Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi manusia tersusun dari organ-organ reproduksi. Organ reproduksi
manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pria dan wanita. Secara umum organ
reproduksi pria meliputi : testis, saluran reproduksi, kelenjar reproduksi, dan penis. Sedang
organ reproduksi wanita meliputi : ovarium, saluran reproduksi, Uterus (rahim), dan vagina.
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat yang digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urine. Zat yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh
melalui pembuluh darah kapiler ginjal, masuk dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh
tubuh.
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai
tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat
pengendali tanggapan.

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah fungsi dari sistem reproduksi?
2. Apakah fungsi dari sistem perkemihan?
3. Apakah fungsi dari sistem persarafan?
4. Apakah fungsi dari sistem endokrin?

1.3 Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui fungsi dari sistem reproduksi.
2. Agar kita dapat mengetahui fungsi dari sistem perkemihan.
3. Agar kita dapat mengetahui fungsi dari sistem persarafan.
4. Agar kita dapat mengetahui fungsi dari sistem endokrin.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI TUBUH MANUSIA SECARA UMUM


SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi manusia tersusun dari organ-organ reproduksi. Organ reproduksi
manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pria dan wanita. Secara umum organ
reproduksi pria meliputi : testis, saluran reproduksi, kelenjar reproduksi, dan penis. Sedang
organ reproduksi wanita meliputi : ovarium, saluran reproduksi, Uterus (rahim), dan vagina.
A. Organ Reproduksi Pria
1. Testis (Buah Pelir)
Merupakan organ utama reproduksi pria yang menghasilkan sperma (sel kelamin
jantan), berjumlah sepasang (2 buah), bentuk bulat, terdapat dalam skrotum (kantong
testis) yang berada di luar tubuh. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus, yaitu
saluran-saluran halus yang berkelok-kelok tempat terjadinya proses pembentukan sel-
sel sperma (spermatogenesis), sel – sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testosteron, dan Tunica albuginea, yaitu lapisan pembungkus testis.

Struktur Testis

2. Saluran Reproduksi
a. Vas Eferens, berfungsi menampung sementara sperma
b. Vas Epididimis, berfungsi mematangkan sperma
c. Vas Deferens, berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra.
d. Uretra, menyalurkan sperma menuju saluran akhir reproduksi (penis)
3. Kelenjar Reproduksi
a. Vesicula Seminalis , menghasilkan cairan yang menjadi nutrisi bagi sperma.
b. Kelenjar Prostat, menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada sperma.
c. Kelenjar Cowpery / Bulbouretra, menghasilkan cairan pelicin dan menambah cairan
pada semen.
4. Penis ( Zakar )
Merupakan organ reproduksi pria yang berfungsi sebagai alat kopulasi (sanggama).
Untuk memasukkan sperma ke organ reproduksi wanita. Penis terbagi menjadi 2
bagian, yaitu bagian kepala dan batang. Bagian kepala terdapat kulit yang menutupi
disebut : preputium. Kulit ini akan diambil pada saat dikhitan (sunat).

Organ Reproduksi Pria

5. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma (sel kelamin jantan) pada seorang
pria. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus testis. Mula – mula
spermatogonium yang berkromosom diploid (2n) membelah secara mitosis menjadi
spermatosit primer yang berkromosom diploid (2n) juga. Selanjutnya spermatosit
primer membelah secara meiosis I yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang
berkromosom haploid (n). Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah
secara meiosis II menjadi spermatid yang berkromosom haploid (n) dan akhirnya sel-
sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma yang
berkromosom haploid (n).

Spermatogenesis
B. Organ Reproduksi Wanita
1. Ovarium (Indung Telur)
Merupakan organ utama reproduksi wanita yang menghasilkan ovum (sel telur).
Berjumlah sepasang (2 buah), kiri dan kanan, bentuk bulat, terletak pada rongga perut
bagian bawah. Ovarium menghasilkan 2 hormon, yaitu hormon Estrogen dan hormon
Progesteron. Peristiwa keluarnya ovum yang matang dari ovarium disebut ovulasi
setiap bulan sekali.
2. Saluran Reproduksi (Oviduk)
Saluran reproduksi wanita ada 2 macam, yaitu ke kiri dan ke kanan dan pada bagian
tengah disebut Tuba Fallopii yang berfungsi sebagai tempat fertilisasi (pembuahan),
yaitu tempat bertemunya sperma dengan ovum dan bagian ujung disebut Infundibulum
(Fimbriae) yang berumbai – rumbai, berfungsi menangkap ovum pada saat ovulasi.
3. Rahim (uterus)
Rahim atau uterus merupakan organ reproduksi wanita yang berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Dinding rahim mempunyai
banyak pembuluh darah sehingga menebal ketika masa subur dan terjadi kehamilan
serta menipis pada saat menstruasi (datang bulan / haid). Dinding rahim terbagi 3
lapisan,
yaitu :
a. Lapisan Parametrium (serosa), merupakan lapisan paling luar yang berhubungan
dengan rongga perut.
b. Lapisan miometrium, merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar
pada proses persalinan (kontraksi).
c. Lapisan Endometrium, merupakan lapisan dalam rahim tempat berkembangnya
janin. Pada saat masa subur lapisan ini sangat tebal, namun lapisan ini akan
meluruh pada saat menstruasi (datang bulan).
Pada bagian bawah rahim (uterus) agak menyempit yang disebut Serviks (leher
rahim). Pada saat ovulasi (masa subur), serviks menghasilkan cairan berlendir
(mukus) yang elastis, licin dan berdinding tebal ,berfungsi membantu sperma
untuk mencapai uterus sedang saat persalinan dindingnya akan menipis dan
membuka.
4. Vagina
Merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita dan berfungsi sebagai organ kopulasi
(sanggama), mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin yang
berguna pada saat koitus (sanggama) dan mempermudah kelahiran bayi. Pada ujung
vagina terdapat selaput tipis yang disebut selaput dara. Pada bagian akhir vagina
terdapat vulva yang bagian luarnya ditutupi rambut kemaluan (mons pubis), bibir luar
(labia mayora), bibir dalam (labia minora) dan kelentit (klitoris), yaitu saraf yang sangat
peka.

Organ Reproduksi Wanita


5. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (sel telur) di ovarium (indung telur) pada
seorang wanita. Oogenesis dimulai dari Oogonium yang berkromosom diploid (2n)
membelah secara mitosis menjadi Oosit primer yang berkromosom diploid (2n).
Selanjutnya, Oosit primer membelah secara meiosis I menjadi Oosit sekunder dan
Badan kutub ( Polosit I) yang masing – masing berkromosom haploid (n). Kemudian
Oosit sekunder membelah secara meiosis II menjadi Ootid yang berkromosom halpoid
(n) dan badan kutub (polosit II) yang berkromosom haploid (n).Sedang Badan kutub
(Polosit I) juga membelah secara meiosis II menjadi badan kutub (polosit II). Akhirnya
Ootid berdiferensiasi menjadi ovum (sel telur) yang berkromosom haploid (n) dan 3
badan kutup (polosit II) akan mengalami degenerasi (rusak).

Oogenesis
6. Silkus Menstruasi
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase (tahap), yaitu :
a. Fase Menstruasi /Haid / Datang bulan ( hari ke - 1 – 6 ) :
Jika ovum tidak dibuahi sperma, maka korpus luteum akan menghentikan produksi
hormon Estrogen ( Estradiol ) dan Progesteron yang menyebabkan lepasnya ovum
dan meluruhnya lapisan Endometrium dari dinding rahim serta keluar melalui
vagina sebagai darah menstruasi.
b. Fase Pra-ovulasi / Poliferasi (hari ke - 7 – 13) :
Kelenjar Hipofisis ( Pituitaria ) menghasilkan FSH (Folikel Stimulating Hormone)
yang memacu pematangan folikel untuk mengeluarkar hormon Estrogen ( Estradiol
). Adanya hormon Estrogen ( Estradiol ) inilah yang menyebabkan pembentukan
kembali lapisan Endometrium.Selain itu, Estrogen ( Estradiol ) juga menyebabkan
serviks (leher rahim) menghasilkan lendir yang bersifat basa untuk mendukung
kehidupan sperma.
c. Fase Ovulasi / Masa Subur (hari ke – 14) :
Akibat peningkatan kadar Estrogen ( Estradiol ), maka akan menghambat
pengeluaran FSH sehingga kelenjar hipofisis menghasilkan LH (Luteinizing
Hormone) yang memacu pelepasan Oosit sekunder dari folikel yang disebut :
Ovulasi.
d. Fase Pasca Ovulasi / Luteal (hari ke – 15 – 28) :
Folikel yang telah mengeluarkan Oosit sekunder (Folikel de Graaf) akan mengkerut
dan menjadi korpus luteum yang mengeluarkan hormon Progesteron dan sedikit
hormon Estrogen. Akibatnya lapisan Endometrium menebal dan siap menerima
perlekatan embrio bila terjadi fertilisasi (pembuahan). Namun, jika tidak terjadi
fertilisasi, korpus leteum akan berubah menjadi korpus albikans dan selanjutnya
dinding rahim (lapisan Endometrium) akan meluruh menjadi darah menstruasi.

Grafik Siklus Menstruasi


7. Pembuahan dan Perkembangan Embrio
Saat terjadi ovulasi, ovum yang matang akan keluar dari ovarium dan ditangkap oleh
infundibulum (fimbriae). Bila saat itu ada sperma yang masuk, maka akan terjadi
pembuahan (fertilisasi) di tubafallopii sehingga terbentuk zigot. Selanjutnya zigot akan
membelah menjadi embrio dan melekat di dinding rahim (implantasi). Setelah embrio
melekat, akan terbentuk plasenta antara embrio dengan dinding rahim. Fungsi plasenta,
antara lain :
a. Mensuplai sari – sari makanan dan oksigen dari ibu ke janin
b. Membuang sisa – sisa metabolism dari janin ke ibu
c. Mencegah masuknya bibit penyakit dan bahan kimia ke tubuh janin
d. Memberikan sistem kekebalan tubuh (imunitas) dari ibu ke janin

Proses Fertilisasi
Secara berurutan proses kehamilan hingga menjelang kelahiran sebagai berikut :
a. Bulan I : zigot – morula – blastula – gastrula – embrio – bayi. Lambung, otak, jantung,
hati, telinga terbentuk dengan berat 0,02 gram dan ukuran 0,4 cm.
b. Bulan II : lengan, kaki, mata, mulut, bibir terbentuk dengan berat 1 gram dan ukuran 3
cm.
c. Bulan III : Semua organ tubuh sudah terbentuk, kepala dan anggota badan dapat
digerakkan dengan berat 4 gram dan ukuran 8,7 cm.
d. Bulan IV : janin mulai aktif bergerak dan dapat dirasakan oleh ibunya dengan berat 100
gram dan ukuran 14 cm.
e. Bulan V : janin member reaksi terhadap suara keras dengan menendang dan menggeliat.
f. Bulan VI : janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan kepala memutar ke bawah.
g. Bulan VII : janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
h. Bulan VIII : janin beratnya sekitar 3.600 gram dengan ukuran panjang 35 cm.
i. Bulan IX : janin siap untuk dilahirkan.

Perkembangan Janin dalam kandungan


SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat yang digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urine. Zat yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh
melalui pembuluh darah kapiler ginjal, masuk dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh
tubuh. (Syaifuddin, 2011).

Fungsi utama sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan elektrolit.
Elektrolit terdiri dari ion-ion yang kemudian larut dalam air dan keseimbangan terjadi ketika
elektrolit yang masuk dalam tubuh sama dengan yang dilepaskan. Hidrogen merupakan salah
satu ion yang mempengaruhi konsentrasi larutan dan keseimbangan asam basa atau pH.
Fungsi utama yang lain adalah pengeluaran toksik hasil metabolisme, seperti komponen-
komponen nitrogen khususnya urea dan kreatinin (Tarwoto, 2009). sistem perkemihan
merupakan sistem rangkaian organ yang terdiri atas ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.

1. Ginjal
Kedua ginjal terletak di antara di kavitalis abdominis bagian atas, di kanan dan kiri
kolumna vertebralis di belakang peritoneum (retroperitoneal). Bagian atas ginjal
menempal pada permukaan bawah diafragma dan di lindungi oleh rangka iga. Ginjal
tertanam pada jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan dan di selimuti oleh
membrane jaringan ikat fibrosa yang di sebut fascia renalis, yang membantu menahan
ginjal pada tempatnya (Valerie c. Scanlon, 2007)
Setiap ginjal memilki lekukan yang di sebut hilus di sisi medialnya. Pada hilus, arteri
renalis memasuki ginjal, sedangkan vena renalis dan ureter keluar. Arteri renalis adalah
salah satu cabang aorta abdominalis , vena renalis mengirim darah ke vena kava
inferior. Ureter membawa urine dari ginjal ke vesika urinaria.
2. Fungsi Ginjal
a. Mempertahankan keseimbangan kadar asam atau basah dari cairan tubuh.
b. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis racun.
c. Mempertahankan susasana keseimbangan cairan.
d. Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatimin, dan
amoniak.
f. Sekresi rennin: bila tekanan darah turun, sel-sel jukstaglomerulus di dinding atriol
g. Sekresi eritropoietin: hormone ini di sekresi bila kadar oksigen drah rendah.
h. Aktivasi vitamin D: vitamin D terdapat dalam berbagai bentuk yang nantinya akan di
ubah menjadi kaliseferol oleh ginjal.
3. Struktur Bagian dalam Ginjal
Pada korona atau bagian depan ginjal, dapat dibedakan menjadi tiga area daerah
terluar di sebut korteks renalis yang di susun oleh korpuskulum renalis dan tubulus
kontortus. Daerah tengah adalah medulla renalis yang di susun oleh lengkung henle
dan tubulus kolektivus (bagian dari nefron), medulla renalis terdiri atas potongan-
potongan berbentuk baji yang di sebut piramides renalis. Ujung masing-masing
pyramid adalah apeks atau papilla. Daerah ketiga adalah pelvis renalis, daerah ini
tidak berbentuk selapis jaringan, tetapi merupakan sebuah rongga yang di bentuk oleh
perluasan ureter dalam ginjal pada hilus. Perluasan pelvis ginjal berbentuk corong,
yang di sebut kaliks, menyelubungi papilla piramides renales. Urine mengalir dari
piramides renales ke dalam kaliks, kemudian ke pelvis renalis dan keluar ke ureter.
4. Nefron
Nefron adalah unit structural dan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri atas kira-kira
1 juta nefron. Di dalam nefron, dengan pembuluh darah yang berkaitan denganya,
urine terbentuk. Setiap nefron terdiri atas 2 bagian besar yaitu :
a. Korpulus Renalis
Sebuah korpulus renalis terdiri atas sebuah glomerulus yang di kelilingi oleh
kapsul bowman. Glomerulus adalah suatu jaringan kapiler yang di bentuk dari
sebuah arteriol aferen dan sebuah arteriol eferen. Diameter arteriola eferen lebih
kecil daripada arteriola aferen, yang membantu mempertahankan tekanan darah
yang tinggi di dalam glomerulus.
Kapsul bowman (kapsula glomerulus) adalah ujung perluasan tubulus renalis
yang menutupi glomerulus. Lapisan dalam kapsul bowman memiliki pori dan
sangat permeable. Celah antara lapisan dalam dan lapisan luar kapsula bowman
berisi filtrasi ginjal, cairan yang berasal dari darah dalam glomerulus, dan
kemudian di ubah menjadi urine.
b. Tubulus Renalis
Tubulus renalis adalah lanjutan kapsula bowman yang terdiri atas bagian-bagian
berikut:tubulus kontortus proksimal(dalam korteks renalis),lengkung Henle (atau
lengkung nefron,dalam medulla renalis),dan tubulus kontortus distal (dalam
korteks renalis). Tubulus kontortus distal dari beberap nefron bergabung menjadi
sebuah tubulus kolektifu. Beberapa tubulus kolektivus kemudian bergabung
untuk membentuk sebuah duktus papilaris,yang akan mengalirkan urine ke dalam
kaliks di pelvis renalis
Seluruh bagian tubulus renalis dikelilingi oleh kapiler peritubular,yang tersusun
atas arteriola effren.Kapiler pertibuler akan menerima zat-zat yang
direabsorpsioleh tubulus ginjal, hal ini kan dijelaskan pada bagian pembentukan
urine.
5. Pembuluh Darah Ginjal
Aliran darah ke ginjal merupakan bagian yang penting pada proses pembentukan
urine.Darah aorta abdominalis masuk ke arteri renalis,yang kemudian bercabang-
cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil.Arteri-arteri terkecil akan menjadi
arteriol aferen dalam korteks ginjal.Dari arteriol aferen,darah mengalir masuk ke
gromeruli(kapiler-kapilernya),ke arteriola eferen ke vena-vena dalam ginjal,ke vena
renalis,dan akhirna masuk ke vena kava inferior.Dalam jalur ini terdapat dua susuna
kapiler,dan perlu diingat lagi bahwa dalam kapiler-kapilerini pertukaran antara darah
dan jaringan,di sekitarnya terjadi.Oleh karena itu,didalam ginjal terdapat dua sisi
pertukaran.Pertukaran yang terjadi di kapiler ginjal akan membentuk urine dari
plasma darah.
6. Pembentukan Urin
Pembentukan urine melibatkan tiga proses utama,proses pertama adalah filtrasi
glomerulus,yang berlangsung dikorpuskulum renalis.proses kedua dan ketiga adalah
reabsorpsi dan sekresi tubular,yang berlangsung ditubulus renalis.
a. Filtrasi Glomerulus
Ingat kembali bahwa filtrasi adalah proses tekanan darah mendorong
plasmasehingga zat-zatterlarut keluar dari kapiler.Dalam filtrasi glomerulus
tekanan darah mendorong plasma,zat-zat terlarut serta protein berukuran kecil
keluar dari glomeruli dan masuk kekapsul Bowman.Cairan ini tidak lagi seperti
plasma,dan disebut filtrate ginjal. Tekanan darah didalam glomerulirelatif lebih
tinggi dibandingkan tekanan darah di dalam kapiler lainnya,yaitu sekitar
60mmHg.Tekanan didalam kapsula Bowman sangat rendah, dan lapisan di
dalamnya sangat permeable,sehimgga kira-kira20% sampai 25% darah yang
masuk ke gromeluli menjadi filtrate ginjal di kapsula Bowman.Sel-sel darah dan
protein berukuran besar terlalu besar untuk dikeluarkan dari glomeruli,sehingga
tetap berada didalam darah.Zat-zat sisa larut dalam plasma darah,sehingga dapat
lolos masuk ke filtrat ginjal.Zat-zat yang berguna,seperti nutrien dan mineral,juga
larut dalam plasmadan juga terdapat dalam filtrat ginjal.Oleh karena itu,filtrat
ginjal sangat miripdengan plasma darah,tetapi filtrat ginjal mempunyai protein
yang lebih sedikit,dan tidak ada sel-sel darah didalalamnya.
Laju Filtrasi Ginjal(Glomerular Filtration Rate,GFR)adalah jumlah filtrat ginjal
yang terbentuk oleh ginjal dalam satu menit;rata-rata 100 sampai 125 ml per
menit. GFR dapat berubah jika laju aliran darah melalui ginjal berubah.Jika aliran
darah meningkat,GFR akan meningkat dan akan lebih banyak filtrat dibentuk.Jika
aliran darah turun(seperti yang terjadi setelah perdarahan hebat),GFR akan turun,
sehingga filtrat yang dibentuk sedikit haluaran urine turun.
b. Reabsorpsi Tubulus
Reabsorpsi tubulus berlangsung dari tubulus renalis ke kapiler pertibuler.Dalam
waktu 24 jam,ginjal membentuk 150 sampai 180 liter filtrate,dan haluaran urine
normal selama waktu itu adalah satu sampai dua liter.Karena itu tampak bahwa
sebagian besar filtrate ginjal tidak menjadi urine.Sekitar 99% filtrat direabsorpsi
kembali ke dalam darah kapiler pertibuler.Hanya sekitar 1% filtarat akan masuk
ke pelvis ginjal sebagai urine. Sebagian besar reabsorpsi dan sekresi (sekitar 65%)
terjadi di tubulus kontortus proksimal,yang sel-selnya mempunyai mikrofil yang
berfungsi memperluas permukaannya. Tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus juga mempunyai fungsi penting dalam reabsorpsi air.
 Transpor Pasif: sejumlah ion negative di kembalikan ke dalam darah di reabsorpsi,
setelah di reabsorpsi ion-ion positif karena terjadi tarik menarik antara muatan yang
berbeda.
 Osmosis: reabsorpsi air mengikuti reabsorpsi mineral, terutama ion natrium.
 Pinositosis: protein berukuran kecil terlalu besar untuk di reabsorpsi dengan transfor
aktif.
7. Eliminasi Urine
Eliminasi urine terbagi menjadi tiga yaitu ureter, vesika urnaria dan uretra yang tidak
mengubah komposisi maupun jumlah urine, tetapi bertanggung jawab terhadap
pembuangan urine secara periodik.
a. Ureter
Ureter merupakan saluran yang berbentuk tabung dari ginjal ke bladder, pajangnya
25-30 cm dengan diameter 6 mm. Berjalan mulai dari pelvis renal setinggi lumbal
ke-2. Posisi ureter miring dan menyempit di 3 titik yaitu, di titik asal ureter pada
pelpis ginjal, titik saat melewati pinggiran pelpis dan titik pertemuan dengan
kandung kemih. Ada 3 lapisan jaringan pada ureter yaitu epitelmukosa, bagian
tengah lapisan otot polos dan bagian luarnya lapisan fibrosa.
b. Lokasi ureter
Pars abdominalis ureter : dalam kavum abdomen ureter terletak dibelakang
peritoneum sebelah media anterior muskulos psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa.
Pars pelvis ureter : pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari
kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskiadika mayor dan tertutup
oleh peritoneum.
Ureter pada pria : uretra pada pria terdapat dalam fisura seminalis, bagian atasnya
disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. selanjutnya
ureter berjalan obligue sepanjang 2 cm didalam dinding kandung kemih pada sudut
lateradari trigonum vesika.
Ureter pada wanita : uretra pada wanita terdapat dibelkang fosa ovarika berjalan ke
bagian medial dan kedepan bagian lateralis serviks uterus, bagian atas vagina
untukmencapai fundus vesika urinaria.
Pembuluh darah ureter
 Arteri renalis
 Arteri spermatika interna
 Arteri hipogastrika
 Arteri vesikalis inferior

SISTEM PERSARAFAN

Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai
tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat
pengendali tanggapan.

1. Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan
oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera,
dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
2. Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja serasi
sesuai dengan fungsi masing-masing.
3. Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan
di sekitarnya. karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan saraf
terdapat pada seluruh alat tubuh.

Sel Saraf atau Neuron bergabung membentuk suatu jaringan saraf. Ujung dendrit dan
Ujung aksonlah yang menghubungkan suatu sel saraf satu dan sel saraf lainya. Menurut
Fungsinya, ada tiga sel saraf yaitu:

a. Sel saraf sensorik


Sel saraf sensorik ialah suatu sel saraf yang memiliki fungsi untuk menerima suatu
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dan dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol
untuk membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
b. Sel saraf motorik
Sel saraf motorik ialah suatu sel saraf yang memiliki fungsi untuk membawa impuls
saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini
memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
c. Sel saraf penghubung
Sel saraf penghubung ialah suatu sel saraf yang banyak terdapat di dalam suatu otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut memiliki fungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel
saraf motorik.
Sel Glial
Sel Glial memiliki fungsi diantaranya untuk memberi suatu nutrisi pada sel saraf.
Macam-macam neuroglia diantaranya yaitu astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan
makroglia.

SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein
atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh.

Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan
hormon. Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe
hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu

Hormon adalah zat kimiawi yang bias menggerakan tubuh sebagai respon agar
stabilitas tubuh terjaga. Hormon juga berasal dari bahasa yunani, yaitu hormaen yang artinya
menggerakkan. Hormon juga sejatinya adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh
namun tak diragukan lagi fungsi dan kegunannya.

Fungsi Hormon adalah:

1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh


2. Memacu reproduksi
3. Mengatur tingkah laku

Karakteristik Sistem Endokrin

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan
di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal. Hormon disekresi
dalam salah satu dari tiga pola berikut :

1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam
hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan
siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Fungsi Sistem Endokrin secara Umum antara lain :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

Sel-sel Penyusun Organ Sistem Endokrin

Sel-sel penyusun organ sstem endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel
tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel
neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut
sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus
disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar-
benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke
dalam darah (cairan tubuh).

Macam-Macam Kelenjar Endokrin dan Letak Masing-Masing Kelenjar serta Fungsinya

Dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis kelenjar endokrin untuk memproduksi
hormon, yaitu:

a. Berdasarkan Aktivitasnya :
 Kelenjar yang bekerja sepanjang masa

Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusiadan
akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehinggatidak
terbatas pada usia. Contoh: Hormon metabolisme.

 Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu

Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai
prosesperkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi
dalamtubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada
saatusia pubertas. Contoh: Hormon kelamin.

 Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu

Hormon golongan ini bekerja pada saat manusia itu dilahirkan sampai pada usia
tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh organ-organ tubuh
manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ
tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan
persyaratan kedewasaan sel. Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh
mulai memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini
bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa pertumbuhan). Contoh:
Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.

b. Berdasarkan letaknya :

 Kelenjar Hipofisis/pituitari di dasar cerebrum, di bawah hipotalamus

Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofisis. Aktivitas
endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang
menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitari yang mengatur pembentukan dan
sekresi hormon hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis dihubungkan oleh
infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari
masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ
dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang
dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofisis, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofisis yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon
tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.

Kelenjar hipofisis berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di
dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian
belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak).
Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun
setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah
berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi.2.
Kelenjar pineal/epipisis di cerebrum

 Kelenjar pineal/epipisis di cerebrum

Ada dua macam hormon yang ada pada kelenjar ini, yaitu:

1. Hormon melatonin: warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga


mengaturrasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih
banyak biladibandingkan dengan orang dewasa.
2. Hormon vasotocin (Mammalia): mirip fungsinya dengan vasopresin dan oksitosin
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa banyak fungsi yang terdapat pada tubuh manusia, salah satunya
adalah fungsi dari sistem reproduksi untuk menambah keturunan, sistem perkemihan, sistem
persarafan dan fungsi dari sistem endokrin.

Dapat pula disimpulkan bahwa masing-masing dari sistem yang terdapat pada tubuh
manusia memiliki sistem yang berbeda-beda dan sesuai dengan nama-nama sistem tersebut.

3.2 Saran

Dari sistem tersebut pada tubuh manusia kita dapat mempelajari apa-apa saja fungsi dari
berbagai sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://gurupintar.com/threads/jelaskan-apa-fungsi-utama-sistem-reproduksi.2104/

https://dosenbiologi.com/manusia/alat-reproduksi-manusia

http://hisham.id/2015/08/organ-sistem-urin-manusia-dan-fungsinya.html

http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-9-bagian-dan-fungsi-sistem.html

http://www.spengetahuan.com/2015/03/12-anatomi-tubuh-manusia-dan-fungsinya-secara-
lengkap.html
PAPER ILMU DASAR KEPERAWATAN

FUNGSI TUBUH MANUSIA SECARA UMUM, SISTEM REPRODUKSI,


PERKEMIHAN, PERSARAFAN DAN ENDOKRIN

Oleh

Nama : NI MADE AYU PRIYASTINI

NIM : 17.321.2695

Kelas : A11-A

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


2017/2018

Anda mungkin juga menyukai