Anda di halaman 1dari 32

SISTEM REPRODUKSI

PADA
MANUSIA
KELOMPOK 1 :
- ANTONIUS HERI N.
- CHRISTINE OCTAVIYANA P.
- DAYTRICH RAYNALD
- DEA ANANTA
- DE KRSNA W.
- DELLA ADELIA
A. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN
REPRODUKSI PRIA
Struktur dan fungsi organ pada pria

Organ bagian luar

1. Penis

Di dalam penis terdapat 3 rongga. Dua rongga bagian atas


tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga
di bawah nya tersusun atas jaringan spons korpus spogiosum.

2. Skrotum

Di dalam skrotum terdapat otot lurik yg berfungsi mengatur


suhu disekitar testis agar selalu stabil. Pengaturan suhu akan
dilakukan dengan mengerutkan atau melonggarkan skrotum
hingga testis bergerak mendekat atau menjauhi tubuh.
Organ bagian dalam

1.Testis
befungsi memproduksi spema melalui proses
spermatogenesis yang dibantu testosteron (hormon kelamin
pria). Di dalam testis terdapat saluran” halus yg disebut
tubulus seminiferus.

2. Saluran kelamin
1. epidermis : sebagaitempat pematangan
danpenyimpanan spermasementara.
2. vas deferens : sebagaisaluran yang dilalui spermadari
epidermis menujuvasikula seminalis (kantungsperma).
3. saluran ejakulasi : untukmengeluarkan spermamenuju
uretra.
4. uretra : sebagai salurankelamin dari vasikulaseminalis
dan saluran urine dari kantong kemih
3. Kelenjar kelamin

1. vasikula seminalis :sebagai sumber energi untukmemudahkan


gerakansperma.
2. kelenjar prostat : memberisuasana basa pada cairansperma3.
3. kelenjar cowper :menghasilkan cairan bersifatbasa

Proses-proses yang melibatkan organ reproduksi pria


spermatogenesis melibatkan yaitu :
1. Spermatogonium merupakan penghasil sperma.
2. Sel sertoli merupakan pemberi nutri spermatozoa.
3. Sel leydig merupakan penghasil hormon testosteron.
Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon berikut
1) LH (Luteinizing Hormone) : berfungsi merangsang sel leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron.
2) FSH (Follicle Stimulating Hormone) : merangsang sel sertoli untuk
menghasilkan ABP.
Spermatogenesis terjadi melalui 3 tahap yaitu :
1. Tahap pengadaan, sel primordial mengalami pembelahan
mitosis berulan-ulang dan memebentuk spermatogonia.
2. Tahap pertumbuhan, spermatogonium bersifat diploid.tumbuh
dan berkembang membentuk spermatosit primner (diploid)
3. Tahap pematangan, spermatosit primer mambelah secara
meiosis membentuk dua spermatosit sekunder (haploid).
Selanjutnya, membelah secara meiosis membentuk 4 buah
spermatid (haploid). Proses ini dipengaruhi oleh hormon
testosteron.
B. STRUKTUR DAN FUNGSI
ORGAN REPRODUKSI WANITA
Alat reproduksi wanita bagian luar
Ada dua fungsi utama dari alat reproduksi wanita bagian luar, yaitu untuk
memudahkan sperma masuk ke dalam organ reproduksi bagian dalam, serta
melindunginya dari organisme penyebab infeksi.
Organ-organ reproduksi wanita bagian luar, dikelompokkan menjadi satu dalam
area yang disebut sebagai vulva. Berikut ini organ yang termasuk dalam sistem
reproduksi wanita bagian luar.
1. Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak yang mengelilingi tulang pubis. Jaringan ini
mengandung kelenjar untuk mengeluarkan minyak dengan feromon, yang
meningkatkan daya tarik seksual.
2. Labia mayor
Labia mayor merupakan pintu gerbang yang melindungi organ reproduksi wanita
bagian luar lainnya. Sesuai namanya, organ ini berukuran besar. Pada labia
mayor, terdapat kelenjar keringat dan sebaceous, yang memproduksi cairan
lubrikasi.
Saat seorang perempuan memasuki masa pubertas, labia mayor akan mulai
4. Klitoris
Labia minor sisi kiri dan kanan, bertemu di tengah atas, yaitu pada klitoris. Klitoris
adalah benjolan kecil yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Bisa dibilang,
organ ini memiliki fungsi serupa penis pada pria.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang dinamakan prepuce. Seperti halnya penis,
klitoris juga dapat mengalami ereksi.
5. Vestibular bulbs
Vestibular bulbs adalah dua bagian panjang pada pembukaan vagina, yang berisi
jaringan erektil. Saat seorang wanita merasa terangsang, bagian ini akan terisi
banyak darah, dan membesar.
Setelah wanita mengalami orgasme, darah di dalam jaringan tersebut akan kembali
mengalir ke tubuh.
6. Kelenjar bartolin
Kelenjar bartolin memiliki ukuran kecil, berbentuk seperti kacang yang berada di
pembukaan vagina. Fungsi organ ini adalah untuk mengeluarkan lendir dan
melumasi vagina, saat melakukan hubungan seksual.
Alat reproduksi wanita bagian dalam
Lebih dalam dari vulva, terdapat organ reproduksi wanita bagian dalam.
Berikut ini adalah bagian-bagian yang termasuk di dalamnya.
1. Vagina
Vagina adalah suatu area dengan bentuk seperti saluran, yang lentur
dan berotot. Vagina terletak di antara uretra dan rektum (anus), dengan
panjang sekitar 7,5-10 cm.
Bagian atas vagina terhubung dengan serviks. Sementara itu, bagian
bawahnya terbuka ke arah luar.
Saat seorang perempuan melakukan hubungan seksual, vagina akan
merenggang, melebar, dan dipenuhi oleh aliran darah, sebagai
persiapan dari penetrasi. Vagina juga merupakan saluran tempat
keluarnya lendir seviks dan darah menstruasi.
Saat proses persalinan, bayi akan keluar dari uterus menuju ke saluran
vagina.
2. Serviks
Serviks atau leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang menghubungkan rahim
dengan vagina. Serviks berbentuk seperti tabung, yang berfungsi untuk melindungi
rahim dari infeksi, dan sebagai jalan masuk sperma saat berhubungan seksual.
3. Uterus
Uterus atau rahim adalah suatu ruang kosong yang berbentuk seperti buah pir dan
berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin. Uterus terletak di antara kandung
kemih dan rektum.
4. Tuba falopi
Tuba falopi atau saluran tuba berbentuk seperti pembuluh kecil yang menempel pada
bagian atas rahim. Organ ini berfungsi sebagai jalan yang dilalui oleh sel telur, untuk
berpindah dari ovarium ke rahim.
Tuba falopi juga merupakan tempat terjadinya pembuahan. Setelah pembuahan
terjadi, sel telur yang telah dibuahi, kemudian bergerak menuju rahim, untuk
ditanamkan di dinding rahim.
5. Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah jaringan kecil berbentuk oval yang berada di rahim.
Ovarium berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon seks perempuan, yang
kemudian akan dilepaskan ke aliran darah.
PROSES – PROSES YANG MELIBATKAN ORGAN REPRODUKSI
WANITA

1) Oogenesis
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur) Sel telur
ini terbentuk melalul oogenesis yang terjadi di dalam ovarium. Oogenesis
terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan,
dan tahap pematangan.

a) Tahap penggandaan terjadi dalam ovariumjanin ketika masih dalam


kandungan Pada tahap penggandaan, sel primordial mengalami
pembelahan mitosis membentuk oogonia (tunggal oogonium) yang
bersifat diploidb) Tahap pertumbuhan terjadi pada ovarium bayi.

b) Pada tahap pertumbuhan oogonium mengalami pembelahan


mitosis membentuk oosit primer (diploid) Oosit primer berada dalam
keadaan dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami
masa puber
c.) Tahap pematangan dimulai pada masa puber Pada masa puber
terjadi perubahan hormonal dalam tubuh anak perempuan.
Perubahan tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara
melasts menghasilkan oosit sekunder (berukuran besar) dan badan
polar 1 (berukuran kecil). Oosit sekunder berhenti mengalami
pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis II ini kemudian
dilanjutkan setelah sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan
Ini, oosit sekunder menghasilkan ootid (haploid) dan badan polar II
(haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi ovum dan
badan polar II mengalami degenerasi. Badan polar I juga akan
mengalami pembelahan menjadi dua badan polar. Namun, kadang-
kadang badan polarI mengalami degenerasi sebelum mengalami
pembelahan.

Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilizinyang mempunyai


beberapa fungsi berikut.

(1) Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.


(2) Menarik sperma secara kemotaksis positif.
(3) Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.
2) Siklus
MenstruasiSeorang wanita dewasa setiap bulan melepaskan satu sel
telur matang dari salah satu ovariumnya. Apabila tidak terjadi fertilisasi
akan terjadi pendarahan yang disertai luruhnya sel telur dan lapisan
endometrium. Pendarahan ini disebut menstruasi. Menstruasi terjadi
secara periodik sehingga disebut siklus menstruasi. Pada umumnya
siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus menstruasi terdiri
atas empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi,
dan fase pascaovulasi.
a) Fase Menstruasi
Fase ini terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma. Dalam keadaan
tersebut korpus luteum menghentikan produksi estrogen dan
progesteron. Akibatnya, ovum meluruh bersama-sama dengan
endometrium. Kondisi ini ditandai adanya pendarahan melalui vagina.
b) Fase Praovulasi (Fase Folikel)
Pada fase praovulasi, hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin yang
merangsang pembentukan follicle stimulating hormone (FSH). FSH merangsang
pembentukan folikel yang mengelilingi oosit primer hingga matang. Ovum
matang yang diselubungi folikel disebut folikel de Graff. Folikel de Graff
kemudian menghasilkan estrogen yang merangsang pembentukan
endometrium. Estrogen juga memengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir
bersifat basa. Lendir itu akan menetralkan sifat asam dalam serviks sehingga
sperma mampu hidup di dalamnya.

c) Fase Ovulasi
Fase ovulasi adalah fase terjadinya pelepasan sel telur matang dari permukaan
ovarium. Fase ini biasanya terjadi pertengahan siklus, sekitar dua minggu atau
lebih sebelum menstruasi dimulai. Adanya peningkatan kadar esterogen
mengakibatkan terhambatnya pembentukan FSH sehingga hipofisis
Melepaskan luteinzing hormone (LH).
LH merangsang terjadinya ovulasi.
d.) Fase Pasca Ovulasi
Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada
tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga
endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio
untuk berkembang.

No Hormon Fungsi

1. Hormon FSH a. Merangsang pembentukan folikel de graff dala,m ovarium,


b. Memacu pembentukan estrogen
2. Hormon estrogen a. Merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi LH
b. Menghambat pertumbuhan FSH.
3. Hormon LH a. Merangsang ovulasi dan perkembangan korpus luteum
b. Merangsang ovarium untuk memproduksi progesteron
4. Hormon Progesteron a. Memacu pembentukan endometrium uterus hingga siap untuk implantasi
embrio
b. menghambat produksi FSH oleh kelenjar hipofisis
c. menghambat produksi LH
3.) Fertilisasi, Gestasi, dan Persalinan
fertilisasi adalah peleburan antara sel telur dengan sperma,fertilisasi
terjadi didalam tuba fallopi dan menghasilkan zigot. Zigot kemudian
mengalami pembelhan berulang ulang sampai 32 sel yang
berkelompok yang disebut morula. Morula mengalami pembelahan
membentuk blastula.sel sel bagian dalam blastula berkembang
menjadi calon embrio yang dilindungi oleh dua lapisan ,yaitu ektodern
dan endodern. Selanjutnya blastula berkembang menjadi gastrula.
Pada fase gastrula, di antara ektoderm dan endoderm terbentuk
lapisan mesoderm. Semua bagian tubuh manusia terbentuk dari ketiga
lapisan ini.
a) Ektoderm membentuk epidermis kulit dan sistem saraf.
b) Endoderm membentuk saluran dan kelenjar pencernaan.
c) Mesoderm membentuk rangka, otot, sistem peredaran darah,
sistem ekskresi,dan system reproduksi.
Selama berlangsungnya kehamilan, terbentuk beberpa
membran yaitu :
a.) sakus vitelinius
merupakan tempat pembentukan sel darah dan pembuluh
darah.
b.) korion
korion dengan jaringan endometrium ibu membentuk plasenta
yang berfungsi dalam pertukaran gas,makanan,dan zat sisa
antara janin dan ibu.
c.) amnion
merupakan kantong berisi cairan tempat embrio berada yang
berfugsi melindungi janin dari tekanan,benturan,atau
perubuhan suhu drastis.
d.) alantois
merupakan membran pembentukan tali pusar yang berfungsi
menyalurkan makanan dan oksigen dari ibu serta
mengeluarkan zat sisa janin.
Pada saat usia kehamilan mencapai 38 minggu, bayi siap dilahirkan.
Proses persalinan diawali dengan kontraksi uterus yang dipengaruhi
hormon berikut :
a.) estrogen dihasilkan oleh plasenta
b.) oksitosin dihasilkan oleh hipofisi ibu dan janin
c.) prostagladin dihasilkan oleh membran pada janin
Selain ketiga tersebut terdapat hormon relaksin yang melunakkan
serviks dan melonggarkan tulang panggul. Adanya perubahan
hormonal dan kontraksi otot mengakibtakn serviks membuka dan
selanjutnya selaput amnion pecah dan cairan didalamnya keluar dan
kemudian bayi lahir.

Setelah bayi lahir, ASI biasanya sudah diproduksi dalam kelenjar


payudara. Kelenjar payudara dipengaruhi oleh hormon
mammotropin,hormon lain yang mempengaruhi sekresi ASI yaitu
hormon prolaktin yang berfungsi meningkatkan sekresi ASI pada
minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi. ASI yang
dikeluarkan pertama kali berwarna kekuningan yang disebut
Kolostrum yang mengandung zat antibodi yang tingi.
C. Penyakit Dan Gangguan Sistem Reproduksi
Pada Manusia

Penyakit pada sistem reproduksi umumnya terjadi karena infeksi mikroorganisme tertentu.
Penyakit ini menular melalui hubungan seksual dan juga dapat ditularkan oleh cairan
darah, dan juga pada ibu hamil yg menderita PMS (Penyakit Menular Seksual) kepada
bayinya.
A. Keputihan
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan keluarnya cairan kental
berwarna putih dari vagina. Penyakit ini dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri
chlamydia trachomatis (penyakit klamidiasis) dan infeksi jamur candida albicans
(penyakit kandidiasis).Pad penyakit klamidiasis ini bisa menyerang pria, wanita,
bahkan pada bayi. Pada pria, bakteri chlamydia dapat menyerang saluran dalam
penis (uretra). Sedangkan pada wanita, bakteri chlamydia dapat terjadi di organ
panggul. Klamidiasis pada perempuan dapat mengakibatkan kemandulan, radang
saluran kening, robeknya saluran ketuban sehingga terjadinya kelahiran bayi
sebelum waktunya. Pada pria, klamidiais dapat mengakibatkan kemandulan,serta
radang pada saluran kencing. Pada bayi, kurng lebih 60%-70% terkena penyakit
mata atau saluran pernapasan. Pada penyakit kandidiasis hanya terjadi pada
wanita, penyakit ini memiliki gejala berupa keluarnya cairan berwarna putih seperti
susu, bergumpal, terasa gatal dan panas, serta kemerahan pada daerah kelamin.
B. Gonore
Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gonore dapat terjadi pada pria
maupun wanita, namun gejala yang muncul pada pria dan wanita berbeda. Gejala utama
gonore yang muncul pada pria berupa keluarnya nanah dari penis dan rasa sakit saat buang
air kecil. Sedangkan pada wanita, gonore sering kali tidak menimbulkan gejala, namun
terkadang mengakibatkan radang panggul. Di samping itu, gonore juga dapat terjadi pada
bayi akibat tertular dari ibunya selama proses persalinan. Bayi yang terkena gonore akan
mengalami keluhan pada mata.

C. Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menular. Umumnya,
penyebaran akan penyakit sifilis melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui cairan tubuh pengidapnya, yaitu darah
selain dari hubungan intim. Berikut gejala sifilis :
• Sifilis primer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk.
• Sifilis sekunder
Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
• Sifilis laten
Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita.
• Sifilis tersier
Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau jantung.
D. Herpes Genitalis
Herpes Genital adalah penyakit menular seksual pada pria dan wanita, yang
menyebabkan luka melepuh di area kelamin. Namun, penderita herpes genital
juga bisa tanpa gejala.Virus herpes simpleks (HSV) adalah penyebab dari penyakit
herpes genital atau herpes kelamin. Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui
hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital
dari ibu hamil juga dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya. Gejala yg
dialami yaitu munculnya bintik-bintik berair yang terasa nyeri di sekitar kelamin,
kemudian bintik tersebut kemudian pecah dan meninggalkan luka yg kering, lalu
luka tersebut hilang dengan sendirinya.

E. AIDS
Penyakit ini disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency virrus ( HIV). AIDS
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Gejalanya sebagai berikut :
• Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
• Mengalami demam tinggi, diare, dan batuk berkepanjangan
• Kelainan pada kulit dan terjadi iritasi
• Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan.
Selain PMS , organ reproduksi dapat mengalami gangguan tertentu
sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik, berikut beberapa gangguan
yg sering kita temukan pada sistem reproduksi :
1. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan
dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Berikut gejalanya :
• Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.
• Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
• olume darah yang berlebihan saat menstruasi.

2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah gangguan atau kelainan pada sistem reproduksi
pria yg ditandai gagalnya satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum. peristiwa ini terjadi pada saat bayi yg
lahirnya prematur. Bayi yg lahir dalam kondisi ini akan beresiko besar
mengalami kemandulan pada saat dewasa.
3. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah gangguan atau kelainan pada sistem reproduksi
pria yg ditandai dengan adanya penurunan fungsi testis akibat gangguan
hormonal. Gangguan ini dapat mengakibatkan mandul, impotensi, dan
tidak tampaknya ciri seksual sekunder pada pria.

4. Amenore
Amenore adalah gangguan Reproduksi pada wanita yg ditandai tidak
terjadinya menstruasi. Amenore dibedakan menjadi 2 yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya kelainan bawaan pada sistem reproduksi,
kelainan kromosom, penurunan berat badan yang ekstrim.
5. Mioma
Mioma adalah tumor jinak yg tumbuh di sekitar otot rahim. Di atas usia produktif,
mioma akan mengecil kerena kadar estrogen penderita sudah berkurang, gejala
mioma sebagai :
• Adanya gangguan haid, buang air kecil, buang air besar.
• Terjadi pendarahan abnormal.
• Rasa nyeri terutama pada saat menstruasi.
• Jika penderita mioma hamil dapat mengganggu aktivitas kehamilan dan dapat
terjadi keguguran secara tiba-tiba.

6. Penyumbatan pada saluran reproduksi


Penyumbatan pada saluran reproduksi dapat mengakibatkan sulitnya hamil.
Tersumbatnya tuba falopi ini jarang menimbulkan gejala. Namun pada sebagian
wanita, kondisi ini bisa menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan keputihan
yang tidak normal. Penyumbatan atau kerusakan pada tuba falopi bisa
disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:
• Penyakit radang panggul.
• Usus buntu pecah.
• PMS.
• Dll.
E. Merawat dan Menjaga Kesehatan
Sistem Reproduksi

Kesehatan sistem reproduksi berhubungan dengan fungsi


dan proses yang terjadi dalam sistem reproduksi. Setiap
pribadi, baik pria maupun wanita, perlu menjaga kesehatan
sistem reproduksi. Hal ini perlu dilakukan agar kesuburan
atau fertilitas tetap terjaga untuk menghasilkan keturunan.

a. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita


Upaya menjaga kesehatan organ reproduksi wanita,
yaitu dengan menjaga kesehatan vagina. Jika infeksi
vagina tidak segera diatasi akan meluas ke organ
reproduksi lain. Kesehatan vagina dapat dijaga dengan
beberapa cara seperti berikut.
1.) Membersihkan alat kelamin bagian luar menggunakan air bersih setelah
buang air. Saat membersihkan alat kelamin sebaiknya dari arah depan ke
belakang.
2) Menjaga alat kelamin luar agar selalu kering, misal dilap menggunakan
tisu setelah terkena air. Daerah lembap cocok untuk berkembangbiaknya
bakteri dan jamur
3) Menggunakan celana dalam dari bahan yang menyerap keringat dan
tidak terlalu ketat
4) Menghentikan kebiasaan menahan buang air. Menahan buang air dapat
mengakibatkan urine menetes sehingga membasahi celana dalam.
5) Apabila menggunakan obat-obatan antiseptik, cukup dua minggu sekali,
yaitu di pertengahan siklus menstruasi
6) Tidak memberi bedak pada daerah vagina karena dapat menimbulkan
kanker.
7) Segera memeriksakan diri ke dokter apabila ada keluhan
b. Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Pria

Kesehatan sistem reproduksi pria dapat dijaga dengan beberapa cara


seperti berikut.
1) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Suhu panas dapat
mengganggu spermatogenesis
2) Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin sehingga jika
terjadi kelainan dapatsegera ditangani.
3) Melindungi testis selama beraktivitas, misalnya tidak menggunakan
celana terlalu ketat.
4) Menghindari minuman beralkohol dan rokok. Menerapkan pola hidup
sehat, misalnya mengonsumsi makanan bergizi, cukup olahraga, dan
menciptakan ketenangan psikis.
3. Teknologi Reproduksi pada Manusia

a. Teknik Bayi Tabung


Fertilisasi in vitro (bayi tabung) adalah teknik pembuahan sel sperma
dan sel telur yang dilakukan di dalam tabung. Setelah berkembang
menjadi embrio, kemudian dimasukkan ke dalam rahim. Individu
baru yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua induknya.

Proses bayi tabung dimulai dari merangsang tubuh wanita dengan


suntik hormon untuk memproduksi beberapa sel telur sekaligus.
Selanjutnya adalah pengujian melalui tes darah atau ultrasound
untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur. Sebelumnya,
pihak wanita juga akan diberikan suntikan yang akan membantu
mematangkan sel telur yang berkembang dan memulai proses
ovulasi. Selama prosedur pengambilan sel telur, dokter akan
mencari folikel dalam rahim dengan menggunakan metode
ultrasound.
Sel telur kemudian akan diambil dengan menggunakan jarum
khusus yang memiliki rongga. Prosedur ini berlangsung sekitar 30
menit hingga satu jam. Sebagian wanita diberikan obat pereda nyeri
sebelum dilakukan prosedur tersebut, namun bisa juga diberikan
obat penenang ringan hingga dibius total, sel telur segera
dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada
hari yang sama. Kemudian disimpan di dalam klinik untuk
memastikan perkembangannya maksimal, setelah embrio hasil
pembuahan sel telur dan sperma tersebut dianggap cukup matang,
maka embrio akan dimasukkan ke dalam rahim. Dokter akan
memasukkan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke
dalam vagina hingga sampai ke dalam rahim. Untuk memperbesar
kemungkinan hamil, tiga embrio umumnya ditransfer sekaligus, dua
pekan setelah transfer embrio, maka pihak wanita akan diminta
untuk melakukan tes kehamilan.
b. Amniosentesis
Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada
bayi dengan memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di
dalam cairan amnion terdapat sel fetal (kebanyakan kulit janin) yang
dapat dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan biologi.
Amniocentesis selalu dilakukan di bawah panduan ultrasound untuk
menentukan posisi bayi. Tes ini bisa menentukan cacat kromosom,
kelainan bawaan, jenis kelamin, tingkat kematangan paru janin,
infeksi cairan amnion, serta kemungkinan bayi mewarisi gangguan
seperti hemofilia.

Amniocentesis biasanya dilakukan pada minggu ke-16 kehamilan


dengan risiko keguguran kurang dari satu persen. Namun hasilnya
bisa diketahui setelah dua minggu. Durasi yang cukup lama ini
berfungsi meyakinkan apakah anak mempunyai gangguan
kromosom, seperti Down syndrome.
c. Pencitraan Ultrasound
Ultrasound adalah suatu alat pencitraan yang biasanya digunakan
untuk mendiagnosis berbagai penyakit dan kondisi kesehatan
lainnya. Salah satu faktor agar pengobatan berjalan optimal adalah
ketepatan mendiagnosis penyakit. Untuk membantu
mengidentifikasi penyebab penyakit pada pasien, dokter bisa
menggunakan pemeriksaan penunjang, antara lain dengan bantuan
alat USG.
USG atau ultrasonografi adalah teknik menampilkan gambaran atau
citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Dalam mengambil gambar,
alat ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Umumnya USG memakai sebuah alat bernama transducer yang
ditempelkan di kulit untuk memancarkan gelombang suara dengan
frekuensi tinggi. Namun, ada beberapa teknik USG yang perlu
memasukkan transducer ke dalam tubuh.
d. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan dan mengatasi berbagai masalah pada sistem reproduksi
manusia. Berdasarkan sifat kerjanya, kontrasepsi dibedakan menjadi dua, yaitu
kontrasepsi permanen dan kontrasepsi temporer.

1. Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen dilakukan dengan sterilisasi dan dilakukan ketika tidak ingin
memiliki anak lagi.

Tubektomi, yaitu metode bedah untuk menghentikan fertilitas perempuan secara


permanen. Tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan pada
perempuan. Cara kerja KB steril ini dilakukan dengan mengikat atau memotong
saluran tuba falopi, sehingga sel telur tidak akan menemukan jalan menuju rahim dan
begitupula dengan sperma yang tidak mampu mencapai tuba falopi untuk membuahi
sel telur. Meski demikian, sel telur tetap dapat dilepaskan oleh ovarium secara normal
dan tidak mempengaruhi kerja hormon apapun. Itulah sebabnya metode ini bersifat
permanen.
Vasektomi adalah sterilisasi pada pria yang dilakukan dengan menutup saluran
vas defrens yang membawa sperma dari testis ke sistem reproduksi. Bersifat
permanen sehingga kondisi yang telah diubah hampir tidak bisa dikembalikan
seperti semula. Sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat pria ejakulasi.

2. Kontrasepsi Temporer
Kontrasepsi sementara pencegahannya hanya bersifat sementara dan
kemampuan hamil bisa dikembalikan sewaktu-waktu. Kontrasepsi temporer bisa
dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tidak.

Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu memiliki beragam cara dan alat, di
antaranya adalah:
a. Menggunakan alat yang bisa menghalangi ovulasi dengan menggunakan
hormon. Yaitu menggunakan: pil KB, KB susuk, implan, KB Suntik.
b. Menghalangi penempelan embrio, menghalangi fertilisasi sperma dan ovum.
Yaitu menggunakan KB spiral IUD, kondom, koyo ortho evra, diafragma/cervical
cup
c. Menggunakan kontrasepsi darurat dalam bentuk pil. Atau lebih dikenal dengan
after morning, diminum ketika sudah melakukan hubungan tanpa menggunakan
alat pelindung.

Anda mungkin juga menyukai