akan mengaktivasi perilaku seksual melalui penguatan
sensasi. Esterogen meningkatkan sensitivitas saraf pundental, yaitu saraf yang
mengirimkan sebuah stimulus rabaan dari area pubis menuju otak. Dan
hormon seks juga berikatan dengan sebuah reseptor yang meningkatkan
respon bagian bagian tertentu hipotalamus, termasuk nkukleus ventromedial,
area praoptik media (MPOA) dan juga hipotalamus. Di bagian hipotalamus
anterior ini, yang bernama sexually dimorphic nucleus (SDN), lebih besar
pada hewan jantan daripada hewan betina.
Testosteron dan juga estradiol ini akan menyiapkan MPOA dan
beberapa area otak lain utuk melepaskan dopamin. Neuron MPOA ini akan
melepaskan dopamin dengan sangat kuat dalam masa aktivivitas seksual dan
juga semakin banyak dopamin yang akan dilepas maka akan semakin tinggi
kesempatan jantan untuk kopulasi.
Konsentrasi dopamin menengah menstimulasi sebagian besar reseptor
tipe D1 dan D5 yang memiliki fungsi untuk memfasilitasi reaksi pada penis
jantan dan juga postur yang menandakan kesiapan untuk dibuahi pada betina.
Konsentrasi dopamin yang lebih tinggi akan menstimulasi reseptor tip D2
yang memicu orgasme. Banyak obat antidepresi yang telah dikenal luas
menyebabkan peningkatan aktivitas serotonin dan salah satu efek sampingnya
adalah penurunan kegairahan dan juga orgasme.
Peneliti pernah melakukan sebuah eksperimen, jika sepasang tikus
pernah melakukan hubungan didalam sebuah kandang tertentu maka
kesempatan untuk kembali ke kandang tersebut sangat memotivasi tikus jantan
tetapi tidak untuk tikus betina. Karena tikus betina itu dapat mengatur sebuah
waktu untuk dimulainya aktivitas seksual, waktu berhentinya seksual bahkan
waktu untuk melakukan seksual kembali.

b. Manusia
Perubahan suatu hormon dapat meningkatkan bahkan menurunkan
kegairahan seksual. Hormon seksual ini juga dapat mempengaruhi beberapa
sistem otak yang fungsinya tidak langsung berkaitan dengan seks.
 Pria
Pada seorang pria, sebuah kenikmatan seksual yang tertinggi
akan terjadi ketika kadar testosteronnya sudah berada di level tertinggi
yaitu sekitar usia 15 – 25 tahun. Hormon oksitosin pun berperan dalam
kenikmatan seksual.
Secara umum, penurunan kadar testosteron itu akan
menurunkan kenikmatan seksual seorang pria. Tetapi kadar testosteron
yang rendah juga bukan merupakan sebuah alasan umum adanya
penyebab impotensi, yaitu ketidakmampuan ereksi. Salah satu hal
terpenting bagi ereksi adalah fakta bahwa testosteron akan
meningkatkan pelepasan nitrit oksida (NO), yang mana akan
memfalisilitasi neuoron – neuoron hipotalamus yang penting bagi
perilaku seksual dan dapat meningkatkan aliran darah menuju penis.
Dan terdapat sebuah obat yang bernama sildenafil (Viagra) yang
memiliki fungsi untuk meningkatkan kemampuan seksual seorang pria
dengan cara memperpanjang efek nitrit oksida.
Pelaku kejahatan seksual merupakan sebuah kelompok yang
beragam, dimana sebagian besar memiliki kadar testosteron yang
normal. Tetapi dalam salah satu sudi mengatakan bahwa pelaku
pelecehan anak – anak itu memiliki kadar testosteron yang tinggi –
bahkan dalam sehari mereka dapat bermastrubasi 4 hingga 5 kali -.
Sejumlah pelaku kejahatan seksual ini telah diterapi
menggunakan siproteron, yaitu sebuah obat yang dapat mengahambat
pengikatan testosteron di dalam sel. Dan lainnya diterapi menggunakan
medroksiprogesteron yang menginbihisi gonadotropin, yaitu sebuah
hormon yang berasal dari kalenjar pituitari. Akan tetapi, obat – obat itu
tidak selalu efektif dan juga menimbulkan efek samping : depresi,
pertumbuhan dada, penambahan berat badan dan juga penggumpalan
darah.
Terdapat sebuah obat yang menjanjikan harapan besar, yaitu
triptorelin. Sebuah obat yang memiliki efek jangka panjang terhadap
penghambatan gonadotropin, hingga menurunkan produksi testosteron.
Penyuntikkan triptorelin ini sebulan sekali, menyebabkan kadar
testosteron dari pelaku kejahatan turun hingga 5% dari kadar yang
awal dan juga dapat menghilangkan fantasi seksual dan perilaku
seksual yang menyimpang.
 Wanita
Kelenjar hipotalamus dan juga pituitari wanita berinteraksi
dengan ovarium untuk menghasilkan sebuah menstruasi. Setelah akhir
dari periode menstruasi ini, pituitari anterior akan melepaskan sebuah
follicle stimulating hormone (FSH) yang mana akan memicu
pertumbuhan folikel dalam ovarium. Pada pertengahan siklus
menstruasi, folikel akan membentuk reseptor FSH terus menerus.
Walaupun terjadi penurunan konsentrasi FSH di dalam darah,
pengaruh FSH pada folikel justru semakin meningkat. Meningkatnya
pelepasan ekstradiol ini akan menyebabkan meningkatnya pelepasan
FSH dan juga pelepasan luteinizing hormone (LH). Gabungan dari
FSH dan LH akan menyebabkan folikel melepaskan ovum.
Sisa – sisa folikel (korpus luteum) akan melepaskan hormon
progesteron yang telah mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum
yang telah terfertilisasi. Jika ovum difertilisasi maka akan terjadi
peningkatan yang bertahap dari kadar hormon estradiol dan juga
progesteron selama masa kehamilan. Salah satu konsekuensi tingginya
kadar estradiol dan juga progesterol adalah terjadinya aktivitas
fluktuatif pada reseptor serotonin 3 ( 5HT3 ) yang memiliki tanggung
jawab terhadap rasa mual.
Pil pengendalian kehamilan yang paling banyak digunakan
ialah pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progestron hingga
dapat mencegah pelepasan FSH dan LH yang dapat memicu pelepasan
ovum. Tapi perlu di ingat adalah, jika pil itu tidak dapat melindungi
penyakit tularan seksual.
Pada masa di tengah – tengah siklus menstruasi, yaitu pada
periode periovulatori – itu adalah masa subur tertinggi yang dapat
meningkatkan kadar estrogen -.
Hormon seks juga memengaruhi perhatian wanita terhadap sebuah
stimulus yang berkaitan dengan seks. Artinya, hormon yang
diasosiasikan dengan kesuburan akan memengaruhi prefensi wanita
untuk memilih pria yang terlihat dan berperilaku lebih maskulin.

3. Perilaku Parental
Pada burung dan mamalia dengan pengecualian manusia, perubahan hormon
mempersiapkan induk betina untuk perilaku parental. Pada masa akhir kehamilan
induk behna menyekresi estradiol, prolaktin, dan oksitoksin dalam jumlah tinggi.
Prolaktin dibutuhkan untuk memproduksi susu dan beberapa aspek perilaku
maternal. Oksitoksin adalah hormon yang sangat mengagumkan, memiliki efek yang
besar dari perilaku maternal sehingga kegairahan seksual, keterkaitan sosial, dan
penguatan proses pembelajaran.
Selain menyekresi hormon-hormon.tersebut, induk betina juga merubah pola
reseptor hormon. Perubahan kadar hormon tersebut meningkatkan perhatian induk
terhadap anak yang baru dilahirkan. Hormon berkerja melalui peningkatan aktivitas
area praoptik medial dan hipotalamus anterior, yaitu area-area yang dibutuhkan
dalam perkembangan perilaku maternal pada tikus. Area praoptik hipothalamus
anterior atau POA/AH yang berperan penting dalam pengaturan suhu, rasa halus,
dan perilaku seksual. Hormon penting lainya adalah vasopresin.
Pada hari pertama kelahiran hewan, perilaku maternal hewan pengerat
bergantung pada hormon. Tetapi ketergantungan tersebut akan berkurang pada tahap
selanjutnya. K ka seekor tikus betina yang belum pernah mengandung diletakkan di
dekat bayi-bayi tikus, maka pada awalnya tikus tersebut akan mengabaikannya,
tetapi secara bertahap akan menjadi lebih perhatian terhadap bayi-bayi tersebut.
Karena bayi tikus tidak dapat bertahan hidup tanpa perawatan induk, peneliti harus
mengganti bayi tikus tersebut dengan bayi tikus yang baru dan sehat secara periodik.
Artinya, manusia bukan satu-satunya spesies dimana ibu dapat mengadopsi
anak tampa harus menjalani proses kehamilan. Hormon berperan penting dalam
perilaku parental manusia karena perubahan hormon diperlukan oleh wanita agar
dapat menyusui, selain itu, perubahan hormon tidak dibutuhkan untuk
mempersiapkan manusia untuk merawat bayi. Pria dan wanita yang belum pernah
hamil dapat menjadi orang tua asuh yang sangat baik. Perubahan hormon mungkin
memfasilitasi atau meningkatkan jumlah aspek perilaku parental manusia.

2.2 VARIASI PERILAKU SEKSUAL


Tiap individu memiliki perbedaan dalam frekuensi aktivitas seksual,prefensi
tipe aktivitas sesksual, dan orientasi seksual. Aktivitas tersebut berranah pribadi
sehingga kita tidak menyadari berbagairagamnya hal tersebut. Beberapa peneliti
mencoba untuk mendeskripsikan perbedaan antara laki – laki dan wanita dengan
sudut pandang evolusi. Oleh sebab itu penjelasan ini sangatlah menarik dan juga
kontroversial.

1. Interpretasi Evolusi Perilaku Pemilihan Pasangan


 Pria lebih mungkin memiliki partner seks lebih dari satu
 Wanita lebih mungkin mempertimbangkan potensi pendapatan yang dimiliki
pasangan
Generalisasi tersebut bervariasi untuk tiap individu,tetapi cukup konsisten
dalam komunitas lintas budaya dan kecenderungan yang sama teramati dalam spesies
yang lain. Beberapa pakar teori telah beragumentasi bahwa perbedaan perilaku antara
pria dan wanita merefleksikan pengaruh tekanan masa lalu.

a. Keterkaitan terhadap banyak pasangan


Ditinjau dari sudut pandang evolusi tentang penyebaran gen suatu
individu, pria dapat berhasil dengan melakukan salah satu cara dari dua hal
berikut yaitu :
Setia kepada satu wanita dan mencurahkan seluruh energi untuk wanita
tersebut dan anaknya.
Berhubungan seksual dengan banyak wanita dan berharap salah satu
mereka dapat membesarkan anak tanpa pertolongan mereka.

b. Apa yang dicari wanita dan pria dari pasangannya


 Wanita memiliki ketertarikan tambahan yang berbeda dari pria. Contohnya
sebagian para wanita menginginkan pasangan yang dapat menjadi pemberi
nafkah. Kecenderungan tersebut sangat kuat pada lingkungan yang
wanitanya tidak memiliki mata pencaharian sendiri.
 Pria cenderung memiliki prefensi yang kuat untuk mencari pasangan yang
muda. Dari penjelasan sisi evolusi, wanita yang lebih muda lebih mungkin
subur daripada wanita yang lebih tua, Sehingga seorang pria dapat
menyebarkan gen nya.

c. Perbedaan dalam hal kecemburuan


Salah satu cara menguji interpretasi mengenai hal kecemburuan adalah
dengan membandingkan kebudayaan. Perlakuan terhadap penyelewengan
seksual berbeda di tiap budaya. Berdasarkan beberapa studi, pria menyatakan
bahwa mereka akan lebih marah terhadap penyelewengan seksual, sedangkan
wanita lebih marah terhadap penyelewengan emosional.

2. Perilaku Terkait Identitas Gender dan Perilaku Beda Gender


Identitas gender adalah bagaimana kita mendefinisi diri kita secara seksual dan
bagaimana kita memberikan label pada diri kita sendiri . perbedaan biologis antara
pria dan wanita sering kali di anggap sebagai perbedaan kelamin . perbedaan yang di
akibatkan oleh pemikiran individu yang menganggap dirinya pria atau wanita disebut
perbedaan gender. Agar dapat mempertahankan pembeda yang jelas tersebut, kita
harus membedakan perbedaan ‘’gender’’ untuk anjing, lalt buah, dsb. Identitas
gender merupakan karakteristik manusia.
Akan tetapi sejumlah individu merasa tidak puas dengan gender yang mereka
miliki dan banyak mengambarkan diri mereka di satu sisi lebih maskulin dan disisi
lain lebih feminim. Psikologi telah lama bahwa identitas gender terutama atau secara
keseluruhan tergantung pada cara individu membesarkan anak mereka. Akan tetapi,
beberapa tipe bukti mengindikasikan bahwa faktor biologis, terutama hormon-
hormon pranatal mungkin juga berperan penting.
a. Ketertarikan dan Prefensi Anak Perempuan Penderita CAH
Individu dengan gen perempuan dan menderita CAH atau kondisi
serupa, sering kali di besarkan sebagai anak perempuan. Akan tetapi, otak
mereka telah terpapar kadar testoteron lebih tinggi selama preode pranatal dan
postnatal dari pada anak yang lain. Apakah perilaku mereka menjadi
maskulin ?? dari beberapa studi, anak perempuan penderita CAH ditempatkan
dalam ruangan yang penuh mainan, termasuk mainan tipikal perempuan
(boneka,piring,cangkir,mainan kosmetik) mainan tipikal anak laki-laki ( mobil
mainan, pertukangan,pistol air) dan mainan netral (puzzel,krayon,uar tangga,
halma).
Studi lain telah melaporkan hasil serupa dan telah mengungkapkan
bahwa anak perempuan yang terpapar tetoteron kadar tertinggi pada masa
awal perkembangan, memperlihatkan preferensi yang lebih kuat untuk mainan
tipikal anak laki-laki. Anda akan mungkin bertanya-tanya apakah orang tua
mengetahiu bahwa anak permpuannya penderita CAH tersebut telah
mengalami maskulin sebagian (tomboi) observasi yang telah dilakukan
mengungkapkan fakta yang berawalan : *orang tua anak pernderita CAH
memberikan dukungan lebih ketika anak tersebut bermaian dengan tipikal
perempuan . sebuah studi terhadap remaja perempuan penderita CAH
mengungkapkan secara rata-rata, ketertarikan merupakan pertengahan diridari
ketertarikan tipikal remaja putra dan putri. Sebangai contoh, dibandingkan
remaja normal, remaja putri penderita CAH lebih banyak membaca membaca
buku olahraga daripada membaca buku glamor. Studi lain mengungkap
adanya pengaruh hormon-hormon prenatal terhadap preferensi mainan, bahkan
pada anak perempuan yang bukan penderita CAH, penelitian ini di ambil
sempel dari ibu hamil dan mengukur kadar hormon testoteronnya (sebgian
kadar tersebut akan masuk ke dalam fetus) ketika anak berumur 3 setengah
tahun, penelitian kemudian mengamati pilihan mainan mereka. Anak
perempuan yang terpapar kadar testoteron yang lebih tinggi, memperlihatkan
sedikit peningkatan preferensi terhadap mainan tipikal anak laki-laki.

b. Feminiasi Testikular
Beberapa individu tertentu yang memiliki pola kromosom XY,
memiliki tampilan kelamin wanita. Kondisis tersebut dikenal dengan
ketidaksentifan androgen atau feminisasi testikular. Individu tersebut
mengkahsilkan androgen dalam kadar yang normal (termasuk testoteron),
tetapi mereka kekurangan reseptor androgen yang berfungsi untuk
mengaktivasi gen di dalam inti sel. Olah karena itu, sel-sel menjadi tidak
sesitif terhadap androgen perkembangan langsung seolah-olah terdapat kadar
sangat rendah dari hormon testoteron dan hormon lain yang terkait. Kondisi
tersebut berlangsung dengan tingkat yang bervariasi, sehingga efek
anatominya mulai dari ukuran penis yang lebih kecil dari rata-rata sehingga
tampilan kelamin yang menyerupai wanita normal.
Pada beberapa kasus , tidak ada orang yang menduga bahwa individu
tersebut mengalami feminisasi testikular, mereka mengangap sebagai anak
perempuan normal sampaisaat memasuki masa pubertas. Pada masa ini
meskipun payudara berkembang dan dan pinggulnya melebar, tidak menjadi
menstruasi. Hal tersebut terjadi karena di dalam tubuhnya terdapat sepasang
testis daripada ovarium dan sebuah uterus ( vaginanya pendek dan tidak
terdapat apapun di pangkalnya) rambut kemaluan pun sangat jarang atau tidak
ada karena paca pria dan wanita hal tersebut hal tersebut tergantung pada
androgen.

c. Isu-isu Terkait Penentuan Gender dan Pembesaran Anak


Banyak anak perempuan pendrita CAH dan kondisi lain yang terkait,
terlahir dengan penampilan sedikit termaskulinisasi, tetapi sebagai lagi
memiliki penampilan yang sulit di bedakan antara pria dan wanita. Sejumlah
anak dengan gen laki-laki lahir dengan penis yang sangat kecil, yang
penyebabnya tidak terbatas pada ketidak sentifan terhadap androgen.
Bagaimana sebaiknya di besarkan?
Dimulai sekitar tahun 1950-an, para dokter menyarankan semua
individu interseks di besarkan sebagai anak perempuan. Jika di anggap perlu,
bahkan mereka membedah kelamin anak tersebut sehingga alat kelamin lebih
terlihat feminim. Alasannya, karen lebih mudah untuk mengurangi ukuran
klitoris yang membesar daripada menambah ukurannya sehingga menyamai
ukuran penis rata-rata. Jika di anggap perlu, dokter bedah dapat membuat
vagina buatan atau memperpanjang ukuran vagina yang pendek.
Apakah anak akan hidup bahagia selamanya? Tidak selau , banyak
individu interseks yang mengeluh tentang perilku yang mereka alami . vegina
buatan atau di perpanjang dengan pembedahan mungkin memuaskan bagi
pasangan laki-laki, tetapi tidak menghasilkan sensasi apa pun bagi perempuan
dan memerlukan perawatan teratur ynag berlangsung tiap hari untuk
mencegah terjadinya lecet. Banyak individu interseks yang abnormal dari pada
sebuah struktur yang termutilasi dan tidak sensitif hasil kerja dokter bedah.
Menggambarkan sebuah kasusu mengenai satu individu interseks.
Ketika masih kecil, orang berkata bahwa dia memiliki ‘’ovariumyang
rusak ‘’ sehingga harus di keluarkan; sebenarnya testisnyalah yang di
keluarkan. Di umur 20 th , dia menemukan kebenaran dirinya ‘’sendirian dan
takut di tengah-tengah buku di perpustakaan (kedokteran)’’. Hubunganku
dengan keluarga dan dokter hancur berantakan . terutama itu bukan karena
mengetahui tentang kenyataan kromosom dan testis , tetapi karen aku di
bohongi selama ini. Aku akan menghindari bentuk perawatan medis apa pun
hingga 18th ke depan ... ( penyebab kegelisahan terbesar bukanlah gonad
ataupun kariotipe, tetapi bisa malu dan takut akibat perilaku lingkungan yang
meganggap keadaan kami sangat tidak dapat diterima sehingga semua yang
membesarkan kami berbohong).
Jadi, bagimana seharusnya seseorang anak dibesarkan? Banyak pakar
yang tidak sepakt dala sekelompok pakar yang jumblahnya mengikuti saran
tersebut :
Jujur sepenuhnya kepala individu interseks dan keluarga serta jangan
bertindak apa pun tanpa pemberitahuan dan persetujuan (di masa lalu,
sejumlh dokter membedah bayi tanpa menjelaskan pembedahan apa yang
dilakukan dan mengapa melakukannya).
Tentukanlah anak tersebut sebagai pria tau wanita terutama bedasarkan
tampilan external yang dominan. Artinya, seharusnya tidak ada bias dan
tidak terjadi lagi pelabelan bahwa semua individu interseks adalah wanita.
Besarkan anak sekonsisten mungkin, tetapi bersiaplah bahwa anak
tersebut mungkin memiliki orientasi seksual terhadap pria, wanita,pria
dan wanita, atau tidak sama sekali
Jangan melakukan pembedahan untuk mengurangi ukuran penis/klitoris
menjadi seukuran klitoris normal. Pembedahan tersebut akan mengurangi
sensasi erotis dan lebih baik untuk mempertahankan bentuk asal yang
prematur , karena tidak ada yang tahu perkembangan orientasi seksual
anak tersebut nantinya

3. Kemungkinan Dasar Biologis Orientasi Seksual


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
Demi Kesempurnaan makalah ini, Penyusun sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun kearah kebaikan, kelancaran dan kesempurnaan
makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Kallat, J.W.2010.Biopsikologi ( Biological Psychology ) Buku 2 Edisi 9.Jakarta;Salemba
Himanioka ( Hal 88-122)

Anda mungkin juga menyukai