Anda di halaman 1dari 55

Fisiologi reproduksi wanita

 PUBERTAS
 Wanita : 8-13 tahun, pria : 9-14 tahun
 Pematangan gonad diaktivasi oleh hormon
gonadotropin yang dihasilkan oleh pituitary
 thelarche : perkembangan payudara, karena
Tanda-tanda pubertas:
meningkatnya produksi hormon estrogen dan
progesteron yang dihasilkan ovarium
 pubarche: tumbuhnya rembut-rambut di ketiak
dan pubis, karena peningkatan sekresi hormon
androgen adrenal
 menarche: menstruasi pertama
Keberhasilan reproduksi wanita dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang
kompleks antara hipotalamus, hipofisis, ovarium

Hipotalamus
(GnRH)

Hipofisis
(Anterior: FSH, LH, Prolaktin)
(Posterior: Vasopressin/ADH, Oksitosin)

Ovarium
(estrogen, androgen, progestin)
SIKLUS MENSTRUASI

 Durasi siklus : 28 hari (21-35 hari)


 Siklus terjadi di :
a. Ovarium
b. Uterus
Siklus di ovarium
 Di ovarium mengandung folikel primordial yang di dalamnya mengandung
ovum yang belum matang (immature).
 Pada permulaan siklus, otak akan melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating
 Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur
tersebut tumbuh didalam ovarium.
 Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada
sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai
memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam
aliran darah.
 Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang dominan
tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar
mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut
 Ketika sel telur telah matang, otak Luteinizing Hormone
(LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu
terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi.

 Jika pada saat ini, sperma masuk kedalam tuba falopi


tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang
besar untuk dibuahi.

 Sel telur yang telah dibuahi menanamkan diri didalam rahim,


sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi
hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon
HCG membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
 Jika ovum tidak dibuahi (fertilisasi tidak terjadi),
maka ovum melewati uterus dan keluar melalui
vagina. Folikel yang pecah saat ovulasi berisi
darah (corpus hemorrhagicum) yang kemudian
membentuk corpus luteum (kaya akan lipid).
Fase ini disebut fase luteal, dimana sel luteal
mensekresi hormon estrogen dan progesteron.

 Jika kehamilan terjadi, maka corpus luteum


dipertahankan sehingga tidak terjadi
menstruasi sampai persalinan. Jika kehamilan
tidak terjadi, maka corpus luteum berubah
menjadi corpus albican pada hari ke-24.
Siklus di uterus :

 Ada 2 fase :
a. Fase proliferative
b. Fase secretory
 Pada fase proliferative, endometrium menebal pada hari ke 5 –
16, disebut juga fase pre ovulasi yang dipengaruhi hormon
estrogen.

 Pada fase secretory: Saat ovulasi hari ke 14, endometrium


menjadi sangat vascularized dan edematous karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron dari corpus luteum, dan
mengeluarkan cairan jernih (fase luteal).

 Pada saat corpus luteum menyusut (karena tidak terjadi


kehamilan), maka tidak ada suplai hormon sehingga
endometrium menipis dan terjadi nekrosis di endometrium yang
mengakibatkan terjadinya peluruhan yang disebut menstruasi.

 Nekrosis vaskuler dipengaruhi oleh spasme pembuluh darah


yang disebabkan meningkatnya prostaglandin (vasospasme)
 Dapat dikatakan bahwa fase proliferative merupakan
fase pemulihan epitelium endometrium dari siklus
menstruasi sebelumnya. Sedangkan fase secretory
merupakan fase dimana uterus dipersiapkan untuk
implantasi.

 Darah menstruasi 75% arteri dan 25% vena,


mengandung jaringan debris, prostaglandin,
fibrinolisin.
HAID NORMAL

FSH LH FSH LH FSH LH

FSH LH

Primordial Maturation of Follicle Ovulation Corpus Luteum Degenerating


Follicle Corpus Luteum
E P
P E
E
Gangguan haid dan siklusnya
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
a) Hipermenorea/menoragia
b) Hipomenorea
2. Kelainan siklus
a) Polimenorea
b) Oligomenorea
c) Amenorea
3. Pendarahan di luar haid~Metroragia
4. Gangguan yang terkait dengan haid
a) Mastodinia/mastitis: pembengkakan yang diserti nyeri
pada payudara
b) Mittelschmer nyeri yang terjadi pada pertengahan
siklus (ovulasi)
c) Dismenorhea
Lanjutan
 Kelainan siklus:
 - Eumenorea/normal: 21-35 hari
 - Polimenorea/terlalu sering: < 21 hari
 - Oligomenorea/terlalu jarang: > 35 hari
 - Amenorea: tidak ada perdarahan
MENSTRUATION-RELATED
DISORDERS (MRD) meliputi:
 Dysmenorrhea
 Premenstrual syndrome
 Premenstrual dysphoric
disorder (PMDD)
DEFINISI MRD

perubahan yang merupakan kombinasi dari fisik,


psikis dan perilaku yang menyebabkan disfungsi atau
mempengaruhi aktivitas normal, yang terjadi pada
wanita yang menyertai kejadian haid sebelum-saat
haid
Approximately 90% of
women experience
symptoms of premenstrual
syndrome (PMS),
 and more than 80% of
women report that
psychological and physical
symptoms
 Up to 3% to 5% of
menstruating women
experience severe mood and
anxiety dysphoric
disorder (PMDD).
Etiologi

Premenstrual pain syndrome


 Hipertonisitas otot polos uterus yg
disebabkan prostaglandin yg
menyebabkan kontriksi pembuluh
darah uterus → iskhemia & nyeri
 Pada saat menstruasi, pelepasan
lapisan endometrium melepaskan
arakidonat & menstimulasi sintesis
prostaglandin
 Kadar β-endorfin pada PMDD
rendah → sensitivitas nyeri
meningkat
1. Assessment
 Interview
 Retrospective history of premenstrual syndrome
 Psychiatric and medical evaluation (past and current history)
 Medication and over-the-counter drug use (including
alternative/complementary therapies)
 Exercise, sleep, and nutritional evaluation
2. Medical review
 Complete physical examination
 Laboratory testing (e.g., thyroid function, anemia, gonadal hormones)
3. Daily charting
 Prospective daily self-rating of symptoms for two menstrual cycles (e.g.,
Prospective Record of
 the Impact and Severity of Menstruation [PRISM], the Calendar of
Premenstrual Experiences
APA YANG ANDA RASAKAN
SAAT HAID ?
GEJALA DAN MANIFESTASI KLINIK :

 Gangguan fisik :
Dismenorhe (kram perut, nyeri, rasa lelah) sakit kepala, sakit
punggung, weight gain, mastodinia dll
 Gangguan psikis dan perilaku :
depresi, perasaan ingin menangis, mudah tersinggung, dll
Con’t…..
Five of the following symptoms (with at least one of the symptoms
marked with an asterisk) must occur during the week before menses
and remit within days of menses:
 Irritability∗
 Affective lability∗ (sudden mood swings)
 Depressed mood or hopelessness∗
 Tension or anxiety∗
 Decreased interest in activities
 Difficulty concentrating
 Lack of energy
 Change in appetite, e.g., food cravings
 Change in sleep
 Feeling out of control or overwhelmed
 Other physical symptoms, e.g., breast tenderness, bloating,
headaches
TINGKAT KEPARAHAN

 RINGAN ~ TETAP DAPAT BERAKTIVITAS


 SEDANG ~ AKTIVITAS TERGANGGU
 BERAT ~ HARUS MENGEHENTIKAN AKTIVITAS
KAPAN PERLU DITERAPI?

 JIKA MENGGANGGU AKTIVITAS YANG HARUS


DILAKUKAN
 SANGAT INDIVIDUAL
Gejala PMS
 Mood : kecemasan, nervous, perasaan
berubah-ubah (mood swings), sensitif, depresi,
pelupa, bingung, insomnia, dll.
 Perilaku : kepengin makan yang manis-manis,
nafsu makan meningkat, mudah menangis,
kurang konsentrasi, sensitif terhadap kebisingan
 Fungsi fisik : sakit kepala, lelah,
pusing/nggliyeng, berat badan meningkat,
kembung, payudara membengkak, sembelit
atau diare
Patofisiologi
 Pada siklus menstruasi ditandai dg perubahan
siklus dlm produksi hormon gonad
(gonadotropin, prolactin, growth hormon),
melatonin & cortisol.
 PMS disebabkan interaksi yg kompleks antara
steroid ovarium & neurotransmiter,
neurohormon & neuropeptida.
 Hormon ovarium (17-β-estradiol, inhibin,
progesteron, testosteron) merupakan
modulator yg potent neurotransmiter di otak.
Premenstrual
Dysphoric Disorder
(PMDD)
Definisi

 Wanita dengan PMDD dapat mengalami depresi


sampai seminggu atau lebih sebelum
mendapatkan haid, durasinya lebih panjang
 PMS lebih pendek durasinya, lebih ringan dan
gejalanya lebih ke arah fisik.
 Seorang bisa mengalami PMS saja, atau PMDD,
atau kedua-duanya
Gejala PMDD

 depresi (perasaan putus asa, tidak berguna, tidak


sekedar sedih saja), kecemasan, peralihan mood
yang signifikan, marah, kehilangan interest
terhadap aktivitas rutin (bekerja, sekolah,
hobi), kesulitan konsentrasi, merasa kehabisan
energi, perubahan nafsu makan (jadi rakus
terhadap makanan tertentu), gangguan tidur,
 gejala-gejala fisik : kembung, payudara
bengkak, sakit kepala.
Patofisiologi

 Disfungsi sistim serotonergik sentral → penurunan


densitas platelet 5-HT transporter
 Fungsi GABA dimodulasi oleh steroid gonad → pd
siklus mens GABA plasma rendah
TUJUAN TERAPI

 Menghilangkan gejala
 Memperbaiki fungsi sosial & pekerjaan
 Meminimalkan efek samping
STRATEGI TERAPI

 Perubahan pola hidup utk meminimalkan


pencetus
 Menghilangkan gejala yang menyertai
 Modifikasi ketidakseimbangan
neurotransmiter/hormonal
 Menekan ovulasi
 Ovarectomy
ALGORITMA TERAPI
ALGORITMA
TERAPI PMDD
Terapi hormon
 Menyebabkan anovulasi
 Implant estradiol
 Progesteron dosis tinggi
 Kontrasepsi oral
 GnRH agonist
 Danazol
Terapi hormonal
 17-β-estradiol (sublingual atau transdermal)
 Indikasi : migrain, perimenopause, depresi post
partum, psikosis
 KI : kanker payudara, thrombophlebitis,
perdarahan uterus, kehamilan
 Meningkatkan risiko endometrium hiperplasia &
adenocarcinoma → perlu ditambahkan
progestogen utk :
 Menurunkan proliferase seluler
 Menurunkan sintesis estradiol
Terapi hormonal

 GnRH-agonist
 Buserelin, goserelin, leuprolide, triptorelin
 Downregulasi sekresi gonadotropin dr hipofisis
(medical ovariectomy)
 Melepaskan FSH & LH → menurunkan stimulasi
ovarium utk melepaskan 17-β-estradiol &
progesteron
 Indikasi : endometriosis, PMDD berat
 Menghilangkan gejala
 Memperbaiki fungsi sosial dan pekerjaan
 Meningkatkan kualitas hidup
 Modifikasi gaya hidup dan meminimalkan
pencetus
 Modifikasi ketidakseimbangan
neurotransmiter
 Menekan ovulasi
 Ovarectomy
 Terapi Non-Farmakologi
1. Edukasi pasien
2. Manajemen stress+emosi
3. Modifikasi gaya hidup
 Keseimbangan nutrisi
 Diet rendah garam
 Pembatasan cafein
 Olahraga
 Suplemen nutrisi
1 st choice

Pengatasan Physical symptoms (eg.


Dismemerhea, kram, sakit kepala)
 Ibuprofen 200-400 mg tiap 4-6 j (tidak lebih
dari 1,2 g/d)
 Asam mefenamat 500 mg, diikuti 250 mg tiap
6 jam sampai 500 mg terjadi (tidak lebih dari
7 hari)
Pengatasan Insomnia
 Pembatasan kafein
I st choice

Pengatasan Weight gain/bloating

 Spironolactone 25 mg bid
Pengatasan Mastodynia

 Pembatasan kafein
 Vitamin E 200-600 IU
2 nd choice

1. Pengatasan Weigh gain : diuretik lain


2. Pengatasan Mastodinia : Hormonal (OC)
3. Pengatasan Sakit Kepala: golongan triptan
4. Menormalkan kadar Estrogen dan Progesteron
dengan Terapi Hormonal (OC)
2 nd choice

Pengatasan Anxiety/deppresi/mood swings


 Aplrazolam 0,25-0,5 mg bid-gid dari 10-14 hari
sebelum mens, dosis dihentikan secara bertahap
 Buspirone 5-20 mg tid atau dari 10-14 hari sebelum
mens
 Nortriptyline 50-125 mg/hari sampai 150 mg/hari
 Clomipramine 25-75 mg/hari sampai 250 mg/hari
 Nefozodone 100-400 mg/hari
 Fluoxetine 20-40 mg/hari (selama phase iuteal atau
terapi lanjutan)(sertraline, paroxetine, fluvoxamine
atau venlafaxine sebagai alternative terapi)
 Lithium carbonate 300-600 mg bid untuk perubahan
mood, (Valproate atau carbamazepine sebagai terapi
alternative)
3 rd choice

Terapi penghambat ovulasi dan menstruasi

Antiestrogen
 Danazol 200-400 mg/d untuk 3-6 bulan
Agonis GnRH
 Leuprolide 3,75 mg IM setiap bulan
untuk 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai