Siklus menstruasi merupakan salah satu proses yang terjadi pada setiap bulan dengan adanya tanda
pada tubuh serta organ reproduksi wanita yang mengalami perubahan. Yang mana apabila proses
menstruasi ini terjadi biasanya diikuti dengan terjadinya kehamilan.
Pada setiap bulannya sel telur akan dilepaskan oleh ovarium, di sisi lain akan terjadi perubahan hormone
yang membantu dalam kesiapan rahim untuk tempat bayi berkembang.
Dalam hal ini apabila sel telur tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka sel telur akan lepas serta
lapisan rahim yang telah dipersiapkan tersebut meluruh dan keluar melalui vagina.
Dalam sistem reproduksi wanita terdapat ovarium yang dapat menghasilkan ovum. Ovum terbungkus
dalam kantung cairan atau yang disebut sebagai folikel. Folikel merupakan kantung cairan yang berisi
oosit matang yang dapat berkembang menjadi sel telur.
Pada bagian sistem reproduksi wanita juga terdapat endometrium yaitu lapisan terdalam pada rahim
dan tempatnya menempelnya ovum yang siap dibuahi. Jika ovum tidak dibuahi maka akan luruh menjadi
darah atau yang biasa disebut dalam masa menstruasi. Jika ovum berhasil dibuahi oleh sel sperma maka
akan terjadi kehamilan dan masa menstruasi tidak terjadi.
~ Folikel
~ Dinding endometrium
~ Tingkat hormon
yaitu hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH
(Luteinizing Hormone), estrogen, dan progesteron.
1. Estrogen
Memiliki fungsi untuk mengatur siklus serta memiliki peran dalam pertumbuhan lapisan rahim. Kadar
hormone estrogen akan menurun apabila sel telur tidak dibuahi.
2. Progesteron
Selain dapat memicu lapisan rahim dapat menebal, hormon ini juga dapat mencegah terjadinya
kontraksi pada otot rahim yang mengakibatkan sel telur tidak dapat menempel.
Hormone FSH ini berperan dalam membantu folikel untuk tumbuh dalam ovarium serta melepaskan sel
telur.
Hormon GnRH ini memiliki peran dalam mengendalikan serta merangsang pelepasan FSH dan juga LH.
- fase menstruasi/pendarahan
- fase ovulasi
Hari pertama pada fase menstruasi menjadi patokan hari ke–1 dari siklus menstruasi. Pada umumnya,
fase menstruasi rata – rata berlangsung selama 7 hari, ada yang mengalami kurang dari 7 hari dan ada
pula yang mengalami lebih dari 7 hari (tetapi kurang dari 15 hari).
Fase menstruasi terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sel sperma. Keadaan yang terjadi pada fase
menstruasi adalah produksi hormon estrogen dan progesteron terhenti yang menyebabkan peluruhan
dinding endometrium sehingga terjadi pendarahan atau yang kita sering kita kenal sebagai masa
menstruasi. Jadi, darah yang didapati wanita dewasa pada saat menstruasi terjadi akibat peluruhan
dinding endometrium.
Saat terjadi peluruhan dinding endometrium, ada sebuah lapisan dasar di balik lapisan yang terkikis.
Kemudian akan membentuk lagi sebuah lapisan dinding baru di dalam rahim dan menebalkan dinding
tersebut selama bulan berikutnya.
Kondisi folikel pada masa menstruasi berupa folikel primer yang akan berkembang dan masuk ke siklus
selanjutnya. Proses ini akan diulang terus setiap bulannya di dalam rahim hingga masa menopause dan
jika tidak terjadi kehamilan.
Fase berikutnya dalam 4 tahapan siklus menstruasi adalah fase ovulasi. Pada fase ovulasi, hormon
estrogen akan mempengaruhi hipofisis anterior untuk sekresi hormon LH yang berperan dalam memicu
ovulasi untuk melepas oosit sekunder. Fase ovulasi merupakan tahapan di mana ovum (sel telur) siap
dibuahi oleh sel sperma.
Pada beberapa orang, siklus menstruasi mungkin akan terjadi perubahan dari satu siklus ke siklus
berikutnya. Kondisi ini bisa jadi normal atau tidak normal, tergantung penyebab ketidaknormalan siklus
menstruasi yang tidak teratur itu sendiri.
Contoh penyebab menstruasi tidak teratur atau tidak lancar yang bisa dialami oleh siapapun seperti:
• Obesitas