Anda di halaman 1dari 33

TERAPI HORMONAL

Macam Terapi Hormonal

 Terapi subtitusi
 Terapi stimulasi
 Terapi inhibisi
Syarat Sediaan Hormonal
 Tidak merugikan/menyebabkan kelainan pada
janin
 Tidak banyak efek samping/reaksi alergi
 Daya kerja dapat ditentukan
 Kemurnian kimiawi dapat dijamin
 Dosis harus berdasarkan atas berat badan atau
kesatuan standar biologik
 Tidak mudah rusak dan tidak terlalu mahal
 Cara pemberian yang mudah
TERAPI ESTROGEN

 Dibedakan ; Estrogen sintetik dan Estrogen


alamiah
 Estrogen alamiah memiliki proses metabolisme
yang mirip dengan estrogen endogen
 Metabolisme di hepar
 Dapat menimbulkan hiperplasia endometrium
 Setiap sediaan estrogen memiliki kekuatan kerja
yang berbeda
TERAPI ESTROGEN
• Efek yang paling perlu diperhatikan adalah
terjadinya hiperplasia endometrium, yang
dapat menjadi karsinoma endometrium
• Ditandai adanya perdarahan per vaginam
• Perlu dilakukan tindakan kuretase
diagnostik atau pemeriksaan pap smear
• Utamakan penggunaan yang alamiah
Khasiat Terapi Estrogen
 Ovarium (memicu pematangan folikel dan ovum)
 Uterus (memicu proliferasi endometrium)
 Vagina (perubahan selaput lendir vagina;
memperbanyak sekresi, meningkatkan kadar
glikogen dan meningkatkan produksi asam
laktat oleh bakteri Doderlein)
Khasiat Terapi Estrogen
• Serviks (memperbanyak sekresi seluler serviks,
mengubah konsentrasi lendir serviks saat ovulasi
sehingga memicu motilitas dan kelangsungan hidup
sperma)
• Payudara (menyebabkan proliferasi pada mammae,
memicu pertumbuhan rambut pubis dan ketiak,
pembentukan tubuh wanita dengan penumpukkan
lemak pada pinggul dan pantat)
Penggunaan estrogen dalam
pengobatan
 Hipoplasia genital = estrogen alami
 Disgenesis ovarii (sindrom Turner) = e alami
 Menghentikan laktasi postpartum = estrogen
sintetik/pil kb
 Kontrasepsi = e sintetik
 Dismenorea primer = e sintetik (krn perlu cepat)
 Perdarahan disfungsional = bisa sintetik/ga
 Sindrom klimakterium = e alami
 Gangguan haid, pendarahan byk = e sintetik
TERAPI GESTAGEN

 Dibedakan ; Gestagen sintetik dan Gestagen


alamiah
 Yang telah banyak digunakan adalah medroksi
progesteron asetat (MPA) dengan banyak
keuntungan bila dibandingkan dengan sediaan
lainnya
 Utamakan penggunaan yang alamiah
Khasiat Terapi Gestagen
 Endometrium (menimbulkan perubahan sekretorik
endometrium)
 Serviks (mengurangi sekret, peningkatan
viskositas, dan menurunkan spinnbarkeit
 Miometrium (mengurangi tonus miometrium
sehingga mengurangi kontraksi, sering digunakan
dalam kehamilan
Penggunaan gestagen dalam
pengobatan
 Perdarahan disfungsional
 Amenorea patologik
 Kontrasepsi
 Endometriosis
 Mastitis= PMS nyeri payudara
 Infertilitas (gangguan fase luteal)
 Karsinoma endometrium residif atau metastase
 Penundaan haid
Terapi Hormonal Lainnya
 Terapi Androgen
 Terapi Kortisol
- Klomifen sitrat
- Siklofenil
- Antiestrogen, antigestagen, antiandrogen
 Terapi Hormon Gonadotropin
 Terapi Hormon Pelepas Gonadotropin
PSIKOSOMATIK &
SEKSOLOGI

Iwan D Putra SpOG-KFER


Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUD Ulin/FK Unlam
Banjarmasin
Emosi dan pikiran sering menimbulkan reaksi refleks
dan tidak disadari

Mempengaruhi pembuluh darah : malu, marah

Fungsi otot polos : BAB dan BAK karena takut

Syaraf otonom : jantung berdebar

Sekresi ekstern : berkeringat dan terangsang

Perubahan kesadaran : pingsan atau kecemasan


Kematangan psikoseksual
Agama
Pendidikan
Lingkungan
Pengalaman buruk lampau
Kelainan ginekologik ditinjau dari
sudut psikosomatik
 Gangguan haid (amenorea, hipermenorea,
polimenorea, dismenorea, ketegangan
prahaid)
 Abortus
 Abortus habitualis
 Abortus provokatus
Kelainan ginekologik ditinjau dari sudut
psikosomatik

 Kontrasepsi : konflik internal


 Infertilitas - subinfertilitas
 Histerektomi : tidak perempuan lagi
 Klimakterium – menopause
SEKSOLOGI
Hubungan Kelamin
 Tidak hanya hubungan antara 2 alat
kelamin dan daerah-daerah erogenik, tetapi
juga hubungan psikis dan emosi
Daerah-daerah erogen
Daerah-daerah pada pria ataupun wanita yang dapat
menimbulkan erotik nikmat apabila dirangsang
dengan sentuhan-sentuhan yang lembut
Hubungan kelamin normal

 Frekuensi koitus antar pasangan bervariasi ; rata-rata 1 – 4


X seminggu bagi yang berusia 30 – 40 tahun dan frekuensi
koitus makin berkurang sejalan dengan meningkatnya umur

 Libido wanita meningkat sampai umur 35 tahun dan dapat


bertahan sampai setelah menopause

 Libido pria mencapai puncak umur 20 – 30 tahun, bertahan


sampai 50 tahun, kemudian makin berkurang, tetapi
menetap samapi usia lanjut
Hubungan kelamin normal
 Pria biasanya lebih mudah terangsang dan lebih
cepat mencapai orgasme daripada wanita
 Banyak wanita yang tidak pernah mencapai
orgasme walaupun telah memiliki beberapa
anak
 Idealnya pria dan wanita dapat mencapai
orgasme, kalau bisa pula secara bersamaan
 Ukuran penis dan vagina tidak memiliki
pengaruh penting dalam fisiologi koitus
Idealnya pria dan wanita dapat mencapai orgasme,
kalau bisa pula secara bersamaan

Ukuran penis dan vagina tidak memiliki pengaruh


penting dalam fisiologi koitus
Hubungan kelamin normal

 Setelah histerektomi, vagina masih cukup


panjang untuk menampung penis
 Histerektomi tidak mempengaruhi orgasme
wanita
 Sirkumsisi tidak mempengaruhi rangsangan
pada glans penis
3 posisi koitus yang memiliki arti
penting secara klinis

1. Wanita berbaring terlentang dengan pria


di atasnya
2. Pria berbaring terlentang dengan wanita
di atasnya
3. Wanita dalam posisi lutut-siku dengan
pria di belakangnya
4 masa rangsangan seksual
(Master & Johnson)
1. Masa rangsangan (excitement phase)
2. Masa dataran tinggi (plateau phase)
3. Masa orgasme (orgasmic phase)
4. Masa peredaan (resolution phase)
Variasi seksual ayng masih dalam
batas normal
 Manipulasi klitoris dengan jari
 Manipulasi urogenital
 Masturbasi (onani)
 Homoseksualitas – lesbianisme
Gangguan seksual
(sexual inadequacy)
 Pria
Impotensia koeundi, Impotensia ejakulandi,
Ejakulasio prekoks
 Wanita
Frigiditas, Anorgasmi, Dispareunia, Vaginismus,
Nimfomania
Kelainan seksualitas
 Sadisme – Masochism
 Exhibitionisms
 Voyeurism
 Bestialisme
 Sodomi
 Fetishism
 Nekrofilia
Kelainan seksualitas
 Insestus
 Tranvestisme
 Transeksualisme
 Pedofilia erotika
 Perkosaan
 Lust murder
Pendidikan dan penyuluhan
seksual
 Penyuluhan muda-mudi
 Penyuluhan pernikahan (marriage
counseling)
 Penyuluhan dalam kehamilan

Anda mungkin juga menyukai