Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syarief Rahmat Paputungan

Nim : 230111040109

1. Jelaskan mengenai kontrol fungsi testis


1. kontrol fungsi testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Manusia (pria) mempunyai
dua testis yang dibungkus dengan skrotum.
Fungsi dari testis yaitu:
1. Tempat Pembuatan Sperma
Pada testis, terdapat tabung melingkar yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus
seminiferus melingkar dan membentuk sebagian besar testis.
2. Memindahkan Sperma Setelah Diproduksi
Sperma yang telah selesai diproduksi akan dipindahkan ke epididimis melalui struktur
testis yang disebut rete testis.Rete testis mencampur sel sperma dengan cairan yang
diproduksi oleh sel sertoli. Berikutnya, terdapat pipa penghubung yang disebut duktus
eferen. Pipa ini menghubungkan rete
testis dengan struktur epididimis.
Duktus eferen membantu memindahkan sel sperma, yang mana prosesnya berpengaruh
dalam
meningkatkan kadar sperma dalam cairan ejakulasi
3. Menyimpan Sperma
Epididimis menyimpan sel-sel sperma hingga matang dan siap untuk ejakulasi.
4. Tempat Pembuatan Hormon
Fungsi testis lainnya adalah membuat hormon seperti testosteron di dalam sel-sel Leydig.
Hormon testosteron dapat membuat seseorang memiliki suara lebih berat, otot kuat, dan
rambut di tubuh.
2. Bagaimana fase menstruasi
1. Fase datang bulan (Keluar darah haid)
Proses yang terjadi pada tubuh: hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari pertama atau
awal dari siklus haid. Alasan mengapa timbul kram atau nyeri haid pada beberapa hari
pertama haid

adalah karena lapisan dinding rahim mengalami proses peluruhan. Proses peluruhan
tersebut membuat rahim yang merupakan jaringan otot, berkontraksi atau mengencang.
2. Fase folikuler (persiapan untuk ovulasi)
Proses yang terjadi pada tubuh: setelah hari terakhir menstruasi, tubuh lalu bersiap untuk
ovulasi. Dalam hal ini, hormon FSH (follicle-stimulating hormon) yang bertugas untuk
menstimulasi ovarium (indung telur) agar menghasilkan sel telur matang. Proses
pematangan sel telur ini
menghasilkan estrogen, hormon yang membuat lapisan dinding rahim menebal dengan
berbagai nutrisi dan aliran darah yang banyak sehingga nantinya menjadi tempat yang
subur bagi sel telur matang yang berhasil dibuahi (kehamilan).
3. Fase ovulasi
Proses yang terjadi pada tubuh: selama ovulasi, sel telur matang tadi akhirnya dilepas oleh
indung telur ke saluran tubafalopi lalu menuju rahim. Sel telur ini hanya dapat bertahan
hidup selama 12-24 jam saja. Pada waktu ini, sel telur bisa dibuahi oleh sperma, ataupun
juga tidak. Jadi ingatlah bahwa di tahap ini, anda berada pada masa subur.
4. Fase luteal (akhir dari siklus haid)
Proses yang terjadi pada tubuh: setelah sel telur sampai ke rahim, tubuh mulai
memproduksi hormon progesteron yang tugasnya memastikan rahim terus membangun
lapisan tebalnya. Namun bila sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen dan progesteron akan
menurun drastis. Ini berarti rahim tak perlu terus mempertahankan lapisan dinding tebal
tadi sehingga terjadilah kembali proses peluruhan Proses yang terjadi pada tubuh atau
menstruasi dan proses terjadinya menstruasi terulang kembali.
3. Proses oogenesis
1. Fase pembelahan dan penggandaan
Proses oogenesis yang pertama adalah mitosis. Ini merupakan proses pembelahan sel yang
menghasilkan dua gamet (sel anak) identik dalam organ reproduksi wanita. Sedangkan
yang kedua adalah meiosis. Ini merupakan pembelahan sel yang menghasilkan empat
gamet, masing-masingnya mempunyai jumlah kromosom setengah dari sel induknya.
Kemudian oogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer
atau sel telur menjadi besar. Sementara itu oosit primer nantinya terbelah menjadi dua
bagian untuk menghasilkan oosit sekunder, yang merupakan hasil pembelahan. Proses
pembelahan mulai terjadi saat tubuh memasuki usia pubertas, yaitu sekitar 12 tahun.
2. Fase perkembangan
Proses oogenesis dalam organ reproduksi wanita selanjutnya yaitu fase perkembangan.
Ini merupakan pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis saat mengalami
perkembangan bagian sel (sitoplasma) yang tidak seimbang.
Pada fase perkembangan ini, ada satu oosit yang memiliki banyak sitoplasma, sementara
oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma. Ukuran oosit yang memiliki banyak sitoplasma
lebih besar ketimbang yang tidak memiliki sitoplasma. Oosit yang lebih kecil bernama
badan polar pertama.
3. Fase pematangan
Setelah fase perkembangan, terjadilah fase pematangan. Pada fase ini, oosit sekuran yang
berukuran besar mengalami pembelahan sel telur kedua sehingga menghasilkan ootid. Pada
saat yang sama, badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Bisa
dibilang, ovulasi atau kematangan sel terjadi saat oosit mencapai tahap perkembangan
ootid. Diperkirakan setiap wanita memiliki sekitar 400 sel matang seumur hidupnya.
Setelah pembuahan, ootid sudah melewati tahap akhir pematahan dan bisa menjadi sel
telur. Kemudian ootid berkembang menjadi sel telur jika bertemu dengan spermatozoa atau
sel sperma. Apabila oosit atau ootid bertemu dengan spermatozoa tapi tidak terjadi
pembuahan, maka siklus oogenesis akan terulang lagi di dalam organ reproduksi wanita.
4. Pengaturan hormon wanita
1.Estrogen: Hormon ini produksi terutama di ovarium dan membantu dalam perkembangan
dan perubahan tubuh selama masa pubertas, termasuk perkembangan organ seksual dan
pengaturan siklus menstruasi. Estrogen juga membantu menjaga kesehatan tulang dan
kadar kolestrol, dan memiliki peran dalam kehamilan.
2.Progesteron: Hormon ini diproduksi terutama di ovarium dan membantu dalam mengatur
siklus menstruasi dan ovulasi. Selama kehamilan, kadar progesteron tetap tinggi untuk
mencegah tubuh memproduksi telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk menyusui. Jika
pembuahan tidak terjadi, kadar progesteron menurun, memicu menstruasi.
3.Testosteron: meskipun testoteron dikenal sebagai hormon pria, wanita juga
memproduksinya dalam jumlah kecil. Testosteron membantu dalam menjaga massa otot,
kepadatan tulang, dan dorongan seks.
4.Luteinizing hormone(LH): Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari dan membantu
dalam mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Tingkat LH meningkat sesaat sebelum
ovulasi.
5.Follice-stimulating hormone(FSH): Hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar pituitari
dan membantu dalam mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Tingkat FSH meningkat
tepat sebelum ovulasi.

Anda mungkin juga menyukai