Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Shafa Azzahra

Kelas : DIV B Tingkat 1


NIM : PO714203221052

SOAL ANATOMI FISIOLOGI

1). Tuliskan organ yang menyusun sistem reproduksi pria dan wanita baik eksternal dan insternal
2). Tuliskan fungsi dari masing masing organ tsb
3). Jelaskan mekanisme pembentukan sperma (spermatogenesis)
4). Jelaskan mekanisme terjadinya menstruasi
5). Jelaskan mekanisme menyusui (laktasi)

JAWABAN
1. A) Organ reproduksi pria
• Penis
• Skrotum
• Testis
• Epididimis
• Saluran Uretra
• Vesikula seminalis
• Kel2.enjar Prostat
• Kelenjar cowper
B) Organ reproduksi wanita
• Vagina
• Servis
• saluran telur atau tuba fallopi
• Indung telur
• Rahim
2. Fungsi dari organ reproduksi pria

 Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya
sperma.
 Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi
sperma. Pada skrotum terdapat dua buah testis.
 Testis adalah alat kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi
sperma dan hormon testosteron.
 Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah sebagai
tempat penyimpanan sperma sementara.
 Saluran uretra adalah saluran yang terdapat dalam penis dan merupakan akhir
dari saluran reproduksi. Perannya adalah sebagai saluran keluarnya sperma dan
urine.
 Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang menghasilkan zat yang berisi basa
(alkali), fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein
pembekuan.
 Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Fungsinya adalah
menghasilkan cairan yang bersifat asam.
 Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah
untuk melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam
yang tersisa dalam uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi
kerusakan pada sperma selama ejakulasi

Fungsi organ reproduksi wanita

 Vagina adalah saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim


sekaligus tempat mengalirnya darah menstruasi dan saluran keluarnya bayi.

 Servis merupakan struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka
ke arah vagina.
 Saluran telur atau tuba fallopi atau oviduk terdapat sepasang di tiap tubuh
perempuan, yaitu di kanan dan kiri. Oviduk memanjang ke arah samping dari
uterus. Fungsinya adalah membawa sel telur dari infundibulum ke rahim. Pada
saluran inilah terjadi fertilisasi atau pembuahan.
 Indung telur merupakan tempat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam
folikel, sel telur atau ovum dikembangkan. Folikel juga menghasilkan hormon
perempuan, yaitu estrogen dan progesteron.
 Rahim berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin setelah sel telur dibuahi
oleh sel sperma. Dinding rahim (endometrium) berperan dalam pembentukan
plasenta.

3. Mekanisme Pembentukan Sperma

Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus


terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang meng alami kekhususan. Sel
germinal ini disebut spermatogonium (jamak = spermatogonia). Setelah mengalami
pematangan, spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus
(mitosis). Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23
pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit
primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara
meiosis (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan
bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah
diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid
berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma
menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17
hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari
sel-sel sertoli.

Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan
ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti
haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini
berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat
mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.

4. Mekanisme terjadinya Menstruasi


Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating
Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, mencetuskan ovulasi dan
menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen danprogesteron. Estrogen dan
progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk
memungkinkan terjadinya pembuahan (Sinaga et al., 2017).
Menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase folikuler (sebelum telur dilepaskan), fase ovulasi
(pelepasan telur) dan fase luteal (setelah sel telur dilepaskan). Menstruasi sangat berhubungan
dengan faktor-faktor yang memengaruhi ovulasi, jika proses ovulasi teratur maka siklus
menstruasi akan teratur.
Fase-fase yang terjadi selama siklus menstruasi:
a. Fase folikuler yang dimulai pada hari pertama periode menstruasi.
b. Fase ovulasi biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah fase folikuler. Fase ini adalah titik
tengah dari siklus menstruasi, dengan periode menstruasi berikutnya akan dimulai sekitar 2
minggu kemudian.
c. Fase luteal dimulai tepat setelah ovulasi dan melibatkan banyak proses.

5. Mekanisme Menyusui (laktasi)


Reflek yang penting dalam mekanisme isapan bayi terbagi menjadi tiga menurut Marliandiani
(2015) yaitu:
1.Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir, pipi disentuh, dan bayi akan menoleh kearah sentuhan. Bibir bayi
dirangsang dengan puting susu, maka bayiakan membuka mulut dan berusaha menangkap puting
susu.
2.Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai
palatum, maka sebagian besar areola harus masuk kedalam mulut bayi. Dengan demikian, sinus
laktiferus yang berada di bawah areola tertekan antara gusi, lidah, dan palatum sehingga ASI keluar.
3. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka bayi akan menelannya.

Anda mungkin juga menyukai