Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama
dalam sistem reproduksinya, yaitu:
2. Saluran reproduksi,
1. Ovarium (indung telur), Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon (estrogen dan progesteron). Proses
pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama 30 hari sekali dan
disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa
ini disebut ovulasi.
2. Tuba fallopi (oviduk) Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan
kiri) dengan panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel
telur (ovum) serta menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan
dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah
terjadi pembuahan ovum oleh sperma.
3. Rahim (uterus), Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat
implantasi embrio (ovum yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim
tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium)
dan lapisan dalam (endometrium).
4. VaginaMerupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim
ke dunia. Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk
mengeluarkan dinding endometrium yang meluruh saat menstruasi.
1. Spermatogenesis
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
2. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan
berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada
pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,
menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama
membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder,
melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.
Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh
sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon
estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH
merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk
menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon
progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum
mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
3. Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini
tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi
secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah
habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali.
Masa ini disebut menopause.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus
estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium
pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan,
endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit
primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi
folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding
uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14,
waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang
telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya
dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal,
selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus
luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas
dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase
menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan
proses oogenesis kembali.
Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum)
menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh satu sel sperma.
Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifat dari dua individu. Sifat induk
jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi
embrio.
Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem
membran yang terdiri dari :
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus). Virus
ini menyerang sel darah putih yang merupakan penangkal tubuh dari penyakit. Virus ini
menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita AIDS, menggunakan jarum suntik yang
juga telah digunakan oleh penderita AIDS, keturunan, dan transfusi darah. Intinya, darah,
sperma, air mani, dan alat yang tidak steril menjadi perantara penyebaran virus HIV.
2. Gonorrhea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan
melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada saat mengeluarkan urin.
kadang-kadang urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak
saluran reproduksi sehingga dapat mengakibatkan kemandulan.
3. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu
dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika
tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
4. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium, bakteri ini biasa ditularkan
melalui kontak seksual atau jalan lain, misalnya bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis.
Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati
bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah.