Pendahuluan
Pada umumnya wanita mengalami ketidaknyamanan fisik
selama beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka
datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat
dismenore,
atau
menstruasi
yang
menyakitkan.
Hal
ini
gangguan
menstruasi
dapat berupa
payudara
yang
pre
menstrual
syndrom
(PMS),
dan
mungkin
perpanjangan.
Kondisi
ini
dapat
disebabkan
oleh
Anak-anak
perempuan
yang
tidak
diajari
untuk
Pengertian Menstruasi
Menstruasi
atau
haid
mengacu
kepada
pengeluaran
tubuh
relatif
terhadap
tinggi
tubuh.
Menstruasi
fisik,
Menstruasi
merupakan
mempersiapkan
kehamilan.
Daur
emosi,
dan
bagian
nutrisi
dari
tubuh
wanita
ini
melibatkan
wanita
proses
setiap
tersebut.
reguler
bulannya
beberapa
tahap
yang
untuk
yang
3.
Proses Menstruasi
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur
dan pembentukkan endometrium. Lamanya siklus haid yang
normal atau dianggap siklus haid klasik adalah 28 hari
ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat
berbeda pada wanita yang sehat dan normal. Siklus haid mulai
teratur
jika
wanita
sudah
berusia
25
tahun.
Siklus
ini
pemicu
pada
pertumbuhan
hari
pertama
folikel.
Pada
awal
sampai
ke-14,folikel
siklus
akan
endometrium
dinding
rahim
dan
memicu
sekresi lendir.
b. Fase Estrus
Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan
pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel
endometrium
uterus.
Selain
menghambat
pembentukan
itu
juga
berperan
dalam
FSH
oleh
hipofisis
untuk
merangsang
folikel
de
graaf
yang
telah
masak
untuk
merangsang
folikel
yang
telah
kosong
untuk
ini
menghasilkan
progestron
yang
mengakibatkan
telah
dibuahi
(zigot).
(mengelupas)
pada
hari
ke-28
sehingga
terjadi
pendarahan.
Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu
dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi
progesterone yang dibentuk,maka FSH dibentuk lagi kemudian
terjadilah proses oogenesis,dan siklus haid dimulai kembali.
Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan.
dengan
masa
utama,yaitu:
waktu
pengeluaran
itu
endometrium
hormon-hormon
dilepas,
ovarium
sedangkan
paling
rendah
(minimum).
b. Masa proliferasi sampai hari ke-14
Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium
melakukan proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 dapat
terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
c. Masa sekresi
Terjadi perubahan dari korpus rubrum menjadi korpus
luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh
progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkelokkelok
mulai
bersekresi
dan
mengeluarkan
getah
yang
fase
hipotalamus
pra-ovulasi
atau
mengeluarkan
akhir
siklus
hormon
menstruasi,
gonadotropin.
6
estrogen.
Adanya
estrogen
menyebabkan
Peningkatan
konsentrasi
estrogen)
penanaman
tersebut
(implantasi)
berguna
zigot
pada
untuk
menyiapkan
uterus
bila
terjadi
Namun,
sebelum
sperma
dapat
memasuki
oosit
sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapislapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder
yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus
menembus
lapisan
sesudah
korona
radiata,
yaitu
zona
8
yang
dapat
melarutkan
senyawa
terhadap
oosit
sekunder
sehingga
23
kromosom
(haploid)
akan
bersatu
segera
setelah
fertilisasi
dan
terus
berlanjut
selama
kehamilan.
11
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang
menabjubkan adalah bahwa hampir semua hampir semua perubahan ini akan
kembali seperti keaadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.
Perubahan tentang perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi selama kehamilan
merupakan salah satu tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak mengerti
proses penyakit yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas tanpa disertai
pemahaman mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada trimester pertama
Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada trimester kedua
Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada trimester ketiga
kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm
bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12
minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi.pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum rotundum
berada sedikit dibawah apeks fundus,sementara pada akhir kehamilan akan
berada sedikit di atas pertengahan uterus.posisi plasenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya.
Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan
tandapiscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya
seperti buah alvokat.seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus
dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan
12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal
dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal
mendorong usus seiring perkembangannya,uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami kontraksi
yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
b. Serviks
serviks menjadi lunak(soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan
banyak
cairan
mukus
karna
pertambahan
dan
pelebaran
Esterogen
Progesteron
Somatomamotrofin
pertahanan
tubuh
ibu
tetap
utuh,kadar
immunoglobin
dalam
a. Uterus
bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan
pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis.
Posisi rahim : a. Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga
pelvis.
b. setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesaran
nya
e.pengeluaran ASI belum terjadi karna prolaktin ini di tekan oleh PIH ( prolactine
inhibiting hormone)
II.2.3 Sistem Endokrin
pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar gonadotropin korion
manusia , progesteron , somamotropin korion manusia . pada bumil ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk . sekresi hormon dapat
diukur dalam darah , menjelang 16 20 mgg setelah ovulasi akan terjadi
peningkatan
sampai
kadar
relatif
rendah
Sekresi hipofisis , kelenjar hipofisis anterior membesar sedikir nya 50% selama
kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin, & prolaktin.
Sekresi kortikosteroid , menigkat selama kehamilan untuk membeantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis
jaringan
janin
Sekresi kelenjar tiroid , membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin
yang sesuai dengan Pembesaran tersebut .
Sekresi kelejar paratiroid , membesar selama kehamilan terjadi bila ibu
mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanan nya . karna janin akan
mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri .
Sekresi relaksin oleh ovarium . agak diragukan fungsi nya karna mempunyai
efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan penghambatan
mortilitas uterus .
II.2.4 Sistem Imun
Janin sebenar nya merupakan benda asing bagi ibu nya karna hasil pertemuan
dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem
imunitas tubuh , hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran
jelas tentang mekanisme sebenar nya yang Berlangsung pada tubuh bumil.
Imunologi dalam janin kebanyakan : dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan
dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah , tetapi sebagian besar lagi
diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.
II.3 Trimester III
II.3.1 Sistem Reproduksi
a. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu.pada kehamilan 28 minggu, TFU terletak 2-3 jari
16
diatas pusat,pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Px. Dan
pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah px.
istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen
bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi
otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis
(tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen
bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
b. serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks
tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks
akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan
bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipatlipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan
melakukannya
dengan
kasar,
sehingga
dapat
mengganggu
kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama
pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
c. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.
d. Vagina dan Vulva
vagina
dan
vulva
mengalami
perubahan
karena
pengaruh
II.3.2 Payudara
Payudara menjadi besar dan meregang dan bertambah berat
Hyperpigmentasi terjadi pada areola
Pertambahan besar pada payudara dipengaruhi oleh hormon progesteron dan
estrogen.
II.3.3 Sistem Endokrin
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae
semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.
II.3.4 Sistem Imun
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita
hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke
10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap
berada
pada
kadar
ini
hingga
term.
Perubahan
perubahan
ini
dapat
menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
pada
setiap
trimester
terjadi
perubahan-perubahan
pada
sistem
18
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
www. ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/.../kehamilan-trimester-3.html
www.mediamedis.blogspot.com/2011/07/kehamilan-trimester-1-2-3.html
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang
menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali seperti
keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
Perubahan tentang perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi selama kehamilan
merupakan salah satu tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak mengerti
proses penyakit yang terjadi selama kehamilan tanpa disertai pemahaman
mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi pada Trimester Pertama
Seluruh periode zigot embrionik dan dua minggu pertama periode janin ( dari
total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi ) berada pada 12 minggu pertama
kehamilan dihitung dari masa menstruasi terakhir yang merupakan trimester
pertama.
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan momen fertilisasi dan proses
fungsi pronukleus pada wanita dan pria masing-masing dari ovum dan sperma.
19
Proses fungsi ini menghasilkan sebuah sel tunggal yang disebut zigot. Pada saat
ini individu baru terbentuk dengan gambar uniknya, baru secara total kombinasi
yang unik membentuk karena pronukleus pada masing-masing gamet atau sel
seks ( contohnya ovum dan sperma ) yang mengandung hanya setengah
(berjumlah 23 atau jumlah haploid) jumlah total ( 46 atau jumlah diploid )
kromosom pada manusia. Jumlah kromosom yang setengah ini merupakan hasil
gametogenesiss, yakni proses ketika ovum matang dan sperma berkembang.
Bersama dengan fertilisasi, fungsi pronukleus kedua gamet mengembalikan
jumlah kromosom diploid yang selanjutnya terlihat pada pembelahan sel mitosis
di setiap sel pada tubuh individu, kecuali sel- sel yang nantinya akan mengalami
gemetogenesis. Hal lain yang juga ditentukan saat fertilisaasi sebagai hasil fusi
dan pengembalian jumlah kromosom yang diploid adalah jenis kelamin individu
baru ini. Jenis kelamin ditentukan oleh gamet jantan yang membawa satu
kromosom X atau kromosom Y. Gamet betina hanya membawa kromosom X.
Melalui proses fusi, kombinasi XX biasanya berkembang menjadi perempuan
sedangakan kombinasi XY biasanya berkembang menjadi laki-laki.
Segera setelah fertilasi, zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel
mitosis, yang disebut pembelahan atau cleavage. Melalui serangkaian tahapan,
masa sel yang membelah disebut morula setelah mengalami reorganisasi sel
dan cairan masuk kedalam sel, morula menjadi blastula blastosit. Blatosit ini
yang tertahan pada lapiasan uterus saat proses implantasi berakhir pada hari ke10
atau
ke-11
setelah
fertilisasi,
embrionik
telah
dimulai.
endodermis
utama
kantung
kuning
telur
ini,
menjadi
tidak
begitu
jelas
dan
akhirnya
berpisah.
primitive
mulai
terbentuk.
Jantung mulai berdetak pada awal minggu ke empat pasca fertilisasi (6 minggu
berdasarkan masa menstruasi terakhir). Selama minggu ke empat terjadi
perkembangan yang pesat dan terbentuk lapisan lempeng embironik longitudinal
dan transfersal. Lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor
yang mengubah embrio dari bentuk yang lurus menjadi bentuk yang memiliki
lekuk.
Lapisan transfersal meliputi lapisan transfersal kiri dan transfersal kanan yang
melipat ke arah garis tengah dan mengubah embrio dari bentuk datar menjadi
bentuk silindris. Pada minggu ke empat, embrio diperkirakan memiliki gambaran
seperti kadal dan mempunyai bakal telinga (lubang otis), lengan (bakar lengan),
tungkai (bakar tungkai), dan struktur leher dan wajah (tempat lekuk brakial
pertama).
Selama minggu ke lima pasca fertilisasi, perkembangan pesat otak menghasilkan
perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang
lebih besar dari pada anggota tubuh lainnya. Perkembangan berlangsung dari
kepala hingga bokong, dan tungkai perkembang hampir satu minggu kemudian
setelah lengan. Mata mulai berkembang berupa bakal lensa (mulai tampak pada
minggu
ke
empat),
cangkir
optik,
dan
pigmen
retina
kepala
lebih
besar
dari
pada
batang
tubuh.
kematian
atau
menyebabkan
malformasi
konginital.
Trimester pertama kehamilan juga mencakup dua miggu pertama periode janin.
Pada akhir minggu ke 10 pascafertilisasi, atau miggu ke 12 bila dihitung sejak
masa menstruasi terakhir, seluruh usus halus telah masuk kedalam abdomen
dan keluar dari tali pusat, genitalia eksterna telah memiliki karakteristik laki-laki
atau perempuan ( meski karakteristik ini belum terbentuk sempurna ) anus telah
terbentuk, dan raut wajah janin sudah benar-benar tampak seperti manusia.
Janin, yang kini memiliki berat 0,5 hingga 1 ons mulai dapat menelan, melakukan
gerak pernapasan, berkemih, menggerakkan bagian tungkai tertentu, dapat
mengedipkan mata dan mengerutkan wajah. Mulut membuka dan menutup.
Ukuran kepala sekitar sepertiga panjang, yang kurang lebih 56 hingga 61mm.
( Sumber : Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC )
2.1.1 Sistem Reproduksi
2.1.1.1 Uterus
Perubahan uterus sepanjang kehamilan dan persalinan dan setelah melahirkan
sangat mencolok. Selama kehamilan, uterus mendukung perkembangan embrio
dan janin, mempertahankan struktur yang menjamin komunikasi janin-ibu.
Selama proses persalinan,
simpson ,1996). Volume pada waktu aterm kira-kira 5 L ,tetapi dapat meningkat
sampai 20 L pada kasus kehamilan multipel atau hidramnion. Pertumbuhan
uterus di mulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan hipertrofi sel.
Setiap sel miometrium bertambah panjang 100 kali pada saat aterm. Karena
proses peningkatan masa miotrenium, dinding uterus mengalami peningkatan
jumlah jaringan penyambung berkolagen dan materi dasar interselulernya.
Pertumbuhan uterus pada awalnya distimulasi oleh peningkatan kadar estrogen.
Sangat jelas bahwa oleh pertumbuhan awal tersebut tidak begitu di perlukan
sebagai respons terhadap distensi mekanik pertumbuhan hasil konsepsi, karena
pada kehamilan ektopik pun terjadi pembesaran uterus. Selama 3 bulan pertama
kehamilan berkembang , peregangan dinding uterus menebal hingga 25 mm.
Begitu kehamilan berkembang, peregangan dinding uterus sebagai akibat
pertumbuhan fetus menyebabkan penipisan dinding hingga 5- 15mm pada aterm
(blackburn dan loper ,1992 cunningham et al., 1997). Penipisan dinding uterus
memungkinkan
klinis
untuk
meraba
janin
pada
trimester
ketiga.
Selama trimester pertama , uterus juga berubah bentuk nya. Pada awal
kehamilan uterus tetap berbentuk buah pir. Uterus perlahan berubah bentuk
pada minggu ke 12 kehamilan. Setelah minggu ke 12 bentuknya menjadi lebih
elips
atau
ovoid.
dan
supeior,
dan
pada
aterm
berada
setinggi
hati.
Karena peregangan ligamen teres uteri dan ligamen rotundum, uterus aman dari
pergerakan abdomen. Pada saat wanita berdiri , sumbu panjang pintu atas
panggul. Otot otot abdomen mempertahankan posisi ini kecuali jika otot
abdomen melemah. Pada posisi telentang uterus berpindah ke posterior untuk
menumpu
pada
tulang
belakang
dan
pembuluh
darah
besar.
( Sumber : Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC )
Estrogen dan, barang kali, progesterone diduga terutama bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan uterus akibat hiperplasia (peningkatan jumlah sel)
selama bulan-bulan awal kehamilan. Pertumbuhan ini tidak dipengaruhi oleh efek
mekanisme embrio yang berkembang. Pertumbuhan ini membuat dinding uterus
semakin kuat, bukan melemah, karena jumlah sel otot juga meningkat disertai
peningkatan jumlah jaringan elastis dan jaringan fibrosa. Oleh karena itu,
pembesaran uterus terjadi karena ada kombinasi antara hipertrofi (peningkatan
23
ukuran sel) dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap dinding uterus
seiring perkembangan janin di dalam kandungan. Selama bulan-bulan pertama
kehamilan, terjadi peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limfe
uterus. Akibatnya terjadi vaskularisasi, kongesti, dan edema. Ketiga hal ini
kemungkinan besar menyebabkan pelunakan uterus secara keseluruhan dan,
bila dikombinasi dengan hipertrofi kelenjar serviks, menyebabkan munculnya
tanda Chadwick, Goodell, dan Hegar. Tanda Chadwick merupakan warna kebiruan
atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina, termasuk lubang vagina pada
serviks. Tanda Goodell adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung
hidung pada kondisi tidak hamil melunak menjadi seperti bibir pada kondisi
hamil. Tanda Hegar merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan mudah
tertekan. Ketiga tanda ini merupakan bukti yang terdapat pada usia kehamilan
sekitar
enam
minggu.
Pelunakan dan daya tertekan istmus uterus (tanda Hegar) mengurangi sokongan
terhadap badan uterus yang membesar karena berat fundus meningkat.
Akibatnya, uterus mengalami antifleksi belebihan selama tiga bulan pertama
kehamilan, sementara uterus masih termasuk organ panggul. Kondisi ini
menyebabkan fundus menekan kandung kemih dan meningkatkan frekuensi
berkemih. Frekuensi berkemih akan menurun pada bulan ke empat kehamilan
bersamaan dengan uterus mulai keluar dari panggul sehingga tidak lagi
menekan kandung kemih.
Seiring pembesaran, bentuk uterus berubah dari bentuk buah pir sebelum hamil
menjadi bentuk seperti bola pada awal kehamilan dan menjadi kantung yang
semakin membesar setelah usia kehamilan tiga bulan bersamaan dengan
pembesaran tersebut, uterus tidak dapat lagi berada di dalam panggul sehingga
uterus akan keluar dari panggul dan menjadi salah satu organ abdomen. Uterus
akan melakukan sedikit rotasi ke kanan ketika mulai keluar dari panggul.
Dekstrorotasi ini diduga akibat ada rektosigmoid yang menempati bagian kiri
rongga panggul. Uterus dapat membesar pada kisaran waktu yang sedikit
berbeda (variasi satu hingga dua minggu) bagi wanita primigravida dan
multigravida. Variasi ini dapat menyebabkan beberapa perbedaan pada ukuran
awal dan saat uterus mencapai batas anatomis tertentu, mis., umbilikus.
Pembesaran uterus pada awal kehamilan mungkin tidak simetris. Ovum pada
kondisi normal berimplantasi pada bagian atas dinding uterus, lebih sering pada
posisi posterior. Jika lokasi implantasi lebih dekat dengan salah satu area kornu
tempat ovum berimplantasi membesar sebagai respons terhadap perkembangan
24
saat
aterm.
Diawal masa kehamilan, pertumbuhan uterus tidak bergantung pada janin yang
tumbuh didalamnya, dan proses ini berlangsung sama cepatnya dengan
kehamilan ektopik. Seiring dengan peningkatan usia gestasi, pembelahan sel
miometrium tidak terlalu bermakna dan peningkatan ukuran uterus sebagian
besar dipengaruhi oleh hipertrofi masing-masing sel. Pada tahap ini, peningkatan
ukuran isi uterus merupakan stimulus yang penting, dan ini ditandai dengan
peningkatan panjang serabut otot yang mencapai lima belas kali lipat.
Selain perubahan ukuran dan jumlah sel miometrium, penghubung sel khusus
25
juga berkembang seiring peningkatan usia gestasi. Taut ruang interseluler ini
memungkinkan perubahan pada potensial membran untuk menyebar dengan
cepat dari satu sel ke sel lain sehingga membantu perluasan depolarisasi
membran, dan akhirnya membantu kontraksi miometrium. Setelah taut tersebut
matur, kontraksi uterus menjadi semakin sering. Mula-mula, kontraksi berupa
kontraksi Braxton-Hicks yang tidak menimbulkan nyeri, dimulai sejak minggu
kedelapan kehamilan dan semakin jelas pada paruh kedua kehamilan. Kemudian,
kontraksi ini mentruasi aktivitas pemacu gerak pada fundus uterus untuk
meningkatkan kontraksi terkoordinasi yang dominan difundus yang penting
untuk
proses
persalinan.
( Sumber : Holmes, Debbie dan Baker, Phillip N. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan.
Jakarta : EGC )
1.1.2. Serviks
Massa
dan
kandungan
air
pada
serviks
meningkat
selama
kehamilan.
memiliki
proporsi
terkecil
(6%)
(fuchs
dan
fuchs
1996).
Jaringan penyambung terdiri atas serat kolagen dan elastin yang membentuk
jaringan dalam gel yang mirip proteoglikan. Kolagen relatif kaku berbentuk
seperti struktur batang yang membantu mencegah terjadi nya dilatasi prematur.
Elastin diperkirakan sebagai pemberi elastisitas sehinnga serviks dapat di latasi
selama
persalinan
dan
kembali
ke
bentuk
normal
setelah
melahirkan.
Kelenjar kelenjar serviks hanya menjadi bagian kecil serviks pada wanita yang
tidak hamil. Pada keadaan aterm , ia mengambil porsi hampir separuh dari
semua mass serviks. Ruang kelenjar terisi mukus dan segera setelah konsepsi
mukus
yang
kental
diproduksi
mengisi
kanal
serviks.
pelunakan
serviks.
Pematangan serviks terjadi karena pengaruh dari beberapa dari hormon , yaitu
estradiol, progestrob , relaksin, prostasiklin , dan prostaglandin E2 (PGE2).
Progesteron mnghambat pemecahan kolagen, dan faktor-faktor yang dianggap
menghambta progestron mungkin berperan dalam pematangan serviks ini.
Peningkatan relaksin serviks mungkin mempengaruhi perubahan kadar air dan
mukopolisakarida di serviks, walaupun peran relaksin pada manusia msih
didebatkan. Diperkirakan , prostaglandin mempunyai efek lokal pada pelunakan
serviks. Jumblah PGE2 pada mukus serviks meningktkan pada trimester kedua,
mendorong perubahan awal proses pematangan sebelum aterm (fuchs, Ivell, dan
friedman,
1995).
( Sumber : Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC )
Selama kehamilan, serviks mulai membengkak dan menjadi lebih lunak karena
pengaruh estradiol dan progesteron. Estradiol mentruasi petumbuhan epitelium
kolumnar pada saluran serviks, yang mulai terlihat di ektoserviks dan disebut
ektropion. Ektropion sangat penting karena merupakan epitel yang tidak terlalu
kuat dan cenderung bedarah saat disentuh. Serviks sering kali terlihat membiru
selama kehamilan. Ini terjadi karena peningkatan vaskularitas. Selai perubahan
diatas, kelenjar mukus diserviks mulai membesar dan semakin kompleks.
Prostaglandin menstimulasi remodeling kolagen serviks, terutama menjelang
akhir periode gestasi, sedangkan kolagenase yang dilepaskan dari leukosit juga
membantu melunakkan serviks ; selama kehamilan, progesteron menhambat
proses
tersebut.
Selama kehamilan, epitel vagina mulai menebal akibat pengaruh estrogen, dan
kecepatan
proses
deskuamasi
selama
periode
tersebut
juga
meningkat,
27
Jakarta
EGC
2.1.1.3 0varium
Fungsi ovarium. Fertilisasi dn implantasi membjuat berhentinya maturasi folikel
dan ovulasi. Fungsi korpus lueteum selama 6-7minggu kehamilan , berkontribusi
terhadap produksi progestron. Hilangnya korpus lueteum sebelum minggu ke-7
kehamilan akan menyebabkan turunnya progesteron materbal dan abortus
spontan. Pengambilan korpus lueteum pada kehamilan yang sudah matur tidak
menyebabkan
efek
ini.
Relaksin adalah suatu hormon protein yang dikeluarkab oleh korpus luetum dan
mungkin
juga
oleh
desidua
uterus
selama
kehamilan.
Hail
penelitian
atau
pematangan
serviks.
Otot polos pada tuba berkembang menjadi sedikit hipertrofi. Epitel epitel
mukosa lebig datar di bandingakn engan epitel pada wanita yang tidak hamil.
Sel-sel desidua mungkin dapat ditemukab di endosalping , tetapi tidak da
membran
desidua
lanjutan
yang
terbentuk.
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus luteum graviditatum, tetapi
setelah
bulan
IV,
corpus
luteum
ini
mengisut.
( Sumber : Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC )
2.1.1.4 Vagina
Dalam kehamilan, pembuluh darah dinding vagina bertambah sehingga warna
selaput lendirnya membiru ( tanda Chadwick ). Kekenyalan ( elastisitas ) vagina
bertambah, artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam
dengan pH 3,5 6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya asam laktat
sebagai hasil penghancuran glikogen yang berada dalam sel sel epitel vagina
oleh basil Doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.
( Sumber : Obstetric fisiologi: ilmu kesehatan reproduksi / editor, Firman F.
Wirakusumah, Johanes C. Mose, Budi Handono ; editor penyelaras, Husny
Muttaqin, Loi indra. Ed. 2. Jakarta : EGC, 2010. )
Vulva dan perineum menunjukkan peningkatan vaskulariasasi dan menjadi
hiperemia selama kehamilan. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan timbulnya
warna kebiruan (tanda Chadwick), mirip dengan perubahan yang terjadi pada
serviks. Peningkatan kadar estrogen menstimulasi perubahan pada dinding
vagina
termasuk
peningkatan
ketebalan
mukosa,
pelunakan
jaringan
panjangnya vagina. Rugae menjadi lebih nyata pada nulipara. Pada multipara,
peregangan sebelumnya pada otot polos menyebabkan vagina lunak daripada
nulipara.
Sekresi vagina meningkat, dan peningkatan ini menghasilkan mukus yang
banyak dan berwarna keputihan. Banyak wanita hamil mengalami peningkatan
jumblah cairan vagian ini pada trimester ketiga sehingga perlu menggunakan
pelapis atau pembalut untuk menyerap cairan. Karena stimutasi estrogen,
mukosa
vagina
memetabolisme
glikogen..
Peningkatan
laktobasilus
pada
(Riedewald
et
ea.,
1990)
( Sumber : Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC )
2.1.2 PAYUDARA DAN LAKTASI
Perubahan siklus terlihat pada jaringan payudara sebagai respon terhadap siklus
menstruasi dan, selama kehamilan, perubahan tersebut kian nyata. Terdapat
banyak sekali simpanan lemak disekitar jaringan glandular. Jumlah duktus
glandular meningkat karena pengaruh estrogen, segangkan jumlah alveoli
kelenjar meningkat karena pengaruh progesteron ( dan laktogen plasenta
manusia, hPL ). hPL juga menstimulasi sintesis kasein, laktoglobulin, dan
laktalbumin
di
alveoli.
Meskipun konsentrasi prolaktin serum meningkat selama kehamilan, hal ini tidak
menyebabkan laktasi, sebab kerja hormon tersebut dihambat oleh estrogen di
tingkat reseptor alveolar. Penurunan drastis kadar estrogen dalam 48 jam
pertama pasca-pelahiran menghilangkan hambatan tersebut; dengan demikian,
proses laktasi pun dimulai. Menjelang akhir periode kehamilan dan diawal
puerperium, payudara menghasilkan kolostrum, sejenis sekresi kental kuning,
yang
kaya
akan
imunoglobulin.
Laktasi meningkat dengan aktivitas pengisapan yang sering sejak dini, sebab
mengisap menstimulasi hipofisis anterior dan posterior untuk melepaskan
oksitosin dan prolaktin, secara berturut-turut. Stres dan rasa takut mengurangi
sintesis dan pelepasan prolaktin sebab kondisi tersebut meningkatkan sintesis
29
dopamin ( faktor penghambat prolaktin ). Selama dua atau tiga hari pertama
puerperium, prolaktin menyebabkan pembesaran payudara, karena alveoli terisi
penuh oleh susu. Oksitosin yang dilepaskan dari hipofis posterior menyebabkan
kontraksi sel-sel mioepitelium disekeliling alveoli dan duktus kecil. Kontraksi ini
meremas susu kedalam duktus yang lebih besar dan reservoir subareola. Selain
itu, oksitosin dapat menghambat pelepasan dopamin, yang akan meningkatkan
keberhasilan
proses
laktasi.
( Sumber : Holmes, Debbie dan Baker, Phillip N. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan.
Jakarta : EGC)
Fungsi hormone yang mempersiapkan pemberian ASI antara lain sebagai berikut.
a.
Esterogen
Menimbulkan
hipertrofi
sistem
saluran
payudara.
makin
besar.
sakit
pada
payudara.
b.
Progesteron
Mempersiapkan
asinus
sehingga
Menambah
dapat
sel
c.
berfungsi.
asinus.
Somatomamotrofin
payudara.
Hormon
laktogenik
plasenta
(diantaranya
serta
meningkatkan
produksi
zat-zat
kasein,
laktoalbumin,
pembuluh
vena
dibawah
kulit
payudara.
Pada trimester pertama payudara akan terasa penuh, perih dan lebih sensitif
pada saat usia 4 minggu kehamilan. Estrogen dan progesterone adalah hormone
utama yang paling berpengaruh terhadap perubahan payudara tersebut.
Peningkatan estrogen menumbuhkan jaringan lemak, saluran mamae, alveoli
dan putting susu. Progesteron memicu dalam pertumbuhan jaringan glandula
dan alveoli lobular. Setelah dua bulan payudara akan mulai membesar dan
sirkulasi pembuluh darah meluas dengan pembuluh vena menjadi lebih terlihat
di bawah kulit. Puting susu akan menjadi lebih besar dan lebih menonjol. Puting
susu dan areola akan menjadi lebih gelap warnanya.
Tanda
tanda
umum
tekan.
2. Ketika diraba, nodular dan lobulus kasar semakin teraba akibat hipertropi
alvioli
mamae.
3. Muncul rabas kolostrum( cairan kental jernih ) dari puting susu, seiring
berjalannya waktu rabas kolostrum menjadi kuning dan kentalnya berkurang.
4.
polikel
5.
6.
montgomery
Pembesaran
Perluasan
dan
kelenjar
dan
sebasea
peningkatan
peningkatan
pigmen
tasi
di
elektrilitas
areola
(areola
areola.
puting.
primere).
7. Vena subcutan yang melebar biasa terjadi dibawah kulit sebagai jejak vena
kebiruan.
(
Sumber
: http://dinnamelanii.blogspot.com/2012/06/perubahan-anatomi-dan-
adaptasi_24.html, )
2.1.3
Perubahan
SISTEM
ENDOKRIN
Endokrin
semua menunjukkan fungsi endokrin yang jelas. Diantara peptida yang memiliki
fungsi endokrin, salah satu yang paling dikenal adalah hCG. Hormon ini tersusun
atas subunit-alfa dan-beta; subunit-beta khusus dihasilkan selama kehamilan
dan banyak digunakan pada praktik modern sebagai uji kehamilan yang sensitif.
Hormon ini dihasilkan oleh sel trofoblas dan terdeteksi dalam kadar kecil selama
implantasi. Produksi hCG dipengaruhi oleh faktor inhibitor leukemia sitokin
( leukemia inhibitory hormone, LIF ) dan isoform hormon pelepas-gonadotropin
( gonadotrophin-releasing hormone, GnRH ) yang juga dihasilkan didalam
diplasenta.
Diawal
mempertahankan
periode
fungsi
kehamilan,
korpus
luteum.
hCG
sangat
Ketika
fungsi
berperan
sumber
dalam
penghasil
ke-12
kehamilan.
Tiroid
Hormon gonadotrofin korion manusia (HCG) memiliki aktivitas tirotrofik (mungkin
karena subunit-alfanya homolog dengan TSH) dan produksi TSH maternal dapat
ditekan pada trimester pertama kehamilan, yakni ketika hCG mencapai kadar
maksimal. TSH menunjukkan respon yang lemah terhadap injeksi TRH pada
trimester
pertama,
namun
kemudian
respons
tersebut
kembali
normal.
Beberapa peneliti mengungkap keterkaitan hCG atau TSH dengan gejalah mual
dan muntah yang kerap dialami oleh wanita hamil, yang biasanya membaik
setelah trimester pertama. Hiperemesis gravidarum, yang merupakan gejala
mual dan muntah yang ekstrem dan patologis, dapat disebabkan oleh
hipertiroidisme biokimia yang ditandai dengan kadar T4 bebas yang tinggi dan
supresi TSH. Meskipun demikian, secara umum, fungsi tiroid masih dianggap
normal
selama
sisa
periode
kehamilan.
menangkap
banyak
yodium.
( Sumber : Holmes, Debbie dan Baker, Phillip N. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan.
Jakarta
EGC
Tiroid
32
peningkatan
protein
pengikat
tiroid
(Kotak
riset
6-4).
aktivitas
menstimulasi
seperti
tiroid
THS
untuk
intrisik,
maka
menyekresi
T4.
hCG
secara
Sesungguhnya,
langsung
akan
mungkin
ada
penurunan TSH saat kadar hCG mencapai puncaknya pada akhir trimester
pertama, dan ada hubungan linierantara konsentrasi hCG dan T4 bebas di dalam
serum ibu.
Paratiroid
Data menunjukkan bahwa ada peningkatan hormon paratiroid (PTH), yang
kemungkinan besar disebabkan oleh hyperplasia. Mungkin saja perubahan
kelenjar ini di pengaruhi oleh estrogen dan human plasental lactogen. Kadar PTH
meningkat
secara
progresif
selama
kehamilan
sehingga
kadarnya
pada
kehamilan aterm kira kira 30% 50% di atas kadar wanita yang tidak hamil.
Kelenjar
Adrenal
kortisol, karena tidak dijumpai peningkatan sekresi sortisol secara nyata oleh
adrenal ibu. Kadar hormon adrenokortikotropik menurun selama kehamilan,
sementara kadar kortisol bebas meningkat. Mekanisme ini tidak dipahami secara
jelas.
Pada bulan keempat kehamilan, adrenal ibu meningkatkan jumlah sekresi
aldosteron. Peningkatan ini bahkan lebih terlihat dengan pembatasan asupan
garam peningkatan produksi aldosteron ini mempengaruhi oleh peningkatan
kadar angiotensin II, yang menstimulasi zona glomerulosa dari adrenal untuk
menyekresi
aldosteron.
Telah
muncul
dugaan
bahwa
mekanisme
ini
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon diantaranya : estrogen, progesteron,
human chorionic gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan
selama
awal
masa
kehamilan,
berfluktuasi
kadarnya
selama
kehamilan.
Perubahan anatomi dan fisiologi pada system reproduksi, payudara dan system
endokrin yang terjadi pada wanita hamil merupakan suatu perubahan yang
normal
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial
payudara.
Hormon
laktogenik
plasenta
(diantaranya
serta
meningkatkan
produksi
zat-zat
kasein,
laktoalbumin,
34
35